Asnah, Dra.Apt.M.Kes
BIOAVAILABILITAS OBAT
A. TUJUAN : 1. T.I.U. : Mhs. akan dapat memilih obat dan menulis resep yang rasional
2. T.I.K. : Mhs. akan dapat memilih bentuk sediaan obat, cara dan waktu pemberian yang tepat, untuk menunjang penulisan resep yang rasional
B. POKOK BAHASAN :
BIOAVAILABILITAS OBAT C. SUBPOKOK BAHASAN : 1. Definisi dan pengertian Bioavailabilitas obat 2. Factor yang mempengaruhi bioavailabilitas 3. Proses pelepasan dan pelarutan obat dari bentuk sediaan 4. Proses absorpsi obat di membran saluran pencernaan 5. Bioavailabilitas dari berbagai bentuk sediaan dan cara pemberian.
TERAPI BERHASIL
EKSKRESI
METABOLISME
DISTRIBUSI ABSORPSI KEMAMPUAN BTK SEDIAAN UNTUK MELEPASKAN OBAT SETELAH PEMBERIANNYA KEPADA PASIEN
IDEALNYA JUMLAH OBAT YANG DILEPASKAN MENDEKATI 100 % KECEPATAN PELEPASAN OBAT, SESUAI DG. SIFAT YANG DIINGINKAN DARI BTK. SEDIAAN C : * BSO. OOA CEPAT LEPAS SEGERA * BSO KERJA PANJANG LEPAS BBRP JAM ATAU. HARI TGT BSO
Bioavailabilitas Obat = Ketersediaan hayati obat Definisi : Kecepatan dan jumlah obat (dlm bentuk utuh)yang mencapai sirkulasi umum dari bentuk sediaan yang diberikan Prosentase obat yang diabsorpsi oleh tubuh (dari dosis yang diberikan) yang tersedia untuk melakukan efek
Th. 1972 Tablet Lanoksin : Bahan Aktif Dosis Bentuk sediaan Pabrik
SAMA
BEDA
Konsentrasi plasma Obat 2 X ? Kadar PLASMA OBAT tidak hanya ditentukan oleh zat aktifnya saja, tapi ada bahan/hal lain turut menentukan
BIOAVAILABILITAS
MUTU OBAT
Terutama :
Obat Oral Obat Ratio terapi sempit Life Saving Drugs
Sebelum sampai tempat kerjanya, obat mengalami 3 tingkat proses yaitu : # Fasa Biofarmasi # Fasa Farmakokinetik # Fasa Farmakodinamik
TAB.PECAH OBAT TERSEDIA TABLET UNTUK DIABSORPSI ZAT AKTIF GRANUL PECAH ZAT AKTIF LEPAS Ketersediaan Farmasi DAN TERLARUT
Fase Biofarmasi
EFEK
Fase Farmakokinetik
Fase Farmakodinamik
Tablet
Disintegrasi
Granul
Deagregasi
Partikel kecil .. .. ..
Disolusi optimum
Disolusi terbatas
Cairan gastro-intestinal
Obat sebelum diabsorpsi oleh membran GIT harus dalam keadaan terlarut dalam cairan GIT. Farmaceutical availability (ketersediaan hayati) : Bag. Obat yang terlarut dari bentuk sediaan yang diberikan dan tersedia untuk proses absorpsi
Absorbsi:proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkutnkelengkapan dan kecepatan proses tsb. Kelengkapan diukur dgn dalam persen dari jumlah obat yg diberikan.
Yang mempengaruhi Jumlah dan Kecepatan obat dari bentuk sediaan sampai ke sirkulasi umum adalah :
I. Variabel pasien
Faktor fisiologi pasien akan menentukan sampainya obat di tempat absorpsi. * Kecepatan pengosongan lambung Usus kecil * Kecep. metab. Obat O/ enzym mukosa intestinal * Kecep. First pass effect
II. Variabel farmaseutik ; Yang akan menentukan kecepatan lepasnya obat (liberasi) dari bentuk sediaan. Meliputi : * Sifat fisikokimia obat * Bentuk Sediaan obat ; formulasi dan tehnik pembuatan
III. Cara dan Waktu pemberian
Variabel pasien :
Saluran GI : Lambung, Usus kecil dan Usus Besar Dinding saluran GI ; mukosa, submukosa, muskularis eksterna dan serosa Mukosa : Epitel Sel kolumnar dan Sel Goblet Lamina propria Muskularis mukosa
Lambung : Fungsi primer organ absorpsi Vaskularisasi Kontak dg. Epitel 30 ' 2 jam Absorpsi obat asam lemah
Usus kecil :
Vili, mikrovili dan permukaan apikal sel kolumnar permukaan sangat luas untuk absorpsi obat Lap. Mucus dan unstirred aqueous layer Obat di lumen intestinal terdifusi ke unstirred layer lap. mukus lap. glikokalik membran sel apikal sitosol sel kolumnar membran sel apikal membrana basalis lamina propria endotel sirkulasi sistemik melalui hati.
Usus besar :
vili dan mikrovili hanya absorpsi obat yang tidak diabsorpsi sempurna di daerah proksimal GIT. Mekanisme transpor obat melalui barier GIT : Membran sel apikal : lipid dan protein berpori 0,4 nm saringan lipoid permeable untuk molekul yang lipofil
Molekul < 0,4 nm lewat pori Molekul >>> tidak masuk pori Difusi pasif Difusi pasif Kecepatan transpor ditentukan oleh : Sifat fisikokimia obat ; koef. partisi, koef. difusi Sifat membran ; luas permukaan, permeabilitas Gradien konsentrasi antara sisi membran
Cairan GIT
Membran GIT
Darah
OBAT
elektrolit lemah (asam/basa lemah) yang dalam larutan air 2 bentuk : ~ bentuk terdissosiasi (tidak/sedikit larut dalam lemak) ~ tidak terdissosiasi ( larut dalam lemak )
Bentuk obat yang tidak terdissosiasi >> larut dalam lemak (lipofil) membran permeable thd. bentuk tidak terdissosiasi (utuh)
Kecep difusi tgt. fraksi utuh Fraksi utuh tgt. : - pKa - pH lingkungan tempat absorpsi
ABSORPSI OBAT : U/ difusi pasif Transpor aktif : levodopa, thiamin, riboflavin Pasangan ion : tetrasiklin BIOAVAILABILITAS OBAT : I. Fisiologis pasien Faktor fisiologis :
disintegrasi (pecah) BSO deagregasi disolusi (pelarutan) obat
} ABSORPSI OBAT
I.1. Luas permukaan tempat absorpsi Luas daerah dan lingkungan membran absorpsi GIT berbeda Variasi kecep. dan jumlah absorpsi Di usus kecil absorpsi maksimum Di lambung absorpsi asam lemah 2. pH cairan GIT
pH lambung 1 3,5, usus kecil 5 6, usus besar 8 pH lambung bila ada makanan dan me perlahan pH tgt.kesehatan individu, adanya penyakit di GIT, macam dan jumlah makanan dan adanya obat lain. pH fraksi obat yang tidak/terdisosiasi Absorpsi bila pH me fraksi tidak terdisosiasi
3. Pengosongan lambung :
Obat absorpsi optimal di usus kecil Kecepatan pengosongan lambung absorpsi obat Obat yang peka asam/ensim, menetap lama di lambung degradasi absorpsi bioavailabilitas
4. Motilitas Intestinal
makin lama berada di intestinal
motilitas waktu kontak
5. Stabilitas obat dalam cairan GIT Obat yang peka cairan GIT degradasi (hidrolisa), metabolisme obat utuh absorpsi 6. Metabolisme hepatik - first pass effect bioavailabilitas tidak per-oral atau dosis >>
Larutan:
- sistem dispersi obat dalam fasa air - absorpsi baik - OOA cepat karena tak melalui desintegrasi dan disolusi
Suspensi:
- absorpsi < larutan - OOA lebih lama dari larutan
Emulsi:
- absorpsi < larutan - ooa lebih lama dari larutan
Pulvis = puyer:
Kecepatan absopsi dipengaruhi oleh: - fase disolusi - kemungkinan absorpsi pada zat inert - ukuran partikel
Kapsul:
- absorpsi < serbuk - kulit kapsul harus larut - setelah obat bebas dari kapsul, faktor sama dengan serbuk. - kapsul hard gelatin lebih mudah larut dari soft kapsul
Tablet:
Absorpsi < puyer karena harus mengalami desintegrasi, deagregasi dan disolusi. Faktor yang mempengaruhi kecepatan absorpsi: - Tehnik pembuatan; kekerasan - Bahan pembantu; pengisi, pengikat, pelicin, penghancur
Tablet sublingual:
Absorpsi melalui mukosa bawah lidah langsung ke sistemik. Tidak ada first pass effect.
Suppositoria:
Vaginal efek lokal Rektal efek lokal, sistemik - absorpsi tidak konsisten - Permukaan absorpsi terbatas - Untuk efek sistemik dipakai obat yang larut dalam air. Enema: Umumnya efek lokal, untuk mengosongkan usus besar atau diagnosa.
4.2. Rektal Umumnya untuk efek lokal Masuk sirkulasi sistemik tanpa gangguan first pass effect. Absorpsi sulit diramalkan
4.3. Parenteral:
Intravena : Tidak melalui fase absorpsi OOA cepat Bioavailabilitas 100% Intramuskuler : OOA bervariasi Obat larutan air lebih cepat diabsorpsi dari suspensi Ukuran partikel obat menentukan kecepatan absorpsi Absorpsi tgt. vaskularisasi
Pellet/tablet implantasi Tablet ditanam subkutan Obat dibebaskan secara terkontrol dari matrik polimer, langsung masuk darah.
4.4. Topikal
Umumnya untuk efek lokal
4.5. Inhalasi
- tersedia permukaan luas untuk absorpsi - Obat dalam bentuk gas atau aerosol - Absorpsi difusi pasif
MTC MEC
t I. SUPERIOR : bmax > MEC II. INFERIOR : bmax < MEC III. SUPERIOR : bmax > MEC DOA > DOA I
Membandingkan: Data konsentrasi obat dalam darah Data ekskresi obat uriner Dari suatu bentuk sediaan dengan Data konst. Obat dalam darah / Data ekskresi obat uriner Pemberian iv
BIOAVAILABILITAS OBAT
Bioavailabilitas Absolut = F. abs Bila dibandingkan terhadap pemberian iv F. abs = (AUC) po (AUC) iv Bioavailabilitas Relatif = F. rel. Terhadap bentuk sediaan yang dianggap standar F. rel = (AUC) po (AUC) std