PENGANTAR
FARMAKOLOGI
Oleh : Dr. H. Masyhudi AM
BEBERAPA PENGERTIAN
Obat esensial
obat yang paling banyak digunakan untuk
pelaksanaan kesehatan masyakarat
PROSES-PROSES FARMAKOTERAPI
Hampir semua cara pemberian obat (per oral, im, ic, per
rectal, inhalasi) melalui proses absorbsi untuk masuk
dalam sirkulasi sistmik.
1. Per oral
Cara pemberian yang paling umum
Banyak timbul masalah : terutama hal absorbsi dan adanya first pass
metabolism
2. Sublingual
Diberikan untuk beberapa kondisi misalnya menghindari first pass
metabolime, menghindari pH lambung & iritasi lambung, mempercepat
respon obat dll. Hanya untuk obat yang larut dalam lemak dan tidak
polar
Contoh : nitrogliserin, isoprenalin
3. Per rectal
Keuntungan : sedikit mengalami first pass metabolism, terhindar iritasi
lambung, pemberian per oral susah (muntah) dll.
Kerugian : absorbsi tidak konstan, sering ada iritasi mucosa rectum.
Contoh : obat anti radang, progesteron
4. Permukaan epitel
(Perkutan, tetes mata, tetes telinga, dll.)
Absorbsi sukar
Dipakai untuk pengobatan local, missal
hidrokortison salep
5. Inhalasi
Hanya untuk obat yang mudah menguap
Absorbsi dan eliminasi terjadi di paru
Contoh : obat anestesi umum, obat asma
(salbutamol, isoprenalin dll.)
6. Suntikan
(im, iv, sc, ic, intra arterial, intra peritoneal dan
intratekal)
Ketersediaan hayati (bioavailability):
1. Fisiologik
pH lambung, obat golongan asam lemah akan mudah
diserap dilambung karena pH lambung rendah (misal
aspirin, diabsorbsi sempurna di lambung sebab aspirin
adalah asam lemah, sehingga banyak dalam bentuk
utuh, tidak terionisasi pada lingkungan lambung yang pH
nya rendah; keadaan sebaliknya terjadi untuk
phenobarbital, yang bersifat basa lemah)
Kecepatan pengosongan lambung, gerakan peristalik
yang meningkat, mengurangi lamanya keberadaan obat
dilambung absorbsi menurun (misal pada diare dan
minum obat yang mempengaruhi motilitas usus ;
metoklopropamid dan pemblokir reseptor muskarinik)
2. Fisikokimiawi obat
P Ka. Obat , obat dg P Ka tinggi (asam lemah) lebih
mudah diserap dilambung (asam)
Kelarutan dalam lemak makin tinggi kelarutan
makin mudah diabsorbsi
Ukuran partikel obat makin kecil makin mudah
(penisiliin dalam bentuk garam akan mudah diserap
dibanding dalam bentuk asam)
3. Formulasi sediaan (farmasetik),
misal ada obat slow release dan fast release
4. Patologi malabsorbsi
5. Aliran darah splanknikus,
hipovolumia akan mengurangi absorbsi
6. Faktor-faktor lain :
interaksi makanan (ampisillin), obat lain
DISTRIBUSI
1. Transport pasif
a. Diffusi pasif, untuk obat yang mudah larut dalam lemak
dengan cara menembus membran, tanpa energi, tanpa
carier
b. Diffusi air, untuk obat yang larut dalam air dengan BM
kecil 100-150, menembus membrane lewat pori-pori air.
2. Transoprt Aktif
- Memerlukan carier dan energi
- Contoh Vit. B12
3. Pinositosis
- Dengan membentuk vokuol-vokuol
- Terutama untuk lemah, asam lemak dan senyawa padat
- Contoh Vit. ADEK dan griseofulvin
Volume Distribusi (VD):
Metabolisme fase I :
perubahan molekul obat menjadi gugus fungsional
yang reaktif sehingga mudah mengalami reaksi
selanjutnya.
Meliputi
Oksidasi dg cyt. P450
Oksidasi lainnya
Reduksi
Hidrolisa
Hidrasi
Isomerisasi dll
Metabolisme fase II :
Penggabungan metabolit fase I atau obat lainnya yang sudah reaktif dengan
senyawa endogen (gugus sulfat, metil, asam glukuronat dll). Yang
termasuk kelompok ini :
Pengertian Farmakodinamik :
Ilmu yang mempelajari pengaruh obat terhadap
sistem biologi tubuh
Ilmu yang mempelajari efek obat terhadap
biokimia, fisiologi dan mekanisme kerja obat
Tujuan :
Sebagai dasar pemakaian obat yang rasional
Merancang bahan kimia baru untuk obat yang
lebih baik
Pengaruh obat terhadap tubuh melalui
beberapa mekanisme, diantaranya adalah :
Pengertian reseptor :
Reseptor adalah tempat kerja obat, tetapi tidak
semua tempat kerja obat merupakan reseptor
Merupakan makromolekul spesifik dan umumnya
berupa protein, dimana suatu kelompok obat dapat
berikatan dengannya.
Bersifat spesifik
Umunya terletak pada membran sel
Jumlah reseptor yang berikatan dengan obat setara
dengan efek yang ditimbulkan
Obat dibagi 2 macam berdasar aktifitasnya
terhadap reseptor :
1. Agonis : merangsang reseptor
2. Antagonis : tidak mempunyai efek langsung
terhadap reseptor, tetapi mampu menghambat
obat agonis dengan jalan menggantikan posisi
obat, agonis aksi agonis terhambat.
CONTOH
Contoh :
Digoksin menghambat enzim Na / K ATP ase
Aspirin menghambat enzim prostaglandin
sintetase
3. Pengaruh Obat terhadap Membran
Contoh :
Anestesi
Ca channel bloker
Obat aritmia jantung
Obat anti konvulsi
4. Pengaruh Obat terhadap Sel
Beberapa Pengertian :
Dosis Efektif Individual ; Dosis yang dibutuhkan
untuk memperoleh efek khusus pada individu tertentu
Dosis Terapi Median (ED50) : Dosis untuk
mendapatkan efek khusus pada 50 % individu
Dosis Toksis Median (TD 50) ; Dosis toksis pada
50% individu
Median Lethal Dose (LD50) ; dosis yang
menimbulkan kematian pd 50%
Indek Terapetik : rasio antara TD50 dan ED50 atau
LD50 dan ED50
Batas Keamanan Obat (margin of savety) : jarak
antara ED50 dan LD50
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN
ANTARA DOSIS DAN EFEK OBAT
Faktor Usia :
terjadi karena perbedaan kemampuan metabolisme dan
ekskresi
Contoh :
eksresi Gentamisin rendah pd neonatus fungsi ginjal baru 20 %
metabolisme kloramfenikol rendah pd lanjut usia aktifitas
konjugasi hepar menurun
Faktor Genetik :
contoh asetilasi INH ada asetilator cepat dan lambat
Reaksi Idiosinkrasi :
reaksi obat secara kualitatif berbeda dari lazimnya dan terjadi
pada sebagian kecil individu
terjadi karena faktor imunologi dan genetik
contoh : primakuin berakibat hemolisis pada orang negro
karena adanya defisiensi G6-posfat DH
Interaksi obat :
a. Interaksi Farmakokinetik
interaksi yang mempengaruhi konsentrasi obat di jaringan
absorbsi : antasida mengurangi absorbsi Fe
distribusi : sulfonamid menggeser ikatan bilirubin dengan
protein plasma kernikterus
metabolisme : rifampisin dengan kontrasepsi oral
eksresi : probenesid dengan penisilin
b. Interaksi Farmakodinamik
interaksi dimana pengaruh obat terhadap obat
lain tanpa mempengaruhi konsentrasinya di
jaringan.
Contoh :
Sulfa dengan prokain sulfa bekerja dengan cara
menghambat PABA sedang prokain justru
menghasilkan PABA; beta bloker mengurangi
efek salbutamol
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN OBAT
Tujuan :
mendapatkan obat-obat baru yang lebih efektif dan
aman
Tahapan :
Ada 3 tahap :
Tahap pencarian obat baru (drug screening)
Uji pra klinik pada binatang (preclinical testing)
Uji Klinik (clinical trial)
1. Drug Screening
Penemuan senyawa kimia dengan efek farmakodinamik
atau kemoterapi tertentu
Ada 4 cara :
Penemuan secara kebetulan : penisilin, vitamin C,
Vitamin B dll.
Penelitian obat tradisional yang telah diketahui : pil kina,
digitalis, efedrin, reserpin dll.
Cara penyaringan : antibiotok, analgetik, antipiretik,
psikotropik, antihipertensi dll.
Modifikasi struktur kimia obat yang sudah ada : derifat
sintetik morfin, derifat atropin, antihistamin dll.
2. Preclinical Testing
Tujuan :
mengetahui pengaruh obat, batas keamanan obat, dosis
obat dll sebagai dasar percobaan selanjutnya pada
manusia.
Ada beberapa tahap :
2. Toksikologi khusus :
efek teratogenik
efek karsinogenik
efek mutagenik
efek adiksi
3. Penelitian efek farmakodinamik
penelitian mengenai aktifitas obat terhadap
berbagai fungsi organ tubuh untuk
memperkirakan efek terapetiknya.