Anda di halaman 1dari 64

MODUL 1

KULIAH INTEGRASI FARMAKOLOGI

PENGANTAR
FARMAKOLOGI
Oleh : Dr. H. Masyhudi AM
BEBERAPA PENGERTIAN

Farmakologi berasal dari kata (Bhs Yunani)


- Pharmacon : obat
- Logos : ilmu
lmu tentang Obat

Definisi : Ilmu yang mempelajari interaksi antara sistem


biologi dengan molekul obat

Interaksi disini dibagi dua :


-Pengaruh obat terhadap sistem biologi ( tubuh)
Farmakodinamik
-Pengaruh sistem biologi (tubuh) terhadap obat
Farmakokinetik
Farmakodinamik : ilmu yang mempelajari
pengaruh obat, baik melalui mekanisme fisiologis
maupun biokimiawi terhadap sistem biologi (nasib
tubuh oleh obat)

Farmakokinetik : Ilmu yang mempelajari proses-


proses biologik yang dialami obat dalam tubuh
(nasib obat dalam tubuh)
Proses biologik / nasib obat meliputi :

Absorbsi : Proses penyerapan obat dari tempat


pemberian ke dalam sirkulasi sistemik tubuh (darah)

Distribusi : Proses pengangkutan obat dari sirkulasi


sistemik ke jaringan-jaringan tubuh

Metabolisme/biotransformasi : proses perubahan


kimiawai obat dalam tubuh supaya obat bisa dikeluarkan
dari tubuh

Ekskresi : proses pengeluaran obat dari tubuh

Metabolisme dan ekskresi termasuk proses eliminasi.


Terapeutik : Segala usaha penyembuhan penyakit
Farmakoterapi : Ilmu yang mempelajari
pencegahan dan penyembuhan penyakit dengan
menggunakan obat
Kemoterapi : pemakian obat untuk terapi penyakit
infeksi dan neoplasma
Farmasi : Ilmu yang mempelajari bagaimana
mengadakan, menyediakan dan mendistribusikan
obat kepada pasien.
Farmakologi Klinik : scientific studies of drug in
man, penelitian ilmiah pemakaian obat pada
manusia. / Ilmu yang mempelajari/meneliti
pemakaian obat pada manusia, supaya pemakaian
menjadi rasional.

Penggunaan rasional meliputi :


Tepat indikasi
Tepat penderita
Tepat obat
Tepat dosis, cara dan lama pemberian
Waspada terhadap efek samping obat (ESO)
Toksikologi : ilmu yang mempelajari
pengaruh buruk obat/senyawa asing
terhadap tubuh serta cara-cara
pencegahan dan penanggulangannya.
Farmakognosi : Ilmu yang mempelajari
asal-usul bahan baku obat.
Materia medika : Ilmu yang mempelajari
bahan baku obat
OBAT

Obat, didefinisikan sebagai :


Suatu bahan/molekul/senyawa, umumnya
mempunyai BM kecil, yang jika diberikan ke dalam
tubuh mampu mengubah fungsi fisiologik tubuh
dalam tingkat molekuler

Bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan


dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok
badan atau bagian badan (SK Menkes No.
125/Kaab/B.VII/71)
Jenis-jenis obat :

Obat generic vs. obat paten :


Obat generik, obat dengan nama yang ditetapkan
dalam farmakope (contoh : Asam Mefenamat,
Ampicillin, Kotrimoksazol)
Obat paten, obat dengan nama dagang yang terdaftar
atas nama produsen ( contoh : Ponstan, Sanpicillin,
Bactrim)

Obat tradisional vs. obat jadi :


Obat tradisional, ramuan yang diperoleh secara
alamiah. Obat tradisional yang telah diramu dan siap
dipasarkan disebut jamu
Obat jadi, obat (biasanya zat kimia) yang telah tersedia
dan dikemas sesuai dengan kegunaannya.
Obat bebas vs. obat keras dan obat bius :
Obat bebas, obat yang bebas dibeli tanpa resep
dokter
Obat keras, harus dengan resep dokter
Obat bius (obat daftar G), dengan resep dokter
disertai pelaporan

Obat esensial
obat yang paling banyak digunakan untuk
pelaksanaan kesehatan masyakarat
PROSES-PROSES FARMAKOTERAPI

Proses Farmasetik : proses bagaimana obat


sampai pada penderita dan siap diabsorbsi. Yang
termasuk dalam proses ini adalah bentuk sediaan
obat, formulasi dll. -- Lingkup farmasi
Proses Farmakokinetik : Proses bagaimana obat
bisa sampai ditempat kerjanya dalam tubuh
Proses Farmakodinamik : Proses bagaimana obat
bisa menimbulkan efek farmakologik yang
didinginkan
Proses Terapetik : proses bagaimana obat dapat
menyembuhkan penderita
TUJUAN PEMAKAIAN OBAT

Mengobati dan mencegah penyakit dengan menghilangkan


penyebab :
- Antibiotik membunuh kuman/bakteri
-Toksoid tetanus : mencegah tetanus > < ATS : untuk
pengobatan tetanus

Mengobati gejala tanpa menghilangkan penyebab :


- Anti inflamasi mengurangi reaksi peradangan
- Analgesik/antipiretik mengurangi rasa sakit/panas
- Antasid mengurangi keasaman lambung dll.

Mengganti kekurangan zat dalam tubuh :


- pemberian vitamin untuk defisiensi vitamin
- pemberian hormon untuk terapi hormon dll.
FARMAKOKINETIK
FARMAKOKINETIK

Nasib obat dalam tubuh :


Absorbsi
Distribusi
Metabolisme
Eliminasi

OBAT => KADAR DALAM DARAH => TEMPAT KERJA =>


EFEK TERAPI/ EFEK TOKSIK

Proses-proses farmakokinetik tidak berjalan berurutan, tetapi


secara simultan atau bersamaan

Farmakokinetik didefinisikan sebagai analisis kuantitatif


proses-proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi
obat oleh tubuh dalam hubungannya dengan waktu
Dalam penelitian farmakokinetik, untuk mengetahui
kadar obat dalam tubuh, sample yang digunakan
biasanya darah dan saliva

Darah dipilih karena :


Proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi bisa diikuti
Sampel yang lain susah diperoleh

Saliva dipakai untuk :


Obat yang mudah larut dalam lemak
Untuk memonitor beberapa macam obat,
misal
fenotoin untuk epilepsi dan Teofilin untuk asma
Dari penelitian farmakokinetik sample darah bisa dibuat
Profil Farmakokinetik (misalnya T , C max, T max dll).

Ada hubungan antara kadar obat dalam darah dengan


respon, atau ada hubungan antara dosis dengan respon
tubuh

Dalam hal hubungan antara kadar obat dan respon dikenal


3 macam kadar obat :
Kadar Efektif Minimal, kadar minimal yang masih
bisa memberikan efek, dibawah kadar ini obat sudah
tidak mampu memberikan efek.
Kadar Toksik, kadar dimana efek-efek toksik mulai
timbul
Therapeutic Window, kadar obat diantara kadar
efektif minimal dan kadar toksik
Prinsip terapi adalah :
mempertahankan kadar obat
dalam darah pada lingkup terapi
(therapeutic window), yaitu antara
kadar efektif minimum dan kadar
toksik
ABSORBSI

Absorbsi : proses masuknya obat ke dalam sirkulasi


sistemik (plasma darah)

Hampir semua cara pemberian obat (per oral, im, ic, per
rectal, inhalasi) melalui proses absorbsi untuk masuk
dalam sirkulasi sistmik.

Cara pemberian yang tidak melalui proses absorbsi adalah


cara pemberian yang langsung pada sirkulasi sistemik
misalnya intra vena, intra arterial dll.

Tingkat absorbsi sangat tergantung dari cara pemberian


Pemberian obat ada beberapa cara :

1. Per oral
Cara pemberian yang paling umum
Banyak timbul masalah : terutama hal absorbsi dan adanya first pass
metabolism

2. Sublingual
Diberikan untuk beberapa kondisi misalnya menghindari first pass
metabolime, menghindari pH lambung & iritasi lambung, mempercepat
respon obat dll. Hanya untuk obat yang larut dalam lemak dan tidak
polar
Contoh : nitrogliserin, isoprenalin

3. Per rectal
Keuntungan : sedikit mengalami first pass metabolism, terhindar iritasi
lambung, pemberian per oral susah (muntah) dll.
Kerugian : absorbsi tidak konstan, sering ada iritasi mucosa rectum.
Contoh : obat anti radang, progesteron
4. Permukaan epitel
(Perkutan, tetes mata, tetes telinga, dll.)
Absorbsi sukar
Dipakai untuk pengobatan local, missal
hidrokortison salep

5. Inhalasi
Hanya untuk obat yang mudah menguap
Absorbsi dan eliminasi terjadi di paru
Contoh : obat anestesi umum, obat asma
(salbutamol, isoprenalin dll.)

6. Suntikan
(im, iv, sc, ic, intra arterial, intra peritoneal dan
intratekal)
Ketersediaan hayati (bioavailability):

Proporsi obat yang masuk pada sirkulasi


sistemik pada pemberian per oral, setelah
mengalami absorbsi dan metabolisme
local.
Absorbsi Obat Per Oral

Faktor yang mempengaruhi absorbsi per oral

1. Fisiologik
pH lambung, obat golongan asam lemah akan mudah
diserap dilambung karena pH lambung rendah (misal
aspirin, diabsorbsi sempurna di lambung sebab aspirin
adalah asam lemah, sehingga banyak dalam bentuk
utuh, tidak terionisasi pada lingkungan lambung yang pH
nya rendah; keadaan sebaliknya terjadi untuk
phenobarbital, yang bersifat basa lemah)
Kecepatan pengosongan lambung, gerakan peristalik
yang meningkat, mengurangi lamanya keberadaan obat
dilambung absorbsi menurun (misal pada diare dan
minum obat yang mempengaruhi motilitas usus ;
metoklopropamid dan pemblokir reseptor muskarinik)
2. Fisikokimiawi obat
P Ka. Obat , obat dg P Ka tinggi (asam lemah) lebih
mudah diserap dilambung (asam)
Kelarutan dalam lemak makin tinggi kelarutan
makin mudah diabsorbsi
Ukuran partikel obat makin kecil makin mudah
(penisiliin dalam bentuk garam akan mudah diserap
dibanding dalam bentuk asam)
3. Formulasi sediaan (farmasetik),
misal ada obat slow release dan fast release
4. Patologi malabsorbsi
5. Aliran darah splanknikus,
hipovolumia akan mengurangi absorbsi
6. Faktor-faktor lain :
interaksi makanan (ampisillin), obat lain
DISTRIBUSI

Distribusi adalah proses penyebaran obat yang masuk


sirkulasi sistemetik ke seluruh jaringan tubuh (cairan
tubuh, organ, jaringan, otot, lemak dll.)
Tidak seluruh obat langsung disebar ke jaringan tubuh,
tapi ada sebagian yang terikat dengan protein plasma
Prosentase yang terikat tergantung dari sifat
fisikokimiawi obat.
Contoh : - Fenilbutason 90 % terikat, 10% bebas
- Sulfanilamid 15 % terikat, 85% bebas
Fraksi yang mengalami transport hanyalah fraksi yang
bebas
Dalam tubuh selalu terjadi keseimbangan antara fraksi
yang bebas dan terikat
Selama proses distribusi obat mengalami beberapa
nasib :
1. Sampai ke tempat aksinya dan menimbulkan efek
farmakologik/terapi
2. Sampai jaringan lemak dan tersimpan didalamnya
3. Sampai ke organ tertentu dan mengalami metabolisme
4. Sampai ke organ ekskresi dan di ekskresikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi :

1. Sifat fisikokimiawi obat


Kelarutan dalam lemak kelarutan lemak tinggi,
distribusi meningkat
Polaritas makin polar makin sukar terdistribusi
Sifat ini menentukan besaran Koefisien partisi (Kp)
yaitu konsentrasi obat dijaringan dibagi konsentrasi
obat dalam darah yang diukur pada saat
keseimbangan distribusi
2. Ikatan protein
Protein plasma semakin banyak terikat protein
plasma semakin sukar terdistribusi
3. Protein jaringan
tertahan dijaringan lemak,
contoh griseofulvin & amphetamin
4. Aliran darah
(paru > ginjal > hepar > jantung > otak > tulang)
5. Faktor lain
transport khusus dan patologi
Macam-macam Transoprt trans membran :

1. Transport pasif
a. Diffusi pasif, untuk obat yang mudah larut dalam lemak
dengan cara menembus membran, tanpa energi, tanpa
carier
b. Diffusi air, untuk obat yang larut dalam air dengan BM
kecil 100-150, menembus membrane lewat pori-pori air.
2. Transoprt Aktif
- Memerlukan carier dan energi
- Contoh Vit. B12
3. Pinositosis
- Dengan membentuk vokuol-vokuol
- Terutama untuk lemah, asam lemak dan senyawa padat
- Contoh Vit. ADEK dan griseofulvin
Volume Distribusi (VD):

Definisi : volume cairan yang akan ditempati oleh obat,


apabila jumlah total obat dalam tubuh terdapat dalam larutan
dengan kadar yang sama dengan plasma.
Rumus : Jumlah obat dalam tubuh dibagi kadar obat dalam
darah (plasma)
Obat dengan VD kecil akan mempunyai kadar dalam plasma
yang besar, begitu juga sebaliknya.
Kegunaaanya untuk menentukan dosis obat yang akan
diberikan supaya bisa diperoleh kadar dalam plasma yang
diperlukan
Beberapa contoh :
Amphetamin Vd = 200 L (banyak didisposisi pada jaringan lemak)
Griseovulvin Vd = 100 L
Salisilat Vd = 10 L
Heparin Vd = 3 L
METABOLISME

Metabolisme : Proses perubahan obat menjadi senyawa yang


mudah dikeluarkan tubuh
Senyawa metabolit bisa berupa bahan yang tidak aktif
(konjugasi salisilat), sama-sama aktif (dealkilasi benzodiasepin)
atau bahkan menjadi lebih aktif (perubahan fenasetin menjadi
parasetamol)
Merupakan salah satu proses eliminasi obat, dimana
metabolisme dapat mempermudah pengeluaran obat dari
tubuh.
Metabolisme sangat penting, tanpa metabolisme obat akan
tertumpuk dalam tubuh tanpa bisa dikeluarkan, bagan berikut
sebagai ilustrasi :
Pentobarbital ( Lipofilik, non polar, reabsorbsi tubular )
Metabolit ( Lipofilik , polaritas dan reabsorbsi )
Dengan demikian obat mudah diekskresi
Reaksi metabolisme dalam tubuh ada 2 fase :

Metabolisme fase I :
perubahan molekul obat menjadi gugus fungsional
yang reaktif sehingga mudah mengalami reaksi
selanjutnya.

Meliputi
Oksidasi dg cyt. P450
Oksidasi lainnya
Reduksi
Hidrolisa
Hidrasi
Isomerisasi dll
Metabolisme fase II :
Penggabungan metabolit fase I atau obat lainnya yang sudah reaktif dengan
senyawa endogen (gugus sulfat, metil, asam glukuronat dll). Yang
termasuk kelompok ini :

Reaksi Senyawa endogen Senyaa yang bisa diikat


Glukuranidase UDP glukuronidase - OH; - COOH; NH22.
Sulfasi Sufotransferase - NH2; - SO2NH2; -OH3.
Metilasi Metil transferase - OH; -NH24.
Asetilasi Asetil transferase - NH2; - SO2NH2, -OH5.
Konjugasi a. amino ------ - COOH6.
Konjugasi a. lemak ------ - OH
Metabolisme obat dipengaruhi oleh beberapa factor:
Genetik, contoh INH ( asetilator cepat dan
lambat )
Usia (sulfamethozole kadarnya lebih tinggi pada
lanjut usia karena kemampuan metabolisme dan
ekskresi menurun)
Pemabok/peminum alkohol contoh Diazepam.
Metabolisme dipengaruhi juga oleh obat penginduksi dan
penginbibisi
Penginduksi : Rifampisin, derivate Barbiurat dan Tolbutamit
Penginhibisi : Kloramfeninol, Fenilbutason, Progesterone,
Alcohol, perokok dll.

Induksi dan inhibisi obat ini akan mempengaruhi profil


farmakokinetik dan mempengaruhi keberhasilan terapi,
terutama untuk obat dengan lingkup terapi yang sempit
misalnya teofilin, digoxin dan beberapa antibiotic.
Metabolisme lintas pertama
( first pass metabolism):

Metabolisme yang terjadi sebelum obat masuk ke


sirkulasi sistemik
Bisa terjadi di hepar (nitrogliserin, propanolol)
dan mukosa usus (isoprenalin).
EKSKRESI

Ekskresi : proses pengeluaran obat dari


tubuh
Paling banyak melalui organ ginjal disamping
organ lain misalnya paru, kulit, saliva, kelenjar
keringat dan kelanjar air susu dll.
Obat yang dieksresi bisa dalam bentuk utuh
atau metabolitnya.
Ekskresi di ginjal melalui proses : filtrasi
glomerulus, sekresi dan reabsorbsi tubuli dan
difuso melalui ginjal.
PARAMETER-PARAMETER FARMAKOKINETIK

Parameter yang diwujudkan dalam bentuk angka


dari proses absorbsi, distribusi dan eliminasi
(metabolisme dan ekskresi) untuk memudahkan
komunikasi
Parameter Farmakokinetik meliputi :

C max ( konsentrasi maksimal )


Kadar tertinggi yang dapat dicapai dalam darah, makin baik
absorbsi, C max makin tinggi
T max (waktu maksimal)
waktu untuk mencapai C max.
AUC ( Area Under Curve )
Parameter untuk mengetahui seberapa besar dan lama obat
berada dalam darah.
Vd ( Volume distribusi )
Volume cairan yang akan ditempati obat, apabila jumlah total
obat dalam tubuh terdapat dalam larutan dengan kadar yang
sama dengan plasma ( parameter untuk menentukan
seberapa jauh obat terdistribusi)
Cl (Klirens)
kemampuan tubuh membersihkan cairan tubuh dari obat per
satuan waktu.
K el ( Konstanta eliminasi )
ketetapan kecepatan eliminasi
T ( waktu paruh )
Waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam darah tinggal
separuhnya.

Parameter absorbsi : C max, T max dan AUC


Parameter Distribusi : Vd
Parameter Eliminasi : Klirens, K el dan T
MANFAT DAN PENERAPAN FARMAKOKINETIK

Mengukur absorbsi, distribusi dan eliminasi


penentuan dosis dan frekuensi pemberian obat
Penentuan formulasi dan cara pemberian obat
dengan mengetahui tingkat absorbsinya.
Mempelajari interaksi obat pada proses
absorbsi, distribusi dan eliminasi
Indivudualisasi dosis
Monitoring kadar obat
FARMAKODINAMIK
FARMAKODINAMIK

Pengertian Farmakodinamik :
Ilmu yang mempelajari pengaruh obat terhadap
sistem biologi tubuh
Ilmu yang mempelajari efek obat terhadap
biokimia, fisiologi dan mekanisme kerja obat

Tujuan :
Sebagai dasar pemakaian obat yang rasional
Merancang bahan kimia baru untuk obat yang
lebih baik
Pengaruh obat terhadap tubuh melalui
beberapa mekanisme, diantaranya adalah :

- Pengaruh obat terhadap Reseptor


- Pengaruh obat terhadap enzim
- Pengaruh Obat terhadap Membran
- Pengaruh Obat terhadap Sel
1. Pengaruh obat terhadap Reseptor

Pengertian reseptor :
Reseptor adalah tempat kerja obat, tetapi tidak
semua tempat kerja obat merupakan reseptor
Merupakan makromolekul spesifik dan umumnya
berupa protein, dimana suatu kelompok obat dapat
berikatan dengannya.
Bersifat spesifik
Umunya terletak pada membran sel
Jumlah reseptor yang berikatan dengan obat setara
dengan efek yang ditimbulkan
Obat dibagi 2 macam berdasar aktifitasnya
terhadap reseptor :
1. Agonis : merangsang reseptor
2. Antagonis : tidak mempunyai efek langsung
terhadap reseptor, tetapi mampu menghambat
obat agonis dengan jalan menggantikan posisi
obat, agonis aksi agonis terhambat.
CONTOH

Reseptor Aksi agonist alamiah Agonist Antagonist


Reseptor Adrenergik :
Type 1 vasokontriksi ------- prazosin
Type 2 hipotensi klonidin ----------
Type 1 denyut jantung dopamine propanolol,atenolol
Type 2 bronkodilat, vasodilat salbutamol,terbulatin ----------
Reseptor Kolinergik :
Muskarinik denyut jantung turun pilocarpin, neostigmin atropine
motilitas usus naik
sekresi kelenjar naik
tonus singgter naik
Nikotinik kontraksi otot lurik ------- tubokurare
Reseptor Histamin
Tipe H 1 bronkokontrik, vasodilat ------ anti histamin
Tipe H 2 sekresi asam lambung ------ cimetidin,ranitidine
2. Pengaruh obat terhadap enzim

Enzim merupakan protein makromekul yang


berfungsi untuk katalisa reaksi biokimiawi tubuh
Obat biasanya menghambat ensim katalisator

Contoh :
Digoksin menghambat enzim Na / K ATP ase
Aspirin menghambat enzim prostaglandin
sintetase
3. Pengaruh Obat terhadap Membran

Mempengaruhi konduksi atau mekanisme


elektrokimiawi membrane, yaitu mempengaruhi
transport ion-ion Ca, Ka melalui membrane.

Contoh :
Anestesi
Ca channel bloker
Obat aritmia jantung
Obat anti konvulsi
4. Pengaruh Obat terhadap Sel

Bekerja selektif dan sitotoksik


Contoh : obat anti viral, antibotik dll.
KURVE DOSIS-PERSENTASE

Beberapa Pengertian :
Dosis Efektif Individual ; Dosis yang dibutuhkan
untuk memperoleh efek khusus pada individu tertentu
Dosis Terapi Median (ED50) : Dosis untuk
mendapatkan efek khusus pada 50 % individu
Dosis Toksis Median (TD 50) ; Dosis toksis pada
50% individu
Median Lethal Dose (LD50) ; dosis yang
menimbulkan kematian pd 50%
Indek Terapetik : rasio antara TD50 dan ED50 atau
LD50 dan ED50
Batas Keamanan Obat (margin of savety) : jarak
antara ED50 dan LD50
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN
ANTARA DOSIS DAN EFEK OBAT

Faktor Usia :
terjadi karena perbedaan kemampuan metabolisme dan
ekskresi
Contoh :
eksresi Gentamisin rendah pd neonatus fungsi ginjal baru 20 %
metabolisme kloramfenikol rendah pd lanjut usia aktifitas
konjugasi hepar menurun
Faktor Genetik :
contoh asetilasi INH ada asetilator cepat dan lambat
Reaksi Idiosinkrasi :
reaksi obat secara kualitatif berbeda dari lazimnya dan terjadi
pada sebagian kecil individu
terjadi karena faktor imunologi dan genetik
contoh : primakuin berakibat hemolisis pada orang negro
karena adanya defisiensi G6-posfat DH
Interaksi obat :

a. Interaksi Farmakokinetik
interaksi yang mempengaruhi konsentrasi obat di jaringan
absorbsi : antasida mengurangi absorbsi Fe
distribusi : sulfonamid menggeser ikatan bilirubin dengan
protein plasma kernikterus
metabolisme : rifampisin dengan kontrasepsi oral
eksresi : probenesid dengan penisilin
b. Interaksi Farmakodinamik
interaksi dimana pengaruh obat terhadap obat
lain tanpa mempengaruhi konsentrasinya di
jaringan.
Contoh :
Sulfa dengan prokain sulfa bekerja dengan cara
menghambat PABA sedang prokain justru
menghasilkan PABA; beta bloker mengurangi
efek salbutamol
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN OBAT

Tujuan :
mendapatkan obat-obat baru yang lebih efektif dan
aman

Tahapan :
Ada 3 tahap :
Tahap pencarian obat baru (drug screening)
Uji pra klinik pada binatang (preclinical testing)
Uji Klinik (clinical trial)
1. Drug Screening
Penemuan senyawa kimia dengan efek farmakodinamik
atau kemoterapi tertentu

Ada 4 cara :
Penemuan secara kebetulan : penisilin, vitamin C,
Vitamin B dll.
Penelitian obat tradisional yang telah diketahui : pil kina,
digitalis, efedrin, reserpin dll.
Cara penyaringan : antibiotok, analgetik, antipiretik,
psikotropik, antihipertensi dll.
Modifikasi struktur kimia obat yang sudah ada : derifat
sintetik morfin, derifat atropin, antihistamin dll.
2. Preclinical Testing

Tahapan percobaan yang dilakukan terhadap binatang


sebelum obat dicobakan kepada manusia untuk
mendapatkan data farmakodinamik, farmakokinetik dan
toksikologik.

Tujuan :
mengetahui pengaruh obat, batas keamanan obat, dosis
obat dll sebagai dasar percobaan selanjutnya pada
manusia.
Ada beberapa tahap :

1. Penelitian toksikologi umum :


digunakan untuk mendapatkan data-data toksikologi yang
sifatnya umum meliputi :
toksikologi akut
toksikologi sub akut
toksikologi kronik

2. Toksikologi khusus :
efek teratogenik
efek karsinogenik
efek mutagenik
efek adiksi
3. Penelitian efek farmakodinamik
penelitian mengenai aktifitas obat terhadap
berbagai fungsi organ tubuh untuk
memperkirakan efek terapetiknya.

4. Penelitian efek farmakokinetik


meliputi : absorbsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi.

5. Penelitian farmasetik teknis


Clinical Trial

Penelitian farmakologi obat terhadap manusia


untuk mengetahui efektifitas dan keamanan obat
Banyak timbul bias karena berbagai faktor :
peneliti, penderita/probandus, berat ringannya
penyakit, lingkungan dll.
Untuk menghindari bias digunakan metode :
Perbandingan dengan obat standart dan plasebo
Uji tersamar ganda (double blind test)
Ada 4 fase dalam uji klinik :

Fase I : Penelitian untuk mengetahui hubungan dosis


dengan respon pada sejumlah kecil sukarelawan sehat
Fase IIa : Untuk mengetahui efek terapi, dilakukan
terhadap sejumlah penderita yang mempunyai indikasi obat
tersebut.
Fase IIb : Untuk menentukan formulasi dan dosis yang
tepat, sama dengan fase IIa tetapi dengan jumlah penderita
lebih banyak dan menggunakan metode tersamat tunggal
dengan plasebo atau obat standart.
Fase III : Menggunakan penderita dalam jumlah
yang lebih besar dan melibatkan sebanyak mungkin
pusat layanan kesehatan, biasanya dengan metode
tersamar ganda.
Fase IV : untuk evaluasi setelah obat dipasarkan
untuk mengetahui adanya efek samping yang
jarang yang mungkin bisa menimbulkan
malapetaka.

Anda mungkin juga menyukai