Anda di halaman 1dari 61

Farmakologi I

(Farmakokinetika)

Elva Asmiati, M.Clin.Pharm., Apt.


elvaasmiati@umm.ac.id
RPS ganti
Sistem Pembelajaran
• Tutorial/tanya jawab
• Penugasan (take home assignment)
• Diskusi/praktikum

Penilaian
Komponen : Nilai Jumlah Total
• UTS (...%) A > 80
• UAS (...%), B+ 75 – 80
• Tugas (...%), B 70 - 74,99
• Diskusi/praktikum (...%) C+ 60 – 69,99
C 55 – 59,99
D 40 – 54,99
E < 40
Farmakologi

Farmakokinetik

Farmakodinamik

Farmakovigilance

Farmakoekonomi

Farmakognosi

Farmakoterapi
Farmakologi Vs Toksikologi
Apa bedanya?

FARMAKOKINETIK?
Ikawati, 2010
TERMINOLOGI PROFIL KINETIK
• BIOAVAIBILITAS :kadar obat aktif yang mencapai sirkulasi
baik melalui FPE(Efek Lintas Pertama) ataupun tidak
• ONSET : waktu mula kerja obat / waktu yang dibutuhkan
sejak obat diberikan s.d timbul efek
• DURASI : lama kerja obat / waktu yang dibutuhkan sejak
timbul efek s.d efek hilang
• PEAK EFFECT/waktu puncak: efek puncak / waktu yang
dibutuhkan sejak obat diberikan s.d timbul efek maksimal
Farmakologi
Greek :
• Pharmakos : drug, medicine
• Logos : study Ilmu tentang obat

ilmu yang mempelajari tentang interaksi obat


dengan organisme hidup
Obat?
Setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang
mempunyai pengaruh terhadap atau dapat menimbulkan efek
pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis, maupun
biokimiawi

Sumber : TUJUAN PENGOBATAN


Herbal, anorganik (sintesis), Diagnostik, preventif, kuratif,
mineral, rehabilitatif, promotif,
hewani,mikroorganisme, kontraseptif
rekayasa genetika
Apa yang terjadi saat
kita minum obat?
Apa yang dilakukan obat
terhadap tubuh kita?
Apa yang dilakukan
tubuh kita terhadap
obat?

Farmakokinetik
Nasib Obat dalam Tubuh
• Obat
• Disintegrasi----disolusi

Absorbsi (1) Distribusi (2)

Respon
farmakologis
Interaksi dg reseptor (3)
Dengan/
tanpa Metabolisme (4)

Ekskresi (5)
Bagaimana perjalanan
obat dlm tubuh ?

Melalui proses Absorbsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi (ADME)


• Absorbsi : proses dimana obat masuk ke dalam tubuh (sirkulasi) dari
tempat ia diberikan
• Distribusi : proses dimana obat meninggalkan sirkulasi dan masuk ke
jaringan
• Metabolisme : proses dimana enzim mengkatalisa perubahan kimia
obat menjadi lebih polar (metabolit) shg mudah diekskresikan
• Eksresi : proses dimana obat dan atau metabolitnya keluar dari tubuh (
mis. obat keluar lewat ginjal bersama urine)
ABSORBSI
• proses dimana obat masuk ke sirkulasi dari tempat ia
diberikan (oral: GIT, dermal : kulit, inhalasi : paru, dll)

• Obat harus melalui bebrapa membran semi- permeabel


sebelum mencapai tempat kerjanya (kecuali i.v) 
MEKANISME TRANSPORT OBAT melalui MEMBRAN
Mekanisme Transport Membran

• Difusi terfasilitasi
• Transport aktif
• Filtrasi
• Endo / Eksositosis
• Difusi pasif (terbanyak)
Mekanisme Transport Membran

Difusi terfasilitasi: carrier-mediated, tidak perlu ATP (mis. glucose)

Transport aktif: carrier-mediated, perlu ATP (mis. Na+, K+, Ca++)

Filtrasi: transport obat larut air melalui pores (glomerular, capillary)

Endositosis and eksositosis: (mis. neurotransmitter)


Passive diffusion
Transport obat melalui permukaan lipid (lipid bilayer)
Merupakan mekanisme utama absorbsi obat
Faktor yg mempengaruhi transport obat melalui membran :
1) rasio kelarutan molekul obat dlm media lipid & air
(koefisien partisi)
2) derajat ionisasi
3) bentuk & ukuran molekul obat
Syarat obat yang bisa melalui difusi pasif :
• larut lemak (lipid soluble)
• ukuran molekul kecil (BM < 1000)
• tidak bermuatan (non-ion)
1). KOEFISIEN PARTISI
• Rasio antara kelarutan obat dlm lemak thd kelarutan dlm air.
• Makin >> nilai koefisien partisi suatu obat  makin >>
kelarutannya dlm lemak  makin >> kemampuan obat untuk
berdifusi melewati membran

Cara Ujinya bagaimana?  lebih jelasnya ada pada praktikum

P oil/water = C oil / C water


2). DERAJAT IONISASI
Makin banyak yang ter-ion  makin sedikit yg diabsorbsi
Ditentukan oleh:
• Sifat kimia obat
sebagian besar obat bersifat elektrolit lemah (asam lemah
atau basa lemah)

• pH lingkungan
 Obat asam lemah akan terionisasi jika berada pada
lingkungan basa
 Obat basa lemah akan terionisasi jika berada pada
lingkungan yang bersifat basa
Mis. Amphetamin (pKa = 10), absorbsi di lambung (pH=2)
sedikit karena banyak yang terion
3). UKURAN MOLEKUL OBAT
• Makin kecil ukuran molekul obat, makin mudah
melewati membran secara difusi pasif
• Sebagian besar obat mempunyai ukuran molekul
kecil, 250-450 Da
Keterkaitan LIPID SOLUBILITY, derajat ionisasi & ukuran molekul
Lipid solubility ditentukan oleh:
1.Derajat Ionisasi (merupakan faktor utama yg menentukan
kelarutan dlm lemak) :

Obat yg terionisasi (charged)  kelarutan dalam lemak


berkurang.

2. Sifat Fisik & Kimia Molekul Obat

sebagian besar obat mempunyai BM= 500-1000 (BM


>1000 sulit diabsorbsi)  hubungan BM dan
absorbsi?
Sebag besar obat bersifat elektrolit lemah (sel
membran bersifat hidrofobik lipid bilayer  lbh
permeable thd molekul non-ion)

BM itu molecular weight apa molecular mass?


Faktor Fisiologis yg Mempengaruhi Absorbsi Obat
1. Luas permukaan absorbsi
makin luas  laju & jml yg terabsorbsi >>>
(absorbsi di lambung << usus)
2. Gastric Emptying (waktu pengosongan lambung)
semakin cepat waktu pengosongan lambung semakin cepat obat
sampai di usus proses absorbsi semakin cepat terjadi onset obat
lebih cepat
3. pH di tempat absorbsi
semakin jauh perbedaan pH obat dg pH lokal (tempat absorbsi)  semakin
banyak obat terionkan  obat asam lemah diabsorbsi optimal di lambung
sedangkan obat basa lemah diabsorbsi optimal di usus (TEORI).
FAKTA : absorbsi obat asam maupun basa lebih banyak terjadi di usus karena
luas permukaan & fungsi fisiologisnya.
Hubungan derajat ionisasi dg pH
• pKa adalah konstanta disosiasi asam.
Menunjukkan seberapa banyak yang terionkan. Untuk menunjukkan asam
lemah atau asam kuat.
• pH adalah konsentrasi H+
Menunjukkan asam basa suatu sistem
• Persamaan HENDERSON-HASSELBACH
Konjugat Basa
pH - pKa = log Asam lemah
Gastric Emptying (Waktu Pengosongan Lambung)
Meningkat pada :
 minum obat dg segelas air dingin
 Puasa
 Berbaring miring ke kanan
 Hyperthyroidsm

Menurun pada :
 Minum obat bersama dengan makanan berlemak, minuman yg bersifat
asam
 Minum obat bersama obat yg bersifat antikolinergik
 Berbaring miring ke kiri
 Hypothyroidism
 Aktivasi simpatis (mis keadaaan stress)
Faktor Fisiologis yg Mempengaruhi Absorbsi Obat
(lanj..)
4. Motiltas Usus
Semakin cepat motilitas usus  jumlah obat yang terabsorbsi <<<
(kasus loperamid pada diare)
4. Inaktivasi Obat  bioavaibilitas <<
- Karena keasaman lambung (misal. Penisilin)
- Karena dimetabolisme oleh flora usus
- Karena dimetabolisme oleh enzim digestif (misal Insulin)
- Karena dimetaboliseme oleh enzim dinding usus halur (misal katekolamin)
4. Aliran Darah ditempat Absorbsi
Perfusi tinggi? Absorbsi tinggi?
FIRST PASS METABOLISM
Eliminasi pre-sistemik , first pass effect (FPE)

• Metabolisme yg terjadi sebelum obat masuk ke


sirkulasi sistemik
• Dilakukan oleh : hepar (utama), dinding usus halus
• Akibatnya :
• Me  effikasi obat (peroral). Dapat diatasi dengan
memberikan dosis lebih tinggi,
Misal: Propranolol (5 mg vs. 100 mg)
• Extensive metabolism  pemberian secara peroral
tidak memungkinkan, Misal: Lidocaine
https://slideplayer.com/slide/14151694/
Faktor yg Mempengaruhi Absorbsi Obat

Faktor Kimia Faktor Fisiologis


 Sifat asam basa  Motilitas gastrik
 Derajat ionisasi  pH pada lokasi/tempat
 polaritas absorbsi
 BM  Luas permukaan tempat
 Kelarutan dalam absorbsi
lemak atau partition  Aliran darah
coefficient  Administrasi bersama atau
tanpa makanan
Rute Administrasi / Rute Pemberian
PER-ORAL
Keuntungan  Kerugian

Relative cepat  Tidak bisa memberikan efek


sangat cepat
Tidak menyakitkan
 Beberapa obat rusak di GIT
Mudah (insulin,cocaine)
Aman  Absorbsi obat bervariasi
 Tidak memerlukan alat  Dpt menyebabkan gangguan GIT
khusus / bantuan orang lain  Tidak dapat dipakai pada
 Sebagian besar obat dpt keadaan pasien tdk kooperatif,
diberikan peroral vomit, tdk sadar
 First pass effect menurunkan
bioavaibilitas
 Intravena
PER-INJEKSI  Subcutaneous, intramuscular  absorbsi
melalui diffusi & dipengaruhi oleh aliran darah

Keuntungan Kerugian

 Onset Cepat  Menyakitkan


 Terhindar dari first pass  Respon obat berupa ES &
(bioavabilitas sempurna) efek toksik sangat cepat
 Tidak melalui proses muncul
pencernaan(ES GIT kecil)  Potensial terjadi infeksi
 Dosis lebih akurat  Obat yang sudah masuk tdk
 Dapat diberikan pada pasien dapat dikeluarkan
gawat & koma  dikerjakan oleh org yang
punya keahlian
injeksi
PER-INHALASI

Keuntungan Kerugian

• Sangat Cepat • Beberapa potensial


• tidak menyakitkan menimbulkan bahaya (jangka
pendek : pneumoni, panjang
• Mudah : Ca)
• 5 - 8 detik menuju otak • Kemungkinan terjadi abuse
• Intense effects tinggi
• Asap : metamphetamine Uap : • Hanya viable utk obat dalam
anasthetics bentuk uap /partikel yg
sangat kecil
Mukosa sublingual, buccal,
PER-MEMBRAN MUKOSA nasal, vaginal / rektal :
melalui difusi pasif

Keuntungan Kerugian

• Absorbsi cepat • taste bad / iritasi


• Mudah membran
• Kemungkinan infeksi / • Tidak semua obat siap
diasorbsi
kerusakan jaringan kecil
(kecuali jk disertai dg • Mudah disalahgunakan
(abuse)
vasokonstriktor)
TRANSDERMAL

Keuntungan Kerugian

• Mudah • Berpotansi menimbulkan


• Tidak menyakitkan keracunan pd anak2 (jk
dimakan)
• Lambat diserap (sustained
release) • Sangat sedikit obat yang bisa
diserap krn permeabilitas
• Tidak melalui GIT & first pass kulit rendah
• Dpt menyebabkan iritasi
lokal
Distribusi

Merupakan proses dimana molekul obat yang telah diabsorbsi


mulai meninggalkan tempat atau lokasi ia diabsorbsi, masuk
sirkulasi sistemik, bersama aliran darah menuju ke seluruh
tubuh, melewati berbagai barier untuk mencapai tempat
kerjanya pada jaringan / organ target.

proses distribusi erat kaitannya dengan plasma darah

Dalam plasma, molekul obat berada dlm bentuk bebas dan


tdk bebas (terikat dg protein plasma)
IKATAN DENGAN PROTEIN
• Protein Plasma :
 Albumin – mengikat obat asam
 1-acid glycoprotein – mengikat obat basa

• Jumlah / fraksi obat yang terikat ditentukan oleh :


- konsentrasi protein
- affinitas ikatan
- jumlah binding sites.
 Obat yg terikat protein  ukuran molekul menjadi > besar 
sulit difusi pasif

 Hanya fraksi obat bebas yang dapat berdifusi melewati


dinding kapiler, meninggalkan sirkulasi, terdistribusi ke seluruh
jaringan tubuh, mencapai tempat kerja, berikatan dengan
reseptor seluler & kemudian dimetabolisme & diekskresi.

 Ikatan Protein pada obat tidak spesifik. Obat yang berbeda


berikatan pada jenis protein yang sama  ada kompetisi,
tergantung affinitas obat terhadap protein (obat yang
mempunyai affinitas >> dapat menggeser ikatan protein
dengan obat aff <<)
Obat yg Berikatan dg Obat yg Berikatan dg
Albumin 1-glikoprot
barbiturate
probenecid • alprenolol
lidocaine
benzodiazepines
streptomycin • bupivicaine
methadone
bilirubin
sulfonamides • desmethylperazine
prazosin
digotoxin
tetracycline • dipyridamole
propranolol
fatty acids
tolbutamide • disopyramide
quinidine
penicillins
valproic acid • etidocaine
verapamil
phenytoin
warfarin • imipramine
phenylbutazone
Konsekuansi adanya ikatan obat-protein plasma
• Me intensitas/efek maksimal
• Me durasi kerja beberapa obat
• Memperlambat eliminasi obat pada proses yang
dikontrol oleh mekanisme difusi pasif
- untuk menjalani proses metab, obat hrs msk ke sel hepar (mel
difusi pasif)
- untuk bisa diekskresi, obat hrs msk ren (mel difusi pasif) u/ kmd
menjalani filtrasi di glomerulus
• Rasio bound-unbound dapat berubah jika berinteraksi
dengan obat lain yang affinitasnya terhadap protein
plasma lebih tinggi
VOLUME DISTRIBUSI

Makin banyak
obat terdistribusi
ke organ
/jaringan 
konsent obat di
plasma <<  Vd
>>

Makin banyak
obat terikat prot
plasma  konsent
obat di plasma
>>  Vd <<
Kecepatan molekul obat masuk ke jaringan tubuh
tertentu tergantung pd:
• kecepatan aliran darah yg melalui jaringan
tersebut
• mudah tidaknya molekul melewati kapiler
membran.
DRUG RESERVOIR

Adalah kompartemen tubuh yg menjadi tempat akumulasi


obat  tdp “dynamic effects” pd avaibilitas obat

• GIT as reservoirs (ion trapping)


• Plasma proteins as reservoirs (bind drug)
• Enterohepatic Circulation as reservoirs
• Cellular as reservoirs
• Adipose (lipophilic drugs)
• Bone (crystal lattice)
GIT sbg RESERVOIR

• Basa lemah di lambung terionisasi sulit / lambat


diabsorbsi  secara pasif terkonsentrasi di
lambung (lambung sbg reservoir)
• Sebaliknya obat asam lemah di usus.
Enterohepatic circulation
as reservoir
• Beberapa obat diekskresi lewat sistem billiari (kandung empedu) ke
usus dalam bentuk aktif atau sebagai konjugat glukoronid 
- bent aktif  direabsorbsi lagi masuk sirkulasi
- konjugat  hidrolisa oleh enzim bakteri usus  parent drug (free
drug)  direabsorbsi lagi
Tulang sbg RESERVOIR

• Antibiotik Tetracyclin (& divalent metal ion-chelating agents


yang lain), logam berat dapat terakumulasi di tulang.
Mereka diadsorbsi di permukaan kristal tulang & akhirnya
bersatu menjadi ‘ crystal lattice’.

• Tulang menjadi reservoir & dapat melepaskan agen toksik (Pb,


Radium, dll) secara lambat (slow release) ke sirkulasi sistemik
 memperpanjang half lifenya.
lemak sebagai RESERVOIR
• Beberapa obat lipid-soluble diakumulasi dalam jaringan lemak.
Pada obesitas, kandungan lemak sekitar 50%, & pada saat
puasa masih sekitar 10% dari BB.

• 3 jam setelah pemberian thiopenthal, 70% dari dosis


thiopental yang diberikan dapat ditemukan di jaringan lemak .

• Hewan yg terpapar DDT tiba-tiba meninggal saat ia


dipuasakan, krn DDT yg terdeposit di lemak ikut dilepaskan,
saat tjd proses pemanfaatan lemak sebagai sumber energi.
FASE-FASE dlm DISTRIBUSI
Karena adanya perbedaan blood perfusion rate
• Fase I
• Beberapa menit setelah absorbsi, sebagian besar obat akan
terdistribusi ke jantung, hepar, ginjal & otak.
• Fase II
• Obat terdistribusi lebih lambat ke muscle, sebagian besar viscera,
kulit & lemak
• Fase III
• Obat didistribusikan ke tempat reservoir : protein plasma, protein
jaringan, lemak & tulang.
Distribusi obat setelah injeksi i.v

• Konsentrasi obat dalam plasma setelah injeksi i.v dibedakan


dlm 3 tahap : dilusi awal & distribusi, redistribusi dan eliminasi
(metab & renal)
• Injeksi i.v : bolus dan pelan/infus
• Bolus : mencapai onset lebih cepat, pada obat yang banyak
terikat protein protein plasma cepat tersaturasi  free drug
lebih banyak
• Inj i.v pelan : mencapai onset lbh lama,krn free drug lebih
sedikit
Obat yg bekerja di CNS

• Obat harus mampu melalui beberapa membran sel


(sel di sal cerna, pembuluh darah, BBB, sel glia, dan neuron)

• CNS :
hanya permeable terhadap obat lipid-soluble
Permeabilitas terbatas terhadap obat water-soluble pd
saat inflamasi
Pd saat tidak ada inflamasi, obat CNS perlu ‘carier’
(menyerupai zat endogen)
Blood-Brain Barrier(BBB)
 Hanya obat lipid-soluble yg dpt melewati
BBB.
 Hanya sedikit obat yang mampu
mencapai otak meski obat-obat tersebut
dapat mencapat jaringan atau organ
taret lainnya
Empat komponen BBB
 Tight Junctions pd kapiler otak
 Glial cell foot processes membungkus sekeliling kapiler
 Konsentrasi protein 0 di CSF  tekanan onkotik untuk
reabsorbsi protein dari luar plasma (-) konsentrasi obat di
CSF mirip konsentrasi obat bebas di sirkulasi
 Sel Endothelial di otak mengandung enzim yang
memetabolisme, menetralisir beberapa obat sebelum
mencapai CSF
 MAO terdapat di sel endothel otak. Enzim tersebut
memetabolisme Dopamine sebelum ia bisa mencapai CSF.
Sehingga kita harus memberikan L-DOPA supaya dopamine
dapat sampai ke CSF.
Bagian otak yg tidak dilindungi oleh BBB (sehingga lebih
permeable):
• Pituitary gland
• Pineal body
• Area postrema
• Median Eminence
• Choroid plexus capillaries

Meningitis: Akibat edema, BBB sedikit terbuka, shg Penicillin-G


bisa masuk & dpt digunakan utk Tx (Penicillin-G juga secara
aktif dipompa keluar dari otak sejak pertama kali ia melewati
BBB. )
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai