SEDIAAN OBAT
DAN SIFAT
BIOFARMASETIKA
Arief azis
Bentuk-bentuk Sediaan obat misalnya oral,
porenteral, rektal, topikal, dan alat nafas.
a. Secara oral misalnya
Tablet Eliksir
Kapsul Suspensi
Larutan (solutia) Bubuk
Sirup Jel
b. Secara porenteral d. Topikal misalnya
misalnya Salep
Larutan Krim
Suspensi Pasta
Emulsi Plester
c. Rektal misalnya Butuh
Larutan e. Alat nafas
Salep Erosol
Supposituria
II. Sifat Biofarmasetika
Untuk menghasilkan efek terapi, obat harus
mencapai tempat aksinya dalam kadar yang cukup
agar dapat menimbulkan respon.
Tercapainya kadar obat tersebut tergantung dari
jumlah obat yang diberikan, keadaan dan
kecepatan obat diabsorpsi dari tempat pemberian
dan distribusinya oleh aliran darah kebagian lain
dari badan, artinya dari letak aksinya baik dalam
bentuk tak berubah atau sebagai metabolit yang
dikeluarkan melalui proses ekskresi.
Maka perlu diketahui bagaimana cara
badan telah menangani obat dengan
proses absorpsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi (ADME) dalam penentuan
suatu dosis, rute dan bentuk obat yang
diberikan agar diperoleh efek terapi yang
diinginkan dengan efek toksis yang
minimal.
Fase yang menentukan terjadinya aktivitas biologis obat
adalah
Fose biofarmosetik