Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TEORI EKONOMI MAKRO II

Di susun oleh:

HESTI MARSUKING

1894040029

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah Swt yang telah


melimpahkan rahmat serta dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perputaran Uang dan Barang, Uang
dan Kegiatan Ekonomi Sector Rill, dan Pengendalian Jumlah Uang
Beredar”, makalah ini dibuat sebagai penunjang kegiatan perkuliahan pada mata
kuliah Ekonomi Moneter.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman dan semua pihak
yang telah memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah kami. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Bulukumba, 24 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3

A. Pasar Komoditi..................................................................... 3
1. Pengertian Pasar Komoditi............................................. 3
2. Variabel-Variabel Agregatif Dalam Pasar Komoditi..... 4
3. Pengeluaran Investasi dalam Model Analisa IS – LM... 5
B. Fungsi Konsumsi dan Saving............................................... 5
1. Fungsi Konsumsi............................................................ 5
2. Fungsi Saving atau Tabungan......................................... 7
C. Pasar Uang............................................................................ 8
1. Definisi Pasar.................................................................. 8
2. Permintaan Uang Untuk Transaksi................................ 10
3. Permintaan untuk berjaga-jaga...................................... 12
4. Penawaran uang............................................................. 12
D. Ekuilibrium Dalam Analisis Is – Lm, Keseimbangan Umum Dan
Keseimbangan Semu........................................................... 14
1. Ekuilibrium Dalam Analisis IS – LM........................... 14
2. Keseimbangan umum.................................................... 16
3. Keseimbangan semu...................................................... 16
E. Kebijakan Ekspansi dan Kebijakan Kontraksi.................... 17
1. Kebijakan Ekspansi....................................................... 17
2. Kebijakan kontraksi....................................................... 18

ii
BAB III PENUTUP............................................................................. 19

A. Kesimpulan........................................................................ 19
B. Saran.................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar Komoditi adalah tempat jual beli barang dari sektor ekonomi
primer, baik dalam bentuk fisik maupun melalui kontrak derivatif. Secara
umum, ada dua jenis komoditi yang diperdagangkan, yaitu Soft
Commodities dan Hard Commodities.Perdagangan di Pasar Komoditi
sebenarnya sudah terjadi sejak berabadabad lampau. Contohnya, petani
mempertukarkan hasil pertaniannya dengan barang lain (barter) ataupun
dengan uang untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Teori konsumsi Keynes dikenal dengan Hipotesis Pendapatan
Absolut (Absolute Income Hypotesis) yang pada intinya menjelaskan
bahwa konsumsi seseorang dan atau masyarakat secara absolut ditentukan
oleh tingkat pendapatan, kalaupun ada faktor lain yang juga menentukan,
maka menurut Keynes.
Uang Pasar adalah pasar tempat suatu pihak meminjam dana dari
pihak lainnya pada tingkat bunga tertentu dan biasanya untuk jangka
waktu di bawah satu tahun. Jangka waktu pinjaman bisa bervariasi, mulai
dari satu hari sampai satu tahun. Pijaman yang berjangka waktu lebih dari
satu tahun digolongkan sebagai pasar hutang.
Dilihat dari jenis mata uangnya, pasar uang dapat dibagi menjadi
pasar domestik dan pasar valuta asing. Pasar uang dikatakan efisien bila
dapat melakukan transfer uang dari unit surplus ke unit defisit dalam
jumlah besar dengan waktu yang singkat serta biaya yang sangat rendah
(Timothy Q.Cook dan Robert K.LaRoche, 1998).
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pasar Komoditi
2. Menjelaskan Fungsi Konsumsi dan Saving
3. Menjelaskan pasar uang

1
4. Menjelaskan Ekuilibrium Dalam Analisis Is – Lm, Keseimbangan
Umum Dan Keseimbangan Semu
5. Menjelaskan Kebijakan Ekspansi dan Kebijakan Kontraksi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahuiPasar Komoditi
2. Untuk mengetahui Fungsi Konsumsi dan Saving
3. Untuk mengetahui pasar uang
4. Untuk mengetahui Ekuilibrium Dalam Analisis Is – Lm,
Keseimbangan Umum Dan Keseimbangan Semu
5. Untuk mengetahui Kebijakan Ekspansi dan Kebijakan Kontraksi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pasar Komoditi
1. Pengertian Pasar Komoditi
Pasar Komoditi adalah tempat jual beli barang dari sektor ekonomi
primer, baik dalam bentuk fisik maupun melalui kontrak derivatif. Secara
umum, ada dua jenis komoditi yang diperdagangkan, yaitu Soft
Commodities dan Hard Commodities. Soft Commodities mencakup
produk agri seperti gandum, kopi, kakao, gula, dan lain sebagainya;
sedangkan Hard Commodities meliputi barang hasil tambang seperti emas
dan minyak. Yang perlu diperhatikan: pasar komoditi tidak
memperdagangkan produk hasil olahan, melainkan semata barang dari
sektor ekonomi primer yang dapat disimpan dalam waktu cukup lama saja.
Perdagangan di Pasar Komoditi sebenarnya sudah terjadi sejak
berabadabad lampau. Contohnya, petani mempertukarkan hasil
pertaniannya dengan barang lain (barter) ataupun dengan uang untuk
memenuhi berbagai kebutuhan. Namun, dalam perkembangan dunia
finansial modern, perdagangan di Pasar Komoditi tak lagi hanya berupa
transaksi fisik seperti itu, melainkan dapat pula dilakukan melalui kontrak
berjangka (Futures) dan kontrak derivatif lainnya.
Perkembangan Pasar Komoditi di Indonesia tak jauh berbeda
dengan perkembangannya di dunia internasional. Transaksi komoditi telah
berlangsung sejak jaman kuno, baik secara domestik maupun lintas
negara. Buku sejarah Indonesia mencatat transaksi antar wilayah seperti di
era Majapahit dan Sriwijaya. Pedagang internasional dari China dan India
juga diketahui melakukan transaksi jual-beli komoditi seperti beras, gula,
dan rempah-rempah. Perdagangan komoditi seperti ini terus berlangsung
hingga masa penjajahan.
Setelah Indonesia merdeka, perdagangan komoditi masih
dilaksanakan secara tradisional atau melalui bursa berjangka di negeri-

3
negeri jiran. Bentuk Pasar Komoditi modern baru diwujudkan dengan
pendirian Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) pada tahun 1999. Saat ini, BBJ
dikenal pula dengan nama Jakarta Futures Exchange (JFX). JFX
memfasilitasi perdagangan kontrak berjangka untuk beberapa komoditi
tertentu, seperti Emas dalam beberapa spesifikasi berbeda, Kopi Robusta,
Kopi Arabica, Olein, dan Kakao. Sedangkan untuk mendukung transaksi
komoditi secara online dan real-time, JFX telah merilis sistem
perdagangan elektronik bernama JAFeTS. Pada tahun 2019, muncul satu
bursa komoditi berjangka lagi di Indonesia, yakni Indonesia Commodity
and Derivatives Exchange (ICDX).
2. Variabel-Variabel Agregatif Dalam Pasar Komoditi
Dibawah ini diikhtisarkan variable-variabel ekonomi agregatif yang
relevan bagi analisis ekonomi makro untuk masing-masing jenis
struktur perekonomian:
1) Perekonomian Tertutup Sederhana
Variabel kegiatan ekonomi agregat adalah C, S, I, dan Y.
Dimana: C = Pengeluaran Konsumsi
S = Saving atau Penabungan
I = Pengeluaran Investași
Y = Pendapatan Nasional
2) Perekonomian Tertutup Dengan Kebijkan Fiskal
Variabel kegiatan ekonomi agregat adalah C, S, I, Y, Tx, G,
dan T.
Dimana: Tx = Pajak
G = Pengeluaran Pemerinta
T = Transfer Pemerintah
3) Perekonomian Terbuka Tanpa Kebijakan Fiskal
Variabel kegiatan ekonomi agregat adalah C, S, I, Y, X,
dan Z.
Dimana: X = Ekspor
Z = Impor

4
4) Perekonomian Terbuka Dengan Kebijakan Fiskal
Variabel kegiatan ekonomi agregat adalah C, S, I, Y, X, Z,
Tx, G, dan T.
3. Pengeluaran Investasi dalam Model Analisa IS – LM
Setelah mengetahui variabel-variabel yang terdapat dalam pasar
komoditi, langkah selanjutnya adalah mempersoalkan tentang bagaimana
kita memperlakukan variabel-variabel tersebut dengan cara menentukan
yang mana diperlakukan sebagai variabel yang eksogen dan yang mana
diperlakukan sebagai variabel endogen.
Dari variabel-variabel kegiatan ekonomi di pasar komoditi, hanya
variabel I (pengeluaran investasi) saja yang mendapatkan perlakuan yang
berbeda antara peranannya dalam model analisa dimana hanya
diperhatikan pasar komoditi saja dengan peranannya dalam model analisa
IS-LM.
Dalam model analisa tersebut, investasi pada umumnya
diperlakukan sebagai variabel eksogen. Secara lebih pasti dapat dikatakan
bahwa dalam model tersebut nvestasi tidak diperlakukan sebagai variabel
yang nilainya ditentukan oleh tingkat bunga. Dalam model analisa IS-LM
di lain pihak, investasi eksplisit secara diasumsikan merupakan fungsi
daripada tingkat bunga.
B. Fungsi Konsumsi dan Saving
1. Fungsi Konsumsi
Teori konsumsi Keynes dikenal dengan Hipotesis Pendapatan Absolut
(Absolute Income Hypotesis) yang pada intinya menjelaskan bahwa
konsumsi seseorang dan atau masyarakat secara absolut ditentukan oleh
tingkat pendapatan, kalaupun ada faktor lain yang juga menentukan, maka
menurut Keynes kesemuanya itu tidak berarti apa-apa dan sangat tidak
menentukan.
Teori Konsumsi Keynes didasarkan pada 3 postulat yaitu:
1) Konsumsi meningkat apabila pendapatan meningkat, akan tetapi
besarnya peningkatan konsumsi tidak akan sebesar peningkatan

5
pendapatan, oleh karenanya adanya batasan dari Keynes sendiri yaitu
bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal = MPC (Marginal
Propensity to Consume) adalah antara nol dan satu, dan pula besarnya
perubahan konsumsi selalu diatas 50% dari besarnya perubahan
pendapatan (0,5<MPC<1)
2) Rata-rata kecenderungan mengkonsumsi = APC (Avarage Propensity
to Consume). akan turun apabila pendapatan naik, karena peningkatan
pendapatan selalu lebih besar daripada peningkatan konsumsi,
sehingga sehingga pada setiap naiknya pendapatan pastilah akan
memperbesar tabungan. Dengan demikian dapat dibuatkan satu
pernyataan lagi bahwa setiap terjadi peningkatan pendapatan maka
pastilah rata-rata kecenderungan menabung akan semakin tinggi.
3) Bahwa pendapatan adalah merupakan determinan (faktor penentu
utama) dari konsumsi. Faktor lain dianggap tidak berarti.
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current
consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposabel saat ini
(current disposable income). Menurut Keynes, ada batas konsumsi
minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat
konsumsi tersebut harus terpenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama
dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus (autonomous
consumption). Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi
juga meningkat. Hanya saja peningkatan tersebut tidak sebesar
peningkatan pendapatan disposabel.
C = C 0 + b yd
Dimana:
C = konsumsi
C 0= konsumsi otonomus
b = marginal prospensity to consume (MPC)
y d = pendapatan disposable 0 ≤ b ≤ 1
Sebagai tambahan penjelasan, perlu diberikan beberapa catatan
mengenai fungsi Konsumsi Keynes tersebut diatas:

6
a. Merupakan variabel riil/nyata, yaitu bahwa fungsi konsumsi Keynes
menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran
konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat
harga konstan, bukan hubungan antara pendapatan nominal dengan
pengeluaran konsumsi nominal.
b. Merupakan pendapatan yang terjadi (current income), bukan
pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula pendapatan
yang diperkirakan terjadi di masa datang (yang diharapkan).
c. Merupakan pendapatan absolut, bukan pendapatan relativ atau
pendapatan permanen.
d. Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena
menurut Keynes “in the long run we’re all dead”.
2. Fungsi Saving atau Tabungan
Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara
tabungan dan pendapatan. Tabungan dalam ilmu Ekonomi Makro
didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan disposabel yang
disimpan karena tidak habis digunakan untuk konsumsi. Tabungan
dalam lingkup luas merupakan bagian dari pada pendapatan nasional
per tahun yang tidak digunakan untuk konsumsi.
Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah
tangga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga.
Tabungan tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan rumah
tangga. Makin besar pendapatan rumah tangga, semakin besar jumlah
tabungan yang akan dilakukan oleh perekonomian.
Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami
kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam suku
bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti ke atas jumlah
tabungan yang akan dilakukan oleh sektor rumah tangga. Adapun
notasi matematika dari fungsi tabungan dapat kita ambil dari definisi

7
tabungan, “Tabungan adalah bagian dari pendapatan disposabel yang
tidak digunakan untuk konsumsi”
C. Pasar Uang
1. Definisi Pasar
Uang Pasar adalah pasar tempat suatu pihak meminjam dana dari
pihak lainnya pada tingkat bunga tertentu dan biasanya untuk jangka
waktu di bawah satu tahun. Jangka waktu pinjaman bisa bervariasi, mulai
dari satu hari sampai satu tahun. Pijaman yang berjangka waktu lebih dari
satu tahun digolongkan sebagai pasar hutang.
Dilihat dari jenis mata uangnya, pasar uang dapat dibagi menjadi
pasar domestik dan pasar valuta asing. Pasar uang dikatakan efisien bila
dapat melakukan transfer uang dari unit surplus ke unit defisit dalam
jumlah besar dengan waktu yang singkat serta biaya yang sangat rendah
(Timothy Q.Cook dan Robert K.LaRoche, 1998).
Ada beberapa fungsi pasar uang yang penting dalam kegiatan
ekonomi, yaitu fungsi likuiditas, fungsi sebagai sarana penyaluran
kebijaksanaan (Channel for implementing policies), fungsi informasi,
accumulation of wealth, serta allocation of wealth (Direktorat Riset
Ekonomi dan Kebijakan Moneter, 2002).
a. Fungsi likuiditas
Pasar uang terkait dengan manfaat yang diberikannya kepada para
investor dalam rangka mengelola dana jangka pendek mereka yang idle
dengan membeli piranti-piranti pasar uang, seperti certificate deposit,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan deposito berjangka pendek untuk
memeperoleh pendapatan. Sementara itu, bagi pengusaha yang
membutuhkan dana, pasar uang digunakan sebagai salah satu alternatif
tempat untuk mencari sumber dana sementara. Misalnya, dalam hal terjadi
mismatch temporer karena portfolio asetnya berjangka panjang, sementara
sisi liabilitiesnya relatif berjangka pendek untuk memperoleh pendapatan
yang optimal.

8
Dalam rangka melaksanakan kebijakan moneter, Bank Sentral atau
otoritas moneter antara lain menggunakan piranti operasi pasar terbuka
(OPT). Kebijakan OPT dilakukan dengan melakukan penjualan atau
pembelian, baik secara outright maupun repo , surat-surat berharga
Pemerintah atau surat-surat berharga yang diterbitkan oleh bank sentral
( sejenis SBI di Indonesia) di pasar uang guna mempengaruhi likuiditas
perekonomian agar sesuai dengan kebutuhan perekonomian.
Perkembangan likuiditas dalam pasar uang lebih lanjut akan berdampak
terhadap perkembangan suku bunga dan nilai tukar, yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian secara makro.
b. fungsi informasi
Perkembangan pasar uang dapat memberikan informasi bagi
pelakupelaku di pasar uang seperti perusahaan, perbankan, pemerintah,
otoritas moneter mengenai kondisi moneter, arah kebijakan, preferensi,
dan tingkah laku peserta pasar uang maupun kondisi dan prospek ekonomi
di dalam maupun di luar negeri. Accumulation of wealth diperoleh
masyarakat dengan menempatkan harta lancar (liquid assets) mereka pada
piranti-piranti pasar uang yang memberikan pendapatan.
Bagi investor, besar kecil pendapatan yang akan diperolehnya
tergantung dari besar-kecil tingkat risiko yang mereka tolerir. Semakin
besar pendapatan yang diharapkan, biasanya semakin besar pula tingkat
risiko yang dihadapi, seperti membeli surat-surat berharga perusahaan
yang bukan berkategori blue chips. Demikian sebaliknya, semakin rendah
pendapatan yang didapatkan, semakin rendah pula risiko yang dihadapi,
seperti pembelian surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah
atau bank sentral.
c. Fungsi alloaction of weath
Adalah fungsi yang ditawarkan oleh pasar uang kepada para
investor yang ingin mendiversifikasi asset yang mereka miliki. Dalam
upaya mengurangi risiko yang dihadapi, investor dapat melakukan
investasi pada berbagai alternatif yang tersedia, seperti deposito di bank,

9
membeli saham atau suratsurat berharga (fixed income) lainnya di pasar
modal, serta membeli berbagai piranti pasar uang lainnya.
Pasar uang selain berpeluang menghasilkan keuntungan, juga
mengandung kemungkinan timbulnya risiko yang harus ditanggung
investor baik risiko ekonomi maupun nonekonomi (Goeltom,2000).
2. Permintaan Uang Untuk Transaksi
Teori ini pada dasarnya sama dengan teori kuantitas uang, tetapi
cara pendekatannya sangat berbeda. Dalam teori ini tidak menekankan
pada hubungan antara penawaran uang dan tingkat harga. Akan tetapi yang
ditekankan adalah mengenai tujuan masyarakat dalam permintaan uang
dan bagaimana faktor ini menentukan jumlah uang yang diperlukan
masyarakat. Marshall berpendapat bahwa tujuan memegang uang adalah
untuk membiayai transaksi yang dilakukan. Seterusnya Pigou menambah
alasan lain dari masyarakat memegang uang yaitu untuk berjaga-jaga.
Dengan notasi yang sama formulasi Marshall sebagai berikut:
M = k PT = kY dimana: k = 1/V Secara matematis formulasi
Marshall sama dengan formulasi Irving Fisher, namun implikasinya
berbeda. Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu
menginginkan sebagian tertentu dari pendapatannya (Y) dalam bentuk
uang tunai (k). Sehingga kY merupakan keinginan individu/ masyarakat
terhadap uang tunai.
a. Teori Permintaan Keynes
Teori permintaan uang dari Keynes merupakan bagian dari teori
makro yang di tuangkan dalam bukunya The General Theory of
Employment, Interest and Money (Budiono, 1985, hal 27). Pada teori ini
Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori permintaan
uang tradisi klasik. Perbedaan tersebut terletak pada penekanan oleh
Keynes pada fungsi uang yang lain yaitu sebagai penyimpan kekayaan
(store of value) dan bukan hanya sebagai alat transaksi saja (means of
Exchange) saja. Didalam teorinya Keynes membagi permintaan uang atas
tiga motif yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga dan untuk spekulasi.

10
Permintaan uang untuk transaksi dan Permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga tergantung pada tingkat pendapatan.
Semakin besar pendapatan seseorang atau masyarakat semakin
besar permintaan uang untuk tujuan transaksi. Keynes juga berpendapat
permintaan uang untuk berjagajaga tergantung pada pendapatan berkaitan
dengan cadangan untuk sesuatu hal yang tak terduga. Semakin besar
pendapatan seseorang atau masyarakat maka semakin besar pula cadangan
uang tunai untuk hal-hal yang tak terduga.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi hanya dikenal oleh
pengikut Keynes sedang kaum Klasik tidak sependapat tentang hal
tersebut. Dalam permintaan uang untuk spekulasi ini tergantung pada
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga semakin rendah
permintaan uang tunai oleh seseorang atau masyarakat. Alasanya adalah
semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin besar ongkos memegang
uang tunai sehingga seseorang atau masyarakat lebih baik membeli
obligasi. Sebaliknya semakin rendah tingkat bunga maka semakin rendah
ongkos memegang uang tunai dan semakin besar seseorang atau
masyarakat menyimpan uang tunai.
b. Teori Permintaan Uang Friedman
Menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh
faktorfaktor berikut: tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga
‘equities’, modal fisik dan kekayaan (Sukirno, 2000, hal. 418). Mengenai
peranan harga dalam mementukan permintaan uang, Friedman
berpendapat dikarenakan memegang uang adalah salah satu cara untuk
menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain adalah menyimpan dalam
bentuk harta keuangan (financial asset) seperti obligasi, deposito dan
saham, menyimpan dalam harta tetap (tanah dan rumah) dan kekayaan
manusiawi.
Berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
uang seperti diatas, teori permintaan yang didasarkan pada teori kuntitas
modern yang dikembangkan oleh Friedman dapat dinyatakan dalam

11
persamaan berikut: MD = f (P, r, rFC, Y) Dimana MD permintaan uang
nominal, P adalah tingkat harga, r adalah suku bunga, rFC adalah tingkat
pengembalian modal dari modal fisik dan Y adalah pendapatan dan
kekayaan.
3. Permintaan Untuk Berjaga-jaga
Dalam kenyataan, tidak semua uang akan digunakan untuk tujuan
transaksi. Tentu ada sebagian uang yang ditahan dalam bentuk uang kas
dengan tujuan tidak untuk dibelikan barang pada saat itu, tetapi untuk
berjaga-jaga. Kondisi masa depan yang tidak terduga mendorong orang
untuk menyimpan uang kas berdasarkan motif berjaga-jaga atau untuk
membiayai sesuatu yang tidak terencana atau terduga. Misalnya, untuk
biaya berobat pada saat sakit atau biaya kebutuhan sekolah anak yang
secara mendadak seperti kegiatan studi lapangan.
Motif tersebut terjadi akibat terdapatnya ketidakpastian di waktu
yang akan datang. Ketidakpastian ini dapat dianggap sebagai suatu kondisi
darurat atau munculnya kesempatan-kesempatan lain yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Masyarakat menjadi perlu memegang sejumlah
uang agar selalu dapat menghadapi kepastian tersebut. Kebutuhan uang
untuk berjaga-jaga ini cenderung meningkat dengan meningkatnya
pendapatan.
Besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya pendapatan seseorang. Semakin tinggi pendapatan
seseorang, maka kemampuan menyimpan uang kas untuk berjaga-jaga
semakin tinggi. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin
tinggi akan perlunya uang untuk berjaga-jaga. Secara keseluruhan,
semakin tinggi pendapatan, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang
untuk berjaga-jaga juga semakin tinggi.
4. Penawaran Uang
Penawaran uang (money supply), yang merupakan sisi lain dari
pasar uang diasumsikan sebagai sesuatu yang ditentukan langsung oleh
bank sentral. Pendekatan pertama, bahwa anggapan ini dapat diterima

12
tetapi sering kali diasumsikan terlalu sederhana. Pada saat ini para ekonom
berpendapat bahwa penawaran uang dalam teori moneter mempunyai arti
yang sama dengan jumlah uang beredar, yang tidak sepenuhnya diciptakan
oleh bank sentral. Teori penawaran uang modern menganggap bahwa
jumlah uang beredar adalah hasil interaksi antara bank sentral, bank-bank
umum dan masyarakat umum (Boediono, 1995: 5).
Teori Penawaran Uang Modern. Terdapat tiga pelaku di dalam
pasar uang yaitu: otoritas moneter, lembaga keuangan, dan masyarakat
(Roswita, 1995). Otoritas moneter merupakan suplier uang primer dalam
masyarakat. Penawaran uang atau jumlah uang beredar dalam
perekonomian modern merupakan hasil netto dari perilaku pemerintah
dalam hal ini bank sentral, bank-bank umum dan masyarakat. Namun dari
ketiga golongan ini, bank sentral mempunyai pengaruh yang paling besar
terhadap jumlah uang beredar. Hal ini disebabkan bahwa bank sentral yang
memegang monopoli penciptaan uang kartal. Bank hanya bisa
menciptakan uang giral atas dasar sejumlah tertentu uang kartal yang
dipegang bank tersebut. Tanpa ada uang kartal tidak akan ada uang giral.
Dari setiap uang kartal yang diciptakan bank sentral merupakan benih bagi
terciptanya beberapa rupiah uang giral. Oleh karena itu, uang kartal
ciptaan bank sentral disebut uang inti (base money).
Teori Penawaran Uang Tanpa Bank dimana Teori ini merupakan
teori yang paling sederhana. Teori ini merupakan gambaran dari sistem
standar emas, ketika emas menjadi satu-satunya alat pembayaran. Jumlah
uang beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat naik atau turun
sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat.
Dalam sistem moneter seperti itu, uang beredar ditentukan oleh
proses pasar. Adapun pemerintah, Bank Sentral, ataupun perbankan tidak
memiliki pengaruh terhadap besarnya uang yang beredar. Semuanya serba
otomatis dan sebenarnya tidak ada alasan bagi pemerintah atau Otorita
Moneter untuk melakukan campur tangan di pasar uang (yaitu
melaksanakan kebijakan moneter). Dalam hal ini, penawaran uang hanya

13
bertambah jika orang memproduksi emas (baru). Jadi, jumlah uang beredar
bergantung pada perilaku produsen emas. Produsen emas hanya akan
memproduksi apabila menguntungkan.
Jumlah uang yang beredar atau penawaran uang (money supply)
adalah jumlah uang yang beredar dimsayarakat yang berupa penjumlahan
dari uang kartal dan uang giral. Dalam teori ekonomi moneter dijelaskan
bahwauang inti (base money) merupakan penjumlahan antara uang kartal
dengan cadangan wajib dan kelebihan cadangan
D. Ekuilibrium Dalam Analisis Is – Lm, Keseimbangan Umum Dan
Keseimbangan Semu
1. Ekuilibrium Dalam Analisis IS – LM
IS-LM terdiri dari IS dan LM. IS adalah Invesment Saving berarti
pasar barang sedangkan LM adalah Liquidity Money yang berarti yang
berarti pasar uang. Model IS-LM menjelaskan interaksi antara dua pasar,
yaitu pasar barang dan pasar uang. Di kedua pasar ini peranan tingkat suku
bunga sangat penting karena akan memengaruhi komponen terutama
variabel konsumsi dan investasi. Perubahan-perubahan indikator makro di
kedua konsumsi dan investasi. Perubahan-perubahan indikator makro di
kedua pasar yang terbentuk akan memengaruh komposisi pendapatan
nasional dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Analisis IS – LM merupakan alat bantu analisis dalam kebijkan
fiskal dan kebijakan moneter dalam suatu perekonomian makro. Alat
bantu IS – LM ini akan lebih mudah menentukan keseimbangan umum
ekonomi makro agregatif yang dimaksud. Keseimbangan pasar barang dan
pasar uang (IS – LM) terjadi jika semua pasar yang diperhatikan dalam
model tersebut berada pada keadaan ekuilibrium (Atmojo, 2018).
a. Pengertian Pasar Barang dan Kurva IS
Pasar Barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. Pasar
barang sering disebut sektor riil. Permintaan dalam pasar barang
merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam

14
negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan
jasa yang diproduksi dalam negeri.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang muncul di pasar barang. Kurva IS juga menyatakan
“investasi” dan “tabungan” yang menunjukkan keseimbangan dalam pasar
barang. Slope pada kurva IS negatif, yang menunjukkan perbandingan
terbalik antara pendapatan dengan tingkat bunga yaitu saat tingkat bunga
naik, maka pendapatan akan turun dan sebaliknya saat tingkat bunga turun
maka pendapatan akan naik. Keseimbangan pasar barang tercapai bila
penawaran barang dan jasa telah sama dengan permintaannya. Pada
kondisi ini total produksi sama dengan total pengeluaran. Pergeseran kurva
IS menunjukkan terjadinya perubahan tingkat autonomus.
b. Pengertian Pasar Uang dan Kurva LM
Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran
danadana atau surat-surat berharga yang mempunya jangka waktu satu
tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui
lembagalembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit
jangka pendek. Keseimbangan pasar uang tercapai bila permintaan uang
telah sama dengan penawaran uang. Kurva LM menunjukkan kombinasi
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan
keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM
menggambarkan hubungan diantara tingkat pendapatan dan tingkat bunga.
Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi permintaan terhadap
keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan.
Karena itu, kurva LM miring ke atas.
c. Keseimbangan Kurva IS – LM
Keseimbangan umum atau disebut keseimbangan IS-LM merupakan
keseimbangan perekonomian secara general antara sektor rill dan sektor
keuangan suatu negara. Keseimbangan Umum terjadi pada waktu Pasar
Barang dengan Pasar Uang berada dalam keseimbangan secara bersama-
sama. Saat terjadi Keseimbangan Umum, besarnya pendapatan nasional

15
dan tingkat bunga mencerminkan pendapatan nasional dan tingkat bunga
keseimbangan yang terjadi baik di Pasar Barang maupun di Pasar Uang.
2. Keseimbangan Umum
Keseimbangan umum adalah kondisi dimana jumlah permintaan
sama dengan jumlah penawaran. Jumlah barang dalam keadaan itu disebut
kuantitas keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk keadaan
keseimbangan itu di sebut harga keseimbangan. Dalam perekonomian
bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang akan terjadi pada
tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa
interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku
bunga pada tingkat keseimbangan.
Apabila suku bunga berada di atas tingkat keseimbangan, pasokan
uang melebihi permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada
tingkat bunga tersebut, opportunity cost memegang uang menjadi terlalu
tinggi. Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio
kekayaannya untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan bunga, misal
obligasi. Penurunan permintaan uang diimbangi dengan kenaikan
permintaan aset tersebut. Akibatnya, harga aset tersebut akan naik dan
tingkat bunganya menurun. Mekanisme ini akan terus berjalan hingga
uang yang ingin dipegang masyarakat sama dengan pasokan uang.
3. Keseimbangan Semu
Keseimbangan semu adalah keseimbangan dimana pendapatan
nasional (Y) dalam kondisi ekuilibrium hanya dipasar komoditi atau pasar
uang saja. Kurva IS merupakan kurva yang menghubungkan tingkat-
tingkat pendapatan nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga
dipenui syarat ekuilibriumnya pasar komoditi. Krva LM di lain pihak
merupakan kurva yag menghubungkan tingkat tingkat pendapatan nasional
pada berbagai kemungkinan tingkat bunga diman dipenuhi syarat
ekuilibriumnya pasar uang.
Pada umumnya kurva IS mempunyai lereng yang negatif sedangkan
kurva LM mempunyai lereng yang positif. Ini berarti bahwa pada

16
umumnya tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat
ekuilibriumnya baik pada pasar komoditi maupun pasar uang hanya
terletak pada satu titik. Yaitu pada titik potong kurva IS denga kurva LM.
Keadaan perekonomian dimana terpenuhi syarat ekuilibriumya pasar
komoditi dan juga tepenuhinya syarat ekuilibriumnya pasar uang dalam
model analisi IS-LM dikatakan berada dalam keseimbangan umum atau
general ekuilibrium dan titik potongnya kita sebut titik ekuilibrium ISLM.
E. Kebijakan Ekspansi dan Kebijakan Kontraksi
1. Kebijakan Ekspansi
Pada awalnya, kebijakan ekonomi makro dilakukan melalui kebijakan
moneter, namun pada akhirnya diikuti dengan kebijakan fiscal.
Pengambilan keputusan untuk kebijakan moneter cenderung lebih cepat
jika dibanding dengan keputusan kebijakan fiscal. Walaupun dalam
pelaksanaannya, kebijakan fiscal cenderung lebih cepat dan tepat sasaran.
Kebijakan moneter cenderung memiliki kelambatan ke luar ata u outside
lag, sedangkan kebijakan fiscal lebih memiliki kelambatan ke dalam atau
inside lag. Pada prinsipnya, tujuan kebijakan ekonomi adalah mencapai
suatu keadaan ekonomi seperti yang diharapkan. Untuk dapat mencapai
sasaran dan tujuan dari sebuah kebijakan ekonomi diperlukan instrument
kebijakan atau policy instrument. Berdasarkan arah perubahan dari nilai
target yang menjadi tujuan kebijakan Kebijakan ekspansi yang juga sering
disebut kebijakan uang longgar (easy money policy) ialah kebijakan yang
mengatur jumlah uang yang dipasok dalam perekonomian. Caranya
dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank
sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk bank.
Kebijakan ekspansi juga akan menurunkan tingkat pengangguran dan
merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja konsumen. Secara
keseluruhan di seluruh negara, tujuan kebijakan moneter ekspansif adalah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan risiko inflasi akan semakin
tinggi. Kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive policy)
utamanya melakukan penambahan uang yang beredar dalam masyarakat

17
agar roda perekonomian semakin berjalan cepat. Kebijakan ini mampu
meningkatkan daya beli (permintaan) masyarakat dan mengurangi jumlah
pengangguran pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
2. Kebijakan kontraksi
Kontraksi ekonomi adalah kondisi penurunan siklus ekonomi yang
dalam sehingga angka PDB berada di kisaran minus. Secara khusus,
kontraksi muncul setelah titik tertinggi dalam dalam siklus bisnis. Banyak
ekonomo menyatakan bahwa kontraksi muncul saat GDP riil sebuah
Negara terus menurun di dua kuartal atau lebih bertutut-turut. Untuk
sebagian orang kontraksi dalam ekonomi bisa menjadi sumber kesulitan,
karena disaat kontraksi banyak orang kehilangan pekerjaan. Aktivitas
ekonomi agregat biasanya mengalami fase naikdan turun, yang sering
disebut siklus bisnis atau siklus ekonomi.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar Komoditi adalah tempat jual beli barang dari sektor
ekonomi primer, baik dalam bentuk fisik maupun melalui kontrak
derivatif. Secara umum, ada dua jenis komoditi yang
diperdagangkan, yaitu Soft Commodities dan Hard
Commodities.Perdagangan di Pasar Komoditi sebenarnya sudah
terjadi sejak berabadabad lampau. Contohnya, petani
mempertukarkan hasil pertaniannya dengan barang lain (barter)
ataupun dengan uang untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Teori konsumsi Keynes dikenal dengan Hipotesis
Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypotesis) yang pada
intinya menjelaskan bahwa konsumsi seseorang dan atau
masyarakat secara absolut ditentukan oleh tingkat pendapatan,
kalaupun ada faktor lain yang juga menentukan, maka menurut
Keynes.
Uang Pasar adalah pasar tempat suatu pihak meminjam
dana dari pihak lainnya pada tingkat bunga tertentu dan biasanya
untuk jangka waktu di bawah satu tahun. Jangka waktu pinjaman
bisa bervariasi, mulai dari satu hari sampai satu tahun. Pijaman
yang berjangka waktu lebih dari satu tahun digolongkan sebagai
pasar hutang.
B. Saran
Kepada pembaca semoga makalah ini bermanfaat untuk
semuanya, bisa menjadi salah satu ilmu atau bahan bacaan yang
mempunyai nilai manfaat dan untuk dipelajari. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata di dalamnya mohon kritikannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, R. Windi. (2018). Analisis Efektivitas Kebijakan Moneter dan


Kebijakan Fiskal terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia.
Economics Development Analysis Journal, Volume 7 (2) : Hal 194
– 202
Huda, Nurul. 2007. Keseimbangan IS – LM dengan Pendekatan Ekonomi
Islam.
Mankiw, N. G., 2003, "Teori Makroekonomi", Edisi Kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Samuelson, P.A., Nordhaus, W. D., 2004, "Ilmu Makroekonomi', Edisi
Tujuh Belas, PT. Media Global Edukasi, Jakarta.
http://bra-zier.blogspot.com/2015/10/makalah-penawaran-uang.html

20

Anda mungkin juga menyukai