Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KIMIA BAHAN ALAM LAUT

POLIKETIDA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

NAMA :

MUH AMMAD ACHMAD SAKTI HNS (516 19 011 203)

NUR FITRIANA HASYIM (516 19 011079)

NUR HIKMA APRILYA.S (516 19 011193)

ASRINA (516 19 011157)

KELAS : KONVERSI D

DOSEN PENGAMPU : HESTY SETIAWATY. S.FARM, M.SI

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam. Makalah ini
membahas mengenai “Poliketida”. Makalah ini di tujukan untuk di pelajar bagi semua orang, dan
maaf makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Penulis, 8 Juni 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hutan tropik Indonesia terdapat tumbuh-tumbuhan yang peranannya dalam era
teknologi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya alam lainnya seperti gas, batu bara,
mineral, dan lain-lain. Dari segi kimia, sumber daya alam hayati ini merupakan sumber-
sumber senyawa kimia yang tak terbatas jenis maupun jumlahnya. Dengan demikian
keanekaragaman hayati dapat diartikan sebagai keanekaragaman kimiawi yang mampu
menghasilkan bahan-bahan kimia baik untuk kebutuhan manusia maupun organisme lain
seperti untuk obat-obatan, insektisida, kosmetika, dan sebagai bahan dasar sintesa senyawa
organik yang lebih bermanfaat.
Keanekaragaman sumber daya alam hayati di Indonesia ini merupakan sumber senyawa
kimia, baik berupa senyawa metabolit primer seperti protein, karbohidrat, lemak yang
digunakan sendiri oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya maupun senyawa metabolit
sekunderseperti terpenoid, steroid, kurmarin, flavonoid dan alkaloidyang umumnya
mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari
gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya.
Secara evolusi, tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia yang merupakan produk
metabolit sekunder sebagai alat pertahanan terhadap serangan organisme
pengganggu.Tumbuhan sebenarnya kaya akan bahan bioaktif. Walaupun hanya sekitar 10.000
jenis produksi metabolit sekunder yang telah teridentifikasi, tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat melampui 400.000 jenis senyawa.
Akhir-akhir ini senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder pada berbagai jenis
tumbuhan telah banyak dimanfaatkan sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan
dan lain sebagainya.Oleh karena itu, mengingat betapa bermanfaatnya senyawa-senyawa hasil
metabolit sekunder tersebut bagi umat manusia untuk memenuhiberbagai kebutuhan
hidupnya, maka dirasa perlu untuk mempelajari lebih lanjut mengenai senyawa-senyawa
metabolit sekunder seperti steroid, alkaloid, terpenoid, fenolik, flavoinoid, saponin, dan
sebagainya. Di mana pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai senyawa fenolik
khususnya golongan poliketida.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan senyawa poliketida?
Bagaimanakah struktur dan tata nama senyawa poliketida?
Bagaimanakah reaksi- reaksi yang terjadi pada senyawa poliketida secara umum?
Bagaimanakah biosintesis senyawa poliketida?
Bagaimanakah teknik isolasi senyawa poliketida?
Apa kegunaan dari senyawa poliketida?

C. Tujuan
Untuk mengetahui tentang senyawa poliketida.
Untuk mengetahui tentang struktur dan tata nama senyawa poliketida.
Untuk mengetahui tentang reaksi- reaksi yang terjadi pada senyawa poliketida secara umum.
Untuk mengetahui tentang biosintesis senyawa poliketida.
Untuk mengetahui tentang teknik isolasi senyawa poliketida.
Untuk mengetahui tentang kegunaan dari senyawa poliketida.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Poliketida
Poliketida adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-malonat. Senyawa
poliketida mempunyai kerangka dasar aromatik yang disusun oleh beberapa unit dua atom karbon
dan membentuk suatu rantai karbon yang linier yakni asam poli β-ketokarboksilat yang disebut
rantai poliasetil (Harborne, 1987).
Poliketida atau yang sering disebut dengan peptida nonribosom dibentuk oleh enzim besar
yang multifungsional dengan kelompok situs katalitik yang terkoordinasi, yaitu Polyketide
Synthase (PKS) dan Non-Ribosomal Peptide Synthase (NRPS) (Zhao et al. 2007).
Pada awalnya suatu poliketida diperkirakan berasal dari unit-unit asetil-CoA berkondensasi
melalui reaksi Claisen membentuk ester poli-ß-keto. Tetapi studi biosintesis menemukan bahwa
penambahan rantai bukan oleh asetilCoA tetapi oleh malonilCoA yang memiliki H  lebih
bersifat asam sehingga menyediakan nukleofil yang lebih baik dari pada asetilCoA.

B. Asal Usul poliketida


Poliketida (golongan senyawa kimia) merupakan salah satu dari senyawa metabolit
sekunder yang dihasilkan oleh spons laut (Thakur & Müller 2004). Spons mempunyai
kemampuan untuk mensintesis bermacam – macam komponen organik seperti poliketida,
alkaloid, peptid dan terpene (Sjogren et al., 2006). Dimana potensi biologis dari suatu senyawa
metabolite sekunder pun sangat beragam antara lain bersifat sitotoksik, antitumor/antikanker,
antivirus, antimikroba, antiinflamasi, antimalaria, dan lain-lain (Guyot, 2000). Menurut Blunt et
al. pada tahun 2007, senyawa metabolit yang diisolasi dari bakteri yang berasosiasi dengan spons
Haliclona sp., misalnya: sterol, steroid, alkaloid, avarol, nukleosida, peptida, dan poliketida.
Poliketida banyak dihasilkan oleh bakteri, kapang dan lumut. Dalam bentuk struktur
molekulnya, poliketida memiliki pola oksigen yang berselang seling. Adapun Metabolit sekunder
yaitu poliketida yang terdapat pada fungi dan bakteri diantaranya yakni pigmen antrakuinon yang
terdapat pada fungi Claviceps purpurea, griseofulvin
terdapat pada Penicillium griseo-fulvin dan kurvularin yang terdapat pada Culvularis
C. Klasifikasi Poliketida
Secara umum, poliketida terbagi ke dalam dua golongan, yaitu poliketida aromatik (yang
terdiri dari satu sampai enam cincin aromatik) dan poliketida kompleks yang terdiri dari makrolida
dan ansamicin (yang memiliki cincin lakton atau laktam), poliena dan polieter.
2.3.1 Poliketida Aromatik

Poliketida aromatik digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan pada pola-pola


struktur tertentu yang berkaitan dengan jalur biogenesisnya. Secara umum terdapat lima
golongan utama senyawa poliketida aromatik yaitu ;

a. Turunan Asil Floroglusinol

b. Turunan Kromon

c. Turunan Benzokuinon
d. Turunan Antrakuinon

D. Penamaan Poliketida
Dalam sistem penamaan poliketida, suatu poliketida memiliki mempunyai bagian umum
yang tetap, yaitu cincin benzokuinon.

Gambar 9. Senyawa Benzokuinon


(a) (b) (c)

Keterangan : Senyawa (a) adalah naftakuinon


Senyawa (b) adalah Benzokuinon
Senyawa (c) adalah Antrakuinon

Contoh penamaan poliketida

O
O OH
OH

O
O
(a)2-hidroksinaftakuionon (b) 1,4-Naftakuinon
E. Sumber-sumber di Alam
Poliketida banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan karena dapat diisolasidari
tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitar kita. Poliketida dapat diisolasi darimikroba, jamur
Aspergillus terreus, tomat, jagung, dan invertebrata yang jumlahnyacukup besar.

F. Reaksi-reaksinya
Reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa poliketida merupakan reaksipembentukan suatu metabolit
sekunder. Sebagian besar reaksi dari poliketidamenunjukkan reaksi keseluruhan dalam proses
biosintesis poliketida. Secaraumum, reaksi yang dialami oleh berbagai senyawa poliketida mencakup:

1. Kondensasi aldol
Kondensasi tipe Kroton (aldol) : kondensasi gugus karbonil dengan gugus metilen

CH3 CH3
COOH COOH COOH
O
4 X C2
O O
O O HO OH
ASAM ORSELINAT

HO CH3
O
8 X C2 O O O OH
COOH C
O O O OH O OH O

(O)
O O

HO CH3 HO CH3

OH
C

OH O OH OH O OH O
EMODIN ENDOKROSIN
2. Kondensasi Claisen
Kondensasi tipe Claisen : kondensa-si hidroksil dari gugus karboksilat de-ngan
metilen

O O
O O O OH
C
H3C C CH2 H3C
H2 H3C
OH
O C C
O O HO OH
C O
H2
ASETIL FLOROGLUSINOL

O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL

O OH

O O

HO
H3C OH O H3C O O

 - PIRON

3. Laktonisasi
Kondensasi tipe laktonisasi : gugus hidroksil dari karboksilat membentuk jembatan
dengan gugus hidroksi
O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL

O OH

O O

HO
H3C OH O H3C O O

 - PIRON

4. Eterifikasi
Kondensasi tipe eterifikasi : jemba-tan antara gugus karbonil dengan gugus karbonil

O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL

O O

O O

HO
H3C OH CH3 HO O CH3

 - PIRON

G.Biosintesis
Penelitian bidang biosintesis dimulai pada tahun 1953, ketika Birch danDonovan menyarankanjalur
biosintesis baru untuk poliketida yang menunjukkanmekanismenya mirip dengan mekanisme
biosintesis asam lemak. Hipotesis inidikenal sebagai hipotesis poliasetatyang menyatakan
bahwa,"Poliketida dibentuk oleh hubungan kepala-ke-ekor unit asetat, diikuti oleh siklisasi
dengan reaksi aldolatau dengan asilasi fenol"(Birch & Donovan, 1953). Pembentukan rantai poli-
β-ketodapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen.

ATURAN BIOGENETIK ASETAT BIRCH

1. Adisi dari unit C2 (pembuatan rantai)


2. Oksidasi, reduksi dan alkilasi rantai poliketida

3. Stabilasasi rantai dengan siklisasi intra-molelkuler

4. Modifikasi sekunder gugus fungsional atau kerangka mono / polisiklik dari langkah 3

Aturan biogenetik Birch tidak harus berurutan

 Langkah (2) dan (4) tidak selalu berlangsung


 Langkah (2) dapat terjadi bersa-ma langkah (1)
 Langkah (1), setelah terjadi lang-kah (3) dan (4) atau langkah (3) berlangsung selama
siklisasi intramolekuler

CH3 COOH CH3 COOH C2

KONDENSASI
(+C2)

CH3 CO CH2 COOH CH3 CO CH2 COOH C2

REDUKSI

CH3 CH2 CH2 COOH

KONDENSASI
(+C2)

CH3 (CH2)2 CO CH2 COOH CH3 (CH2)2 CO CH2 COOH C2

REDUKSI

CH3 (CH2)2 CH2 CH2 COOH

KONDENSASI
(+C2)
CH3 (CH2)4 CO CH2 COOH CH3 (CH2)4 CO CH2 COOH C2

ASAM LEMAK POLIKETIDA Cn

Biosintesis asam lemak dan poliketida


Poliketida tersebut diproduksi melalui kondensasi bertahap yang sederhanadari prekursor asam
karboksilat yang menyerupai biosintesis asam lemak.Biosintesis tersebut dilakukan oleh
enzim yang dikenal sebagai polyketidesynthases(PKSs). Selain senyawa diatas contoh
poliketida lainnya antara lainaflatoxin, diskodermolida, antibiotik poliena, makrolida,
tetrasiklin, dan masih banyakyang lainnya.Proses perpanjangan biosintesis poliketida terjadi
pada C2poliketida danberlangsung secara kondensasi Claisen. Bentuk aktif dari unit C2ini
adalah AsetilKoA dan Malonil KoA (dari karboksilasi asetil KoA). Jadi, 2 molekul asetil-KoA
dapatikut serta dalam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi
dapatberlanjut sampai dihasilkan rantai poli-β-keto.

1) Biosistesis poliketida
2) Reaksi Claisen yang terdapat pada biosintesis poliketida

a. REDUKSI NAD(P)H NAD(P)+


+ H+
(H C O ) C C C C
H H
OH OH

O
b. OKSIDASI OH
(O)
(O CH2 ) C C C C C C
H H H
OH OH O

c. ALKILASI X X X
- H+
(X CH2 ) C C C C C C
H H
OH O OH
X = CH3 (dari METIONIN), (CH3)2C=CH-CH3 (PRENIL)

CH3 CH3
+CH3 H + H2O
C C C R C C C R C C CH + R-COOH
-H+ OH
OH OH OH OH CH3
OCH3 OCH3

PRINSIP REAKSI MODIFIKASI RANTAI POLIKETIDA


BEBERAPA SENYAWA MODIFIKASI RANTAI
POLIKETOMETILENA
O H

OH O
OH
O COOH COOH O

O O HO O OH

MELLEIN

O
O HO HO
O O
OH
O COOH HO COOH H3CO COOH
O

O O O O HO OH

ASAM USTAT

O
O COOH O O O O H3CO

CH3 * *
O O O O OH O

EUGNETIN

MODIFIKASI SEKUNDER POLIKETIDA

• Setelah siklisasi, poliketida dapat mengalami modifikasi

• Transformasi umum adalah oksidatif dari gugus metil menjadi karboksilat

• Gugus karboksil yang terbentuk dapat berubah menjadi hidrogen (dekarboksilasi non-
oksidatif) atau hidroksil (dekarboksilasi oksidatif)

• Oksidasi pertama dipengaruhi oksigenasi dan bersifat ireversibel

• Pengubahan alkohol primer menjadi aldehida kemudian asam karboksilat dikatalis


dehidro-genase (pengaruh NAD (P) atauflavoprotein

H. Derivat Poliketida

*CH3 * *
HO HO
O O O
H

*CH3 * *
*CH3 O O * O O * O O
DEHIDROANGUSTION

O O O
C5 O OH
HOOC

O O O O O O OH
PEUSENIN
1. SENYAWA KUINON

Sebagai produk akhir proses oksidasi mono dan polisiklik dengan struktur akhir 1,4 kuinon

• Atom karbon bersumber dari asetat dan mevalonat atau jalur shikimat asam amino
aromatik

• Interkonversi kuinon (Q) dengan air (H2O) membantu membawa electron.

H2Q Q + 2e- + 2H+

• Bersifat nukleofil

• Terbentuk dalam jumlah besar dari m.o tanah atau oksidasi turunan pirogalol

1.1 Benzokuinon
 Fumigatin dan hidroksimetil p-benzo-kuinin (juga p-benzokuimon lain) telah banyak
diisolasi dari fungi
 Shanorelin, pigmen kuning Shanorella spirotricha (Ascpmycetes)
 Sitrinin metabolit jamur berkhasiat anti biotik, juga dapat diisolasi dari tumbuh an
tinggi Crotolaria uripata
 Fuscin diisolasi Oidiodendron fuscum, atom c5 dari asam mevalonat
 p-Benzokuinon dan turunannya terda-pat arthropoda, milliapoda dan insekta
(mungkin sebagai subtansi pertahanan)

1.2 Naftokuinon
 Jalur poliketida membentukan inti naftokuinon dan benzokuinon banyak terdapat
dalam m.o dan kurang pada tumbuhan tinggi (lewat jalur lain)
 Binaftil dan 3,9-dhidroksiperilena-3,10-kui-non dalam Daldinia concentrica lewat
jalur 1,8-dihidronaftalena secara oksidatif
 Plumbagin dan metiljuglon berasal dari hek-saketida dalam Drosera dan Plumbago
 Naftokuinon lain dalam fungi; heptaketidan (mavanisin), oktaketida (eritrostaminon)
 Ekinokrom dan spinokrom terdapat dalam organ seksual dan duri bintang laut
(Paracen-trotus lividus), berasal dari asam asetat
OH OH
OCH3 OCH3 OH O
HO OH

OH O

1,8 - DIHIDROKSI NAFTALENA 1,8- DIMETOKSINAFTALENA MOMPAIN


Dakdinia concentrica Helicobasidium mompa

OH OH OH O

OX

OH OH OH O
BINAFTIL 3,9- DIHIDROKSIPERILENA
3,10 KUINON

BEBERAPA TURUNAN NAFTALENA DAN NATOKUINON


DARI POLIKETIDA OLEH FUNGI

1.3 Antrakuinon dan Antron


 Antrasen (utama tingkat oksidasi kuinon) terda-pat dalam m.o, tumbuhan dan
binatang rendah
 Kerangka trisiklik kehilangan gugus 3-karboksi-lat, menghasilkan turunan antrasena
(15 atom C), dikenal dan ditemukan banyak dalam fungi bersa-ma antron dan antron
dimer Penicillium islandi-cum
 Rutilantinon (glikosida antibiotik) merupakan antrakuinon dari Strptomyces sp.
 Emodin banyak dalam fungi imperfektif dan tum-buhan tinggi sebagai glikosida
(Rhamnus frangu-la)

2. BENZOFENON – XANTON

3. DEPSIDA – DEPSIDON

4. AFLATOKSIN

5. TETRASIKLIN
6. ANTIBIOTIKA MAKROLIDA

I. Kegunaan, Manfaat, dan Potensi

Kegunaan senyawa-senyawa poliketida yaitu:

1. Sebagai antibiotik. Golongan yang sering dimanfaatkan di antaranya golonganmakrolida


(eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golonganketolida (telitromisin),
golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin,klortetrasiklin).

2. Sebagai obat kolesterol (anti kolesterol), misalnya senyawa lovastatin.

3. Sebagai anti jamur, misalnya senyawa amfoterisin.


4. Sebagai anti kanker, misalnya senyawa epotilon.Sedangkan potensi senyawa-senyawa poliketida
yaitu:
1.Sebagai terapi berbagai penyakit di usia lanjut
2.Sebagai pencegah penyakit jantung
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Poliketida memiliki pola berulang yaitu –[CH2CO]ndalam rangkaianstrukturnya.

2.Poliketida disintesis dari polimerisasi sub unit asetil dan propionil dalamproses yang miripdengan
sintesis asam lemak, yaitu melalui kondensasiClaisen dan pada umumnya menggunakan enzim
poliketida sintase.

3.Perbedaan pembentukan asam lemak dan senyawa poliketida aromatik terletak pada peristiwa reduksi
sebelum penambahan asetil KoA lebihlanjut.

4.Reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa poliketida merupakan reaksi pembentukan suatu metabolit
sekunder yang salah satunya meliputi reaksikondensasi aldol atau reaksi kondensasi Claisen.

5.Poliketida bermanfaat sebagai antibiotic, antikanker, antijamur, danantikolesterol.


Poliketida juga berpotensi sebagai terapi berbagai penyakit diusia lanjut dan pencegah
penyakit jantung.

B. Saran

Penjelasan mengenai senyawa poliketida dalam makalah ini masih belum sempurna,
sehingga para pembaca diharapkan dapat menambah wawasan melalui literatur
lainnya.Selain itu, diharapkan untuk selanjutnya, bagi rekan-rekan yang ingin menyusun
makalah mengenai senyawa poliketida dapat mencari literatur yang lebih banyak lagi untuk
melengkapi penjelasan mengenai senyawa fenolik, agar materi mengenai senyawa poliketida
tersebut dapat lebih lengkap dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Dewick, P.M. 2009. Medicinal Natural Products. United Kingdom: John Willey &Sons, Ltd.
Hanson, J.R. Tanpa Tahun. Natural Products, The Secondary Metabolites.United Kingdom:
Royal Society of Chemistry, University of Sussex.
Heldt, H.W. 2004.Plant Biochemistry: Third Edition.United Kingdom: Elsevier Academic Press.
Mangrina, A. 2001. Kimia Produk Alam Poliketida Lainnya.Yogyakarta:Fakultas Farmasi
Universitas Gajah Mada.
Rahmawati, F. 2011. Poliketida Aromatik, Asam Usnat . Yogyakarta: FakultasFarmasi
Universitas Gajah Mada.

Anda mungkin juga menyukai