Anda di halaman 1dari 19

KORELASI ANTARA FREKUENSI SENAM LANSIA

DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA


DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
UNIT BUDI LUHUR BANTUL
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

ZUBAIDA ROHMAWATI
060201168

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2012

i
HALAMAN PERSETUJUAN

KORELASI ANTARA FREKUENSI SENAM LANSIA


DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
UNIT BUDI LUHUR BANTUL
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:

ZUBAIDA ROHMAWATI

060201168

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing


Pada Tanggal : 8 September 2012

Pembimbing

Ns. Harmilah, S. Kep., M. Kep., Sp. KMB

ii
KORELASI ANTARA FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS
TIDUR PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT
BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA1

Zubaida Rohmawati2, Harmilah3

INTISARI
Penurunan kualitas tidur merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada
lansia akibat berbagai perubahan fungsi organ, penyakit, dan faktor lingkungan.
Senam kebugaran lansia dapat meningkatkan fungsional tubuh sehingga
meningkatkan kesehatan fisik dan psikis yang dapat memperbaiki kualitas tidur pada
lansia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi senam
lansia dengan kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi
Luhur Bantul Yogyakarta
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan waktu cross -
sectional. Sampel 41 responden, diambil secara total sampling. Pengambilan data
menggunakan check list observasi untuk frekuensi senam, dan questioner instrumen
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Test untuk kualitas tidur. Teknik analisis data
dengan korelasi Chi Kuadrat.
Hasil dari penelitian ini 38 responden (92.7%), mempunyai frekuensi senam teratur
dan 3 responden (7.3%) tidak teratur. Untuk kualitas tidur menunjukkan kualitas
tidur baik 26 responden (63.4%) dan kualitas tidur buruk 15 responden (36.6%).
Hasil korelasi antara variabel yaitu = 5,611 (> tabel 3,84) dengan tingkat
kemaknaan = 0,018 (< 0,05). Kontribusi yang diberikan frekuensi senam lansia
dengan kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur
Bantul Yogyakarta adalah sebesar (63.4%).
Dengan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi dan signifikan
antara korelasi frekuensi senam lansia dengan kualitas tidur lansia di Panti Sosial
Tresna Wredha Unit Budi Luhur Bantul Yogyakarta.
Disarankan supaya lansia yang sudah teratur dalam mengikuti senam lansia tetap
mempertahankan gaya hidupnya ini. Dan bagi lansia yang tidak teratur dalam
mengikuti senam supaya meningkatkan frekuensi senamnya minimal 2 kali dalam
seminggu untuk meningkatkan kualitas tidur dan kesehatannya.

Kata Kunci : Lansia, frekuensi senam, kualitas tidur


Kepustakaan : 21 buku (2002 2012), 3 skripsi, 1 jurnal, 14 internet
Jumlah halaman : Halaman xv, 71 halaman, 9 tabel, 2 gambar, 14 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK STIKES AISYIYAH Yogyakarta
3
Dosen STIKES Aisyiyah

iii
A CORRELATION BETWEEN THE ELDERLY GYMNASTICS
FREQUENCY WITH THE SLEEP QUALITIES OF A ELDERLY IN SOCIAL
ORPHANAGE OF TRESNA WERDHA BUDI LUHUR UNIT BANTUL
YOGYAKARTA1

Zubaida Rohmawati2, Harmilah3

ABSTRACT

A reduction in the quality of sleep is one of the problems that often occur in the
elderly due to changes in organ function, disease, and environmental factors. Elderly
gymnastics fitness can improve functional of body thereby increasing the physical
and psychological health can improve sleep quality in the elderly.
The purpose of this study is to know the correlation between the elderly gymnastics
frequency with sleep quality on elderly in Panti social Tresna Wedha Budi Luhur
unit Bantul Yogyakarta.
This research is a survey research with a cross-sectional approach. Sample of 41 the
respondents, taken in total sampling. Retrieval of data using observation check list
for gymnastics frequency and questionnaire instruments Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI) Test for quality sleep. The data analysis techniques with a Chi Square
correlation.
The results of this study 38 respondents (92.7%), has a regular gymnastics frequency
and 3 respondents (7.3%) is not regular. For sleep quality demonstrate the well sleep
quality of 26 respondents (63.4%), and poor sleep quality of 15 respondents (36.6%).
The results of the correlation between the variables that is x2 = 5.611 (> x2 tabel 3.84)
with the significance level = 0.018 (<0.05). The contributions that given of the
elderly gymnastics frequency with the sleep quality on the elderly in Panti social
Tresna Wedha Budi Luhur unit Bantul Yogyakarta amounted to (63.4%).
This research can be concluded that there is a significant correlation between
correlation of elderly gymnastics frequency with sleep quality on the elderly in Panti
social Tresna Wedha Budi Luhur unit Bantul Yogyakarta.
To the elderly who had been organizingly in following elderly gymnastics still
maintaining his lifestyle. And for those elderly who has not regularly in follow
gymnastics should increase the frequency of their gymnastics at least 2 times a week
to improve their sleep quality and their health.

Keywords : Elderly, gymnastics frequency, sleep quality


Bibliography : 21 books (2002-2012), 3 thesis, 1 journal, 14 internet
Number of pages : page xv, 71 pages, 9 tables, 2 images, 14 attachments

iv
PENDAHULUAN relatif tetap. Luce dan Segal

Pada lansia terjadi berbagai mengungkapkan bahwa faktor usia

penurunan fungsi normal tubuh merupakan faktor terpenting yang

sehingga menimbulkan berbagai mempengaruhi kualitas tidur.

komplikasi penyakit dan masalah Keluhan kualitas tidur seiring dengan

(Miller, 1995, dalam Saputri 2009). bertambahnya usia (Nugroho, 2008).

Kebutuhan yang terbesar bagi lansia Keluhan-keluhan tentang

adalah tingkatan kesehatan, agar masalah tidur menduduki peringkat

dapat hidup sejahtera. Salah satu tinggi diantara masalah-masalah

aspek utama dari peningkatan yang berhubungan dengan lanjut usia

kesehatan untuk lansia adalah (Miller, 1995, dalam Saputri, 2009).

pemeliharaan tidur untuk Oleh karena itu, masalah terkait tidur

memastikan pemulihan fungsi tubuh pada lansia penting untuk menjadi

sampai tingkat fungsional yang perhatian. Pada lansia, kualitas tidur

optimal dan untuk memastikan pada malam hari mengalami

keterjagaan disiang hari guna penurunan menjadi sekitar 70-80%

menyelesaikan tugas-tugas dan sedikit efektif dari usia dewasa. Hal

menikmati kualitas hidup yang tinggi ini didukung oleh pendapat Nugroho

(Stanley & Barre, 2007, dalam (1999) yang mengatakan bahwa pada

Sumedi, 2010). Irwin Feinberg kelompok usia 70 tahun dijumpai

mengungkapkan bahwa sejak 22% kasus mengeluh mengenai

meninggalkan masa remaja, masalah tidur dan 30% dari

kebutuhan tidur seseorang menjadi kelompok tersebut banyak yang

1
terbangun di malam hari. National secara tidak langsung misalnya

Institute of Health (1990) kecelakaan akibat gangguan tidur.

menyatakan bahwa gangguan tidur Umur, pola tidur dan status

menyerang 50% orang yang berusia kesehatan dapat mempengaruhi tidur.

65 tahun atau lebih yang tinggal di Apabila dibandingkan dengan tidur

rumah dan 66% orang yang tinggal subyek dengan usia muda, tidur

di fasilitas perawatan jangka lansia kurang dalam, sering

panjang. Hal tersebut diperkuat oleh terbangun, dan tidurnya tidak efektif

Frost (2001) yang menyatakan (Amir, 2007). Perubahan pola tidur

bahwa prevalensi gangguan tidur membawa dampak secara

pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar keseluruhan terhadap kualitas dan

67% (Sumedi, 2010). kuantitas tidur serta istirahat pada

Tidur sangat penting bagi lansia. Beberapa keluhan mengenai

manusia karena merupakan sutau kualitas tidur dapat berhubungan

proses otak yang dibutuhkan oleh dengan proses penuaan alami, bisa

seseorang untuk dapat berfungsi juga sebagai kombinsai dari

dengan baik. Masalah tidur yang perubahan karena faktor pada usia

dialami seseorang dapat mengganggu lanjut (Miller, 1995, dalam Saputri

aktivitas sehari-harinya, bahkan 2009).

dapat mengancam jiwa baik secara Dalam beberapa penelitian

langsung (misalnya insomnia yang membuktikan bahwa olahraga teratur

bersifat keturunan dan fatal serta terbukti dapat memperbaiki kualitas

apnea tidur obstruktif) maupun tidur pada lansia (Wahyuningsih,

2
2010). Diharapkan dengan fleksibilitas, dan latihan

memperbaiki kualitas tidur maka keseimbangan (Ambardini, 2012).

akan meningkatkan kualitas hidup Berdasarkan hasil studi

lansia. Aktivitas fisik yang pendahuluan yang dilakukan peneliti

bermanfaat untuk kesehatan lansia dengan wawancara pada salah satu

sebaiknya memenuhi kriteria FITT pengelola panti khususnya dibidang

(frequency, intensity, time, type). senam lansia, pada bulan 9 Juli 2012

Frekuensi adalah seberapa sering didapatkan data jumlah lansia yang

aktivitas dilakukan, berapa hari tercatat sebagai anggota PSTW Unit

dalam satu minggu. Intensitas adalah Budi Luhur sebanyak 88 lansia. Dari

seberapa keras suatu aktivitas jumlah anggota lansia tersebut, ada

dilakukan. Biasanya diklasifikasikan 66 lansia (75%) teratur dalam

menjadi intensitas rendah, sedang, mengikuti kegiatan senam, dan 22

dan tinggi. Waktu mengacu pada lansia (25%) tidak teratur dalam

durasi, seberapa lama suatu aktivitas mengikuti kegiatan senam,

dilakukan dalam suatu pertemuan, dikarenakan berbagai alasan antara

sedangkan jenis aktivitas adalah lain lansia mengeluh pusing, tidak

jenis-jenis aktivitas fisik yang enak badan, malas dan lain

dilakukan. Jenis-jenis aktivitas fisik sebagainya, pengelola panti juga

pada lansia menurut Kathy (2002) mengatakan sebagian lansia

meliputi latihan aerobik, penguatan mengalami masalah dengan tidurnya,

otot (muscle strengthening), antara lain sering terbangun di

malam hari untuk buang air kecil dan

3
setelah itu sulit untuk tidur kembali ini dilaksanakan 5 kali dalam 1

atau sering terbangun lebih awal minggu.

pada dini hari. Hal lainnya yaitu sulit Berdasarkan latar belakang

untuk memulai tidur dalam waktu 15 tersebut, maka penelitian ini

menit hingga 2 jam dan sering bertujuan untuk mengetahui adanya

tertidur di siang hari walaupun hanya korelasi antara frekuensi senam

sebentar. Lansia yang mengalami lansia dengan kualitas tidur pada

masalah dengan tidurnya tersebut lanjut usia di Panti Sosial Tresna

sering melakukan aktivitas lain Werdha Unit Budi Luhur Bantul

selain tidur di atas tempat tidur, Yogyakarta.

misalnya hanya tidur-tiduran, Berdasarkan studi

membaca, dan mengobrol. Beberapa pendahuluan di Posyandu Lansia

lansia tidur dalam keadaan stress Desa Sindutan yang mengampu tiga

karena mememikirkan sesuatu dusun yaitu Dusun Dukuh, Dusun

masalah. Lansia yang merasa tidak Glaheng, dan Dusun Bayeman

mengantuk di malam harinya dan berjumlah 60 orang. 25 orang

mengalami kesulitan untuk tidur mempunyai tekanan darah antara

malam dikarenakan mereka selalu 110-120/80-90 mmHg, 21 orang

tidur siang. Walaupun begitu, ada dewasa mempunyai tekanan darah

juga lansia yang walaupun tidur antara 130-140/80-90 mmHg, dan

siang tetapi tidak bermasalah dengan 140-200/90-100 mmHg sebanyak 14

tidurnya. Senam usia lanjut di panti lansia. Umumnya masyarakat di

Dusun Dukuh, Dusun Bayeman, dan

4
Dusun Glaheng menggunakan korelasi antara frekuensi senam

tanaman obat untuk menurunkan lansia dengan kualitas tidur pada

tekanan darah seperti cincau, timun, lanjut usia di Panti Sosial Tresna

pace (mengkudu), rebusan pohon Werdha Unit Budi Luhur Bantul

ciplukan, bawang putih, sledri, Yogyakarta?

bahkan ada juga yang menggunakan Tujuan umum penelitian

kulit manggis yang dikeringkan ini adalah untuk mengetahui adanya

kemudian direbus. Belum pernah korelasi antara frekuensi senam

dilakukan terapi relaksasi progresif lansia dengan kualitas tidur pada

terhadap panderita hipertensi lanjut usia di Panti Sosial Tresna

sehingga peneliti tertarik untuk Werdha Unit Budi Luhur Bantul

mengetahui sejauh mana pengaruh Yogyakarta.

relaksasi progresif terhadap

penurunan tekanan darah tinggi. METODE PENELITIAN

Oleh karena itu judul yang diangkat Desain penelitian ini adalah

adalah: Korelasi Antara Frekuensi Correlation Study yang merupakan

Senam Lansia dengan Kualitas penelaahan hubungan antara dua

Tidur Pada Lanjut Usia di Panti variabel pada suatu kondisi atau

Sosial Tresna Werdha Unit Budi sekelompok subjek. Dengan

Luhur Bantul Yogyakarta. rancangan Survei Cross Sectional,

Berdasarkan latar belakang di ialah suatu penelitian untuk

atas, maka rumusan masalah dalam mempelajari dinamika korelasi

penelitian ini yaitu Apakah ada antara faktor-faktor risiko dengan

5
efek, dengan cara pendekatan, semua anggota populasi digunakan

observasi atau pengumpulan dan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).

sekaligus pada suatu saat (point time Alasan mengambil total sampling

approach) (Notoatmodjo, 2010). karena menurut Sugiyono (2007),

Desain ini digunakan untuk jumlah populasi yang kurang dari

mengetahui ada atau tidaknya 100 seluruh populasi dijadikan

hubungan antara variabel bebas sampel penelitian semuanya. Dan

frekuensi mengikuti senam lansia sapel yang didapatkan berjumlah 41

dengan variabel terikat kualitas tidur lansia.

pada lansia. Metode pengolahan data yang

Populasi adalah seluruh dilakukan dalam penelitian ini

lansia yang berjumlah 88 lansia di menggunakan analisa data statistik

Panti Sosial Tresna Werdha Unit dengan metode analisis Chi Kuadrat

Budi Luhur, Bantul, Yogyakarta. karena analisis ini merupakan

Sampel adalah sebagian yang analisis statistik nonparametrik

diambil dari keseluruhan objek yang dengan menggunakan skala nominal

dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006).

ini. Sampel pada penelitian ini

adalah lansia yang berusia 65 - 85 HASIL DAN PEMBAHASAN

tahun yang mengikuti senam lansia. Responden dikarakteristikan

Teknik pengambilan sampel dalam berdasarkan umur dan jenis kelamin.

penelitian ini adalah sampling jenuh, Berikut karakteristik responden

yaitu teknik penentuan sampel bila penelitian :

6
Hasil penelitian karakteristik Unit Budi Luhur Bantul Yogyakarta

responden berdasarkan umur lansia dapat dilihat pada tabel 4.2.

di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Tabel 4.2 Jenis kelamin lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Unit
Budi Luhur Yogyakarta dapat dilihat Budi Luhur Bantul Yogyakarta
Tahun 2012
pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Umur lansia di Panti Sosial Karakteristik


Frekuensi Persentase
Tresna Werdha Unit Budi Luhur jenis
(F) (%)
kelamin
Bantul Yogyakarta Tahun 2012
Laki
16 39.0 %
laki
Karakteristik Frekuensi Persentase
Wanita 25 61.0 %
Umur (F) (%)
Lanjut Usia Total 41 100.0 %
18 43.9%
(elderly) Berdasarkan Tabel 4.2
60 74 th
Lanjut Usia sebagian besar lansia di Panti Sosial
Tua (Old) 23 56.1 %
75 90 th Tresna Werdha Unit Budi Luhur
Total 41 100.0 %
Bantul Yogyakarta berjenis kelamin
Berdasarkan tabel 4.1
wanita sebanyak 25 orang (61,0%),
sebagian besar lansia di Panti Sosial
dan sebagian kecil berjenis kelamin
Tresna Werdha Unit Budi Luhur
laki-laki sebanyak 16 orang (39,0%).
Bantul Yogyakarta, mempunyai
a. Hasil observasi frekuensi senam
umur 75 90 tahun sebanyak 23
lansia
orang ( 56,1%) dan sebagian kecil
Tabulasi data berdasarkan
lansia berumur 60 74 tahun
Frekuensi Senam lansia di Panti
sebanyak 18 orang (43,9%).
Sosial Tresna Werdha Unit Budi
Hasil penelitian karakteristik
Luhur Bantul Yogyakarta, dapat
responden berdasarkan jenis kelamin
dilihat pada tabel 4.3.
lansia di Panti Sosial Tresna Wredha

7
Tabel 4.3 Frekuensi senam lansia di Tabel 4.4 Nilai kualitas tidur lansia
Panti Sosial Tresna Werdha Unit di Panti Sosial Tresna Werdha Unit
Budi Luhur Bantul Yogyakarta Budi Luhur Bantul Yogyakarta
Tahun 2012 Tahun 2012
Frekuensi Frekuensi Persentase Nilai
Frekuensi Persentase
Senam (F) (%) Kualitas
(F) (%)
Teratur 38 92.7% Tidur
Tidak Baik 26 63.4%
3 7.3%
teratur Buruk 15 36.6%
Total 41 100.0% Total 41 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.3
Berdasarkan Tabel 4.4
sebagian besar lansia di Panti Sosial
sebagian besar lansia di Panti Sosial
Tresna Wredha Unit Budi Luhur
Tresna Werdha Unit Budi Luhur
Bantul Yogyakarta, sebagian besar
Bantul Yogyakarta, sebagian besar
melakukan senam dengan frekuensi
mempunyai nilai kualitas tidur Baik
senam secara teratur sebanyak 38
sebanyak 26 (63.4%), dan sebagian
lansia (92.7%), dan sebagian kecil
kecil menpunyai nilai kualitas tidur
melakukan senam tidak teratur
Buruk sebanyak 15 (36.6%).
sebanyak 3 lansia (7.3%).

b. Hasil kualitas tidur lansia c. Nilai Kualitas Tidur Berdasarkan

Tabulasi data berdasarkan Frekuensi Senam Lansia

Kualitas Tidur lansia di Panti Sosial


Nilai kualitas tidur berdasarkan
Tresna Werdha Unit Budi Luhur
frekuensi senam lansia tahun 2012
Bantul Yogyakarta, dapat dilihat
dapat di lihat pada hasil tabulasi
pada tabel 4.4.
silang sebagai berikut :

8
Tabel. 4.5 Nilai kualitas tidur keseluruhan terdapat 38 lansia
berdasarkan frekuensi senam pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (92,7%) melakukan senam dengan
Unit Budi Luhur Bantul Yogyakarta
frekuensi teratur, dan sebanyak 3
Tahun 2012
Frekuensi Kualitas Tidur lansia (7,3%) melakukan senam
Total
Senam
Buruk Baik dengan frekuensi tidak teratur. Serta
Tidak 3 0 3
Teratur (7.3%) (.0%) (7.3%) hasil nilai kualitas tidur terdapat 15
12 26 38
Teratur lansia (36,6%) dengan kualitas tidur
(29.3%) (63.4%) (92.7%)

buruk dan 26 lansia (63,4%) dengan


15 26 41
Total
(36.6%) (63.4%) (100.0%)
kualitas tidur baik.

Berdasarkan Tabel 4.5 tabulasi


d. Analisa Uji Korelasi Chi Kuadrat
silang nilai kualitas tidur lansia
antara frekuensi senam dengan
dengan frekuensi senam pada lansia
kualitas tidur
di Panti Sosial Tresna Werdha Unit
Hasil dari perhitungan
Budi Luhur Bantul Yogyakarta
Korelasi Chi Kuadrat diperoleh
terdiri atas responden dengan
koefisiensi Korelasi sederhana pada
frekuensi tidak teratur sebanyak 3
tabel 4.6 sebagai berikut,
lansia (7.3%) dengan kualitas tidur
Tabel 4.6 Hasil uji korelasi Chi
buruk, dan 0 lansia (,0%) dengan Kuadrat antara frekuensi senam
dengan nilai kualitas tidur lansia di
kualitas tidur baik. Responden Panti Sosial Tresna Werdha Unit
Budi Luhur Bantul Yogyakarta
dengan frekuensi teratur sebanyak 12 Tahun 2012
Hubungan antar value ()
lansia (29,3%) dengan kualitas tidur
variabel ( ) value
buruk, dan 26 lansia (63.4%) dengan Frekuensi senam
dengan nilai 5,611 0,018
kualitas tidur baik. Secara kualitas tidur

9
Dari tabel 4.6 di atas dapat Tresna Werdha Unit Budi Luhur

diperoleh value ( ) Chi Kuadrat Bantul Yogyakarta terbukti. Maka

antara frekuensi senam dengan nilai frekuensi senam lansia mempunyai

kualitas tidur sebesar 5,611, dan nilai hubungan yang signifikan dengan

signifikan () value adalah 0,018. kualitas tidur pada lansia, artinya

Artinya nilai hitung Chi Kuadrat ( ) frekuensi senam lansia akan

5,611 lebih besar dari nilai tabel Chi mempengaruhi kualitas tidur lansia.

Kuadrat ( ) 3,84. Dan signifikan Lansia yang frekuensi senamnya

perhitungan yang diperoleh lebih teratur akan semakin meningkatkan

kecil dari angka signifikansi 0,05 kualitas tidur menjadi baik, begitu

yaitu () value 0,018, maka Ho yang sebaliknya lansia yang frekuensi

menyatakan tidak terdapat hubungan senamnya tidak teratur,

antara frekuensi senam dengan nilai kemungkinan kualitas tidur lansia

kualitas tidur ditolak. Dengan akan buruk. Semakin seseorang

demikian dapat ditarik kesimpulan kualitas tidurnya buruk dapat

bahwa terdapat hubungan yang beresiko menurun kesehatannya

signifikan antatra frekuensi senam sehingga berpengaruh terhadap

dengan kualitas tidur lansia. kualitas hidupnya.

Dari penjelasan di atas, dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang KESIMPULAN

menyatakan ada korelasi antara Berdasarkan hasil analisis

frekuensi senam lansia dengan data dan pembahasan hasil penelitian

kualitas tidur lansia di Panti Sosial pada bab sebelumnya dapat

10
disimpulkan bahwa secara umum ada minggu dengan frekuensi teratur,

korelasi antara frekuensi senam yaitu sebanyak 38 lansia

lansia dengan kualitas tidur pada (92.7%), dan sebagian kecil

lansia di Panti Sosial Tresna Werdha melakukan senam dengan

Unit Budi Luhur Yogyakarta Tahun frekuensi tidak teratur, yaitu

2012. Dengan persentase frekuensi sebanyak 3 lansia (7.3%).

senam lansia teratur terhadap 2. Lansia di Panti Sosial Tresna

kualitas tidur baik adalah sebesar Werdha Unit Budi Luhur

63,4%. Apabila frekuensi senam Kasongan Bantul Yogyakarta

lansia tersebut teratur maka akan Tahun 2012 sebagian besar

meningkatkan kualitas tidur lansia mempunyai kualitas tidur dalam

sebaliknya apabila frekuensi senam kategori kualitas tidur baik

lansia tidak teratur maka kualitas sebanyak 26 lansia (63,4%) dan

tidur lansia akan menurun. sebagian kecil mempunyai

Sedangkan secara khusus kategori kualitas tidur buruk

deskripsi tentang frekuensi senam sebanyak 15 lansia (36,6%).

lansia dan kualitas tidur lansia dapat SARAN

disimpulkan sebagai berikut : Supaya lansia yang sudah

1. Lansia di Panti Sosial Tresna teratur dalam mengikuti senam lansia

Werdha Unit Budi Luhur tetap mempertahankan gaya

Kasongan Bantul Yogyakarta hidupnya ini. Dan bagi lansia yang

Tahun 2012 sebagian besar tidak teratur dalam mengikuti senam

melakukan senam dalam satu supaya meningkatkan frekuensi

11
senamnya minimal 2 kali dalam Arikunto, S., 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
seminggu untuk meningkatkan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
kualitas tidur dan kesehatannya. Budiharjo, S., 2004. Pengaruh
Senam Bugar Lansia Terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Kekuatan Otot Wanita Lanjut
Usia Tidak Terlatih Di Wisma
Adinata., 2007. Pelaksanaan Senam Proyodranan Kota Gede
Lansia Terhadap Perubahan Yogyakarya Tahun 2003, Tesis
Tingkat Depresi Pada Lansia Program Pasca Sarjana
Di Panti Werdha Yogyakarta, UGM,Yogyakarta.
PSTW, Yogyakarta.
Darmojo, B., & Martono, H., 2006
Ambardini, R.L. (2012). Aktivitas Ilmu Kesehatan Usia Lanjut,
Fisik pada Lanjut Usia dalam FKUI, Jakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/defau
lt/files/132256204/Aktivitas%2 Gawehade. (2012). Dampak Buruk
0Fisik%20Lansia.pdf, diakses Kurang Tidur dalam
tanggal 4 Juni 2012. http://blog.mdp.ac.id/gawehade
/dampak-buruk-kurang-
Amin, N . (2007). Gangguan Tidur tidur.html, diakses 1 Agustus
pada Lansia. Diagnosis dan 2012.
Penatalaksanaan, dalam
Cermin Dunia Kedokteran, PT. Goldman, S.E. (2007). Poor Sleep Is
Kalbe Farma, Jakarta. Associated with Poorer
Physical Performance and
Amir, N. (2007). Gangguan Tidur Greater Functional Limiations
pada Lanjut Usia. Diagnosis in Older Woman dalam
dan Penatalaksanaan, dalam http://www.sciencedaily.com/r
Cermin Dunia Kedokteran elease/2007/10/071001081628.
(hlm.196-206). Jakarta. Grup htm, diakses 7 Juni 2012.
PT. Kalbe Farma.
Harnowo, A.G. (2012). Angka
Anonim I. (2012). Lansia Masa Kini Harapan Hidup Wanita Tinggi,
dan Mendatang oleh Deputi I Tapi Tingkat Pendidikan
Menkokesra dalam Rendah dalam
http://oldkesra.menkokesra.go.i http://health.detik.com/read/20
d/index2.php?option=com_con 12/04/24/133525/1900221/763/
tent&do_pdf=1&id=2933, angka-harapan-hidup-wanita-
diakses tanggal 31 Juli 2012. tinggi-tapi-tingkat-

12
pendidikannya-rendah, diakses Modjod, D. (2007). Insomnia
tanggal 31 Juli 2012. Experience, Management
Strategies, and Outcomes in
Hidayat, A. 2007. Pengantar ESRD patients Undergoing
Kebutuhan Dasar Manusia : Hemodialysis dalam
Aplikasi Konsep & Proses http://www.li.mahidol.ac.th/the
Keperawatan, Salemba sis/2550/cd411/4536817.pdf
Merdeka, Jakarta. diakses tanggal 6 Juni 2012.

Ichikawa, K., Matsui, T., Fukazawa, Mubarak, W.I., 2006. Buku Ajar
S. (2008). The Relationship of Ilmu Keperawatan Komunitas
Sleep Duration and Mental 2, Sagung Seto, Jakarta.
Health with
Electrocardiographic Findings : Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi
A Retrospective-Cohort Study Penelitian Kesehatan, Rineka
in Okinawa, Japan. Environ Cipta, Jakarta.
Health Prev Med, dalam
http://www.pubmedcentral.nih. Nugroho, W., 2008. Keperawatan
gov/, diakses tanggal 30 Mei Gerontik, EGC, Jakarta.
2012.
Nurlaili, D., 2010. Hubungan
Irianto, D. P., 2006 Bugar & Sehat Frekuensi Senam Lansia
Dengan Berolahraga, Andi, dengan Status Risiko Jatuh
Yogyakarta. pada Usia Lanjut di Panti
Sosial Tresna Werdha Unit
LeBourgeous, M.E. giannoti, F. Budi Luhur Bantul Yogyakarta
Wofson, A.R. Hash, J. (2007). Tahun 2010, Skripsi Tidak
The Relationship Between dipublikasikan Program Studi
Reported Sleep Hygiene In Ilmu Keperawatan STIKES
Italian and American Aisyiyah, Yogyakarta.
Adolscents. PEDIATRIC (Vol.
115 No.1) dalam dalam Nursalam., 2003. Konsep &
http://www.pediatric.org, Penerapan Metodologi
diakses tanggal 6 Juni 2012. Penelitian Ilmu Keperawatan,
Selemba Medika, Jakarta.
Maryam, S., Ekasari., F.M,
Rosidawati., Jubaedi, A., & Potter, P.A. & Perry, A.G., 2005.
Batubara I., 2008. Mengenal Buku Ajar Fundamental
Usia Lanjut dan Keperawatan., Konsep, Proses,
Perawatannya, Salemba dan Praktik Edisi 4, EGC,
Medika, Jakarta. Jakarta.

13
Prihtiyani. (2008). Jumlah Lansia di Siswanu, E.K. (2011). Hubungan
Bantul Terus Bertambah dalam Antara Dukungan Keluarga
http:// dengan Keikutsertaan Senam
Kesehatan.Kompas.Com/read/ Lansia di Perumahan Sinar
2008/05/29/1907278/Jumlah.L Waluyo Semarang dalam
ansia.di.Bantul.Terus.Bertamba http://digilib.unimus.ac.id/gdl.p
h, diakses tanggal 26 Mei hp?mod=browse&op=read&id
2010. =jtptunimus-gdl-ekokurniad-
5498&PHPSESSID=1e67af6fa
Pudjiastuti., Sri Surini., Utomo., & 4bdd962b254ed311c991538,
Budi., 2003. Fisioterapi Pada diakses 8 Juli 2012
Lansia, EGC, Jakarta.
Smyth, Carole. (2003). Pittsburgh
Saputri, D., 2009. Hubungan Antara Sleep Quality Index (PSQI)
Sleep Hygiene dengan Kualitas dalam
Tidur pada Lanjut Usia di http://findarticles.com/p/article
Dusun Sendowo, Kelurahan s/mi_m0FSS/is_4_12/ai_n1861
Sinduadi, Mlati, Sleman, 6017/, diakses 27 juni 2012.
Yogyakarta, Skripsi Tidak
Dipublikasikan Program Studi Sugandi. (2012). WHO : Angka
Ilmu Keperawatan Universitas Harapan Hidup Indonesia
Gadjah Mada, Yogyakarta. Meningkat dalam Jumlah
Lansia di Indonesia Meninggi
Santosa. (2007). Berdayakan Diri dalam
Anda Sampai Akhir Hayat http://rri.co.id/index.php/detail
dalam http:// gerakan berita/detail/14201, diakses
sehat..com/ 2007/ 08/ 25/ tanggal 31 Juli 2012.
berdayakan diri anda sampai
akhir hayat, diakses tanggal 7 Sugiyono., 2007. Statistika Untuk
Juni 2012. Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Setiadi. (2007). Konsep Dan ________., 2010. Metode


Penulisan Riset Keperawatan, Penelitian Kuantitatif
Graha Ilmu, Jakarta. Kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung.
Setiati, S., & Laksmini, P.W., 2006.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Sumedi, T., 2010. Pengaruh Senam
Dalam Jilid III Edisi Ke Empat Lansia Terhadap Penurunan
: Imobilisasi pada Usia Lnjut, Skala Insomnia Pada Lansia Di
FKUI, Jakarta. Panti Wredha Dewanata
Cilacap, Jurnal Sudirman
Poltekkes Depkes Purwokerto.

14
Tamher, S & Noorkasiani., 2009.
Kesehatan Usia Lanjut dengan
Pendekatan Asuhan
Keperawatan, Salemba
Merdeka, Jakarta.

Wahyuningsih. (2010). 10 Cara


Meningkatkan Kualitas Tidur
dalam
http://health.detik.com/read/20
10/04/22/135211/1343392/766/
10-cara-meningkatkan-
kualitas-tidur, diakses tanggal
8 Juli 2012

Yulianti, A.R., 2005. Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi
Terjadinya Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Tidur
pada Lanjut Usia di Panti
Sosial Tresna Wredha
Yogyakarta Unit Budi Luhur
dan di Masyarakat, Skripsi
Tidak Dipublikasikan Program
Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai