Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem
kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan
membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya
yang lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk
pemerataan pelayanan.
Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang
memuat tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja.
Dalam metode ini tiap-tiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas
dan fungsinya.
Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator
keberhasilan rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya
manusia yang cukup dengan kualitas yang tinggi professional sesuai dengan fungsi
dan tugas setiap pegawai. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu pentingnya pelayanan dirumah sakit.
Berdasarkan penelitian WHO, beberapa Negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia
ditemikan fakta bahwa perawat yang bekerja dirumah sakit menjalani peningkatan
beban kerja dan masih mengalami kekurangan perawat. Hal ini disebabkan karena
peran perawat belum didefinisikan dengan baik, dan perawt yang lain masih banyak
yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa perawat
merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan
rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian
pelayanan keperawatan.
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat ditunjang
oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang
memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan
sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang
baik mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan,
metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager

2
keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di
suatu unit rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
 Apa perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan?
 Apa formula berdasarkan tingkat ketergantungan pasien?
 Apa metode penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan?

C. Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
agar mengetahui perhitungan ketenagakerjaan yang efektif dan efisien
 Tujuan Khusus
1. Menggetahui perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit
layanan keperawatan?
2. Menggetahui formula berdasarkan tingkat ketergantungan pasien?
3. Menggetahui metode penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan?

3
4
BAB II

KONSEP

Tabel Klasifikasi tingkat Ketergantungan pasien berdasarkan kategori ruang rawat inap

Jenis/Kategori Rata-rata jam perawatan/pasien/hari


Pasien penyakit dalam 3,5 jam
Pasien 4 jam
Pasien gawat 10 jam
Pasien anak 4,5 jam
Pasien kebidanan 2,5 jam

Waktu penyuluhan kesehatan, kurang lebih 15 menit/pasien/hari (Gillies, 1989).

A. Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


 Metode Gilles
1. Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawat adalah:

Jumlah jam perawatan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


𝑋 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑋 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔
= =
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟 − 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑢𝑛𝑖𝑡
− ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 (86 ℎ𝑎𝑟𝑖)
(365 ℎ𝑎𝑟𝑖) 𝑋 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (279 ℎ𝑎𝑟𝑖)

5
Perhitungan prtugas dalam 24 jam

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑋 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

Asumsi cuti hamil 30%

(𝑇𝑇 𝑥 𝐵𝑂𝑅) 𝑋 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (30% 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠)𝑋 (12 𝑥 6)𝑥 7


7 𝑗𝑎𝑚 279 𝑥 7

Keterangan:

A = rata-rata jumlah perawatan/ pasien/ hari

B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)

C = jumlah hari/tahun

D = jumlah hari libur masing-masing perawat

E = jumlah jam kerja masing-masing perawat

F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun

G = jumlah jam kerja efektif per tahun

H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

6
2. Asumsi jumlah cuti hamil 5%( usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan
maka

jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil = 5% x jumlah hari cuti hamil
x jumlah kerja/hari

Catatan:

a. Jumlah hari takkerja/tahun

Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari ) + hari besar (12 hari) + cuti
sakit/izin (10 hari) = 86 hari

b. Jumlah hari kerja efektif/tahun

Jumlah hari dalam 1 tahun- jumlah hari tak kerja = 365-86 = 279 hari

c. Jumlah hari efektif/minggu = 279: 7 = 40 minggu

Jumlah jam kerja perawat perminggu = 40 jam

d. Cuti hamil = 12 x 6 = 72 hari

e. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah


20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan)

f. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan


ketentuan. Proporsi dinas pagi 47%, sore 36% dan malam.

g. Kombinasi jumlah tenaga menurut Abdellah dan Levinne adalah 55%


tenaga profesional dan 45% tenaga nonprofesional.

Prinsip perhitungan rumus Gillies :

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan,


yaitu sebagai berikut

 Douglass
Douglass (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai
berikut :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam / 24 jam
b. Perawatan intermediate memerlukan waktu 3 – 4 jam / 24 jam

7
c. Perawatan total memerlukan waktu 5 – 6 jam / 24 jam

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kategori I : perawatan mandiri


 Dapat melakukan kebersiha diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian
 Makan dan minum dilakukan sendiri
 Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
 Observasi tanda vital setiap shift
 Pengobatan minimal, status psikologi stabil
 Persiapan prosedur pengobatan
b. Kategori II : perawatan interediate
 Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi
 Observasi tanda vital tiap 4 jam
 Pengobatan lebih dari 1 kali
 Pakai kateter foley
 Pasang infus intake – output dicatat
 Pengobatan perlu prosedur
c. Kategori III: perawatan total
 Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
 Observasi tanda vital tiap 2 jam
 Pemakaian selang NGT
 Terapi intravena
 Pemakaian suction
 Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Catatan:

o Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama 22 hari.
o Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikasi pasien.
o Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi
diatasnya.

Douglas menetepkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per
shift.

8
Tabel Nilai Standar Jumlah Perawat per shift berdasarkan Klasifikasi Pasien

Jumlah Klasifikasi pasien


Pasien Minimal Parsial Total
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0.34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst

 Metode Tim
Suatu kesatuan perawat mengkoordinasikan sejumlah klien yang pembagian tugasnya
dibagikan oleh ketua tim. Ketua tim bertanggung jawab mengarahkan anggota tim. Ketua
tim menerima laporan kemajuan klien dan melaporkan kepada kepala ruangan dengan
menggunakan pendekatan demokratis dan cara partisipatif.
Prinsip – prinsip metode tim yaitu ketua tim sebaiknya berpengalaman dan
mempunyai keterampilan manajemen kepemimpinan, mampu menentukan prioritas,
melakukan supervisi dan evaluasi, pelaksanaan metode tim sebaiknya fleksibel.
 Alur komandi metode tim

Ka.Ru

Ka.Tim 1 Ka.Tim 2 Katim 3

Perawat Perawat Perawat

Pasien Pasien Pasien

9
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

A. KASUS

Rumah sakit X memiliki ruang penyakit dalam dengan 22 tempat tidur , perawat berjumlah 8
terdiri dari 3 perawat lulusan Ners (Ners X,Y,Z) lulusan D3 (Perawat O,P,R,S) Kepala
Ruangan lulusan D3 dengan pengalaman 10 tahun bekerja. Penanggung jawab asuhan
keperawatan ada 2 orang: 1 lulusan Ners (Ners X) dan 1 lulusan D3 (Perawat O) dengan
pengalaman 7 tahun bekerja. Saat ini ada 18 pasien. Dengan karakteristik pasien:

1. Tn.A: Thypoid perforasi pasca hari rawat ke 2 terpasang NGT, Oksigen, Kateter, IV
Line (Total)
2. Tn.B: Serosis Hepatis hari rawat ke 4 dengan acites abdomen, terpasang NGT, IV
Line (Parsial)
3. Tn.C: Thypoid hari rawat ke 7, pasien rencana pulang (Mandiri)
4. Tn.D: DHF hari rawat pertama, observasi febris, terpasang IV Line (Parsial)
5. Tn.E: DHF hari rawat ke 4, suhu 37oC, terpasang IV Line (Parsial)
6. Tn.F: TBC hari rawat ke 3, suhu 38oC, ku: lemah, terpasang IV Line (Parsial)
7. Tn. G: TBC persiapan pulang (Mandiri)
8. Tn.H: Broncho Pneumonia, hari rawat ke 2, batuk aktif (Mandiri)
9. Tn.I: DM Gangren Grade 3 di area ekstremitas kaki kiri, insulin regular (Parsial)
10. Tn.J: DM Insulin regular (Parsial)
11. Tn.K: CHF, hari rawat ke 7, edema ekstremitas bawah, pernafasan 28x/menit, nadi
100x/menit, terpasang oksigen dan kateter (Total)
12. Tn.L: Batu Ginjal pasca operasi hari ke 3, perawatan luka (Parsial)
13. Tn.M: Batu Ginjal persiapan operasi (Parsial)
14. Tn.N: Batu Ginjal Kronik, pasien baru (Parsial)
15. Tn.O: DHF baru masuk, terpasang IV line, suhu 39oC (Parsial)
16. Tn.P: Apendix, post op hari pertama, terpasang IV Line (Parsial)
17. Tn.Q: Hernia, rencana pulang (Mandiri)
18. Tn.R: Stroke, gangguan bicara, terpasang sonde, IV Line, kateter (Total)

10
KASUS DAN PEMBAHASAN

A. KASUS

Rumah sakit X memiliki ruang penyakit dalam dengan 22 tempat tidur , perawat berjumlah 8 terdiri dari 3 perawat lulusan Ners (Ners
X,Y,Z) lulusan D3 (Perawat O,P,R,S) Kepala Ruangan lulusan D3 dengan pengalaman 10 tahun bekerja. Penanggung jawab asuhan
keperawatan ada 2 orang: 1 lulusan Ners (Ners X) dan 1 lulusan D3 (Perawat O) dengan pengalaman 7 tahun bekerja. Saat ini ada 18 pasien.
Dengan karakteristik pasien:

PERTANYAAN

1. Hitung kebutuhan tenaga di ruang tersebut sesuai dengan konsep (Gillies) jika rata-rata BOR 80% dan mayoritas perawat wanita dengan
usia 20-40 tahun.
JAWABAN :

Jumlah jam perawatan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


𝑋 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑋 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟−𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔−𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 (86 ℎ𝑎𝑟𝑖)
(365 ℎ𝑎𝑟𝑖) 𝑋 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (279 ℎ𝑎𝑟𝑖)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑢𝑛𝑖𝑡

3,4 𝑥 (0,8 𝑥 22)𝑥 365 21841


= = 11 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
365 − 86 1953
𝑋 7 𝑗𝑎𝑚
(279)

11
Asumsi cuti hamil 30%

(30% 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠)𝑋 (12 𝑥 6)𝑥 7 (30% 𝑥 8)𝑋 (12 𝑥 6)𝑋 7 (30% 𝑥 8) 𝑋 (72)𝑋 7
= = 0,6 = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
279 𝑥 7 279 𝑥 7 1953

2. Hitung kebutuhan tenaga sesuai tingkat ketergantungan (menurut douglass)

No. Tingkat Ketergantungan


Minimal Intermediate Total
1. Tn. C Tn. B Tn. A
2. Tn. G Tn. D Tn. K
3. Tn. H Tn. E Tn. R
4. Tn. Q Tn.F
5. Tn. I
6. Tn. J
7. Tn. L
8. Tn. M
9. Tn. N
10. Tn. O
11. Tn. P
Jumlah 4 Orang 11 Orang 3 Orang

Klasifikasi Pasien Jumlah Ketergantungan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 4 4 x 0,17 = 0,68 4 x 0,14 = 0,42 4 x 0,07 = 0,28
Intermediate 11 11 x 0,27 = 2,97 11 x 0,15 = 1,65 11 x 0,10 = 1,1

12
Total 3 3 x 0,36 = 1,08 3 x 0,30 = 0,9 3 x 0,20 = 0,6
Jumlah 4,73 2,97 1,98
5 3 2

Total Tenaga Perawat


Pagi : 5
Sore : 3
Malam : 2 +
10 Orang

Jumlah Tenaga Lepas Dinas/Hari


86 𝑥 10 860
= = 3,08 = 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
279 279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas erhari di ruang penyakit dalam : 10 orang + 3 orang lepas dinas + 2 orang tenaga karu &
wakaru = 15 orang.

3. Buat jadwal dinas sesuai metode penugasan


4. Metode penugasan apa yang sesuai dengan kondisi ketenagaan sesuai dengan kasus

13
Ka.Ru

Ka.Tim 1 Ka.Tim 2 Katim 3

Perawat Perawat Perawat

Pasien Pasien Pasien

Rasional :

Dikarenakan anggota perawat masih bervariasi yakni perawat vokasional dan


perawat Profesional, serta jumlah perawat vokasional lebih banyak dari pada jumlah
perawat Profesional. Yakni jumlah perawat vokasionalnya ada 5 dan perawat
Profesional hanya 3. Jadi tidak mungkin dilakukan metode keperawatan Primer.

Syarat metode TIM menurut Kron. T dan Gray, 1987:

a. Anggota bervariasi profesional dan vokasional


b. Ketua Tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan teknik
kepemimpinan
c. Komunikasi yang efektif penting agar rutinitas rencana keperawatan terjamin
d. Anggota tim menghargai kepemimpinan anggota tim
e. Peran kepala ruangan penting dalam metode Tim

14
Perbedaan perawat profesional dan perawat vokasional :
Profesional :

Perawat Profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang


memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenagannya ( Depkes RI , 2002 dalam Aisiyah
2004)

Perawat vokasional :

seorang yang mempunyai kewenangan untuk melakukan praktik dengan batasan


tertentu dibawah supervisi langsung maupun tidak langsung oleh perawat profesional.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada 7 pedoman dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan yaitu
metode rasio, metode need, metode demand, metode gilles, metode formula nina,
metode hasil lokakarya keperawatan dan menghitung tenaga perawat berdasarkan Full
Time Equivalent (FTE). Dalam makalah, kelompok menggunakan rumus gilles untuk
menghitung kebutuhan tenaga diruangan dan menggunakan rumus douglas untuk
menghitung kebutuhan tenaga sesuai tingkat ketergantungan. Untuk metode
penugasan menggunakan metode modular yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional dengan
tanggung jawab total atau keseluruhan, metode modular ini sama seperti metode tim
dan metode perawatan primer.

16
DAFTAR PUSTAKA

Simamora, Roymon H. 2012. Buku Ajar Managemen Keperawatan. Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai