Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. D DENGAN PRESBIKUSIS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gerontik semester VII
Dosen Pengampu:
Rika Monika,S.Kep.,Ns.,M.Kep,Sp.Kep Kom

Disusun Oleh:
Anastasia Song (1811003
Isti Trianingsih(181100382)
Nursehati()
Nurlarlatul Hasanah()
Rambu Amel()

PROGRAM STRUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan anugrah dan karunianya, hingga akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. D Dengan Gangguan Persepsi Sensori Pada
Pendengaran”. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas kuliah.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan, maka untuk semua kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat, penyajian
kata, maupun dari segi pembahasan, penyusun mengharapkan koreksi dan tanggapan baik yang
berupa saran atau kritik yang positif demi sempurnanya penyusunan makalah ini.
Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 20 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

LATAR Belakang ........................................................................................................................


DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAAN
A. Definisi Presbikusis...........................................................................................................
B. Tanda dan Gejala Presbikusis...........................................................................................
C. Epidemiologi Presbikusis..................................................................................................
D. Manifestasi Klinis Presbikusis..........................................................................................
E. Patofisiologi Presbikusis...................................................................................................
F. Penatalaksanaan Presbikusis.............................................................................................
G. Pencegahan Presbikusis....................................................................................................
H. Pathway.............................................................................................................................
I. ASKEP .............................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara
rangsang timbul dari sumber internal (pikiran, perasaan) dan stimulus eksternal (Dermawan
dan Rusdi, 2017). Proses sensorik adalah proses manusia dalam menerima informasi
sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi
tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna. Gangguan persepsi sensori adalah
perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi (Ackley, B. J, 2017). Pada pasien
presbikusis gangguan pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat proses degenerasi
organ pendengaran bilateral simetris yang mulai terjadi pada nada tinggi dan bersifat
sensorineural dengan tidak ditemukannya kelainan yang mendasari selain proses menua
secara umum yang merusak sistem sensori manusia salah satunya sistem auditory
(pendengaran). Batasan Karakteristik gangguan persepsi sensori seperti perubahan dalam
pola perilaku, perubahan dalam kemampuan menyelesaikan masalah, perubahan dalam
ketajaman sensori serta perubahan dalam respon yang biasa terhadap stimulus yang sering
dialami pasien presbikusis.
Salah satu keluhan terbanyak di dunia adalah gangguan pendengaran (Presbikusis),
sekitar 466 juta (6,1%) dari jumlah penduduk di dunia yang menderita keluhan tersebut.
Gangguan pendengaran mengenai seluruh kalangan usia, terbanyak terjadi pada orang
dewasa sekitar 432 juta penduduk dengan sepertiga dari itu berusia lebih dari 65 tahun, dan
lebih banyak terjadi pada laki-laki sekitar 242 juta dibandingkan perempuan sekiar 190 juta,
menurut WHO (2018) kasus tentang gangguan pendengaran akan meningkat tiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2030 terdapat sekitar 630 juta dan tahun 2050 terdapat 900 juta
penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran. Prevalensi tertinggi ketulian terdapat
pada kelompok umur yang sama dengan gangguan pendengaran, yaitu umur 75 tahun
(1,45%), begitu pula dengan prevalensi terkecil terdapat pada kelompok umur 5-14 tahun
dan 15-24 tahun (masing-masing 0,04%). Presbikusis merupakan salah satu masalah
kesehatan yang terpenting dalam masyarakat. Hampir 40% penderita usia 65 tahun keatas
mengalami gangguan pendengaran sehingga mengakibatkan penderita mengalami masalah
sosial, seperti frustasi, depresi, cemas, paranoid, merasa kesepian, dan meningkatnya angka
kecelakaan (Petra, 2018).
Ketidakmampuan mendengar akibat ganggguan pendengaran (Presbikusis) akan
berefek terhadap fungsi-fungsi organ dari suatu individu. Perubahan fungsi tersebut akan
mempengaruhi kualitas hidup dari seseorang. Hambatan saat berkomunikasi dengan pasien
yang mengalami presbikusis yaitu sulit mengerti apa yang dibicarakan lawan bicara, susah
diajak bicara, tidak nyambung. Lawan bicara merasa jengkel dan harus sabar saat
berkomunikasi. Berkomunikasi dengan pasien presbikusis dengan menggunakan
komunikasi verbal (lisan) seperti mengulang-ulang perkataan, komunikasi non-verbal
(isyarat) yaitu dengan gerakan mulut, menyentuh pundak, hadap-hadapan saat
berkomunikasi, gerakan tangan (Amal, A.I, 2017).
Pengobatan presbikusis ditentukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahannya.
Salah satu metode pengobatan presbikusis yang sering dipakai adalah menggunakan alat
bantu dengar. Alat bantu dengar diperuntukkan bagi penderita yang mengalami kerusakan
telinga bagian dalam. Selain itu alat bantu dengar juga mampu membuat suara yang
ditangkap lebih keras dan jelas. Pengobatan presbikusis juga bisa dilakukan dengan terapi
membaca gerak bibir untuk mengatasi masalah pendengaran.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada Ny. D dengan masalah keperawatan gangguan
persepsi sensori pada pendengaran (Presbikusis)

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pada Ny. D lansia yang mengalami gangguan
persepsi sensori pada pendengaran (Presbikusis) di rumah
2. Tujuan Khusus
a) Menggambarkan pengkajian pada Ny. D yang mengalami gangguan persepsi sensori
pada pendengaran (Presbikusis) di rumah
b) Menggambarkan diagnosa pada Ny. D yang mengalami gangguan persepsi sensori
pada pendengaran (Presbikusis) di rumah
c) Menggambarkan intervensi pada Ny. D yang mengalami gangguan persepsi sensori
pada pendengaran di rumah
d) Menggambarkan implementasi pada Ny. D yang mengalami gangguan persepsi
sensori pada pendengaran (Presbikusis) di rumah
e) Menggambarkan evaluasi pada Ny. D yang mengalami gangguan persepsi sensori
pada pendengaran (Presbikusis) di rumah
BAB II
PEMBAHASAN

A. DefinisiPresbikusis
Presbikusis adalah kurang pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat proses
degenerasi organ pendengaran, terjadi secara berangsur-angsur dan simetris. Terbanyak
pada usia 70 – 80 tahun. Presbikusis dialami sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75
tahun dan 40-50% pada populasi di atas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih
tinggi daripada wanita (Zulfikar, dkk 2018).
Presbikusis merupakan gangguan sensorik yang sering terjadi pada lansia, dan
prevalensianya meningkat sesuai bertambahnya usia. sebagian besar pada orang berusia 60
tahun atau lebih dan sebagian besar terjadi karena proses neurodegeneratif.

B. Tanda dan GejalaPresbikusis


1) Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan pada kedua telinga
dan tidak disadari oleh penderita.
2) Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk mengerti
pembicaraan.
3) Sulit mendengar pembicaraan di sekitarnya, terutama jika berada di tempat dengan latar
belakang suara yang ramai.
4) Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah didengar daripada suara
berfrekuensi tinggi.
5) Bila intensitas suara ditingikan akan timbul rasa nyeri di telinga

C. Epidemiologi Presbikusis
Presbikusis merupakan gangguan sensorik yang paling banyak dialami oleh lansia.
Laki-laki sering mendapatkan gangguan pendengaran lebih dini dibandingkan dengan
perempuan. Sekitar 44% orang menderita gangguan pendengaran dan akan meningkat
seiring bertambahnya usia, biasanya meningkat menjadi 66% pada usia antara 70 sampai 79
tahun. Dan akan sangat meningkat pada usia 80 tahun mencapai 90%. Di Amerika Utara
sekitar 10% dari penduduk Amerika Serikat yang kurang lebih berjumlah 30.000.000 jiwa
dan 3.000.000 jiwa di Kanada menderita gangguan pendengaran dan terbanyak berusia ≥65
tahun.
Dilaporkan bahwagangguan pendengaran merupakan kondisi kronik ketiga
terbanyak yang terjadi di Amerika. Gangguan pendengaran dimulai sejak usia 30 sampai 40
tahun. jadi semakin bertambahnya usia, maka akan semakin meningkatnya prevalensi
kejadian gangguan pendengaran. Banyak faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi
gangguan pendengaran, salah satunya tingkat pendidikan. Dilaporkan bahwa prevalensi
gangguan pendengaran lebih tinggi terjadi pada kelompok yang kurang akan hal pendidikan.
Ini dikaitkan karena kurangnya atau terbatasnya akses ke layanan kesehatan, paparan
kebisingan ataupun penyalahgunaan obat-obatan yang menyebabkan ototoksik.

D. Manifestasi Klinis Presbikusis


Gangguan pendengaran terkait usia lanjut secara umum terbagi atas 2 yaitu,
penurunan sensitivitas ambang pendengaran dan penurunan dalam mengenali suara. Pada
awalnya kehilangan sensitivitas ambang dengar pada frekuensi tinggi yaitu 8000 Hz, dan
perlahan-lahan mengakibatkan frekuensi-frekuensi yang penting dalam memahami bicara
yaitu pada frekuensi 1000-3000 Hz. Pada semua kasus presbikusis penderita selalu
mengeluhkan bahwa meraka tidak dapat mendengar atau tidak dapat memahami lawan
bicara.
Pada gangguan pendengaran frekuensi tinggi, menyebabkan huruf konsonan tidak dapat
dipahami seperti (t, p, k, f, s, dan ch).
Dan pada lansia juga mengeluh bahwa mereka sering bergumam dalam pembicaraan
dan terkadang tiap kata-katanya tidak jelas dan hilang, sehingga mereka tidak dapat ikut
berpartisipasi dalam pembicaraan. Seiring berjalannya waktu, pendengaran pada penderita
semakin memburuk dan mempengaruhi frekuensi yang lebih rendah lagi. Sehingga apabila
berkomunikasi harus menggunakan volume yang lebih besar dan kalimat yang perlu
pengulangan, untuk dideteksi oleh pendengaran penderita. Pada saat berbicara terlalu cepat
dan aksen yang asing sulit untuk dipahami. Dan sering kali pada tempat makan yang bising
dan ruang besar yang bergema membuat para penderita mengalami kesulitan dalam
pendengaran, sehingga mencerminkan masalah pada jalur pendengaran pusat berupa
penurunan pendengaran secara progresif.

E. PatofisiologiPresbikusis
Penurunan pendengaran pada orang tua bergantung pada banyak faktor dan karena
konvergensi dari banyak faktor resiko itu sendiri. Pada orang tua dengan presbikusis
ditemukan lebih sulit untuk membedakan kata-kata dibandingkan dengan orang yang lebih
muda dengan pengujian rata-rata nada murni, hal ini menunjukkan terlibatnya kerusakan
saraf selain dari end organ dysfunction.
Proses patologi sentral yang menyebabkan presbikusis adalah memanjangnya synaptic time
pada auditory pathway, memanjangnya waktu pemrosesan informasi, dan berkurangnya
jumlah sel saraf pada korteks pendengaran. Penyebab pasti dari presbikusis masih bersifat
dugaan karena sulitnya memisahkan kontribusi bermacam-macam faktor penyebab seperti
diet, nutrisi, metabolisme, arteriosclerosis, pajanan ototoxic, dan trauma yang disebabkan
suara. Penyebab dari penurunan fungsi pendengaran termungkin adalah pajanan suara
sepanjang usia dan penuaan terkait genetik.
F. Penatalaksanaan Presbikusis
1) Terapi Medikamentosa
a. Vasodilator: Asam Nikotinat.
b. Vitamin B kompleks, vitamin A. Keduanya diberikan dalam sebulan (dihentikan bila
tidak ada perbaikan).
c. Dipasang alat bantu pendengaran (“Hearing Aid”)
G. PencegahanPresbikusis
1) Pencegahan Primer
a) Hindari paparan dengan bising yang terlalu sering.
b) Membersihkan telinga secara teratur.
c) Membiasakan olahraga.
d) Makan makanan yang bergizi.
2) Pencegahan Sekunder
a) Gunakan alat bantu pendengaran.
b) Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak bibir dan latihan
mendengar.
c) Berbicaralah kepada penderita presbiakusis dengan nada rendah dan jelas.
3) Pencegahan Tersier
a) Lakukan permeriksaan pendengaran secara rutin
H. Pathway

Degenerasi tulang2
pendengaran bagian dalam

Hilangnya sel-sel rambut pada basal koklea Agen cedera biologis

Fungsi pendengaran menurun Nyeri akut

PRESBIKUSIS

Pendengaran
Terhadap kata2/
rangsangan suara menurun
I. ASKEP

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


STIKES YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA : Kelompok 1


TEMPAT / TANGGAL: Jln. Nalen/ 21 November 2021

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. D


DENGAN KASUS GANGGUAN PERSEPSI SENSORI PADA PENDENGARAN
DI RUMAH

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama : Ny. D Tempat/ tanggal lahir: 76 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Tidak sekolah SD/SLTP/SLTA/D-III/S1/S2/S3
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin/Tidak Kawin/Janda/Duda/(Cerai/mati)
Alamat : Jln. Nalem
Tempat tinggal : Rumah sendiri/rumah anak/panti/lainnya…
Tinggal bersama siapa : Sendiri/ anak/ saudara/ ART
Tanggal masuk panti (jika di panti) : Tidak
2. Alasan Datang ke Panti (jika klien ada di Panti Wreda)
-
3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
a. Pekerjaan saat ini : IRT
b. Pekerjaan sebelumnya: Klien mengatakan pekerjaan sebelumnya petani
c. Sumber pendapatan saat ini: Klien mengatakan sumber pendapatan dari anak
d. Kecukupan pendapatan : Klien mengatakan pendapatnnya tidak menentu

4. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama: Klien mengatakan pendengarannya terganggu : Klien mengatakan
dan sakit panggul
2) Faktor penyebab: Klien mengatakan awal penyebab pendengarannya terganggu
karena mungkin faktor usia sudah tua dan mengatakan panggul sakit/nyeri karena
pernah jatuh
3) Waktu timbulnya keluhan: klien mengatakan pendengaran terganggu 2 tahun yang
lalu dan Klien mengatakan pernah jatuh 2 bulan yang lalu sehingga menyebabkan
keluhan sakit panggul
4) Upaya mengatasinya: Klien mengatakan klien mengatakan dan pendengaran tidak
ada upaya mengatasinya dan klien mengatakan sakit panggul upaya mengatasinya
dengan operasi
5) Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi: Klien mengatakan biasanya rumah sakit/
puskesmas terdekat
6) Mengkonsumsi obat-obatan? jenisnya apa?
Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat
7) Merokok? konsumsi alkohol: Tidak ada

b. Riwayat kesehatan masa lalu


1) Penyakit yang pernah di derita : Klien mengatakan tidak ada
2) Riwayat alergi : Tidak ada
3) Riwayat kecelakaan : Klien mengatakan pernah jatuh
4) Riwayat di rawat di rumah sakit : Klien mengatakan pernah
5) Riwayat pemakaian obat : Klien mengatakan ada tapi waktu di
RS

5. Riwayat kesehatan keluarga


a. Genogram (Buatlah 3 Generasi)
Genogram keterangan : : Klien : Tinggal serumah : Laki-laki : Menikah : Perempuan :
Meninggal : Keturunan
b. Saudara/ anak
Nama Keadaan saat ini Keterangan
Sudarmadi Tidak ada masalah kesehatan Sehat
Darjono Tidak ada masalah kesehatan Sehat
Trisumaji Tidak ada masalah kesehatan Sehat
Teguh Tidak ada masalah kesehatan Sehat
Sardiman Tidak ada masalah kesehatan Sehat
Kamsidah Tidak ada masalah kesehatan Sehat

c. Kunjungan keluarga dalam 1 tahun terakhir (bagi lansia tinggal sendiri/ di


panti)
-

B. Pola Fungsional
1. Pola Nutrisi
Pola makan: 3x sehari Diet yang dijalankan: ada / tidak
Jumlah/porsi: 1 setengah perhari Jika ada, jelaskan
Siapa yang mempersiapkan makanan? Dengan siapa lansia makan?
Sendiri dan anak Sama keluarga
Jumlah minum: 8 cc/gelas/hari Makanan patangan: Tidak ada
Jenis cairan (dalam 24 jam): Air putih
Hasil pengkajian MNA : 11 (malnutrisi)

2. Fungsi eliminasi
a. BAB :
Frekuensi BAB: 2x/hari Konsistesi feses: Normal
Nyeri saat BAB : ya/ tidak Mengkonsumsi obat pencahar : ya /
Darah keluar saat BAB : ya / tidak tidak
Jika ya, jelaskan
b. BAK :
Frekuensi BAK : Waktu berkemih setiap kapan (jam)?
Pagi : 3x/hari Pagi: Klien mengatakan tidak menentu
Siang: 3x/hari Siang: Klien mengatakan tidak menentu
Malam: 4 x/hari Malam: Klien mengatakan tidak
menentu
Mengompol : pernah / tidak Pernah kemih keluar saat batuk/ bersin/
Jika Ya, kapan saja? mengangkat benda berat: Tidak ada
Berapa kali dalam sehari: Tidak ada Berapa kali dalam sehari: Tidak ada
Kesulitan menahan kencing: Ya/ tidak Memakai popok: Ya/ tidak
Jika Ya, berapa lama lansia mampu Jika Ya, kapan saja memakainya: Tidak
menahan kencingnya: Klien mengatakan ada
pada malam hari sampai pagi hari
Laki – laki Perempuan
pernahkan operasi prostat: Ya / tidak berapa jumlah anak: Klien mengatakan
mempunyai anak ada 6 orang
bagaimanan aliran urin saat kencing?
…………………………………………. riwayat operasi panggul/ Rahim: Ya/
Tidak
Apakah setelah kencing, lansia
merasakan tuntas atau merasa belum? Riwayat ISK: Ya/ Tidak
………………………………………….

Apakah sering mengejan saat kencing?


…………………………………………

3. Personal hygiene
Aktivitas Keterangan
Mandi Klien mengatakan mandi 2x sehari
Oral hygiene Klien mengatakan 2x sehari
cuci rambut Klien mengatakan 3x seminggu
Kuku Klien mengatakan 2x dalam sebulan
Berpakaian Klien mengatakan memakai pakaian sendiri

4. Istirahat dan tidur


Hasil pengkajian PSQI : 2 (baik)

Jumlah jam tidur (24 jam): 8 jam Jumlah jam tidur siang : 1 jam
Jumlah jam tidur malam : 8 jam
Pernah minum obat tidur: Tidak ada Berapa kali bangun dimalam hari : 1x
kalau kebelet BAK
Setelah itu bisakah kembali tidur:
Ya/tdk

5. Fungsi reproduksi
Pandangan lansia terkait kehidupan seksual: Klien mengatakan

6. Aktivitas
Hasil pengkajian ADL:19 (ketergantungan ringan)
Hasil pengkajian IADL
4(mandiri)

Jam Jenis kegiatan (sehari-hari)


06.00 – 10.00 Masak dan bersih rumah
10.00 – 14.00 Mandi dan istirahat
14.00 – 18.00 Rebus, cuci piring
18.00 – 22.00 Makan, Nonton tv bersama keluarga
22.00 – 02.00 Istirahat
02.00 – 06.00 Istirahat, bangun pagi, sholat dan bantu masak

7. Fungsi psikososial
a. Status mental :
1) Bagaimana kemampuan sosialisasinya:
Klien mengatakan masih sering berkunjung kerumah tetangga
2) Bagaimana respon dan perhatian lansia saat diajak berbicara:
Pada saat diajak bicara merespon dengan baik tetapi harus diulang 2 atau 3 kali
3) Bagaimana daya ingat lansia? Baik/ tidak, jelaskan
4) Hasil pemeriksaan MMSE :

b. Afektif -coping stres :


1) Adakah hal yang dicemaskan dan membuat stres? Ya/ Tidak, jelaskan
2) Kapan terjadinya / berapa sering: Tidak ada
3) Bagaimana cara mengatasinya: Tidak ada
4) Hobby yang masih aktif dijalanin: Klien mengatakan hobi yang masih dijalani
yaitu memasak
5) Hasil pemeriksaan GDS: 0 (kemungkinan tidak ada depresi)
c. Persepsi diri :
1) Bagaimana lansia memandang dirinya:
Klien mengatakan sangat berharga
2) Bagaimana harga dirinya:
Klien mengatakan selalu menjaga kehormatan harga dirinya

d. Pola peran-hubungan (dukungan sosial ):


1) kepada siapa lansia biasanya meminta bantuan (anak, keluarga, tetangga, teman):
Klien mengatakan lebih banyak meminta bantuan kepada anaknya
2) Adakah yang membantu lansia saat berbelanja/ berobat/ ke bank?
Klien mengatakan biasanya yang membantu anaknya
3) Adakah orang yang diajak bercerita saat lansia mencemaskan sesuatu:
Klien mengatakan biasa bercerita pada anaknya
4) Kegiatan sosial/organisasiapa yang aktif diikuti:
Klien mengatakan semenjak pendengaran terganggu dan setelah operasi tidak
pernah lagi mengikuti kegiatan apapun

e. Nilai – pola keyakinan:


1) Apa hal yang sangat berarti dan penting dalam hidup lansia:
Klien mengatakan hal yang berarti dan penting dalam hidupnya yaitu diusia yang
sudah tua ini bisa tinggal bersama dengan keluarga/ anak-anaknya
2) Hal apa yang membuat hidup lansia puas:
Klien mengatakan bersyukur diberi umur yang panjang dan bisa dirawat dengan
baik oleh anaknya
3) Apakah lansia ikut aktivitas keagamaan:
Klien mengatakan tidak ada
4) Bagaimana pandangan lansia terhadap kematian:
Klien mengatakan kapan pun dirinya dipanggil klien sudah siap dan ikhlas
(perhatikan kata-kata seperti “bunuh diri, menyalahkan tuhan, tidak bisa
memaafkan orang lain, perasaan putus asa, tidak berguna, diabaikan)

C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Compos mentis/ apatis/ somnolen/sopor
Bagaimana penampilan fisik lansia:
Klien terlihat memakai tongkat
b. TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 85x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 36, 4◦ C
c. BB/TB dan IMT :39 kg dan 150 cm
d. Mata :
Konjungtiva : Anemis/ tidak Skelera :ikterik/ tidak
Strabismus (ya/tidak), kanan / kiri/ kedua Katarak (ya/ tidak), kanan/ kiri / kedua
menggunakan kaca mata :ya/tidak

e. Telinga :
Kebersihan :ya/tidak Menggunakan alat bantu : ya / tidak
Pendengaran :terganggu/tidakkanan/ kiri/ keduanya
Jika ya jelaskan: Terganggu semenjak 2 tahun yang lalu

f. Hidung :
Bentuk :simetris/tidak ada peradangan : ya/tidak
Penciuman :terganggu/tidak
Keluhan : ada/tidak, Jika ada jelaskan

g. Mulut, gigi dan bibir:


Kebersihan mulut : baik/tidak Stomatitis :ya/tidak
Gigi : karies/ tidak, berlubang/tidak Radang gusi : ya/ tidak
Gigi palsu : ada / tidak Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Jika ada, bagaimana perawatnnya

h. Leher
Pembesaran kelenjar Thyroid : ya/tidak JVP : ya/ tidak
Kaku kuduk : ya / tidak Keluhan :ada/ tidak,
Jika ada jelaskan ……………………..

i. Dada
Jantung Paru
Inspeksi Terlihat simetris Terlihat simetris
Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Vesikuler Terdengar sonor
auskultasi Terdengar lup-lup Tidak ada bunyi napas tambahan

j. Abdomen
Abdomen
Inspeksi Simetris dan bersih
Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran hepar
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus normal

k. Fungsi reproduksi
Kebersihan mulut : baik/tidak Hemoroid : ya / tidak
Hernia : ya/ tidak Keluhan : ada/ tidak,
Jika ada jelaskan

l. Kulit
Kebersihan kulit :baik/tidak warna : anemik / tidak
Kelembaban :kering / lembab Lesi/ luka : ya/ tidak
Tugor kulit : baik Keluhan : ada / tidak
Jika ada, jelaskan

m. Ekstrimitas atas :
Ekstrimitas atas Ekstrimitas bawah
( kanan – kiri) (kanan – kiri)
Kekuatan otot Normal Klien mengatakan bahwa
sakat di bagian panggul
Rentang gerak Dapat di gerakan dengan Terbatas karena panggul
bebas terasa sakit saat berdiri
terlalu lama
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Edema / pitting Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
edema
Nyeri sendi Tidak ada Ada, bagian panggul sebelah
kiri
Reflex Melambat Melambat
Paralisis Tidak ada Tidak ada
Penggunaan alat Tidak adak Ada, tongkat
bantu
Hasil pemeriksaan risiko jatuh :

D. Lingkungan tempat tinggal


1. Kebersihan dan kerapian ruangan : Bersih dan rapih
2. Keamanan rumah : Baik
3. Penerangan dan Sirkulasi udara : Baik
4. Keadaan kamar mandi dan wc : Baik
5. Penataan halaman (kalau ada) : Tertata rapih
6. Privasi : Baik

E. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. Ds: Agens cedera biologis Nyeri Akut
- Klien mengatakan sakit
panggul dan nyeri
dibagian panggul
sebelah kiri
- P: Nyeri mulai timbul
setelah operasi 2 bulan
yang lalu
- Q: Klien mengatakan
nyeri terasa seperti
tertusuk-tusuk pada
panggul sebelah kiri
- R: Klien mengatakan
nyeri dirasakan panggul
sebelah kiri
- S: Klien mengatakan
sakit yang dirasakannya
mengganggu aktivitas,
skala nyeri: 6 (PNRS)
- T: Nyeri timbul tiba-tiba
dan pada saat
digerakkan atau saat
duduk terlalu lama,
berlangsung 5-10 menit
saat nyeri muncul.

Do:
Klien tampak gelisah saat
duduk terlalu lama

2. Ds : Gangguan pendengaran Gangguan Persepsi


Klien mengatakan Sensori
mengalami gangguan
pendengaran

Do :
Pada saat diajak berbicara
harus diulang 2 sampai 3
kali
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
2. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan pendengaran

G. Intervensi
N Diagnosa Tujuan Intervensi
o
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan A. Manajemen Nyeri
Akut keperawatan selama 1x 24 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
jam nyeri akut Ny. D perjalanannya yang meliputi lokasi, karakteristik,
berkurang dengan kriteria durasi, prekuensi, kualitas, intesitas, atau berartnya
hasil nyeri dan faktor pencetus.
1. Mengenali kapan nyeri 2. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
terjadi menangani nyeri dengan tepat
Awal: 1 2 3 4 5 3. Informasikan anggota keluarga mengenai strategi
Akhir: 1 2 3 4 5 nonfarmakologi yang sedanng di gunakan untuk
2. Menggunakan tindakan mendorong pendekatan preventif terkait mengenai
pencegahan manajemen nyeri
Awal: 1 2 3 4 5 4. Kaloborasi dengan pasien, anggota keluarga dan tim
Akhir: 1 2 3 4 5 kesehatan untuk memilih dan mengimplementasikan
3. Menggunakan tindakan tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi
pengurangan (nyeri)
tampa analgesik
Awal:1 2 3 4 5
Akhir: 1 2 3 4 5
4. Menggunakan analgesik
yang direkomendasikan
Awal: 1 2 3 4 5
Akhir: 1 2 3 4 5
5. Melaporkan perubahan
gejala nyeri pada
profesional kesehatan
Awal: 1 2 3 4 5
Akhir: 1 2 3 4 5

2. Gangguan Setelah di lakukan tindakan A. Peningkatan komunikasib: kurang pendengaran


Persepsi keperawatan 1x24 jam 1. Lakukan atau atur pengkajian dan
Sensori gangguan persepsi sensori skrining rutin terkait dengan fungsi
Ny D berkurang dengan pendengaran
kriteria hasil: 2. Monitor akumulasi serumen yang
1. Mengidentifikasi faktor berlebihan
resiko kerusakan 3. Fasilitasi pembacaan bibir dengan
pendengaran menghadap pasien langsung dengan
Awal: 1 2 3 4 5 pencahayaan yang baik
Akhir: 1 2 3 4 5 4. Hindari berkomunikasi lebih dari 2-3
2. Memonitor gejala kaki jauhnya dari pasien
gangguan pendengaran 5. Dengarkan dengan penuh perhatian
Awal: 1 2 3 4 5 sehingga memberikan waktu yang
Akhir: 1 2 3 4 5 adekuat bagi pasien untuk menanggapi
3. Menggunakan alat bantu dan memproses komunikasi
pendengaran
Awal: 1 2 3 4 5
Akhir: 1 2 3 4 5
4. Melakukan tes
pendengaran secara
berkala
Awal: 1 2 3 4 5
Akhir: 1 2 3 4 5
5. Mengkonsumsi obat
teliga sesuai resef dokter
Awal: 1 2 3 4 5
Akhir: 1 2 3 4 5

H.Implementasi Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan


Keperawatan
1 Nyeri akut Manajemen Nyeri S : Klien mengatakan sakit
1. Melakukan pengkajian nyeri panggul dan nyeri dibagian
komprehensif perjalanannya yang panggul sebelah kiri berkurang
meliputi lokasi, karakteristik, O : Manajemen nyeri
durasi, prekuensi, kualitas, terlaksana dengan baik dan
intesitas, atau berartnya nyeri dan nyeri akut berkurang
faktor pencetus. A : masalah teratasi
2. Mendorong pasien untuk P : edukasi klien dan keluarga
memonitor nyeri dan menangani untuk melakukan manajemen
nyeri dengan tepat nyeri untuk mengurangi nyeri
3. Memberikan informasi pada akut
anggota keluarga mengenai
strategi nonfarmakologi yang
sedanng di gunakan untuk
mendorong pendekatan preventif
terkait mengenai manajemen
nyeri
4. Melakukan kolaloborasi
dengan pasien, anggota keluarga
dan tim kesehatan untuk memilih
dan mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri
nonfarmakologi
2 Gangguan Persepsi Peningkatan komunikasi: kurang S : Klien mengatakan
Sensori pendengaran gangguan persepsi sensori
1. Melakukan atau mengatur berkurang
pengkajian dan skrining rutin O : peningkatan komunikasi
terkait dengan fungsi berkaitan dengan pendengaran
pendengaran terlaksana dengan baik dan
2. Memonitor akumulasi serumen gangguan persepsi sensori
yang berlebihan berkurang
3. Memfasilitasi pembacaan bibir A : masalah teratasi
dengan menghadap pasien P : edukasi klien dan keluarga
langsung dengan pencahayaan untuk melakukan peningkatan
yang baik komunikasi yang berkaitan
4. Menghindari berkomunikasi dengan pendengaran untuk
lebih dari 2-3 kaki jauhnya dari mengurangi gangguan persepsi
pasien sensori
5. Mendengarkan dengan penuh
perhatian sehingga memberikan
waktu yang adekuat bagi pasien
untuk menanggapi dan
memproses komunikasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. D lansia yang mengalami gangguan
persepsi sensori pada pendengaran di rumah, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian dan teori penyusun menemukan kesenjangan antara
tinjauan kasus dan tinjauan teori.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dari hasil pengkajian dan teori penyusun menemukan kesenjangan pada
munculnya diagnosa pada klien.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dirumuskan pada dua diagnosa prioritas yang muncul pada pasien
dilakukan melalui satu jenis tindakan yaitu tindakan mandiri keperawatan.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi kepada klien sesuai dengan rencana tindakan yang di pilih oleh penyusun.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dalam bentuk SOAP. Selama penyusun melakukan tindakan asuhan
keperawatan, penulis mengevaluasi bahwa secara keseluruhan keluarga mampu
mengenali dan merawat anggota keluarga dalam masalah kesehatan gangguan persepsi
sensori pada pendengaran.

B. Saran
1. Bagi penderita gangguan pendengaran dan keluarga
Dapat meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga tentang bagaimana menangani
masalah presbikusis dengan tindakan yang benar sehingga masalah presbikusis pun
teratasi.
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil asuhan keperawatan diharapkan dapat menjadi bahan referensi mengajar serta
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan topik asuhan
keperawatan keluarga pada klien dengan gangguan pendengaran bagi dosen dan
mahasiswa di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta
3. Bagi penulis selanjutnya
Disarankan untuk penulis selanjutnya agar dapat meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan komprehensif
serta bertanggung jawab kepada klien dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Rikha, F. (2016). Karakteristik Penderita Presbiakusis di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL RSUP
DR. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2012 - Desember 2014. JSK, Volume 1 Nomor 4
Tahun 2016.
Istiqomah, Sarah Nabila. 2019.Hubungan Gangguan Pendengaran dengan Kualitas Hidup Lansia.
Jurnal Majority, Volume 8, Nomor 2
herdman, T Heather dkk. 2018. Nanda Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klarifikasi 2018-2020.
Buku Kedokteran. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai