Anda di halaman 1dari 41

PERENCANAAN

KETENAGAAN KEPERAWATAN

Ns.DEBBIE NOMIKO S.Kep M.Kep

1
Pendahuluan

Pelayanan Keperawatan :
 Pelayanan profesional yg humanistik utk memenuhi kebutuhan klien
secara individual dan unik diberikan oleh tenaga keperawatan yg
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan sikap profesional yg telah
dipersiapkan sebelumnya.
 Bagian integral dari pelayanan kesehatan
 Inti dari seluruh kegiatan pada setiap tatanan pelayanan kesehatan
 Masalah utama dalam setiap organisasi keperawatan
 Mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan

Sistem ketenagaan keperawatan


 2
Filosofi ketenagaan :
Tenaga keperawatan merupakan inti dari pelayanan
kesehatan dan kunci keberhasilan atas kualitas pelayanan
yang berdasarkan efisiensi dan efektifitas

Perencanaan ketenagaan

Pendayagunaan

Penilaian kinerja KUALITAS PELAYANAN

3
Perencanaan
 Perencanaan merupakan fungsi organik manajemen yang
merupakan dasar atau titik tolak dr kegiatan tertentu dlm
upaya mencapai tujuan organisasi
 Perencanaan harus memenuhi prinsip-prinsip yg sesuai dgn
situasi dan kondisi organisasi
Prinsip-prinsip perencanaan
1. Mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik

2. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian


kegiatan yg harus dijawab dgn memuaskan, yaitu :
a. What
apa kegiatan yg hrs dijalankan dlm rangka mencapai tujuan
yg telah ditetapkan

4
b. Where
dimana kegiatan tersebut hendak dilaksanakan
c. When
kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan
d. How
bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut kearah
pencapaian tujuan
e. Who
siapa yg hrs melaksanakan kegiatan tersebut

3. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yg


hrs diselesaikan dgn menggunakan teknik ilmiah. Artinya hrs
disusun scr sistematis dan didasarkan pd langkah-langkah
sbb :
5
a) Mengetahui sifat hakiki dr masalah yg dihadapi
b) Mengumpulkan data yg akurat sblm menyusun rencana
c) Menganalisa dan menginterpretasi data yg telah terkumpul
d) Menentukan beberapa alternatif penyelesaian masalah
e) Memilih cara yg terbaik utk menyelesaikan masalah
f) Melaksanakan rencana yg telah disusun
g) Menilai hasil yg dicapai

6
Prinsip dasar ketenagaan keperawatan
1. Jumlah tenaga keperawatan profesional hrs
memadai utk menjamin askep yg aman dan
memadai pd semua klien selama 24 jam sehari, 7
hari/minggu dan 52 minggu/tahun
2. Profil tenaga keperawatan perlu disusun dan
direncanakan scr menyeluruh dgn metodologi yg
sesuai
3. Perlu rancangan pendistribusian dan
pendayagunaan tenaga
4. Perlu rancangan pemantauan dan pengembangan
tenaga

7
Perencanaan ketenagaan
 Perencanaan tenaga keperawatan adalah serangkaian
kegiatan menetapkan jumlah tenaga keperawatan, melalui
sistem rekruitmen & seleksi serta penempatan dan
pemantauan kinerja
 Perencanaan ketenagaan keperawatan haruslah sesuai dgn
kebutuhan dan tujuan yankep, yaitu pelayanan keperawatan
yang optimal dan bermutu
 Perencanaan ketenagaan merupakan masalah besar
diberbagai organisasi yankep, seperti rumah sakit, klinik,
nursing home, dsb.

8
Tujuan Perencanaan Ketenagaan
 Mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan institusi/ organisasi dlm mencapai
tujuan melalui pendayagunaan tenaga seefisien
dan seefektif mungkin dgn menggunakan
strategi pengembangan kontribusi karyawan

9
Manfaat Perencanaan Ketenagaan
1) Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya
manusia yang sudah ada scr lebih baik
2) Melalui perencanaan yang matang, produktifitas
kerja dari tenaga yang ada dapat ditingkatkan
3) Penentuan kebutuhan akan tenaga kerja dimasa
depan, baik dlm jumlah dan kualifikasi utk
mengisi berbagai jabatan
4) Informasi tentang ketenagaan menjadi jelas
5) Timbul pemahaman yg tepat tentang situasi
pasar kerja
6) Sebagai dasar pengadaan tenaga kerja baru

10
Pentingnya Perencanaan Ketenagaan

1) Pelayanan yang diberikan adalah bersifat


humanistik. Pemberian pelayanan keperawatan
selalu memperhatikan setiap aspek kehidupan
manusia baik yang sakit maupun sehat.
2) Produk yang ditawarkan di rumah sakit adalah
jasa.
Perawat sebagai salah satu komponen dari
pemberi pelayanan juga akan memberikan
bantuan yang umumnya bersifat jasa.

11
Pentingnya Perencanaan Ketenagaan
3) Tenaga keperawatan adalah salah satu tenaga
yang pengadaannya tidak bisa seketika.
Walaupun tersedia, tenaga perawat diperlukan
penyesuaian sebelum dapat langsung
digunakan dengan optimal. Hal ini tentunya
membutuhkan waktu yang lama, sehingga
perencanaan tenaga ini harus dilakukan dengan
visi yang jauh ke depan.

12
Langkah-langkah Perencanaan
Ketenagaan
Langkah-langkah perencanaan ketenagaan sbb:
(Drucker)
 Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan

kep yg akan diberi


 Menentukan kategori perawat yg akan
ditugaskan utk yankep
 Menentukan jumlah masing-masing kategori

perawat yg dibutuh

13
Langkah-langkah Perencanaan
Ketenagaan
 Menerima dan menyeleksi utk mengisi posisi
yang ada
 Melakukan seleksi calon-calon staf perawat
 Menentukan tenaga perawat sesuai dgn unit
atau shift
 Memberikan tanggung jawab utk melaksanakan
tugas yankep

14
Analisa Situasi Tenaga Perawat di Rumah Sakit.
Beberapa situasi yang dapat dipertimbangkan dalam
melakukan analisa ketenagaan, antara lain:
1) Adanya perluasan rumah sakit sehingga berdampak pada
penambahan atau perubahan tempat tidur.
2) Adanya berbagai perubahan jenis pelayanan dan fasilitas
rumah sakit, akan berdampak juga pada peningkatan Bed
Occupancy Rate (BOR), yang pada akhirnya perlu analisa
situasi dan kebutuhan tenaga
3) Adanya penurunan motivasi, penurunan prestasi kerja atau
kepuasan kerja.
4) Adanya keluhan klien tentang pelayanan yang diterima. Klien
sebagai penerima pelayanan tentu akan mengeluh tentang
kepuasan ataupun ketidak-puasannya.

15
Sistem Klasifikasi Pasien
Upaya mengkuantifikasikan kualitas asuhan
keperawatan

Tujuan :
 Menetapkan ukuran waktu pelayanan
 Menentukan biaya pelayanan keperawatan
 Mengidentifikasi kebutuhan klien
 Menetapkan tingkat produktivitas
 Menentukan kualitas pelayanan yang diberikan

16
Klasifikasi ketergantungan pasien
1) Mandiri
2) Asuhan minimal
3) Asuhan moderat
4) Asuhan semi intensif
5) Asuhan intensif

17
Klasifikasi ketergantungan pasien
Asuhan mandiri (<2 jam/24 jam)
 Aktivitas harian : makan, berpakaian, fungsi
eliminasi, dan upaya mempertahankan
kenyamanan dapat dilakukan sendiri
 Status kesehatan baik, dapat menjalani prosedur
diagnostik sederhana tanpa bimbingan
 Dukungan emosi & pendidikan kesehatan rutin
masih dibutuhkan
 Kadang-kadang perlu orientasi waktu, tempat
dan orang
 Pengobatan : tidak ada atau ringan

18
Asuhan minimal (2 jam/24 jam)
 Kegiatan harian : perlu bantuan menyiapkan makan atau
posisi tetapi masih dapat makan sendiri, bantuan minimal utk
berpakaian toileting dan mempertahankan kenyamanan
 Status kesehatan : keluhan ringan, perlu pemantauan GD,
infus
 Dukungan emosi dan penkes : 5 – 10 menit perdinas
 Klien agak bingung atau gelisah, tetapi dpt dikendalikan
dengan terapi
 Pengobatan dan tindakan : 20 –30 menit perdinas, perlu
evaluasi keefektifan terapi lebih sering, mungkin memerlukan
evaluasi status mental setiap 2 jam

19
Klasifikasi ketergantungan pasien
Asuhan moderat (3,5 jam/24 jam)
 Kegiatan harian : bantuan ketika makan (bisa
menelan), berpakaian, BAB/BAK, posisi diri.
Inkontinensia 2 x per dinas
 Kenyamanan perlu diinisiasi, dikerjakan oleh satu staf
 Dukungan emosi dan penkes : 10 – 30 menit per
dinas, gelisah dan tdk mau diajari, klien bingung
mungkin perlu pengikatan, dapat dikendalikan obat
 Pengobagan dan tindakan : perlu 30 – 60 menit per
dinas. Membutuhkan observasi sering utk efek
samping terapi. Mungkin perlu pemantauan terhadap
status mental setiap jam

20
Asuhan semi intensif (5 – 6 jam/24 jam)
 Aktivitas harian : tdk dpt makan sendiri, sulit mengunyah dan
menelan, mungkin perlu pipa makanan. Tdk mampu mandi,
berpakian, membersihkan mulut. Inkontinensia >2 x per dinas
perlu dua orang utk mengubah posisi klien
 Status kesehatan : sakit serius, gejala/keluhan akut, perlu
pemantauan sering
 Dukungan emosi dan pendidikan kesehatan : perlu > 30
menit per dinas. Klien tdk mau diajari dan reaksi emosi hebat.
Klien bingung dan gelisah, perlu pengikatan dan orientasi
sering, tidak dpt dikendalikan obat
 Pengobatan dan tindakan : perlu > 60 menit per dina. Perlu 2
oran utk merawat. Perlu observasi setiap jam atau kurang

21
Asuhan intensif (7 – 8 jam/24 jam)
 Perlu pemantauan ketat dan asuhan klien diberikan oleh satu
perawat kepada satu klien (1:1)
 Klien tdk memiliki kemampuan menolong diri yg ringan
sekalipun
 Status kesehatan klien : sakit berat dan perlu pemantauan
ketat. Kesadaran (+) atau (-)
 Dukungan emosi besar, penkes perlu/tdk perlu diberikan,
tergnatung kondisi.
 Keluarga memerlukan pendidikan kesehatan
 Pengobatan dan tindakan : klien sangat tergantung pada
terapi dan tindakan yang diberikan

22
Metode dlm memperkirakan kebutuhan tenaga kep
 Metode deskriptif, dasar : pengalaman perawat profesional,
jenis klien, standar pelayanan, rasio klien berdasarkan jlh
perawat
 Metode teknik industri : identifikasi tugas perawat, ukur
waktu, analisa alir kerja, shg didapatkan rata-rata frekuensi
dan lama setiasp pekerjaan
 Metode teknik manajemen : menghubungkan fungsi
penyusunan staf dgn fungsi manajemen lain, tentukan
standar pelayanan utk setiap klien
Dasar :
 Rotasi kerja : 24 jam utk 3 shift, Rasio TT dan perawat,

Standar minimal, Indikator kebutuhan ketenagaan, analisa


fungsional dan analisa tugas, sasaran/target pelayanan, serta
derajat keterganungan klien
23
Rotasi kerja (24 jam untuk 3 dinas)
 Jumlah klien
 Rincian dinas/ketengaan :
- Pagi
- Sore
- Malam
- Libur
- Pengganti libur
- Cuti, sakit, dll
Tenaga manajemen ruangan :
 Kepala ruangan

 Wakil kepala ruangan

24
Cara Menghitung Kebutuhan Tenaga Perawat di RS
1) Cara Rasio.
 Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
“denominator” personal yang diperlukan
 Metode sering digunakan krn sederhana dan mudah
 Metode ini hanya mengetahui jlh personal scr total tetapi tdk
bisa mengetahui produktivitas SDM RS, dan kapan personal
tsb dibutuhkan oleh setiap unit/bagian RS
 Perhitungan menurut cara rasio ini boleh dikembangkan
sendiri sesuai dengan kesepakatan dan kebijaksanaan
rumah sakit.
 Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan
Surat Keputusan Menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang
Ketenagaan Rumah Sakit, dengan standar sebagai berikut:
25
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/T TNM/T
T T
A&B 1/ (4-7) (3-4)/ 2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Disesuaikan

Keterangan:
 TM : Tenaga Medis
 TT : Tempat tidur
 TPP : Tenaga Paramedis Perawatan
 TPNP : Tenaga Paramedis Non Perawatan
 TNP : Tenaga Non Medis.
26
Contoh perhitungannya :
Rumah Sakit X, baru diresmikan dengan kapasitas saat ini
adalah 120 tempat tidur, maka seorang pimpinan
keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga
keperawatan adalah:
 3/2 x 120 = 180 sampai dengan 240 orang perawat (Bila RS
tersebut tipe A dan B).
 1/1 x 120 = 120 orang perawat (Bila RS tersebut tipe C). Dst.

2) Cara Need.
 Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban
kerja yang diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar
profesi.
 Untuk menghitung kebutuhan seluruh tenaga, diperlukan
terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang
diberikan kepada klien selama di rumah sakit.
 Misalkan saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan
melalui/mendapatkan pelayanan, antara lain pembelian
karcis, pendaftaran, pemeriksaan perawat/dokter,
penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan
sebagainya. 27
 Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu dapat berjalan dengan baik. Hudgins (1982)
misalnya menggunakan standar sbb :
Tugas LAMA WAKTU (MENIT)
UNTUK PASIEN
Baru lama

Pendaftaran 3 4
Pemeriksaandokter 15 11
Pemeriksaan as. 18 11
dokter 51 0
Penyuluhan 5 7
Laboratorium
28
Contoh perhitungannya :
Rumah Sakit X, memberikan pelayanan kepada klien rata-
rata adalah 120 orang perhari dan sekitar 50% adalah klien
baru, maka seorang pimpinan keperawatan akan
memperhitungkan jumlah tenaga, sbb:
 Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian
pendaftaran adalah: 3 + 5/2 = 3,5. selanjutnya 3,5 x 120/240
= 1,75 (2 orang tenaga) jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai
12.00 (240 menit).
 Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah: 15 + 11/ 2 = 13,

selanjutnya 13 x 120/ 180 = 8,66 (9 orang dokter), jika ia


bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00 (180 menit).
 Tenaga asisten dokter yang dibutuhkan adalah: 18 + 11/ 2 =

14,5 selanjutnya 14,5 x 120/180 = 9,66 (10 orang dokter), jika


ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00 (180 menit).
 Dan seterusnya.
29
Untuk klien rawat inap, Douglas (1984) menggunakan standard
waktu pelayanan pasien rawat inap, sebagai berikut :
1.  Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam
2.  Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam
3.  Perawatan maksimal : memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam
Dlm penerapan sistem klasifikasi pasien dgn 3 kategori tsb, sbb:
a) Kategori I : Self care (perawatan mandiri)
Kegiatan sehari-hari dpt dilakukan sendiri, penampilan scr umum
baik, tdk ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi
waktu, tempat dan tindakan pengobatan biasanya ringan
b) Kategori II : Intermediet care (perawatan sedang)
Kegiatan sehari-hari utk makan dibantu, mengatur posisi utk
makan, memberi dorongan makan, eliminasi dan kebutuhan diri
juga dibantu atau menyiapkan alat utk ke kamar mandi

30
Penampilan pasien sakit sedang, tindakan perawat : monitor
tanda vital, periksa urine reduksi, status emosional,
kelancaran drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan
penkes utk support emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan
pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift dgn
observasi side effek obat atau reaksi alergi
c) Kategori III : Self care (perawatan total)
kebutuhan sehari-hari tdk bisa dilaksanakan sendiri, semua
dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat. Pasien
memerlukan observasi terus menerus

Dalam menentukan jumalh tenaga perawat yang dibutuhkan


tergantung pada tingkat ketergantungan klien dimana setiap
shift memerlukan perhitungan dalam waktu tertentu. Berikut
ini prakiraan kebutuhan tenaga menurut Dauglass.

31
KLASIFIKASI
Minimal Parsial Total
Jumlah P S M P S M P S M
pasien

1 0.17 0.14 0.07 0.27 0.15 0.10 0.36 0.30 0.20


2 0.34 0.28 0.14 0.54 0.30 0.20 0.72 0.60 0.40

3 0.51 0.42 0.21 0.81 0.45 0.30 1.08 0.90 0.60

dst

32
Contoh perhitungannya :
Diruang Cemara RS X, dirawat 20 orang
pasien, dgn kategori : 5 pasien dgn perawatan
minimal, 10 pasien dgn perawatan parsial dan 5
pasien dgn perawatan total. Maka kebutuhan
tenaga perawat adalah 5,35 + 3,70 + 2,20 =
11,25 (11 orang)

33
3) Cara Demand
 Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan
yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko
(1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat, dibutuhkan
waktu sebagai berikut :
·  Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit.
·  Untuk kasus mendesak : 71,28 menit.
·  Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit.
Hasil penelitian di RS Propinsi di Filipina, menghasilkan data sbb :

Jenis Pelayanan Rata-rata jam


perawatan per pasien
a) Non bedah 3,4
b) Bedah 3,5
c) Campuran 3,5
d) Post partum 3,0
e) Bayi baru lahir 2,5

K 34
4) Cara Gillies
Gillies (1989) mengemukakan Rumus Kebutuhan Tenaga
Keperawatan disatu unit perawatan adalah sbb :
Jumlah Jam Rata-rata Jumlah Jumlah jam Keperawatan yang
X Klien/ hari X Hari/ pertahun. Keperawatan yang Jumlah
dibutuhkan klien/ hari = dibutuhkan/ tahun = perawat
Jumlah hari/ tahun - Hari libur X Jumlah jam kerja Jumlah jam kep. di satu
unit
Masing-masing Tiap perawat yg diberikan perawat
Perawat per tahun
per tahun

 A = rata-rata jumlah perawat/pasien/hari AxBxC F


 B = rata-rata jumlah pasien/hari =
 C = jumlah ahri/tahun (C – D) x E G
 D = hari libur masing-masing perawat
 E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
 F = jumlah jam perawatan yang dibuthkan pertahun
 G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
 H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut 35
Prinsip perhitungan Rumus Gillies :
Dalam memberikan yankep ada 3 jenis bentuk pelayanan,
yairu :
1. Keperawatan langsung, ialah keperawatan yang diberikan
oleh perawat yang ada hubungan dgn kebutuhan bio-psiko-
sosio dan pritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien, maka dpt diklasifikasikan dlm 4 kelompok waktu
keperawatan langsung (rata-rata 4-5 jam/klien/hari) dgn
spesifikasi pembagian adalah :
Keperawatan mandiri (self care) : ½ x 4 = 2 jam
Keperawatan sebagian (partial care) : ¾ x 4 = 3 jam
Keperawatan total (total care) : 1 –1,5 x 4 = 4 – 6 jam
Keperawatan Intensif (intensive care) : 2 x 4 jam = 8 jam.
2. Keperawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan
membuat rencana keperawatan, memasang/menyiapkan
alat, konsultasi dgn anggota tim, menulis dan membaca
catatan kesehatan, melaporkan kondisi klien. 36
Waktu keperawatan tidak langsung; menurut RS Graha
Detroit (Gillies, 1989) = 38 menit/klien/hari, sedangkan
menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989) = 60 menit/klien/hari.

3. Pendidikan kesehatan, yang diberikan kpd klien meliputi :


aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Waktu
yang dibutuhkan untuk penyuluhan kesehatan lebih kurang
15 menit/hari/klien.
 Rata-rata klien per hari, adalah jumlah klien yang dirawat
disuatu unit berdasarkan rata-ratanya atau menurut “bed
occupancy rate (BOR)” dengan rumus :

Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu


Jumlah hari perawatan RS
dlm waktu tertentu x100 %
Jumlah Tempat Tidur X 365 hari 37
 Jumlah hari per tahun, yaitu: 365 hari.
 Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu: 128 hari
{ hari Minggu = 52 hari, hari Sabtu = 52 hari (untuk hari Sabtu
tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari
libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya), hari
Libur Nasional = 12 hari, dan Cuti Tahunan = 12 hari }.
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah: 40 jam per Minggu
( kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari,
kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 jam per hari).
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit
harus ditambah 20 % (untuk antisipasi kekurangan/
cadangan).

5) Metode Swanburg (1999)


Swanburg mengemukakan teori perhitungan Tenaga
Keperawatan sebagai berikut :
38
Jlh rata-rata pasien/hari x jlh perawatan/pasien/hari
x
100 Jam kerja/ hari

6) Metode Hasil Loka Karya Keperawatan (1989)


Menurut hasil Lokakarya Keperawatan (Depkes R.I. Tahun
1989), Rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan adalah sbb:
Jam perawatan 24 jam X 7 (Tempat Tidur X BOR)
+
25 %
Hari kerja efektif X 40 jam

Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus


dari Gillies (1989) di atas, tetapi ada penambahan pada
rumus ini yaitu 25 % untuk penyesuaian produktivitas
(sedangkan angka 7 tersebut adalah jumlah hari dalam
seminggu).
39
7) Metode Formulasi Nina
Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung
kebutuhan tenaga.
a) Tahap I. Dihitung A = Jumlah jam perawatan klien dalam 24
jam per klien.
b) Tahap II. Dihitung B = Jumlah rata-rata jam perawatan untuk
seluruh klien dalam satu hari (B = A x jumlah TT di RS)
c) Tahap III. Dihitung C = Jumlah jam perawatan seluruh klien
selama setahun.
d) Tahap IV. Dihitung D = Jumlah perkiraan realistis jam
perawatan yang dibutuhkan selama setahun.
- Kaitkan dengan BOR
- D = (BOR x C) : 80

40
a) Tahap V. Didapat E = Jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan.

Dari seluruh contoh perhitungan di atas yang paling sering


dan mudah digunakan adalah Cara Gillies (1989), metode
hasil lokakarya keperawatan dan metode Formulasi Nina.

41

Anda mungkin juga menyukai