KETENAGAAN KEPERAWATAN
1
Pendahuluan
Pelayanan Keperawatan :
Pelayanan profesional yg humanistik utk memenuhi kebutuhan klien
secara individual dan unik diberikan oleh tenaga keperawatan yg
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan sikap profesional yg telah
dipersiapkan sebelumnya.
Bagian integral dari pelayanan kesehatan
Inti dari seluruh kegiatan pada setiap tatanan pelayanan kesehatan
Masalah utama dalam setiap organisasi keperawatan
Mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan
Perencanaan ketenagaan
Pendayagunaan
3
Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi organik manajemen yang
merupakan dasar atau titik tolak dr kegiatan tertentu dlm
upaya mencapai tujuan organisasi
Perencanaan harus memenuhi prinsip-prinsip yg sesuai dgn
situasi dan kondisi organisasi
Prinsip-prinsip perencanaan
1. Mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik
4
b. Where
dimana kegiatan tersebut hendak dilaksanakan
c. When
kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan
d. How
bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut kearah
pencapaian tujuan
e. Who
siapa yg hrs melaksanakan kegiatan tersebut
6
Prinsip dasar ketenagaan keperawatan
1. Jumlah tenaga keperawatan profesional hrs
memadai utk menjamin askep yg aman dan
memadai pd semua klien selama 24 jam sehari, 7
hari/minggu dan 52 minggu/tahun
2. Profil tenaga keperawatan perlu disusun dan
direncanakan scr menyeluruh dgn metodologi yg
sesuai
3. Perlu rancangan pendistribusian dan
pendayagunaan tenaga
4. Perlu rancangan pemantauan dan pengembangan
tenaga
7
Perencanaan ketenagaan
Perencanaan tenaga keperawatan adalah serangkaian
kegiatan menetapkan jumlah tenaga keperawatan, melalui
sistem rekruitmen & seleksi serta penempatan dan
pemantauan kinerja
Perencanaan ketenagaan keperawatan haruslah sesuai dgn
kebutuhan dan tujuan yankep, yaitu pelayanan keperawatan
yang optimal dan bermutu
Perencanaan ketenagaan merupakan masalah besar
diberbagai organisasi yankep, seperti rumah sakit, klinik,
nursing home, dsb.
8
Tujuan Perencanaan Ketenagaan
Mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan institusi/ organisasi dlm mencapai
tujuan melalui pendayagunaan tenaga seefisien
dan seefektif mungkin dgn menggunakan
strategi pengembangan kontribusi karyawan
9
Manfaat Perencanaan Ketenagaan
1) Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya
manusia yang sudah ada scr lebih baik
2) Melalui perencanaan yang matang, produktifitas
kerja dari tenaga yang ada dapat ditingkatkan
3) Penentuan kebutuhan akan tenaga kerja dimasa
depan, baik dlm jumlah dan kualifikasi utk
mengisi berbagai jabatan
4) Informasi tentang ketenagaan menjadi jelas
5) Timbul pemahaman yg tepat tentang situasi
pasar kerja
6) Sebagai dasar pengadaan tenaga kerja baru
10
Pentingnya Perencanaan Ketenagaan
11
Pentingnya Perencanaan Ketenagaan
3) Tenaga keperawatan adalah salah satu tenaga
yang pengadaannya tidak bisa seketika.
Walaupun tersedia, tenaga perawat diperlukan
penyesuaian sebelum dapat langsung
digunakan dengan optimal. Hal ini tentunya
membutuhkan waktu yang lama, sehingga
perencanaan tenaga ini harus dilakukan dengan
visi yang jauh ke depan.
12
Langkah-langkah Perencanaan
Ketenagaan
Langkah-langkah perencanaan ketenagaan sbb:
(Drucker)
Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan
perawat yg dibutuh
13
Langkah-langkah Perencanaan
Ketenagaan
Menerima dan menyeleksi utk mengisi posisi
yang ada
Melakukan seleksi calon-calon staf perawat
Menentukan tenaga perawat sesuai dgn unit
atau shift
Memberikan tanggung jawab utk melaksanakan
tugas yankep
14
Analisa Situasi Tenaga Perawat di Rumah Sakit.
Beberapa situasi yang dapat dipertimbangkan dalam
melakukan analisa ketenagaan, antara lain:
1) Adanya perluasan rumah sakit sehingga berdampak pada
penambahan atau perubahan tempat tidur.
2) Adanya berbagai perubahan jenis pelayanan dan fasilitas
rumah sakit, akan berdampak juga pada peningkatan Bed
Occupancy Rate (BOR), yang pada akhirnya perlu analisa
situasi dan kebutuhan tenaga
3) Adanya penurunan motivasi, penurunan prestasi kerja atau
kepuasan kerja.
4) Adanya keluhan klien tentang pelayanan yang diterima. Klien
sebagai penerima pelayanan tentu akan mengeluh tentang
kepuasan ataupun ketidak-puasannya.
15
Sistem Klasifikasi Pasien
Upaya mengkuantifikasikan kualitas asuhan
keperawatan
Tujuan :
Menetapkan ukuran waktu pelayanan
Menentukan biaya pelayanan keperawatan
Mengidentifikasi kebutuhan klien
Menetapkan tingkat produktivitas
Menentukan kualitas pelayanan yang diberikan
16
Klasifikasi ketergantungan pasien
1) Mandiri
2) Asuhan minimal
3) Asuhan moderat
4) Asuhan semi intensif
5) Asuhan intensif
17
Klasifikasi ketergantungan pasien
Asuhan mandiri (<2 jam/24 jam)
Aktivitas harian : makan, berpakaian, fungsi
eliminasi, dan upaya mempertahankan
kenyamanan dapat dilakukan sendiri
Status kesehatan baik, dapat menjalani prosedur
diagnostik sederhana tanpa bimbingan
Dukungan emosi & pendidikan kesehatan rutin
masih dibutuhkan
Kadang-kadang perlu orientasi waktu, tempat
dan orang
Pengobatan : tidak ada atau ringan
18
Asuhan minimal (2 jam/24 jam)
Kegiatan harian : perlu bantuan menyiapkan makan atau
posisi tetapi masih dapat makan sendiri, bantuan minimal utk
berpakaian toileting dan mempertahankan kenyamanan
Status kesehatan : keluhan ringan, perlu pemantauan GD,
infus
Dukungan emosi dan penkes : 5 – 10 menit perdinas
Klien agak bingung atau gelisah, tetapi dpt dikendalikan
dengan terapi
Pengobatan dan tindakan : 20 –30 menit perdinas, perlu
evaluasi keefektifan terapi lebih sering, mungkin memerlukan
evaluasi status mental setiap 2 jam
19
Klasifikasi ketergantungan pasien
Asuhan moderat (3,5 jam/24 jam)
Kegiatan harian : bantuan ketika makan (bisa
menelan), berpakaian, BAB/BAK, posisi diri.
Inkontinensia 2 x per dinas
Kenyamanan perlu diinisiasi, dikerjakan oleh satu staf
Dukungan emosi dan penkes : 10 – 30 menit per
dinas, gelisah dan tdk mau diajari, klien bingung
mungkin perlu pengikatan, dapat dikendalikan obat
Pengobagan dan tindakan : perlu 30 – 60 menit per
dinas. Membutuhkan observasi sering utk efek
samping terapi. Mungkin perlu pemantauan terhadap
status mental setiap jam
20
Asuhan semi intensif (5 – 6 jam/24 jam)
Aktivitas harian : tdk dpt makan sendiri, sulit mengunyah dan
menelan, mungkin perlu pipa makanan. Tdk mampu mandi,
berpakian, membersihkan mulut. Inkontinensia >2 x per dinas
perlu dua orang utk mengubah posisi klien
Status kesehatan : sakit serius, gejala/keluhan akut, perlu
pemantauan sering
Dukungan emosi dan pendidikan kesehatan : perlu > 30
menit per dinas. Klien tdk mau diajari dan reaksi emosi hebat.
Klien bingung dan gelisah, perlu pengikatan dan orientasi
sering, tidak dpt dikendalikan obat
Pengobatan dan tindakan : perlu > 60 menit per dina. Perlu 2
oran utk merawat. Perlu observasi setiap jam atau kurang
21
Asuhan intensif (7 – 8 jam/24 jam)
Perlu pemantauan ketat dan asuhan klien diberikan oleh satu
perawat kepada satu klien (1:1)
Klien tdk memiliki kemampuan menolong diri yg ringan
sekalipun
Status kesehatan klien : sakit berat dan perlu pemantauan
ketat. Kesadaran (+) atau (-)
Dukungan emosi besar, penkes perlu/tdk perlu diberikan,
tergnatung kondisi.
Keluarga memerlukan pendidikan kesehatan
Pengobatan dan tindakan : klien sangat tergantung pada
terapi dan tindakan yang diberikan
22
Metode dlm memperkirakan kebutuhan tenaga kep
Metode deskriptif, dasar : pengalaman perawat profesional,
jenis klien, standar pelayanan, rasio klien berdasarkan jlh
perawat
Metode teknik industri : identifikasi tugas perawat, ukur
waktu, analisa alir kerja, shg didapatkan rata-rata frekuensi
dan lama setiasp pekerjaan
Metode teknik manajemen : menghubungkan fungsi
penyusunan staf dgn fungsi manajemen lain, tentukan
standar pelayanan utk setiap klien
Dasar :
Rotasi kerja : 24 jam utk 3 shift, Rasio TT dan perawat,
24
Cara Menghitung Kebutuhan Tenaga Perawat di RS
1) Cara Rasio.
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
“denominator” personal yang diperlukan
Metode sering digunakan krn sederhana dan mudah
Metode ini hanya mengetahui jlh personal scr total tetapi tdk
bisa mengetahui produktivitas SDM RS, dan kapan personal
tsb dibutuhkan oleh setiap unit/bagian RS
Perhitungan menurut cara rasio ini boleh dikembangkan
sendiri sesuai dengan kesepakatan dan kebijaksanaan
rumah sakit.
Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan
Surat Keputusan Menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang
Ketenagaan Rumah Sakit, dengan standar sebagai berikut:
25
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/T TNM/T
T T
A&B 1/ (4-7) (3-4)/ 2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Disesuaikan
Keterangan:
TM : Tenaga Medis
TT : Tempat tidur
TPP : Tenaga Paramedis Perawatan
TPNP : Tenaga Paramedis Non Perawatan
TNP : Tenaga Non Medis.
26
Contoh perhitungannya :
Rumah Sakit X, baru diresmikan dengan kapasitas saat ini
adalah 120 tempat tidur, maka seorang pimpinan
keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga
keperawatan adalah:
3/2 x 120 = 180 sampai dengan 240 orang perawat (Bila RS
tersebut tipe A dan B).
1/1 x 120 = 120 orang perawat (Bila RS tersebut tipe C). Dst.
2) Cara Need.
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban
kerja yang diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar
profesi.
Untuk menghitung kebutuhan seluruh tenaga, diperlukan
terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang
diberikan kepada klien selama di rumah sakit.
Misalkan saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan
melalui/mendapatkan pelayanan, antara lain pembelian
karcis, pendaftaran, pemeriksaan perawat/dokter,
penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan
sebagainya. 27
Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu dapat berjalan dengan baik. Hudgins (1982)
misalnya menggunakan standar sbb :
Tugas LAMA WAKTU (MENIT)
UNTUK PASIEN
Baru lama
Pendaftaran 3 4
Pemeriksaandokter 15 11
Pemeriksaan as. 18 11
dokter 51 0
Penyuluhan 5 7
Laboratorium
28
Contoh perhitungannya :
Rumah Sakit X, memberikan pelayanan kepada klien rata-
rata adalah 120 orang perhari dan sekitar 50% adalah klien
baru, maka seorang pimpinan keperawatan akan
memperhitungkan jumlah tenaga, sbb:
Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian
pendaftaran adalah: 3 + 5/2 = 3,5. selanjutnya 3,5 x 120/240
= 1,75 (2 orang tenaga) jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai
12.00 (240 menit).
Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah: 15 + 11/ 2 = 13,
30
Penampilan pasien sakit sedang, tindakan perawat : monitor
tanda vital, periksa urine reduksi, status emosional,
kelancaran drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan
penkes utk support emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan
pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift dgn
observasi side effek obat atau reaksi alergi
c) Kategori III : Self care (perawatan total)
kebutuhan sehari-hari tdk bisa dilaksanakan sendiri, semua
dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat. Pasien
memerlukan observasi terus menerus
31
KLASIFIKASI
Minimal Parsial Total
Jumlah P S M P S M P S M
pasien
dst
32
Contoh perhitungannya :
Diruang Cemara RS X, dirawat 20 orang
pasien, dgn kategori : 5 pasien dgn perawatan
minimal, 10 pasien dgn perawatan parsial dan 5
pasien dgn perawatan total. Maka kebutuhan
tenaga perawat adalah 5,35 + 3,70 + 2,20 =
11,25 (11 orang)
33
3) Cara Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan
yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko
(1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat, dibutuhkan
waktu sebagai berikut :
· Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit.
· Untuk kasus mendesak : 71,28 menit.
· Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit.
Hasil penelitian di RS Propinsi di Filipina, menghasilkan data sbb :
K 34
4) Cara Gillies
Gillies (1989) mengemukakan Rumus Kebutuhan Tenaga
Keperawatan disatu unit perawatan adalah sbb :
Jumlah Jam Rata-rata Jumlah Jumlah jam Keperawatan yang
X Klien/ hari X Hari/ pertahun. Keperawatan yang Jumlah
dibutuhkan klien/ hari = dibutuhkan/ tahun = perawat
Jumlah hari/ tahun - Hari libur X Jumlah jam kerja Jumlah jam kep. di satu
unit
Masing-masing Tiap perawat yg diberikan perawat
Perawat per tahun
per tahun
40
a) Tahap V. Didapat E = Jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan.
41