Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA An.

A
DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS

DISUSUN OLEH:
NAMA : IKA SETYASARI
NIM : 202014062

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................4
MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS..........................................................................4
A. DEFINISI.................................................................................................................4
B. DIAGNOSA MEDIK TERKAIT.............................................................................4
C. PENYEBAB/ETIOLOGI MASALAH UTAMA.....................................................5
1. Faktor Predisposisi.............................................................................................5
2. Faktor Presipitasi................................................................................................7
D. TANDA DAN GEJALA (SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF).....................................7
1. Tanda dan gejala mayor......................................................................................7
2. Tanda dan gejala minor......................................................................................8
E. POHON MASALAH...............................................................................................8
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN..............................................................................9
G. TINDAKAN KEPERAWATAN.............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
STRATEGI PELAKSANAAN (SP ke-1 dan ke-2) PADA AN.A DENGAN MASALAH
PSIKOSOSIAL ANSIETAS............................................................................................12
A. KONDISI KLIEN..................................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................12
C. TUJUAN KHUSUS...............................................................................................12
D. TINDAKAN KEPERAWATAN...........................................................................12
BAB II. TINJAUAN KASUS..........................................................................................18
A. KELUHAN UTAMA.............................................................................................18
B. FAKTOR PREDISPOSISI.....................................................................................18
C. PEMERIKSAAN FISIK........................................................................................19
D. PSIKOSOSIAL......................................................................................................19
E. STATUS MENTAL...............................................................................................22
F. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG...............................................................23
G. MEKANISME KOPING.......................................................................................25
H. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN.............................................25
I. ASPEK MEDIK.....................................................................................................26
J. ANALISA DATA..................................................................................................29
K. POHON MASALAH.............................................................................................31

2
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................31
M. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN............................................................31
N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI....................................................................33

3
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN
MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS

A. DEFINISI
Setiap manusia di muka bumi pasti pernah mengalami ansietas semasa
hidupnya. Namun, belum semua masyarakat tahu apa yang dimaksud dengan
Ansietas. Ansietas didefinisikan sebagai perasaan samar-samar, subjektif,
gelisah, ketakutan, perhatian, perasaan tidak aman, dan terkadang merasa takut
atau perasaan bersalah yang merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman normal (Fortinash & Holoday-Worret,
1999; NANDA 2018). Ansietas didefinisikan juga sebagai perasaan yang tidak
nyaman yang terjadi sebagai respon untuk menghadapi rasa takut akan rasa
sakit atau kehilangan sesuatu yang berharga (Fontaine & Fletcher, 2003).
Ansietas merupakan perasaaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi (Videbeck, 2008).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ansietas merupakan
perasaan tidak nyaman atau perasaan takut yang tidak jelas dimana tidak
diketahui penyebabnya yang merupakan sebuah respon dari terjadinya
sebuah ancaman. Dalam hal ini, terkadang ansietas dan takut sulit untuk
dibedakan, dikarenakan keduanya menimbulkan pola respon perilaku,
fisiologis, dan emosional pada rentang yang sama. Namun, yang bisa
membedakan antara perasaan takut dan ansietas adalah perasaan takut
yang timbul merupakan respon terhadap objek mengancam yang dapat
diindentifikasi dan spesifik, sementara pada ansietas tidak jelas objek yang
menyebabkan respon tersebut (Videbeck, 2008).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA
Diagnosa keperawatan jiwa yang terkait adalah ansietas (kecemasan)
yang termasuk salah satu diagnosa resiko.

4
C. PENYEBAB/ETIOLOGI MASALAH UTAMA
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (2005) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan terjadinya ansietas, di antaranya:
a. Faktor Biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya
dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Psikologis
1) Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara 2 elemen kepribadian – id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa akan bahaya.
2) PAndangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas
berhubungan dengan kejadian trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan dari lingkungan maupun orang yang berarti bagi pasien,.
Individu dengan harga diri rendah sangat mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat
3) Pandangan Perilaku, Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap ansietas sebagai
dorongan belajar dari dalam diri unntuk menghindari kepedihan.
Individu yang sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan yang
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya dibandingkan dengan individu yang jarang menghadapi
ketakutan dalam kehidupannya.

5
c. Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Faktor
ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya
ansietas.

Selain itu faktor predisposisi menurut Prabowo (2014), antara lain


adalah:
a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional.
b. Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri
individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress
akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang
dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam
keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan
yang mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan
kecemasan.

6
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau
penurunan fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan
menimbulkan gangguan terhadap identitas diiri, harga diri, dan fungsi
sosial individu.

Adapun faktor presipitasi ansietas menurut Prabowo (2014)


dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam
integritas fisik yang meliputi :
1) Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya:
hamil).
2) Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adikuatnya
tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri
1) Sumber Internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
2) Sumber Eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

D. TANDA DAN GEJALA (SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF)


Tanda dan gejala masalah psikososial ansietas menurut SDKI (2017)
antara lain sebagai berikut:
1. Tanda dan gejala mayor
a. Subjektif
1) Merasa bingung
2) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi

7
3) Sulit berkonsentrasi
b. Objektif
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Sulit tidur
2. Tanda dan gejala minor
a. Subjektif
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
4) Merasa tidak berdaya
b. Objektif
1) Frekuensi napas meningkat
2) Frekuensi nadi meningkat
3) Tekanan darah meningkat
4) Diaforesis
5) Tremor
6) Muka tampak pucat
7) Suara bergetar
8) Kontak mata buruk
9) Sering berkemih
10) Berorientasi pada masa lalu

E. POHON MASALAH
Pohon masalah ansietas menurut BPPSDMK Kemenkes (2017) dapat
diawali dengan penyebab (causa) berupa kurang pengetahuan dan stressor
internal maupun eksternal. Causa tersebut menyebabkan adanya koping
individu tidak efektif dan mengakibatkan masalah utama berupa ansietas.
Kemudian dapat menimbulkan effect berupa harga diri rendah hingga isolasi
sosial.

8
Effect
Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Ansietas Core Problem

Gangguan Konsep Diri: Causa


Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
2. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping
individu inefektif
G. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan (NCP) yang dapat dilaksanakan untuk masalah
utama sesuai dengan SAK adalah sebagai berikut:

TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum :
Cemas berkurang atau hilang
Tujuan khusus:
1. TUK 1 : 1. Jadilah pendengar yang hangat dan
Pasien dapat menjalin dan responsif
membina hubungan saing percaya 2. Beri waktu yang cukup pada pasien
unuk berespon
3. Beri dukungan pada pasien untuk
mengekspresikan perasaannya
4. Identifikasi pola perilaku pasien
atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
5. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon sehingga cepat
belajar dan berkembang

9
2. TUK 2: 1. Bantu pasien untuk
Pasien dapat mengenali mengidentifikasi dan
ansietasnya menguraikan perasaannya
2. Hubungkan perilaku dan
perasaannya
3. Validasi kesimpulan dan asumsi
terhadapa pasien
4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk
mengalihkan dari topik yang
mengancam ke hal yang berkaitan
dengan konflik
5. Gunakan konsultasi untuk membantu
pasien mengungkapkan perasaannya
3. TUK 3: 1. Bantu pasien menjelaskan situasi dan
Pasien dapat memperluas interaksi yag dapat segera
kesadarannya terhadap menimbulkan ansietas
perkembangan asietaas 2. Bersama pasien meninjau kembali
penilaian pasien terhadap stressor
yang drasakan mengacam dan
menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru
terjadi dengan pengalaman masa
lalu yang relevan

4. TUK 4: 1. Gali cara pasien mengurangi


Pasien dapat menggunakan ansietas di masa lalu
mekanisme koping yang adaptif 2. Tunjukkan akibat mal adaptif dan
destruktif dari respon koping yang
digunakan
3. Dorong pasien utnuk menggunakan
respon koping adaptfi yang
dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun
kembali tujuan hidup, memodifikasi
tujuan menggunakan sumber dan
koping yang baru
5. Latih pasien dengan
menggunakan ansietas sedang
6. Beri aktivitas fisik untuk
menyalurkan energinya
7. Libatkan pihak yang berkepentingan
sebagai suber dan dukungan sosial
dalam membantu pasien
menggunakan koping adaptif yang
baru
5. TUK 5: 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi
Pasien dapat menggunakan untuk meningkatkan kontrol dan
teknik relaksasi rasa percaya diri

10
2. Dorong pasien untuk
3. menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H., dan Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Inc. Nursing


Diagnose: Definitions & Classifications 2015-2017. 10th Edition. Terjemahan
Keliat, B. A., Windarwati, H. D., Pawirowiyono, A., dan Subu, M. A. 2015.
NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi
2015-2017. Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran
Nurhalimah. 2017. Modul Keperawatan Jiwa. BPPSDMK Kemenkes RI. Jakarta
Prabowo, E. 2014.Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika.Yogyakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik.Edisi 1. DPP PPNI. Jakarta. EGC. Jakarta.
Zaini, M. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial di Pelayanan
Klinis dan Komunitas.Deepublish.Yogyakarta.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP ke-1 dan ke-2) PADA AN.A DENGAN


MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS

11
A. KONDISI KLIEN
An. A usia 15 tahun mengatakan merasa cemas dan khawatir karena
selama seminggu ini akan melaksanakan PTS (Penilaian Tengah Semester).
Sudah seminggu ini An.A juga jarang berkumpul dengan teman-teman
sebayanya karena cemas menghadapi PTS dan ingin fokus belajar. Saat
dilakukan pengkajian pada hari ini 1 Maret 2021, An. A mengatakan cemas
tidak bisa maksimal dalam menghadapi PTS karena selama ini proses belajar
mengajar hanya berupa online karena kondisi pandemi. An.A mengatakan
seringkali merasa jenuh belajar online karena merasa penjelasan dari guru tidak
maksimal & ingin segera masuk sekolah. An. A mengatakan semalam sulit
tidur, gugup, konsentrasi berkurang dan gelisah. Saat dilakukan pengkajian,
An.A nada bicaranya bergetar, berkeringat di telapak tangannya dan sebelum
dimulai PTS, An.A mengatakan sakit perut.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan adanya stressor
C. TUJUAN KHUSUS
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat ditandai
dengan pasien dapat menunjukkan rasa percayanya kepada perawat
2. Pasien mampu mengenal ansietas, tanda dan gejala serta penyebabnya
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi nafas dalam
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi nafas
dalam untuk mengatasi ansietas
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan:
a. Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g. Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar

12
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP1)
SP 1 bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya, menjelaskan situasi, penyebab ansietas dan menyadari perilaku
ansietas. Selain itu bertujuan untuk mengajarkan pasien teknik
relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri dan
pengalihan situasi.
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum dik, selamat pagi. Perkenalkan nama saya Ika
Setyasari, bisa dipanggil Ika. Saya adalah mahasiswa dari Unversitas
‘Aisyiyah Surakarta. Kalau boleh tahu, nama adik siapa ya? Dan
adik senangnya dipanggil siapa?”
2) Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan Adik hari ini? Apakah semalam tidurnya
nyenyak?”
3) Kontrak
a) Topik :
“Bagaimana jika sekarang kita ngobrol dan diskusi tentang
kecemasan dan latihan cara mengontrol cemas dengan latihan
relaksasi? Apakah adik setuju”
b) Waktu :
“Berapa lama Adik punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan Saya? Bagaimana kalau 15 menit saja”
c) Tempat:
“Di mana Adik mau berbincang-bincang dengan saya? Adik
memilih di tempat mana yang membuat adik nyaman?”
d) Tujuan:
“Agar Adik nanti dapat mengetahui kecemasan yang Adik rasakan
serta cara mengatasinya”
b. Fase Kerja
“Sekarang coba Adik ceritakan apa yang Adik rasakan saat ini..” “Coba
Adik ceritakan pada Saya”

13
Ohh, jadi Adik merasa cemas saat ini karena adik akan menghadapi PTS
ya. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Adik mengatasi cemas
tersebut?”
“Saya mengerti bagaimana perasaan Adik. Setiap orang akan memiliki
perasaan yang sama jika diposisi Adik. Tapi saya sangat kagum sama
Adik karena Adik mampu menahan semua ini. Adik adalah orang yang
luar biasa. Yang perlu Adik ketahui adalah Adik saat ini berada pada
tingkat kecemasan yang ringan. Untuk itu, Adik perlu melakukan terapi
di saat Adik merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan
membantu menurunkan tingkat kecemasan Adik. Bagaimana kalau
sekarang kita coba mengatasi kecemasan Adik dengan latihan relaksasi
dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan yang Adik rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, Adik
perhatikan Saya, lalu Adik bisa mengikuti cara yang sudah Saya
ajarkan. Kita mulai ya dik. Adik silakan duduk dengan posisi seperti
Saya. Pertama-tama, Adik tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu
tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu Adik hembuskan udara
melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba
Adik praktikkan”
“Bagus sekali, Adik sudah mampu melakukannya. Adik bisa melakukan
latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai Adik merasa relaks atau
santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan Adik, Adik bisa
melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan Adik melepas
kecemasan dengan tertawa, berolahraga, dan menulis kecemasan Adik
di sebuah kertas, bersantai seperti jalan-jalan atau Adik juga bisa
mengatasinya dengan mendengarkan murottal atau musik yang disukai
serta berdzikir.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subyektif

14
“Bagaimana perasaan Adik setelah kita ngobrol tentang masalah
yang Adik rasakan dan latihan relaksasi?”
b) Obyektif
“Coba Adik ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”
2) Rencana tindak lanjut
“Jam berapa Adik akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, Kita masukkan dalam jadwal harian Adik. Jadi, setiap Adik
merasa cemas, Adik bisa langsung praktikkan cara ini”
3) Kontrak yang Akan Datang
a) Topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit
kecemasan yang Adik rasakan, bagaimana jika kita latihan
kembali besok dik? Jangan lupa Adik mencoba teknik yang lain
untuk mengurangi kecemasan Adik ya.”
b) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok,
dengan jam yang sama seperti hari ini. Berapa lama Adik
punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok?
Bagaimana kalau 20 menit saja.”
c) Tempat
“Di mana Adik akan latihan dengan saya besok? Ya sudah,
bagaimana kalau besok kita melakukannya di sini saja.
Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak adik? Baiklah kalau
tidak ada saya pamit dulu. Selamat Pagi dik.”
3. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP2)
SP 2 bertujuan untuk menjelaskan cara teknik relaksasi hipnosis 5 jari,
membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnosis 5 jari.
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Adik! Masih ingat dengan saya
dik?”
2) Evaluasi/Validasi

15
“Bagaimana perasaan Adik pagi ini? Apakah Adik masih cemas dan
tidak bisa tidur? Apakah yang kemarin saya ajarkan sudah di
praktekkan dalam jadwal harian Adik? Nah kalau sudah coba di
praktikkan kembali ya. Bagus.. dek”
3) Kontrak Topik, Waktu, Tempat, Tujuan
“Baiklah dik, bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang
tentang perasaan yang Adik rasakan? Dan saya akan mengajarkan
Adik teknik relaksasi hipnosis 5 jari untuk menghilangkan rasa cemas
Adik. Kita akan berbincang-bincang selama 30 menit. Kita akan
lakukan disini saja ya dik.”
4) Tujuan
“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar Adik
mengetahui cara untuk menghilangkan rasa cemas Adik dengan
teknik relaksasi hipnotis 5 jari dan Adik dapat mempraktekkan ketika
rasa gelisah Adik datang kembali.”
b. Fase Kerja
“Tadi Adik katakan, Adik merasa cemas, tidak bisa tidur, coba Adik
ceritakan lebih lanjut tentang perasaan Adik, kenapa Adik cemas, apa
yang Adik pikirkan? Oh, jadi Adik merasa cemas saat ini karena
seminggu ini akan menghadapi PTS. Nah Adik, sekarang saya akan
mengajarkan Adik teknik relaksasi dengan cara hipnotis 5 jari. Kita
mulai ya dik. Adik pejamkan mata Adik, nah sekarang tautkan jari
telunjuk Adik dengan jempol Adik, sekarang bayangkan pada saat Adik
sedang bahagia. Sekarang tautkan jari tengah Adik dengan jempol,
bayangkan saat Adik bersama orang yang Adik sayangi/ cintai, sekarang
taukan jari manis Adik dengan jempol, bayangkan ketika Adik dipuji
oleh seseorang karena prestasi Adik, dan sekarang tautkan jari
kelingking Adik, bayangkan tempat yang paling indah yang pernah di
kunjungi. Adik, coba ulangi lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah
kita pelajari tadi. Wah bagus sekali, mari kita masukkan dalam jadwal
harian Adik. Jadi, setiap Adik merasa cemas, Adik bisa langsung

16
praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang
telah kita buat.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
“Bagaimana perasaan Adik setelah kita berbincang bincang
tentang masalah yang Adik rasakan dan latihan mempaktekkan
teknik relaksasi hipnosis 5 jari?”
b) Objektif
“Nah, coba Adik praktikkan kembali apa yang telah saya
ajarkan tadi. Bagus, ternyata Adik masih ingat apa yang telah saya
ajarkan.”
2) Rencana Tindak Lanjut
“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada Adik, Adik dapat
mempraktekkan kembali sekitar 2 kali dalam sehari ya dik..”
3) Kontrak yang Akan Datang (Topik, Waktu, Tempat)
“Adik sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang- bincang.
Latihan relaksasi ini adalah cara ke-2 yang bisa digunakan untuk
mengatasi kecemasan atau ketegangan Adik, kita bertemu lagi besok
ya bu untuk berbincang-bincang tentang apa yang sudah saya
ajarkan kepada Adik, mau jam berapa pak? Seperti biasa jam 10 pagi
ya di kamar Adik?Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak dik ?
Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang dik.”

17
BAB II
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
RUANG RAWAT: - Tanggal: 1 Maret 2021
IDENTITAS KLIEN
Inisial Klien : A (L) Tanggal Pengkajian: 1 Maret 2021
Umur : 15 tahun RM No :-

A. KELUHAN UTAMA
An. A usia 15 tahun mengatakan merasa cemas dan khawatir karena
selama seminggu ini akan melaksanakan PTS (Penilaian Tengah Semester).
Sudah seminggu ini An.A mengatakan juga jarang berkumpul dengan teman-
teman sebayanya karena cemas menghadapi PTS dan ingin fokus belajar. Saat
dilakukan pengkajian pada hari ini 1 Maret 2021, An. A mengatakan cemas
tidak bisa maksimal dalam menghadapi PTS karena selama ini proses belajar
mengajar hanya berupa online karena kondisi pandemi. An.A mengatakan
seringkali merasa jenuh belajar online karena merasa penjelasan dari guru tidak
maksimal & ingin segera masuk sekolah. An. A mengatakan semalam sulit
tidur, gugup, konsentrasi berkurang dan gelisah. Saat dilakukan pengkajian,
An.A tampak nada bicaranya bergetar, berkeringat di telapak tangannya dan
sebelum dimulai PTS, An.A mengatakan sakit perut.

B. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
An.A tidak pernah memiliki riwayat gangguan jiwa
2. Pengobatan Sebelumnya
An.A mengatakan jarang sakit dan tidak memiliki riwayat pengobatan
sebelumnya
3. Tindakan Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Penolakan

18
Kekerasan
dalam
keluarga

Tindakan
kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3: An.A mengatakan tidak pernah mengalami gangguan


jiwa di masa lalu dan tidak pernah berobat yang berhubungan dengan
kejiwaan. An.A mengatakan tidak pernah melakukan, tidak pernah melihat,
dan tidak pernah menjadi saksi terkait penganiayaan fisik, penganiayaan
seksual, penolakan, kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan kriminal.
An.A pernah melihat teman sebayanya berkelahi dan terkena bullying saat
duduk di bangku TK dan SD kelas 1.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
An.A dan orang tuanya mengatakan tidak memiliki anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
An.A mengatakan selama ini tidak memiliki pengalaman masa lalu yang
tidak menyenangkan

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg T : 36,5 oC
N : 95x/menit RR : 20/menit
2. Ukur
TB : 150 cm
BB : 50 kg
3. Keluhan Fisik
An.A mengatakan sedikit gemetaran & sakit perut jika sedang merasa cemas
atau khawatir

D. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

19
Keterangan
: Laki laki
: Perempuan
: garis penikahan
: garis keturunan
: tinggal satu rumah
: pasien
X : meninggal
An. A memiliki tipe keluarga nuclear family. An. A adalah anak kedua dari
dua bersaudara. Dalam keluarga An.A tidak ada riwayat penyakit keturunan
seperti hipertensi, Diabetes Mellitus, maupun riwayat penyakit kronis
lainnya.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
An.A mengatakan merasa bahagia dan bersyukur memiliki bentuk tubuh
yang sempurna
b. Identitas
An.A berjenis kelamin laki-laki usia 15 tahun. An.A adalah seorang
pelajar SMP di Kabupaten Sukoharjo
c. Peran
An.A berperan sebagai seorang pelajar yang memiliki tugas seperti
pelajar pada umumnya, yakni belajar dan mengerjakan tugas. Namun

20
sudah semingguan ini An.A merasakan cemas karena akan menghadapi
PTS di tengah kondisi pandemi. An.A mengatakan cemas karena takut
tidak maksimal dalam mengerjakan PTS. Selain itu An.A mengatakan
khawatir jika pandemi tidak kunjung usai sehingga hanya bisa sekolah
online
d. Ideal Diri
Harapan An.A ingin belajar secara maksimal di sekolah melalui tatap
muka secara langsung, sehingga proses menggapai cita-citanya menjadi
seorang dokter akan lancar
e. Harga Diri
An.A mengatakan tidak ada masalah hubungan dengan keluarga maupun
orang lain
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang Berarti
An. A mengatakan orang yang berarti baginya adalah keluarganya saat
ini
b. Peran Serta dalam Kegiatan Kelompok/Masyarakat
An.A mengatakan belum mengikuti kegiatan di kelompok masyarakat,
seperti karang taruna karena belum memenuhi kriteria. An.A mengatakan
hanya sekedar mengikuti pengajian remaja setiap sebulan sekali di
lingkungan rumahnya.
c. Hambatan dalam Berhubungan dengan Orang Lain
An.A mengatakan akhir-akhir ini jarang bertemu dengan teman
sebayanya karena merasa cemas sebentar lagi ujian PTS dan ingin fokus
belajar
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
An.A memiliki kebiasaan sering berdoa kepada Allah SWT jika sedang
menghadapi kesulitan dan saat sedang memiliki keinginan/cita-cita
b. Kegiatan Ibadah
An.A beragama Islam dan rutin melaksanakan sholat jamaah 5 waktu di
rumah dengan keluarga.

21
E. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan An.A tampak rapi, An.A memakai baju yang sopan seperti
kebiasaannya sehari-hari. Tidak ada masalah penampilan pada An.A
2. Pembicaraan
An.A memiliki gaya bicara yang pelan, tidak mampu memulai pembicaraan
dan lebih banyak terdiam (bicara secukupnya)
3. Aktivitas Motorik
An.A tampak sedikit tegang dan gelisah saat dilakukan pengkajian. An.A
tampak berkeringat dingin & agak terlihat gugup
4. Alam Perasaan
An.A tampak khawatir saat dilakukan pengkajian karena sedang
menghadapi ujian PTS dan sudah jenuh belajar online selama pandemi.
An.A mengatakan merasa khawatir jika pandemi COVID-19 tidak kunjung
usai
5. Afek
An.A masih dapat menunjukkan berbagai ekspresi seperti sedih, gelisah,
khawatir dan terharu (afek luas)
6. Interaksi Selama Wawancara
An.A tampak kooperatif saat dilakukan wawancara namun kontak mata
kurang
7. Persepsi
An.A tidak tampak sedang berhalusinasi pendengaran, penglihatan,
perabaan, pengecapan maupun penghidu.
8. Proses Pikir
An.A saat dilakukan pengkajian menunjukkan jawaban yang jelas dan dapat
dipahami.
9. Isi Pikir
An.A mengatakan terkadang merasa khawatir dan curiga saat mengetahui
jika orang lain sedang membicarakannya, sehingga ia akhir-akhir ini jarang
berkumpul dengan teman-temannya.

22
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran An.A adalah composmentis atau sadar penuh.
11. Memori
An.A mengatakan sebelum pandemi COVID-19, ia memiliki daya ingat dan
daya konsentrasi yang baik. Namun selama pandemi COVID-19, An.A
mengatakan sulit berkonsentrasi dan ada gangguan daya ingat jangka
pendek, terutama jika saat mengingat materi pembelajaran
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
An.A tampak sulit berkonsentrasi namun masih dapat berhitung dengan baik
dan benar
13. Kemampuan Penilaian
An.A mengatakan dapat mengambil keputusan dengan baik tentang apa
yang menjadi keinginannya
14. Daya Titik Diri
An.A mengatakan seringkali menyalahkan hal-hal di luar dirinya jika ada
masalah yang mengganggu

F. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan Klien Memenuhi/Menyediakan Kebutuhan
An.A mengatakan masih bergantung kepada orang tuanya terutama terkait
pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, sekolah, tempat
tinggal, rekreasi, perawatan kesehatan, pakaian, keamanan dan transportasi.
Kegiatan Hidup Sehari-Hari:
a. Perawatan Diri
Perawatan diri Bantuan Bantuan Bantuan total
minimal sebagian
Mandi √
BAB/BAK √
Berhias √
Makan √

An. A dapat memenuhi perawatan dirinya secara mandiri dan tidak


bergantung sepenuhnya pada keluarga maupun orang lain
b. Nutrisi

23
An.A mengatakan merasa kurang puas terhadap pola makannya akhir-
akhir ini menjelang ujian PTS, An.A terbiasa memisahkan diri saat
makan karena sedang tidak nyaman berkumpul dengan anggota keluarga.
An.A mengatakan terbiasa makan 3x sehari dengan nafsu makan sedikit
menurun. Berat badan An.A adalah 45 kg dan sedang tidak menjalani
diet khusus.
c. Tidur
An.A mengatakan ada masalah kecemasan karena ujian PTS dan
kejenuhan belajar online selama pandemi. Sehingga cukup mengganggu
pola tidurnya. An.A mengatakan sudah 3 hari ini tidak merasa segar
setelah bangun tidur, sering tidak bisa tidur siang. An.A mengatakan
lama tidur dalam sehari adalah 6-7 jam, tidurnya dimulai jam 23.00 dan
bangun jam 05.00. An.A mengatakan sulit untuk tidur, sering terbangun
saat tidur, gelisah dan tidak bisa nyenyak saat tidur.
An.A tampak terlihat mengantuk, An.A tampak memiliki kantung mata
dan sulit berkonsentrasi.
d. Kemampuan Klien dalam
- Mengantisipasi kebutuhan sendiri: An.A mengatakan masih bergantung
dengan keluarganya dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri: An.A mengatakan
terbiasa membuat keputusan dengan pertimbangan keluarga
- Mengatur penggunaan obat: An.A mengatakan tidak mengkonsumsi
obat apapun
- Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up): An.A mengatakan
jarang sakit dan jarang memeriksakan kesehatannya.
e. Klien Memiliki Sistem Pendukung
An.A mengatakan sistem pendukung utamanya adalah keluarga dan
teman sebayanya.
f. Apakah Klien Menikmati Saat Bekerja, Kegiatan yang
Menghasilkan atau Hobi
An.A mengatakan selama pandemi COVID-19 kurang menikmati proses
belajar di sekolah karena jenuh belajar online. An.A mengatakan jika

24
jenuh lebih sering bermain game online dan olahraga futsal bersama
teman-temannya.

G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang biasa dilakukan oleh An.A adalah dengan menghindar
(mal adaptif) dan kadang dengan berolahraga futsal (adaptif).

H. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
An.A mengatakan tidak ada masalah dengan kelompoknya (teman
sebayanya). Namun sudah seminggu ini An.A jarang berkumpul dengan
teman sebayanya karena ingin fokus belajar persiapan ujian PTS.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
An.A mengatakan dirinya lebih senang berkumpul dengan sedikit orang
daripada berkumpul secara beramai-ramai. An.A mengatakan hanya nyaman
dengan beberapa temannya saja. An. A mengatakan takut jika berkumpul
dengan banyak orang yang tidak dikenalinya. An.A terlihat murung, kontak
mata tidak fokus dan terlihat lebih senang menyendiri.
3. Masalah dengan pendidikan, spesifik
An.A mengatakan tidak ada masalah di akademisnya. An.A mengatakan
selalu mendapatkan ranking 3 besar di kelas. Namun selama pandemi
COVID-19, An.A mengatakan semangat belajarnya menurun karena hanya
bisa belajar online.
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Tidak ada
5. Masalah dengan perumahan, spesifik
Tidak ada
6. Masalah ekonomi, spesifik
Tidak ada
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Tidak ada
8. Masalah lainnya, spesifik

25
Tidak ada.

I. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medik
Ansietas
2. Terapi Medik
An.A tidak melaksanakan terapi medik, An.A hanya melaksanakan terapi
non farmakologis berupa terapi teknik nafas dalam dan hipnosis 5 jari.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety
(HARS) untuk menilai tingkat kecemasan pada An.A. Didapatkan hasil
bahwa An.A memiliki tingkat kecemasan sedang berdasarkan skor skala
HARS.
Nama Pasien : An.A Tanggal Pemeriksaan : 02 Maret 2021
Usia : 15 tahun

Keterangan Penilaian:
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali

Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas √

- Firasat Buruk √
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung √

2 Ketegangan
- Merasa Tegang √
- Lesu √

- Tak Bisa Istirahat Tenang √
- Mudah Terkejut √
- Mudah Menangis √
- Gemetar √
- Gelisah
\

26
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing √

- Ditinggal Sendiri √
- Pada Binatang Besar √
- Pada Keramaian Lalu Lintas √

- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari √

- Tidak Nyenyak √
- Bangun dengan Lesu √
- Banyak Mimpi-Mimpi √
- Mimpi Buruk √
- Mimpi Menakutkan √

5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi √
- Daya Ingat Buruk √

6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat √
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi √

- Sedih √
- Bangun Dini Hari √
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot √
- Kaku √

- Kedutan Otot √
- Gigi Gemerutuk √
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus √

- Penglihatan Kabur √
- Muka Merah atau Pucat √
- Merasa Lemah √
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia √

- Berdebar √
- Nyeri di Dada √
- Denyut Nadi Mengeras √
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan √
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap)

27
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada √
- Perasaan Tercekik √

- Sering Menarik Napas √
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan √

- Perut Melilit √
- Gangguan Pencernaan √
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan √
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung √

- Mual √
- Muntah √
- Buang Air Besar Lembek √
- Kehilangan Berat Badan √
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil √

- Tidak Dapat Menahan Air Seni √
- Amenorrhoe √
- Menorrhagia √
- Menjadi Dingin (Frigid) √
- Ejakulasi Praecocks √

- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering √

- Muka Merah √
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala √
- Bulu-Bulu Berdiri √

14 Tingkah Laku Pada Wawancara


- Gelisah √

- Tidak Tenang √
- Jari Gemetar √
- Kerut Kening √
- Muka Tegang √

- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat √
- Muka Merah
TOTAL SKOR 27

Keterangan Total Skor : Kurang dari 14 = tidak ada kecemasan


14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat

28
42 – 56 = kecemasan berat sekali

J. ANALISA DATA
NO TGL/JAM DATA MK TTD
1 Senin, 1 DS: Ansietas
Maret 2021 1. An. A usia 15 tahun
(10.00) mengatakan merasa cemas dan
khawatir karena selama
seminggu ini akan
melaksanakan PTS (Penilaian
Tengah Semester)
2. An. A mengatakan cemas tidak
bisa maksimal dalam
menghadapi PTS karena
selama ini proses belajar
mengajar hanya berupa online
karena kondisi pandemi
3. An.A mengatakan seringkali
merasa jenuh belajar online
karena merasa penjelasan dari
guru tidak maksimal & ingin
segera masuk sekolah
4. An.A mengatakan khawatir jika
pandemi tidak kunjung usai
sehingga hanya bisa sekolah
online
5. An. A mengatakan semalam
sulit tidur, gugup, konsentrasi
berkurang dan gelisah
6. Sebelum dimulai PTS, An.A
mengatakan sakit perut
7. An.A mengatakan seringkali
menyalahkan hal-hal di luar
dirinya jika ada masalah yang
mengganggu

DO:
1. Saat dilakukan pengkajian,
An.A tampak nada bicaranya
bergetar, berkeringat di telapak
tangannya
2. An.A tampak sulit
berkonsentrasi
3. Didapatkan hasil bahwa An.A
memiliki tingkat kecemasan
sedang (27) berdasarkan skor
skala Hamilton Rating Scale
for Anxiety (HARS)

2 Senin, 1 DS: Isolasi Sosial: Menarik Diri


Maret 2021 1. Sudah seminggu ini An.A
(11.00) mengatakan juga jarang
berkumpul dengan teman-
teman sebayanya karena cemas

29
menghadapi PTS dan ingin
fokus belajar.
2. An.A mengatakan terkadang
merasa khawatir dan curiga
saat mengetahui jika orang lain
sedang membicarakannya,
sehingga ia akhir-akhir ini
jarang berkumpul dengan
teman-temannya.
3. An.A mengatakan dirinya lebih
senang berkumpul dengan
sedikit orang daripada
berkumpul secara beramai-
ramai.
4. An.A mengatakan hanya
nyaman dengan beberapa
temannya saja
5. An. A mengatakan takut jika
berkumpul dengan banyak
orang yang tidak dikenalinya.

DO:
1. An.A terlihat murung, kontak
mata tidak fokus dan terlihat
lebih senang menyendiri
2. An.A terbiasa memisahkan diri
saat makan karena sedang tidak
nyaman berkumpul dengan
anggota keluarga
3 Senin, 1 DS: Insomnia
Maret 2021 1. An.A mengatakan ada masalah
(11.10) kecemasan karena ujian PTS
dan kejenuhan belajar online
selama pandemi. Sehingga
cukup mengganggu pola
tidurnya.
2. An.A mengatakan sudah 3 hari
ini tidak merasa segar setelah
bangun tidur, sering tidak bisa
tidur siang
3. An.A mengatakan lama tidur
dalam sehari adalah 6-7 jam,
tidurnya dimulai jam 23.00 dan
bangun jam 05.00
4. An.A mengatakan sulit untuk
tidur, sering terbangun saat
tidur, gelisah dan tidak bisa
nyenyak saat tidur.

DO:
1. An.A tampak terlihat
mengantuk
2. An.A tampak memiliki kantung
mata dan sulit berkonsentrasi

30
K. POHON MASALAH
Berdasarkan hasil analisa di atas, dapat dibuat pohon masalah sebagai berikut:

Isolasi Sosial: Menarik Diri Effect

Gangguan Alam Perasaan: Ansietas Core Problem

Gangguan Konsep Diri: Causa


Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas.

M. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI TTD
1 Ansietas Setelah dilaksanakan SP 1 Pasien (Teknik Relaksasi
asuhan keperawatan 2-6 Nafas Dalam & Teknik Relaksasi
kali pertemuan, diharapkan Benson)
masalah ansietas teratasi, 1. Bina hubungan saling percaya
dengan kriteria hasil: dengan An.A
1. An.A dapat mengenali 2. Bantu An.A untuk menguraikan
penyebab ansietas, tanda perasaan & masalah yang
& gejala serta akibatnya dihadapi
2. An.A dapat 3. Identifikasi penyebab, tanda dan
menggunakan strategi gejala & akibat ansietas pada
koping untuk An.A
mengendalikan pikiran 4. Jelaskan & contohkan An.A
tentang ansietasnya tentang cara mengendalikan
3. An.A dapat mengontrol ansietas dengan teknik relaksasi
ansietas dan nafas dalam
memperbaiki pola 5. Jelaskan & contohkan An.A
tidurnya tentang cara teknik relaksasi
4. Tingkat kecemasan benson untuk mengatasi
berkurang, dari insomnia yang dialami
kecemasan sedang 6. Instruksikan An.A agar dapat
menjadi tidak ada mengulangi teknik relaksasi
kecemasan, skor HARS nafas & teknik relaksasi benson
<14 dalam beberapa kali sampai
5. An.A mendapatkan tenang
dukungan keluarga 7. Bantu An.A untuk dapat
dalam mengontrol melakukannya secara

31
ansietas yang mandiri/melakukannya secara
dialaminya terjadwal

SP 2 Pasien (Hipnosis 5 Jari &


Terapi Menulis Ekspresif)
1. Bina hubungan saling percaya
dengan An.A
2. Bantu An.A untuk menguraikan
perasaan & masalah yang
dihadapi
3. Evaluasi kegiatan pertemuan
pertama yang telah dilatih dan
beri pujian
4. Jelaskan & contohkan An.A
tentang cara mengendalikan
ansietas dengan teknik hipnosis 5
jari dan terapi menulis ekspresif
5. Instruksikan An.A agar dapat
mengulangi teknik hipnosis 5 jari
& terapi menulis ekspresif
6. Bantu An.A untuk dapat
melakukannya secara
mandiri/melakukannya secara
terjadwal

SP 1 Keluarga
1. Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat An.A
2. Jelaskan penyebab, tanda dan
gejala serta akibat ansietas
3. Jelaskan cara merawat An.A
dengan ansietas dengan teknik
relaksasi nafas dalam, relaksasi
benson, hipnosis 5 jari maupun
terapi menulis ekspresif
4. Anjurkan keluarga supaya
membantu An.A sesuai jadwal
dan beri pujian

SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat atau melatih An.A &
beri pujian
2. Jelaskan kegiatan rumah tangga
yang dapat membantu An.A
mengendalikan ansietasnya
3. Anjurkan keluarga membantu
An.A sesuai jadwal

32
N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO HARI, DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
TANGGAL
1 Senin, Ansietas DS: S:
1 Maret An.A bersedia dilakukan pengkajian dan mengutarakan perasaan serta 1. An.A mengatakan merasa cemas dan khawatir
2021 masalah yang dihadapinya karena selama seminggu ini akan
melaksanakan PTS (Penilaian Tengah
DO: Semester)
1. An. A tampak gelisah, cemas & telapak tangan berkeringat 2. An. A mengatakan cemas tidak bisa maksimal
2. An.A saat dilakukan pengkajian, kontak mata tidak fokus dalam menghadapi PTS karena selama ini
3. An.A berbicara pelan, tampak mengantuk dan lesu proses belajar mengajar hanya berupa online
karena kondisi pandemi
Tindakan: 3. An. A mengatakan semalam sulit tidur, gugup,
1. Melakukan pengkajian masalah ansietas yang dihadapi konsentrasi berkurang dan gelisah
2. Mengukur tingkat ansietas dengan Skala HARS 4. Sebelum dimulai PTS, An.A mengatakan sakit
perut
RTL:
1. Membina hubungan saling percaya dengan An.A O:
2. Mengevaluasi kembali kecemasan pada An.A 1. Saat dilakukan pengkajian, An.A tampak nada
3. Melatih An.A teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi ansietas bicaranya bergetar, berkeringat di telapak
tangannya
2. An.A tampak sulit berkonsentrasi
3. Didapatkan hasil bahwa An.A memiliki
tingkat kecemasan sedang (27) berdasarkan
skor skala Hamilton Rating Scale for Anxiety
(HARS)
4. An.A tampak terlihat mengantuk & memiliki
kantung mata

A:
Masalah Ansietas Belum Teratasi

P:

33
Lanjutkan intervensi
1. Bina hubungan saling percaya
2. Anjurkan An.A untuk: menerapkan teknik
relaksasi nafas dalam guna mengurangi ansietas
di saat sebelum ujian/di saat kecemasan muncul
kembali
2 Selasa, Ansietas DS: S:
2 Maret 1. An.A mengatakan masih cemas karena hari ini masih PTS dan mapel yang 1. An.A mengatakan kecemasannya sudah
2021 diujikan adalah mapel yang tidak disukainya berkurang dan merasa lega karena sudah
2. An.A mengatakan semalam belum dapat tidur dengan nyenyak bercerita kepada perawat
3. An.A mengatakan akhir-akhir ini sering sedih dan merasa kesepian karena 2. An.A mengatakan kesedihannya sudah
merindukan kakeknya yang sudah lama meninggal berkurang karena sudah dibantu untuk
mendoakan kakeknya yang telah meninggal
DO: 3. An.A mengatakan bersedia dilatih teknik
An.A tampak masih gelisah, mengantuk, murung dan kontak mata kurang relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
fokus terhadap perawat kecemasannya
4. An.A mengatakan masih merasa mengantuk &
Tindakan: sulit tidur nyenyak
1. Membina hubungan saling percaya dengan An.A
2. Mengkaji ulang kecemasan pada An.A O:
3. Melatih An.A teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi kecemasan 1. An.A dapat menirukan instruksi teknik
4. Membantu An.A untuk selalu mendoakan & mengikhlaskan kakeknya relaksasi nafas dalam dengan baik
yang telah meninggal 2. An.A sudah memasukkan latihan teknik nafas
5. Membantu An.A memasukkan kegiatan teknik relaksasi nafas dalam ke dalam di jadwal hariannya
jadwal hariannya 3. Kontak mata An.A masih kurang fokus
terhadap perawat
RTL: 4. Keadaan umum An.A baik, kesadaran
1. Mengevaluasi kembali kecemasan pada An.A composmentis
2. Mengevaluasi kembali teknik relaksasi nafas yang sudah dipraktikkan 5. Didapatkan hasil bahwa An.A memiliki tingkat
An.A kecemasan ringan (20) berdasarkan skor skala
3. Melatih An.A teknik relaksasi benson untuk mengatasi insomnianya Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS),
tingkat kecemasan sudah berkurang
dibandingkan saat dilakukan pengkajian
pertama kali

34
6. An.A masih terlihat mengantuk

A:
Masalah ansietas belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
1. Bina hubungan saling percaya
2. Anjurkan An.A untuk: menerapkan terapi
relaksasi benson guna mengatasi insomnia &
hipnosis 5 jari untuk mengatasi kembali
kecemasannya

3 Rabu, Ansietas DS: S:


3 Maret 1. An.A mengatakan masih sedikit cemas karena hari ini PTS masih 1. An.A mengatakan senang dibantu perawat
2021 berlangsung karena mendapat teman untuk bercerita
2. An.A juga mengatakan masih cemas karena tadi pagi membaca berita 2. An.A mengatakan cemasnya masih ada namun
bahwa ditemukan varian baru COVID-19 sudah berkurang
3. An.A mengatakan semalam belum dapat tidur dengan nyenyak 3. An.A mengatakan bersedia untuk
4. An.A mengatakan sudah dapat melaksanakan teknik relaksasi nafas dalam mempraktikkan teknik relaksasi benson
secara mandiri tadi pagi sebelum ujian menjelang tidur guna membantu tidurnya lebih
nyenyak
DO:
1. An.A tampak masih gelisah, mengantuk dan kontak mata kurang fokus O:
2. An.A tampak dapat mempraktikkan kembali teknik relaksasi nafas dalam 1. An.A tampak dapat menirukan dengan baik
dengan benar instruksi teknik relaksasi benson
2. An.A tampak kooperatif saat diminta perawat
Tindakan: untuk bercerita maupun saat dilatih teknik
1. Membina hubungan saling percaya dengan An.A relaksasi benson
2. Mengkaji ulang kecemasan pada An.A 3. Keadaan umum An.A baik dan kesadaran
3. Mengevaluasi teknik relaksasi nafas dalam yang sudah dipraktikkan An.A composmentis
4. Melatih An.A teknik relaksasi benson untuk mengatasi insomnia 4. Hasil pengukuran tingkat kecemasan pada
6. Memotivasi An.A untuk mengurangi membaca berita yang dapat An.A adalah 14 (kecemasan ringan),
menimbulkan kecemasan dan ketakutan berdasarkan skala HARS, sudah jauh berkurang

35
7. Membantu An.A memasukkan kegiatan teknik relaksasi benson dalam ke dibandingkan saat pertama kali dilakukan
jadwal hariannya pengkajian pertama kali

RTL: A:
1. Mengevaluasi kembali kecemasan pada An.A Masalah ansietas belum teratasi
2. Mengevaluasi kembali An.A tentang teknik relaksasi benson untuk
mengatasi insomnianya P:
3. Melatih An.A teknik hipnosis 5 jari untuk mengatasi kecemasannya Lanjutkan intervensi:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Anjurkan An.A untuk: melaksanakan teknik
relaksasi benson menjelang tidur (pukul 21.00)
untuk membantu tidurnya lebih nyenyak
4 Kamis, Ansietas DS: S:
4 Maret 1. An.A mengatakan semalam sudah dapat mempraktikkan teknik relaksasi 1. An.A mengatakan sudah tidak cemas lagi dan
2021 benson menjelang tidur merasa dirinya lebih positif daripada 3 hari
2. An.A mengatakan tidurnya sudah mulai nyenyak dan jarang terbangun yang lalu
3. An.A mengatakan senang dan merasa terbantu oleh perawat karena sudah 2. An.A mengatakan bersedia untuk
dilatih teknik relaksasi nafas dalam dan teknik relaksasi benson mempraktikkan teknik hipnosis 5 jari jika
4. An. A mengatakan bersedia untuk dilatih tentang teknik baru untuk kecemasannya muncul kembali
mengatasi kecemasannya, yaitu teknik hipnosis 5 jari
5. An. A mengatakan kecemasannya sudah jauh berkurang O:
1. An.A tampak dapat menirukan dengan baik
DO: instruksi teknik hipnosis 5 jari
1. An.A tampak dapat mempraktikkan kembali teknik relaksasi benson 2. An.A tampak kooperatif, keadaan umum baik,
2. An.A tampak kooperatif dan antusias saat dilatih teknik hipnosis 5 jari kesadaran composmentis dan dapat
3. An.A tampak nyaman dan rileks saat dilatih teknik hipnosis 5 jari mempraktikkan kembali teknik hipnosis 5 jari
secara mandiri
Tindakan: 3. Hasil pengukuran tingkat kecemasan pada
1. Membina hubungan saling percaya dengan An.A An.A berdasarkan skala HARS adalah 7 (tidak
2. Mengkaji ulang kecemasan pada An.A ada kecemasan)
3. Mengevaluasi kembali teknik relaksasi benson yang sudah diajarkan
4. Melatih An.A teknik hipnosis 5 jari A:
5. Membantu An.A memasukkan kegiatan teknik hipnosis 5 jari dalam ke Masalah ansietas teratasi
jadwal hariannya

36
P:
RTL: Intervensi sementara tetap dilanjutkan:
1. Mengevaluasi kembali kecemasan pada An.A 1. Bina hubungan saling percaya
2. Mengevaluasi kembali An.A tentang teknik hipnosis 5 jari untuk 2. Anjurkan An.A untuk menerapkan teknik
mengatasi kecemasannya hipnosis 5 jari 2x dalam sehari yakni sebelum
3. Mengevaluasi jadwal harian yang sudah dibuat An.A terutama jadwal beraktivitas (06.00) dan malam hari setelah
harian tentang teknik yang sudah dipelajari aktivitas (20.00)
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang ansietas kepada keluarga An.A

5 Jumat, Ansietas DS: S:


5 Maret 1. An.A mengatakan hari ini semangat dalam menjalankan PTS dan sudah 1. Keluarga An.A mengatakan lebih paham
2021 tidak cemas lagi tentang ansietas setelah diberikan pendidikan
2. An.A mengatakan semalam dapat tidur nyenyak kesehatan
3. An.A mengatakan sudah dapat mempraktikkan teknik-teknik yang sudah 2. Keluarga An.A mengatakan bersedia untuk
dipelajari untuk mengontrol kecemasannya membantu An.A dalam mengontrol
4. Keluarga An.A bersedia untuk diberikan edukasi tentang pengertian, kecemasannya & membantu jika ada masalah
penyebab dan cara mengontrol ansietas 3. Keluarga An.A mengatakan akan memberi
dukungan penuh pada An.A, akan selalu
DO: mendampingi & menjadi pendengar yang baik
1. An.A sudah tampak mau bercerita dengan perawat tanpa ada beban ketika An.A ada masalah
2. Kontak mata An.A fokus terhadap perawat
3. Keluarga An.A kooperatif dan aktif bertanya tentang ansietas O:
1. Pemahaman keluarga An.A tentang ansietas
Tindakan: meningkat dari semula 60% menjadi 100%
1. Membina hubungan saling percaya dengan keluarga An.A 2. Keluarga An.A dapat menjelaskan kembali
2. Mengkaji ulang kecemasan pada An.A pengertian, tanda dan gejala serta cara
3. Mengevaluasi kembali An.A tentang teknik hipnosis 5 jari untuk mengontrol ansietas
mengatasi kecemasannya 3. Jadwal kegiatan harian An.A sudah teratur
4. Mengevaluasi jadwal harian yang sudah dibuat An.A terutama jadwal dan 90% sudah dilaksanakan
harian tentang teknik yang sudah dipelajari
5. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga An.A tentang A:
pengertian, penyebab dan cara mengontrol ansietas Masalah ansietas teratasi

RTL: P:

37
1. Mengevaluasi kembali kecemasan pada An.A Intervensi sementara tetap dilanjutkan:
2. Memotivasi keluarga An.A agar bersedia membantu An.A mengontrol 1. Bina hubungan saling percaya
kecemasannya & agar mampu memfasilitasi kegiatan yang disenangi 2. Anjurkan An.A untuk melaksanakan program
An.A terapi lanjutan yakni terapi menulis ekspresif
3. Mendiskusikan bersama keluarga An.A kendala apa saja yang dihadapi untuk membuat dirinya lebih positif dan
dalam merawat An.A ketika sedang cemas memiliki koping yang efektif
4. Melatih An.A terapi menulis ekspresif sebagai program terapi lanjutannya 3. Anjurkan keluarga An.A untuk memfasilitasi
kegiatan yang disenangi An.A supaya An.A
terhindar dari kecemasan dan merasa bahagia

6 Sabtu, Ansietas DS: S:


6 Maret 1. An.A mengatakan hari ini sangat semangat dalam mengerjakan PTS 1. An.A mengatakan senang saat dilatih terapi
2021 karena ini adalah hari terakhir ujian PTS menulis ekspresif
2. An.A mengatakan tadi malam sudah tidur nyenyak 2. An.A mengatakan bersyukur atas segala nikmat
3. An.A mengatakan tadi sebelum ujian PTS tidak merasakan sakit perut yang diberikan oleh Allah SWT
4. An.A mengatakan sudah lebih senang menerapkan teknik relaksasi nafas 3. An.A mengatakan sangat lega, sudah tidak
dalam karena lebih singkat dan lebih mudah dilakukan daripada hipnosis 5 cemas lagi, tidur sudah nyenyak & akan mulai
jari terbuka dengan keluarga apapun masalah yang
5. An.A mengatakan bersedia dilatih terapi menulis ekspresif dihadapinya
4. An.A mengatakan akan menerapkan teknik-
DO: teknik yang sudah diajarkan jika kecemasannya
1. An.A sudah terlihat lebih segar, semangat dan lebih positif kelak kembali muncul
2. Keluarga An.A bersedia untuk mendiskusikan kendala apa saja yang 5. Keluarga An.A mengatakan besok hari Minggu
dihadapi dalam merawat An.A ketika sedang cemas akan mengajak An.A pergi refreshing bersama
3. An.A dan keluarganya sangat kooperatif 6. Keluarga An.A (ayah & ibu An.A) mengatakan
kendala dalam merawat An.A adalah adanya
Tindakan: kesibukan pekerjaan, sehingga kadang tidak
1. Membina hubungan saling percaya memperhatikan An.A dengan baik
2. Mengkaji ulang kecemasan pada An.A 7. Keluarga An.A bersedia untuk selalu membantu
3. Melatih An.A terapi menulis ekspresif An.A ketika ada masalah
4. Mendiskusikan bersama keluarga An.A kegiatan apa saja yang disenangi
An.A O:
5. Memotivasi An.A untuk dapat menerapkan terapi ansietas (teknik 1. Hasil pengukuran tingkat kecemasan pada
relaksasi nafas dalam, relaksasi benson, hipnosis 5 jari dan menulis An.A berdasarkan skala HARS adalah 5 (tidak

38
ekspresif) jika kecemasannya muncul kembali ada kecemasan)
6. Membantu An.A memasukkan kegiatan terapi menulis ekspresif dalam ke 2. An.A tampak segar, positif dan bahagia. Tidak
jadwal hariannya nampak tremor, kontak mata fokus & tidak
berkeringat dingin.
RTL: 3. An.A dan keluarganya tampak saling
1. Memberikan reward kepada An.A karena sudah sangat baik dalam berinteraksi dengan baik dan harmonis
melaksanakan terapi ansietas yang sudah diajarkan 4. Jadwal kegiatan harian An.A selama 6 hari
2. Bersama keluarga, mengevaluasi jadwal kegiatan harian An.A selama 6 sudah terlaksana 100%
hari ini 5. An.A dapat menulis ekspresif sesuuai instruksi
6. An.A dapat menggunakan strategi koping untuk
mengendalikan pikiran tentang ansietasnya
7. An.A tampak sudah mendapat dukungan penuh
dari keluarga

A:
Masalah ansietas teratasi. Kriteria hasil tercapai.

P:
Hentikan intervensi, namun tetap anjurkan An.A
untuk menulis jika ia sedang ingin mencurahkan
isi hatinya dan untuk mengurangi kecemasan.

39

Anda mungkin juga menyukai