Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

(TAK) SOSIALISASI SESI I (KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN


DIRI) PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

DisusunOleh:
1. Hyasinta Aryanti (202014061)
2. Ika Setyasari (202014062)
3. Imam Fakrur Rozi (202014063)
4. Isna Asti Nur C (202014064)
5. Izmi Rohmah I (202014065)
6. Joey Anung A.W (202014066)
7. Jumami Nopita S (202014067)
8. Khairulnisa M (202014068)
9. Lambang Abu H (202014069)
10. Laras Meylawati (202014070)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
LATAR BELAKANG............................................................................................3
TUJUAN.................................................................................................................5
1. Tujuan Umum.................................................................................................5
2. Tujuan Khusus................................................................................................5
WAKTU DAN TEMPAT......................................................................................5
METODE PELAKSANAAN................................................................................5
SASARAN DAN TARGET...................................................................................5
1. Kriteria Pasien................................................................................................5
2. Proses Seleksi.................................................................................................6
STRATEGI PELAKSANAAN..............................................................................6
1. Deskripsi Struktur Kelompok.........................................................................6
2. Langkah Kegiatan TAKS Sesi I …………………...……………………………........7
3. Daftar Nama Peserta.......................................................................................8
4. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah................................................................8
MEDIA..................................................................................................................10
SETTING TEMPAT............................................................................................10
PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS............................................10
KRITERIA EVALUASI......................................................................................11
1. Evaluasi Struktur..........................................................................................11
2. Evaluasi Proses.............................................................................................12
3. Evaluasi Hasil...............................................................................................12
DOKUMENTASI.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

2
A. LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO) masalah gangguan kesehatan
jiwa sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan tahun 2011
paling tidak satu dari empat orang di dunia mengalami gangguan mental. Pada
tahun 2016 terdapat 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena
bipolar, 47,5 juta terkena demensia dan 21 juta terkena skizofrenia. Sedangkan
berdasarkan hasil Riskesdas (2018) menyebutkan, bahwa penderita gangguan
jiwa di daerah Jawa Tengah tergolong tinggi, di mana totalnya adalah 107 ribu
penderita atau 2,3% dari jumlah penduduk. Peningkatan proporsi gangguan
jiwa pada data yang didapatkan Riskesdas (2018) cukup signifikan jika
dibandingkan dengan Riskesdas (2013), naik dari 1,7% menjadi 7%. Sehingga
prevalensi gangguan jiwa diprediksikan akan semakin meningkat setiap
tahunnya, terutama pada negara-negara berkembang (Riskesdas, 2018).
Kesehatan jiwa memiliki beberapa definisi dan persepsi yang dikemukakan
oleh para ahli. Gangguan jiwa merupakan seseorang yang mengalami
gangguan pada fungsi mental yang meliputi emosi, pikiran perilaku, perasaan,
motivasi, kemauan, keinginan dan persepsi sehingga menggangu dalam proses
hidup di masyarakat (Nasir dan Muhti, 2011).
Wabah COVID-19 menjadi pandemik global setelah diumumkan oleh
WHO atau Badan Kesehatan Dunia dengan persebarannya yang begitu cepat
membuat COVID-19 menjadi topik utama di penjuru dunia. Tidak terkecuali di
Indonesia karena jumlah masyarakat yang terinfeksi virus COVID-19
mengalami peningkatan hari demi dari. Dari banyaknya penambahan kasus
berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani penyebaran virus
COVID-19, salah satunya yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Secara bertahap di wilayah-wilayah yang terindikasi mempercepat penyebaran
COVID-19. Penerapan ini meimbulkan dampak yang signifikan terhadap
aktifitas masyarakat, karena tidak dapat melakukan aktivitas d iluar lingkungan
rumah yang secara tidak langsung memaksa mereka melakukan kegiatan secara
online. Dengan demikian masyarakat jarang untuk berinteraksi dengan orang
lain, jarang melakukan sosialisasi dengan orang lain.

3
Dengan berkurangnya interaksi sosial antara orang, seseorang tersebut
akan merasa kesepian, merasa tidak aman berdekatan dengan orang lain.
Seseorang dengan masalah isolasi sosial akan merasa cepat bosan dan lambat
menghabiskan waktunya selain itu bisa sampai berasa dirinya tidak berguna
Isolasi sosial dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor predisposisi dan
faktor presipitasi. Pada faktor predisposisi meliputi faktor perkembangan,
faktor biologi, dan faktor sosial budaya. Sedangkan pada faktor presipitasi
terjadinya isolasi sosial meliputi faktor internal maupun eksternal seperti
stressor sosial budaya dan stressor biokimia (Pandeirot, 2015). Penyebab yang
terjadi pada pasien isolasi sosial tersebut dapat menyebabkan koping individu
inefektif seperti ketidakberdayaan, menyangkal tidak mampu menghadapi
kenyataan dan menarik diri dari lingkungan.
Menurut Keliat (2015) seseorang dengan isolasi sosial dapat dilakukan
dengan terapi modalitas salah satunya yaitu terapi aktivitas kelompok. Terapi
Aktivitas Kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Ada beberapa jenis Terapi Aktivitas Kelompok salah satunya Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS). Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien
dengan masalah hubungan sosial. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
sangat penting dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi klien isolasi
sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap melalui tujuh sesi untuk
melatih kemampuan sosialisasi klien. Ketujuh cara ini terbukti efektif menurut
Penelitian yang dilakukan oleh Setya T (2009) didapatkan adanya pengaruh
TAK terhadap kemampuan berinteraksi pada klien isolasi sosial di Rumah
Sakit Jiwa Pusat Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta. Atas dasar masalah tesebut,
mendorong kelompok kami untuk dapat melaksanakan Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi khususnya bagi pasien yang mengalami isolasi sosial
akibat pandemi COVID-19.

4
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain
f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang
TAKS yang telah dilakukan

C. WAKTU DAN TEMPAT


1. Hari/tanggal : Kamis, 11 Maret 2021
2. Jam : 10.00 WIB-selesai
3. Tempat : Virtual melalui google meet

D. METODE PELAKSANAAN
1. Dilaksanakan secara berkelompok (dinamika kelompok)
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

E. SASARAN DAN TARGET


Sasaran dalam pemberian terapi aktivitas kelompok ini adalah pasien
dengan gangguan isolasi sosial dengan kriteria dan proses seleksi berikut ini.
1. Kriteria Pasien
Menurut Prabowo (2014), kriteria pasien dan proses seleksi untuk TAK
sosialisasi adalah sebagai berikut:
a. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kemauan untuk melakukan interaksi interpersonal

5
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai
dengan stimulus yang diberikan
2. Proses Seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.

c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK Sosialisasi,


dengan cara menjelaskan tujuan TAK Sosialisasi pada pasien, rencana
kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

F. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Deskripsi Struktur Kelompok
Leader : Ika Setyasari
Co-leader : Isna Asti Nur C
Fasilitator : Hyasintha Aryanti, Imam Fakrur Rozi, Izmi Rohmah
Ikhsani, Joey Anung A.W, Khairulnisa Mahanani, Lambang
Abu H, Laras Meylawati
Observer : Jumami Nopita Sari
2. Langkah Kegiatan TAK Sosialisasi Sesi I (Kemampuan
Memperkenalkan Diri)
a. Tujuan
Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
1) Menyebutkan jati diri sendiri: nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.
2) Mengetahui jati diri anggota kelompok lain: nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
b. Setting Tempat
Setiap peserta didampingi oleh satu fasilitator duduk bersama di masing-
masing tempat. Setiap peserta dibantu oleh fasilitator dalam menjalankan
setiap sesi TAK secara virtual melalui google meet.
c. Media dan Alat
1) Laptop, HP
2) Kertas potong
3) Botol untuk mengocok kertas undian nama peserta

6
4) Buku catatan dan pulpen
5) Jadwal kegiatan pasien
d. Metode
Dinamika kelompok
e. Tahap Persiapan
1) Membuat kontrak waktu dengan anggota kelompok
2) Mempersiapkan alat dan media
f. Tahap Orientasi
1) Salam terapeutik, berupa salam dari terapi dan peserta serta terapis
memakai name tag
2) Evaluasi/validasi, dengan menanyakan perasaan pasien saat ini dan
menanyakan apakah pernah memperkenalkan diri pada orang lain
g. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main lain
3) Berkenalan dengan anggota kelompok
4) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin
pada pemimpin TAK
5) Lama kegiatan adalah 30-45 menit
6) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
h. Tahap Kerja
1) Putar musik atau lagu kemudian dihentikan pada waktu tertentu
2) Saat musik berhenti, kocok botol arisan, jatuhkan 1 kertas lalu
sebutkan namanya
3) Nama anggota kelompok yang disebutkan, mendapat giliran untuk
berkenalan dengan cara:
(a)Memberi salam
(b)Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
(c)Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
(d)Dimulai oleh terapis sebagai contoh
(e)Ulangi langkah (a) dan (b) sampai semua anggota kelompok
mendapat giliran

7
(f) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan
i. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
(a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK Sosialisasi
Sesi I (Kemampuan Memperkenalkan Diri)
(b)Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana Tindak Lanjut
(a)Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk latihan
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
(b)Memasukan kegiatan memperkenalkan diri ke dalam jadwal
kegiatan harian pasien
3) Kontrak yang Akan Datang
(a)Menyepakati kegiatan sesi selanjutnya, yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
(b)Menyepakati waktu dan tempat
3. Daftar Nama Peserta
Pasien peserta TAK Sosialisasi adalah sebagai berikut:

No Nama Masalah Keperawatan

1 Desta Isolasi sosial


2 Vincent Isolasi sosial
3 Hesty Purwadinata Isolasi sosial
4 Enzy Storia Isolasi sosial
5 Epe Isolasi sosial
6 Mumu Isolasi sosial
7 Marcel Widiyanto Isolasi sosial

4. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


a. Tata Tertib pelaksanaan TAK Sosialisasi
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK Sosialisasi sampai dengan
selesai
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK Sosialisasi dimulai

8
3) Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4) Peseta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama
kegiatan TAK Sosialisasi berlangsung
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan
7) Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK Sosialisasi
selesai
8) Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah
habis, sedangkan permainan belum selesai, maka leader akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAKS kepada
anggota
b. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS
1) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok:
(a)Memanggil klien
(b)Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau klien yang lain
2) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
(a) Panggil nama klien
(b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
(c)Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3) Bila ada klien lain yang ingin mengikuti:
(a)Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
(b)Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
(c)Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut

9
G. MEDIA
1. Laptop, HP
2. Kertas potong yang berisi nama peserta
3. Botol untuk mengocok kertas undian nama peserta
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien

H. SETTING TEMPAT
Setting tempat TAK Sosialisasi Sesi I ini diatur sebagai berikut dengan
menyesuaikan kondisi virtual google meet.

K L CL K

K F

F K

K K
O K F

Keterangan:
L : Leader
O : Observer
CL : Co-Leader
K : Klien
F : Fasilitator

I. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


1. Leader
a. Menyiapkan proposal kegiatan TAK Sosialisasi bersama co-leader
b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai
c. Menjelaskan permainan

10
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
e. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2. Co-Leader
a. Mendampingi leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah dibuat
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi
3. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal klien selama
kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
4. Fasilitator
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b. Memotivasi klien yang kurang aktif.
c. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan memotivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
5. Operator
a. Melakukan pengecekan teknis sebelum kegiatan dimulai.
b. Mengoperasikan alat dengan aman

c. Menyesuaikan slide materi dengan yang disampaikan oleh leader.

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning sudah disetujui oleh dosen pembimbing, waktu kegiatan
berjalan tepat waktu
b. Alat dan media sudah dipersiapkan tiga hari sebelumnya

11
c. Jenis TAK sudah direncanakan tiga hari sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan TAK Sosialisasi berlangsung selama sesuai rencana yakni 45
menit
b. Peserta mengikuti kegiatan dengan antusias
c. Peserta mengikuti kegiatan TAK sampai selesai
d. Media dapat dipergunakan sesuai fungsi
e. Leader, co-leader, observer, fasilitator dan operator dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik
3. Evaluasi Hasil
a. Semua klien mengikuti kegiatan TAK Sosialisasi sampai selesai
b. Semua klien dapat menyebutkan nama lengkap
c. Semua klien dapat menyebutkan nama panggilan
d. 90% klien dapat menyebutkan alamat
e. Semua klien dapat menyebutkan hobi
f. Klien dapat memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan

12
DOKUMENTASI

13
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, S., dan Atih, R. M. W. 2019. Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Terhadap Perubahan Perilaku Klien Isolasi Sosial.
NERS Jurnal Keperawatan 8(2), 105–114.

Prabowo, E. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Medikal Book. Yogyakarta.

Nasir danMuhti. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika. Jakarta.

Julianto A. B, Dwi H. R, P.-. (2015). Pengaruh terapi aktifitas kelompok


sosialisasi sesi 1-7 terhadap peningkatan kemampuan interaksi pada pasien
isolasi sosial di rsjd Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 1–10. Retrieved from file:///C:/Users/Indy
komp/Downloads/517-1033-1-SM.pdf
RisetKesehatanDasar (Riskesdas). 2018. Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Candra, K. S. U. 2015. Gambaran Kemampuan Interaksi Sosial Pasien Isolasi


Sosial Setelah Pemberian Social Skills Therapy Di Rumah Sakit Jiwa.
Journal of Health Sciences 13(1): 85–91. Retrieved from
http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/575

Nofrida, S., &Sutinah, S. (2018). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial. Jurnal Endurance,
3(2), 292–301. https://doi.org/10.22216/jen.v3i2.2492

Pandeirot, L. M. 2015. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap


Kemampuan Bersosialisasi Pasien Isolasi Sosial Diagnosa Skizofrenia Di
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Jurnal Keperawatan 81 Universitas
Muhammadiyah Magelang STIKES William Booth 1–9. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/104640-ID-pengaruh-
terapiaktivitas-kelompok-sosia.pdf

Widodo, N. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan


Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa Di Rt/Rw 002/04 Desa Sukarahayu
Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2019.
http://ecampus.imds.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/160/15978183
56906_Nurhadi%20Widodo%20110315354.pdf?sequence=1

14

Anda mungkin juga menyukai