Anda di halaman 1dari 28

JOURNAL

READING
Intravenous magnesium sulphate infusion
as firstline therapy in the control of spasms
and muscular rigidity in childhood tetanus

dr. Anggun Pratiwi, dr. R.R. Dyana Wisnu Satiti


dr. Masribuana, dr. Nofran Firnando
dr. Siti Zahnia, dr. Trisna Fajar

Program internsip dokter indonesia


RS mardi waluyo metro 2022
2
Latar Belakang

• Penyebab fatal tetanus  neurotoxin Clostridium tetanii.


• Port d’ Entrée  luka yang terkontaminasi / melalui telinga pasien dengan OMSK.
• Akibat  spasme sistem saraf pusat / perifer.

• Tujuan terapi :
o Menghentikan produksi toksin
o Menetralkan toksin
o Kontrol spasme otot
o Mengontrol Airway – Breathing

• Benzodiazepin dalam dosis yang sangat tinggi  kontrol spasme pada tetanus.
• Diazepam adalah benzodiazepin yang paling umum digunakan, karena murah
dan banyak tersedia.

Journal reading
Latar Belakang

• Efek benzodiazepine  depresi nafas  risiko tinggi penggunaan ventilator.

• Opsi baru  dantrolene, baclofendan dan magnesium sulfat (MgSO4).

• Alasan pemilihan MgSO4:


• Mengobati tetanus selama lebih dari 100 tahun.
• Fungsi  antagonis fisiologis kalsium pada tingkat sel  vasodilatasi,
neuromuskular presinaptik, blokade & pencegahan pelepasan katekolamin.
• Mudah didapat dan murah.
• Terapi utama tetanus pada orang dewasa (Attygalle D, 2002)
• Terapi utama untuk tetanus masa kanak-kanak (Puliyel MM, 2009 & Lin TS, 2011)

Journal reading
Metode Penelitian

Metode Sampel
Eksperimental Non Anak dengan tetanus
Randomized Controlled Trials

Waktu Tempat
RS Pendidikan Perawatan
Juni 2009 - Mei 2011
Tersier (Tipe A), Mumbai,
India.

Journal reading
Metode Penelitian

Proses
• Pasien menerima MgSO4 100 mg/kg IV bolus diikuti
dengan infus 40 mg/kg/jam  ditingkatkan 5 mg/kg/jam
setiap 6 jam sampai spasme berhenti atau refleks
tendon patela hilang.
• Sedasi tambahan dengan diazepam  spasme tidak
terkontrol dengan MgSO4 max dose.
• Dimulai dengan dosis 5 mg/kg/hari sebagai infus IV dan
ditingkatkan hingga maksimum 20 mg/kg/hari,
tergantung pada respon, dan dilanjutkan secara oral
sesuai dosis setelah kejang terkendali.

Journal reading
7
Metode Penelitian

Kriteria Inklusi Monitoring dan Komplikasi


Semua pasien anak yang dirawat di PICU • Monitoring serum magnesium, serum & urin
antara Juni 2009 dan Mei 2011 dengan klinis kalsium : setiap hari  2x seminggu
diagnosis tetanus yang telah didaftarkan dan • Semua pasien menerima suplemen kalsium
telah memperoleh persetujuan. oral 500-1000 mg/hari.
• Pasien dengan hiperkalsiuria menerima
Kriteria Eksklusi kalium sitrat oral untuk pencegahan
Disfungsi ginjal (kreatinin serum>88 mol/L nefrokalsinosis.
atau keluaran urin <1 ml/kg/jam).
Etik
Dimulai setelah mendapat persetujuan dari
komite etik institusi. Pasien terdaftar setelah
menerima persetujuan tertulis dari orang tua atau
wali yang sah. Studi ini terdaftar di Clinical
Trials Registry of India

Journal reading
Hasil Penelitian
9
Hasil Penelitian

Journal reading
Hasil Penelitian
11
Hasil Penelitian

● Dua puluh tujuh anak dengan ● Ventilator diperlukan pada


tetanus berusia antara 18 delapan pasien satu tetanus
bulan dan 10 tahun. grade III a dan tujuh tetanus
grade III b.
● Durasi rata-rata (SD) rawat
inap adalah 26,5 (12,0) hari. ● Terdapat lima pasien
meninggal (18,5%) merupakan
● Sedasi tambahan (diazepam) pasien tetanus grade III b.
diperlukan untuk 13 pasien
(grade II = 1; grade III = 12). ● Hipokalsemia asimtomatik
adalah temuan universal dan
diobati dengan suplemen
kalsium.

Journal reading
Diskusi
Hasil Penelitian Penelitian Lain

14 dari 27 pasien pada penelitian ini port the entry Sesuai dengan case report dari India bahwa
berasal dari luka terbuka sedangkan 9 dari 27 OMSK merupakan port the entry tetanus nomer 2
pasien port the entry berasal dari OMSK. setelah luka terbuka. (Angurana SK, 2018)

MgSO4 tidak efektif pada kebanyakan pasien Studi dari India bahwa MgSO4 tidak efektif pada
tetanus berat harus disertai dengan terapi pasien tetanus dewasa derajat berat sehingga 27
adjuvant yang adekuat. dari 33 pasien memerlukan terapi ventilator.
(Mathew PJ, 2010)
Diperkuat pada penelitian RCT di Vietnam tidak
ditemukan pengurangan penggunaan ventilator
tetapi ada penurunan dosis benzodiazepine dan
terapi adjuvant lainnya dalam mengurangi spasme
dan kejang. (Thwaites CL, 2006)
Journal reading
Diskusi

Walaupun tidak ada banyak studi yg mengenai penggunaan


MgSO4 pada anak dengan tetanus tetapi hasil penelitian ini
menunjukan bahwa penggunaa MgSO4 akan menurunkan
dosis dari terapi adjuvant untuk mengurangi gejala spasme
dan kejang pada anak dengan tetanus derajat ringan-
sedang.

Journal reading
14
Diskusi

Journal reading
15
Kesimpulan dan Kelemahan Penelitian

Kesimpulan Kelemahan
Tidak adanya
pembanding/kelompok control
MgSO4 saja efektif pada (tidak diintervensi MgSO4)
tetanus ringan sampai
sedang tetapi tidak efektif Efek samping MgSO4 tidak
pada tetanus berat. dijabarkan secara rinci pada
setiap kelompok subjek.

Journal reading
16
Critical apraisal

Judul Penelitian
• “Intravenous magnesium sulphate infusion as firstline therapy in the control of spasms and
muscular rigidity in childhood tetanus”

Peneliti
• Preeti Shanbag, Anupama Mauskar & Sanjeevani Masavkar

Sumber
• Preeti Shanbag, Anupama Mauskar & Sanjeevani Masavkar (2019) Intravenous magnesium
sulphate infusion as first-line therapy in the control of spasms and muscular rigidity in
childhood tetanus, Paediatrics and International Child Health, 39:3, 201-207, DOI:
10.1080/20469047.2018.1542884

Metode
• Eksperimental Non Randomized Controlled Trials.

Journal reading
Judul
Penilaian Ya Tidak Keterangan

1. Spesifikasi mencerminkan keseluruhan isi V Judul spesifik dan menjelaskan isi penelitian yaitu
“Intravenous magnesium sulphate infusion as
firstline therapy in the control of spasms and
muscular rigidity in childhood tetanus”
2. Tidak menggunakan tanda tanya V Judul penelitian tidak menggunakan tanda tanya

3. Tidak lebih dari 17 kata V Judul penelitian terdiri dari 18 kata

4. Mewakili variabel penelitian V Judul penelitian mewakili variabel penelitian

Journal reading
Penulis
Penilaian Ya Tidak Keterangan

5. Apakah ada kesesuaian kapabilitas penulis terhadap V Seluruh penulis adalah dari bidang medis
isi tulisan
6. Apakah ada alamat korespondensi V Terdapat alamat korespondensi

7. Kredibilitas penulis V Kredibilitas penulis tidak diketahui

8. Apakah terdapat ringkasan keseluruhan penelitian V Penelitian ini memiliki abstrak/ringkasan


keseluruhan penelitian
9. Jumlah kata tidak lebih dari 250 kata V

10. Apakah terdapat kata kunci V Terdapat kata kunci

Journal reading
Pendahuluan dan Metode Penelitian
Penilaian Ya Tidak Keterangan

11. Apakah menjelaskan latar belakang V Pada pendahuluan terdapat penjelasan


mengenai latar belakang dilakukannya
penelitian
12. Jumlah kata tidak lebih dari 250 kata V Jumlah kata lebih dari 250 kata

13. Tujuan penelitian mengandung hipotesis V Penelitian ini tidak mengandung hipotesis
sementara dari penulis sementara
14. Pertimbangan studi cohort V Penelitian ini dengan Eksperimental NRCT

15. Apakah variabel relevan V Kurang relevan karena tidak ada kelompok
kontrol/pembanding

Journal reading
Validitas Penelitian

Penilaian Ya Tidak Keterangan

16. Ketepatan subjek penelitian V Subjek penelitian ini sesuai dengan kriteria
penelitian
17. Kelompok variabel dari sumber yang sesuai V

18. Jumlah subjek yang sesuai V Jumlah subjek kurang sesuai sebaiknya 15 subjek
pada 1 kelompok
19. Kemungkinan sebagian subjek sudah terpapar V Subjek tidak terpapar penelitian model ini
sebelumnya
20. Terdapat data berapa pasien yang di drop out V Tidak ada data yang drop out

21. Dilakukan perbandingan apakah gagal V Tidak

Journal reading
Validitas Subjek
Penilaian Ya Tidak Keterangan

22. Hasil pengukuran jelas V Hasil pengukuran dijelaskan secara rinci

23. Pengambilan data sesuai V Jumlah subjek jelas

24. Reliabel V

25. Hasil penelitian lain membuktikan hasil V Terdapat beberapa penelitian yang membuktikan
penelitian ini penelitian ini
26. Faktor prognosis V Menjelaskan faktor prognosis

Journal reading
Variabel Perancu, Etika, Tinjauan Penelitian
Penilaian Ya Tidak Keterangan

27. Variabel perancu dianalisis V Tidak dianalisis

28. Derajat kepercayaan V Bermakna secara klinis tapi tidak secara


statistik
29. Penelitian ini dilakukan secara etis V Telah mendapat persetujuan etis

30. Melakukan informed consent V

31. Menjelaskan ringkasan penelitian kepada subjek V Tidak dijelaskan


penelitian
32. Ditulis sebelum pustaka V Ditulis sebelum pustaka

33. Lembaga pemberi dana V Tidak menjelaskan darimana sumber


dana berasal
34. Pengakuan kontribusi individu V Tidak Dijelaskan

Journal reading
Pustaka
Penilaian Ya Tidak Keterangan

35. Ditulis dalam bentuk penomoran V Ditulis dalam bentuk penomoran

36. Nama tahun judul sumber V Tertulis

Journal reading
Validity

Eksperimental Non Department of Paediatrics, Juni 2009 s/d Mei 2011


Randomized Controlled Trials Lokmanya Tilak Municipal Medical
College and General Hospital,
Sion, Mumbai, India

Journal reading
25
Importance

Pemberian MgSO4 diharapkan mengurangi gejala spasme


dan kaku otot pada pasien anak tetanus.
Sehingga dapat meningkatkan prognosis dan tingkat
kesembuhan pada anak dengan tetanus.

Journal reading
26
Applicability

Pemberian MgSO4 sebagai anti spasme adjuvan pada


tetanus anak belum dilakukan di RS Mardi Waluyo, untuk
kedepan dapat dipertimbangkan keamanan serta
kegunaannya.

Journal reading
27
DAFTAR PUSTAKA
• Attygalle D, Rodrigo N. Magnesium as first line therapy in the management of tetanus: a
prospective study of 40 patients. Anaesthesia. 2002;57:811–817.
• Puliyel MM, Pillai R, Korula S. Intravenous magnesium sulphate infusion in the management
of very severe tetanus in a child: a descriptive case report. J Trop Pediatr. 2009;55:58–59.
• Lin TS, Chen LK, Lin TY, et al. Autonomic dysfunction because of severe tetanus in an
unvaccinated child. Pediatr Neonatol. 2011;52:169–171.
• Angurana SK, Jayashree M, Bansal A, et al. Postneonatal tetanus in a PICU of a developing
economy: intensive care needs, outcome and predictors of mortality. J Trop Pediatr.
2018;64:15–23.
• Narang M, Khurana A, Gomber S, et al. Epidemiological trends of tetanus from East Delhi,
India: a hospital-based study. J Infect Public Health. 2014;7:121–124.
• Tullu MS, Deshmukh CT, Kamat JR. Experience of pediatric tetanus cases from Mumbai.
Indian Pediatr. 2000;37:765–771.
• Mathew PJ, Samra T, Wig J. Magnesium sulphate for treatment of tetanus in adults. Anaesth
Intensive Care. 2010;38:185–189.
• Thwaites CL, Yen LM, Loan HT, et al. Magnesium sulphate for treatment of severe tetanus: a
randomised controlled trial. Lancet. 2006;368:1436–1443.
Journal reading
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai