Huib A.M. Kerstjens, M.D., Michael Engel, M.D., Ronald Dahl, M.D., Pierluigi Paggiaro, M.D., Ekkehard Beck, M.D., Mark Vandewalker, M.D., Ralf Sigmund, Dipl.Math., Wolfgang Seibold, M.D., Petra Moroni-Zentgraf, M.D., and Eric D. Bateman, M.D.
Rabu, 20 April 2016
Oleh: Adityo Prabowo Pada Ujian Journal Reading PPDS Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada N Engl J Med 2012;367:1198-207. DOI: 10.1056/NEJMoa1208606 Copyright 2012 Massachusetts Medical Society. LATAR BELAKANG Beberapa pasien dengan asthma masih sering mengalami eksaserbasi dan obstruksi aliran udara persisten, meskipun telah mendapatkan terapi glukokortikoid inhalasi dan long-acting beta-agonist (LABA)/beta-agonis kerja panjang. Hasil dari beberapa studi terkini yang meneliti efikasi tiotropium menyatakan, bronkodilator antikolinergik kerja panjang disetujui sebagai terapi PPOK, tapi bukan untuk asthma. LATAR BELAKANG Beberapa studi dengan durasi 8-16 minggu telah menunjukkan efikasi penambahan tiotropium pada pasien asthma. Efek tiotropium belum dievaluasi pada penelitian klinis jangka panjang. TUJUAN Untuk mengetahui efikasi dan keamanan penambahan tiotropium melalui soft-mist inhaler, dibandingkan dengan plasebo soft-mist inhaler. DESAIN DAN METODE Randomized controlled trial Populasi target Pasien dengan asthma kurang terkontrol, yg dalam terapi glukokortikoid inhalasi dan beta-agonis kerja panjang. Populasi terjangkau Pasien dengan asthma kurang terkontrol, yg dalam terapi glukokortikoid inhalasi dan beta-agonis kerja panjang dari 15 negara Pendanaan: Boehringer Ingelheim dan Pfizer KRITERIA INKLUSI Usia 18-75 th Riwayat asthma selama 5 th atau lebih yg didiagnosis pada saat usia < 40 th Skor ACQ-7 > 1,5 Minimal mengalami 1x eksaserbasi yang diterapi dg glukokortikoid sistemik di tahun sebelumnya Bukan perokok atau memiliki riwayat merokok kurang dari 10 bungkus per tahun, dan tidak merokok selama 1 th sebelum partisipasi KRITERIA EKSKLUSI Riwayat diagnosis PPOK di masa lampau Penyakit parah yang menyertai Sedang menggunakan bronkodilator antikolinergik PARALLEL-GROUP DESIGN PENETAPAN HASIL Hasil utama Peak FEV1 response (dlm 3 jam setelah intervensi) Trough FEV1 response
Keduanya terhadap baseline FEV1
Lama waktu hingga onset eksaserbasi asthma berat yg pertama ANALISIS STATISTIK SAS software HASIL PENELITIAN Pada kelompok tiotropium, 122 dari 453 pasien (26,9%) pernah mengalami eksaserbasi berat minimal 1x, dibandingkan dg 149 dari 454 pasien (32,8%) pada kelompok plasebo. Angka eksaserbasi berat per pasien per tahun secara signifikan lebih rendah pada kelompok tiotropium dibanding plasebo (0,53 vs. 0,66, P=0,046). DISKUSI Penambahan tiotropium 1x sehari dapat menopang bronkodilatasi selama 24 jam. Penambahan tiotropium mengurangi eksaserbasi berat dan episode perburukan asthma pada pasien yg sering mengalami eksaserbasi dan obstrukski aliran udara persisten meskipun telah menggunakan glukokortikoid inhalasi dan LABA. DISKUSI Efek samping pada kedua kelompok secara umum setara. Mulut kering, salah satu efek samping tipikal dari antikolinergik, dilaporkan oleh <2% subjek penelitian dan lebih sering dilaporkan terjadi pd kelompok tiotropium daripada plasebo (8 vs 3) temuan ini konsisten dg karakteristik tiotropium. KESIMPULAN Pada pasien asthma yang kurang terkontrol meski sudah mendapat terapi glukokortikoid inhalasi dan LABA, penambahan tiotropium secara signifikan mengurangi risiko episode perburukan asthma dan eksaserbasi asthma (yang memerlukan terapi glukokortikoid sistemik dan bronkodilatasi yg adekuat) DESKRIPSI UMUM Desain apakah yang digunakan? Randomized controlled trial Manakah populasi target, populasi Populasi target : Pasien dengan asthma kurang terjangkau, sampel? terkontrol, yg dalam terapi glukokortikoid inhalasi dan beta-agonis kerja panjang Populasi terjangkau : Pasien dengan asthma kurang terkontrol, yg dalam terapi glukokortikoid inhalasi dan beta-agonis kerja panjang dari 15 negara Bagaimana cara pemilihan sampel? Cluster sampling, dari 15 negara berbeda. Manakah variabel bebas? Penambahan terapi tiotropium Manakah variabel tergantung? Peak FEV1 response Trough FEV1 response Lama waktu hingga onset eksaserbasi asthma berat yg pertama Apakah hasil utama penelitian? Rerata perbedaan antara kelompok tiotropium dan plasebo dalam hal perubahan peak FEV1 terhadap baseline pada 3 jam pertama setelah administrasi tiotropium adalah 86+34 ml pd trial 1 (P=0,01) dan 154+32 ml pd trial 2 (P<0,001).
Rerata perbedaan antara kelompok tiotropium
dan plasebo dalam hal perubahan trough FEV1 terhadap baseline adalah 88+31 ml pd trial 1 (P=0,01) dan 111+30 ml pd trial 2 (P<0,001).
Lamanya waktu untuk terjadinya eksaserbasi
pertama meningkat 56 hari pd kelompok tiotropium dibanding plasebo (282 hari vs. 226 hari), dg penurunan risiko eksaserbasi berat sebesar 21% (hazard ratio, 0,79; P=0,03) VALIDITAS INTERNA (NON KAUSAL) Apakah hasil dipengaruhi bias? Ya, ada potensi karena semua pendanaan dan pengadaan fasilitas penelitian disediakan penuh oleh perusahaan farmasi Boehringer Ingelheim dan Pfizer. Selain itu, hanya peneliti utama (Huib A.M. Kerstjens, M.D.) yang bukan merupakan representatif dari perusahaan farmasi tersebut. Apakah hasil dipengaruhi faktor Ya. perancu (confounding) ? Potensi faktor perancu: Subjek melakukan inhalasi tiotropium tanpa pengawasan tertentu (self-administered) Peneliti, dalam desainnya, memperbolehkan subjek untuk melanjutkan terapi kontinyu sebelumnya yg sudah dikonsumsi (selain antikolinergik) bila dosis sudah stabil minimal sejak 4 mgg sebelum penelitian dan selama penelitian. VALIDITAS INTERNA (KAUSAL) Apakah subjek dikelompokkan secara Ya, subjek dikelompokkan secara acak acak/random? Apakah metode pengacakan Ya, pengacakan secara tersembunyi yg tersembunyi? terkomputerisasi Apakah follow-up terhadap subjek Ya, follow-up dilakukan selama 48 mgg dilakukan dg adekuat dan tuntas? Apakah pasien, klinisi, dan peneliti Ya, penelitian ini bersifat double-blind tetap blind terhadap intervensi? Apakah tiap kelompok diperlakukan Ya, namun tidak sepenuhnya, karena ada dg setara (selain tindakan intervensi beberapa subjek yg menggunakan terapi eksperimen)? kontinyu asthma sejak 4 mgg sebelum penelitian hingga akhir penelitian Apakah tiap kelompok dlm keadaan Ya, baseline tiap kelompok secara umum setara setara di awal penelitian? EFEK TERAPI Relative Risk (RR) RR = 0,269/0,328 = risk of the outcome in the treatment RR = 0,82 group / risk of the outcome in the control group Absolute Risk Reduction (ARR) ARR = 0,328 0,269 = risk of the outcome in the control ARR = 0,059 group - risk of the outcome in the treatment group Relative Risk Reduction (RRR) RRR = 0,82/0,328 = absolute risk reduction / risk of the RRR = 0,179 (17,9%) outcome in the control group Number Needed to Treat (NNT) NNT = 1/0,059 = inverse of the ARR NNT = 16,9 VALIDITAS EKSTERNA Apakah karakterisitik pasien kita Ya, karena ada perbedaan ras berbeda dg yg ada di penelitian ini, sehingga kita tidak bisa menerapkannya? Apakah terapi ini layak diterapkan Tidak, karena masih terdapat potensi bias dan pada setting kita? faktor perancu dalam penelitian Apakah potensi keuntungan akan lebih Tidak, karena masih terdapat potensi bias dan besar dibanding kerugian terhadap faktor perancu dalam penelitian pasien? TERIMA KASIH