Anda di halaman 1dari 4

Journal Reading

USE OF LIQUID NITROGEN AND ALBENDAZOLE IN


SUCCESSFULLY TREATING CUTANEOUS LARVA MIGRANS

Oleh:

Hanifa Noviabida

30101407…

KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
Penggunaan Nitrogen Cair dan Albendazole Dalam Kesuksesan
Mengobati Cutaneous Larva Migrans

ABSTRAK

Tujuan: Untuk Menentukan Keefektifan Penggunaan Terapi Kombinasi Dengan Albendazole Bersama
Liquid Nitrogen Dalam Mengobati Cutaneous Larva Migrans.
Rancangan penelitian: Penelitian Ini Merupakan Penelitian Quasi-Experimental.
Tempat dan lama penelitian: Rumah Sakit Abbasi Shaheed Hospital And The Aga Khan Hospital,
Karachi, Dimulai Dari Desember 2008 Hingga Desember 2010.
Metodologi: 18 Kasus Kutaneus Larva Migrans Diikutkan Dan Dibagi Menjadi 2 Kelompok. Group A
Diberikan Albendazole Oral 400 Mg Satu Hari Sekali Dengan Steroid Topical Serta Cetrizine Oral 10 Mg
Satu Kali Sehari Saat Malam Selama 7 Hari. Grup B Jua Mendapatkan Albendazole Oral 400 Mg Satu
Hari Sekali Bersama Setrizine Oral 10 Mg Satu Kali Sehari Saat Malam Tetapi Mereka Juga Menerima
Penggunaan Liquid Nitrogen Tunggal Untuk Membekukan Larva.
Hasil: Hasil Dari Penelitian Ini Didapatkan Bahwa Pada Grup A Hanya 2 Dari 9 (22%) Menunjukan
Peningkatan Dimana 78% Harus Diberikan Cryotherapy Dengan Liquid Nitrogen 3-7 Hari Setelah
Pemberian Albendazole Untuk Menghambat Migrasi Larva. Pada Grup B, Terdapat Peningkatan
Sebanyak 100% Dan Semua Pasien (9 Pasien ) Berhasil Terobati.
Kesimpulan: Penggunaan Liquid Nitrogen Bersama Dengan Anti-Helmiths Oral Sangat Efektif Dalam
Mengobati Kutaneus Larva Migrans.
Kata kunci: Kutaneus Lava Migrans, Albendazole, Liquid Nitrogen.

PENDAHULUAN

Cutaneous larva migrans (CLM), disebut juga sebagai creeping eruption yang disebabkan
oleh migrasi larva cacing tambang pada kulit manusia. Spesies yang paling umum menyebabkan
kondisi ini meliputi Ancylostoma (A.) braziliense, A. caninum, A. ceylanicum, Uncinaria
stenocephala and Bunostomum phlebotomum. Pada pasien terdapat jalur sepiginous linier pada
yang bergerak maju pada kulit, disertai dengan rasa gatal padakulit dan adanya riwayat paparan.
Superinfeksi oleh bakteri dapat terjadi yang disebabkan oleh karena garukan. Biasanya kasus ini
terjadi pada orang –orang dari status social economy rendah dan dapat menjadi dipertimbangkan
sebagai penyebab morbiditas. Cacing tambang dewasa berada pada usus dan mengeluarkan ke
dalam feses. Telur kemudian menetas dan larva yang berada pada iklim padan dan lembab hidup
dan berinfestasi di dalam tanah, pasir, dan panaai maupu yang lainya. Hal ini mengenai pasien
yang terpapar langsung dengan tanah yang sudah terinfeksi. Umumnya lesi berada pada bagian
kaki, lengan dan badan. Secara geografi terletak pada Karachi di bagian selatan Pakistan dan
sepanjang bibir pantai Arabia. Iklim panas dan lembab merupakan tempat yang cocok untuk
cacing tambang untuk menyebarkan infeksi. Pengobatan yang umum digunakan adalah dengan
menggunakan obat oral (Albendazole atau ivermectin) atau pemberian Thiabendazole topikal.
Semua terapi yang ada telah digunakan dan menghasilkan hasil yang bervariasi.terkadang perlu
digunakan kombinasi pengobatan sistemik dan topikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan efektifitas terapi kombinasi dengan menggunakan Albendazole bersamaan dengan
nitrogen cair dalam mengobati cutaneous larva migrans.

METHODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experimental yang dilakukan di bagian


dermatologi, Rumah Sakit Abbasi Shaheed, dan pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Universitas Aga Khan selama 2 tahun berwal dari Desember 2008 hingga Desember 2010.
Pasien didiagnosa secara klinis menderita cutaneous larva migrans diikutkan pada penelitian ini
setelah melalui persetujuan secara verbal dan telah dijelaskan mengenai penelitian yang akan
dilakukan. Semua pasien dengan CLM dilibatkan kedalam penelitian dengan mengabaikan umur
dan jenis kelamin. Pasien yang menerimatreatment yang sama sebelumnya atau pasien yang
mengalami infeksi presisten cacing tambang dieksklusi dari penelitian. Peserta penelitian dibagi
menjadi 2 grup. Group A diberikan Albendazole oral 400 mg satu hari sekali dengan steroid
topical serta Cetrizine oral 10 mg satu kali sehari saat malam selama 7 hari. Grup B jua
mendapatkan Albendazole oral 400 mg satu hari sekali bersama setrizine oral 10 mg satu kali
sehari saat malam tetapi mereka juga menerima penggunaan liquid nitrogen tunggal untuk
membekukan larva dengan waktu pembekuan 30 – 60 detik. Respon klinis diamati oleh dokter
yang sama selama follow up yang dilakukan perminggu. Efiseiensi dikategorikan berdasarkan
gejala dan lesi : excellent apabila semua tanda dasar dan gejala sudah tidak ada lagi; baik (remisi
tapi lesi dan gejala yang hilang hanya sebagian) dan buruk ( tidak ada remisi dari tanda dan
gejala dasar atau rekurensi lesi awal walaupun sudah diberikan terapi). Semua pasien juga
diamati adanya efeksamping. Hasil dari penelitian ini dideskripsikan sebagai rata-rata, range dan
nilai persentase.

HASIL

Dari 18 pasien yang mengikuti penelitian, 13 diantaranya adalah laki laki dan 5
perempuan. Kisaran umur pasien berkisar dari 6-56 tahun dan kebanyakan adalah musrid sekolah
yan bermaik olahraga di siang hari di taman atau lapangan. Sisanya bekerja dibidang wiraswasta.
Durasi selama sakit, area yang terkena, dan efek samping di sajikan dalam tael 1. Durasi sakit
pada grup A selama 7-10 tahun , sedangkan pada Grup B adalah 6-7 tahun.area yang umumnya
terkena adalah lengan dan badan pada kedua kelompok menunjukan hal yang sama. Efek
samping yang paling umum adalah melepuh (2%) dan pigmentasi sementara (2%), pada kedua
kelompok. A hanya 2 dari 9 (22%) menunjukan peningkatan dimana 78% harus diberikan
cryotherapy dengan liquid nitrogen 3-7 hari setelah pemberian albendazole untuk menghambat
migrasi larva. Pada grup B, terdapat peningkatan sebanyak 100% dan semua pasien (9 pasien )
berhasil terobati.

DISKUSI
Penelitian ini mengungkap banyak aspek dampak migrasi larva kulit pada pasien yang
datang ke klinik rawat jalan. Meskipun merupakan self-limited disease tetapi dengan
mempertimbangkan morbiditas yang besar penyakit ini memerlukan pengobatan. Menurut
pedoman yang diterbitkan oleh Hospital of Tropical Diseases, tiga modalitas yang berbeda
dimulai untuk pengobatan, pertama adalah 10% krim Thiabendazole, yang kedua adalah
Albendazole oral 400 mg / hari dengan atau tanpa cryotherapy dan yang ketiga adalah dosis
tunggal ivermectin. Karena Thiabendazole oral atau topikal tidak tersedia di Pakistan, dokter
akan memilih antara Albendazole oral, cryotherapy dan ivermectin. Dalam penelitian ini,
ditemukan bahwa 2 dari 9 pasien (22%) yang diobati hanya dengan Albendazole oral
memberikan respon positif terhadap pengobatan sedangkan 7 pasien (77%) membutuhkan
cryotherapy sebagai pengobatan tambahan dan sembuh setelah penggunaan tunggal cryotherapy.
Dalam kelompok-B semua 9 pasien (100%) sembuh dengan terapi gabungan menunjukkan
bahwa kedua obat bertindak secara sinergis. Hal ini berbeda dengan penelitian lain yang
menyebutkan bahwa penggunaan chryotherapy saja tidak memberikan respon positif,, pada 6
pasien dan 2 di antaranya juga dilaporkan kulitnya melepuh. Dalam penelitian lain, 7 pasien
diobati dengan cryotherapy saja dan tidak terdapat kesembuhan apapun. Alasan di balik ini bisa
menjadi teknik yang tidak efektif. Hasil yang lebih baik dalam penelitian ini mungkin karena
penggunaan hook panjang yang tepat dengan semprotan pin titik nitrogen cair sepanjang seluruh
jalut dan siklus pembekuan yang lebih lama yang meminimalkan pigmentasi pasca-inflamasi.
Albendazole telah berhasil digunakan untuk pengobatan cutaneous larva migrans dengan efek
samping terbatas. Dosis tunggal 400 mg telah ditemukan efektif. Dua penelitian terbaru dari
1114 dan 24 pasien yang diobati dengan Albendazole 400 mg sehari selama 7 hari dilaporkan
mengalami penyembuhan dan tidak ada rekurensi serta efek samping. Keterbatasan obat oral
adalah bahwa mereka telah terbukti teratogenik pada kehamilan. Dalam penelitian lain,
ivermectin oral ditemukan lebih efektif daripada Albendazole oral. Studi ini menyoroti
pentingnya terapi kombinasi dalam mengobati migran larva kulit dengan hasil yang menjanjikan.
Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah ukuran sampel yang kecil karena ini adalah satu-
satunya pasien yang ditemui selama masa studi. Terapi kombinasi ini, yang digunakan dalam
penelitian ini tidak sering digunakan dalam penelitian lain yang dilakukan untuk tujuan yang
sama yang menambahkan pendekatan baru dalam set-up lokal.

KESIMPULAN

Kombinasi pengobatan Albendazole oral dan nitrogen cair berkhasiat dalam mengobati
Cutaneus larva migrans.

Anda mungkin juga menyukai