Oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui, Diperiksa dan Dipertahankan Di hadapan
Tim Penguji Politeknik Kesehatan Depkes Kalimantan Timur
Jurusan Kebidanan Prodi D-III Kebidanan Balikpapan Pada Tanggal 27 Juli 2016
Penguji Utama
Penguji I
Penguji II
(.......................................)
Hj. Endang Kasiani,SST
NIP.196301091985112001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Balikpapan Ketua Prodi D-III Kebidanan
Balikpapan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yesus
Kristus atas segala limpah rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya sehingga penulis
Kalimantan Timur.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna
untuk itu dengan rendah hati penulis menerima semua masukan dan saran untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan Laporan
Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang sangat berarti dan
dalam kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
3. Ibu Eli Rahmawati, S.SiT., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan
iii
4. Novi Pasiriani,SST.,M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan
Tugas Akhir.
5. Hj. Endang Kasiani, SST, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan
Tugas Akhir.
8. Orang tua, kakak dan adik serta keluarga tercinta yang telah membantu dengan
9. Ny.S dan keluarga yang telah memberikan kepercayaan dan bersedia ikut
10. Rekan-rekan AKB 81 yang telah membantu dengan setia dalam kebersamaan
menggali ilmu.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan
kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik
pengalaman, pengetahuan dan waktu.untuk itu dengan rendah hati penulis menerima
semua masukan dan saran dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan
iv
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis
Penulis
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
dalam kehidupan kita tetapi tujuanNya sama yaitu untuk Kebaikan. Jadi jangan iri
dengan kehidupan orang lain. Jangan juga bermimpi untuk menjadi seperti orang lain.
Lihatlah apa yang ada pada diriMu dan Bersyukur kepada Tuhan. Biarlah kehendak
Tuhan yang terjadi dalam HidupMu, seperti tertulis dalam Kitab 1 Tesalonika 5: 18
Mengucap Syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Persembahan
Atas segala Berkat Karunia dan Sukacita oleh Tuhan Yesus Kristus
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak & mama tercinta yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih tiada terhingga yang tidak
mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Sosok yang pertama dari tujuan hidupku yang selalu membangkitkanku
disaat terpuruk dari hidupku. Terima kasih Tuhan telah kau berikan kepadaku
vi
Kakak
Untuk kakak, tiada yang paling mengharukan saat dimana kita harus
berpisah jarak dan di saat kumpul bersama kita sering bertengkar tapi hal itu selalu
menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan
selama ini karya kecil ini yang dapat aku persembahkan, maaf belum bisa
Kekasih Hatiku
Terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikan
semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan karya kecil ini, di saat sesibuk apapun
tetap kau perioritaskan kepentingan ku, Maafkan jika masih banyak kesalahan
yang ku perbuat Sekali lagi Terimakasih banyak atas Kebaikan yang di berikan
semoga engkau pilihan terbaik dari Tuhan untukku dan masa depanku.
Ibu Novi Pasiriani, SST.M.Pd dan Ibu Hj. Endang Kasiani, S.ST selaku dosen
pembimbing tugas akhirku dan Ibu Faridah Hariyani M.Keb selaku penguji utama
tugas akhirku, terimaksih ibu atas bimbingan serta nasehat yang tiada hentinya ibu
berikan kepada saya tidak akan lupa segala jasa dan limpahan kesabaran ibu dalam
membimbing saya selama ini serta saya bangga pernah dibimbing oleh ibu,
vii
Seluruh Dosen Pengajar dan staff di Poltekkes Kemenkes Kaltim
Terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan, bimbingan serta pengalaman
berharga yang telah kalian berikan kepada saya, Support mental yang kalian
Teruntuk kepada wanita-wanita hebatku calon bidan. Salam hangat terdahsyat untuk
kalian atas kebersamaan saat menimba ilmu selama tiga tahun, terima kasih untuk
segala suka maupun duka dari kalian aku banyak belajar tentang arti hidup
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada keluarga Tn. M dan Ny. S yang bersedia
untuk menjadi pasien dalam pelaksanaan tugas akhir saya. Tanpa kerja sama dari
kalian tugas akhir ini tidak akan terselesaikan. Terima kasih atas waktu yang telah
diluangkan selama pelaksanaan, semoga adik bilal menjadi anak yang sholeh dan
patuh kepada kedua orang tua dan semoga hubungan Tali Kasih ini selalu terjaga.
Amen.
viii
Terima kasih untuk semuanya yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu
dalam lembar persembahan ini, terima kasih atas motivasi dan kerjasamanya,
Penulis
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : P0 7224113013
Riwayat Pendidikan :
sekarang.
x
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ..................................................................................................... 11
D. Manfaat.................................................................................................... 13
E. Ruang Lingkup........................................................................................ 15
xi
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan........................................................... 54
xii
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
B. Saran...................................................................................................... 233
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABLE
Tabel 2.6 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Post partum .............................. 148
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
3. Leaflet
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan
Setiap menit diseluruh dunia, 380 wanita mengalami kehamilan, 190 wanita
terkait kehamilan, 40 wanita mengalami aborsi yang tidak aman dan 1 wanita
meninggal. Indikator yang umum di gunakan dalam kematian ibu adalah angka
kematian ibu (AKI). Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu
pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet
(8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebanyak (8 %) dikarenakan oleh
1
Penyebab kematian Ibu dan perinatal terjadi karena pengawasan Ante Natal
Care yang kurang sehingga kehamilan dengan resiko tinggi terlambat untuk
diketahui, banyak dijumpai ibu dengan jarak kehamilan yang terlalu pendek,
terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil (Saifuddin, 2002).
untuk menurunkan AKI dan AKB, peran bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan pro-aktif adalah dengan peningkatan cakupan ante natal care (ANC)
(Syafrudin, 2009).
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
sebagai bentuk penerapan fungsi, kegiatan, dan tangggung jawab bidan dalam
memberikan pelayanan kepada klien dan merupakan salah satu upaya untuk
Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan
juga kita telah mempunyai intervensi strategis yaitu empat pilar safe motherhood
yang bersih dan aman, serta pelayanan obstetric esensial (Prawiroharjo 2002).
1
AKI dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir (AKBBL) di Indonesia masih
jauh dari target yang harus dicapai Tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran
248/100.000 kelahiran hidup tahun 2007. Pada tahun 2009 AKI 226/100.000
kelahiran hidup, tapi angka ini masih jauh di atas target AKI untuk (MDGs)
kelahiran hidup.
kali lebih besar dari target WHO sebesar 15/1000 kelahiran hidup (DepKes,
2008).
yaitu sebanyak 214/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, Sedangkan target
kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab
langsung antara lain perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, abortus 5%,
persalinan lama 5%, emboli obstetri 3%, komplikasi puerpureum 8%, dan lain-
masih jauh dari angka target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000
kelahiran hidup tetapi tercatat mengalami penurunan yaitu dari sebesar 35 per
1000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup
(SDKI 2007), dan terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2
Data yang dilaporkan di Kalimantan Timur diperoleh data AKI mencapai 106
kematian per 100.000 kelahiran hidup pada awal tahun 2013. Angka itu
meningkat dari 90 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Data
untuk angka kematian ibu (AKI) sebanyak 56 per 100.000 kelahiran, tahun 2011
menjadi 71 per 100.000 kelahiran dan tahun 2012 menjadi 78 per 100.000
kelahiran. Begitupula pada angka kematian bayi (AKB) pada 2010, sebanyak 4
per1000 kelahiran, 2011 AKB 5 per 1.000 kelahiran dan 2012 sebanyak 6 per
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu,
manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya
menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang
mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka
badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih rendah
dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar dan hal ini
3
terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential
lainnya.
Kejadian PJT bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara
berkembang. Hal ini perlu menjadi perhatian karena besarnya kecacatan dan
kematian yang terjadi akibat PJT. Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat
berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek
buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat
kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara
hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan
Kehamilan dengan letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi
yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dan pada kepala janin
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Hal ini termasuk salah satu masaiah
kesehatan yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan
menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan
infeksi berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus
Letak lintang terjadi rata-rata pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo
4
Johnson, 1964). Di Parkland Hospital, dijumpai letak lintang pada 1 dari 335 janin
tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun. Janin letak lintang seringkali ditemukan
dengan pemeriksaan USG pada awal gestasi. Angka kejadian meningkat jika
janinnya premature
pada usia anak. Gangguan ini ternyata dapat menyerang semua organ tanpa
terkecuali. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan
semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi
otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti
Melihat demikian luas dan banyaknya pengaruh alergi yang mungkin bisa
terjadi, maka deteksi dan pencegahan alergi sejak dini sebaiknya dilakukan. Gejala
serta faktor resiko alergi dapat dideteksi sejak lahir, bahkan mungkin sejak dalam
kandungan. Alergi makanan tidak terjadi pada semua orang, tetapi sebagian besar
orang mempunyai potensi menjadi alergi. Tampaknya sebagian besar orang bila
dicermati pernah mengalami reaksi alergi. Namun sebagian lainnya tidak pernah
yaitu faktor genetik, imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor
pencetus
5
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek dan nenek pada penderita.
Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak
sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menúerita gejala alergi maka dapat
menurunkan resiko pada anak sekitar 20 – 40%, ke dua orang tua alergi resiko
meningkat menjadi 40 – 80%. Sedangtkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua
orang tua maka resikonya adalah 5 – 15%. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi
bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi.
Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari
semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-
15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang
janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2007) Anemia dalam kehamilan merupakan
salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar
Menurut catatan dan perhitungan Dep.Kes R.I di Indonesia sekitar 67% Ibu
hamil mengalami anemi. Sebagian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang
dapat disebabkan oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi
tersebut dapat dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada Ibu Hamil adalah
untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi baik saat menyusui bayinya,
6
Perawatan puting susu yang lecet dan merawat puting susu agar tetap lemas, tidak
keras dan tidak kering. Selain itu akan menjaga bentuk payudara juga akan
melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah dihisap oleh
bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini
disebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang
salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan
jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor,
mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12% diantaranya
merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada wanita pasca post partum
berupa mastitis (Depkes RI, 2008). Berdasarkan laporan dari Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 – 2009 menunjukkan bahwa 55%
ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu lecet, kemungkinan hal tersebut
terutama kebersihan puting susu sehingga terhindar dari infeksi, melenturkan dan
menguatkan puting susu sehingga bayi mudah menyusu dan dapat menyusu
dengan baik, mengurangi risiko luka saat bayi menyusu, merangsang kelenjar air
susu sehingga produksi asi menjadi lancar, mengetahui secara dini kelainan puting
susu dan melakukan usaha-usaha untuk mengatasinya, untuk persiapan psikis ibu
7
menyusui dan menjaga bentuk payudara, dan mencegah penyumbatan pada
payudara (Saryono dan Pramistasari Roischa, 2009). Oleh karena itu penting
payudara dalam rangka persiapan ibu untuk menyusui pada masa menyusui agar
tidak terjadi masalah seperti ASI sulit keluar, puting susu lecet, puting susu nyeri,
Pengkajian awal yang dilakukan penulis pada Ny. S ibu hamil usia 20 tahun
G1P0000 usia kehamilan 29 minggu janin hidup tunggal pada tanggal 12 Maret
2016 di rumah Ny.S. Pada pengkajian anamnesa awal ini ditemukan beberapa
ketidaknyamanaan pada Ny.S yaitu, Ibu mengatakan nyeri pada daerah pinggang,
minggu dengan masalah nyeri pada daerah pinggang, riwayat keputihan berwarna
kehijauan, pada pemeriksaan Leopold terdapat ketidak sesuaian, dan indeks masa
hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan pemilihan alat kontrasepsi
komprehensif.
8
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah
dengan Masalah “Janin Letak Litang, Anemia, TFU tidak sesuai Usia Kehamilan,
bayi baru lahir, nifas, neonatus sampai dengan pelayanan kontrasepsi yang sesuai
9
C. Tujuan
1. Tujuan umum
pada Ny.S G1 P00000 usia kehamilan 29 minggu Dengan Masalah “Janin Letak
Litang, Anemia, TFU tidak sesuai Usia Kehamilan, Riwayat Keputihan, Alergi
Makanan Laut” dari masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus
2. Tujuan khusus
c. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara komprehensif pada Ny.S G1 P0000
10
d. Memberikan asuhan masa nifas secara komprehensif pada Ny.S G1 P0000 usia
11
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
c. Dengan adanya asuhan pada bayi baru lahir dengan baik dan benar
terjadi.
d. Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu nifas sehingga masa nifas
e. Dengan adanya asuhan pada neonatus dengan baik dan benar akan
yang berkualitas.
12
2. Manfaat Praktis
komprehensif.
perkuliahan.
13
E. Ruang Lingkup
mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga
14
F. Sistematika Penulisan.
berikut:
JUDUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
E. Ruang Lingkup
F. Sistematika Penulisan
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Manajemen Varney
BAB III
A. Rancangan Penelitian
C. Subjek Penelitian
E. Etika Penulisan
BAB IV
TINJAUAN KASUS
16
BAB V
PEMBAHASAN
Berisikan tentang teori apakah terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
dari asuhan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, serta KB.
BAB VI
PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulis dari asuhan kehamilan,
DAFTAR PUSTAKA
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Manajemen Varney
18
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi
2009).
19
menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya.Semua
20
dalam bidang kesehatan adalah suatu sistem pencatatan atau
Varney)
manajemen Varney).
21
1. Pengkajian Awal Asuhan
1. PENGKAJIAN
a. Data Subjek
1) Identitas
Agama : Islam
2) Anamnesa
kehamilan
22
3. Riwayat obstetri dan ginekologi
a) Riwayat obstetri
b) Riwayat ginekologi
pada usia kehamilan dan Ibu tidak mempunyai penyakit yang berkaitan
dengan kandungannya.
Ini merupakan kehamilan yang Pertama dan ibu tidak pernah keguguran.
23
4) Riwayat penyakit yang menderita penyakit keluarga
Keluarga ibu maupun suami tidak pernah menderita penyakit seperti TBC,
5) Riwayat perkawinan
6) Riwayat KB
7) Pola nutrisi
Pola nutrisi ibu meningkat lebih banyak dibandingkan sebelum hamil, Ibu
8) Pola eliminasi
a) BAB
24
b) BAK
a) Pola aktivitas
10) Pola psikologi ibu dan respon ibu serta keluarga terhadap kehamilannya.
Kehamilan ini sangat diharapkan oleh ibu, Suami & Keluarga. Ibu juga
serta anak yang dilahirkan selamat dan sehat., Suami dan keluarga sangat
bahagia dan mendukung atas kehamilan ibu ini. Hubungan ibu dengan
25
Ibu cukup mengetahui tentang kehamilannya.Ibu telah memperoleh
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
f) LILA : 25 cm
g) Tanda-tanda vital
2) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
vena jugularis.
26
(4) Mata : konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak
ikterik
varices
b) Palpasi
vena jugularis
(3) Abdomen
27
iliaka yang lain pada perut ibu sebelah
kanan).
janin
c) Auskultasi
d) Perkusi
3) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Hb : 10,0 gr %
b) Golongan Darah :B
28
2. Interpretasi Data Dasar
a. Diagnosis
b. Masalah
Masalah Dasar
bagian pinggang
2. Riwayat
Ibu S : Ibu mengatakan saat awal Kehamilan mengalami
Keputihan
keputihan berwarna hijau bau &gatal
berwarna hijau
O : Tidak ada pengeluaran pervaginam.
bau&gatal
dan bokong pada fosa iliaka yang lain pada perut ibu,
29
4. TFU tidak S : Ibu mengatakan pergerakam janin aktif
sesuai Usia
O : 2 jari atas pusat / 24 cm.
Kehamilan.
5. Alergi
S : Ibu mengatakan memiliki Alergi makanan Seafood
Makanan
seperti Udang, kepiting, cumi-cumi, kerang.
Seafood
O : Pusing : terkadang
c. Kebutuhan :
Masalah K Kebutuhan
2.Riwayat
& gatal
30
3. Janin Letak Anjurkan Ibu untuk melakukan posisi sujud / knee-cheest
Lintang
Usia Kehamilan.
Diagnosis Potensial :
Masalah Potensial :
31
1.Akan terjadi karena pada korion, amnion dan cairan ketuban terkena
Korioamnionitis infeksi bakteri jika jaringan ini dipacu oleh persalinan atau
2. Akan Terjadi Karena sudut yang tidak tegak lurus, dan pada letak Oblique
Letak Lintang presentasi ini hanyalah sementara, oleh karena itu presentasi
3. Akan Terjadi Infeksi TORCH, Tinggi Fundus tidak sesuai Usia Kehamilan,
IUGR, dan BBLR kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil
yang merokok.
4. Akan Terjadi Menurut (Wasnidar, 2007.hal 20) hal ini dapat terjadi karena
Anemia Sedang- berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah
Partus Lama kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau
32
4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera :
Tidak ada
Rasional : Posisi tidur dan posisi berdiri yang benar dapat mengurangi
33
melakukannya bolak balik agar kuman/bekteri dari anus masuk ke
“http://www.kehamilanku.web.id/2014/12/3-jenis-keputihan-saat-
f. Anjurkan Ibu untuk melakukan posisi Knee Cest agar kepala bayi
kembali di bawah
Rasional : Posisi Knee Cest atau posisi lutut dada, setiap hari minimal
baik dikonsumsi.
istirahat dan tidur yang cukup Untuk mencegah komplikasi yang serius
selama kehamilan.
yg lain nya seperti, telur, ayam, daging sapi, dan meminum susu.
Rasional : Telur, Ayam dan daging sapi adalah sumber Protein hewani.
34
Rasional : Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan
zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat
kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati Ayam. Pada sayuran zat besi
dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
meminum susu dan tablet Fe, untuk mencegah anemia pada ibu hamil
(Manuaba, 2010).
i. Lakukan dokumentasi
35
b. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang
f. Mengajarkan Ibu untuk melakukan teknik posisi Knee Cest agar kepala
Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik
dikonsumsi.
36
h. Menganjurkan Ibu untuk mengganti jenis makan yang mengandung
protein yg lain nya seperti, telur, ayam, daging sapi, dan meminum susu.
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Zat besi dapat diperoleh dari daging, (terutama daging merah seperti sapi
dan kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati Ayam. Pada sayuran zat
besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam
7. Evaluasi
a. Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan janinnya dalam
keadaan baik.
37
f. Ibu mengerti dan akan melakukan Anjuran tersebut mengenai cara
g. Ibu mengerti dan akan melakukam Anjuran agar Nutrisi ke Janin tidak
terhambat.
Alergi.
kebutuhan tubuh
38
Langkah I : Menanyakan apakah ibu ada keluhan pada kehamilannya
atau masih sama, apakah ibu masih sulit tidur pada malam
pemeriksaan ekstremitas.
kunjungan ketiga.
intrauterine
39
pucat atau tidak, hasil palpasi bagian payudara, hasil palpasi
pemeriksaan Laboratorium.
40
memantau Kesejahteraan Janin, serta jika ada pemeriksaan
Laboratorium.
baik dan benar, Bagaimana Posisi Knee Cest agar kepala janin
41
Langkah I : Menanyakan pada ibu tentang keluhan ibu saat ini serta
minum terakhir.
lainnya.
secara Sungsang
42
kiri dan mengajarkan ibu teknik nafas dalam pada saat his,
keadaan ibu dan bayi. Menyusun rencana asuhan pada kala III
ibu teknik nafas dalam pada saat his, pada kala II menjelaskan
43
melahirkan bokong dan badan bayi, tangan dan kepala bsyi
Langkah VII : Evaluasi pada kala I ibu mengerti tentang keadaannya dan
nafas dalam pada saat his. Pada kala II ibu sudah mengetahui
persalinannya maju, dan telah diberi asupan nutrisi ibu dan cek
44
tanda tanda pelepasan plasenta dan melakukan manajemen
partograf.
pemeriksaan penunjang
45
Langkah III : Diagnosa atau masalah potensial dapat ditemukan
Pemeriksaan.
menyusui bayinya.
Langkah VII : Ibu sudah buang air kecil beberapa menit yang lalu,
46
dan sayur serta air putih dan buah-buahan, ibu baru
pemeriksaan laboratorium.
BBLR.
47
penanganan Bayi dengan gangguan pernafasan dan
Penanganan BBLR.
48
memeriksa keadaan umum bayi, menimbang dan mengukur
panjang bayi
49
Langkah VII :Telah dilakukan pemeriksaan tanda bahaya seperti
pengumpulan Data.
pengumpulan data.
50
Langkah V : Rencana Asuhan dapat ditetapkan setelah dilakukan
51
15. Asma Bronchiale 36. Bayi Besar
50. Peroitonitis
52. Pnemonia
52
60. Sisa Plasenta
53
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
saat hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta KB (IBI, 2006).
a. Pengertian Kehamilan
54
b. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan (Varney, 2007):
otot pinggang.
2) Vagina
3) Payudara
4) Sistem respirasi
55
Wanita hamil sering mengeluhkan sesak nafas sehingga
5) Sistem perkemihan
56
wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan (Varney et
al, 2007).
(Manuaba, 2010).
57
VI. Standar Minimal Kunjungan Antenatal Care
(Manuaba, 2010):
minggu)
36 minggu)
menjadi 7T, dan kemudian 10T, sedangkan untuk daerah gondok dan
58
selama hamil 6,5 – 16,5 kg, rata-rata 12,5 kg. Pertambahan berat
yaitu :
59
(1) TT1 : pada kunjungan antenatal pertama, perlindungan 80%
99%
60
VIII. Pemeriksaan ibu hamil (Kusmiyati, 2009)
1) Anamnesis
bervariasi.
b) Anamnesis umum
anak.
2014)
61
Tabel 2.1 Umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri
Kehamilan
11
12 Minggu /3 diatas simfisis 12 155
1
16 Minggu /2 simfisis - pusat 16 620
2
20 Minggu /3 diatas simfisis 20 1.240
1
28 Minggu /3 di atas pusat 26 2.325
1/
34 Minggu 2pusat- prosesus 29-30 2.790
xifoideus
xifoideus
prosesus xifoideus
a) Tanda-tanda vital
(1) Suhu
62
Denyut nadi dalam keadaan normal 60-80 kali
tertentu.
(3) Pernapasan
darah ibu tinggi, dan itu adalah salah satu gejala preeklamsi
Angka normal lingkar lengan atas ibu yang sehat yaitu 23,5-
BBLR.
63
masih dalam batas normal dengan kalkulasi sebagai berikut,
Diukur pada saat pertama kali datang. Ibu hamil yang tinggi
a) Inspeksi
(1) Muka
64
Terlihat bengkak atau tidak.
(4) Konjungtiva
(5) Sclera
(6) Hidung
(7) Mulut
(8) Gigi
(9) Leher
(10) Payudara
(11) Abdomen
65
(12) Vulva
b) Palpasi
berikut:
c) Auskultasi
66
Sebelum melakukan pemeriksaan kaki ibu diluruskan sehingga
punggung janin lebih dekat dengan dinding perut ibu. DJJ normal
d) Perkusi
5) Pemeriksaan penunjang
Jarak terjauh antara Krista iliaka kanan dan kiri adalah 26-29
cm.
67
Cara mengukurnya : pinggir atas sympisis-spinarum-
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Laboraturium
a. Hb
1. Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu panjang janin kira-
kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu (janin melintang di
dalam uterus) dengan kepala terletak di salah satu fossa iliaka dan bokong
pada fossa iliaka ya ng lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
atas panggul.
Pada letak lintang bahu menjadi bagian terendah yang juga disebut
yang menghadap sisi tubuh ibu menentukan jenis letaknya yaitu letak
68
2. Faktor Penyebab Letak Lintang
terjadi insiden hampir sepuluh kali lipat dibanding ibu hamil nullipara.
c) Adanya plasenta atau tumor di jalan lahir maka sumbu panjang janin
3. Diagnosis
di atas umbilikus
hasil
69
2) Leopold II : Teraba balotemen kepala pada salah satu fosa
Bila pada bagian depan perut ibu teraba suatu dataran keras
Bila pada bagian perut ibu teraba bagian – bagian yang tidak
4. Penatalaksanaan
minggu dianjurkan posisi lutut dada / Knee Cest, jika lebih dari 28
minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada
sampai persalinan.
atau posisi lutut dada, setiap hari minimal 2 kali sehari selama ± 5 menit,
70
2. Persalinan Secara Letak Sungsang
b. Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-
uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban
71
lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri
d. Dalam hal ini persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna
Kebidanan 2007).
Konsep dasar asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan ibu Kelainan Letak
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gagal
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak
dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang
72
Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
2. Tempat resusitasi hendaknya datar, rata, keras, bersih, kering dan hangat
misalnya meja, dipan atau diatas lantai beralas tikar. Sebaiknya dekat
pemancar panas dan tidak berangin (jendela atau pintu yang terbuka)
7) Sarung tangan.
1) Kain ke-1:
2) Kain ke-2:
Fungsi kain ke-2 adalah untuk menyelimuti BBL agar tetap kering
73
mengeringkan bayi. Kain ke-2 ini diletakkan diatas tempat
3) Kain ke-3:
Fungsi kain ke-3 adalah untuk ganjal bahu bayi agar memudahkan
4) Alat resusitasi :
6) Sarung Tangan.
c. Persiapan Diri
2. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau Hand rub.
3. Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut tetap terbuka, potong tali
pusat
74
4. Pindahkan bayi keatas kain di tempat resusitasi yang datar, rata, keras,
11. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan
sedikit tekanan
13. bayi atau dengan menggosok punggung, dada, perut dan tungkai bayi
15. Ganti kain yang telah basah dengan kain kering dibawahnya
16. Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan dada,
19. Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap-
megap. Bila bayi bernafas normal, lakukan asuhan pasca resusitasi. Tapi
bila bayi tidak bernafas normal atau megap-megap, mulai lakukan ventilasi
bayi.
75
3) Tahap II: Ventilasi
a. Pasang sungkup
c. Ventilasi 2 kali
penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernafas dan
mengembang.
Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor.
Periksa cairan atau lendir dimulut. Bila ada lendir atau cairan lakukan
penghisapan.
76
g. Lakukan tiupan dengan tabung dan sungkup atau pemompaan dengan
bertahap :
Jika bernafas >40 per menit dan tidak ada retraksi berat
3) Letakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit pada dada ibu dan
II. Konsep dasar asuhan kebidanan ibu hamil dengan TFU tidak sesuai Usia
Kehamilan
77
Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas symsis dan
disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur
pada kehamilan >12 minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat
diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan > 24 minggu dianjurkan
(Depkes, 2007).
(yang sering) I, II, III, IV dan atau cara Kenebel, Budin dan Ahfeld
(Mochtar, 1998).
jantung janin.
tidak sesuai dengan usia kehamilan, atau penilaian terhadap janin yang
tumbuh terlalu besar sehingga tinggi fundus uteri yang terlalu besar
78
III. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keidaksesuaian TFU dengan Usia
Kehamilan
antara lain :
artian bayi baru lahir berukuran lebih kecil dengan usia kehamilannya,
1. Penyebab ibu
a) Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
79
c) Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan narkotik
2. Penyebab janin
menyebabkan PJT
dengan PJT
80
menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum
janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi
kehamilan lanjut
Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan TFU tidak sesuai Usia
Kehamilan
anjuran.
81
c) Jika Karena Rendahnya Asupan Nutrisi, Anjurkan Ibu untuk
atau Suplemen.
alkohol
tablet zat besi atau tambah darah, ibu hamil setiap hari harus minum
satu tablet tambah darah (60mg) selama 90 hari mulai minggu ke 20,
82
2.3 . Tabel menu gizi seimbang
a. Persalinan lama
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah
184).
83
a. His tidak efisien (in adekuat)
187)
84
pada bagian terendah, keadaan janin dalam rahim : asfiksia
Konsep dasar asuhan kebidanan ibu nifas dengan TFU tidak sesuai
Usia Kehamilan
85
nifas.
dikurangi
Penyebab utamanya :
caesaria, episiotomi).
d) Inversi uterus.
perdaarahan.
86
Umur yang terlalu muda / tua
mutipara
87
8. Jika perdarahan persisten dan uterud berkontraksi dengan
tersebut.
Penyebab Utamanya
rektum)
ruptur uterus).
88
darah yang sudah keluar jika pasien dalam kondisi syok
Konsep dasar asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan TFU tidak
berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
Saifuddin (2001) Bayi berat Badan Lahir Rendah ialah Bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
b. Klasifikasi
golongan, yaitu
a. Prematuritas Murni
89
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa
SMK)
b. Dismaturitas
kontak kulit bayi dengan kulit ibu secara kontinyu dan bayi
langsung antara kulit ibu dan kulit bayi (skin to skin contac) yang
90
sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI Eksklusif dan
(1) Letakkan bayi di antara dada payudara ibu dengan posisi tegak,
dada bayi menempel ke dada ibu. Jika suhu ruangan antara 22-
24°C, bayi hanya memakai topi, popok dan kaos kaki yang
harus memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari katun yang
91
(2) Posisi bayi diamankan, kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan
dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan
tengadah.
(4)Pangkal paha bayi harus dalam posisi fleksi dan melebar seperti
(5)Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi
tidak tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain
1. Pengertian
ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada
sel darah dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7 bulan.
92
Menurut (Maimunah 2005) Anemia adalah kekurangan kadar
hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau suatu keadaan dengan
2. Penyebab Anemia
3. Mal absorpsi
Iain-lain.
Menurut (Depkes RI, 2007) Gejala awal anemia zat besi berupa badan
duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku
93
Letih, sering mengantuk, malas
Pusing, lemah.
Nyeri kepala.
Kulit pucat.
WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori
yaitu :
perdarahan.
b. Anemia megaloblastik
94
Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi
c. Anemia Hipoplastik
kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar
d. Anemia hemolotik
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
mengalami anemia
b. Paritas
95
angka kejadian anemia Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi
syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus, TT, Tablet Fe).
Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali
menanggulangi anemia
96
1. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi
kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati. Pada sayuran zat besi dapat
diperhatikan bahwa zat besi pada daging lebih mudah diserap oleh
tubuh dari pada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Hal ini dikarenakan
bentuk zat besi didalam sayuran adalah dalam bentuk non heme, juga
karena adanya pitat dan pektin, sehingga diperlukan zat pemicu seperti
mempesulit penyerapan zat besi, untuk itu tablet zat besi sebaiknya
97
Konsep dasar asuhan kebidanan ibu bersalin dengan Anemia
1. Persalinan lama
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah
berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
3. Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum
4. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri.
anemia pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil
dengan anemia, nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri. Anemia
98
mengurangi presentasi kerja, baik dalam pekerjaan rumah sehari-hari
2009).
kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat disebabkan oleh kurang makan
99
yang dimakan biovailabilitas besinya rendah sehingga jumlah zat besi
vitamin C dan protein hewani dalam daging sapi, ayam, ikan karena
besi untuk tubuh tidak cukup memenuhi kebutuhan akan zat besi.
yang meninggikan absorpsi zat besi seperti daging, ayam, ikan, dan
vitamin C, maka ketersediaan zat besi yang ada dalam makanan dapat
100
1) Lakukan pemeriksaan Hb post partum,
tidak dapat berkotraksi segera setelah melahirkan. Atonia uteri terjadi jika
paritas tinggi
101
sudah keluar jika pasien dalam kondisi syok pastikan jalan nafas
6. Awasi agar uterus tetap berkontaksi dengan baik. Usahakan bayi tetap
menyusui.
kompresi bimanual.
9. Jika ada indikasi bahwa mungkin terjadi infeksi yang diikuti dengan
berspektrum luas.
10. Lakukan pencatatan yang akurat dan pantau kondisi dan TTV pasien
Konsep dasar asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan Ibu Anemia
1. Abrotus
102
a. Definisi Abortus menurut (Elizabeth siwi 2015) adalah berakhirmya
kemungkinan syok.
b. Etiologi
c. Klasifikasi
Abortus pun dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian antara lain:
103
1. Abortus Komplet/ Keguguran Lengkap
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dati rahim dan masih ada
yang tertinggal.
7. Abortus Septik
104
2. Bayi Berat Badan Lahir Rendah
badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram.
Saifuddin (2001) Bayi berat Badan Lahir Rendah ialah Bayi baru lahir
yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan
2499 gram). Dari pengertian tersebut bayi BBLR dapat dibagi menjadi
a. Prematuritas Murni
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
kehamilannya.
105
Perawatan metode kanguru adalah cara merawat bayi dalam
tegak atau vertikal di dada antara kedua payudara ibunya (ibu telanjang
dengan kulit ibu secara kontinyu dan bayi memperoleh panas (sesuai
ibu dapat digantikan oleh pengganti ibu misalnya suami, nenek, kakek
antara kulit ibu dan kulit bayi (skin to skin contac) yang dilakukan sejak
oksigen keseluruh tubuhnya pun lebih baik. Bayi tidur dengan nyenyak
dan lama, lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat
mempererat ikatan batin antara ibu dan anak, serta mempersingkat masa
106
Perawatan bayi lekat atau metode kanguru ini sederhana, praktis,
efektif, dan ekonomis, sehingga bisa dilakukan oleh setiap ibu atau
(1) Letakkan bayi di antara dada payudara ibu dengan posisi tegak, dada
bayi menempel ke dada ibu. Jika suhu ruangan antara 22-24°C, bayi
hanya memakai topi, popok dan kaos kaki yang hangat. Namun jika
suhu turun dibawah 22°C bayi tersebut harus memakai baju tanpa
perut ibu.
(2) Posisi bayi diamankan, kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau
(3) Ujung pengikat berada tepat di bawah telinga bayi. Posisi bayi
seperti ini bertujuan untuk menjaga saluran nafas tetap terbuka dan
memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.
(4) Pangkal paha bayi harus dalam posisi fleksi dan melebar seperti
(5) Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak
tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain tersebut
107
melakukan pernafasan perut. Nafas ibu akan merangsang bayi.
IV. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil dengan Keputihan dan Cara Mengatasinya
a) Pengertian
108
3. Memiliki jumlah yang banyak
b) Penyebab Keputihan
a. Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil
109
b. Saat membersihkan vagina, membilas dilakukan dari arah depan
Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain, atau
Selama hamil, keluhan sakit punggung adalah hal yang seharusnya terjadi.
Bagaimana tidak? Berat badan naik, gaya berjalan pun berubah, hormon-
tegang.
110
2) Posisi Tidur dan Posisi Berdiri yang dapat mengurangi Rasa Nyeri Pada
(2008)
1) Posisi Telentang.
ini sama sekali tidak dianjurkan (Suririnah, 2004) dan (Dewi, 2008).
karena janin akan mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang lebih
mendatar. Posisi ini juga membantu ginjal membuang sisa produk dan
111
Pusat gravitasi ibu hamil akan semakin mengarah ke depan, sejalan
agar tidak terjatuh ke depan, ibu hamil biasanya akan berusaha untuk
tak terhindarkan.
berisi air panas atau pancuran air hangat yang diarahkan pada
Nyeri Pingangg.
1. Pengertian
112
diatas 37 minggu kehamilan, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu
banyak.
pada ketuban pecah dini dan kelahiran preterm belum jelas. Pada
saat hamil juga mengalami ketuban pecah dini kurang dari satu
113
jam sebelum persalinan dan mengakibatkan berat badan lahir
karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu
yang biasa dan sering luput dari perhatian ibu maupun petugas
Tanda dan gejala yang selalu ada ketika terjadi ketuban pecah dini
berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut
(Saifuddin, 2002).
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila ibu duduk atau berdiri, kepala janin yang
114
sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat”
Ada pula tanda dan gejala yang tidak selalu ada (kadang-kadang)
timbul pada ketuban pecah dini seperti ketuban pecah secara tiba-tiba,
kemudian cairan tampak diintroitus dan tidak adanya his dalam satu jam.
Keadaan lain seperti nyeri uterus, denyut jantung janin yang semakin
dengan kasus ketuban pecah dini. Namun, harus tetap diwaspadai untuk
2002).
4. Komplikasi
Ada tiga komplikasi utama yang terjadi pada ketuban pecah dini
resusitasi, dan yang ketiga adanya risiko infeksi baik pada ibu maupun
janin.
dengan ibu yang mengalami ketuban pecah dini adalah akibat infeksi,
115
Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada ketuban pecah dini,
flora vagina normal yang ada bisa menjadi patogen yang bisa
tetapi sang ibu tidak mempunyai keluhan klinis. Infeksi janin dapat
labor. Ibu akan merasa lelah karena berbaring di tempat tidur, partus
akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan tampaklah
I. Pengertian
asing. Ketika sebuah substansi tak dikenal masuk, antigen, tubuh serta
116
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh
makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan
bisa terjadi, maka deteksi dan pencegahan alergi sejak dini sebaiknya
dilakukan. Gejala serta faktor resiko alergi dapat dideteksi sejak lahir,
faktor pencetus.
II. Patofisiologi
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek dan nenek pada
penderita. Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai tanda
alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menúerita
gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar 20 – 40%,
117
bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah 5
– 15%. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau
III. Berikut beberapa gejala alergi yang timbul adalah pada ibu hamil
diperut, diare, sulit buang air besar, kembung, dan sering buang gas.
Baca juga ambeien/ wasir pada ibu hamil. dan waspada anemia ibu
hamil.
bengkak.
IV.Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalis alergi pada ibu hamil,
antara lain:
118
b. Hindari Makanan yang membuat Alergi jika makanan Laut dapat
yang dapat memperparah alergi. Oleh sebab itu, stress harus dihindari.
dijaga selama kehamilan ibu. Olah raga ringan, seperti jalan santai
gejala asma.
119
2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan
a. Pengertian Persalinan
b. Tanda-tanda persalinan
1) Persalinan sesungguhnya
pendek
120
g) Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan
intensitas nyeri
persalinan sesungguhnya
2) Persalinan semu
121
Peran dari penolong adalah mengantisipasi dan menangani
1) Kala I (Pembukaan)
yaitu:
122
menjadi 4cm
123
2) Kala II (kala pengeluaran janin)
kontraksi
vaginanya
c) Perineum menonjol
Pada kala ini his terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira
rectum, ibu ingin seperti mau buang air besar, dengan tanda
124
kala II untuk primigravida 60 menit dan multigravida 30 menit
4) Kala IV
125
c) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan
penilaian dilakukan.
partus set.
perineum.
126
8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah
janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu
meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
6 cm.
ibu
127
17.Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih
yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita
dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari
pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang
lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat
leher janin
belakang.
128
23.Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
aktif ?
berkontraksi baik.
129
distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
32.Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
dari vulva
35.Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
pusat.
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,
130
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-
kranial).
perdarahan pervaginam.
131
45.Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
pervaginam.
menilai kontraksi.
yang sesuai.
132
56.Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
58.Melengkapi partograf
f. Partograf
1) Pengertian
2) Tujuan
partus lama
133
Tabel 2.4 Memantau kemajuan persalinan menggunakan partograf
134
Gambar 2.1 Partograf
135
136
3. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
apgar >dan tanpa cacat. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses
1) Pencegahan infeksi
dimandikan.
137
2) Penilaian bayi baru lahir
138
Tabel 2.5 Apgar Score
Tanda 0 1 2
kebiruan
lemah)/bradikari
rangsangan) melawan
teratur,
menangis
lemah/merintih
139
3) Memotong dan merawat tali pusat
handuk bersih dan kering. Ikat tali pusat 1cm dari perut bayi
tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali
4. Mempertahankan suhu
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak
140
bayi juga termasuk rangsangan taktil untuk membantu memulai
pernafasan).
(Saifuddin, 2006)
3) Pemeriksaan fisik
yang simetris pada waktu bangun. Adanya temor pada bibir, kaki
141
dan tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini
semula.
seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi,
142
sendi, tungkai, perlu diperhatikan bentuk, gerakannya, faktur (bila
menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercak bercak besar
143
k) Berat badan sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan
cairan.
Hal-hal yang perlu dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
seperti:
b) Gangguan pernafasan
c) Hipotermi
d) Infeksi
144
e. Tanda bahaya pada bayi baru lahir
1) Sulit menyusu
mengalami atresia ani), tinja lembek, hijau tua, terdapat lendir atau
5) Sianosis (biru) atau pucat pada kulit atau bibir, adanya memar,
10) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan
berdarah
dkk, 2009).
145
b. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a) Involusi uterus
(2) Autolysis
146
Tabel 2.6 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Post partum
Diameter Palpasi
Waktu TFU Bobot uterus
uterus serviks
ke-1 sympisis
ke-2
ke-6
Sumber:Ambarwati, 2010
b) Lochea
147
involusi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan
Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa
plasenta.
148
c) Serviks
2013)
selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian
kebelakang (Saifuddin,2010).
antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam
jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
149
berdilatasi akan kembali normal dalam tempo minggu (Saifuddin,
2010).
f) Perubahan endokrin
terjadinya perdarahan
tanda penyulit
150
e) Memeberi ibu konseling dalam pengasuhan bayi
d. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas Menurut (Suherni,
dkk, 2009):
nyaman.
151
9) Memberikan asuhan secara professional.
anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak cepat. Dalam
hal ini pemberian nutrisi terhadap bayi dapat melalui proses menyusui
pembentukan dan pengeluaran air susu, yaitu reflek prolaktin dan reflek
Tanda-tanda bahwa bayi telah berada pada posisi yang baik pada
payudara(JNPK-KR,2008):
d) Kita dapat melihat bayi melakukan isapan yang lamban dan dalam
152
cadangan untuk laktasi.Pola makan ibu nifas, menrut Waryani (2010)
- Jeruk
153
5. Konsep Dasar Teori Neonatus
1. Pengertian
(28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir)
sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi
(Muslihatun, 2010)
2. Kunjungan neonatus
Adalah kunjungan neonatal yang kedua kalinya yaitu pada hari kedua
154
Adalah kunjungan neonatal yang ketiga kalinya yaitu pada hari ke
berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir) (Kemenkes RI,
2010).
a. Kontrasepsi Suntik
untuk ibu yang sedang menyusui. Hal-hal yang akan sering ditemukan
155
ataupun sedikit, perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak, atau
ovum karena adanya perubahan pada tuba dan cairan uterus. Hal ini
juga bersifat toksik terhadap sperma dan ovum. Efektivitas AKDR dalam
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik, alat ini sangat efektif dan tidak
perlu diingat setiap hari seperti halnya pil dan untuk kunjungan awal
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang
RSKD Balikpapan. IUD post plasenta yaitu IUD yang dipasang dalam
156
waktu 10 menit setelah lepasnya plasenta pada persalinan pervaginam
selanjutnya juga akan berfungsi seperti IUD yang dipasang saat siklus
kegagalan pemasangan.
abortus.
157
mengalami infeksi alat genital, kelainan pada panggul dan uterus, dan
sehingga mudah merasa lelah. Hal inilah yang membuat posisi ibu hamil
terasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum. Sehingga tangan dan kaki tidak
terasa kaku bisa membantu menghilangkan kekakuan. Selain itu, pada saat
bangun tidur jari kaki ditegakkan sejajar dgn tumit utk mencegah pegal
158
mengkonsumsi banyak kalsium, minum air putih yang banyak, melakukan
II. Asuhan Ibu Nifas dengan Puting Susu lecet dan Payudara Penuh menurut
(Suherni,S.Pd,dkk, 2009)
Penyebab yaitu:
tersebut.
Tata Laksana pada Ibu Nifas dengan puting susu lecet yaitu
159
2. Jangan menggunakan bahan-bahan kimia seperti sabun,dan
puting susu.
pelembut ASI
8-12 kali.
b. Payudara bengkak/penuh.
sedikit terasa sakit hal ini penting karena tidak ada ASI
sebelum menyusui
160
dengan kompres air hangat guna melancrkan aliran darah
payudara.
161
BAB III
STUDI KASUS
A. Rancangan Penelitian
menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan
konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan
162
Studi Pendahuluan / Studi Literature
Dokumentasi SOAP
163
Gambar. 3.1 Kerangka Kerja Penelitian
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda ataupun
lembaga (Amirin, 2009). Pada penelitian studi kasus ini subyek yang diteliti
mulai dari ibu hamil trimester III dengan atau tanpa faktor risiko, ibu bersalin,
bayi baru lahir, ibu nifas, neonatal serta calon akseptor kontrasepsi. Subyek
penelitian yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah ibu hamil
G1 P0000 dengan usia kehamilan 29 minggu diberikan asuhan mulai dari masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal sampai pelayanan calon
akseptor kontrasepsi.
1. Pengumpulan Data
a. Observasi
164
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi
b. Wawancara
c. Pemeriksaan fisik
d. Studi Dokumentasi
2. Analisis Data
generalisasi.
165
Analisis data yang di gunakan pada penelitian ini mengubah data hasil
E. Etika Penelitian
Hidayat (2008) dalam penelitian ini, peneliti akan memperhatikan etika dalam
dan kemampuan untuk memutuskan bagi dirinys sendiri dan memiliki hak
menyetujui untuk ikut serta dalam pelaksanaan studi Kasus ini secara sadar
166
2. Beneficence dan non moleficence
3. Justice
Subjek yang telah dipilih adalah Ny.S karena sesuai dengan kriteria
pelaksanaan studi kasus dan Ny.S telah bersedia ikut serta dalam
167
BAB IV
TINJAUAN KASUS
cumi, kerang.
dan bokong pada fosa iliaka yang lain pada perut ibu
168
seperti papan , dan teraba bagian-bagian kecil janin
A:
Hidup Intrauterine.
Masalah :
Masalah Dasar
bagian pinggang
2. Riwayat
S : Ibu mengatakan saat awal Kehamilan mengalami
Keputihan
keputihan berwarna hijau bau &gatal
berwarna hijau
O : Tidak ada pengeluaran pervaginam.
bau&gatal
169
Pada Pemeriksaan Leopold I-IV didapatkan hasil
(Punggung Kanan)
5. Alergi
S : Ibu mengatakan memiliki Alergi makanan Seafood
Makanan
seperti Udang, kepiting, cumi-cumi, kerang.
Seafood
O: Pusing : terkadang
170
Diagnosa Potensial :
1.Akan terjadi karena pada korion, amnion dan cairan ketuban terkena
Korioamnionitis infeksi bakteri jika jaringan ini dipacu oleh persalinan atau
2. Akan Terjadi Karena sudut yang tidak tegak lurus, dan pada letak Oblique
Persalinan Lintang presentasi ini hanyalah sementara, oleh karena itu presentasi
3. Akan Terjadi Infeksi TORCH, Tinggi Fundus tidak sesuai Usia Kehamilan,
IUGR, dan BBLR kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil
yang merokok.
4. Akan Terjadi Menurut (Wasnidar, 2007.hal 20) hal ini dapat terjadi karena
Anemia Sedang- berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah
Partus Lama kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau
171
P: Tanggal 12 Maret 2016
172
buah-buahan (jeruk, jambu biji,tomat) Agar Hb Ibu
naik.
Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan
Anjuran yang diberikan.
6. 13.25 Melakukan Penyuluhan Kesehatan±10 menit
WITA mengenai Perbaiki Pola Nutrisi makan sering tapi
sedikit dan memakan Ice Cream agar Berat Janin
dapat bertambah sesuai Usi Kehamilan
Ibu Mengerti dan Bersedia mengikuti Anjuran
yang
diberikan.
7. 13.35 Melakukan Penyuluhan Kesehatan±10 menit
WITA Anjurkan Ibu untuk Personal hygine seperti Lebih
sering mengganti celana dalam apabila sidah terasa
lembab dan cara membasuh ketika sehabis
BAK/BAB dari depan ke belakang agar Keputihan
tidak berulang kembali.
Ibu Mengerti dan Bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan.
8. 1345 Melakukan Penyuluhan Kesehatan±10 menit
WITA Anjurkan Ibu untuk tidak mengkonsumsi
makanan laut dan mengmengganti jenis makan
yang mengandung protein yg lain nya seperti,
telur, ayam, daging sapi, dan meminum susu.
Ibu Mengerti dan Bersedia mengikuti Anjuran
yang
diberikan.
9. 13.55 Melakukan Penyuluhan Kesehatan±10 menit
WITA Anjurkan Ibu untuk melakukan Pereganggan Otot,
yaitu Senam Hamil, Memeperbaiki posisi Berdiri ,
sehingga titik tumpu Ibu di pinggang tidak nyeri .
Ibu Mengerti dan Bersedia mengikuti Anjuran
yang
diberikan.
10. 14.05 Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 minggu berikutnya dan ibu diharapkan
untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada
keluhan.
Ibu mengerti mengenai kunjungan ulang dan
bersedia untuk melakukan kunjungan ulang. Dan
membuat kesepakatan dengan ibu dan keluarga
untuk melakukan kunjungan ulang dirumah
173
B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Antenatal Care (Catatan Perkembangan)
S :
(USG Terlampir)
TTV :
174
Leopold I : TFU 30 cm/3jari dibawah px, teraba bundar
A:
P:
175
Pemeriksaan head to toe (dari kepala sampai kaki)
normal tidak ada kelainan; Ibu mengetahui kondisi
dirinya dari hasil pemeriksaan yangtelah dilakukan.
2. 16.55 Melakukan penyuluhan kesehatan selama ±10
WITA menit mengenai Cara mengatasi Pegal-pegal pada
kaki Ibu dengan cara mandi air hangat agar
merelaxasikan saraf-saraf yang tegang dan
melancarakan peredara darah, serta melakukan
senam dan pijatan peregangan otot.
Ibu Mengerti dan mau melakukan anjuran yang
diberikan.
3. 17.05 Melakukan penyuluhan kesehatan selama±20 menit
WITA mengenai Tanda-tanda Persalinan ; keluarnya
lendir bercampur darah, keluarnya air ketuban dan
perut terasa mules.
4. 17.30 Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan
WITA ulang 1 minggu berikutnya dan ibu diharapkan
untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada
keluhan; Ibu mengerti mengenai kunjungan ulang
dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
Dan membuat kesepakatan dengan ibu dan keluarga
untuk melakukan kunjungan ulang dirumah.
176
Leopold I : TFU 30 cm/3jari dibawah px, teraba bundar
A:
P:
177
bagian terendah janin sudah masuk pintu atas
panggul (divergen). Pemeriksaan denyut jantung
janin (DJJ) 142 x/menit dan taksiran berat janin
(TBJ) adalah (33-11) x 155 = 2945 gram.
Pemeriksaan head to toe (dari kepala sampai kaki)
normal tidak ada kelainan; Ibu mengetahui kondisi
dirinya dari hasil pemeriksaan yangtelah dilakukan.
3. 13.15 Melakukan penyuluhan kesehatan selama±20 menit
WITA mengenai Tanda-tanda Persalinan ; keluarnya
lendir bercampur darah, keluarnya air ketuban dan
perut terasa mules.
4. 13.35 Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan
WITA ulang apabila ada keluhan Dan membuat
kesepakatan dengan ibu dan keluarga untuk
melakukan pertolongan persalinan : Ibu
mengertitentang kunjungan ulang dan Ibu bersedia
di lakukan pertolongan persalinan.
178
D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care
S :
malam pukul 22.00 WITA (20 Mei 2016) , tidak ada keluar darah / air-air
per vagina.
Teraba TFU 29 cm
(Punggung kiri)
20”
179
VT : Vulva/vagina : tidak ada kelainan, Portio :
Lembut/tipis,
kepala.
A:
kepala.
P :
180
telah mempraktikkannya.
5. 05.15 Menganjurkan ibu untuk makan atau minum disela his;
WITA Ibu meminum teh hangat yang telah disediakan.
Persalinan Kala I fase aktif
S :
Ibu merasakan perutnya mules hilang timbul dan gerakan janin
masih dirasakan oleh ibu.
O:
A:
181
P :
182
7. 10.30 Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi seperti
WITA Tidur Miring kiri agar kepala bayi cepat turun
mengikuti arah gravitasi bumi; Ibu mengerti dan mau
melakukan anjuran yang di berikan bidan.
Persalinan Kala II
: 37ºC
183
VT (11.30 WITA) : Vulva/vagina : tidak ada kelainan, Portio : tidak
spontan, warna jernih, bau amis, ± 50 cc. Tidak terdapat bagian terkecil
A:
P :
184
7. 11.51 Membimbing ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat untuk
WITA meneran; Ibu meneran ketika ada kontraksi yang kuat.
8. 11.52 Meletakkan pispot dibawah bokong ibu.
WITA
9. 11.53 Melindungi perineum ibu ketika kepala bayi tampak dengan diameter 5-6
WITA cm membuka vulva dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
defleksi dan membantu lahirnya kepala sambil menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernapas cepat dangkal.
10 11.54 Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat , dan menunggu hingga kepala
WITA janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan; terdapat lilitan
tali pusat 1 kali, longgar tidak ketat, segera bebaskan lilian pusat agar
Kepala janin melakukan putaran paksi luar
11 11.55 Memegang secara bipariental. Dengan lembut menggerakan kepala kearah
WITA bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.Menggeser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Menggunakan tangan
atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.Tangan
kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah; Bayi lahir spontan pervaginam pukul 11.55
WITA.
12 11.55 Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaian selintas bayi baru
WITA lahir sambil mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering, dilakukan
penghisapan lendir melalui mulut ± 5 cm lalu melalui hidung ± 3 cm. Bayi
baru lahir cukup bulan segera menangis dan bergerak aktif, A/S : 8/10,
jenis kelamin laki-laki, air ketuban jernih amis.
darah.
Data Bayi : Bayi lahir tanggal 21 Mei 2016 pukul 11.55 WITA,
185
PB : 51 cm, LK : 34 cm, LD : 31 cm, LP : 33 cm,
BAK/BAB : +/-
A :
P :
186
poros jalan lahir
10. 12.00 Melahirkan plasenta dengan hati-hati, memegang
WITA plasenta dengan kedua tangan dan melakukan putaran
searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban; Plasenta lahir 5
menit setelah bayi lahir yaitu pukul 12.00 WITA.
11. 12.05 Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir
WITA dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler hingga
kontraksi baik; Kontraksi uterus baik, uterus, teraba
bulat dan keras
Persalinan Kala IV
187
S :
- Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya.
- Ibu lega karena plasenta telah lahir.
- Ibu merasakan mules pada perutnya.
O : KU : Baik, Kesadaran : Composmentis
Data Bayi : Bayi lahir tanggal 21 Mei 2016 pukul 11.55 WITA, jenis
(+)
Data Placenta :
A:
188
Diagnosa Potensial : Tidak ada
P :
S:-
lingkar lengan atas 10 cm, anus (+), caput/cephal : -/-, BAB/BAK : +/+.
Jenis kelamin laki-laki, bayi lahir segara menangis, kelahiran tunggal, sisa
189
ketuban Jernih, amis, jenis persalinan spontan, Tali pusat tidak segera
dipotong, setelah 2 Jam Bayi dilakukan pemotongan tali pusat dengan cara
Jepit tali pusat dengan klem ± 3 cm dari pangkal pusat kemudian urut tali pusat
kearah ibu ± 2 cm dari klem pertama, lalu potong tali pusat. keadaan tali pusat
tidak ada kelainan, tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat.
Jumlah
Kriteria 0 1 2 10
1 menit 5 menit
menit
Frekuensi ( ) O tidak
( ) O < 100 ( ) O > 100 2 2 2
Jantung ada
( ) O ( ) O
Usaha ( ) O tidak
lambat/tidak menangis 2 2 2
Nafas ada
teratur dengan baik
( ) O beberapa
( ) O tidak ( ) O gerakan
Tonus Otot fleksi 1 2 2
ada aktif
ekstremitas
( ) O
( ) O tidak ( ) O
Refleks menangis 1 2 2
ada menyeringai
kuat
( ) O tubuh ( ) O merah
Warna ( ) O biru/
merah muda, muda 2 2 2
Kulit pucat
ekstremitas biru seluruhnya
Jumlah 8 10 10
3. Pola fungsional kesehatan:
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi - BAB (+) warna: hijau kehitaman, konsistensi: lunak
- BAK (+) warna: kuning jernih, konsistensi: cair
ikterik.
190
Telinga : Tidak ada pengeluaran secret abnormal.
Ekstremitas : Pergerakan leher tampak aktif, jari tangan dan jari kaki
Neo-K 0,5 cc
Hepatitis B 0,5 cc
A:
191
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan
usia 1 jam
P:
192
tubuh normal (36,5˚C-37,5˚C).
7. 13.42 Menjelaskan KIE tentang perawatan tali pusat, tanda
WITA bahaya pada bayi baru lahir (SAP dan leaflet terlampir).
1. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-I (6-8 jam pertama)
Asminiwati, S.ST
193
Payudara :Tampak Simetris, tampak bersih, tampak pengeluaran
Terapi
Amoxilin : 3x 1
A:
P:
194
WITA kebutuhan dasar ibu nifas; Nutrisi, Personal
Hygiene, Istirahat, Senam nifas, Eliminasi BAK
dan BAB serta Pemberian ASI dan Tanda
Bahaya Pada Ibu Nifas; Nyeri kepala yang
hebat, Demam, Keluar darah secara tiba-tiba,
dll.
4. 18.30 Membuat kesepakatan untuk kunjungan
WITA berikutnya yaitu pada tanggal 24 Mei 2015 atau
saat ada keluhan.
2. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-II (2-6 hari PP)
S : - Ibu mengatakan jahitan Luka perineum sakit, darah nifas masih keluar
perinium baik.
A:
195
Masalah : tidak ada
P:
196
- Ibu mengatakan puting susu lecet dan payudara terasa penuh.
baik.
A:
P:
197
membebaskan payudara dari BH dan
mengoleskan ASI pada puting susu sambil di
angin- anginkan , selama ptuing susu masih
lecet lakukan pemopaan ASI dan berikan pada
bayi dengan feeding cup.
3. 10.10 Melakukan penyuluhan kesehatan ± 10 menit
WITA Mengajarkan Ibu Teknik Perawatan Payudara
dan Cara Memerah ASI serta Teknik Menyusui
(SAP dan Leafler terlampir)
4. 12.30 Membuat kesepakatan untuk kunjungan
WITA berikutnya yaitu pada tanggal 13 Juni 2016 dan
Ibu bersedia dilakukannya kunjungan pada hari
berikutnya.
A:
198
P:
S:-
O: KU : Baik
(+)
a. Pemeriksaan Fisik
199
- Kepala : Tidak tampak caput dan cephal hematum.
tampak ikterik.
mulut lembab, daya hisap kuat, refleks rooting dan sucking baik.
ada kelainan.
b. Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur
oleh Ibunya. Ibu menyusui bayinya secara on-demand. Ibu
juga tidak memberikan makanan lain selain ASI.
Eliminasi - BAB 2 kali, konsistensi lunak warna hijau kehitaman
- BAK 2 kali konsistensi cair warna kuning jernih
200
Personal - Bayi belum ada dimandikan.
Hygiene - Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali
basah ataupun lembab.
Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika
haus dan popoknya basah atau lembab.
A:
P:
201
2. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke-II (Catatan Perkembangan)
S:-
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu kapan pun bayi mau. Ibu tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain ASI
Eliminasi BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning. BAK 5-
6 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
Personal Bayi dimandikan bayi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Hygiene Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus
dan popoknya basah atau lembab.
A:
P:
202
kondisi bayinya saat ini dan paham
mengenai penjelasan yang telah diberikan.
2. 12.30 Melakukan evaluasi kepada ibu tentang
WITA tanda-tanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti
dengan penjelasan tersebut.
3. 13.50 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk
WITA kunjungan berikutnya tanggal 06 Mei 2015.
S:-
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu kapan pun bayi mau. Ibu tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain ASI
Eliminasi BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning. BAK 5-
6 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
Personal Bayi dimandikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Ibu
Hygiene mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus
dan popoknya basah atau lembab.
A:
203
Diagnosis Potensial : Tidak ada
P:
S:-
Pola Fungsional
204
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu kapan pun bayi mau. Ibu tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain ASI
Eliminasi BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning. BAK 4-6
kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
Personal Bayi dimandikan bayi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Hygiene Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.
A:
hari ke-42
P:
205
S:
IUD
jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang kronis, yang dapat
menurun.
Di dalam keluarga Ny.S, ibu tidak memiliki riwayat kesehatan tertentu dan
tidak memiliki riwayat alergi makanan tertentu. Selain itu ibu mengatakan
hepatitis, jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang menular ataupun
4. Riwayat Menstruasi
HPHT Ny. S adalah 15 Agustus 2015, taksiran persalinan yaitu pada tanggal
22 Mei 2016 dengan riwayat siklus haid yang teratur selama 28-30 hari, lama
haid 7 hari, banyaknya haid setiap harinya 2-3 kali ganti pembalut, warna darah
merah, encer, kadang bergumpal. Ibu tidak mempunyai keluhan sewaktu haid.
Ibu mengalami haid yang pertama kali saat ibu berusia 14 tahun.
5. Riwayat Obstetri
206
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No BB/
Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Abnormalitas Laktasi Peny
PB
300
Tdk Tdk gr / Tdk
1 1 1 Aterm Spontan Bidan BPM P H - - +
ada ada 51 ada
cm
Pola Keterangan
Ibu makan 3x/hari dengan porsi makan: nasi seporsi, lauk pauk 2
Nutrisi potong, sayur dan terkadang dengan buah-buhan, susu, air putih.
Tidak ada keluhan dalam pemenuhan nutrisi.Nafsu makan baik
BAK sebanyak 4-5x/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair,
Eliminasi tidak ada keluhan. BAB sebanyak 1x/hari atau 1x/2hari, berwarna
cokelat, konsistensi padat lunak, tidak ada keluhan.
Tidur siang selama ± 1-1,5 jam/hari. Tidur malam selama ±6-7
Istirahat
jam/hari, dan tidak ada gangguan pola tidur
Di rumah ibu hanya membereskan rumah dan masak, mengurus
Aktivitas
anak. Belum ada kegiatan yang dilakukan keluar rumah
Personal Mandi 2x/hari, ganti baju 2-3x/hari, anti celana dalam 2-3x/hari
Hygiene
Kebiasaan Tidak ada
Ini merupakan pernikahan pertama, Ibu menikah sejak usia 19 tahun, lama
Kultural dalam keluarga ibu tidak memiliki adat istiadat atupun tradisi yang
kontrasepsi.
O:
1. Pemeriksaan Umum
207
Keadaan umum Ny. S baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan
tanda vital yaitu : tekanan darah 110/80 mmHg, suhu tubuh 36,5oC, nadi 80
2. Pemeriksaan Fisik
Telinga : Tampak simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak
berbau.
tiroid.
208
bantu otot pernapasan, irama jantung terdengar teratur,
(+).
A:
IUD
P:
209
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 12.30 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil
WITA pemeriksaan fisik, ibu dalam keadaan normal; Ibu
mengerti kondisinya dalam keadaan normal.
BAB V
PEMBAHASAN
terjadi antara teori dan praktek yang terjadi selama pemberian asuhan
210
Tahun 2015. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu
1. Kehamilan
pada trimester kedua, dan 5 kali pada trimester ketiga. Hal ini sesuai
(2010), yaitu minimal 4 kali, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, menilai status
211
menghitung denyut jantung janin, skrining status imunisasi TT, tablet Fe
T maka resiko atau penyulit pada ibu hamil dapat dideteksi sejak dini.
Maret 2016, Ny. S mengalami keluhan nyeri pada daerah pinggang, dan
disertai bau dan gatal. Pada kunjungan tersebut diberikan asuhan kepada
Ny. S Cara Peregangan otot agar Nyeri pada daerah pinggang Ibu
mengandung banyak epitel dan sedikit leukosit dengan warna jernih. dan
terdapat tanda – tanda keputihan normal adalah jika cairan yang keluar
terkontaminasi oleh udara, tidak disertai rasa nyeri, dan tidak timbul rasa
212
sampai kehijauan atau kekuningan, Cairan lebih kental dan lengket, Memiliki
jumlah yang banyak, Rasa gatal yang tidak tertahankan, Berbau tidak sedap,
mencuci vagina dengan sabun dari arah depan kebelakang dan Menurut
Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain,
atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah
terjadi. Bagaimana tidak? Berat badan naik, gaya berjalan pun berubah,
yaitu Posisi Tidur dan Posisi Berdiri yang dapat mengurangi Rasa Nyeri
16 minggu wanita hamil untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur
213
dan vena cava inferior.Tidur dengan posisi telentang juga dapat
memiliki tekanan darah tinggi, posisi ini sama sekali tidak dianjurkan
(Suririnah, 2004) dan (Dewi, 2008), Posisi Miring Ke Kiri & Kanan
Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring kekiri
Meletakkan bantal di antara kedua lutut juga membantu dan satu bantal
mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang lebih maksimal, dan pinggang
ibu tidak merasa kaku dengan postur mendatar. Posisi ini juga membantu
ginjal membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, Postur Tubuh yang
benar Pusat gravitasi ibu hamil akan semakin mengarah ke depan, sejalan
membuat punggung bagian bawah terbebani dan sakit punggung pun tak
terhindarkan, Kiat yang lain adalah Mandi air hangat Mandi air hangat,
menempelkan paket bungkusan berisi air panas atau pancuran air hangat
214
Nyeri Pingangg. Pada saat melakukan pemeriksaan Leopold, penulis
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu panjang janin kira-
kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu (janin melintang di
dalam uterus) dengan kepala terletak di salah satu fossa iliaka dan
akan mengga ntung ke bawah, bila posisi ini dilakukan dengan baik dan
Fundus Uteri Ny.S tidak sesuai Usia Kehamilannya Tinggi Fundus Uteri
Ny” S 2 Jari atas pusat/ 24 cm. Tabel Umur kehamilan berdasarkan tinggi
Syuran hijau, Ikan daging, telur dll, serta makan sedikit tapi sering. Jika
215
Tinggi Fundus Uteri terjadi Karena Rendahnya Asupan Nutrisi, Anjurkan
Ibu untuk Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi
dengan menambah 300 kal perhari dan meminum Susu dan atau
Alergi adalah sebagi berikut, Hindari Makanan yang membuat Alergi jika
tempe dll yang mengandung tinggi Protein, Jaga Kebersihan diri dan
imun tubuh dan meningkatkan histamin atau zat pemicu yang dapat
216
Pada saat Pemeriksaan Hemoglobin darah , di depatkan Hb Ny.S 10
kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah
pada sel darah dibawah 11% gram. Pada kunjungan ini di beri asuhan agar
ayam, daging, sayuran berwarna hijua tua, sawi, kangkung, dan buah-
buahan serta meminum tablet Fe, Pencegahan anemia pada ibu hamil
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat
besi dapat diperoleh dari daging, (terutama daging merah seperti sapi dan
kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati. Pada sayuran zat besi dapat
diperhatikan bahwa zat besi pada daging lebih mudah diserap oleh tubuh
dari pada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal
yang diperkuat dengan zat besi. Hal ini dikarenakan bentuk zat besi
didalam sayuran adalah dalam bentuk non heme, juga karena adanya pitat
tubuh. Misalnya minum teh atau kopi bersamaan dengan makan akan
mempesulit penyerapan zat besi, untuk itu tablet zat besi sebaiknya
217
diminum tidak bersamaan waktunya dengan minum susu, teh, kopi,
18mg suplemen zat besi perhari, Periksa secepat mungkin apabila terdapat
dilakukan.
sebelumnya dan hasil yang didapatkan adalah Ny. S tidak mengalami nyeri
naik 12gram%, dan Ny.S telah mengkuti anjuran agar Alergi tidak
berulang.
218
Namun pada kunjugan ke dua ini Ibu mengatakan kaki Ibu terasa
Tekanan ini terasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum. Sehingga tangan dan
kaki tidak merasakan apa-apa dan ototnya jadi lemah. Penyebabnya karena
otot, kurang bergerak sehingga sirkulasi darah tidak lancar. Dan Pada saat
agar otot yang tegang dapat melemah dan jangan banyak aktifitas serta
mandi dengan air hangat agar peredaran darah lancar. Menurut (Dr.Taufan
Kehamilan 1)
2. Persalinan
219
Pada saat Kala I Tanggal 20 Mei 2016 pukul 22.00 WITA Ny. S
merasa mules dan perut kencang-kencang tiada ada keluar air dan keluar
lendir darah dari jalan lahir, klien memutuskan segera memeriksakan diri
03.30 WITA.
2016 pukul 11.55 WITA Bayi lahir spontan segera menangis A/S
8/10, Berat 3000 gram, Panjang 51 cm, lingkar kepala : 34 cm, lingkar
dada 31 cm, lingkar perut 33 cm, lingkar lengan atas 10 cm, anus (+),
ketuban Jernih.
220
dilakukan Peregangan Tali pusat Terkendali 5 Menit kemudian pukul
12.00 WITA plasenta lahir spontan lengkap dengan berat ± 500 gram,
± 45 cm, selaput ketuban utuh, posisi tali pusat berada lateral pada
fundus uteri agar kontraksi uterus tetap keras dan mengajarkan kepada
Ibudan Anggota keluarga untuk massase Uterus, Pada Kala III Ny’S
KR,2008) Kala III adalah waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan
selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua menurut
Tinggi Fundus Uteri Post Patrum 2 Jari bawah pusat ,Kandung Kemih
Ibu kosong, Perdarahan : Normal dan setiap 30 menit pada jam kedua
Keras , Tinggi Fundus Uteri Post Patrum 2 Jari bawah pusat ,Kandung
221
Persalinan 250cc. Pada Kala IV Tidak terdapat keadaan yang
patologis
Dilakukan Penilaian bayi baru lahir secara sepintas Apgar Score bayi
Ny’S 8/10 menurut (Lenevo, Kenneth J.2009) Bayi Baru lahir dengan
Hasil score 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi dalam
kondisi yang baik atau dikatakan Normal, Hasil 4-6 Bayi dikatan afiksia
sedang dan hasil score 0-3 bayi dinyatakan asfiksia Berat dan
memerlukan resusitasi
injeksi vitamin K 0,05 cc/IM dan imunisasi hepatitis B 0 hari. Bayi baru
temor pada bibir, kaki dan tangan Normal, pada muka mata simetris
222
antara mata kanan dan kiri, mulut bayi simetris dan tidak ada tanda-tanda
bayi asfiksia, leher dada dan abdomen tidak ada kelainan dan tidak ada
adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi
masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian khusus dan
pertolongan segera.
karena mencuci outing susu dengan bahan kimia, dan Flenulum lidah bayi
223
Payudara bengkak/Penuh Menurut (Suherni,S.Pd,dkk, 2009) hal ini
dapat terjadi pada Ibu nifas hari ke tiga atau ke empat hal ini disebabkan
lecet dan jangan menyusui bayi hingga puting benar-benar sembuh, beri
minyak kelapa pada puting susu dan Cara mengeluarkan ASI agar
payudara tidak penuh / bengkak lagi dengan cara Kompres dengan air
5 menit kemudian beri baby oil , setelah itu lakukan pemerahan ASI
susu yang tidak lecet atau yang lecetnya lebih sedikit, Sehabis menyusui
tidak usah dibersihkan dan cukup diangin-anginkan karena sisa ASI sudah
tidak ada ASI keluar maka keadaan ASI penuh ini akan terjadi
224
Kompreslah dengan air dingin agar kekejangan pembuluh dara vena
lecet dan Payudara sudh tidak bengkak / penuh lagi , dan ASI perah
5. Neonatus
kunjungan, yaitu pada 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. Pada saat
bayi Ny.S dalam keadaan Sehat dan dipantau dengan Format Pencatanan
36,7˚C panjang badan 51Cm, Ibu mengatakan Bayi telah menyusu dengan
baik setiap 2 jam sekali bayi di beri ASI oleh Ibu , Bayi telah BAB dan
BAK setelah lahir dan BAK sudah 1 kali selama 6 jam pertama ini, Pada
Hb0.
225
36,5˚C panjang badan 52Cm, Ibu mengatakan Bayi telah menyusu dengan
baik setiap 2 jam sekali bayi di beri ASI oleh Ibu , Bayi telah BAB dengan
frekuensi 2-3 kali/hari BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair warna kuning
jernih, Bayi dimandikan 2 kali sehari dan bayi tidur sepanjang hari dan
terbangun jika haus dan popok nya basah atau lembab Pada pemeriksaan
Ikterus bayi tidak Ikterus, Bayi telah diberikan Imunisasi Hb0 dan polio 1.
36,3˚C panjang badan 52Cm, Ibu mengatakan Bayi telah menyusu dengan
baik setiap 2 jam sekali bayi di beri ASI oleh Ibu , Bayi telah BAB dengan
frekuensi 2-3 kali/hari BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair warna kuning
jernih, Bayi dimandikan 2 kali sehari dan bayi tidur sepanjang hari dan
terbangun jika haus dan popok nya basah atau lembab Pada pemeriksaan
Ikterus bayi tidak Ikterus, Bayi telah diberikan Imunisasi Hb0 dan polio 1.
badan : 36,5˚C panjang badan 52Cm, Ibu mengatakan Bayi telah menyusu
dengan baik setiap 2 jam sekali bayi di beri ASI oleh Ibu , Bayi telah BAB
dengan frekuensi 2-3 kali/hari BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair warna
kuning jernih, Bayi dimandikan 2 kali sehari dan bayi tidur sepanjang hari
dan terbangun jika haus dan popok nya basah atau lembab Pada
pemeriksaan Ikterus bayi tidak Ikterus, Bayi telah diberikan Imunisasi Hb0
dan polio 1, dan menganjurkan Ibu untuk membawa Bayi usia 1 bulan
226
6. Pelayanan Keluarga Berencana
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (Manuaba,
mengingat usia Ny. S yang masih muda yaitu 21 tahun. Sehingga, penulis
8 tahun lagi agar fisik dan psikososial ibu telah siap bila menerima dan
227
keterbatasan yang menyebabkan pelaksanaan stdi kasus tidak brjalan
1. Penjarigan Pasien
melakukan
3. Waktu
4. Keterampilan
228
Kurangnya keterampilan penulis ketikan memberikan asuhan
5. Ilmu Pengetahuan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
229
Penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
Ny. S selama hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga pelayanan
bidan terhadap ibu pada masa kehamilan hingga pelayanan kontrasepsi setelah
melahirkan sebagai deteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi dapat
saat pemeriksaan terdapat kesenjangan yaitu letak posisi janin Ny. S berada
sujud) ± 10 menit. Masalah dapat teratasi yaitu posisi janin berada dalam
hangat. Masalah dapat teratasi yaitu Ibu sudah tidak sakit pinggang, Ny.S
berulang kembali. Pada pemeriksaan Lepold TFU Ny.S tidak sesuai dengan
230
mekonsumsi hati ayam, daging, serta meminum tablet Fe. Masalah dapat
dimana pada saat bayi baru lahir sisa ketuban jernih, dan pada saat
pemeriksaan fisik Bayi Ny. S dalam keadaan normal tanpa ada penyulit.
susu Ibu lecet. Dan diberikan Asuhan untuk tidak menyusui bayinya sampai
susu ibu sudah tidak luka. Pada saat pemeriksaan payudara juga ditemukan
ASI dan melakukan perawatan payudara saja kerna puting susu masih luka
dan memberikan pada bayi dengan fediing cup. Masalah dapat teratasi pada
bengkak/penuh lagi.
231
5. Neonatus
6. Keluarga Berencana
B. Saran
232
Penulis ingin menyumbangkan saran di akhir penulisan laporan tugas
klien.
i. Bagi klien
233
Klien yang terpilih dalam pelaksanaan laporan tugas akhir ini
dirasakan
j. Bagi penulis
DAFTAR PUSTAKA
234
Departemen Kesehatan RI. 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. 2012.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.www.depkes.go.id, Diakses tanggal 11 Maret 2015 Millenium
Development Goals. www.depkes.go.id, Diakses tanggal 11 Maret 2015.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil kota Balikpapan Tahun 2011 http:
//dkk.balikpapan.go.id/index.php?option=comcontent&task=view&id=137&i
temid=103,Diakses pd tanggal 11 Maret 2015
Depkes, RI, 2007. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Manuaba, Ida Bgus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta : EGC
Musliatun , Wati Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
Rochjati, Poedji. 2003. Skrinning Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga
University Press
235
Saifuddin. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.BPSP.
Varney, Helen et al. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Elizabeth siwi walyuni, Th. Endang Purwoastuti. 2015. Konsep Dan Asuhan
Kebidanan Maternatal dan Neonatal. Yogyakarta: Pustakabarupress.
Wiknjosastro, H.2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiraharjo.
Saifuddin, BA, dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. YBPSP.
Bardasono,2008. Buku Saku Obstetrik dan Ginekologi. Edisi 9. Jakarta:EGC
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. JHPIEGO. Jakarta.
236
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.Jakarta :
EGC
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.Jakarta :
EGC
Cipta, Jakarta. Ayurai 2010, Ketuban pecah dini, diakses tanggal 21 Agustus 2011
jam 14:00.
237
Dr.Taufan Nugroho, MPH, Nurrezki,Amd.Keb,dkk. Mei 2014.Buku Ajar Asuhan
Kehamilan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.
238