Oleh:
RESTI MUSLIMAH
NIM : 171000213461007
1
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma III Administrasi Rumah Sakit
di Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
RESTI MUSLIMAH
NIM : 171000213461007
DATA PRIBADI
a. Ayah : Bujang
b. Ibu : Rismawaty
Alamat Orang Tua : Jorong Kayu Pasak, Kec Palembayan
PENDIDIKAN
2004 – 2010 : SDN 21 Maur
2010 – 2013 : MTSN 2 Bukittinggi
2013 – 2016 : MAN 2 Bukittinggi
2017 – 2020 : D III Administrasi Rumah Sakit,
Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ya Allah
Sepercik ilmu telah engkai karuniakan hanya untuk mengetahui sebagian kecil dari yang
engkau miliki
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha
mulia Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang
orang yang diberi ilmu beberapa derajat(QS : Al-Mujadilah 11)
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang
telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,
Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku
Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Puji syukurku ku ucapkan kepadamu ya Allah ya Tuhaku yang Maha Agung
Maha Tinggi, Maha Adil,Maha Penyayang dan maha segalanya atas takdirmu telah
kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar
dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal
bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Lantunan Ayat-ayat Al- Quran beriring Shalawat dalam setiap rintihan,
menadahkan doa dalam setiap sujud syukur yang tiada tara, terima kasihku untukmu.
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayah dan amak yang sangat aku cintai,
yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat
dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat
menjalani setiap rintangan yang ada didepanku yang ntah kadang datang tampa
sebab yang tidak aku sadari.,,Ayah,.. amak...terimalah bukti kecil ini sebagai kado
vi
keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku
kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, hujan, panas yang
tidak pernah engkau hiraukan untuk membesarkan kami dalam lapar berjuang
separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu Ayah,,,amak,, masih saja ananda
menyusahkanmu dan belum bisa membahagiakan mu ayah...amak yang aku cintai..
Dalam lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tangaku
menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku
diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,, mendidikku,,
membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal surga firdaus untuk
mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ayah (BUJANG),,,amak (Rismawaty)...Terimakasih....
we always loving you... ( ttd.Anakmu)
Kepada kakak ku (Emiliya Junita) dan adek ku yang aku sayangi (Azmi
Alkhaliq), (Syukri Dailahi) dan (M. Fikri) terimakasih kuucapkan kepada kalian semua
buat segala dukunga,doanya dan kalian yang selalu mengingatkan aku jiga aku
lupadan khilaf dalam setiap perkataan dan perbuatanku semoga kita bisa menjadi
kebanggan keluarga semua dan menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang selalu
ingat Allah dalam setiap kaki melangkah.
... i love you all” :* ...
Never give up in every obstacle
"Hidup akan terasa berat jika hanya menghandalkan diri sendiri tampa melibatkan Allah dan olang lain dan
jangan terlalu egois dalam mencapai kesuksesan
"Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat terbaik”..
“Terimakasih kuucapkan kepada sahabat terbaikku yang selalu menemani ketika susah
dan senang yang selalu setia mendengarkan setiap keluah dan kesahku walaupun
terkadang engkau tidak memahami tetapi kau selalu setia mendengarkanku, sahabatku
Apria Yani”
vii
Terimaksih kuucapkan kepada dosen-dosen pembimbing dan dosen pengajar yang
telah berbagi ilmu dan pengalaman yang belum pernah kami dapatkan kebelumnya.
Ketika kamu jatuh jangan tetap dibawah jatuh bukan berarti kalah itu hanya berarti
kamu harus bangkit dan kembali mencoba.
Kegagalan itu cara Allah mengatakan “Bersabarkah” aku memiliki sesuatu yang lebih
baik dari apa yang kau ingin kan
Jangan pernah menghiraukan kata orang lain jika kata itu menjatuhkan mu tapi
dengarkan kata orang yang bisa membuatmu lebih baik.
Segala kesusahan, kesulitan dan kegagalan akan terasa manis kala
kita berhasil melewatinya
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan..
Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,
kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.
KTI ini kupersembahkan.
viii
Program Studi D-III Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan UMSB
Karya Tulis Ilmiah
Agustus, 2020
ABSTRAK
RESTI MUSLIMAH
Pada pendistribusian obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Adnaan WD Payakumbuh persediaan obat belum efektif dan efesien karna masih
banyak ditemukan persedian obat yang kosong sehingga mengharuskan pasien
membeli obat keluar dan juga dapat menghambat dan mengakibatkan perawatan
terhadap pasien tertunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pendistribusian obat di Logistik Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adnaan
WD Payakumbuh 2019.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pendistribusian obat mulai dari
perencanaan mengunakan metode konsumsi, epidemologi dan kombinasi,
pengadaan obat dilakukan dengan pembelian dan produksi sendiri, penyimpanan
yang masih kurang memadai, pendistribusian obat dilakukan secara langsung
dengan melakukan amprahan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari semua tahap yang dilakukan mulai dari
perencanaan sampai kepada pendistribusian belum semua tahap dilakukan secara
baik sesuai dengan ketentuan yang ada karna keterbatasan alat dan tempat,
sarannya yaitu agar rumah sakit bisa melengkapi sarana di logistik farmasi seperti
penambahan rak-rak yang kurang dan ruangan yang kurang memadai.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberi
rahmad dan karunia-Nya dan salawat beriringan salam untuk Nabi Besar
Penulis menyadari bahwa karya tulias ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan
kepada:
Sumatera Barat.
3. Ibu Elsi Susanti, SE., MM, Ketua Program Studi D-III Administrasi
Sumatera Barat .
x
membantu, memberi masukan dan dukungan terkait penyusunan Karya
6. Ibu Silvia Adi Putri, SKM, M.kes, Dosen Program Studi D-III
Kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tuliah Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semuanya.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
A. LatarBelakang ....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................7
C. BatasanMasalah..................................................................................7
D. Rumusan Masalah ..............................................................................8
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................8
F. ManfaatPenelitian .............................................................................9
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Istilah................................................................................42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 3
1. Permenkes 2016
2. Lembaran Konsul Pembimbing
3. Hasil Tes Plagiarisme
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Rumah sakit, bahwa rumah sakit didefinisikan sebagai suatu institusi pelayanan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
1
oleh setiap jenis klasifikasi rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Umum Tipe A, B,
C, dan D.
perbekalan farmasi di rumah sakit yang terdiri dari serangkaian siklus yang
jaringan sarana, personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan
yang berorintasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
Manajemen logistik merupakan hal yang sangat penting bagi rumah sakit
untuk mengelola persediaan logistik rumah sakit yang salah satunya yaitu
yang baik maka perlu adanya pengelolaan obat yang baik pula. Persediaan
2
yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan kekurangan dan
kelebihan obat pada rumah sakit. Persediaan yang terlalu banyak atau berlebih
bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang beredar di Rumah Sakit
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit
procurement, distribution, dan use yang saling terkait satu sama lain sehingga
optimal.
3
kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan dan komposisi
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
Perencanaan dan pengadaan obat yang baik memiliki peran yang sangat
penting untuk menentukan stok obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dengan mutu terjamin serta dapat diperoleh pada saat yang
perbaikan untuk hal pelaksanaan pengelolaan obat yang masih dianggap belum
optimal.
4
Apabila rumah sakit tidak mampu merencanakan dan melaksanaakan
manajemen obat dengan baik maka rumah sakit tersebut tidak mampu
menurun. Salah satu tujuan manajemen logistik yaitu untuk tujuan keuangan
dimana manajemen logistik dapat dicapai dengan biaya yang rendah. Apabila
rumah sakit tidak melakukan pemenuhan logistik yang tepat maka pengeluaran
rumah sakit juga tidak dapat dikontrol dengan baik. Hal tersebut akan
Persediaan Obat Di Gudang Farmasi RSUD Syekh Yusuf Gowa (2018) selama
periode Januari-Juli 2017 terdapat 84 dari 205 jenis obat yang mengalami
karena masalah dana yang kurang. Adapun kendala yang terjadi pada proses
yang ada di Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare, serta
5
terlambatnya data-data keperluan obat yang dikumpulkan setiap unit/depo yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun (2019) oleh widya
Pengadaan obat selama ini dilakukan berdasarkan pada data pemakaian obat
rata-rata mingguan. Setiap hari petugas gudang mengecek stok-stok obat, jika
ada stok obat yang menipis maka petugas baru akan melakukan perencanaan
farmasi meminjam stok obat di rumah sakit lain atau apotek di luar rumah sakit
yang bekerja sama dengan rumah sakit. Jika hal ini terjadi terus menerus akan
bahwa kekurangan ketersediaan obat juga sering terjadi pada Rumah Sakit
6
peningkatan jumlah pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat yang
efektif dan efisien karena masih banyak di temukan obat yang kosong. Hal ini
terlihat dari data kartu stok barang dari hasil pengamatan yang dilakukan
Maka dari itu penulis mengambil judul penelitian ini dengan judul “
B. Identifikasi Masalah
Payakumbuh
C. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian maka penulis membatasi masalah
7
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas maka menjadi permasalahan dalam
penulisan ini adalah apa saja proses dari perndistribusian obat di logistik
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
F. Manfaat Penelitian
yaitu, Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi rumah sakit dalam
8
yang terkhusus dalam penyelengaraan logistik farmasi sebagai bahan
2. Bagi Penulis
3. Bagi Fakultas
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Logistik
dengan menggunakan tenaga manusia yang ada serta sumber daya lain.
10
5. Menurut Ordway Tead, mendefinisikan manejemen sebagai sebuah
mencapai tujuan.
manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih
sulit, ada tiga alasan utama yang disampaikan oleh George R. Terry seperti
yang dikutif oleh Herlambang Susatyo dan Arita Murwani (2012) dalam
organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu
11
efektifitas. Efisiensi dan efektif bukanlah suatu hal yang sama.
untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
pemindahan dan penyimpanan barang, sukucadang dan barang jadi dari para
(Pebrianti, 2019)
rumah sakit karena persediaan obat yang terlalu besar maupun terlalu
berperan penting bagi suatu rumah sakit, adanya persedian obat yang
12
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
pencapaian organisasi.
suku cadang dan barang jadi dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas
barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada
Winasari, 2015).
13
B. Instalasi Farmasi
tersebut maka instalasi farmasi rumah sakit secara umum dapat diartikan
sebagai suatu departemen atau unit bagian di suatu rumah sakit dibawah
Adapun tujuan pelayanan farmasi adalah (Depkes RI, 2004) sebagai berikut:
peningkatan metode.
14
8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
sakit.
persyaratan kefarmasian.
rumah sakit.
15
b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan:
kesehatan.
16
Farmasi rumah sakit mempunyai arti penting dalam Rumah Sakit.
RI, 2009).
pelayanan kefarmasian.
Rumah sakit harus dilakukan oleh instalasi farmasi sistem satu pintu
pemerintah.
17
C. Logistik Farmasi Rumah Sakit
Logistik Farmasi di rumah sakit merupakan salah satu aspek penting di rumah
dan monitoring yang saling terkait satu sama lain, sehingga harus terkoordinasi
dengan baik agar masing- masing dapat berfungsi secara optimal. Ket-
sistem suplai obat yang ada, ini juga memberikan dampak negatif terhadap
selection,procurement, distribution, dan use yang saling terkait satu sama lain
mengakibatkan sistem suplay dan penggunaan obat yang ada menjadi tidak
efisien (Hardiyanti,2018).
pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada
18
klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit
bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit
tersebut. Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang
sesuai dengan kode etik profesi farmasi. Pengendalian mutu adalah suatu
1. Pengertian Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
(Hardiyanti,2018).
Anggaran obat di rumah sakit untuk obat dan alat kesehatan yang dikelola
19
Berbagai rumah sakit melaporkan bahwa keuntungan dari obat yang dijual
rawat inap ataupun pelayanan gizi. Dengan kondisi seperti ini, maka
oleh semua mahluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah,
dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang diberi kuasa
Sedangkan obat generik yaitu obat dengan nama resmi yang ditetapkan
(serbuk, tablet, pil, dan kapsul), bentuk setengah padat (salep, krim, gel
dan salep mata), bentuk cair (injeksi, infus, obat tetes dan sirup) serta
Nomor 72 Tahun 2016 adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
20
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya
penyakit tidak dapat lepas dari tindakan terapi dengan obat atau
farmakoterapi. Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga obat harus
rumah sakit. Mengenai biaya obat di rumah sakit dapat sebesar 40% dari
Mengingat begitu pentingnya dana dan kedudukan obat bagi rumah sakit,
saat diperlukan, dalam jumlah yang cukup dan mutu yang terjamin, untuk
dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu
21
b. Perencanaan Obat
memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan stok obat yang
22
dan efisien. (Prisanti, 2019), perencanaan dapat dilakukan oleh tim
yang tersedia.
23
Pedoman Perencanaan :
3) Penetapan prioritas
4) Sisa persediaan
6) Rencana pengembangan.
a) Pemilihan
24
a) Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara
tunggal.
prevalensinya tinggi.
2) Kompilasi Penggunaan
c. Perhitungan Kebutuhan
tantangan yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga farmasi yang
25
perbekalan farmasi dapat terjadi, apabila informasi yang digunakan
1) Metode Konsumsi
alokasi dana.
2) Metode Morbiditas/Epidemiologi
26
Langkah-langkah dalam metode ini adalah:
prevalensi penyakit
farmasi.
KOMSUMSI MORBIDITAS
penyakit.
Rumah Sakit.
27
d. Evaluasi Perencanaan
1) Analisa ABC
sebenarnya.
28
2) Analisa VEN
29
dengan melakukan revisi daftar perencanaan perbekalan
farmasi.
b. Pengadaan
Kristin, 2018).
1. Pembelian :
Pengadaan).
farmasi/rekanan.
30
1. Pembelian
mendistribusikan.
31
b) Tender terbatas, sering disebutkan lelang tertutup. Hanya
lelang terbuka.
2. Produksi
yang diproduksi:
lebih murah
32
g) Rekonstitusi sediaan perbekalan farmasi sitostatika
3. Sumbangan/hibah/droping
c. Penerimaan
dalam tanggung jawab dan tugas mereka, serta harus mengerti sifat
segera disimpan di dalam lemari besi atau tempat lain yang aman.
33
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerimaan:
bahan berbahaya
Origin
d. Penyimpanan
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
prinsip (First Expired First Out) FEFO dan (First In First Out) FIFO dan
memperpendek jarak gudang dan pemakai dengan cara ini maka secara
34
Perbekalan farmasi disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis.
langkah berikut:
juga diproduksi lebih awal dan umumnya relatif lebih tua dan
yang sesuai
dengan rapi
35
h) Perbekalan farmasi yang mempunyai batas waktu penggunaan
e. Pendistribusian
Rumah Sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Jenis
Sistem Distribusi Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh IFRS
1) Resep perorangan
36
disiapkan dari persediaan di ruang oleh perawat dengan mengambil
farmasi yang diorder oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau
dosis unit adalah tanggung jawab IFRS, hal itu tidak dapat
37
persediaan di ruangan yang terbatas. Perbekalan farmasi yang
individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
38
Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk
memenuhi kebutuhan pasien di luar jam kerja yang diselenggarakan
oleh:
a) Apotik rumah sakit yang dibuka 24 jam
b) Ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi
f. Pengendalian
kelurangan/kekosongan.
g. Penghapusan
39
h. Pencatatan dan Pelaporan
melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu obat yang sub standar
Stok Induk.
anggaran.
(Hardiyanti, 2018)
40
i. Monitoring dan Evaluasi
D. Kerangka Istilah
mengatakan ada enam sumber daya pokok dari manajemen, yaitu Man,
Manajemen obat yang baik menjamin selalu tersedianya obat setiap saat
diperlukan, dalam jumlah yang cukup dan mutu yang terjamin, untuk
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang
41
penyimpanan, endistribusian, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan,
Kerangka Istilah
Gambar 2.1
1. Perencanaan
Proses 2. Pengadaan
5. Pendistribusian
pendistribusian obat
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
42
Defenisi Istilah
Tabel 2.2
Variabel Penelitian dan Defenisi Istilah
43
Pendistribusian Kegiatan dalam Pedoman Observasi Informasi kesesuaian
menjamin Observasi dan kegiatan pengawasan yang
pelaksanaan teknis Telaah dilakukan digudang farmasi
sesuai dengan Dokumen RSUD dr Adnaan WD
standar dan dengan ketetapan menurut
peraturan yang pedoman pelayanan
ditetapkan kefarmasian RSUD dr
Adnaan WD Payakumbuh
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
diperoleh dari hasil sampel penelitian berupa observasi yang pernah dilakukan
pada proses pendistribusian obat Logistik Farmasi Rumah Sakit dr. Adnaan
WD Payakumbuh.
Penelitian yang dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adnaan WD
Payakumbuh pada tanggal 11-16 Februari 2019. Rumah Sakit ini merupakan
salah satu Rumah Sakit yang dikelola oleh pemerintah daerah, milik
C. Subjek Penelitian
penelitian ini adalah hasil dari pengamatang yang dilakukan secara langsung di
tidak hanya mengambil sampel penetian dari hasil pengamatan saja namun juga
diambil dari beberapa hasil penelitian yang relefan dan juga diambil dari
45
Gambaran proses pendistribusian obat. Akan berdampak kesemua bagian
jika terjadi keterlambatan atau masalah yang menghambat salah satu unit. Pada
Adminstrasi Farmasi.
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yang diperolah dari hasil pengamatan secara langsung yaitu
farmasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diperolah dari telaah dokumen rumah sakit, yaitu
beberapa jurnal penelitian terdahulu yang sesuai dengan judul dan dari
46
E. Studi Literatur
Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan khasus dan
bisa didapatkan dari buku, jurnal, artikel, laporan penelitian, atau observasi.
Permasalah yang di ambil pada pembahasan ini tentang obat yaitu“ Gambaran
ini akan di kemukakan dalam kajian teori yang relevan dengan masalah terkait.
Pada permasalahan ini kenapa penulis membahas tentang ini dikaranakan pada
saat penulis melakukan pengamatan atau yang lebih tepatnya yaitu melakukan
praktek lapangan pada rumah sakit RSUD dr Adnaan WD pada bagian Logistik
Farmasi saat melakukan pengamatan tersebut penulis menemukan pada saat itu
ada beberapa stok obat yang kosong yang disebabkan oleh bertambahnya
jumlah pasien pada saat itu sehingga tidak mencukupi stok obat yang ada
sehinga mengakibatkan pasien harus mencari obat keluar dan ada juga dibantu
oleh petugas farmasi dengan melakukan peminjaman obat pada rumah sakit
47
terjadinya peningkatan jumlah pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dengan waktu yang tepat
dan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu dengan tujuan tersediannya
obat dalam jenis yang lengkap dan jumlah yang cukup sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan dan obat juga dapat diperoleh secara langsung
saat dibutuhkan.
Jendral bina kefarmasian dan alat kesehatan dan mentri kesehatan republik
dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman,
F. Instrumen Penelitian
digudang logistik farmasi, peneliti juga melakukan pengambilan data dari hasil
logistik farmasi rumah sakit dan dibandingkan dengan teori yang ada.
48
G. Teknis Analisis Data
1. Reduksi adalah proses pemilihan data secara kasar, memilah data yang
apa adanya, tujuan dari tahap ini memberikan gambaran yang lebih jelas
a. Wawancara
berlangsung.
b. Observasi
c. Telaah Dokumen
49
rumah sakit yang terdapat dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
pendistribusian obat, agar data yang akan disajikan tidak keluar dari
2. Disply data adalah teknik rancang data dalam bentuk uraian singkat
praktek lapangan dalam penyusunan data dalam bentuk karya tulis ilmiah
sesuai.
a. Wawancara
b. Observasi
c. Telaah Dokumen
Penyajian data dari 3 metode yang akan disajikan dalam bentuk narasi
50
yang dikaitkan satu sama lain guna mendukung suatu proses
pernah diketahui.
4. Verivikasi data proses penyimpulan data semua hasil yang dapat terlihat,
serta masalah yang ada. Hal ini bertujuan untuk saling melengkapi data
51
satu sama lain agar suatu data menjadi valid kebenarannya dan dapat
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1923 (masih dalam masa penjajahan belanda dan jepang). Tahun 1967,
tahun 1978, RSUD berubah menjadi rumah sakit umum payakumbuh tipe
payakumbuh.
dari nama dokter Adnaan WD, asal Palembang beliau pelopor pertama
di Kabupaten 50 Kota.
53
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun1956 dan melalui Peraturan
melalui assesment akreditasi Rumah Sakit pada Tahun 2010 dengan status
54
Tahun 2017 RSUD dr. Adnaan WD melalui assesment akreditasi Rumah
Spesialis Kulit dan Kelamin, Rehab Medik , Patologi Klinik dan Radiology
55
2. Visi dan Misi Objek Penelitian
VISI:
visi RSUD Dr. Adnaan WD adalah “ Rumah Sakit yang Maju, Bermutu,
MISI:
Adapun misi menjelaskan jalan yang dipilih untuk menuju masa depan
yang akan diwujudkan itu. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka telah
masyarakat.
keselamatan pasien.
lingkungan.
sakit.
56
Motto :
Tujuan:
57
B. Hasil Penelitian
1. Perencanaan
Pedoman Perencanaan :
c. Penetapan prioritas
d. Sisa persediaan
f. Rencana pengembangan
yang lalu dilihat dari data enam bulan terakhir dengan data 1 tahun terakhir
dan juga pemakaian rata-rata satiap unit yang telah direkap pada bulan
58
sampai pertahun, dan juga di sesuaikan dengan anggaran yang tersedia di
masih ada yang belum sesuai dengan kebutuhan. Hal ini di karenakan obat
karna pelayanan yang harus tetap berjalan sambil proses perencanaan juga
sehinga terjadilah kekosongan stok obat dan juga beberapa hal terutama
yang dibuat bahkan obat cadangan yang tersedia juga tidak bisa memenuhi
2. Pengadaan
catagoue obat yang ditetapkan oleh LKPP. Sistem ini lebih memudahkan
pada tidak terjaminya kualitas obat karena banyak produk yang murah dan
59
pemesanan juga dilakukan secara langsung kepada pabrik/ distributor/
pedagang besar farmasi/ rekanan, selain dari pembelian farmasi rumah sakit
Habis Pakai sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang dipersyaratkan maka
(MSDS).
f. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
Dari hasil yang ditemukan dilapangan dan dari SOP Farmasi Rumah
melihat data obat 6 bulan terakhir dan 1 tahun terakhir kemudian melakukan
60
persediaan obat dibutuhkan dan sisa stok obat sudah hampir habis bahkan
pengadaan obat khususnya rawat inap dan rawat jalan dilakukan setipat hari
3. Penerimaan
logistik. Dengan mecocokkan jenis dan jumlah barang yang dipesan dengan
61
Proses penerimaan barang Logistik Farmasi RSUD dr Adnaan WD
utama jika benar baru barang di terima dan kemudian baru dilakukan
62
dari dua tahun maka barang tersebut harus ditindak lanjuti dan di
sudah sesuai dengan pemesanan dan expire date juga lebih dari dua tahun
persediaan obat telah ada Tim yang dibentuk, mulai dari proses
obat juga terdapat beberapa kendala yang pertama, barang yang datang
4. Penyimpanan
jenis obat, obat tablet, injeksi, obat luar dan alat kesehatan dipisah. Dalam
yang ditetapkan:
mudah terbakar
63
d. Tahan/tidaknya terhadap cahaya disertai dengan sistem informasi
kebutuhan.
pengambilan obat dilakukan dengan metode (first in first out) FIFO dan
(fisrt expire first out) FEFO. Dalam penyimpanan obat dilakukan pencatatan
mencatat semua stok barang, baik obat yang masuk maupun obat yang
keluar.
obat disediakan alat pengatur suhu dengan suhu ruangan 15-300C dan lemari
pendingin 2-80C. Den juga selalu mengecek expired obat yang ada.
yaitu :
persediaan yang digunakan secara oral seperti obat tablet, kaplet dan
kapusl
64
b. Gudang obat injeksi, dalam menyusun atau mengambil obat injeksi
harus hati-hati karna obat injeksi mudah pecah dan rusak. Contoh
c. Ruang BHP (bahan habis pakai), ruang BHP seperti kapas, kasa
tersebut maksimal
ruangan yang kecil dan sempit, rak-rak tempat penyimpanan sehinga masih
ada obat yang tidak disusun yang hanya di tumpukan dalam kardus.
5. Pendistribusian
ampra dilakukan dengan cara setiap unit sesuai dengan kebutuhan dari
65
gudang akan melakukan pendistribusian yang sesuai dengan jadwal
untuk pasien rawat jalan, pendistribusian obat untuk pasien rawat inap dan
terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang
pelayanan medis.
66
3) Pendistribusian Perbekalan Farmasi di luar Jam Kerja
oleh:
C. Pembahasan
alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang menjamin
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu
67
1. Perencanaan
pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan
tersedia.
b. Penetapan prioritas;
c. Sisa persediaan;
f. Rencana pengembangan.
SOP yang khusus pada proses Perencanaan yang ada hanya perhitungan
berikut:
68
a. Ka IFRS menetapkan dan mengumumkan tanggal pelaksanaan stock
opname 1 bulan sekali untuk bagian gudang dan 6 bulan sekali untuk
dengan Proses
dan tahunan.
3) Apabila dengan alasan medis dibutuhkan obat baru selain yang terdapat
69
yang meminta obat baru tersebut mengisis form permintaan obat baru
Oleh sebab itu Kepala dan seluruh staf Instalasi Farmasi melaksanakan
tertentu.
Mochtar Bukittinggi
70
5) Tim Farmasi dan Terapi mengkaji Obat yang diusulkan tersebut pada
rapat Tim Farmasi dan Terapi untuk diputuskan diterima atau ditolak
obat tersebut bila rapat Tim Farmasi dan Terapi memutuskan untuk
Untuk mengetahui data pemakaian obat yang lalu dilihat dari data enam
bulan terakhir dengan data 1 tahun terakhir dan juga pemakaian rata-rata
satiap unit yang telah direkap pada bulan sampai pertahun dan juga dilihat
71
Menurut SOP Logistik Farmasi RSUD dr Adnaan WD Payakumbuh
permenkes.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada tahun
yang dikumpulkan dari setiap unit/depo yang ada. Metode yang digunakan
dengan melihat data pemakaian atau pengunaan jenis obat dari tahun
Rumah Sakit, disebabkan masalah dana yang kurang. Adapun kendala yang
72
Menurut asumsi peneliti bahwa dalam perencanaan logistik farmasi di
sesuai dengan SOP dan aturan Permenkes yang telah ditentukan sehingga
2. Pengadaan
dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang
(MSDS).
73
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
a. Pembelian
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan
Obat.
2) Persyaratan pemasok.
74
Instalasi Farmasi dapat memproduksi sediaan tertentu apabila:
c. Sumbangan/Dropping/Hibah
75
rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit untuk
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
sebagai berikut:
a. Pemesanan obat, Bahan Medis Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai
b. Pemesanan obat, Bahan Medis Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai
rumah sakit ditujukan kepada distributor obat dan atau alat kesehatan.
bulanan.
76
f. Surat Pesanan dilegalisasi oleh Kepala IFRS dengan mencantumkan
nama, Nomor SIPA dan tanda tangan Kepala IFRS serta di beri
stempel IFRS.
a. Pembelian:
ada dalam e-katalog, Bahan Medis Habis Pakai dan Bahan Habis
77
2. Produksi Sediaan Farmasi.
78
yang dilakukan di RSUD Kota Bekasi dengan menujukan langsung dan saat
banyak produk yang murah dan server e-kataloge sering eror dalam
3. Penerimaan
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pemesanan dengan kondisi
fisik yang diterima semua dokumen terkait dengan penerimaan barang harus
79
Sedangkan menurut SOP penerimaan barang Logistik Farmasi RSUD
80
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pemesanan dengan kondisi
fisik yang diterima semua dokumen terkait dengan penerimaan barang harus
yang dihadapi, pertama obat yang datang tidak sesuai dengan pesanan,
datang terlambat dan tekadang barang yang datang diluar jam kerja.
4. Penyimpanan
keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
81
sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang
khusus.
yang dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat
diidentifikasi.
82
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang harus disimpan terpisah
yaitu:
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan
bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO)
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan
83
a. Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang
telah ditetapkan;
lain;
mudah terbakar
kebutuhan.
di kelompokan berdasarkan :
84
b) Tablet dan kapsul disusun pada papan rak bagian atas dengan rapi
dan teratur;
e) Apabila rak tidak mencukupi, sisa obat disimpan dalam dus besar
delapan dus;
kartu stok;
2) Penyimpanan Sirup
a) Obat bentuk cairan (sirup, obat tetes dll.) yang telah diterima (di
obat;
e) Apabila rak tidak mencukupi, sisa obat disimpan dalam dus besar
85
f) Penyimpanan obat di atas lantai dengan diberi alas pallet.
delapan dus.
kefarmasian yang memiliki ijin kerja dan ijin praktek yang masih
a) Obat bentuk pasta (salep, krim dll.) yang telah diterima (di ruang
e) Apabila rak tidak mencukupi, sisa obat disimpan dalam dus besar
delapan dus.
86
g) Petugas mencatat salep dan krim yang telah disusun dalam kartu
stok;
tenaga kefarmasian yang memiliki ijin kerja dan ijin praktek yang
masih berlaku.
stok;
kefarmasian yang memiliki ijin kerja dan ijin praktek yang masih
8˚C.
87
5) Penyimpanan Cairan Infus
b) Cairan infus diletakkan pada lantai yang diberi alas pallet dengan
delapan dus.
f) Petugas mencatat cairan infus yang telah disusun dalam kartu stok;
oleh tenaga kefarmasian yang memiliki ijin kerja dan ijin praktek yang
masih berlaku yang termasuk cairan infus adalah NaCl 0,9%, dextrose
88
6) Penyimpanan Injeksi
khusus obat.
b) Sediaan injeksi disusun pada papan rak atau lemari bagian bawah
stok;
tidak lembab dan tempat yang kering pada suhu yang disesuaikan
kefarmasian yang memiliki ijin kerja dan ijin praktek yang masih
tidak pecah/rusak.
89
7) Penyimpanan Bahan Mudah Terbakar
kartu stok .
8) Penyimpanan Sera/Vaksin
FIFO;
tersendiri.
hari.
90
e) Petugas mencatat vaksin yang telah disusun dalam kartu stok .
2-8˚C, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, Vaksin
91
gudang farmasi yang lainSuhu penyimpanan tidak lebih dari 30°C
tidak muat, sisanya disimpan pada lantai yang diberi alas pallet;
dus sesuai dengan petunjuk pada karton, jika tidak ada petunjuk
FIFO.
kartu stok.
ditumpuk di lantai dan aja juga beberapa pelaratan yang disimpan diluar
92
Pernyataan di atas sejalan dengan peneitian yang dilakukan Muhammad
system FIFO (First In First Out), FEFO (First Expire First Out) dan sesuai
gudang.
93
5. Pendistribusian
2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan.
94
5) Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
d. Sistem Kombinasi
pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian
95
Disimpan secara benar dan diinspeksi secara periodik. Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang harus
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan
gas medis yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired
First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi
96
a. Prosedur Amprahan barang dari Apotik
4) Jumlah dan item barang yang dipenuhi dan yang tidak dipenuhi
untuk diserahterimakan.
97
b. Pendistribusian Bahan Habis Pakai
barang.
Semua ini terkait dengan Apotek rawat jalan, Apotek rawat inap, Apotek
IGD, Bedah Sentral dan Bagian produksi. Untuk pemberian obat kepada
pasien rawat jalan dan rawat inap di berikan langsung oleh petugas apoteker
kepada pasien.
98
Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya pada tahun 2016, Metode
rawat inap dan depo farmasi.Pendistribusian obat untuk pasien rawat inap
dan resep perorangan sementara untuk pasien rawat jalan yakni dengan
logistik instalasi farmasi yakni dengan prinsip First In First Out (FIFO)
yakni dimana obat yang dikeluarkan adalah obat yang pertama kali datang.
penanggung jawab tiap unit pelayanan, kamar obat, dan depo mengambil
pendistribusian petugas juga memiliki kendala dalam hal stock obat yang
99
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
No 72 Tahun 2016 pasal 3 Ayat 1 huruf A namun masih ada beberapa tahap
B. SARAN
100
DAFTAR PUSTAKA
Dep Kes RI, 2009. undang-undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
departemen kesehatan RI. Jakarta.
Dr. Satibi, M.Si., Apt. 2014. Manajemen Obar di Rumah Sakit, Fakultas Farmasi,
Universitas Gadjah Mada, Yokyakarta.
Pebrianti. (2019). Manajemen logistik pada gudang farmasi rumah sakit umum
daerah kabelota kabupaten donggala. 127–136.
Satrianegara, Fais, Syarfaini, Syamsiah Adha dan Nurul Iwanah Husain. 2018.
Gambaran Pengelolaan Persediaan Obat Di Gudang Farmasi Rsud
Syekh Yusuf Gowa. Makasar: Bagian Administrasi Rumah Sakit
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan bagian Gizi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Volume 10, Nomor 2, Juli-
Desember 2018.
2. Kartu Stok
3. Gudang obat khusus penyakit dalam
a. High Alert
Gambar 3.1
DIREKTUR
Direktur Direktur
Kabag Kabid
Kabag Kabid
Kabag Kabid
Perencanaan&Pengangg Pelayanan Penunjang
aran
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
DIREKTUR UTAMA
KABIT PENUNJANG
KOMITE
INSTALASI FARMASI
FARMASI TERAPI
TERAPI
SUB INSTALASI SUB INSTALASI SUB INSTANSI SUB
PERBEKALAN APOTEK FARMASI INSTALASI
FARMASI KLINIK PRODUKSI
PE
BAGIAN BAGIAN DEPO
BAGIAN PIO BAGIAN
PENYIMPAN RAWAT JALAN
PRODUK
AN
SI
BAGIAN DEPO
IGD