Anda di halaman 1dari 197

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S G2P0101


HAMIL 34 MINGGU 2 HARI DENGAN MASALAH KEK DAN
JARAK KELAHIRAN ˂2 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BARU ULU KOTA BALIKPAPAN
TAHUN 2019

Oleh:
NUR HALIPAH
NIM. P07224117018

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN BALIKPAPAN
2020

i
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : NUR HALIPAH

NIM : P07224117018

Tempat Tanggal Lahir : Pantai Lango, 4 Juli 1998

Alamat : Jl. Damai RT. 002 Pantai Lango Kecamatan


Penajam

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan :

 SDN 021 SAMARINDA Lulus Tahun 2010


 SMPN 03 SAMBOJA Lulus Tahun 2013
 SMAN 1 PENAJAM PASER UTARA Lulus Tahun 2016
 MAHASISWI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
KALTIM Tahun 2017-Sekarang

iv
Halaman persembahan

Alhamdulillah, Barakallah. Akhirnya setelah penantian panjang dengan usaha dan


doa yang kuat, Telah selesai Laporan Tugas Akhir ini yang sangat “wow” di saat
terakhir masa perkuliahan Diploma 3 Kebidanan Balikpapan. Saya selaku
penyusun tugas akhir ini sangat berterima kasih dan mempersembahkan LTA ini
kepada:

1. Allah SWT 
Ga bisa berkata kata lagi kalo liat nama ini. Bawaannya mau sujud
syukur aja. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu akbar!!! . tanpaNya ini tugas
akhir ga selesai. tanpaNya ini tugas akhir ga bakal diacc sama pembimbing.
tanpaNya itu pasien tugas akhir ga bakal mau dijadikan pasien, apalagi mesti
cari pasien pengganti..uluuh uluhhh… intinya buat adek adekku yang nanti
baca ini. Ingat and Don’t Forget buat Solat, Doa, Minta restu orang tua,
Ikhtiar dan Tawakkal. Kamu boleh pintar tapi kalo hubunganmu dengan
Allah ga kamu jaga baik baik. Siap siap, entah itu pasienmu yang ga bisa buat
dikunjungi, entah itu LTAmu yang ga diacc acc. Bukan buat nakutin, tapi
inilah tugas dan kewajiban kita sebagai Hamba, karna dengan
kehendakNyalah kita dapat bernafas sampai detik ini .
2. Rasulullah SAW 
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad. Dulu..kalo kangen suka
nangis kalo ingat nama ini. Katanya dialah yang paling mencintai ummatnya.
Ga pernah ketemu tapi selalu dihampiri rasa rindu. Mungkin ada saatnya
nanti kita akan berjumpa..yaa Rasulullah 
3. Orang tua 
Kalo mereka udah kaya malaikat tak bersayap buatku . Mereka
yang ga berenti-berentinya buat support dan kasi aku pencerahan. Makasii
Yaa Allah, makasi udah hadirkan mereka buat hamba. Walau LDRan selama
kuliah (aku ini anak kos yaa po) tapi dengan begitu aku harus bisa metik
hikmahnya, karna selain kalo udah dengar suara mereka lewat telpon
jadinya semangat lagi, aku selalu yakin bahwa keberhasilanku
menyelesaikan LTA ini
v
karna ada doa doa mereka yang dijabah oleh Allah. Aku yakin dan aku sadar
sebagai anak terakhir banyak sekali harapan dari kedua orang tuaku
untukku, salah satunya lulus di D3 Kebidanan ini. Aku mencoba untuk
membuat mereka bangga padaku, karna dengan begitu setidaknya aku bisa
membalas budi baik mereka selama ini kepadaku, walau aku tau hal yang
aku lakukan ini belum seberapa disbanding semuanya. Doa dan restu dari
mereka ini salah satu kunci untuk kemudahan jalan kita dalam proses
panjang ini. Intinya be positive and keep hormati orang tua yaa 
4. Pembimbingcuu 
Terima kasih kepada bu sekar dan bu lusita, terima kasih sudah
membimbing saya dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Terima
kasih bu sudah mau disibukkan, sudah mau diganggu pada saat jam istirahat,
sudah mau menyempatkan hadir pada sidang proposal dan sidang akhir. Ga
tau mau ngomong apa lagi. Pokoknya kalian itu terrbaiiikkkk 
5. Fantastic four 
Kalian ini..duuhhhh… buat hae, regi, dan lisa, terima kasih banyak
atas dukungannya selama ini. Selama berteman dengan kalian dibangku
perkuliahan ini aku banyak mendapat pengalaman yang pasti nanti akan
sangat bermanfaat dikedepannya. Terima kasih sudah mau berteman
dengan aku, terima kasih juga untukku yang sudah mau berteman dengan
kalian..wkwk,becanda aja po!!
Kalian itu unik, dan disitulah aku belajar menghadapi berbagai
macam tingkah laku kalian. Persembahan ini aku sembahkan buat kalian
karna kalian adalah bagian dari perjuanganku untuk menempuh D3
Kebidanan ini. Aku sayang kaliaannnn….
6. Teman sejawat
Terima kasihku untuk kalian, kita berjuang bersama-sama disini.
emang ga mudah, tapi Alhamdulillah atas keRidhoanNya kita bisa lulus
bareng bareng. Kalo udah gini nantinya kita bakal kangen satu sama lain,
mulai dari hal hal aneh yang kita lakukan dikelas, sifat yang masih kekanak-
kanakan, teman yang kadang nyebelin, berkompetisi secara sehat, aktif

vi
diorganisasi, ngadain outbond bareng, LDKM bareng, pramukaan bareng,
tertekan bareng bareng. Pokoknya semuanya bareng.
Setelah ini kita akan sibuk dengan dunia masing masing, aku
berharap jika Allah mempertemukan kita lagi, aku mau kita tetap sama
seperti berjuang dulu, ga ada jaim-jaiman, yang ada malu maluin..wkwk..
Lop Yu GUYSSS!!!

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan

judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.S G2P0101 Hamil 34 Minggu 2

Hari Dengan Masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2 Tahun di Wilayah Kerja

Puskesmas Baru Ulu Kota Balikapapan Tahun 2019”. Laporan Tugas Akhir ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan di

Program Studi D-III

viii
Kebidanan Balikpapan, Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Kalimantan Timur.

Bersama ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih

dengan hati yang tulus kepada :

1. H. Supriadi B. S. Kp.,M.Kep., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang telah memberikan izin dan

memfasilitasi kami dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Inda Corniawati, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang telah

memberikan dukungan dalam pelaksanaan asuhan dan penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

3. Ernani Setyawati, M.Keb, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang telah

memberikan dukungan dalam pelaksanaan asuhan dan penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

ix
4. Susi Purwanti, S.ST, M.Ph selaku Ketua Penguji yang telah memberikan bimbingan

dalam memberikan asuhan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir.

5. Sekar Handayani, M.Keb selaku Anggota Penguji I yang telah memberikan

bimbingan dalam memberikan asuhan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir.

6. Lusita Hakim, SST., selaku Anggota Penguji II yang telah memberikan bimbingan

dalam memberikan asuhan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir.

7. Para Dosen dan Staf Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur Prodi D-III Kebidanan Balikpapan.

8. Kedua Orang tua, kakak serta keluarga tercinta yang telah membantu dengan doa dan

dukungan mental kepada penulis.

9. Ny.S sebagai Klien Laporan Tugas Akhir yang telah bersedia ikut berpartisipasi

menjadi klien penulis untuk menyelesaikan, terima kasih untuk kerja samanya dan

untuk semua bantuan yang diberikan.

10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik-

baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya. Hal ini

dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik pengalaman, pengetahuan dan waktu.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan yang

akan datang sangat diharapkan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan

semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang

membutuhkan.

1
Abstrak : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.S G2P0101 hamil 34 minggu 2 hari dengan masalah KEK &
Jarak Kelahiran ˂2 Tahun diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019. Asuhan kebidanan komprehensif
merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada
bayi baru lahir. Ambang batas LiLA pada WUS yang tidak berisiko KEK adalah 23,5 cm sehingga Ibu hamil
yang memiliki LiLA <23,5 cm akan berisiko KEK. Jarak persalinan yang baik untuk kesehatan ibu dan anak
adalah > 2 tahun sampai 5 tahun, semakin pendek ( < 2 tahun ), ibu berisiko tinggi untuk mengalami pre-
eklampsia dan komplikasi kehamilan lain yang sangat berbahaya dan juga bagi bayinya bisa lahir terlalu cepat,
terlalu kecil atau dengan BBLR.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif, KEK, Jarak Kelahiran ˂2 Tahun.

Latar Belakang : Ambang batas LiLA pada WUS Asuhan Kehamilan K2 masalah nyeri pada pinggang
yang tidak berisiko KEK adalah 23,5 cm sehingga
Ibu hamil yang memiliki LiLA <23,5 cm akan
berisiko KEK. Berdasarkan Hasil Pemantauan
Status Gizi di Indonesia tahun 2016, prevalensi ibu
hamil berisiko KEK masih tinggi yaitu sebesar
79,3%. Jarak persalinan yang baik untuk kesehatan
ibu dan anak adalah > 2 tahun sampai 5 tahun,
semakin pendek ( < 2 tahun ), ibu berisiko tinggi
untuk mengalami pre-eklampsia dan komplikasi
kehamilan lain yang sangat berbahaya dan juga
bagi bayinya bisa lahir terlalu cepat, terlalu kecil
atau dengan BBLR. Berdasarkan uraian diatas,
penulis ingin melakukan asuhan kebidanan
komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny.S G2P0101 hamil 34 minggu
2 hari dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2
Tahun diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun
2019”.

Tujuan : Memberikan asuhan kebidanan


komprehensif baik pada masa kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus serta
pemilihan alat kontrasepsi.
Metode : Pelaksanaan studi kasus ini diawali
dengan penjaringan subjek penelitian yaitu ibu
hamil Trimester III dengan usia kehamilan 34-35
minggu yang dimulai bulan Desember
2019.Pelaksanaan asuhan kebidanan pada subjek
yang diteliti dilakukan secara komprehensif
dimulai dari kehamilan, hingga pemilihan alat
kontrasepsi. Pelaksanaan asuhan kebidanan secara
komprehensif ini akan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP, yang berjumlah sekurang-kurangnya
15 buah, sesuai dengan pelaksanaan bimbingan
dilakukan.
Hasil Asuhan (Pembahasan) : Pada Asuhan
Kehamilan K1 didapatkan masalah pada ibu yaitu
Lila 23cm, jarak kelahiran ˂2 tahun, dan ibu juga
mengeluh nyeri pada bagian pinggang. Penulis
memberikan asuhan yaitu untuk mengatasi masalah
KEK, penulis menjelaskan tentang penyebab,
dampak, dan cara mengatasi KEK pada ibu. untuk
masalah jarak kelahiran ˂2 tahun penulis
menganjurkan untuk menggunakan kb metode
jangka panjang seperti KB IUD atau Implant untuk
menjarangkan kelahiran. Untuk masalah nyeri
pinggang penulis menganjurkan untuk
mengkompres bagian nyeri dengan menggunakan
kompres hangat guna mengurangi rasa nyeri pada
pinggang dan memberikan rasa nyaman. Pada
1
ibu teratasi, ibu juga mengalami kenaikan berat
badan yaitu 500 gram, dan ibu juga bersedia
untuk menggunakan KB. Pada kunjungan K2 ini
ibu mengeluh sulit tidur sehingga penulis
menganjurkan untuk miring kiri agar sirkulasi
oksigen dari ibu ke janin menjadi lancar dan
mengajarkan ibu tekhnik relaksasi. Pada Asuhan
Persalinan dilakukan asuhan sesuai dengan Kala I
berlangsung selama ±3 jam, untuk Kala II
berlangsung selama ±8 menit, Kala III
berlangsung selama ±7 menit, proses persalinan
Ny.S berlangsung normal dan tidak mengalami
penyulit, tidak ada rupture pada perineum,
perdarahan ±150cc, kontraksi uterus baik. Pada
asuhan BBL bayi lahir spontan berjenis kelamin
perempuan dengan A/S : 8/10 dengan berat badan
lahir 2920 gram. Pada asuhan KN 1 ibu
mengeluh perut masih agak mules dikarenakan
uterus yang masih berkontraksi untuk kembali ke
ukuran seperti sebelum hamil. Pada KN 2 ibu
mengeluh putting lecet pada bagian kanan dan
kiri sehingga penulis mengajarkan tekhnik dan
posisi menyusui yang benar. Pada KN 3 ibu
mengatakan sudah tidak mengalami putting lecet
pada payudara kanan dan kiri, selain itu ibu
mengatakan sudah menggunakan KB suntik 3
bulan. Pada asuhan neonatus 1 bayi tidak ada
kelainan, bayi telah diberikan suntikan Hb- 0,
Vit. K, dan salep mata. Pada asuhan neonatus 2,
bayi dalam keadaan normal, tidak ada kelainan
dan berat badan bayi mengalami peningkatan
menjadi 2980 gram. Pada asuhan neonates 3,
bayi dalam keadaan normal, bayi telah
diimunisasi BCG, dan berat badan bayi
mengalami peningkatan yaitu menjadi 3250
gram. Pada asuhan KB Ny. S telah menggunakan
KB suntik 3 bulan untuk menjarangkan
kelahiran.
Kesimpulan : Asuhan yang diberikan pada Ny. S
mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
nifas, neonatus, hingga pelayanan kontrasepsi
dilakukan sesuai dengan dasar teori yang ada.
Ditemukan beberapa kesenjangan seperti ibu
mengalami KEK dan Jarak Kelahiran ˂2 tahun,
akan tetapi semua kesenjangan bisa teratasi dan
ibu tidak mengalami komplikasi baik ibu pada
masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
nifas, neonates maupun KB.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................5

C. Tujuan............................................................................................................6

1. Tujuan Umum..........................................................................................6

2. Tujuan Khusus.........................................................................................6

D. Manfaat..........................................................................................................7

1. Manfaat Praktis........................................................................................7

2. Manfaat Teoritis.......................................................................................7

E. Ruang lingkup................................................................................................8

F. Sistematika Penulisan....................................................................................9

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................13

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan.................................................13

1. Manajemen Varney..................................................................................13

2. Konsep COC............................................................................................14

3. Konsep SOAP..........................................................................................14

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.......................................................16

BAB III SUBJEKTIF DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUS

................................................................................................................................ 92

A. Rancangan Study Kasus yang Berkesinambungan dengan COC..................94

B. Etika Penelitian....................................................................................95

C. Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Komprehensif (sesuai 7 langkah

Varney)..........................................................................................................96

BAB IV TINJAUAN KASUS................................................................................97

BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................148

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................164

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................168

LAMPIRAN

1
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri...................................................38

2.2 Usia Kehamilan berdasarkan Mc. Donald.................................................................41

2.3 Tafsiran Berat Janin pada TM III..............................................................................43

2.4 Peningkatan berat badan selama kehamilan..............................................................43

2.5 Ketidaknyamanan TM 3 dan cara mengatasi............................................................44

2.6 Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid...........................................45

2.7 Skor Poedji Rochjati.......................................................................................56

2.8 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.............................................................71

2.9 Apgar Skor......................................................................................................86

2.10 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum.......................................91

1
DAFTAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Kerja Penelitian................................................................................96

1
DAFTAR

Lampiran

1. Lembar Informasi kepada subjek penelitian

2. Surat Persetujuan Setelah Penjelasan

3. Lembar Konsultasi Laporan Tugas Akhir

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) sangat

erat hubungannya dengan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi,

kesehatan ibu, akses ke sarana persalinan, pembiayaan persalinan serta mutu

pelayanan kesehatan ibu terutama pada saat ibu hamil, bersalin dan masa nifas.

Target AKI dalam RPJMN 2019 adalah 306/100.000 KH dan target penurunan

AKI dalam Millenium Development Goal’s tahun 2016 adalah 102/100.000 KH.

(Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, 2017)

World Health Organization (WHO) memperkirakan di Indonesia terdapat

126 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu 6.400

pada tahun 2015. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

AKI menurun dari 359 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012 menjadi 305 per

100.000 kelahiran hidup tahun 2015 dan kembali menetap menjadi 305 per

100.000 kelahiran hidup tahun 2018 . Sedangkan AKB menurun dari 34 per 1000

kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup tahun 2012 dan

kembali turun menjadi

24 per 1000 kelahiran hidup tahun 2017 (Profil Kesehatan, 2018).

Menurunkan angka kematian ibu secara bermakna maka deteksi dini dan

penanganan ibu hamil berisiko perlu lebih ditingkatkan terutama di fasilitas

pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Salah satu tujuan asuhan antenatal

adalah mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan

1
1

dan pembedahan. Semakin banyak ditemukan faktor risiko maka semakin tinggi

risiko kehamilannya. Semakin cepat diketahui adanya risiko tinggi semakin cepat

akan mendapatkan penanganan semestinya (Azizah, 2012). Pembangunan dibidang

kesehatan tidak bisa dilepaskan dari upaya mewujudkan kesehatan anak sedini

mungkin sejak dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu telah dipersiapkan sebelum

dan selama kehamilan bertujuan untuk mendapatkan bayi yang sehat.

Gangguan kesehatan yang terjadi selama kehamilan dapat mempengaruhi

kesehatan janin dalam kandungan hinggakelahiran dan pertumbuhan bayi

selanjutnya (Setiawan, Lipoeto, & Izzah, 2013).

Angka kematian Ibu di Kota Balikpapan tahun 2017 meningkat dengan

jumlah kasus 10 atau (78/100.000 KH) dengan perhitungan jumlah kelahiran hidup

di Kota Balikpapan 12.800 sehingga didapatkan 10/12.800 x 100.000 = 78 dengan

pengertian bahwa dari 100.000 Kelahiran Hidup di Kota Balikpapan terdapat 78

kasus kematian ibu. Target penurunan AKI secara Nasional yaitu 112/100.000 KH.

Dengan demikian penurunan AKI Kota Balikpapan dari 72/100.000 KH tahun

2016 menjadi 78/100.000 KH tahun 2017 masih dibawah target nasional. (Dinas

Kesehatan Kota Balikpapan, 2017)

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi

pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,

tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau

sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,

tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam

melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu

kecuali ada indikasi (Manuaba, 2010).


1

Penyebab kematian ibu disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan

dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Penyebab langsung antara lain :

perdarahan 60%, infeksi 25%, gestosis 15%, penyebab lainnya hanya menimbulkan

kematian pada 5% kematian maternal atau perinatal. Penyebab kematian antara ibu

antara lain penyakit jantung, paru, dan ginjal, asma, dan infeksi pada kehamilan,

persalinan, serta kala nifas. Secara umum penyebab kematian ibu yaitu yang

berkaitan dengan gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk

kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa

nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilannya per

100.000 kelahiran hidup serta kematian ibu secara tidak langsung seperti

kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada abortus,

dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2009).

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi

baru lahir. Asuhan kebidanan ini diberikan sebagai bentuk penerapan fungsi,

kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien

dan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB (Varney Helen,

Kriebs Jan M, 2007). Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki

jumlah penduduk cukup padat. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah

penduduk Indonesia adalah 237.556.363 dan pada tahun 2014 jumlah penduduk

Indonesia mencapai 253.609.643 jiwa. Berdasarkan proyeksi penduduk yang

dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2025, perkiraan penduduk

Indonesia adalah sekitar 273,65 juta jiwa. Lebih lanjut angka laju pertumbuhan

penduduk tahun 2000-2010 sebesar 1,49% meningkat bila dibandingkan tahun


2

1990-2000 yaitu sebesar 1,45%. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2014

diharapkan turun menjadi 1,1% (BKKBN, 2014).

Peningkatan berat badan ibu selama hamil menandakan adanya adaptasi ibu

terhadap pertumbuhan janin. “Pada wanita dengan berat badan rata-rata atau

rendah, kurangnya pertambahan berat badan selama kehamilan dapat menimbulkan

pertumbuhan janin terhambat” penelitian ini didapatkan bahwa makin berat badan

ibu hamil, makin bertambah juga berat badan lahir bayi, hal ini ditunjukkan dengan

hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan sebesar p<0,01 dengan kekuatan

korelasi sedang (Budiman, C., 2011)

Kenaikan berat badan yang kurang dari 7 kg tetapi melahirkan bayi yang

normal yaitu lebih dari 2500 gram, dan ibu yang KEK tidak selalu melahirkan bayi

dengan BBLR. Hal tersebut dikarenakan berat bayi lahir tidak hanya di pengaruhi

oleh kenaikan berat badan ibu selama kehamilan ataupun status gizi yang ditandai

dengan pengukuran LILA 23,5 cm. Hal ini dikerena peningkatan berat badan ibu

hamil ada faktor lain yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru lahir antara

lain genetik yang normal dan patologis, penyakit ibu, obstetrik dan lingkungan

(Puspitasari, C., et all, 2010).

Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan pada tahun 2016,

terjadi kenaikan persentase prevalensi BBLR pada tahun 2012-2015 sedangkan

pada tahun 2016 mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2015,

presentase prevalensi BBLR sebesar 5,1% sedangkan pada tahun 2016 menurun

sebesar 4,4%. BBLR dapat dihindari dengan menjaga kondisi fisik ibu melalui

pemenuhan kebutuhan gizi dan pengukuran antropometri berupa lingkar lengan

atas (LiLA) dan kenaikan berat badan ibu hamil. Ambang batas LiLA pada wanita

usia subur (WUS) yang tidak berisiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah
2

23,5 cm sehingga Ibu hamil yang memiliki LiLA <23,5 cm akan berisiko KEK.

Berdasarkan Hasil Pemantauan Status Gizi di Indonesia tahun 2016, prevalensi ibu

hamil berisiko KEK masih tinggi yaitu sebesar 79,3%.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Prevalensi Kekurangan

Energi Kronis (KEK) WUS, yaitu untuk ibu Hamil 27,5 % ditahun 2013 telah

turun menjadi 14,8 % ditahun 2016.

Secara spesifik penyebab KEK adalah akibat adanya ketidakseimbangan

antara asupan dalam pemenuhan gizi dan pengeluaran energi. Masalah yang sering

terjadi adalah adanya ketidaktersediaan pangan musiman secara kronis di tingkat

rumah tangga, distribusi rumah tangga yang tidak proporsional dan beratnya beban

kerja ibu hamil. Seperti ibu hamil yang masih bekerja dengan pekerjaan yang berat

demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu adalah beberapa faktor yang

penting berkaitan dengan gizi ibu hamil, adalah kehamilan ibu pada usia muda

yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun), kehamilan dengan jarak yang pendek

dengan kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun), kehamilan yang terlalu

sering, dan kehamilan yang terlalu tua (lebih dari 35 tahun) (Siti Asfuah dan Atikah

Proverawati, 2009: 47).

Anak-anak yang lahir dengan jarak kelahiran 3 sampai 5 tahun dengan

kelahiran sebelumnya memiliki tingkat kelangsungan hidup 2,5 kali lebih tinggi

dari pada mereka yang lahir dengan jarak kelahiran < 2 tahun. Anak-anak yang

lahir dengan jarak kelahiran 3 tahun dengan kelahiran sebelumnya lebih sehat saat

mereka dilahirkan dan memiliki kemungkinan hidup lebih baik pada setiap

pertumbuhan dan perkembangannya (Rasmanto, 2008).

Jarak persalinan yang baik untuk kesehatan ibu dan anak adalah > 2 tahun

sampai 5 tahun, semakin pendek ( < 2 tahun ), ibu berisiko tinggi untuk mengalami
pre-eklampsia dan komplikasi kehamilan lain yang sangat berbahaya dan juga

bagi bayinya bisa lahir terlalu cepat, terlalu kecil atau dengan BBLR.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin melakukan asuhan kebidanan

komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.S

G2P0101 hamil 34 minggu 2 hari dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2

Tahun diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah

adalah “Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif

(pengkajian, identifikasi masalah dan penegakkan diagnose, intervensi,

implementasi, evaluasi dan pendokumentasian) pada masa kehamilan, persalinan,

bayi baru lahir, nifas, neonatus sampai dengan pelayanan kontrasepsi yang sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan pada Ny.S G2P0101 hamil 34 minggu 2 hari

dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2 Tahun diwilayah kerja Puskesmas

Baru Ulu Tahun 2019”.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif baik pada masa

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus serta pemilihan alat

kontrasepsi pada Ny. S G2P0101 hamil 34 minggu 2 hari dengan masalah KEK

& Jarak Kelahiran ˂2 Tahun diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun

2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kehamilan (pengkajian, identifikasi

1
masalah dan penegakkan diagnose, intervensi, implementasi, evaluasi

1
1

dan pendokumentasian SOAP) pada klien Ny.S G2P0101 hamil 34

minggu 2 hari dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2 Tahun

diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019.

b. Mampu melakukan asuhan persalinan (pengkajian, identifikasi

masalah dan penegakkan diagnose, intervensi, implementasi, evaluasi

dan pendokumentasian SOAP) pada klien Ny.S G2P0101 hamil 34

minggu 2 hari dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2 Tahun

diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019.

c. Mampu melakukan asuhan Bayi Baru Lahir (pengkajian, identifikasi

masalah dan penegakkan diagnose, intervensi, implementasi, evaluasi

dan pendokumentasian SOAP) pada klien Ny.S G2P0101 hamil 34

minggu 2 hari dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2 Tahun

diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019.

d. Mampu melakukan asuhan Nifas (pengkajian, identifikasi masalah

dan penegakkan diagnose, intervensi, implementasi, evaluasi dan

pendokumentasian SOAP) pada klien Ny.S G2P0101 hamil 34 minggu 2

hari dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2 Tahun diwilayah

kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019.

e. Mampu melakukan asuhan Neonatus (pengkajian, identifikasi

masalah dan penegakkan diagnose, intervensi, implementasi, evaluasi

dan pendokumentasian SOAP) pada klien Ny.S G2P0101 hamil 34

minggu 2 hari dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran ˂2 Tahun

diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019.

1
1

f. Mampu melakukan asuhan Pelayanan Kontrasepsi (pengkajian,

identifikasi masalah dan penegakkan diagnosa, intervensi,

implementasi, evaluasi dan pendokumentasian SOAP) pada klien

Ny.S G2P0101 hamil 34 minggu 2 hari dengan masalah KEK & Jarak

Kelahiran ˂2 Tahun diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun

2019.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga

dilakukannya asuhan kehamilan secara teratur untuk kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi dapat termonitor dengan baik dengan pemantauan

terhadap komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat terdeteksi secara

dini.

a. Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu bersalin akan terlaksananya

asuhan persalinan normal tanpa ada komplikasi ataupun penyulit yang

mungkin terjadi.

b. Dengan adanya asuhan pada bayi baru lahir dengan baik dan benar akan

mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi.

c. Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu nifas sehingga masa nifas

dapat berlangsung normal tanpa terjadi infeksi ataupun komplikasi yang

mungkin dapat terjadi.

d. Dengan adanya asuhan pada neonatus dengan baik dan benar akan

mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi.

1
1

e. Dengan adanya asuhan pelayanan kontrasepsi diharapkan laju

pertumbuhan penduduk dapat ditekan sehingga tercipta masyarakat yang

berkualitas

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dapat menjadi bahan acuan untuk

pembuatan kebijakan dalam pemberian asuhan kebidanan yang

komprehensif.

b. Bagi institusi pendidikan, dapat memberikan pendidikan dan pengalaman

bagi mahasiswanya dalam melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif mulai dari masa kehamilan (pengkajian, identifikasi

masalah dan penegakkan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi,

dan pendokumentasian SOAP) sehingga dapat menumbuhkan dan

mencipatakan bidan terampil, profesional dan mandiri.

c. Bagi Puskesmas wilayah kerja setempat dapat membantu untuk

menjalankan dan melancarkan program kerja puskesmas.

d. Bagi klien, klien mendapatkan pengetahuan dan pelayanan sesuai standar

pelayanan kebidanan.

e. Bagi penulis, dapat memberikan pengalaman bagi penulis untuk dapat

melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari masa

kehamilan (pengkajian, identifikasi masalah dan penegakkan diagnosa,

intervensi, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian SOAP)

sehingga dapat menumbuhkan dan mencipatakan bidan terampil,

profesional dan mandiri.

1
1

f. Bagi penulis lainnya, dapat menjadi bahan referensi dalam membuat

karya tulis ilmiah.

E. Ruang Lingkup

Penulisan laporan studi kasus harus dapat mengetengahkan asuhan

kebidanan mulai dari langkah pengkajian, analisis masalah, intervensi,

implementasi, evaluasi dan pendokumentasiannya dan menggunakan metode

continuity of care, mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,

neonatus, hingga pelaksanaan pelayanan kontrasepsi pada periode November-

Januari 2020 pada Ny.S G2P0101 hamil 34 minggu 2 hari dengan masalah KEK &

Jarak Kelahiran ˂2 Tahun diwilayah kerja Puskesmas Baru Ulu Tahun 2019.

F. Sistematika Penulisan

Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode narasi yang

disertai dengan analisis data dan permasalahan yang timbul selama pelaksanaan

asuhan kebidanan.

Adapun metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah:

a. Studi Kepustakaan

Dipergunakan untuk memperoleh data dasar ilmiah dari berbagai

sumber berupa buku, tulisan ilmiah, bahan kuliah, internet, dan lain-lain yang

berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini yaitu mengenai ilmu kebidanan

diantaranya asuhan kehamilan, bersalin, perawatan nifas dan bayi baru lahir

serta pelayanan keluarga berencana. Sumber-sumber tersebut dapat dijadikan

penulis sebagai penunjang penulisan karya tulis ini.

b. Studi Kasus

1
1

Merupakan usaha pengamatan dan praktek langsung dengan klien

melalui tahap-tahap proses asuhan kebidanan. Hal ini dapat dilakukan melalui

anamnesa dan pemeriksaan fisik.

c. Studi Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi

pembahasan, seperti lembar status.

Sistematika umum penulisan laporan tugas akhir adalah sebagai

berikut:

JUDUL

HALAMAN

JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

1
2
2. Tujuan Khusus

2
2

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis

2. Manfaat Teoritis

E. Ruang Lingkup

F. Sistematika penulisan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

BAB III

SUBYEK DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI

KASUS

BAB IV

TINJAUAN KASUS

BAB V

PEMBAHASAN

BAB VI

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

2
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

1. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak

secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar

menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan dalam rangkaian /

tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada

klien. (Husanah Een, dkk. 2019).

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,

yang dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang

bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut

bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi

sesuai dengan kondisi klien (Varney Helen, Kriebs Jan M, 2008).

Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney, yaitu :

a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah

2
1

berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi

akan menentukan.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita

yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosis kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan

pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang

menyertai diagnosis.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Langkah ketiga adalah langkah ketika bidan melakukan

identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial

atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap

mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.

Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman.


1

d. Langkah IV : Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakam

segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien.

e. Langkah V : Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi.

f. Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara

efisien dan aman. Pada langkah ke VI ini, rencana asuhan menyeluruh

seperti yang telah diuraikan dilangkah ke V dilaksanakan secara efisien

dan aman.

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

sudah diberikan. Hal yang dievalusi meliputi apakah kebutuhan telah

terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.

Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien

meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh

seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan

dalam bentuk SOAP, yaitu :

S : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.


1

O : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data

focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

A : menggambarkan pendokumentasian hasil ananlisis dan interpretasi

data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosis/masalah,

antisipasi diagnosis/masalah potensial, danperlunya tindakan segera

oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan/atau rujukan sebagai

langkah II, III, IV dalam manajemen Varney.

P : menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan evaluasi

perencanaan (E) berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan

VII Varney.

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan trimester III

Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhirkehamilan

yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.Saat ini juga

merupakan waktu untuk mempersiapkankelahiran dan kedudukan sebagai

orang tua seperti terpusatnya perhatian padakelahiran bayi (Saifuddin,

2010).

b. Perubahan fisik pada masa kehamilan Trimester III (Manuaba, 2010):

1) Sistem Reproduksi

Pada trimester III istmus lebih nyata menjadi bagian korpus

uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Setelah

minggu ke 28 kontraksi braxton hick semakin jelas, terutama pada


1

wanita yang langsing, umumnya akan menghilang bila wanita tersebut

melakukan aktifitas fisik atau berjalan dan pada minggu-minggu

terakhir kehamilankontraksi semakin kuat sehingga sulit dibedakan

dari kontraksi untuk memulai persalinan.

2) Sistem Traktus Uranius

Karena turunya kepala pada hamil tua, terjadi gangguan miksi

dalam bentuk sering berkemih desakan tersebut menyebabkan

kandung kemih cepat terasa penuh, selain itu juga terjadi hemodilusi

menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.

3) Sistem Respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus

yang membesar ke arah diagfragma sehingga diagfragma kurang

leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil

mengalami kesulitan bernafas (Manuaba, 2010).

4) Sirkulasi darah

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan

puncak pada usia 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level

terendah pada minggu 30-32 minggu karena setelah 34 minggu massa

RBC terus menerus meningkat tapi volume plasma tidak. Peningkatan

RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil

lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas.Hal ini ditemukan pada

kehamilan meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi.


1

5) Sistem Muskuloskeletal

Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring

ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban berat

badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang

(religment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser

kedepan.Kurva lumbo sakrum normal harus semakin melengkungdan

di daerah servikodorsal harus memebentuk kurvatura (fleksi anterior

kepala berlebihan) untuk memepertahankan keseimbangan.

c. Perubahan PsikologisTrimester III (Kusmiyati, 2009) :

Kehamilan juga diartikan periode kritis, saat terjadinya gangguan

dan perubahan identitas peran.

1) Trimester III seringkali disebut periode penantian dan waspada sebab

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

2) Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir

sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya

akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.

3) Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin

membesar dan perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita

mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.

d. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III (Romauli, 2011) :

1) Oksigen

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu

latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal yang lebih

tinggi, makan tidak terlalu banyak, kurangi atau hentikan merokok,


1

konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti

asma dan lain-lain.Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan

perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan kurangi tekanan

pada vena asenden (hipotensi supine).

2) Nutrisi dalam kehamilan

Gizi pada waktu hamil harus di tingkatkan hingga 300

kalori/hari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (seimbang).

3) Personal Hygiene

Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan

diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genetikal).Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian

karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu

yang kekurangan kalsium.

4) Pakaian selama kehamilan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil

adalah pakaian harus longgar bersih dan tidak ada ikatan yang ketat

pada daerah perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap

keringat, pakai bra yang menyongkong payudara, memakai sepatu

dengan hak yang rendah, pakaian dalam yang selalu bersih.

5) Eliminasi (BAB/BAK)

Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari agar produksi

air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk


2

menjarangkan berkemih, bakteri bisa masuk sewaktu melakukan

hubungan seksual oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk

berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan

minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemihnya.

6) Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat

perdarahan pervaginam, terdapat riwayat abortus berulang, abortus,

partus prematurus imminens, ketuban pecah, serviks telah membuka.

7) Mobilisasi dan Body Mekanik

Duduk adalah posisi yang lazim dipilih, sehingga postur yang

baik dan kenyamanannya penting. Ibu harus diingatkan untuk duduk

bersandar dikursi dengar benar, pastikan bahwa tulang belakangnya

tersangga dengan baik, berdiri diam terlalu lama dapat menyebabkan

kelelahan dan ketegangan, oleh karena itu lebih baik berjalan tetapi

tetap memperhatikan semua aspek yang baik, postur tegak harus

diperhatikan.

8) Exercise/ Senam Hamil

Senam hamil di mulai pada umur kehamilan setalah 22

minggu.Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih

otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan

normal. Senam hamil di tujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau

tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit


2

jantung, ginjal, dan penyulit dalam kehamilan (hamil dengan

perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai anemia).

e. Memantau Kesejahteraan Janin

Pemantauan kesejahteraan janin dilakukan selama 12 jam,

normalnya pergerakan janin dalam 12 jam adalah 10 kali.

f. Perawatan payudara

Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara

sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil

dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum. Saat

memasuki usia kehamilan tujuh bulan, mulailah membiasakan diri

menarik puting susu dengan jari tangan sampai menonjol atau dengan

menggunakan teknik hofman untuk putting susu tenggelam, jika ibu

memiliki puting terbenam, tidak perlu khawatir, yang penting ibu

berkemauan keras untuk menyusui (Subianto, 2009).

g. Ante Natal Care (ANC)

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil

secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini

meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan

dan intervensi dasar yang dilakukan (Saryono, 2010).

Pelayanan ante natal care merupakan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya,

dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam

Standar Pelayanan Kebidanan (Kemenkes RI, 2010).


2

Ante natal care merupakan pengawasan sebelum persalinan

terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim (Manuaba, 2012).

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan

atau dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar

ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta

mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan

adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang

optimal terhadap kehamilan (Mufdillah, 2009).

Kebijakan pemerintah untuk pemeriksaan kehamilan mengenai

jadwal pemeriksaan ibu hamil mendapatkan pelayanan ante natal care

minimal 4 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam (Kemenkes RI,

2010) yaitu, trimester I satu kali (sebelum usia 14 minggu), trimester II

satu kali (usia kehamilan antara 14-28 minggu), trimester III dua kali

(usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan 36

minggu). Standar pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin terhadap

perlindungan ibu hamil dan janin, berupa dteksi dini faktor risiko,

pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes RI,

2013).

1) Menentukan Usia Kehamilan

Metode kalender adalah metode yang sering kali digunakan

oleh tenaga kesehatan dilapangan perhitungannya sesuai rumus yang

direkomendasikan oleh Neagle yaitu dihitung dari tanggal pertama

haid
2

terakhir ditambah 7 bulan ditambah 9 atau dikurang 3, tahun ditambah

1 atau 0 (Kusmiyati, 2009).

2) Tinggi Fundus Uteri

Tinggi fundus sulit untuk diinterprestasikan pengukurannya

dapat dipengaruhi oleh berat badan pasien, polihidramnion, gemeli

dan besar janin. Pengukururan tinggi uterus diatas simfisis

mencerminkan kemajuan pertumbuhan janin dan menghasilkan

taksiran kasar tentang durasi kehamilan biasanya teraba pada saat usia

kehamilan 12-14 minggu (Manuaba, 2010).

Tabel 2.1
Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan
1/3 jari di atas simfisis 12 minggu
½ di atas sympisis 16 minggu
2/3 di atas sympisis 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
1/3 diatas pusat 28 minggu
½ pusat – prosessus – xifoideus 34 minggu
Setinggi prosessus – xifoideus 36 minggu
2-3 jari (4cm) dibawah prosessus 40 minggu
xifoideus
Sumber :Ilmu Kebidanan penyakit kandungan dan KB (Manuaba, 2010)

3) Rumus Mc Donald

Menggunakan tinggi fundus untuk menentukan durasi suatu

kehamilan dalam bulan atau minggu. Tinggi fundus uteri dalam cm,

yang normal harus sesuai dengan usia kehamilan, jika kurang hanya 2

cm masih dapat ditoleransi tetapi jika lebih kecil dari 2 cm maka ada

gangguan pertumbuhan janin, dan jika lebih besar dari 2 cm

kemungkinan dapat terjadi bayi besar (Manuaba, 2010).


2

Tabel 2.2
Usia Kehamilan berdasarkan Mc. Donald
Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan
24 – 25 cm diatas sympisis 24 – 25 minggu
26,7 cm diatas sympisis 28 minggu
27,5 – 28 cm diatas sympisis 30 minggu
29,5 – 30 cm diatas sympisis 32 minggu
31 cm atas sympisis 34 minggu
32 cm diatas sympisis 36 minggu
33 cm diatas sympisis 38 minggu
Sumber :Ilmu Kebidanan penyakit kandungan dan KB (Manuaba, 2010)

4) Tafsiran Berat Janin (TBJ)

Berat janin = TFU–12 X 155 (jika kepala belum masuk PAP)

Berat janin = TFU-11X155 (jika kepala sudah masuk PAP)

Tabel 2.3
Tafsiran Berat Janin pada TM III
Usia Kehamilan Panjang (cm) Berat (gram)
28 minggu 37,6 cm 1005 gram
29 minggu 38,6 cm 1153 gram
30 minggu 39,9 cm 1319 gram
31 minggu 41,1 cm 1502 gram
32 minggu 42,4 cm 1702 gram
33 minggu 43,7 cm 1918 gram
34 minggu 45 cm 2146 gram
35 minggu 46,2 cm 2383 gram
36 minggu 47,4 cm 2622 gram
37 minggu 48,6 cm 2859 gram
38 minggu 49,8 cm 3083 gram
39 minggu 50,7 cm 3288 gram
40 minggu 51,2 cm 3462 gram
41 minggu 51,7 cm 3597 gram
Sumber :Ilmu Kebidanan penyakit kandungan dan KB (Manuaba, 2010)

5) Asuhan Antenatal standar 14T (Depkes RI, 2009):

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b) Pemeriksaan tekanan darah

c) Ukur tinggi fundus uteri

d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

e) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

toxoid (TT)
2

f) Pemeriksaan Haemoglobin darah

g) Pemeriksaan VDRL

h) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara

i) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

j) Pemeliharaan tingkat kebugaran/ senam ibu hamil

k) Pemeriksaan protein urine atas indikasi

l) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

m) Pemberian terapi konsul yodium untuk daerah endemis gondok

n) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis

h. Penurunan Kepala Janin pada TM III

Pada primigravida kepala janin masuk ke pintu atas panggul

(PAP) sejak usia kandungan 36 minggu. Hal ini disebabkan oleh

mengencangnya otot dinding rahim ibu hamil, tarikan kuat ligamentum

yang menyangga rahim, bentuk kepala janin yang sesuai dengan pintu

atas panggul, gaya berat kepala janin dan terjadinya braxton

hick.Penyebab belum masuknya kepala janin ke PAP yaitu kepala janin

yang terlalu besar dari panggul ibu, berat bayi melebihi 4000 gram,

rongga panggul sempit, bayi terlilit tali pusat dan atau plasenta previa

(Manuaba, 2009).

i. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Indeks adalah rasio antara dua unsur kebahasaan tertentu yang

mungkin menjadi ukuran atau ciri tertentu, penunjuk (Depdiknas, 2002).

Massa adalah ukuran sejumlah materi yang dimiliki oleh suatu benda

yang didefinisikanbaik oleh sifat kelembaman benda itu maupun

pengaruh
2

gravitasi bumi pada benda-benda lain dalam fisika (Yandianto, 1995).

Tubuh adalah keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan

dari ujung kaki sampai ujung rambut (Depdiknas, 2002). Jadi yang

dimaksud dengan indeks masa tubuh adalah rasio antara berat badan dan

tinggi badan yang diukur dari ujung rambut sampai ujung kaki

(Depdiknas, 2002).

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) merupakan suatu

pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan

tinggi badan. Walaupun dinamakan “indeks”, IMT sebenarnya adalah

rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram)

dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter) (Marekensson, 2004).

Rumus penghitungan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh

(IMT) adalah BMI = Weight / (Height)2 Keterangan :

BMI (Body mass index) : Indeks Massa Tubuh (kg.m-2)

Weight : Berat badan (kg)

Height : Tinggi badan (m)

Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan seseorang

dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk

orang dewasa berumur> 18 tahun. Batas ambang IMT ditentukan dengan

merujuk ketentuan FAO/WHO.

Tabel 2.4
Peningkatan berat badan selama kehamilan
2

IMT (kg/m2) Total kenaikan berat Selama trimester 2


badan yang disarankan dan 3

Kurus 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu


(BMI <18,5)
Normal 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu
(BMI 18,5-22,9)
Overweight 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu
(IMT 23-29,9)
Obesitas 4,4-6,8 kg 0,2 kg/minggu
(BMI > 30)
Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu

Sumber: Buku Ajar Keperawatan Maternitas(Sukarni, 2013)

Anjuran penambahan berat badan hamil berdasarkan IMT pra hamil

menurut IOM adalah: IMT <18,5kg/m2 penambahan berat badan 28-40

pound (setaran dengan 12,6-18 kg), IMT 18,5-24,9 kg/m2 dengan

penambahan berat badan 25-35 pound (setaran dengan 11,25-15,75kg),

IMT 25-29,9 kg/m2 dengan penambahan berat badan 15-25 pound

(setaran dengan 6,75-11,25kg) dan IMT 30 kg/m2 dengan penambahan

berat badan 11-20 pound (setaran dengan 4,95-9kg) (Ariyani, 2013).

j. Bahaya Kehamilan Trimester III (Kusmiyati, 2009)

1) Perdarahan pervaginam

Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil

setelah 28 minggu disebut perdarahan antepartum.

2) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat.

3) Pengelihatan kabur
2

Yaitu pada perubahan visual mendadak, misalnya pandangan

kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai

dengan sakit kepala yang hebat.

4) Bengkak di wajah dan jari tangan

Bengkak yang muncul pada muka dan tangan, tidak hilang

setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain.

5) Keluar cairan pervaginam

Merupakan tanda bahaya karena dapat menyebabkan

terjadinya infeksi langsung pada janin, pecahnya selaput ketuban juga

dapat diikuti dengan keluarnya bagian kacil janin seperti tali pusat,

tangan, atau kaki. Oleh karena itu bila saat hamil ditemukan ada

pengeluaran cairan apalagi bila belum cukup bulan harus segera

datang ke rumah sakit dengan fasilitas memadai.

6) Gerakan janin tidak terasa

Bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama

sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian janin dalam rahim,

janin mati terlalu lama dalam menimbulkan gangguan pada ibu,

bahaya yang terjadi berupa gangguan pembekuan darah, disebabkan

oleh zat- zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam darah

ibu.

7) Nyeri perut yang hebat

Apabila perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan

jika disentuh sedikit saja dan terasa sangat keras seperti papan serta
2

disertai perdarahan pervaginam, ini menandakan terjadinya solusio

placenta.

k. Ketidaknyamanan pada TM 3

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan pada sistem tubuh ibu

yang semuanya membutuhkan adaptasi, baik fisik maupun psikologis

berikut ketidak nyamanan pada TM 3 dan cara mengatasinya menurut

(Hutahaean, 2013).

Tabel 2.5
Ketidaknyamanan TM 3 dan cara
mengatasi
No. Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1. Sering buang air  Ibu hamil di sarankan untuk tidak
kecil minum 2-3 jam sebelum tidur.
 Kosongkan kandung kemih saat
sebelum tidur.
 Agar kebutuhan cairan pada ibu tetap
terpenuhi, sebaiknya lebih banyak
minum pada siang hari.

2. Kram dan nyeri  Lemaskan bagian yang kram dengan


pada kaki cara mengurut.
 Pada saat bangun tidur, jari kaki di
tegakkan sejajar dengan tumit untuk
mencegah kram mendadak.
 Meningkatkan asupan kalsium dan air
putih.
 Melakukan senam ringan.
 Istirahat cukup.

3. Gangguan nafas  Latihan nafas melalui senam hamil.


 Tidur dengan bantal tinggi.
 Makan tidak terlalu banyak.
 Konsultasi dengan dokter apabila ada
kelainan asma.

4. Oedema  Meningkatkan periode istirahat dan


berbaring dengan posisi miring ke kiri.
 Meninggikan kaki bila duduk.
 Meningkatkan asupan protein.
 Menganjurkan untuk minum 6-8
gelas/hari untuk membantu diuresis
natural.
 Menganjurkan ibu untuk berolahraga
ringan.
3

5. Nyeri pinggang  Berikan kompres hangat

6. Gangguan tidur  Olah raga


 Hipnoterapi
 Edukasi tidur
 Latihan relaksasi

Sumber :Perawatan Ante Natal Care (Hutahaean, 2013)

l. Persiapan Persalinan Ibu TM 3

Persiapan diartikan sebagai suatu program instruksi yang

bertujuan tertentu dan berstruktur (Matterson, 2001). Persiapan persalinan

bertujuan untuk menyiapkan semua kebutuhan selama kehamilan maupun

proses persalinan. Persiapan persalinan adalah segala sesuatu yang

disiapkan dalam hal menyambut kelahiran anak oleh ibu hamil.

(Matterson, 2001).

Persiapan persalinan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di

antaranya, yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan. Selain itu

pasien dapat menyiapkan surat-surat (BPJS, Foto kopi KTP, KK), Buku

Pink, donor darah berjalan, kendaraan, persiapan ibu (pakaian dalam,

sarung, baju masing-masing 5 buah, dan pembalut ibu nifas) dan

persiapan bayi (bedong, baju, celana, topi, sarung tangan dan kaki,

handuk, masing- masing 6 buah). (Matterson, 2001).

m. Standar Imunisasi TT Pada Kehamilan

Imunisasi merupakan tindakan preventif yang diperlukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mempertahankan status

kesehatan seluruh rakyat. Imunisasi tetanus toksoid adalah proses untuk

membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit

tetanus. Untuk mencegah tetanus neonatorum (TN) ibu hamil harus

mendapatkan imunisasi tetanus toksoid, sehingga ibu sudah memiliki


3

antitoksin tetanus dalam tubuh ibu yang akan ditransfer melalui plasenta

yang akan melindungi bayi yang akan dilahirkan dari penyakit tetanus.

Sedangkan Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit


3

tertentu dan mencegah terjadinya penyakit tertentu dan pemberiannya

bisa berupa vaksin (Syafrudin, dkk, 2011).

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang

wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada

minggu ke-4.

Tabel 2.6
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Selang Waktu
minimal
Imunisasi TT Lama Perlindungan
pemberian
Imunisasi TT
Langkah awal pembentukan kekebalan tubuh
TT1 -
terhadap penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

2. Dasar Teori Kehamilan Risiko Tinggi

a. Definisi Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan merupakan sebuah keadaan yang dinantikan dari

setiap pasangan. Kehamilan dapat memberikan kegembiraaan bagi

ibu. Akan tetapi tidak semua ibu mengalami kegembiraan atas

kehamilannya, kehamilan bisa memberikan rasa kecemasan bagi

setiap ibu. Hal ini karena sebagian ibu mengalami tekanan dan rasa

bimbang atas kehamilan yang sedang dialaminya. Tekanan ini

bertambah besar pada ibu hamil risiko tinggi.


3

Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan dengan adanya

kondisi yang dapat menambah risiko terjadinya kelainan atau

ancaman bahaya pada janin.

b. Efek Kehamilan Risiko Tinggi

Faktor yang menimbulkan tekanan pada ibu hamil adalah

kurangnya informasi tentang penyakit, keuangan dan faktor keluarga.

Faktor – faktor ini lahyang dapat memperberat stres pada ibu hamil

risiko tinggi. Stres dapat meningkatkan corticotophin releasing

hormon sehingga menyebabkan kontraktilitas uterus. Selain itu, stres

juga meningkatkan produksi cytokine yang secara tidak langsung

mempunyai peran untuk terjadinya kelahiran prematureatau

meningkatkan kejadian infeksi, sehingga meningkatkan risiko

terjadinyapersalinan premature. Tetapi kelahiran premature tidak

sepenuhnya karena stres, gaya hidup dan infeksi juga bisa mempunyai

peranan.

c. Kartu Skor Poedji Rochjati

Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang

digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk

menemukan faktor risikoibu hamil, yang selanjutnya mempermudah

pengenalan kondisi untuk mencegahterjadi komplikasi obstetrik pada

saat persalinan.
Fungsi dari KSPR adalah:

1) Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.

2) Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.

3) Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana

(Komunikasi Informasi Edukasi/KIE).

4) Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.

5) Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan,

persalinan, nifasdengan kondisi ibu dan bayinya.

6) Audit Maternal Perinatal (AMP)

Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat

ringannya faktor risiko kepada ibu hamil, suami, maupun

keluarga. Skor dengan nilai 2, 4, dan 8 merupakan bobot risiko

dari tiap faktor risiko. Kelompok risiko dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)

2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)

3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)

Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok

faktor risiko pada penilaian KSPR.


34

Tabel 2.7
Skor Poedji Rochjati
I II III IV

Triwulan
SKO
Masalah / Faktor Resiko
R III. III.
KEL I II
NO. 1 2
F.R

Skor Awal Ibu Hamil 2

1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4


I

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≥145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

Pernah melahirkan dengan


4
a. Tarikan tang/vakum
9
b. Uri dirogoh 4

c. Diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8


I II III IV

Triwulan
SKO
Masalah / Faktor Resiko
R III. III.
KEL I II
NO. 1 2
F.R

Skor Awal Ibu Hamil 2

1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4


I

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≥145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

Pernah melahirkan dengan


4
a. Tarikan tang/vakum
9
b. Uri dirogoh 4

c. Diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8


3

II Penyakit pada ibu hamil

a. Kurang Darah b. Malaria, 4

11 c. TBC Paru d. Payah Jantung

Kencing Manis (Diabetes) 4

Penyakit Menular Seksual 4

12 Bengkak pada muka / tungkaidan tekanan darah tinggi. 4

13 Hamil kembar 4

14 Hydramnion 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak Lintang 8

III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8

JUMLAH SKOR

3. Dasar Teori tentang riwayat Persalinan Prematur

Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi pada

kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan

berat janin kurang dari 2500 gram. Paritas ibu, riwayat prematur

sebelumnya dan trauma ibu diduga merupakan penyebab terjadinya

persalinan prematur.

Secara teoritis faktor risiko prematur dibagi menjadi 4 faktor, yaitu

faktor iatrogenik, faktor maternal, faktor janin, dan faktor perilaku. Faktor
3

iatrogenik merupakan faktor dari kesehatan medis. Faktor maternal

meliputi riwayat prematur sebelumnya, umur ibu, paritas ibu, plasenta

previa, kelainan serviks (serviks inkompetensi), hidramnion, infeksi intra-

amnion, hipertensi dan trauma. Faktor janin meliputi kehamilan kembar

(gemelli), janin mati (IUFD), dan cacat bawaan (kelainan kongenital).

Faktor perilaku meliputi ibu yang merokok dan minum alkohol.

Ibu bersalin multiparitas yang ada riwayat prematur sebelumnya

tidak diketahui penyebabnya, sehingga ibu yang dulu pernah mengalami

persalinan prematur belum tentu mengalaminya lagi ataupun sebaliknya

ibu yang dulu bersalin normal dapat mengalami persalinan prematur,

penyebabnya dapat terjadi karena kurang hati – hati selama hamil,

misalnya trauma ibu. (Hacker, 2011)

4. Dasar Teori Kehamilan dengan KEK

a. Pengertian KEK pada ibu hamil

Kurang Energi Kronik (KEK) adalah kurangnya asupan energi

berlangsung lama. Ibu hamil Kekurangan Energy Kronis (KEK)

dengan LILA ˂ 23.5 cm adalah keadaan dimana ibu hamil mengalami

kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau

menahun disebabkan karena ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga

zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut

mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik maupun mental tidak

sempurna seperti yang seharusnya.

KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan

komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu

tidak
3

bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh

KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit

dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan

setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat. (Rahmaniar, 2013)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik

(KEK) Menurut (Djamaliah, 2009) antara lain : jumlah asupan energi,

umur, beban kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu

tentang gizi dan pendapatan keluarga. Adapun cara mengatasi KEK

yaitu :

a) Biskuit ibu hamil

Tingginya ibu hamil yang mengalami kekurangan energi

konik tersebut menimbulkan solusi dari kementrian kesehatan

untuk mengeluarkan biskuit ibu hamil sebagai makanan

tambahan yang difomulasikan memiliki kandungan yang

penting bagi proses kehamilan. Makanan tambahan berupa

biskuit sandwich ibu hamil tersebut hanya bisa didapatkan dari

puskesmas maupun rumah sakit pemerintahan. Biskuit

makanan tambahan ibu hamil tersebut memiliki kandungan

nutrisi yang lengkap namun hanya dapat sebagai makanan

tambahan dan tetap memerlukan makanan pokok.

b) Makanan tinggi kalori

Jenis makanan selanjutnya yang juga dapat membantu

dalam pemenuhan energi ibu menyusui tersebut diantaranya


3

seperti makanan tinggi kalori. Makanan dengan kandungan

kalori tinggi tersebut diharapkan mampu mendukung kondisi

ibu hamil yang memang kekurangan energi akibat makanan

yang tidak banyak terserap atau kurang terpeuhinya makanan

sehat untuk ibu hamil. Beberapa jenis makanan tinggi kalori

yang dapat dijadikan makanan tambahan bagi ibu hamil

diantaranya seperti umbi umbian, kentang, nasi, beras merah,

dan lain sebagainya.

c) Makanan tinggi protein

Protein merupakan salah satu jenis nutrisi penting dalam

setiap perkembangan dan pembentuk organ pada bayi.

Kekurangan protein juga dapat memicu terjadinya kondisi ibu

hamil kurang energi kronis atau KEK. Makanan tinggi protein

tentu akan membantu mengembalikan kebutuhan energi yang

diperlukan oleh ibu hamil dalam setiap aktivitasnya. Jenis

protein yang baik bagi ibu hamil diantaranya seperti ikan

salmon, ikan makarel, telur, daging merah, daging sapi,

kacang kacangan, susu, dan lain sebagainya.. Pemenuhan

protein dapat menjadikan kondisi perkembangan janin terjaga.

d) Makanan dengan kandungan zat besi tinggi

Makanan dengan kadar zat besi tinggi yang baik untuk

ibu hamil diantaranya seperti sayuran hijau, protein hewani,

dan
3

lain sebagainya. Kandungan zat besi yang tinggi dapat

membantu menjaga proses pertumbuhan dan perkembangan

bayi di dalam kandungan selalu terjaga dengan baik. Zat besi

yang dibutuhkan ibu hamil lebih besar beberapa kali lipat

dibandingkan dari kondisi normalnya sehingga sering kali

menjadi senyawa yang memang kurang pada ibu hamil. Zat

besi pada beberapa jenis makanan tersebut juga dapat menjaga

berat badan dan penambahannya setiap bulan selalu dalam

kondisi yang normal.

5. Dasar Teori Jarak Kelahiran ˂2 Tahun

Jarak kelahiran merupakan interval antara dua kelahiran yang

berurutan dari seorang wanita. Jarak kelahiran yang cenderung singkat

dapat menimbulkan beberapa efek negatif baik pada kesehatan wanita

tersebut maupun kesehatan bayi yang dikandungnya. Setelah melahirkan,

wanita memerlukan waktu yang cukup untuk memulihkan dan

mempersiapkan diri untuk kehamilan serta persalinan selanjutnya (Sawitri

dkk, dalam Rifdiani, 2017).

Secara medis, rahim sebenarnya sudah siap untuk hamil kembali

tiga bulan setelah melahirkan. Namun berdasarkan catatan statistik

penelitian bahwa jarak kelahiran yang aman antara anak satu dengan

lainnya adalah 27 sampai 32 bulan. (Agudelo, 2007).

Terdapat beberapa alasan perlunya jarak kelahiran menurut

Ummah (2015), diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Belum pulihnya kondisi rahim ibu setelah kehamilan sebelumnya.


4

b. Dapat timbulnya beberapa resiko dalam kehamilan, salah satunya

adalah anemia.

c. Resiko terjadinya pendarahan pasca persalinan.

d. Waktu yang disediakan ibu untuk menyusui dan merawat bayi

kurang karena harus terbagi.

Ruswandiani dan Mainase (2015, dalam Monita, et.al, 2016)

mengatakan bahwa jarak kelahiran yang ideal adalah lebih dari dua tahun,

karena tubuh memerlukan kesempatan untuk memperbaiki persediaan,

selain itu pertumbuhan dan perkembangan janin juga akan terhambat jika

organ-organ reproduksi terganggu. Dari permasalahan tersebut juga akan

muncul beberapa resiko, misalnya kematian janin saat dilahirkan, BBLR,

dan Kematian di usia bayi.

Selain itu, resiko lain juga dapat terjadi seperti ketuban pecah dini

dan prematur karena kesehatan fisik dan rahim ibu masih memerlukan

waktu untuk beristirahat. Dalam waktu atau jarak kehamilan yang cukup

dekat juga memungkingkan ibu untuk masih menyusui, hal tersebut yang

menyebabkan terlepasnya hormon oktisosin yang memicu terjadinya

kontraksi (Ummah, 2015). Kehamilan dengan jarak kehamilan <2 tahun

dapat mengakibatkan abortus, berat badan bayi lahir rendah, nutrisi

kurang, dan waktu/lama menyusui berkurang untuk anak sebelumnya

(Hartono, 2010)

Untuk mengatasi riwayat kelahiran yang dekat yaitu ˂2 tahun,

Penulis memberikan asuhan yaitu dengan menggunakan KB baik metode


4

jangka panjang pasca persalinan, seperti KB IUD maupun Implant.

(Ruswandiani dan Mainase, 2016)

6. Konsep Dasar Teori Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang

normal dalam kehidupan (Sumarah, dkk, 2008). Proses persalinan bisa

jadi momok yang menakutkan bagi ibu hamil, sehingga jangan sampai

proses tersebut diperburuk oleh kurangnya pemahaman mengenai tanda

awal persalinan. Mengetahui tanda-tanda awal persalinan merupakan

modal penting yang perlu dimiliki oleh setiap ibu hamil. Hal ini bertujuan

untuk mendeteksi adanya komplikasi yang beresiko pada saat persalinan

nanti, sehingga akan tercipta persalinan normal, aman bagi ibu dan

bayinya (Abdilla, 2011).

Pengertian atau pemahaman bahwa kehamilan dan persalinan

adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa) menunjukkan

masyarakat sadar kalau setiap persalinan menghadapi resiko atau bahaya

yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi yang baru lahir

(Prawirohardjo, 2009).

Tanda-tanda Persalinan menurut (Mochtar, 2013) sebagai berikut:

1) Tanda pendahuluan:

a) Ligtening atau setting atau dropping, yaitu kepala turun

memasuki pintu atas panggul.

b) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.


4

c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena

kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

d) Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut “false labor

pains”.

e) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show).

2) Tanda Pasti Persalinan meliputi:

a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat,sering, dan

teratur.

b) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada serviks.

c) Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya.

d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada

pembukaan.

Menurut Rukiyah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi

persalinan, yaitu faktor power, faktor passenger, faktor passage, faktor

psyche dan penolong yaitu :

a. Faktor Power (Kekuatan) Power adalah kekuatan janin yang

mendorong janin keluar. Kekuatan yang mendorong janin keluar

dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan

sempurna (Oxorn, 2010)


4

b. Faktor Passanger (Bayi) Faktor lain yang berpengaruh terhadap

persalinan adalah faktor janin,yang meliputi sikap janin, letak janin,

presentasi janin, bagian terbawah janin, dan posisi janin (Rohani,

2011)

c. Faktor Passage (Jalan Lahir) Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas:

a) Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul). b) Bagian

lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligamentligament (Asrinah,

2010)

d. Faktor psyche (Psikis) Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari

dukungan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi

ibu selama bersalin dan kelahiran anjurkan merreka berperan aktif

dalam mendukung dan mendampingi langkah-langkah yang mungkin

akan sangat membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk

didampingi, dapat membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu

untuk didampingi. (Rukiyah, 2009)

e. Penolong (Bidan) Peran dari penolong persalinan adalah

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada

ibu dan janin. Dalam hal ini proses persalinan tergantung dari

kemampuan atau ketrampilan dan kesiapan penolong dalam

menghadapi proses persalinan. Setiap tindakan yang akan diambil

harus lebih mementingkan manfaat daripada kerugiannya. Bidan

harus bekerja sesuai dengan standar.Standar yang ditetapkan untuk

pertolongan persalinan normal adalah standar asuhan persalinan

normal (APN) yang terdiri dari 58 langkah dengan selalu

memerhatikan aspek 5 benang marah asuhan persalinan normal

(Saifuddin, 2010).
4

3) Persiapan Asuhan Persalinan

Menurut JNPK-KR tahun 2008 :

a) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi

Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi d rumah

(rumah ibu atau rumah kerabat), di tempat bidan, Puskesmas,

Polindes atau Rumah Sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan

dan sarana yang memadai.Laksanakan upaya pencegahan infeksi

(PI) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

b) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan untuk asuhan persalinan dan kelahiran bayi.

Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang

diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan

dan kelahiran bayi. Jika tempat persalinan dan kelahiran bayi akan

terjadi jauh dari fasilitas kesehatan, bawalah semua keperluan

tersebut ke lokasi persalinan. Ketidakmampuan untuk

menyediakan semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat

ensensial pada saat diperlukan akan meningkatkan risiko

terjadinya penyulit pada ibu dan bayi baru lahir sehingga keadaan

ini dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka.

c) Persiapan rujukan

Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika

terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang

sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya. Jika perlu

dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua


4

asuhan/perawatan yang telah diberikan dan semua hasil

penilaian(termasuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas rujukan.

Singkatan BAKSOKUDA : Bidan, Alat, Keluarga, Surat,

Obat, Kendaraan, Uang, Darah dan Doa dapat digunakan untuk

mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk

ibu dan bayi.

Tahap Persalinan Tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:

1. Kala I

Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang

ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan

menyebakan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan

lengkap, fase Kala I Persalinan terdiri dari Fase Laten yaitu dimulai

dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4cm, kontraksi

mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu

mules; Fase aktif dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10

menit, lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4cm hingga

lengkap, penurunan bagian terbawah janin, waktu pembukaan serviks

sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase pembukaan dibagi menjadi 2

fase, yaitu fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi

sangat lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm. Fase aktif : dibagi

dalam 3 fase yaitu fase akselerasi lamanya 2 jam dengan pembukaan 3

menjadi 4 cm, fase dilatasi 9 maksimal lamanya 2 jam dengan

pembukaan 4 menjadi 9 cm, fase deselerasi lamanya 2 jam

pembukaan dari 9 sampai pembukaan lengkap.


4

Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam dengan

pembukaan 1 cm per jam, pada multigravida 8 jam dengan

pembukaan 2 cm per jam. Komplikasi yang dapat timbul pada kala I

yaitu : ketuban pecah dini, tali pusat menumbung, obstrupsi plasenta,

gawat janin, inersia uteri. (Rukiyah, 2009)

2. Kala II

Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap

tampak bagian kepala janin melalui pembukaan introitus vagina, ada

rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau

vagina, perinium terlihat menonjol, vulva dan springter ani membuka,

peningkatan pengeluaran lendir dan darah. (Asrinah, 2010) Dimulai

dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada

kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga

terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa

seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu

his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perinium membuka,

perinium 10 meregang. Dengan adanya his ibu dan dipimpin untuk

mengedan, maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.

(Rukiyah, 2009)

Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu : eklamsi,

kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala

terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distocia karena


4

kelainan letak, infeksi intra partum, inersia uteri, tanda-tanda lilitan

tali pusat. (Rukiyah, 2009)

3. Kala III

Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan

berlangsungnya proses pengeluaran plasenta. Tanda-tanda pelepasan

plasenta : terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali

pusat memanjang atau menjulur keluar melalui vagina atau vulva,

adanya semburan darah secara tiba-tiba kala III, berlangsung tidak

lebih dari 30 menit. (Asrinah, 2010) Setelah bayi lahir, uterus teraba

keras dengan fundus uteri setinggi pusat beberapa menit kemudian

uterus berkontraksi lagi lagi untuk melepaskan plasenta dari

dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit setelah

bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

Pengeluaran plasenta, disertai pengeluaran darah.

Manajemen aktif kala III terdiri dari langkah utama pemberian

suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan

PTT dan masase uteri (Prawiroharjo, 2010).

Komplikasi yang dapat timbul pada kala III adalah perdarahan

akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir, tanda

gejala tali 11 pusat. (Rukiyah, 2009)

Perdarahan post partum normal yaitu perdarahan pervaginam

<500 cc setelah kala III selesai atau setelah plasenta lahir (JNPK-KR

Depkes RI, 2009).

4. Kala IV
4

Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

post partum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah sub

involusi dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang

disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, sisa plasenta.

(Sondakh, 2013)

Pemantauan kala IV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit

pertama, setiap 15 menit pada satu jam pertama, setiap 20-30 menit

pada jam kedua pasca persalinan meliputi kontraksi uterus dan

perdarahan pervaginam. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, TFU,

kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan,

selain itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam selama dua

jam pertama pasca persalinan (Saifuddin, 2010).

Dalam mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap

gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh

anggota badan bayi (Ari Sulistyawati, 2010) :

1) Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari

kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.

2) Penguncian (engagement)

Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin

telah melalui lubang masuk panggul pasien


5

3) Fleksi

Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi

menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala

janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar

panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dasar panggul, tahanannya

akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang sangat

diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala janin sudah dalam

keadaan fleksi maksimal.

4) Putaran paksi dalam

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter

anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri

dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien. Kepala akan

berputar dari arah diameter kanan, miring ke arah diameter PAP dari

panggul tetapi bahu tetap miring ke kiri, dengan demikian hubungan

normal antara as panjang kepala janin dengan as panjang dari bahu akan

berubah dan leher akan berputar 45 derajat. Hubungan antara kepala dan

panggul ini akan terus berlanjut selama kepala janin masih berada di

dalam panggul.

Pada umumnya rotasi penuh dari kepala ini akan terjadi ketika

kepala telah sampai di dasar panggul atau segera setelah itu. Perputaran

kepala yang dini kadang-kadang terjadi pada multipara atau pasien yang

mempunyai kontraksi efisien.

5) Lahirnya kepala dengan ekstensi

Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior.

Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya
5

tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala ke atas

menuju lorong vulva. Bagian leher belakang di bawah oksipuutakan

bergeser ke bawah simfisis pubis dan bekerja sebagai titik poros

(hipomoklion). Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan

tambahan di kepala yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjutsaat

lubang vulva vagina membuka lebar.

6) Restitusi

Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan

atau ke kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran

menuju posisi oksiput anterior.

7) Putaran paksi luar

Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari

bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan

mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin agar

terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior

akan terlihat pada lubang vulva vaginal, dimana ia akan bergeser di

bawah simfisis pubis.

8) Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi

9) Bahu posterior akan mengembungkan perineum dan kemudian dilahirkan

dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin

lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus.

a. Kebutuhan dasar ibu bersalin (Saifuddin, 2010)

Tabel 2.8 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Kala Asuhan kebidanan


5

1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh


ibu seperti: suami, keluarga pasien, atau teman dekat
2. Mengatur aktivitas dan posisi ibu
3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
4. Menjaga privasi ibu
5. Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Kala 1
6. Menjaga kebersihan diri
7. Mengatasi rasa panas
8. Masase
9. Pemberian cukup minum
10. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
11. Sentuhan
1. Memberi dukungan terus menerus kepada ibu
2. Menjaga kebersihan diri
3. Mengipasi dan masase
4. Memberikan dukungan mental
5. Menjaga kandung kemih tetap kosong
6. Memberikan cukup minum
Kala 2 7. Memimpin mengedan
8. Bernafas selama persalinan
9. Pemantauan denyut jantung janin
10. Melahirkan bayi
11. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala
sampai seluruh tubuh
12. Merangsang bayi
7. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
8. Memberikan oksitosin
Kala 3 9. Melakukan pengangan tali pusat terkendali atau
PTT
10. Masase fundus
1. Ikat tali pusat
2. Pemeriksaan fundus dan masase
3. Nutrisi dan hidrasi
4. Bersihkan ibu
Kala 4 5. Istirahat
6. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
7. Memulai menyusui
8. Menolong ibu ke kamar mandi
9. Mengajari ibu dan anggota keluarga.
Sumber:60 langkah asuhan persalinan normal (APN, 2013)

1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II.

2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitrosin dan memasukkan 1 buah alat suntik

sekali pakai 3 cc ke dalam partus set.

3) Memakai celemek plastik.

4) Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci

tangan dengan sabun di air mengalir.


5

5) Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang digunakan

untuk periksa dalam.

6) Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi

dengan oksitosin dan letakkan dan letakkan kembali kedalam

partus set. Bila ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada

partus set.

7) Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT

(basah) dengan gerakan vulva ke perineum (bila daerah perineum

dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu keluar, bersihkan daerah

tersebut dari kotoran).

8) Melakukakan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah

lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, membuka srung tangan secara terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai,

pastikan DJJ dalam batas normal.

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa

ingin meneran.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu saat

meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang

kuat, bantu ibu keposisi setengah duduk atau posisi lain yang

diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).


5

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat

untuk meneran.

14) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 sampai 6 cm,

letakkan handuk bersih, pada perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

16) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat

dan bahan.

17) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

18) Saat Sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan

melindungi perineum dengan diaalas lipatan kain dibawah bokong,

sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi

defleksi maksimal saat kepala lahir. Minta ibu untuk tidak meneran

dengan nafas pendek-pendek. Bila didapatkan mekonium pada air

ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada

mulut dan hidung bayi menggunakan penghisap lendir De Lee.

19) Menggunakan kassa/kain bersih untuk membersihkan muka bayi

dari lendir dan darah.

20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

21) Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22) Setelah bayi menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan

biparietal kepala bayi, tarik secara hati-hati kea rah bawah sampai

bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas

sampai bahu posterior/belakang lahir.Bila terdapat lilitan tali pusat


5

yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luar, minta ibu

berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri pasang klem di

dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara kedua

klem tersebut.

23) Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher, dan

bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian

bawah kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada/punggung

bayi, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bayi

bagian anterior saat badan dan lengan lahir.

24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang kea

rah bokong dan tungkai bawah bayi untuk memegang tungkai

bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut bayi).

25) Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan

kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke penolong.

Nilai bayi, kemudian letakkan diatas perut ibu dengan posisi kepala

lebih rendah dari badan (bila tali pusat pendek, letakkan bayi

ditempat yang memungkinkan).

26) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi

kecuali bagian tali pusat.

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari

umbilicus bayi. Melakukan urutan tali pusat kea rah ibu dan

memasang klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama.


5

28) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangn kiri,

dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat

diantara 2 klem.

29) Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala.

30) Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.

31) Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.

32) Memberitahu ibu akan disuntik.

33) Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intramuscular pada bagian

1/3 atas luar paha kanan setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu

untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh

darah.

34) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

35) Meletakkan tangan kiri di atas simfisis menahan bagian bawah

uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan

klem atau kain kassa dengan jarak 5-10 cm dari vulva.

36) Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah

dorso cranial. Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau

keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.

37) Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat

bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu

untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat


5

kearah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir

hingga plasenta tampak pada vulva.

38) Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta

dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta

dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu

pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada fundus uteri

dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian

palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus

teraba keras).

40) Sambil tangan kiri melakukan massase pada fundus uteri, periksa

bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan

untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban

sudah lahir lengkap, dan memasukkan dalam kantong plastic yang

tersedia.

41) Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum

yang menyebabkan perdarahan aktif. Bila ada lakukan penjahitan.

42) Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan

pervaginam, pastikan kontrksi uterus baik.

43) Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah didalam larutan

klorin 0,5% kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung

tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya.
6

44) Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan

simpul mati.

45) Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya.

46) Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam

wadah berisi larutan klorin 0,5%.

47) Membungkus kembali bayi.

48) Berikan bayi pada ibu untuk disusui.

49) Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan

pervaginam dan tanda vital ibu.

50) Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki

kontraksi baik dan mengajarkan massase uterus apabila kontraksi

uterus tidak baik.

51) Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi.

52) Memeriksa nadi ibu.

53) Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%.

54) Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang di sediakan.

55) Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan

menggantikan pakainnya dengan pakaian yang kering/bersih.

56) Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk

membantu apabila ibu ingin minum.

57) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.


6

58) Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%

melepaskan sarung tangan secara terbalik dan merendamnya dalam

larutan klorin 0,5%.

59) Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

60) Melengkapi partograf.


7

a. Partograf

Partograf adalah suatu alat untuk mencatat hasil observasi

dan pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan

alat utama dalam mengambil keputusan klinik khususnya pada

persalinan kala I (Sumarah, dkk, 2009).

Bagian-bagian dari partograf yaitu kemajuan persalinan

yaitu Pembukaan serviks, turunnya bagian terendah dan kepala

janin, Kontraksi uterus.Kondisi janin yaitu denyut jantung janin,

warna dan volume air ketuban, moulase kepala janin. Kondisi Ibu

yaitu tekanan darah, nadi, dan suhu badan, volume urine, obat dan

cairan (Sumarah, dkk,2009).

4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

a. Definisi

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan

baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstrauterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram

(Dewi, 2012).

b. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir (JNPK-KR Depkes RI, 2008).

Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering

yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal

dengan menjawab 4 pertanyaan yaitu:

1) Apakah bayi cukup bulan ?

78
7

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

3) Apakah bayi menaangis atau bernapas?

4) Apakah tonus otot baik.Jika bayi tidak cukup bulan, air ketuban

bercampur mekonium, tidak menangis atau tidak bernafas atau

megap-megap dan tonus otot tidak baik, segera lakukan tindakan

resusitasi?

Namun, apabila bayi dalam kondisi baik maka lakukan penanganan

asuhan bayi baru lahir normal dan penilaian awal dilakukan secara cepat

dan tepat (0-30 detik). Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau

lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008).

Tabel 2.9
Apgar Skor
Skor 0 1 2
Pucat
Appearance Badan merah, Seluruh tubuh
color(warna kulit) ekstremitas biru kemerah- merahan

Pulse (heart rate) atau


Tidak ada <100x/menit >100x/menit
frekuensi jantung
Sedikit gerakan Menangis, batuk/
Tidak ada
Grimace (reaksi mimik bersin
terhadap rangsangan)

Gerakan aktif
Ekstremitas dalam
Activity (tonus otot) Lumpuh
fleksi sedikit

Respiration (usaha
Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat
nafas)
Sumber : Sumarah, dkk, 2009

c. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal yaitu jaga

kehangatan bayi, bersihkan jalan napas (bila perlu), keringkan dan

tetap jaga kehangatan, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi

apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir, lakukan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD)
8

dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu, beri salep mata

antibotika tetrasiklin 1% pada kedua mata, beri suntikan vitamin K 1

mg intramuscular, di paha kairi anterolateral setelah Inisiasi Menyusu

Dini (IMD), beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuskluar, di paha

kanan anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian

vitamin K (JNPK-KR Depkes RI, 2008).

d. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir

Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus diwaspadai pada

bayi baru lahir, yaitu: Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per

menit, terlalu panas > 38°C atau terlalu dingin < 36,5°C. Warna kulit

atau bibir biru pucat, memar atau sangat kuning. Hisapan lemah,

mengantuk berlebihan, banyak muntah. Tali pusat terlihat merah,

bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit. Tidak

berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau

darah pada tinja. Lunglai, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus

menerus (Muslihatun, 2008).

11. Konsep Dasar Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42

hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan

(Suherni, 2009).
8

Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim sebab melahirkan

atau setelah melahirkan.Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak

bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil.Maka ketika melahirkan,

darah tersebut keluar sedikit demi sedikit.Darah yang keluar sebelum

melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah

nifas juga (Saifuddin, 2010).

b. Tahapan Dalam Masa Nifas (Suherni, 2009):

1) Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam

postpartum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari

postpartum.

3) Remote Puerperium (later puerperium) : waktu 6-8 minggu

postpartum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan

mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-

minggu, bulan atau tahun. (Manuaba, 2010).

c. Tujuan Asuhan Nifas (Prawirohardjo, 2010).

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan

bayinya.

3) Memberikan penkes tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

KB, menyusui, imunisasi dan perawatan bayi sehat.


8

4) Memberikan pelayanan KB

d. Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Sukarni, 2013)

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Involusi uterus

Menurut Mardiatun (2015) setelah plasenta lepas, otot

rahim akan berkontraksi atau mengerut, sehingga pembuluh

darah terjepit dan pendarahan berhenti. Hal inilah yang

menyebabkan ibu merasakan mules pada bagian bawah perut.

Tabel 2.10
Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum
Diameter
Waktu TFU Bobot uterus Palpasi serviks
uterus
Pada akhir
Setinggi pusat 900-1000 gram 12,5 cm Lembut / lunak
persalinan
Minggu ke
½ pusat symp 450-500 gr 7,5 cm 2cm
1
Minggu ke
Tidak teraba 200 gram 5 cm 1 cm
2
Minggu ke
Normal 60 gram 2,5 cm Menyempit
3
Sumber :Asuhan Kebidanan Nifas (Ambarwati, 2010)

2) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas

dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organism

berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada

vagina normal, lochea mengalami perubahan karena proses

involusi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan

warna diantaranya (Sukarni, 2013):

a) Lochea Rubra/merah (Kruenta)


8

Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa

postpartum.Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah

dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan

serabut dari deciduas dan chorion.Terdiri dari sel desidua,

verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

b) Lochea Sangiolenta

Lochea ini muncul pada hari ke 3-7 hari berwarna merah

kecoklatan dan berlendir.

c) Lochea Serosa

Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14 hari dengan berwarna

kuning kecoklatan dengan cirri lebih sedikit darah dan lebih

banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan/laserasi

plasenta.

d) Lochea Alba

Lochea albamuncul setelah 2 minggu postpartum.Warnanya

lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung

leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

e) Loche Purulenta

Lochea yang muncul karena terjadi infeksi, keluar cairan

seperti nanah berbau busuk.

3) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari


8

tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup (Sukarni,

2013).

4) ulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses persalinan, dan dalam beberapa

hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada

dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina

kembali kepada keadaan tidak hamil, dan rugae dalam vagina

secara berangsur angsur akan muncul kembali sementara labia

menjadi lebih menonjol. Ukuran vagina akan selalu lebih besar

dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama (Sukarni,

2013).

5) Perubahan sistem pencernaan

Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus

kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelaah

melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan

selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian

bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.

Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan

kebelakang (Saifuddin, 2010).

6) Perubahan sistem perkemihan

Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air

kecil, selain khwatir nyeri jahitan juga karena penyempitan

saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses

persalinan.
8

Buang air kecil sulit kemungkinan terdapat spasine sfingter dan

edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi

antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin

dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam

sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone

estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan

yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan dieresis. Ureter yang

berdilatasi akan kembali normal dalam tempo minggu (Saifuddin,

2010).

7) Perubahan endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam

postpartum, progesterone turun pada hari ke 3 postpartum dan

kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.

e. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Frekuensi kunjungan, waktu kunjungan dan tujuan kunjungan

masa nifas (Suherni, 2009) yaitu:

1) Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah post partum tujuan:

Mencegah perdarahan masa nifas, mendeteksi dan merawat

penyebab perdarahan, memberi konseling pada ibu atau keluarga

cara mencegah terjadinya perdarahan, mobilisasi dini, pemberian

ASI awal, memberi supervise pada ibu untuk melakukan

hubungan awal antara ibu dengan bayi, menjaga bayi agar tetap

sehat dengan cara mencegah hipotermi

2) Kunjungan kedua, waktu 6 hari post partum tujuanya :


8

Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, evaluasi

adanya tanda-tanda bahaya nifas, memastikan ibu menyusui

dengan benar dan tidak ada tanda-tanda penyulit, memastikan ibu

cukup makan, minum dan istirahat, memberi ibu konseling dalam

pengasuhan bayi.

3) Kunjungan ketiga, waktu 2 minggu post

partum Tujuan : Sama dengan kunjungan

hari ke 6

4) Kunjungan keempat, waktu 6 minggu post partum

Tujuan : Menanyakan penyulit-penyulit yang ada dan

memberikan konseling untuk KB secara dini

f. Kebutuhan Dasar Masa Nifas (Suherni, 2009):

1) Nutrisi dan cairan

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada

pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh

minum dan makan seperti biasa bila ingin, namun perlu

diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih

besar dari pada ibu hamil.

2) Ambulasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring-

miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis

dan tromboemboli, pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3

jalan-jalan, dan pada hari ke 4 atau 5 sudah boleh pulang,

mobilisasi
8

diatas mempunyai variasi yang berbeda, tergantung pada

komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

3) Eliminasi

Rasa nyeri kadang kala menyebabkan keengganan untuk

berkemih, tetapi usahakan lah untuk berkemih secara teratur,

karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan gangguan

kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan perdarahan dari rahim

hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.

4) Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila

masih sulit buang air besar dan terjadi obstifasi apalagi berak keras

dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal, jika masih

belum bisa dilakukan klisma, dan konsumsi makanan tinggi serat

dan cukup minum.

5) Menjaga kebersihan diri

Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari

infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

6) Kebersihan genetalia

Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak

bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan robekan atau

episiotomi, anjurkan ibu untuk membersihkan alat genetalianya

dengan menggunakan air bersih, membersihkan daerah vulva

terlebih dahulu dilanjutkan dengan sekitar anus, keringkan dulu

sebelum memakaikan pembalut, dan gentilah pembalut minimal 3


8

kali sehari, pada persalinan yang terdapat jahitan, jangan khawatir

untuk membersihkan vulva, justru vulva yang tidak dibersihkan

dapat menyebabkan infeksi, bersihkan vulva setiap buang air

besar, buang air kecil dan mandi.

7) Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap

keringat karena produksi keringat pada ibu nifas akan lebih banyak,

sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar dibagian dada,

sehingga payudara tidak tertekan dan kering, demikian juga dengan

pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya

akibat lochea.

8) Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan dalam tubuh akan dikeluarkan

kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan

pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh

karena itu, pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu

akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya,

usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit tetap dalam

keadaan kering.

9) Istirahat

Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk

rileks dan istrahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur,

meminta bantuan suami atau keluarga yang lain jika ibu merasa
8

lelah, putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan

bayi istirahat untuk menghilangkan tegang dan lelah.

10) Seksual

Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua

jarinya ke dalam vagina tanpa ada rasa nyeri, begitu ibu merasa

aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

11) Rencana kontrasepsi

Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa

nifas, apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung

hormone, harus menggunakan obat yang tidak menganggu produksi

ASI dan hubungan suami istri pada masa nifas tidak terganggu.

12) Senam nifas

Senam nifas yaitu gerakan untuk mengembalikan otot perut

yang kendur karena peregangan selama hamil, senam nifas ini

dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari

yang kesepuluh,terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan

untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu (Suherni, 2009).

13) Perawatan payudara

Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang

dilaksanakan, baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang

dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.

Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah

dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga mempelancar


9

pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan dan

kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara

agar tidak mudah terkena infeksi.

12. Konsep Dasar Neonatus

a. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan

sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan

28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui

kunjungan rumah (Walyani, 2014).

b. Pelaksanaan pelayanan neonatal adalah :

a) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu

6-48 jam setelah lahir. Hal yang dilaksanakan adalah:

(1) Jaga kehangatan tubuh bayi

(2) Berikan ASI eksklusif

(3) Rawat tali pusat

b) Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu

hari ke-3 sampai dengan hari ke-7 setelah lahir.

(1) Jaga kehangatan tubuh bayi

(2) Berikan ASI eksklusif

(3) Cegah infeksi dan rawat tali pusat

c) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada kurun waktu

hari ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.Periksa ada

atau tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit, lakukan


9

(1) Jaga kehangatan tubuh bayi

(2) Berikan ASI eksklusif

(3) Rawat tali pusat

c. Perawatan Neonatus (Walyani, 2014) yaitu :

1) Meningkatkan Hidrasi dan Nutrisi yang Adekuat untuk Bayi

Metode yang dipilih ibu untuk memberi susu kepada

bayinya harus dihargai oleh semua yang terlibat dan ibu harus

didukung dalam upayanya untuk memberikan susu kepada

bayinya.Akan tetapi, manfaat ASI untuk semua bayi, terutama

bayi prematur dan bayi sakit diketahui dengan baik.

Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin menjemur

bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama

30 menit, 15 menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit sisanya

dalam posisi tengkurap, memberikan asupan makanan bergizi

tinggi bagi ibu, apabila ada tanda ikterus yang lebih parah

misalnya feses berwarna putih keabu-abuan dan terlihat seperti

dempul, anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke

pelayanan kesehatan (Rukiah, 2013).

2) Memperhatikan Pola Tidur dan Istirahat

Tidur sangat penting bagi neonatus dan tidur dalam sangat

bermanfaat untuk pemulihan dan pertumbuhan. Bayi cukup bulan yang

sehat akan tidur selama sebagian besar waktu dalam beberapa hari

pertama kehidupan, bangun hanya untuk minum susu.


9

3) Meningkatkan Pola Eliminasi yang Normal

Jika diberi susu dengan tepat, bayi harus berkemih minimal enam

kali dalam setiap 24 jam dengan urin yang berwarna kuning kecoklatan

dan jernih. Penurunan haluaran urin atau aliran urin yang berkaitan

dengan bayi yang letargi, menyusu dengan buruk, mengalami

peningkatan ikterus atau muntah harus diperiksa karena infeksi saluran

kemih dan abnormalitas kongenitak pada saluran genitourinari biasa

terjadi.

4) Meningkatkan Hubungan Interaksi antara Orangtua dan Bayi

Meningkatkan interaksi antara bayi dan orang tua agar terciptanya

hubungan yang kuat sehingga proses laktasi dan perawatan bayi baru

lahir dapat terlaksana dengan baik.

Orang tua memiliki pengalaman yang bervariasi dalam merawat

bayi. Untuk orang tua yang tidak berpengalaman ada banyak literatur

yang siap sedia dalam bentuk cetakan atau di internet, dan ada

persiapan pranatal untuk kelas menjadi orang tua yang dapat diakses

untuk orang tua untuk mengembangkan beberapa pemahaman

menganai perawatan bayi.

b. Tanda-tanda bahaya pada neonatus (Kemenkes RI, 2010)

a) Bayi tidak mau menyusu

b) Kejang

c) Lemah

d) Sesak Nafas

e) Merintih
9

f) Pusar Kemerahan

g) Demam atau Tubuh Merasa Dingin

h) Mata Bernanah Banyak

i) Kulit Terlihat Kuning

13. Konsep Keluarga Berencana

b) Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2

yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen

sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi

hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.

Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada

pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).

c) Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal

Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik,

terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi

hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui

hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran

Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga perkembanagan dan

kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu

progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing

(LH). Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi

mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk menerima

implantasi (Manuaba, 2010).


9

d) Faktor pemilihan alat kontrasepsi

Menurut Hartanto (2012), faktor-faktor dalam memilih metode

kontrasepsi yaitu:

a. Faktor pasangan

1) Umur

2) Gaya hidup

3) Frekuensi senggama

4) Jumlah keluarga yang diinginkan

5) Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu

e) Kontrasepsi Suntik

1) Efektivitas kontrasepsi Suntik.

Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik

mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per

100 perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara

teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA maupun NET

EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per

100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian

DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain NET EN

(Hartanto, 2002).

2) Jenis kontrasepsi Suntik

Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi

suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :


9

(a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150

mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di

suntik intramuscular (di daerah pantat).

(b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung

200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan

dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat atau

bokong).

3) Cara kerja kontrasepsi Suntik

Menurut Sulistyawati (2013)

yaitu:

(a) Mencegah ovulasi

(b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma

(c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi

(d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.

4) Keuntungan kontrasepsi Suntik

Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif,

pencegah kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada

hubungan seksual, tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan

pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat

kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan

oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai perimenopause,

membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,

menurunkan kejadian tumor


9

jinak payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang

panggul (Sulistyawati, 2013).

5) Keterbatasan

Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut

Sulistyawati (2013) yaitu:

(a) Gangguan haid

(b) Leukorhea atau Keputihan

(c) Galaktorea

(d) Jerawat

(e) Rambut Rontok

(f) Perubahan Berat Badan

(g) Perubahan libido.


9

BAB III
SUBJEK DAN KERANGKA KERJA
PELAKSANAAN STUDI KASUS

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu kerangka atau sketsa yang di desain oleh

perancang dengan rencana pembuatan penelitian yang sesuai (Nasution, 2007).

Studi kasus atau case study menggunakan pendekatan manjemen kebidanan

menurut varney yang terdiri dari 7 langkah dan pendokumentasian SOAP dalam

pelaksanaan asuhannya mulai dari kehamilan, kelahiran, dan melahirkan sampai

enam minggu pertama postpartum, serta pemakaian alat kontrasepsi (Pratami,

2014).

B. Kerangka Kerja Studi Kasus

Pelaksanaan studi kasus ini diawali dengan penjaringan subjek penelitian

yaitu ibu hamil Trimester III dengan usia kehamilan 34 minggu 2 hari yang

dimulai bulan Desember 2019. Setelah diperoleh subjek penelitian, maka peneliti

melakukan pengkajian pada ibu hamil tersebut hingga didapatkan data subjektif

dan data objektif penelitian.Pelaksanaan asuhan kebidanan pada subjek yang

diteliti dilakukan secara komprehensif dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir, nifas hingga pemilihan alat kontrasepsi. Pelaksanaan asuhan

kebidanan secara komprehensif ini akan didokumentasikan dalam bentuk SOAP,

yang berjumlah sekurang-kurangnya 15 buah, sesuai dengan pelaksanaan

bimbingan dilakukan.
7

Studi Pendahuluan / Studi Literatur

Subyek Penelitian Ny.S G2P0101 Usia Kehamilan 34 minggu 2 hari


janin tunggal hidup intrauteri dengan masalah KEK & Jarak Kelahiran
˂2 Tahun

Persetujuan Klien (Informed Consent)

Studi Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan
Asuhan Kehamilan Persalinan
(ANC) (INC)
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan
(BBL)Nifas (PNC)Asuhan NeonatusPelayanan Kontrasepsi

K1, K2 & K3 Kala I- Kala IV2 jam KI,KII,KIII KNI,KNII, KNIII


Kunjungan pemilihan alat
kontrasepsi

Asuhan :
SOAP
Analisis Kesenjangan antara teori dan praktek
Alternatif pemecahan masalah

Gambar 3.1 Skema Kerangka Kerja

Dokumentasi
8

C. Pengumpulan dan Analisis Data

1. Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam proposal ini sesuai

metode yang digunakan dalam penelitian deskriftif, menurut (Arikunto,2003)

yaitu untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala, penelitian

secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang

diperlukan dengan mengadakan penelitian dilapangan (field research).

Adapun teknik pengambilan datanya adalah :

a. Observasi

Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung

tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang

dilakukan objek tertentu (Kriyantono, 2008).

b. Wawancara

Menurut Berger dalam Kriyantono (2008) mengatakan bahwa

wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap

mendapatkan informasi, dan informan seseorang yang diasumsikan

mempunyai informasi penting tentang sesuatu objek.Peneliti

mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara langsung

dengan klien dan keluarga.

c. Pemeriksaan Fisik

Peneliti melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi yang dilakukan untuk memperoleh data sesuai dengan

kasus yang dikelola.


8

d. Studi Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi yang berhubungan dengan

judul LTA ini seperti : catatan medis klien yang berupa buku KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak), literatur dan lain sebagainya.

2. Analisa Data

Menurut Sugiyono (2004) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini

mengubah data hasil penelitian menjadi suatu informasi yang dapat

digunakan untuk mengambil kesimpulan adalah menggunakan manajemen

kebidanan menurut Varney yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

D. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak responden untuk

menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman

terhadap responden. Sebelum penelitian dilakukan, responden akan dijelaskan

tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan kerahasiaan responden. Menurut

Hidayat (2008) dalam penelitian ini, peneliti akan memperhatikan etika dalam

penelitian yang dilakukan dengan prinsip:

1. Respect for person

Prinsip ini merupakan unsur mendasar dari penelitian. Prinsip ini

menekankan asuhan menghormati orang lain, dan memberikan

perlindungan terhadap haknya. Setiap subjek memiliki hak auto nomi,

bersifat unik dan bebas. Setiap individu memiliki hak dan kemampuan

untuk memutuskan bagi dirinyan sendiri, memiliki nilai dan


8

kehormatan/martabat, dan memiliki hak untuk mendapatkan informed

consent. Subjek harus sudah mendapat penjelasan sebelum persetujuan,

keikutsertaan secara sadar, dan membubuhkan tanda tangan pada lembar

persetujuan. Pemberi asuhan harus menjaga kerahasiaan dan subjek asuhan.

2. Beneficence dan non moleficence

Prinsip ini menekankan pencegahan pada terjadinya resiko, dan melarang

pembuatan yang berbahaya selama melakukan asuhan. Kewajiban pemberi

asuhan adalah memaksimalkan manfaat dan meminimalkan bahaya resiko,

termasuk ketidaknyamanan fisik, emosi, psikis, kerugian sosial, da

ekonomi.

3. Justice

Prinsip justice menekankkan adaya keseimbangan antara manfaat dan

resiko bila ikut serta dalam penelitian. Selain itu pada saat seleksi subjek

peelitian harus adil dan seimbang, berkaitan langsung dengan masalah yang

akan diteliti dan tidak ada unsur manipulatif. Pemberi asuhan juga harus

memberi perhatian secara khusus kepasa subjek peelitian sebagai

83
BAB IV

TINJAUAN

KASUS

Hasil Pengkajian Klien dan Perencanaan

Asuhan Tanggal : 2 Desember 2019

Jam : 17.00 WITA

Oleh : Nur Halipah

a. Langkah I Pengkajian

S :

1. Data Subjek

a. Identitas

Nama klien : Ny. S Nama suami : Tn. A

Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun

Suku : Banjar Suku : Bugis

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :KaryawanSwasta

Alamat : Jl. Sultan Hasanudin RT. 37 No.27 Kecamatan Baru

Ulu Kota Balikpapan

Keluhan : Nyeri pada bagian pinggang sejak beberapa hari

terakhir.

b. Riwayat obstetric dan ginekologi

1) Riwayat menstruasi
8

a) HPHT / TP : 5 April 2019 / 28 Desember 2019 (USG)

b) Umur kehamilan : 34 Minggu 2 Hari

c) Lamanya : ± 5hari

d) Banyaknya : 2 kali ganti pembalut

e) Konsistensi : Cair

f) Siklus : 28 hari

g) Menarche : 12 tahun

h) Teratur / tidak : Teratur

i) Dismenorrhea : Tidak Ada

j) Keluhan lain : Tidak Ada

2) Flour albus

a) Banyaknya : Tidak ada

b) Warna : Tidak ada

c) Bau/gatal : Tidak ada

3) Tanda – tanda kehamilan

a) Test kehamilan : PP Test

b) Tanggal : Lupa

c) Hasil : Positif (+)

d) Gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu : Usia

kehamilan 4 bulan

e) Gerakan janin dalam 24 jam terakhir: Baik ( 12x )

4) Riwayat penyakit/gangguan reproduksi

a) Mioma uteri : Tidak ada

b) Kista : Tidak ada


8

c) Mola hidatidosa : Tidak ada

d) PID : Tidak ada

e) Endometriosis : Tidak ada

f) KET : Tidak ada

g) Hydramnion : Tidak ada

h) Gemelli : Tidak ada

i) Lain – lain : Tidak ada

5) Riwayat

kehamilan G2 P1

A0

Kehamilan I : 2018/Normal

Kehamilan II : Hamil ini

6) Riwayat imunisasi

Imunisasi Catin : Tempat : Puskesmas Tanggal : lupa

Imunisasi TT I : Tempat : Puskesmas Tanggal : lupa

Imunisasi TT II : Tempat : Puskesmas Tanggal : lupa

7) Riwayat kesehatan

a) Penyakit jantung : Tidak ada

b) Hipertensi : Tidak ada

c) Hepar : Tidak ada

d) DM : Tidak ada

e) Anemia : Tidak ada

f) PSM/HIV/AIDS : Tidak ada

g) Campak : Tidak ada

h) Malaria : Tidak ada


8

i) TBC : Tidak ada

j) Gangguan mental : Tidak ada

k) Operasi : Tidak ada

l) Hemorrhoid : Tidak ada

m) Lain-lain : Tidak ada

8) Alergi

a) Makanan : Tidak ada

b) Obat – obatan : Tidak ada

9) Keluhan selama hamil

a) Rasa lelah : Tidak ada

b) Mual dan muntah : Tidak ada

c) Tidak nafsu makan : Tidak ada

d) Sakit kepala/pusing : Tidak ada

e) Penglihatan kabur : Tidak ada

f) Nyeri perut : Tidak ada

g) Nyeri waktu BAK : Tidak ada

h) Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

i) Perdarahan : Tidak ada

j) Haemorrhoid : Tidak ada

k) Nyeri pada tungkai : Ada, jika kelelahan

l) Oedema : Tidak ada

m) Lain-lain : Tidak ada


8

10) Riwayat persalinan yang lalu

Anak ke Kehamilan Persalinan Anak

N Thn/tgl Temp Masa Penyulit Jenis Penolon Penyul Jenis BB PB Keada

o lahir at Gestasi g it an

Lahir

1. 9 RSKD 29 Tidak Norm Bidan KPD P 1,500 29 Hidup

Septem minggu ada al Sehat

ber

2018

2. Hamil ini (Usia kehamilan 34 minggu 2 hari)

11) Riwayat menyusui

Anak I :Ya Lamanya : 3 Bulan Alasan : ASI sedikit

keluar

12) Riwayat KB

a) Pernah ikut KB : tidak pernah

b) Jenis kontrasepsi yangpernah digunakan :-

c) Lama pemakaian :-

d) Keluhan selama pemakaian :-

e) Tempat pelayanan KB :-

f) Alasan ganti metode :-

g) Ikut KB atas motivasi :-

13) Kebiasaan sehari – hari

a) Merokok sebelum / selama hamil : Tidak ada

b) Obat–obatan/jamu, sebelum / selama hamil : Ibu hanya


8

meminum vitamin dari puskesmas (Fe,Kalk,Vitamin B,VitaminC)

c) Alkohol : Tidak ada

14) Makan / diet

a) Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan

b) Frekuensi : 3 kali/ hari

c) Porsi : 1 piring

d) Pantangan : Tidak ada

15) Defekasi / miksi

a) BAB

(1) Frekuensi : 1 hari sekali

(2) Konsistensi : Padat

(3) Warna : Kekuningan

(4) Keluhan : Tidak ada

b) BAK

(1) Frekuensi : 5-6 x/hari

(2) Konsistensi : Cair

(3) Warna : Kuning Jernih

(4) Keluhan : Tidak ada

c) Pola istirahat dan tidur

(1) Siang : ± 1-2 jam

(2) Malam : ± 6-7jam

d) Pola aktivitas sehari – hari

(1) Di dalam rumah : Pekerjaan rumah tangga

(2) Di luar rumah : Tidak ada


8

e) Pola seksualitas

(1) Frekuensi : 1x sebulan

(2) Keluhan : Tidak ada

f) Riwayat Psikososial

(1) Pernikahan

(a) Status : Menikah

(b) Yang ke 1

(c) Lamanya : 2 tahun

(d) Usia pertama kali menikah : 19 tahun

(2) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : Cukup, ibu

memahami pentingnya memeriksakan kehamilannya kepada

tenaga kesehatan.

(3) Respon ibu terhadap kehamilan : Senang, ibu antusias akan

kehamilannya ini

(4) Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : Ibu mengatakan

terserah saja jenis kelamin anak yang nanti akan lahir.

(5) Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis kelamin

anak Senang, suami mengatakan perempuan atau laki – laki

sama saja

(6) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Tidak ada

(7) Pantangan selama kehamilan : Tidak ada

(8) Persiapan persalinan

(a) Rencana tempat bersalin : Rumah Sakit Sayang Ibu


9

(b) Persiapan ibu dan bayi : 50 %

g) Riwayat kesehatan keluarga

(1) Penyakit jantung : Tidak ada

(2) Hipertensi : Ada, dari ibu

(3) Hepar : Tidak ada

(4) DM : Tidak ada

(5) Anemia : Tidak ada

(6) PSM / HIV / AIDS : Tidak ada

(7) Campak : Tidak ada

(8) Malaria : Tidak ada

(9) TBC : Tidak ada

(10) Gangguan mental : Tidak ada

(11) Operasi : Tidak ada

(12) Bayi lahir kembar : Tidakada

(13) Lain-lain : Tidak ada

h) Pemeriksaan Fisik

(1) Keadaan umum : Baik

(2) Berat badan

(a) Sebelum hamil : 41 kg

(b) Saat hamil : 48,5 kg

(3) Tinggi badan : 149 cm

(4) Lila : 23 cm

(5) Kesadaran : Compos Mentis

(6) Ekspresi wajah : Tenang dan terbuka


9

(7) Keadaan emosional : Stabil

(8) Tanda – tanda vital

(a) Tekanan darah : 110/70 mmHg

(b) Nadi : 84x/menit

(c) Suhu : 36,6oC

(d) Pernapasan : 18x/menit

(9) Pemeriksaan fisik

(a) Inspeksi

I. Kepala

i. Kulit kepala : Bersih

ii. Kontriksi rambut : Kuat

iii. Distribusi rambut : Merata

iv. Lain – lain : Tidak ada

II. Mata

i. Kelopak mata : Tidak oedema

ii. Konjungtiva : Tidak anemis

iii. Sklera : Tidak ikterik

iv. Lain – lain : Tidak ada

III. Muka

i. Kloasma gravidarum : Tidak ada

ii. Oedema : Tidak ada

iii. Pucat / tidak : Tidak ada

iv. Lain – lain : Tidak ada


9

IV. Mulut dan gigi

i. Gigi geligi : Lengkap

ii. Mukosa mulut : Lembab

iii. Caries dentis : Ada

iv. Geraham : Tidak lengkap

v. Lidah : Bersih

vi. Lain – lain : Tidak ada

V. Leher

i. Tonsil : Tidak ada peradangan

ii. Faring : Tidak ada peradangan

iii. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran

iv. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

v. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

vi. Lain-lain : Tidak ada

VI. Dada

i. Bentuk mammae : Simetris

ii. Retraksi : Tidak ada

iii. Puting susu : Menonjol

iv. Areola : Hiperpigmentasi

v. Lain-lain : Tidak ada

VII. Punggung ibu

i. Bentuk /posisi : Lordosis

ii. Lain-lain : Tidak ada


9

VIII. Perut

i. Bekas operasi : Tidak ada

ii. Striae : Tidak ada

iii. Pembesaran :Sesuai Usia Kehamilan

iv. Asites : Tidak ada

v. Lain-lain : Tidak ada

IX. Vagina

i. Varises : Tidak ada

ii. Pengeluaran : Tidak ada

iii. Oedema : Tidak ada

iv. Lain – lain : Tidak ada

X. Ekstremitas

i. Oedema : Tidak ada

ii. Varises : Tidak ada

iii. Turgor : Baik

iv. Lain – lain : Tidak ada

(b) Palpasi

I. Leher

i. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran

ii. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

iii. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

iv. Lain – lain : Tidak ada

II. Dada

i. Mammae : Simetris
14

ii. Massa : Tidak ada

iii. Konsistensi : Kenyal

iv. Pengeluaran Colostrum : Tidak ada

v. Lain-lain : Tidak ada

III. Perut

i. TFU : 28 cm (Mc Donald)

ii. Leopold I : Setengah Pusat px

Teraba Bulat, lunak dan

tidak melenting

(Bokong)

iii. Leopold II : Sebelah kanan teraba

keras seperti papan

(PUKA) dan sebelah

kiri teraba bagian kecil

janin (Ekstremitas)

iv. Leopold III : Teraba bulat dan

melenting

(kepala)

v. Leopold IV : Belum masuk PAP

vi. TBJ : 2480 gram

IV. Tungkai

i. Oedema tangan kanan : - Kiri : -

Kaki Kanan :- Kiri : -

ii. Varices kanan :- Kiri : -

V. Kulit
14
147
14

i. Turgor : Baik

ii. Lain – lain : Tidak ada

VI. Auskultas
i

i. Paru – paru

Wheezing : Tidak ada

Ronchi : Tidak ada

ii. Jantung

Irama : Teratur

Frekuensi : 80x/menit

Intensitas : Baik

Lain-lain : Tidak ada

iii. Perut

Bising usus ibu : (+)

Punctum maksimum: 1/3 kuadran kiri

bawah Frekuensi : 136x/ menit

Irama : Teratur

Intensitas : Kuat

Lain-lain : Tidak ada

iv. Perkusi

Dada : Tidak dilakukan

Perut : Tidak dilakukan

Ekstremitas

Refleks patella : Kanan : Positif (+)

Kiri : Positif (+)


15

Lain – lain : Tidak Ada

i) Pemeriksaan Khusus

(a)Pemeriksaan dalam

I. Vulva / uretra : Tidak dilakukan

II. Vagina : Tidak dilakukan

III. Dinding vagina : Tidak dilakukan

IV. Porsio : Tidak dilakukan

V. Pembukaan : Tidak dilakukan

VI. Ukuran serviks : Tidak dilakukan

VII. Posisi serviks : Tidak dilakukan

VIII. Konsistensi : Tidak dilakukan

(b) Pelvimetri klinik

I. Promontorium : Tidak dilakukan

II.Linea inominata : Tidak dilakukan

III. Spina ischiadica : Tidak dilakukan

IV. Dinding samping : Tidak dilakukan

V. Ujung sacrum : Tidak dilakukan

VI. Arcus pubis : Tidak dilakukan

VII. Adneksa : Tidak dilakukan

VIII. Ukuran : Tidak dilakukan

IX. Posisi : Tidak dilakukan

X. Distansia Spinarum : Tidak dilakukan

XI. Distansia Kristarum : Tidak dilakukan

XII. Conjugata Eksterna : Tidak dilakukan


15

XIII. Lingkar Panggul : Tidak dilakukan

j) Pemeriksaan laboratorium

(a) Darah Tanggal : 18 September 2019

I. Hb : 11,7 gr/dl

II. Golongan darah : B+

III. Lain – lain : Tidak Ada

(b) Urine Tanggal :-

I. Protein :Tidak dilakukan pemeriksaan

II. Albumin :Tidak dilakukan pemeriksaan

III. Reduksi :Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. Lain – lain : Tidak ada

(c) Pemeriksaan penunjang

I. USG Tanggal : 7 Oktober 2019

Hasil : Keadaan janin baik, tidak ada lilitan

tali pusat, dan jumlah air ketuban

cukup.

II. X – Ray : Tidak dilakukan

III. Lain – lain : Tidak Ada


15

B. Langkah II (Interpretasi Data Dasar)

Diagnosa Dasar

S :
G2P01O1 hamil 34 minggu 2 hari Ibu mengatakan hamil anak kedua, anak pertama
janin tunggal hidup intrauterine lahir hidup premature, belum pernah keguguran,
presentasi kepala dan anak hidup satu.
Ibu mengatakan HPHT 5 April 2019
Ibu mengatakan PP test (+)
Ibu mengatakan tafsiran persalinan 28 Desember
2019 (USG)
Ibu mengatakan gerakan janin aktif (>12 kali sehari)
O:
1. Ku : Baik Kes : Compos mentis
2. TP : 28 Desember 2019
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
Pernafasan : 18x/ menit
Temp : 36,60C
4. BB sebelum hamil : 41 kg
BB terakhir : 48,5 kg
TB : 149 cm
IMT : 41/(1,49)2 = 41/2.22 = 18,46 (normal)
5. Palpasi
Dada : Tidak ada massa, konsistensi lunak,
pengeluaran ASI (+)
Ekstermitas : Tidak ada
oedema Palpasi Abdomen
TFU : 28 cm (Mc Donald)
LI : Setengah pusat – px, Teraba bokong
LII : Pu-Ka
LIII : Presentasi kepala
L IV : Belum masuk PAP (konvergen)
TBJ : 2480 gram
6. Auskultasi
DJJ (+) 136 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat
7. Perkusi
Refleks Patella
Kaki kanan (+)
Kaki kiri (+)
Hasil USG : Keadaan janin baik, tidak ada lilitan tali
pusat, dan jumlah air ketuban cukup. (7 Oktober 2019)
15

Masalah Data Dasar

DO : LILA : 23 cm
KEK
IMT : 41/(1,49)2 = 41/2.22 = 18,46 (normal)

DS : Ibu mengatakan anak terakhir berumur 1,3 tahun, usia


kehamilan sekarang 34 minggu 2 hari
Jarak Kelahiran ˂2 Tahun
Skor Poedji Rochjati : Ibu hamil : 2 & Jarak kelahiran ˂2
Tahun : 4

Total skor : 6 (Kehamilan Resiko Tinggi)

DS : Ibu mengatakan nyeri pada bagian pinggang dalam


Nyeri pada bagian pinggang
beberapa hari terakhir

B. Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial)

Diagnosa Potensial : Tidak Ada

Masalah potensial : Persalinan sebelum waktunya (prematur) &

Ketuban Pecah Dini

Dasar : Lila 23 cm dan ibu mengatakan anak terkecil

berumur 1,3 tahun.

Tindakan Antisipasi : Memberikan KIE tentang Penyebab dan dampak

yang akan ditimbulkan dari KEK serta memberikan

KIE tentang cara mengatasinya.

C. Langkah IV (Menetapkan Terhadap Tindakan Segera)

Tidak Ada

D. Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh)

1. Beritahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.


15

Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak klien dan

keluarga (Varney Helen, Kriebs Jan M, 2007).

2. Berikan KIE tentang penyebab dan dampak yang akan ditimbulkan dari KEK

serta memberikan KIE tentang cara mengatasinya.

Rasional : Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami Kurang Energi

Kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR),

premature maupun terjadinya KPD (Permatasari, 2010)

3. Berikan KIE tentang resiko jarak kelahiran yang dekat dan cara mengatasinya

Rasional : Kehamilan dengan jarak kehamilan <2 tahun dapat mengakibatkan

abortus, berat badan bayi lahir rendah, nutrisi kurang, dan waktu/lama

menyusui berkurang untuk anak sebelumnya (Hartono, 2010)

4. Beritahu ibu tentang cara untuk mengatasi nyeri pinggang

Rasional : Nyeri pinggang merupakan hal yang fisiologis terjadi pada ibu

hamil trimester III, salah satu penyebabnya ialah dikarenakan uterus yang

membesar akan memperbesar derajat lordosis sehingga sering menyebabkan

sakit pinggang (Siswosudarmo & Emilia, 2008).

5. Evaluasi pengetahuan ibu tentang tanda-tanda persalinan.

Rasional : Mengetahui tanda-tanda awal persalinan merupakan modal penting

yang perlu dimiliki oleh setiap ibu hamil. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi

adanya komplikasi yang beresiko pada saat persalinan nanti, sehingga akan

tercipta persalinan normal, aman bagi ibu dan bayinya (Abdilla, 2011).

6. Berikan informasi mengenai persiapan persalinan

Rasional : Persiapan persalinan bertujuan untuk menyiapkan semua

kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan. Persiapan

persalinan
15

adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam hal menyambut kelahiran anak

oleh ibu hamil (Matterson, 2001).

7. Kolaborasi dengan ahli gizi dipuskesmas

Rasional : Untuk memastikan ibu benar mengalami KEK dan diberikan

makanan tambahan untuk ibu hamil seperti biscuit ibu hamil.

8. Anjurkan untuk kunjungan ulang 2 minggu kemudian

Rasional : Pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting selama

kehamilan, karena dapat mencegah secara dini penyakit yang menyertai

kehamilan, menetapkan resiko kehamilan, menyiapkan persalinan, menuju

ibu dan bayi sehat (Manuaba Ida Ayu, 2012).

E. Langkah VI (Implementsi)

a) Menjelaskan Hasil Pemeriksaan

Usia kehamilan 34 minggu 2 hari, TD : 110/70 mmHg, DJJ : 136x/m, posisi

janin dalam keadaan normal, Lila ibu 23 cm dengan standar Lila normal ibu

hamil yaitu 23.5 cm, ibu juga mengalami jarak kelahiran anak yang relative

dekat yaitu ˂2 tahun, ibu termasuk dalam resiko tinggi kehamilan. Terdapat

beberapa dampak yang akan timbul dari beberapa permasalaham yang ibu

alami dan ibu disarankan untuk melahirkan dirumah sakit terkait dengan

kemungkinan dampak dampak yang akan ditimbulkan dari permasalahan

yang ada.

b) Menjelaskan penyebab KEK dan cara mengatasinya

Penyebab dari ibu dengan KEK salah satunya ialah asupan nutrisi ibu yang

kurang pada saat sebelum hamil dan factor lain juga berpengaruh pada jarak
15

kelahiran yang dekat yaitu ˂2 tahun, dengan anak terakhir ibu berusia 1,3

tahun.

Cara mengatasinya yaitu dengan memakan biscuit ibu hamil, makanan

tinggi kalori (umbi umbian, kentang, nasi, beras merah), makanan tinggi

protein (telur, daging sapi, kacang kacangan, susu), serta selalu meminum

tablet tambah darah.

c) Menjelaskan resiko jarak kelahiran yang dekat dan cara mengatasinya

Kehamilan dengan jarak kehamilan <2 tahun dapat mengakibatkan abortus,

berat badan bayi lahir rendah, nutrisi kurang, selain itu juga dapat

menyebabkan perdarahan pada saat setelah persalinan dikarenakan kondisi

rahim yang belum pulih seutuhnya.

Cara mengatasinya yaitu dengan menganjurkan ibu untuk

menggunakan KB baik metode jangka panjang pasca persalinan, seperti KB

IUD maupun Implant.

d) Menjelaskan kepada ibu tentang cara untuk mengatasi nyeri pinggang seperti

berikan kompres hangat, rasionalnya adalah mengurangi rasa nyeri dan

memberikan rasa nyaman.

e) Menjelaskan ketidaknyamanan ibu hamil pada TM III

Ketidaknyamanan pada TM III seperti nyeri pada bagian bawah perut sampai

pinggang ialah hal yang fisiologis dikarenakan seiring bertambahnya usia

kehamilan maka ukuran uterus semakin membesar sehingga beban yang

dibawa oleh ibu semakin besar sehingga menyebbakan ibu mengalami nyeri

pada bagian bawah perut sampai pinggang.

f) Menjelaskan Tentang Tanda-tanda Persalinan :


15

1) Keluar lendir bercampur darah (blood slime) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada servik.

2) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

3) Pada pemeriksaan dalam : servik mendatar dan pembukaan telah ada.

4) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

(Rustam Mochtar, 2008).

g) Menjelaskan Tentang Persiapan persalinan

Menyiapkan surat-surat (BPJS, Foto kopi KTP, KK), Buku Pink, donor darah

berjalan, kendaraan, persiapan ibu (pakaian dalam, sarung, baju masing-

masing 5 buah, dan pembalut ibu nifas) dan persiapan bayi (bedong, baju,

celana, topi, sarung tangan dan kaki, handuk, masing-masing 6 buah).

h) Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dipuskesmas

Ibu dianjurkan untuk memakan makanan yang tinggi kalori, tinggi protein,

tinggi akan zat besi, dan ibu diberikan makanan tambahan (biscuit ibu hamil)

i) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika

ibu ada keluhan.

F. Langkah VII (Evaluasi)

Ibu mengerti hasil pemeriksaan, usia kehamilan ibu 34 minggu 2 hari. TD :

110/70 mmHg, DJJ : 136 x/m, posisi janin dalam keadaan normal, dan

pemeriksaan fisik ibu terdapat Lila ibu 23 cm dengan standar Lila normal ibu

hamil yaitu 23.5 cm, ibu juga mengalami jarak kelahiran anak yang relative

dekat yaitu

˂2 tahun, ibu termasuk dalam resiko tinggi kehamilan. Dikhawatirkan akan ada

dampak yang akan timbul dari beberapa permasalaham yang ibu alami dan ibu
15

disarankan untuk melahirkan dirumah sakit terkait dengan kemungkinan dampak

dampak yang akan ditimbulkan dari permasalahan yang ada, ibu mengetahui

tentang penyebab, dampak dan cara mengatasinya KEK, ibu mengetahui resiko

jarak kelahiran yang dekat dan cara mengatasinya, ibu mengetahui tentang cara

mengurangi nyeri pinggang, ibu dapat menyebutkan kembali tanda-tanda

persalinan, persiapan persalinan, dan ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan

ulang 2 minggu lagi atau jika ibu ada keluhan.

Dokumentasi SOAP
Kunjungan ANC I

1. ANC pada usia kehamilan 34 minggu 2 hari

Tanggal / waktu pengkajian : Senin, 2 Desember 2019

Pukul : 17.00 WITA

Nama Pengkaji : Nur Halipah

Tempat : Jl. Sultan Hasanudin RT 37 No. 27

S: Ibu mengatakan hamil anak kedua, anak pertama lahir hidup premature,
belum pernah keguguran, dan anak hidup satu.
Ibu mengatakan HPHT 5 April 2019, TP 28 Desember 2019 (USG)
Ibu mengeluh nyeri pada bagian perut bawah dan nyeri pada bagian
pinggang O : Ku : Baik
Kes : Compos mentis

Lila : 23 cm

Berat badan : Sebelum hamil : 41 kg

Sekarang : 48,5 kg

IMT : 41/(1,49)2 = 41/2.22 = 18,46 (normal)


15

TTV : TD : 110/ 70 mmHg

Nadi : 84x/ menit

Pernafasan : 18x/ menit

Temp : 36,6 0C

Palpasi

Dada : Tidak ada massa, konsistensi lunak,

pengeluaran ASI (+)

Ekstermitas : Tidak ada oedema

Palpasi Abdomen

TFU : 28 cm (Mc Donald)

LI : TFU setengah pusat – px, teraba bokong

LII : PU-KA

LIII : Let-Kep

L IV : Konvergen

TBJ : 2480 gram

Auskultasi

DJJ (+) 136 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat

Perkusi :

Refleks Patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)

Hasil USG : Keadaan janin baik, tidak ada lilitan tali pusat, dan jumlah air

ketuban cukup. (7 Oktober 2019)

A: Diagnosis : G2P0101 usia kehamilan 34 minggu 3 hari

Janin tunggal hidup intrauterine

presentasi kepala
16

Masalah potensial : Persalinan sebelum waktunya (premature) &

Ketuban Pecah Dini

Dasar : Lila 23 cm dan ibu mengatakan anak terkecil

berumur 1,3 tahun.

Tindakan Antisipasi : Memberikan KIE tentang Penyebab KEK dan Cara

Mengatasinya.

P:
Tabel 4.1
Implementasi Kunjungan ANC I
Tanggal/Jam Pelaksanaan Paraf

Menjelaskan kepada ibu bahwa

berdasarkan hasil pemeriksaan, secara

umum keadaan janin baik, Lila ibu 23 cm

2 Desember dengan standar Lila normal ibu hamil yaitu

2019 23.5 cm, ibu juga mengalami jarak

17.00 kelahiran anak yang relative dekat yaitu ˂2

WITA tahun, ibu termasuk dalam resiko tinggi

kehamilan. Ibu dianjurkan untuk bersalin

diRumah Sakit. saat ini usia kehamilan

ibu sudah 8 bulan,

ibu mengetahui kondisinya saat ini


Menjeaskan kepada ibu penyebab dari KEK

17.05 WITA salah satunya ialah asupan nutrisi ibu yang

kurang pada saat sebelum hamil dan factor


16

lain juga berpengaruh pada jarak kelahiran

yang dekat yaitu ˂2 tahun, dengan anak

terakhir ibu berusia 1,3 tahun.

Dampak dari ibu hamil dengan status gizi

buruk atau mengalami Kurang Energi

Kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi

dengan berat lahir rendah (BBLR),

premature maupun terjadinya KPD

(Permatasari, 2010)

Cara mengatasinya yaitu dengan memakan

biscuit ibu hamil, makanan tinggi kalori

(umbi umbian, kentang, nasi, beras merah),

makanan tinggi protein (telur, daging sapi,

kacang kacangan, susu), serta selalu

meminum tablet tambah darah.

Menjelaskan kepada ibu Kehamilan

dengan jarak kelahiran <2 tahun dapat

mengakibatkan abortus, berat badan bayi

lahir rendah, nutrisi kurang, dan


17.10 WITA
waktu/lama menyusui berkurang untuk

anak sebelumnya (Hartono, 2010)


16

Cara mengatasinya yaitu dengan

menggunakan KB baik metode jangka

panjang pasca persalinan, seperti KB IUD

maupun Implant.

Menjelaskan kepada ibu tentang cara untuk


mengatasi nyeri pinggang seperti berikan
kompres hangat, rasionalnya adalah

17.15 WITA mengurangi rasa nyeri dan memberikan


rasa nyaman.

Ibu mengetahui dan bersedia untuk


melakukan apa yang telah dianjurkan.
Menjelaskan dan mengevaluasi kembali

tentang tanda-tanda persalinan kepada ibu

mulai dari kontraksi yang adekuat dan


17.20 WITA
teratur, keluar lendir darah, nyeri perut

bagian bawah dll, ibu sudah mengerti

tanda-

tanda persalinan.
Menjelaskan kepada ibu mengenai

persiapan persalinan yang dipersiapkan

saat ini, mulai dari Jaminan Kesehatan

17.30 WITA calon bayi, perlengkapan ibu dan calon

bayi serta kesiapan finansial, sarana dan

prasarana. Ibu belum mempersiapkan

perlengkapan

yang diperlukan sepenuhnya


16

Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi

dipuskesmas.

17.35 WITA
Ibu dianjurkan untuk memakan makanan

yang bergizi seimbang dan ibu diberikan

makanan tambahan (biscuit ibu hamil)

Menganjurkan untuk kunjungan ulang 2

minggu kemudian ke tenaga kesehatan


17. 40 WITA
terdekat, ibu berencana datang ke

Puskesmas Baru Ulu pada 3 Desember 2019

Menjelaskan kepada ibu bahwa

berdasarkan hasil pemeriksaan, secara

umum keadaan janin baik, Lila ibu 23 cm

dengan standar Lila normal ibu hamil yaitu

23.5 cm, ibu juga mengalami jarak


17.45 WITA
kelahiran anak yang relative dekat yaitu ˂2

tahun, ibu termasuk dalam resiko tinggi

kehamilan. Ibu dianjurkan untuk bersalin

diRumah Sakit. saat ini usia kehamilan

ibu sudah 8 bulan,

ibu mengetahui kondisinya saat ini

Dokumentasi SOAP
Kunjungan ANC II

2. ANC pada usia kehamilan 37 minggu 4 hari


16

Tanggal / waktu pengkajian : Senin, 17 Desember 2019


Pukul : 16.00 WITA
Nama Pengkaji : Nur Halipah
Tempat : Jl. Sultan Hasanudin RT 37 No. 27
S : Ibu mengeluh sulit tidur pada malam hari dikarenakan khawatir jika
kasih sayang kepada anak akan terbagi
Ibu mengeluh nyeri pinggang berkurang
O : Ku : Baik
Kes : Compos mentis
TTV : TD : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
Pernafasan : 18x/ menit
Temp : 36,5 0C
BB : 49 kg
Palpasi Abdomen
Mc Donald : 29 cm
LI : TFU setinggi px, teraba bokong
LII : Pu-Ka
LIII : Let-Kep
L IV : Divergen
TBJ : 2790 gram
Auskultasi
DJJ (+) 142 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat

A: Diagnosis : G2P0101 usia kehamilan 37 minggu 4 hari Janin


tunggal hidup intrauterine presentasi kepala
Masalah : Sulit tidur
Masalah potensial : Fetal
distress
Dasar : Ibu mengatakan sulit tidur pada malam
hari Tindakan Antisipasi : Memberikan KIE untuk miring kiri
16

P:
Tabel 4.1
Implementasi Kunjungan ANC II
Tanggal/Jam Pelaksanaan Paraf

17 Desember Menjelaskan kepada ibu bahwa


2019 berdasarkan hasil pemeriksaan, secara
16.00 umum keadaan ibu dan janin baik,
WITA terjadi penambahan berat badan ibu dan
kunjungan sebelumnya yaitu dari 48,5
kg menjadi 49kg. saat ini usia
kehamilan ibu sudah 9 bulan, ibu
mengetahui
kondisinya saat ini
Menjelaskan kepada ibu tentang susah
tidur pada TM III dan cara
mengatasinya. Susah tidur pada TM III
disebabkan oleh adanya rasa cemas dan
panik yang berkaitan dengan perubahan
16.05 WITA
tanggung jawab sebagai orang tua.

Cara mengatasinya yaitu dengan


edukasi tidur (sleeping education)
seperti tidur
miring ke kiri, dan latihan relaksasi.
Mengevaluasi apakah ibu masih
mengeluh nyeri pinggang atau tidak.
16.20 WITA
Ibu mengatakan rasa nyeri pinggang
berkurang.
16

Menjelaskan kepada ibu tentang


keluarga berencana yang akan
digunakan pada saat setelah bersalin dan
masa nifas nanti.
16. 35 WITA
Ibu sudah mengerti macam dan jenis
keluarga berencana, dan ibu bersedia
menggunakan kb untuk menjarangkan
kehamilan.
Menjelaskan kepada ibu mengenai
persiapan persalinan yang dipersiapkan
saat ini, mulai dari Jaminan Kesehatan
calon bayi, perlengkapan ibu dan calon
bayi serta kesiapan finansial, sarana dan
16.38 WITA prasarana, dan juga menganjurkan ibu
untuk bersalin difasilitas kesehatan yang
memadai. Persiapan kelahiran baik
untuk ibu dan bayi dalam keadaan
lengkap dan ibu bersedia untuk
melakukan persalinan
difasilitas kesehatan.
Menganjurkan untuk kunjungan ulang 1
minggu kemudian ke tenaga kesehatan
16.40 WITA terdekat, ibu bersedia dan berencana
untuk datang ke Puskesmas Baru Ulu
pada 18 Desember 2019

Dokumentasi SOAP
Intranatal Care

3. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care (Data Rekam Medic RS


Bersalin Sayang Ibu)
16

Tanggal / Waktu pengkajian : 19 Desember 2019 / Pukul 23.30 WITA


Tempat : Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu
Ibu datang ke Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu pukul 23.30 WITA
dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pemeriksaan vulva/uretra tidak
ada kelainan, tampak pengeluaran lendir dan darah, tampak tidak ada luka parut
dari vagina, portio tebal dan lembut, pembukaan 4 cm, efficement 40%, ketuban
(+), Hodge II, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat
menumbung. DJJ 149 x/menit, irama teratur, His 3x dalam 10 menit lamanya 20-
25 detik.
Pukul 01.30 WITA pemeriksaan dalam ulang dilakukan didapatkan hasil
pemeriksaan vulva/uretra tidak ada kelainan, porsio tidak teraba, pembukaan
lengkap, efficement 100%, ketuban (-), warna ketuban jernih bercampur
mekoneal, hodge III, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat
menumbung. His 5x10 menit lamanya 50-55 detik, intensitas kuat. DJA
137x/menit, irama teratur.
Disiapkannya pertolongan persalinan dan ibu di pimpin untuk meneran.
Bayi lahir spontan, pukul 01.38 WITA, segara menangis, jenis kelamin
perempuan Bayi lahir spontan cukup bulan, segera menangis kuat, jenis kelamin
perempuan, A/S 8/10, berat badan : 2920 gram, panjang badan : 47 cm lingkar
kepala : 33 cm, lingkar dada : 32 cm, tidak ada cacat bawaan.
Plasenta lahir 7 menit setelah bayi lahir yaitu pukul 01.45 WITA
Kotiledon 20, selaput ketuban pada plasenta lengkap, insersi tali pusat
marginalis, panjang tali pusat 50 cm, tebal plasenta 2 cm diameter plasenta 20
cm. Tidak terdapat luka pada perineum.

Dokumentasi SOAP
Neonatus

4. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (Data Rekam Medic RS


Bersalin Sayang Ibu)
Tanggal/Waktu Pengkajian : 20 Desember 2019 /Pukul: 01.38
WITA Tempat : Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu
16

Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, bayi lahir segera menangis,
kelahiran tunggal, jenis persalinan spontan, keadaan tali pusat tidak ada kelainan,
tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat. Penilaian APGAR adalah
8/10. Pada pemeriksaan antropometri didapatkan berat badan : 2920 gram,
panjang badan : 47 cm lingkar kepala : 33 cm, lingkar dada : 32 cm
Tabel 4.8
Apgar Skor By. Ny.
S
Jumlah
Kriteria 0 1 2 1 5
menit menit
Frekuensi
tidak ada < 100 > 100 2 2
Jantung
Usaha menangis
tidak ada lambat/tidak teratur 2 2
Nafas dengan baik
beberapa fleksi
Tonus Otot tidak ada gerakan aktif 1 2
ekstremitas
Refleks tidak ada Menyeringai menangis kuat 1 2
Warna tubuh merah muda, merah muda
biru/ pucat 2 2
Kulit ekstremitas biru seluruhnya
Jumlah 8 10

Terapi yang diberikan :


a. Injeksi Neo-K sebanyak 0,5 cc
b. Injeksi Hb-0

Dokumentasi SOAP
Post Natal Care I (Data Rekam Medic RS Bersalin Sayang Ibu)

5. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Natal.


a. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-I
Tanggal/waktu Pengkajian : 20 Desember 2019 /Pukul : 07.38
WITA Tempat : Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu
Oleh : Nur Halipah
16

S :
Ibu mengatakan lega dengan kelahiran anaknya dan masih merasakan
mules pada bagian bawah perut setelah melahirkan

O :
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. S baik, kesadaran composmentis, hasil
pengukuruan tanda vital yaitu: tekanan darah 110/70 mmHg, suhu
tubuh 36,6oC, nadi 82 x/menit, pernafasan 20 x/menit.
b. Pemeriksaan fisik
Wajah : Tidak oedema dan tidak pucat
Mata : Tidak oedema pada kelopak mata, konjungtiva tidak
anemis dan sclera tidak ikterik.
Payudara : Payudara simetris, bersih, terdapat pengeluaran ASI,
ada hiperpigmentasi pada areola, putting susu
menonjol, dan tidak ada retraksi.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, dan kandung
kemih teraba kosong.
Genetalia : Vulva tidak oedema, tidak ada varises, terdapat
pengeluaran lochea rubra, tidak terdapat luka parut,
tidak terdapat luka jahitan pada perineum.
Perdarahan ±50cc.
Anus : Tidak terdapat hemoroid

Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak oedema, kapiler refill baik
Bawah : Simetris, tidakada varises, tidakada trombo phlebitis,
tidak terdapat oedema, kapiler refill baik, homan sign
negatif, dan patella positif.
c. Pola Fungsional
Tabel 4.11
PolaFungsional
17

Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur
Ibu memakan menu yang telah disediakan Rumah
Nutrisi Sakit Bersalin Sayang Ibu yaitu nasi, sayur, lauk-
pauk, dan minum teh manis
Terapi Ibu mendapat vitamin A 2 tablet dan Fe 1x1.
Mobilisasi Ibu sudah bisa BAK sendiri tanpa bantuan orang lain
Ibu sudah BAK 1x, konsistensi cair, warna kuning
Eliminasi
jernih, tidak ada keluhan namun ibu belum BAB
Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.

A:
Diagnosa : P1102 post partum fisiologis 6 jam
Masalah : Mules pada bagian bawah perut
Masalah Potensial : Tidak ada
P:
Tanggal 20 Desember 2019
Tabel 4.12
Implementasi Kunjungan PNC I

No. Waktu Tindakan


Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik nifas.

Dari hasil pemeriksaan TTV serta pemeriksaan fisik


yang dilakukan pada ibu, pada wajah tidak ada oedema,
07.40 TFU 2 jari bawah pusat, teraba keras dan kandung kemih
1.
WITA kosong, pada perineum terdapat pengeluaran lochea
rubra, tidak ada luka heacting, total perdarahan ibu
±50cc. ibu dalam keadaan normal.

Ibu mengetahui kondisi nya dalam keadaan normal.


07.45 Menjelaskan kepada ibu bahwa mules pada bagian bawah
2.
WITA perut merupakan hal yang fisiologis dikarenakan
17

timbulnya kontraksi yang diakibatkan oleh rahim yang


mulai mengecil seperti sebelum hamil.

Ibu memahami kondisinya saat ini.


Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas, seperti
melakukan masase fundus uteri yaitu dengan meletakkan
07.50 tangan diatas fundus kemudian tangan memutar searah
3.
WITA jarum jam.

Ibu dan keluarga memahami dan bersedia untuk


melakukan masase pada fundus uteri.
Memberikan KIE tentang ASI Ekslusif

Bahwa nutrisi yang baik bagi bayi adalah ASI, dan


07.45
3. dianjurkan untuk memberikan ASI hingga usia bayi 6
WITA
bulan tanpa disertai dengan makanan tambahan lainnya.

Ibu bersedia memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.


Memberikan KIE mengenai pola istirahat pada masa
nifas, pola istirahat ibu mengikuti pola istirahat bayinya,
07.50
4. di saat bayi tidur, di saat itulah ibu beristirahat.
WITA

Ibu mengerti dari penjelasan yang diberikan.


Memberikan KIE mengenai tanda bahaya masa nifas,
seperti perdarahan yang banyak dari jalan lahir ibu, bau
yang tidak normal dari vagina, nyeri perut dan panggul
08.00 yang hebat, pusing dan lemas berlebihan, demam dan
5.
WITA apabila mengalami tanda-tanda tersebut segera melapor
ke petugas kesehatan.

Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.


17

Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai jadwal


08.05 kunjungan selanjutnya yaitu pada hari ke 6.
6.
WITA
Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan pada hari ke 6.

Dokumentasi SOAP
Post Natal Care II

6. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-II (Nifas hari ke-6)
Tanggal/Waktu Pengkajian : 26 Desember 2019 /Pukul :16.30 WITA
Tempat : Rumah Ny. S

S :
 Ibu mengatakan putting susu ibu pada kanan dan kiri lecet.
 Ibu mengatakan darah nifasnya masih keluar sedikit seperti darah
haid berwarna merah kecoklatan.
O:
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. S baik, kesadaran composmentis, hasil TTV;
tekanan darah 110/80 mmHg, suhu tubuh 36,6ºC nadi 80x/menit,
pernafasan 20x/menit.
b. Pemeriksaan fisik
Mata :Tidak oedema pada kelopak mata, konjungtiva
tidak anemis dan sclera tidak ikterik.
Payudara :Simetris, terdapat pengeluaran ASI pada payudara
Kanan dan kiri, terdapat hiperpigmentasi pada areola,
puting susu menonjol, putting kanan dan kiri lecet,
tidak ada retraksi.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada massa, TFU ½
pusat sympisis, uterus teraba bulat dan keras, kandung
kemih kosong.
17

Genetalia :Pengeluaran darah sanguelenta, 1 pembalut tidak


penuh. Perdarahan ±25cc.
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak oedema, kapiler refill baik
Bawah : Simetris, tidakada varises, tidak ada trombo phlebitis,
tidak terdapat oedema, kapiler refill baik, homan sign
negatif, dan refleks patella positif.
c. Pemeriksaan penunjang
HB : 12,0 gr/dl
d. Pola Fungsional
Tabel 4.13
PolaFungsional
Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur
Ibu makan ketika lapar 3-4 kali/hari dengan porsi 1 ½
Nutrisi porsi nasi, 2-3 potong lauk-pauk, 1 mangkuk sayur, air
putih >10
gelas/hari, ibu selalu menghabiskan makanannya.
Mobilisasi Ibu sudah bisa beraktifitas seperti biasa
BAK 4-5 kali/hari konsistensi cair, warna kuning jernih,
Eliminasi tidak ada keluhan. BAB 1 kali/hari konsistensi lunak, tidak
ada keluhan.
Ibu dapat menyusui bayinya, tetapi merasakan nyeri pada
Menyusui daerah putting karna putting susu ibu lecet pada kanan dan
kiri.

A:
Diagnosis : P0202 post partum fisiologis hari ke-6
Masalah : Putting susu lecet
Masalah Potensial : Mastitis
Antisipasi Masalah : Mengajarkan ibu tekhnik dan posisi menyusui yang
baik dan benar.
P:
17

Tabel 4.14
Implementasi Kunjungan PNC
II

No. Waktu Tindakan


Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan
fisik ibu dalam keadaan normal, tetapi ibu mengalami lecet
16.30
1. pada putting dibagian kanan dan kiri
WITA

Ibu mengerti mengenai kondisinya saat ini


Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik dan
benar untuk mencegah putting ibu kembali lecet pada saat
menyusui, mulai menyusui dari payudara yang tidak sakit,
tetap mengeluarkan ASI dari payudara yang putingnya lecet,
keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet lalu
biarkan sampai kering, gunakan bra yang menyangga, dan
16.33 bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa
2.
WITA sakit (IDAI, 2013). Mandi daerah putting tidak boleh di beri
sabun mandi, areola harus terlihat ¾ ada dalam mulut bayi,
perlekatan harus tepat, usahakan bayi untuk cari puttingnya
terlebih dahulu, kemudian masukan putting kedalam mulut
bayi.

Ibu mengerti dan bersedia melakukan yang telah dianjurkan


Mengevaluasi tanda-tanda bahaya nifas seperti perdarahan
yang banyak dari jalan lahir ibu, bau yang tidak normal dari
16.34 vagina, nyeri perut dan panggul yang hebat, pusing dan
3.
WITA lemas berlebihan, demam.

Tidak terdapat tanda-tanda bahaya nifas.


Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB, dikarenakan ibu
16.36 memiliki jarak kelahiran <2 tahun pada anak sebelumnya,
4.
WITA jadi ibu dianjurkan untuk menggunakan KB Jangka
panjang
seperti IUD.
17

Ibu bersedia untuk menggunakan KB tapi ibu tidak bersedia


untuk menggunakan KB jangka panjang dikarenakan ibu
terlalu takut untuk menggunakannya dan suami tidak bersedia.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya terus menerus,
minimal 2 jam sekali dan mengingatkan pada ibu pentingnya
16.40 pemberian ASI pada awal kehidupan.
5.
WITA
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya terus menerus minimal
2 jam sekali.
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan
16.50 kunjungan masa nifas selanjutnya.
6.
WITA
Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang.

Dokumentasi SOAP
Post Natal Care III

7. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-III


Tanggal/Waktu Pengkajian : 3 Januari 2020
Pukul : 16.30 WITA
Tempat : Rumah Ny. S

S :
 Ibu mengatakan tidak ada keluhan
 Ibu mengatakan sudah tidak nyeri pada daerah putting saat menyusui
 Ibu mengatakan sudah menggunakan KB Suntik 3 bulan
O:
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. S baik; kesadaran composmentis; hasil
pengukuran tanda vital yaitu: tekanan darah 110/70 mmHg, suhu
tubuh 36,6oC, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit.
b. Pemeriksaan fisik
17

Payudara : Terdapat pengeluaran ASI pada kedua payudara dan pada


putting tidak ada lecet
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
Genetalia: Pengeluaran darah lochea alba, tidak menggunakan
pembalut, tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. Pola Fungsional
Tabel4.15
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur
Ibu makan ketika lapar 3-4 kali/hari dengan porsi 1 ½
porsi nasi, 2-3 potong lauk-pauk, 1 mangkuk sayur, air
Nutrisi
putih ± 8 gelas/hari, ibu selalu menghabiskan
makanannya.
Mobilisasi Ibu sudah bisa beraktifitas seperti biasa
BAK 4-5 kali/hari konsistensi cair, warna kuning jernih,
Eliminasi tidak ada keluhan. BAB 1 kali/hari konsistensi lunak,
tidak ada keluhan.
Menyusui Ibu sudah dapat menyusui bayinya dengan baik.

A:
Diagnosis : P0202 post partum hari ke 14
Masalah : Tidak ada

P:
Tabel 4.16
Implementasi Kunjungan PNC III
No. Waktu Tindakan
1. 16.40 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil
pemeriksaan fisik ibu dalam keadaan normal.
WITA
Ibu mengerti kondisinya dalam keadaan normal
17

2. Mengevaluasi kepada ibu tentang tekhnik dan posisi


menyusui yang baik dan benar
16.45
WITA Ibu sudah tepat dalam memperagakan tekhnik dan
posisi menyusui yang baik dan benar serta putting
susu ibu sudah tidak ada lecet.
3 Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping KB
dan cara menanganinya
16.50
WITA Ibu mengerti tentang efek samping KB dan cara
menanganinya. Ibu juga sudah menggunakan KB
Suntik 3 bulan

Dokumentasi SOAP
Neonatus I (Data Rekam Medic RS Bersalin Sayang Ibu)

8. Asuhan Kebidanan Neonatus


i. Kunjungan ke-I (Hari ke-1)
Tanggal/Waktu Pengkajian : 20 Desember 2019/ Pukul : 07.38 WITA
Tempat : Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu
S: -
O:
a. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum baik. Pemeriksaan tanda-tanda vital berupa nadi
137x/menit, pernafasan 40 x/menit dan suhu 36,6 °C, BB ; 2920 gram,
PB
: 47 cm, LK : 33, LD : 32, LILA : 11 cm.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : terdapat tali pusat dengan 2 vena 1 arteri, tali pusat tampak
putih segar, tidak ada perdarahan tali pusat dan tidak ada
tanda – tanda infeksi.
Kulit : Tampak berwarna kemerahan.
17

Ekstremitas : Pergerakan tampak aktif, jari tangan dan kaki tampak


simetris dan lengkap.
c. Pola Fungsional
Tabel 4.17
PolaFungsional

Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 1-2 jam sekali. Ibu tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain ASI.
Eliminasi BAB 1-2 kali/hari konsistensi lunak warna kehitaman.
BAK 3-4 kali/hari konsistensi cair warna kuning
jernih
Personal Bayi dimandikan 1 kali sehari pada pagi hari. Ibu
Hygiene mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika
haus dan popoknya basah atau lembab.
Perkembangan Bayi dapat tersenyum spontan saat diajak bermain
A:
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa
Kehamilan hari ke-1
Masalah : Jarak Kelahiran ˂2 tahun
Diagnosis/Masalah Potensial : Sibling rivalry
P: Tabel 4.18

Implementasi Kunjungan Neonatus I

No. Waktu Tindakan


1. Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam normal dan
10.10 WITA sehat.
Ibu telah mengerti kondisi bayinya saat ini.
Memberitahu ibu cara untuk mencegah terjadinya
sibling rivalry :
2. 10.15 WITA
a) Menjadikan kakak sebagai pusat perhatian
saat perjumpaan pertama
17

b) Membiarkan kakak membantu menjaga


adiknya
c) Menyediakan waktu untuk anak yang lebih
tua
Ibu memahami dan bersedia anjuran yang telah
diberikan.
Menganjurkan ibu untuk sering-sering menyusui
bayinya, minimal 2 jam sekali agar bayi tidak
kekurangan cairan.
4. 10.20 WITA

Ibu bersedia dan berjanji akan menyusui bayinya


sesering mungkin.
Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu perawatan
tali pusat, dengan menjaga tali pusat agar tetap
5. 10.25 WITA
kering dan tidak dibubuhi ramuan atau obat apapun.
Ibu paham cara perawatan tali pusat.
Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada bayi.

Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus


diwaspadai pada bayi baru lahir, yaitu: Pernafasan
sulit atau lebih dari 60 kali per menit, terlalu panas >
38°C atau terlalu dingin < 36,5°C. Warna kulit atau
bibir biru pucat, memar atau sangat kuning. Hisapan
6. 10.30 WITA
lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah. Tali
pusat terlihat merah, bengkak, keluar cairan (nanah),
bau busuk, pernafasan sulit. Tidak berkemih dalam
24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir
atau darah pada tinja. Lunglai, kejang, tidak bisa
tenang, menangis terus menerus (Muslihatun, 2008).
18

Ibu paham dan mengerti dengan tanda bahaya pada


bayi.
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan
7. 10.35WITA ulang neonatus selanjutnya yaitu pada 4-7 hari
selanjutnya.

Dokumentasi SOAP
Neonatus II

9. Kunjungan ke-II (Hari ke-6)


Tanggal/Waktu Pengkajian : 26 Desember 2019 /Pukul :16.30
WITA Tempat : Rumah Ny. S
S:-

O:
a. Pemeriksaan Umum :
Keadaan umum baik. Pemeriksaan tanda-tanda vital berupa nadi 141
x/menit, pernafasan 46 x/menit dan suhu 36,7 °C.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Berat Badan : 2980 gram
2) Abdomen : tampak masih ada tali pusat dan tidak ada
tanda-tanda infeksi
3) Kulit : Kulit tampak normal, tidak ada kemerahan
c. Pola Fungsional
Tabel 4.19
PolaFungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 1-2 jam sekali. Ibu tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain ASI.
Eliminasi BAB 3-4kali/hari konsistensi lunak warna kuning.
BAK 4-6 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
18

Personal Bayi dimandikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Ibu
Hygiene mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah ataupun
lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.
Perkembangan Bayi dapat tersenyum spontan saat diajak bermain

A:
Diagnosis :Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan hari
ke-6
Masalah : Jarak kelahiran <2
tahun Masalah Potensial : Sibling rivalry

P: Tabel 4.20

Implementasi Kunjungan Neonatus II


No. Waktu Tindakan
1. Menganjurkan pada ibu untuk memberi ASI pada bayinya
16.30 sesering mungkin dan menjemur bayi di matahari pagi untuk
WITA mencegah terjadinya icterus atau kulit kuning pada bayi.
Ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang disarankan.
2. Melakukan evaluasi dari ibu tentang cara untuk mencegah
terjadinya sibling rivalry. Ibu mengatakan untuk saat ini
16.32
keterikatan antara anak pertama dengan anak kedua berjalan
WITA
dengan baik.

3. Memberikan KIE tantang menjaga kebersihan dan


kehangatan bayi. Dianjurkan tempat tidur bayi selalu di
16.35
bersihkan serta menghindarkan bayi terkena paparan kipas
WITA
angin secara langsung.
Ibu paham dan bersedia untuk selalu dilakukan
4. Memberikan KIE tentang imunisasi
16.40 Menjelaskan kepada ibu macam-macam imunisasi wajib
WITA yang harus dilaksanakan oleh ibu, yaitu BCG, Polio, DPT1,
2, 3, dan 4, Campak, dan IPV.
18

Ibu telah mengerti dan berjanji akan imunisasi bayinya


5. 16.45 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan
WITA berikutnya.

Dokumentasi SOAP
Neonatus III

10. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke-III (Hari ke-14)


Tanggal/Waktu Pengkajian : 3 Januari 2020 /Pukul 16.30 WITA
Tempat : Rumah Ny. S
S: -
O:
a. Pemeriksaan Umum :
Keadaan umum baik. Pemeriksaan tanda-tanda vital berupa nadi 138
x/menit, pernafasan 40 x/menit dan suhu 36,5°C, BB 3120 gram
b. PemeriksaanFisik : tidak ada kelainan
c. Pola Fungsional
Tabel 4.21
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi menyusu dengan ibu 2-3 jam sekali. Ibu tidak
memberikan bayi makan dan minum kecuali ASI.
Eliminasi BAB 3-4kali/hari konsistensi lunak warna kuning. BAK 4-6
kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
Personal Bayi dimandikan bayi 2 kali seharipada pagi dan sore hari.
Hygiene Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.
Istirahat Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.
Perkembangan Bayi dapat tersenyum spontan dan

A:
Diagnosis :Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa
Kehamilan hari ke-14
18

Masalah : Jarak kelahiran <2 tahun


Masalah Potensial : Sibling rivalry

P:
Tabel 4.22
Implementasi Kunjungan Neonatus III

No. Waktu Tindakan


17.30 Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan
1.
WITA sehat; Ibu mengerti kondisi bayinya saat ini
17.37 Melakukan KIE tentang pijat bayi
2.
WITA Ibu dapat melakukan pijat bayi dengan sederhana

Dokumentasi SOAP
Keluarga Berencana

11. Dokumentasi Asuhan Kebidanan KB


Tanggal Pengkajian/Waktu : 3 Januari 2020/ 16.30
WITA Tempat : Rumah Ny. S
S:
 Ibu mengatakan melahirkan pada 20 Desember 2019, ibu belum
mendapatkan haid.
 Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan.
 Ibu telah menggunakan KB suntik 3 bulan saat control ke puskesmas
(tanggal 30 Desember 2019)
O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. S baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuran
tanda vital yaitu : tekanan darah 110/60 mmHg, suhu tubuh 36,7oC, nadi 80
x/menit, pernafasan: 20 x/menit.

A:
18

Diagnosa : P1102 Akseptor KB Suntik 3 bulan

P:
Tabel 4. 23
Implementasi Kunjungan
KB

No Waktu Tindakan
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik kepada Ny. N, hasil
pemeriksaan secara umum dalam keadaan normal: TD: 110/60,
16.30
1. suhu tubuh 36°C, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit
WITA

Ibu mengerti mengenai kondisinya.


Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping KB seperti
gangguan haid, penambahan berat badan, kekeringan vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervotaksis
dan jerawat. Gangguan haid yang sering ditemukan berupa
siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan
16.35
2. banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau
WITA
perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali (amenore)
(BKKBN, 2003).

Ibu mengerti tentang efek samping KB dan cara


menanganinya. Ibu juga sudah menggunakan KB Suntik 3
bulan
Menjelaskan kepada ibu jika ibu mengalami efek samping :

a. Menjelaskan tentang sebab terjadinya


16.40 b. Menjelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam
3.
WITA rangka penyesuaian diri.
c. Menganjurkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan jika efek
samping yang dialami ibu menganggu kenyamanan ibu.
18

Ibu mengerti apa saja yang telah dijelaskan dan bersedia untuk
segera ke fasilitas kesehatan jika efek samping yang dialami
menganggu kenyamanan ibu.
16.45 Menjelaskan kepada ibu waktu untuk suntik kembali yaitu
4.
WITA tanggal : 23 maret 2020.

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan

Pada pembahasan studi kasus ini penulis akan memaparkan kesenjangan

ataupun keselarasan antara teori dengan praktik Asuhan kebidanan

komprehensif yang diterapkan pada klien Ny. S G2P0101 sejak kontak pertama
18

pada tanggal 2 Desember 2019 yaitu dimulai pada masa kehamilan 34 minggu

2 hari, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus dan pelayanan

kontrasepsi dengan pembahasan sebagai berikut:

1. Asuhan Kehamilan

Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. S pada tanggal 2

Desember 2019, didapatkan bahwa Ny. S berusia 21 tahun G 2P0101 HPHT

5 April 2019 dan taksiran persalinan tanggal 28 Desember 2019.

Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan didapatkan

keluhan ibu berupa nyeri pada pinggang sejak beberapa hari terakhir.

Selain itu didapatkan beberapa kesenjangan diantaranya ialah LILA ibu

23cm dan jarak kelahiran anak pertama dengan anak kedua ibu ˂2 tahun,

dengan usia anak terahir 1,3 tahun. Dari beberapa kesenjangan yang

didapatkan, penulis mengangkat masalah potensial yaitu persalinan

sebelum waktunya (premature) dan KPD, hal ini sesuai dengan dasar teori

Menurut Rahmaniar (2013) KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan

resiko dan komplikasi pada ibu salah satunya ialah persalinan sebelum

waktunya (prematur). Dari masalah potensial KPD diangkat berdasarkan

jarak kelahiran ˂2 tahun yaitu terjadinya ketuban pecah dini hal ini

dikarenakan kesehatan fisik dan rahim ibu masih memerlukan waktu untuk

beristirahat. Dalam waktu atau jarak kehamilan yang cukup dekat juga

memungkingkan ibu untuk masih menyusui, hal tersebut yang

menyebabkan terlepasnya hormon oktisosin yang memicu terjadinya

kontraksi (Ummah, 2015).


18

Dari masalah potensial yang diangkat oleh penulis diatas ada

beberapa asuhan yang diberikan kepada Ny. S agar masalah potensial yang

dikhawatirkan tidak terjadi.

Pada kunjungan pertama ibu mengeluh nyeri pada bagian pinggang

sejak beberapa hari terakhir. Banyak ibu hamil yang mengalami nyeri

punggung bawah selama kehamilan. Secara umum nyeri punggung bawah

pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu 1) Peningkatan

berat badan dan fisiologi tulang belakang (Schroder et al, 2015). 2)

Adanya kelengkungan tulang belakang ibu hamil yang meningkat kearah

akhir kehamilan dan perubahan postur tubuh (Yoo, Shin & Song, 2015). 3)

Adanya ketidakseimbangan antara otot agonis dan anatagonis, yaitu M.

erector spine dan kelompok neksor lumbalis. Keadaan atau posisi yang

salah tersebut jika berlangsung lama akan menimbulkan ketegangan pada

ligament dan otot yang menyebabkan kelelahan pada M. abdomanalis

(Latief, 2016). 4) Uterus yang membesar akan memperbesar derajat

lordosis sehingga sering menyebabkan sakit pinggang (Siswosudarmo &

Emilia, 2008).

Dalam mengatasi nyeri pinggang yang ibu alami, penulis

menganjurkan untuk berikan kompres hangat, rasionalnya adalah

mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman. Menurut

(Hutahaean, 2013) memberikan kompres hangat pada bagian nyeri akan

mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area nyeri. Panas

dapat disalurkan melalui (botol air panas, bantalan listrik, kompres

hangat). Nyeri akibat spasme otot berespon baik terhadap panas, karena

panas melebarkan
18

pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah lokal. Panas meredakan

nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin,

histamine dan prostaglandin yang akan menimbulkan nyeri lokal. Panas

juga merangsang serat saraf yang menutup gerbang nyeri kemudian

transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat.

Pada kunjungan pertama didapatkan LILA ibu hamil normalnya

adalah 23,5 cm sementara didapatkan pada Ny. S dengan LILA 23 cm.

Diagnosa Kekurangan Energi Kronis adalah apabila dilakukan pengukuran

LiLA dibawah batas normal 23,5 cm (Yuliastuti, 2014).

Penulis memberikan asuhan pemenuhan nutrisi dengan

meningkatkan makanan yang bergizi, makanan cukup dengan pedoman

gizi seimbang, hidup sehat, periksa kehamilan secara teratur (Supriasa,

ddk, 2012). Selain itu penulis memberikan asuhan yaitu seperti

mengkonsumsi biscuit ibu hamil, makanan tinggi kalori dan protein, juga

makanan dengan zat besi yang tinggi (Djamaliah, 2009).

Pada kunjungan pertama didapatkan jarak kelahiran anak pertama

dengan saat ini adalah ˂2 tahun, anak terakhir ibu berusia 1,3 tahun.

(Ruswandiani dan Mainase, 2016) mengatakan bahwa jarak kelahiran yang

ideal adalah lebih dari dua tahun, karena tubuh memerlukan kesempatan

untuk memperbaiki persediaan, selain itu pertumbuhan dan perkembangan

janin juga akan terhambat jika organ-organ reproduksi terganggu. Dari

permasalahan tersebut juga akan muncul beberapa resiko, misalnya

kematian janin saat dilahirkan, BBLR, dan kematian di usia bayi. Selain

itu,
18

resiko lain juga dapat terjadi seperti ketuban pecah dini dan prematur karena

kesehatan fisik dan rahim ibu masih memerlukan waktu untuk beristirahat.

Untuk mengatasi riwayat kelahiran yang dekat yaitu ˂2 tahun,

Penulis memberikan asuhan yaitu dengan menggunakan KB baik metode

jangka panjang pasca persalinan, seperti KB IUD maupun Implant.

Pada kunjungan pertama penulis memberikan asuhan sesuai dengan

dasar teori yang ada terkait dengan permasalahan ataupun keluhan yang

ada pada ibu.

Pada kunjungan kedua tanggal 17 Desember 2019 Pukul 16.00

WITA dengan usia kehamilan 37 minggu 4 hari. Penulis mengangkat

masalah potensial sesuai dengan keluhan yang dialami oleh Ny.S. Ny. S

mengeluh sulit tidur pada malam hari karena khawatir jika kasih saying

terhadap anak akan terbagi. Penulis mengangkat masalah potensial yaitu

fetal distress sesuai dengan dasar teori.

Penurunan durasi tidur pada ibu hamil dapat membuat kondisi ibu

hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal,

tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Hal ini dapat membuat

beban kehamilan menjadi semakin berat (Bambang BR, 2014).

Ibu hamil yang mengalami stres juga mengalami insomnia sehingga

dapat meningkatkan tekanan darah, dapat meningkatkan tekanan darah ibu,

meningkatkan resiko kehamilan bayi prematur bahkan keguguran

(Kasenda dkk, 2017).

Penulis memberikan asuhan kepada pasien untuk mengatasi sulit

tidur antara lain dengan olah raga ringan, hipnoterapi, edukasi tidur
19

(sleeping education) seperti tidur miring ke kiri dan latihan relaksasi. Hal

ini sesuai dengan dasar teori menurut Hutahaean (2013) upaya-upaya

untuk mengatasi kesulitan tidur ini antara lain dengan olah raga,

hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi.

Pada kunjungan kedua dilakukan evaluasi dalam pemberian asuhan

untuk mengatasi nyeri pada pinggang. Didapatkan hasil bahwa ibu

mengatakan nyeri pinggang berkurang setelah ibu melakukan KIE yang

telah diberikan.

Pada kunjungan kedua penulis memberikan asuhan sesuai dengan

dasar teori yang ada terkait dengan permasalahan ataupun keluhan yang

ada pada ibu. Keluhan ibu berkurang dengan asuhan yang sudah diberikan

pada ibu.

2. Asuhan Persalinan (Data Rekam Medic RS Bersalin Sayang Ibu)

Pada tanggal 19 Desember 2019 / Pukul 23.30 WITA Ny. S

memasuki proses persalinan, usia kehamilan Ny. S yaitu 38 minggu 1 hari.

Menurut teori persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37-42 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit dan komplikasi pada ibu serta janin (Machmudah, 2010). Penulis

sependapat dengan pernyataan tersebut karena Ny. S menunjukkan tanda-

tanda persalinan saat usia kehamilan 38 minggu 1 hari.

a. Kala I
19

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TFU Ny. S yaitu 2 jari bawah

PX (29 cm), dengan TBJ (29-11) x 155 = 2790 gram. Sesuai dengan

teori bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan

2500-4000 gram (Muslihatun, 2011).

Kala I dimulai pada pukul 22.20 WITA tanggal 19 Desember

2019 Ny. S mengeluh merasakan kencang – kencang pada perut dan

nyeri hingga kepinggang. Pukul 23.20 WITA ibu dibawa ke Rumah

Sakit Bersalin Sayang Ibu oleh suami dan pukul 23.30 WITA di

lakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra tidak ada

kelainan, tidak tampak pengeluaran lendir dan darah, tidak ada luka

parut dari vagina, portio tebal dan lembut, pembukaan 4 cm, efficement

40%, ketuban (+), Hodge II, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak

teraba tali pusat menumbung. DJJ 149 x/menit, irama teratur, His 3x

dalam 10 menit lamanya 20-25 detik.

Pada pukul 01.30 WITA ibu mengeluh perut semakin mules,

terasa ingin BAB dan ingin mengejan. Dilakukan pemeriksaan dalam

dengan hasil Vulva/uretra tidak ada kelainan, porsio tidak teraba,

pembukaan lengkap, efficement 100%, ketuban (-), warna ketuban

jernih, hodge III, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali

pusat menumbung. His 5x10 menit lamanya 50-55 detik, intensitas kuat.

DJA 137x/menit, irama teratur.


19

Kemajuan persalinan Ny. S dari fase aktif 4 cm ke pembukaan

lengkap adalah 2 jam. Inpartu di tandai dengan keluarnya lendir darah

karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)

kala dimulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan lengkap (10cm)

lamanya kala 1 untuk multigravida adalah ±8 jam (Rukiyah, 2009).

Penulis berpendapat tidak ada kesenjangan antara teori dan

kenyataan yang terjadi pada Ny. S sehingga penulis menyimpulkan

bahwa persalinan kala I Ny. S berjalan dengan normal.

b. Kala II

Pada pukul 01.30 WITA, ibu tampak ingin mengejan, perineum

tampak menonjol, vulva dan sfingter ani tampak membuka. Dilakukan

pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan,

tampak ada pengeluaran lendir darah dan air-air, tidak ada luka parut

dari vagina, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, efficement 100 %,

ketuban (-) pecah spontan, warna ketuban jernih, hodge III ,tidak teraba

bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat menumbung. DJJ 137

x/menit, irama teratur.His 5x dalam 10 detik lamanya 50-55 detik.

Hal tersebut sejalan dengan teori tanda – tanda persalinan berupa

terjadinya HIS persalinan yang mempunyai ciri khas pinggang rasa

nyeri yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek

dan kekuatannya semakin besar, mempengaruhi terhadap perubahan

serviks, makin beraktivitas kekuatan semakin bertambah, dan

pengeluaran lendir darah (Asrinah, 2010). Sejalan dengan teori tanda

dan kala II persalinan ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi, ibu


19

merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya,

perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani tampak membuka

dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Penulis

sependapat, karena semakin kontraksi Ny. S meningkat atau adekuat

semakin bertambah pembukaan serviksnya, bagian terendah janinpun

terus turun melewati jalan lahir (Asrinah, 2010).

Pada kala II persalinan Ny. S dilakukan tindakan Asuhan

Persalinan Normal. Pembukaan lengkap Ny. N pada pukul 01.30 WITA

dan bayi lahir pukul 01.38 WITA, lama kala II Ny. N berlangsung

selama 8 menit, hal ini sesuai dengan teori pada primigravida kala II

berlangsung rata- rata 2 jam dan pada multipara rata-rata 1 jam

(Asrinah, 2010).

c. Kala III

Pukul 01.38 WITA bayi Ny. S telah lahir, plasenta belum keluar,

dilakukan asuhan manajemen aktif kala III. Proses penatalaksanaan kala

III Ny. S dimulai dari penyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir,

uterus menjadi keras dan membundar. Setelah itu dilakukan

pemotongan tali pusat lalu meletakkan klem 5-10 cm di depan vulva.

Saat ada tanda- tanda pelepasan plasenta bidan melakukan PTT,

lahirkan plasenta, kemudian melakukan masase uteri. Hal ini sesuai

dengan teori, manajemen aktif kala III terdiri dari langkah utama

pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir,

melakukan PTT dan masase uteri (Prawiroharjo, 2010).

Penulis berpendapat, manajemen aktif kala III memang terbukti

mencegah perdarahan pasca persalinan, terbukti pada Ny. S perdarahan


19

yang terjadi pada klien dalam keadaan normal yaitu ± 150 cc dan

kontraksi uterus berlangsung baik, uterus teraba keras.

Pukul 01.45 WITA plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput

ketuban lengkap, posisi tali pusat marginalis, panjang tali pusat ± 50

cm, tebal plasenta ± 2 cm, lebar plasenta ± 20 cm. Lama kala III Ny. S

berlangsung ± 7 menit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa persalinan

kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban (Prawiroharjo, 2010). Kala III berlangsung

rata-rata antara 5 sampai 15 menit. Akan tetapi kisaran normal kala III

adalah 30 menit. Perdarahan kala III pada Ny. S berkisar sekitar normal

yaitu 150 cc. Hal tersebut didukung oleh teori, bahwa perdarahan post

partum normal yaitu perdarahan pervaginam <500 cc setelah kala III

selesai atau setelah plasenta lahir (JNPK-KR Depkes RI, 2009).

Penulis berpendapat, hasil observasi perdarahan kala III pada Ny.

S dalam kondisi normal yaitu tidak melebihi 500 cc, yakni hanya

berkisar 150 cc.

d. Kala IV

Pukul 01.45 WITA plasenta telah lahir, pada perineum tidak

terdapat rupture. Bayi lahir dengan berat 2920 gram. Dilakukan

pemantauan Kala IV persalinan setiap 15 menit pada 1 jam pertama

dan setiap 30 menit pada jam ke 2 dengan hasil keadaan Ny. S dalam

keadaan baik.

Hal ini sejalan dengan dasar teori yaitu pemeriksaan tekanan

darah, nadi, TFU, kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam

pertama pasca
19

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan,

selain itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam selama dua

jam pertama pasca persalinan (Saifuddin, 2010).

Penulis berpendapat dengan dilakukannya pemantauan kala IV

secara komprehensif dapat mengantisipasi terjadinya masalah atau

komplikasi.

3. Asuhan Bayi Baru Lahir (Data Rekam Medic RS Bersalin Sayang

Ibu) Pukul 01.38 WITA bayi lahir spontan pervaginam, segera

menangis, usaha napas baik, tonus otot baik, tubuh bayi tampak

kemerahan, jenis kelamin perempuan. Setelah bayi lahir dilakukan

penilaian APGAR skor, didapatkan hasil APGAR skor bayi Ny. S dalam

keadaan normal yaitu 8/10. Dilakukan asuhan bayi baru lahir dan bayi

dalam kondisi normal,

Bayi Ny. S diberikan injeksi vitamin K 0,05 cc/IM, dan antibiotik berupa

salep mata.

Hal ini sesuai dengan teori, bayi baru lahir diberikan vitamin K

injeksi 1mg intramuskuler untuk mencegah perdarahan BBL akibat

tekanan pada dinding vagina, pemberian imunisasi hepatitis B 0 hari

untuk memberikan kekebalah terhadap penyakit hepatitis dan pemberian

antibiotik untuk pencegahan infeksi (JNPK-KR Depkes RI, 2009).

Saat bersalin, kehamilan Ny. S berusia 38 minggu 1 hari, berat

badan bayi saat lahir 2920 gram panjang badan 47 cm. Saat dilakukan

pemeriksaan fisik secara garis besar bayi dalam keadaan normal. Hal ini

didukung oleh teori, bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
19

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu. Berat badan

normal pada bayi baru lahir adalah 2500 gram sampai 4000 gram (Dewi,

2012).

4. Asuhan Masa Nifas

Kunjungan selama masa nifas Ny. S sebanyak 3 kali yaitu pada

kunjungan pertama 6 jam, kunjungan kedua 6 hari, kunjungan ketiga 2

minggu. Penulis berpendapat kunjungan nifas tersebut sangat penting

dilakukan, karena dengan adanya kunjungan nifas tersebut dapat

mendeteksi adanya penyulit saat masa nifas.

Sejalan dengan kebijakan Program Nasional Masa Nifas dalam

(Manuaba, 2010) yaitu paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan masa

nifas dengan tujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi,

pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas

dan bayinya, mendeteksi adanya komplikasi yang terjadi di masa nifas,

serta menangani komplikasi atau masalah yang timbul. Pada kunjungan

nifas sebanyak 4 kali, kunjungan pertama 6-8 jam, kunjungan kedua 6

hari, kunjungan ketiga 2 minggu, dan kunjungan keempat 6 minggu post

partum (Suherni, 2009).

Tanggal 20 Desember 2019, pukul 07.38 WITA dilakukan

kunjungan pertama yaitu 6 jam post partum. Berdasarkan hasil pengkajian

diperoleh yaitu keadaan ibu telah membaik. Ibu mengeluh masih

merasakan mules pada bagian bawah perut setelah melahirkan. Menurut

Mardiatun (2015) setelah plasenta lepas, otot rahim akan berkontraksi

atau mengerut, sehingga pembuluh darah terjepit dan pendarahan

berhenti. Hal inilah yang menyebabkan ibu merasakan mules pada bagian

bawah perut.
19

Penulis memberikan KIE untuk melakukan masase fundus uteri

untuk mencegah terjadinya perdarahan. Sesuai dengan dasar teori

menurut Mardiatun (2015) yaitu untuk mencegah terjadinya perdarahan,

hal yang perlu dilakukan ialah melakukan masase fundus uteri. Masase

merupakan pijatan untuk merangsang uterus agar berkontraksi baik dan

kuat, kontraksi yang tidak kuat dapat menyebabkan terjadinya atonia

uteri.

Pada hasil pengkajian lain didapatkan ibu dapat beristirahat setelah

proses persalinannya, ibu dapat menghabiskan makan dan minum yang

telah disediakan, ibu sudah BAK & BAB secara mandiri, dan dari hasil

pemeriksaan keadaan ibu dalam batas normal.

Sesuai dengan teori, tujuan pada asuhan post partum diantaranya

yaitu mencegah perdarahan masa nifas, pemberian ASI awal, memberi

supervise pada ibu untuk melakukan hubungan awal antara ibu dengan

bayi, menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

(Prawiroharjo, 2010).

Pada kunjungan pertama masa nifas penulis memberikan asuhan

sesuai dengan dasar teori yang ada terkait dengan permasalahan ataupun

keluhan yang ada pada ibu.

Tanggal 26 Desember 2019, pukul 16.30 WITA dilakukan

kunjungan kedua yaitu asuhan 6 hari post partum. Pada kunjungan nifas

kedua ini penulis mengangkat masalah potensial mastitis Hal ini

dikarenakan ibu mengalami lecet pada putting kanan dan kiri. Menurut

Setyaningrum (2009) Mastitis sering terjadi pada ibu yang mengalami

lecet atau pecah pecah dan tidak diobati dengan antibiotic. Dengan

adanya keluhan ibu


19

seperti ini maka penulis memberikan asuhan yaitu dengan mengajarkan

tekhnik dan posisi menyusui yang baik dan benar. Sesuai dengan dasar

teori menurut IDAI (2013), teknik dan posisi menyusui yang baik dan

benar ialah salah satu cara untuk mencegah putting ibu kembali lecet pada

saat menyusui, mulai menyusui dari payudara yang tidak sakit, tetap

mengeluarkan ASI dari payudara yang putingnya lecet, keluarkan sedikit

ASI dan oleskan ke putting yang lecet lalu biarkan sampai kering,

gunakan bra yang menyangga, dan bila terasa sangat sakit boleh minum

obat pengurang rasa sakit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kondisi Ny. S secara umum dalam

batas normal. Ny.S Pengeluaran ASI lancar, kontraksi uterus baik, TFU ½

pusat simfisis, lochea sanguinolenta, tidak ada tanda-tanda infeksi, tanda

hopman sign negatif. Penulis juga memberikan asuhan yaitu dengan

mengevaluasi tanda-tanda bahaya nifas dan memastikan ibu untuk

menyusui bayinya secara on demand. Hal ini sesuai dengan teori, tujuan

pada asuhan kunjungan 6 hari yaitu untuk memastikan involusi uterus

berjalan dengan normal, mengevaluasi adanya tanda-tanda bahaya nifas,

memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda

penyulit, memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat, dan

memberi ibu konseling dalam pengasuhan bayi (Walyani, 2014).

Pada kunjungan kedua masa nifas penulis memberikan asuhan

sesuai dengan dasar teori yang ada terkait dengan permasalahan ataupun

keluhan yang ada pada ibu. Pada kunjungan kedua ini keluhan yang

dialami ibu yaitu


19

putting lecet sudah tidak lagi ibu alami dan ibu telah memahami tekhnik

dan posisi menyusui yang baik dan benar.

Tanggal 3 Januari 2020 pukul 16.30 WITA dilakukan kunjungan

ketiga yaitu asuhan 2 minggu post partum. Pada kunjungan ini ibu tidak

ada keluhan dan ibu mengatakan sudah tidak mengalami putting lecet

pada payudara kanan dan kiri. Penulis mengevaluasi kepada ibu tentang

tekhnik dan posisi menyusui yang baik dan benar, ibu sudah tepat dalam

memperagakan tekhnik dan posisi menyusui yang baik dan benar serta

putting susu ibu sudah tidak ada lecet. Pada kunjungan ini penulis

menambahkan konseling tentang efek samping KB dikarenakan pasien

telah menggunakan KB pada masa nifas hari ke 10 masa nifas.

Pada kunjungan ketiga masa nifas penulis mengevaluasi hasil

asuhan memberikan untuk mengatasi putting lecet pada ibu. asuhan sesuai

dengan dasar teori yang ada dan ibu sudah tidak mengalami putting lecet

lagi, sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan yang diberikan berhasil

sesuai dengan dasar teori yang ada.

5. Asuhan Neonatus

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus dilakukan 3 kali

kunjungan, yaitu pada 6 jam, 6 hari, dan 2 minggu. Sesuai dengan teori,

yaitu kunjungan neonatus dilakukan sebanyak 3 kali yaitu KN 1

dilakukan 6-8 jam, KN 2 dilakukan 3-7 hari, KN 3 dilakukan 8-28 hari

setelah bayi lahir (Walyani, 2014). Penulis berpendapat bahwa

pentingnya dilakukan kunjungan neonatus sebagai deteksi bila terdapat

penyulit pada neonatus.


20

Tanggal 20 Desember 2019. Pukul 07.38 WITA dilakukan

kunjungan Neonatus I yaitu pada 1 hari setelah bayi lahir. Pada kunjungan

ini penulis mengangkat masalah potensial yaitu sibling rivalry, hal ini

dikarenakan jarak kelahiran <2 tahun, dengan anka terkecil berusia 1,3

tahun. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadaan umum

neonatus baik, neonatus menangis kuat, refleks bayi baik, tali pusat masih

basah dan terbungkus kasa steril, tanda-tanda vital dalam batas normal,

ASI sebagai asupan nutrisi bayi, bayi telah mendapat injeksi vitamin K,

bayi mendapat imunisasi Hepatitis B 0 hari, bayi telah diberi salep mata

antibiotik, bayi sudah BAK dan BAB. Pada kunjungan neonates hari

pertama ini diberikan asuhan BBL sebagai upaya untuk mencegah

defisiensi vitamin K, memberikan kekebalan tubuh pada bayi terhadap

penyakit hepatitis, mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi (JNPK-

KR Depkes RI, 2008).

Pada kunjungan ini didapatkan bayi telah diimunisasi sehingga

sesuai dengan dasar teori yang ada.

Tanggal 26 Desember 2019, pukul 16.30 WITA, dilakukan

kunjungan Neonatus II yaitu pada 6 hari setelah bayi lahir. Hasil

pemeriksaan neonatus di temukan bayi dalam keadaan normal dan tidak

ada kelainan. Penulis menganjurkan untuk memberikan ASI sedini dan

sesering mungkin menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi

telanjang selama 30 menit, 15 menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit

sisanya dalam posisi tengkurap untuk mencegah terjadinya icterus pada

bayi (Rukiah, 2013).


20

Selain itu penulis juga memberikan KIE mengenai jadwal

pemberian imunisasi pada ibu dan keluarga. Pada kunjungan kedua

neonatus penulis memberikan asuhan sesuai dengan dasar teori yang ada

terkait dengan permasalahan ataupun keluhan yang ada pada ibu.

Tanggal 3 Januari 2020, pukul 16.30 WITA dilakukan kunjungan

Neonatus III yaitu pada 14 hari setelah bayi lahir. Keadaan neonatus

dalam batas normal. Pemenuhan nutrisi dari awal bayi lahir hingga

kunjungan ke III berupa ASI dan ibu pun berencana untuk menyusui

bayinya secara eksklusif. Penulis berpendapat untuk pentingnya

memberikan KIE tentang cara memijat bayi. Menurut (Luize, 2009)

banyak penelitian menunjukkan bahwa pemijitan pada bayi memberikan

manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik maupun

emosional. Keadaan bayi Ny. S yang normal hingga akhir kunjungan

didukung dengan usaha ibu yang baik dalam merawat bayinya, selalu

mengikuti saran yang disampaikan penulis dan bidan, serta dukungan dari

suami dan keluarga yang ikut membantu kelancaran perawatan bayi.

Pada kunjungan neonatus ketiga ini penulis juga memberikan

asuhan yaitu memberitahu ibu cara untuk mencegah terjadinya sibling

rivalry diantaranya, menjadikan kakak sebagai pusat perhatian saat

perjumpaan pertama, membiarkan kakak membantu menjaga adiknya,

menyediakan waktu untuk anak yang lebih tua. (Bahlyatun, 2009)

Pada kunjungan ketiga neonatus penulis memberikan asuhan sesuai

dengan dasar teori yang ada terkait dengan permasalahan ataupun keluhan
20

yang ada pada ibu. Pada bayi terjadi pertambahan berat badan bayi dan

bayi masih meminum ASI saja.

6. Pelayanan Keluarga Berencana

Tanggal 3 Januari 2020 Ny. S memutuskan pemilihan KB Hormonal

yaitu KB suntik 3 bulan, Klien mengaku ingin menjarangkan kelahiran

anak sehingga pemilihan kontrasepsi KB Suntik 3 bulan.

Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah

kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual,

tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi

ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik,

dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai

perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah

beberapa penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).

Berdasarkan dasar teori diatas, sesuai dengan keadaan Ny. S yang

masih ingin memiliki anak dan juga masih menyusui bayinya sehingga

memilih KB Suntik 3 bulan sebagai kontrasepsi untuk menjarangkan

kelahiran.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penyusunan penelitian ini telah diusahakan untuk ilmiah, namun terdapat

keterbatasan dalam penyusunannya diantaranya pada asuhan Post natal care

penulis tidak melakukan pengukuran Lila dimana sebaiknya pengukuran Lila ini

kembali dilanjutkan hingga ibu menggunakan KB dikarenakan sebelum hamil

ibu
20

telah mengalami KEK. Pada asuhan KB ibu tidak bersedia menggunakan sesuai

saran yang dianjurkan yaitu menggunakan KB IUD / Jangka panjang

dikarenakan ibu takut dan tidak bersedia untuk menggunakan KB IUD, akan

tetapi ibu tetap menggunakan KB yaitu KB suntik 3 bulan.

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif

melalui studi kasus continuity of care pada Ny. S mulai dari kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga pelayanan kontrasepsi, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif sebagai deteksi dini untuk mengurangi faktor-faktor resiko yang

dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus,

hingga pelayanan kontrasepsi.

1. Ante natal care

Asuhan kebidanan ante natal care pada Ny. S telah dilaksanakan 2x

kunjungan ditemukan masalah pada Ny. N yaitu resiko tinggi kehamilan

salah satunya jarak kelahiran ˂2 tahun dan KEK dengan Lila 23 cm. Pada

kunjungan kehamilan ini ibu juga mengeluh nyeri pada pinggang dan sulit

tidur. Asuhan yang diberikan pada Ny. S terkait dengan masalah yang ada

ialah, untuk mengatasi KEK Ny. S dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan

tinggi kalori, protein dan zat besi. Untuk mengatasi jarak kelahiran <2 tahun

penulis
20

memberikan asuhan dengan memberikan KIE kepada ibu terkait dengan

penggunaan KB metode jangka panjang seperti IUD maupun Implant. Pada

masalah nyeri pinggang penulis memberikan asuhan yaitu kompres hangat

pada bagian pinggang yang sakit, asuhan ini berhasil dikarenakan pada

kunjungan berikutnya ibu mengatakan nyeri pinggang berkurang, hanya

sesekali untuk muncul kembali. Pada masa kehamilan Ny. S tidak mengalami

komplikasi karena dilakukan asuhan kebidanan komprehensif dan Ny. S

mengikuti saran serta anjuran penulis dan bidan. Walaupun terdapat beberapa

masalah namun dapat di atasi dengan memberikan asuhan kebidanan sesuai

dengan masalah dan kebutuhan klien.

2. Intranatal care

Asuhan kebidanan intranatal care pada Ny. S dilakukan pada tanggal

19 Desember 2019. Proses persalinan Ny. S berlangsung normal tanpa ada

penyulit atau karena Ny. S mengikuti anjuran dan saran yang penulis dan

bidan berikan sehingga faktor resiko bersalin tidak terjadi.

3. Bayi baru lahir

Pada asuhan kebidanan bayi baru lahir, bayi Ny. S dalam keadaan

normal segera menangis tidak mengalami asfiksia, dengan nilai Apgar score

8/10, dan dengan berat lahir 2920 gram, sehingga dengan berat lahir tersebut

bayi Ny. S dalam batas normal.

4. Post Natal Care

Asuhan kebidanan post natal care pada Ny. S telah dilaksanakan

sebanyak 3 kali kunjungan. Pada keseluruhan masa nifas Ny. S berjalan

dengan normal, akan tetapi terdapat masalah diantaranya putting susu ibu

kanan dan
20

kiri terdapat lecet dan dapat di atasi dengan memberikan asuhan kebidanan

sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien.

5. Neonatus

Asuhan kebidanan neonatus pada Ny. S telah dilaksanakan 3

kunjungan dengan melakukan pendekatan menggunakan pendokumentasian

SOAP. Pada kunjungan neonates dalam keadaan normal. Penulis memberikan

asuhan untuk mencegah terjadinya sibling rivalry dikarenakan jarak kelahiran

<2 tahun dengan umur anak terakhir 1,3 tahun. Neonatus Ny.S tidak

mengalami dan tidak terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir.

6. Pelayanan Kontrasepsi

Asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pada Ny. S dilaksanakan

pada 1 minggu post partum dengan memberikan konseling KB. Hasil dari

asuhan yaitu setelah dilakukan konseling tentang pelayanan kontrasepsi,

Ny.N memutuskan untuk menggunakan KB Suntik 3 bulan. Alasan lainnya

adalah karena Ny. S ingin memiliki anak lagi dan ibu tidak berani untuk

menggunakan KB metode jangka panjang seperti IUD sehingga membuat

keputusan hanya menggunakan KB Suntik 3 bulan.

B. SARAN

Penulis ingin menyumbangkan saran di akhir penulisan laporan tugas

akhir ini dalam mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya

dalam asuhan kebidanan komprehensif, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi intitusi
20

Diharapkan semakin memperbaharui skill yang akan diajarkan dan

selalu mengikuti perkembangan ilmu kebidanan terkini, sehingga mampu

meningkatkan profesionalitas kinerja mahasiswa kebidanan nantinya setelah

terjun di masyarakat. Selain itu, diharapkan lebih menyamakan presepsi

dalam pencapaian target asuhan yang telah ditetapkan.

2. Bagi Pasien dan Masyarakat

a. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang

masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB sehingga

dapat menjalaninya tanpa adanya komplikasi.

b. Diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi masyarakat bahwa

kehamilan dengan KEK dan jarak kelahiran ˂2 tahun akan menimbulkan

dampak atau resiko yang dapat terjadi pada ibu dan bayi hingga

menyebabkan kematian jika tidak di berikan pendampingan yang

berkelanjutan dari tenaga kesehatan.

c. Ibu diharapkan untuk tidak hamil lagi hingga memasuki usia reproduksi

sehat yaitu 2 tahun lagi, agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang

tidak diinginkan.

3. Bagi Mahasiswa Kebidanan

a. Diharapkan selalu memaksimalkan diri dalam mengaplikasikan ilmu

yang diperoleh di bangku perkuliahan selama praktek di lapangan.

b. Diharapkan dari saat praktek ke lapangan, mahasiswa menggunakan alat

kesehatan pribadi masing-masing untuk melakukan asuhan yang ingin

dicapainya sehingga tidak bergantung pada alat kesehatan milik institusi.


20

c. Diharapkan dalam pelaksanaa Laporan Tugas Akhir berikutnya dapat

lebih baik dan lebih memahami lagi baik dalam penulisan maupun

pelaksanaan asuhan.

d. Diharapkan dalam memberikan asuhan kepada klien harus tepat waktu

dengan sesuai yg dijanjikan

e. Diharapkan penulis untuk selalu proaktif kepada tim pembimbing.


1
1

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S., 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika.
Dewi, V, N, L., 2011. Asuhan Neonatus bayi dan anak balita, Jakarta : Salemba
Medika.
Handayani, S., 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta :
Pustaka Rihana.
Indonesia, P.M.K.R., 2010. Penyelenggaraan Praktik Kebidanan.

JNPK-KR, 2008b. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : JNPK-KR.

Kristiyana, W., 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak, Yogyakarta : Nuha
Medika.
Kusmiyati, Y., 2009. Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan, Yogyakarta :
Fitramaya.
Kuswanti, I., 2014. Asuhan Kehamilan, Yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar.

Manuaba, I.B.G., 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta :
EGC.
Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.A.C.& Manuaba, I.B.G.F., 2010. Pengantar Kuliah
Obstetri, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Maritalia, D., 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Marni & Rahardjo, 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Maternity, D., Yantina, Y. & Putri, R.D., 2014. Asuhan Kebidanan Patologis
D.L.Saputra, ed., Tangerang : Binarupa Aksara Publisher.
Muslihatun, W.N., Mufdillah & Setyawati, N., 2013. Dokumentasi Kebidanan,
Yogyakarta : Fitramaya.
Nugroho, T., Nurrezki & Warnaliza, D., 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas
(ASKEB 3) 1st ed., Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, S., 2014. Ilmu Kebidanan 4th ed., Jakarta: PT Bina Pustaka.

Profil Kesehatan Kota Balikpapan. 2017. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.

Rochjati, P., 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Surabaya : Pusat Safe Mother
Hood.
Saifuddin, A.B., 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

140
14

Soleha, S., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika.

Sukarno, I., 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas dilengkapi dengan Patologi,
Jakarta : Nuha Medika
Varney, H., Kriebes, J.M. & Gregor, C.L., 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Volume 1 4th ed. E. Wahyuningsih et al., eds., Jakarta : EGC.
Wahyuni, S., 2009. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, H., 2010. Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Husanah, Een., 2019. Rujukan Lengkap Konsep Kebidanan, Yogyakarta : Deepublish

Romauli. 2011. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil,Yogyakarta : Deepublish


Mandriawati. 2008. Senam Hamil. Jakarta : EGC
Subianto. 2009. Perawatan Payudara. Jakarta : PT Bina Pustaka
Saryono. 2010. Perawatan Antenatal Care Jilid II. Yogyakarta : Deepublish
Hutahaean. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis. Yogyakarta :
Deepublish Djamaliah. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : PT. Bina
Pustaka

Baliwati. 2009. Konser Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologis. Jakarta : EGC

Lampiran I (Pasien Pengganti)


14

1. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care

Tanggal/Waktu pengkajian : 10 Januari 2020 / Pukul 11.35 WITA


Tempat : Rumah Sakit Beriman Gunung Malang

Persalinan Kala I

S :
- Ibu datang ke Rumah Sakit Gunung Malang pukul 11.00 WITA
- Ibu mengeluh mules mules sejak 22.00 WITA (9 Januari 2020)
O :

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu tampak gelisah menahan sakit. Hasil pengukuran
tanda-tanda vital yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh
36ºC, nadi 84x/menit, pernafasan 18x/menit, dan hasil pengukuran
berat badan saat ini adalah 84 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen :Simetris, tidak ada bekas luka operasi, pada
pemeriksaan leopold I TFU 2 jari dibawah px dan
secara Mc Donald 30 cm, pada fundus teraba lebar,
tidak bulat, dan tidak melenting.
Leopold II teraba bagian panjang dan keras seperti
papan pada sebelah kanan ibu dan dibagian sebaliknya
teraba bagian kecil janin.
Leopold III pada segmen bawah rahim, teraba bagian
keras, bulat dan melenting. Bagian ini sudah tidak
dapat di goyangkan.
Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk ke
dalam PAP (Divergent).
14

DJA terdengar jelas, teratur, frekuensi 152x/menit. HIS


frekuensi 2x10’ durasi 15-20” intensitas sedang. TBJ
(30-11) x 155 = 2945 gram.
Genetalia :Tidak ada pengeluaran cairan atau lendir darah, tidak
ada varises, dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Dalam :
Tanggal : 10 Januari 2020 Pukul 11.00 WITA
Vagina :Vulva/uretra tidak ada kelainan, tidak tampak
pengeluaran lendir dan darah, tidak ada luka parut dari
vagina, portio tebal dan lembut, pembukaan 3 cm,
efficement 30%, ketuban (+), Hodge II, tidak teraba
bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat
menumbung. DJJ 152 x/menit, irama teratur, His 2x
dalam 10 menit lamanya 15-20 detik.
Anus :Tidak ada hemoroid, ada tekanan pada anus, tidak ada
pengeluaran feses dari lubang anus.

Ekstremitas :Simetris, tidak ada varices, dan tidak ada oedema.

Tanggal : 10 Januari 2020 Pukul : 15.00


WITA Dilakukan pemeriksaan dalam ulang :
Vulva/uretra tidak ada kelainan, porsio tidak teraba, pembukaan
lengkap, efficement 100%, ketuban (-), warna ketuban jernih
bercampur mekoneal, hodge III, tidak teraba bagian kecil janin dan
tidak teraba tali pusat menumbung. His 5x10 menit lamanya 50-55
detik, intensitas kuat. DJA 137x/menit, irama teratur.
A :

Diagnosa : G2P1001 hamil 38-39 minggu inpartu kala I fase aktif janin
tunggal hidup intrauteri.

Masalah :

- Nyeri pada perut hingga kepinggang


14

Masalah potensial : Tidak ada

Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

P:

Tabel 4.4
Implementasi Kunjungan
INC
No. Waktu Tindakan
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengenai keadaan ibu.
1. 11.15 WITA
Ibu dan keluarga mengetahui kondisinya.
Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan pertolongan persalinan
lainnya; Partus set lengkap berupa alat-alat persalinan yaitu klem 2 buah,
gunting tali pusat 1 buah, gunting episiotomi 1 buah, pelindung diri penolong
untuk menolong persalinan berupa sarung tangan steril dan celemek telah
2 11.30 WITA
lengkap disiapkan, alat dekontaminasi alat juga telah siap, waslap, tempat
pakaian kotor, 2 buah lampin bayi tersedia.

Keseluruhan alat dan bahan siap digunakan


Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu; Pakaian ibu (baju ganti,
sarung, pembalut) dan pakaian bayi (lampin/ kain bedong, popok, topi, sarung
3 11.35 WITA tangan dan kaki).

Sudah tersedia dan siap dipakai


Membantu memenuhi asupan nutrisi ibu;
4 11.37 WITA
Ibu meminum teh dan air putih
Melakukan pemeriksaan dalam dan mengobservasi DJJ dan HIS; Tidak tampak
oedema dan varices, tampak pengeluaran lendir bercampur darah, , portio tidak
teraba, effecement 100%, pembukaan 10 cm,tidak terdapat bagian terkecil di
sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, hodge III+ DJJ: 137 x/menit,
5 15.00 WITA
irama teratur, HIS 5x dalam 10 menit lamanya 50-55 detik.

Kemajuan persalinan ibu dari fase aktif hingga pembukaan lengkap adalah 1
jam 20 menit.
Mengajarkan ibu mengenai cara meneran yang benar dengan posisi kaki litotomi,
6 15.03 WITA
tangan tangan memegang kedua mata kaki, ibu dapat mengangkat kepala hingga
14

dagu menempel di dada, tidak menahan nafas saat meneran, tidak menutup mata,
serta tidak mengangkat bokong; Ibu dapat melakukan posisi meneran yang
diajarkan dengan benar

Persalinana Kala II

S : Pukul 15.00 WITA ibu mengatakan perut mules-mules semakin kencang


dan seperti ingin mengejan serta terasa ingin BAB.

O :

Anus tampak membuka, dan perineum tampak menonjol.


Vt : Vulva/uteri tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendir darah dan
air – air, tidak ada luka parut pada vagina, porsio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, effacement 100%, ketuban (-) warna jernih, hodge III,
tidak teraba bagian kecil dan tidak ada tali pusat menumbung. DJJ 140
x/menit, irama teratur.His 5x dalam 10 detik lamanya 50-55 detik.
A :

Diagnosa :G2P1001 hamil 38-39 Minggu inpartu kala II janin tunggal


hidup intrauteri

Masalah : Tidak Ada

Masalah potensial : Tidak Ada

Antisipasi masalah : Tidak

Ada Kebutuhan segera : Tidak

ada

P : Tebel 4.5

Implementasi Kunjungan INC


No. Waktu Tindakan
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk obat-obatan.

1. 15.00 WITA
Partus set telah lengkap, ampul oksitosin telah di patahkan dan masukkan spuit
3 ml steril kedalam partus set.
14

Membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan


2. 15.03 WITA
Ibu memilih posisi berbaring litotomi.
Menganjurkan kepada pendamping untuk memberi ibu minum saat tidak ada HIS
untuk menambah tenaga saat meneran.
3. 15.04 WITA

Ibu minum air putih dan teh manis.


melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan APN. Memastikan tangan tidak
memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir.
4. 15.05 WITA

tidak ada perhiasan di tangan penolong dan penolong telah mencuci tangan.
meletakkan kain diatas perut ibu, menggunakan celemek, mencuci tangan,
menggunakan sarung tangan steril pada satu tangan untuk mengisi spuit dengan
5. 15.06 WITA
oksitosin dan memasukkan kembali kedalam partus set lalu memakai sarung
tangan steril dibagian tangan satunya.
Memimpin ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat untuk meneran.
6. 15.06 WITA
Ibu meneran ketika ada HIS sesuai dengan yang telah diajarkan.
7. 15.06 WITA Meletakkan duk steril yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
Melindungi perineum ibu ketika kepala tampak dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
9. 15.08 WITA kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksi dan
membantu lahirnya kepala sambil menganjurkan ibu untuk meneran dan
merubah posisi mc
robert.
Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin dan menunggu hingga
10. 15.08 WITA
kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan
Tunggu putaran paksi, kemudian pegang kepala bayi secara bipariental dengan
lembut arahkan kepala bayi kebawah hingga bahu depan muncul dibawah arkus
pubis dan kemudian menggerakkan kearah atas untuk melahirkan bahu untuk
melahirkan bahu belakang.

Melakukan sanggah susur, dengan memindahkan tangan penolong kebawah


11. 15.09 WITA arah perineum ibu untuk menganggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Menggunakan tangan atas untuk menyusuri dan memegang tangan serta siku
sebelah atas. Tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah;

Bayi lahir spontan, pukul 15.10 WITA, segara menangis, jenis kelamin
perempuan.
14

Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaian selintas bayi baru lahir
sambil mengeringkan tubuh bayi mulai dari kepala, muka, badan, dan kaki
kecuali telapak tangan. Mengganti handuk basah dengan kain kering.
12. 15.10 WITA
Bayi lahir spontan cukup bulan, segera menangis kuat, jenis kelamin
perempuan, A/S 8/9, berat badan : 2910 gram, panjang badan : 48 cm lingkar
kepala : 31 cm, lingkar dada : 30 cm, tidak ada cacat bawaan.

Persalinan Kala III

S : Ibu mengatakan lega dan bahagia telah melahikan anaknya dan masih
merasakan mules pada perutnya

O :

Bayi lahir spontan cukup bulan, segera menangis kuat, jenis kelamin
perempuan, A/S 8/9, berat badan : 2910 gram, panjang badan : 48 cm lingkar
kepala : 31 cm, lingkar dada : 30 cm.

TFU setinggi pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, plasenta
belum lahir, terdapat semburan darah tiba – tiba.

A :

Diagnosa : P2002 parturient kala III

Diagnosa /masalah potensial : Tidak

ada Kebutuhan : Tidak ada

P : Tabel 4.6

Implementasi Kunjungan INC


No. Waktu Tindakan
Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua dalam uterus.
1. 15.11 WITA
Tidak ada janin kedua didalam uterus.
Melakukan manajemen aktif kala III.
2. 15.11 WITA
14

Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosin agar rahim berkontraksi


dengan baik.

Ibu bersedia untuk disuntikkan oksitosin.


Menyuntikkan oksitosin 1 ampul 1 manit setelah bayi lahir secara IM di sepertiga
3. 15.11 WITA
paha atas.
Menjepit tali pusat dengan klem umbilical 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi
4. 15.12 WITA tali pusat kearah distal (ibu) dan menjepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
Memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan menggunting
tali pusat diantara 2 klem.
5. 15.12 WITA

Tali pusat telah digunting.


6. 15.12 WITA Meletakkan bayi diatas dada ibu pakaikan selimut dan topi selama 1 jam.
7. 15.12 WITA Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas sympisis untuk
8. 15.12 WITA mendeteksi kontraksi. Tangan lain meregangkan tali pusat. Kontraksi uterus
dalam keadaan baik.
Meregangkan tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan
9. 15.12 WITA
uterus dengan hati-hati kearah dorso kranial.
Melakukan peregangan tali pusat dan dorongan dorso kranial hingga plasenta
10. 15.12 WITA terlepas, penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas, mengikuti poros jalan lahir.
Melahirkan plasenta dengan hati-hati, memegang plasenta dengan kedua tangan
dan melakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta
11. 15.13 WITA dan mencegah robeknya selaput ketuban.

Plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir yaitu pukul 15.15 WITA
Melakukan masasse uterus searah jarum jam segera setelah plasenta lahir dengan
memegang fundus uteri secara sirkuler hingga kontraksi baik.
12. 15.17 WITA

Kontraksi uterus baik teraba keras.


Memeriksa kelengkapan plasenta untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon
dan selaput ketuban sudah lahir lengkap dan memasukkan plasenta kedalam
tempat yang tersedia.
13. 15.18 WITA
Kotiledon 20, selaput ketuban pada plasenta lengkap, insersi tali pusat
marginalis, panjang tali pusat 50 cm, tebal plasenta 2 cm diameter plasenta 20
cm. Terdapat luka pada perineum derajat II.
14

Melakukan penjahitan pada perineum, sebelumnya dilakukan anastesi dengan


lidocaine.
14. 15.20 WITA

Perineum telah diheacting dengan heacting jelujur dan diberi betadine.


Mengevaluasi perdarahan kala III
15. 15.30 WITA
Perdarahan ±150 cc

Persalinan Kala IV

S :Ibu mengatakan lega telah melewati masa persalinan dan mengatakan perut
masih terasa mules-mules serta nyeri pada luka jahitan.

O :

Plasenta lahir spontan, pukul 15.15 WITA Kotiledon 20, selaput ketuban
pada plasenta lengkap, insersi tali pusat marginalis, panjang tali pusat 50 cm,
tebal plasenta 2 cm diameter plasenta 20 cm. Terdapat luka rupture derajat II
pada perineum.

A :

Diagnosa :P2002 Parturient kala IV

Masalah :Nyeri pada jahitan

Masalah Potensial : Ibu takut untuk mobilisasi

Antisipasi masalah : Melakukan KIE kepada ibu bahwa nyeri yang dialami
pada jahitan ibu adalah normal karena obat biusnya
sudah hilang, ibu dapat mengurangi nyeri dengan
teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas secara
teratur dan hidung dan menghembuskan dari mulut, dan
ibu tidak boleh takut bergerak karena akan semakin
membuat jahitannya tidak jadi. Selain itu ibu harus
memakan makanan tinggi protein seperti tempe, tahu,
telur, ayam
15

maupun daging untuk mempercepat proses


penyembuhan luka jahitan.

P: Tabel 4.7

Implementasi Kunjungan INC


No. Waktu Tindakan
Mengajarkan ibu cara melakukan masasse uterus dan menilai kontraksi.
Dengan cara menggosok fundus uteri secara sirkuler searah jarum jam
1. 15.30 WITA menggunakan telapak tangan hingga teraba keras.

Ibu dapat mempraktekkan cara memassase uterus dan uterus teraba keras.
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
2. 15.35 WITA
dekontaminasi.
3. 15.36 WITA Membersihkan ibu dan bantu ibu mengenakan pakaian.
Membersihkan sarung tangan di dalam laruratan klorin 0,5% melepaskan
4. 15.37 WITA sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendanya dalam larutan klorin
0,5%.
Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu tubuh 36ºC, TFU
5. 15.45 WITA
teraba 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba
kosong dan
perdarahan ±30 cc. (Data terlampir pada partograf)
6. 15.46 WITA Mencuci alat-alat yang telah didekontaminasi.
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat;
7. 15.47 WITA
Ibu memakan menu yang telah disediakan dan minum susu.
KIE manfaat mobilisasi diantaranya adalah:

Dapat melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi post partum


yang timbul karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa
darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi, mempercepat
8. 15.47 WITA involusi alat kandung (memperlancar pengeluaran darah dan sisa plasenta,
kontraksi uterus baik sehingga proses kembalinya rahim ke bentuk semula
berjalan dengan baik), melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat
perkemihan dengan bergerak akan merangsang peristaltic kandung kemih
kembali normal, aktivitas juga membantu mempercepat organ-organ tubuh
bekerja seperti semula.
KIE perawatan luka jahitan perineum;
9. 15.48 WITA
15

Perawatan luka perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi


dengan cara menjaga kebersihan perineum dengan cara selalu mengganti
pembalut setelah BAK dan BAB serta ketika pembalut terasa penuh. Serta
membasuh dari arah depan kebelakang.
Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan;
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, TFU teraba 1 jari dibawah
10. 16.00 WITA
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan perdarahan
±20 cc.
Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan;
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, TFU teraba 2 jari dibawah
11. 16.15 WITA
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan perdarahan
±10 cc.
Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan;
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, TFU teraba 2 jari dibawah
12. 16.30 WITA
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan perdarahan
±10 cc.
Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan;
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, TFU teraba 2 jari dibawah
13. 16.45 WITA
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan perdarahan
±10 cc.
Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan;
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, TFU teraba 2 jari dibawah
14. 17.15 WITA
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan perdarahan
±10 cc.
15. 17.20 WITA Melengkapi partograf
15

2. DokumentasiAsuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Tanggal/Waktu Pengkajian : 10 Januari 2020 /Pukul: 15.10 WITA
Tempat : Rumah Sakit Beriman Gunung Malang

S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn. H
Umur : 32 tahun Umur : 29 tahun
Alamat : Jl. Markoni Atas No. 33
Nama Bayi : By. Ny. R
Tanggal Lahir : 10 Januari 2020
Umur Bayi : 0 Hari
Alamat : Jl. Markoni Atas No.33
Riwayat Kehamilan dan Persalinan Saat ini
Ibu hamil anak kedua dengan usia kehamilan 38 minggu 4 hari, dan
jenis persalinan partus spontan pervaginam pada tanggal 10 Januari
2020 pukul 15.10 WITA.
O:
1. Data Rekam Medis
a. Keadaan Bayi Saat Lahir
Tanggal: 10 Januari 2020 Jam : 15.10 WITA
Jenis kelamin perempuan, bayi lahir segera menangis, kelahiran
tunggal, jenis persalinan spontan, keadaan tali pusat tidak ada kelainan,
tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat. Penilaian
APGAR adalah 8/9.
2. Nilai APGAR : 8/9
Tabel 4.8
Apgar Skor By. Ny.
S
Kriteria 0 1 2 Jumlah
15

1 5
menit menit
Frekuensi
tidak ada < 100 > 100 2 2
Jantung
Usaha menangis
tidak ada lambat/tidak teratur 2 2
Nafas dengan baik
beberapa fleksi
Tonus Otot tidak ada gerakan aktif 1 1
ekstremitas
Refleks tidak ada Menyeringai menangis kuat 1 2
Warna tubuh merah muda, merah muda
biru/ pucat 2 2
Kulit ekstremitas biru seluruhnya
Jumlah 8 9

3. Pola fungsional kesehatan:


Tabel 4.9
PolaFungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi - BAB (+) warna: kehitaman
Konsistensi: lunak
- BAK (-) warna: -
Konsistensi: -

4. Pemeriksaan Umum Bayi Baru Lahir


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 139 x/menit,
pernafasan 44 x/menit, suhu 36,8oC. Pemeriksaan antropometri, berat
badan 2910 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala : 31 cm, lingkar
dada 30 cm, dan lingkar lengan atas 11 cm.
b. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kepala :Bentuk bulat, tidak ada molase, terdapat caput
succadeneum,tidak ada cephal hematoma, distribusi rambut
bayi merata, warnakehitaman,teraba ubun-ubun besar
berbentuk berlian & ubun-ubun kecil berbentuk segitiga.
15

Wajah :Simetris, ukuran dan posisi mata, hidung, mulut dagu


telinga tidak terdapat kelainan.
Mata :Simetris, terdapat 2 bola mata,tidak ada sekret, tidak
terdapat perdarahan dan tidakterdapat strabismus.
Hidung :Terdapat kedua lubang hidung, tidak ada pengeluaran dan
tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret.
Telinga :Simetris, berlekuk sempurna, tulang rawan telinga sudah
matang, terdapat lubang telinga, tidak terdapat kulit
tambahan dan bersih tidak ada kotoran.
Mulut :Simetris, tidak tampak sianosis, tidak ada
labiopalatoskhizisdan labioskhizis, mukosa mulut lembab,
bayi menangis kuat, lidah terlihatbersih.
Leher :Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat pembengkakan,
pergerakan bebas,tidak ada selaput kulit dan lipatan kulit
yang berlebihan.
Dada :Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak terdengar
suara nafas tambahan, bunyi jantung teratur, pergerakan
dada simetris.
Payudara :Tidak ada pembesaran, tampak 2 puting susu, tidak terdapat
pengeluaran cairan.
Abdomen : Tidak teraba massa abnormal, tali pusat tampak 2 arteri dan
1 vena, tali pusat berwarna putih segar, tidak tampak
perdarahan tali pusat.
Punggung :Tampak simetris, tidak teraba skeliosis, dan tidak ada
meningokel, spina bifida.
Genetalia :Tampak labia minora telah tertutup oleh labia mayora.
Anus :Tidakada kelainan, terdapat lubang anus.
Kulit :Terlihat kemerahan, tidak ada ruam, bercak,
memar,pembengkakan. Terdapat lanugo di daerah lengan
dan punggung.Terdapat vernikspada daerah lipatan leher
dan selangkangan.
15

Ekstremitas :Pergerakan leher aktif, klavikula teraba utuh, jari tangan


dan jari kaki simetris, tidak terdapat penyelaputan, jari-jari
lengkap dan bergerak aktif, tidak ada polidaktilidan
sindaktili. Adanya garis pada telapak kaki dan tidak ada
kelainan posisi pada kaki dan tangan.
Refleks : Glabella (+), Mata boneka (+), Blinking (+), Rooting (+),
Sucking (+), Swallowing (+), Tonick neck (+), Moro (+),
Grasping (+)
c. Terapi yang diberikan :
Injeksi Neo-K sebanyak 0,5
cc Injeksi Hep. B
Injeksi Hb-0
A:
Diagnosis :Bayi baru lahir SMK usia 0 hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosis/MasalahPotensial : Tidak ada
Tindakansegera : Tidak
ada
P:
Tabel 4.10
Implementasi BBL
No. Waktu Tindakan
1. 18.00 Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa berdasarkan hasil
WITA pemeriksaan, secara umum keadaan bayi ibu baik.
Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital normal, berat badan
3910 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala : 34 cm, lingkar dada
33 cm, dan lingkar lengan atas11,5 cm.

Ibu dan keluarga mengetahui kondisibayinya saat ini.


2. 18.10 Meminta persetujuan orang tua untuk pemberian imunisasi hepatitis B dan
WITA injeksi vitamin K untukmencegahperdarahanotakdanmencegahpenyakit
hepatitis B, orang tua tidak bersedia untuk dilakukan imunisasi pada
bayinya.
3. 18.12 Memberi injeksi vitamin K pada paha sebelah kiri, vaksin hepatitis B pada
WITA paha kanan.
15

Kejadian perdarahanotak karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru


lahir dilaporkan cukup tinggi, untuk mencegah terjadinya perdarahan
tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
Vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg secara IM.

Telah diberikan injeksi vitamin K.


4. 18.15 Menganjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand dan maksimal
WITA setiap 2 jam. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan
dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan
oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena
refleks let-down bersifat psikosomatis.

Ibu paham serta mau menyusui bayinya sesering mungkin.


5. 18.18 Menjaga kehangatan bayi.
WITA Ketika bayi lahir, bayi berada pada lingkungan bersuhu lebih rendah dari
pada dalam rahim ibu. Bila dibiarkan dalam suhu kamar, maka bayi
akan kehilangan panas dan terjadi hipotermi.
6. 18.20 Melakukan rawat gabung
WITA Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar
antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding)
akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.

Dilakukan rawat gabung antara bayi dengan ibu


7. 18.25 Memberi KIE mengenai :
WITA Teknik menyusui
Dilakukan untuk mengajarkan ibu bagaimana teknik menyusui yang
benar, sehingga proses menyusui dapat berjalan dengan baik dan tanpa
hambatan; Ibu dapat mempraktikkan teknik menyusui yang benar
15

3. ANC pada usia kehamilan 36 minggu 0 hari


Tanggal / waktu pengkajian : Jumat, 13 Maret 2020
Pukul : 16.00 WITA
Nama Pengkaji : Nur Halipah
Tempat : Jl. Pattimura RT. 028 No. 10
S: Ibu mengatakan hamil anak ketiga, satu kali
keguguran
Ibu mengatakan gerakan janin aktif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
O: Ku : Baik
Kes : Compos mentis
TP : 12 April 2020
Tinggi badan : 155 cm
Lila : 24 cm
TTV : TD : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
Pernafasan : 18x/ menit
Temp : 36,5 0C
BB : 55 kg
Palpasi
Dada : Tidak ada massa, konsistensi lunak,
pengeluaran ASI (-)
Ekstermitas : Tidak ada
oedema Palpasi Leopold
LI : TFU setinggi px , bagian fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting
LII : Bagian perut ibu sebelah kiri teraba keras datar
seperti papan (punggung), sebelah kanan
teraba bagian kecil janin
LIII : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,
15

melenting (kepala), belum masuk PAP


L IV : konvergen
Mc Donald : 33 cm
TBJ : 3255 gram
Auskultasi
DJJ (+) 136 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat
Perkusi
Refleks Patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)
A: Diagnosis : G3P1011 usia kehamilan 36 minggu 0 hari
Janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala
Masalah : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
15

P:
Tabel 4.1
Implementasi Kunjungan ANC III
Tanggal/Jam Pelaksanaan Paraf

13 Maret 2020 Menjelaskan kepada ibu bahwa berdasarkan


16.00 hasil pemeriksaan, secara umum keadaan ibu
WITA dan janin baik, saat ini usia kehamilan ibu sudah
9 bulan, ibu mengetahui kondisinya saat ini

Menjelaskan kepada ibu ketidaknyamanan TM


III secara fisiologis, ibu mengetahui perasaan
16.10 WITA
yang dirasakannya dan akan melakukan solusi
yang diberikan.

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda tanda


persalinan yaitu ibu merasakan kenceng kenceng
yang dimulai dari perut sampai ke pinggang
yang datang 4-5kali dalam 10 menit, ibu
16. 20 WITA
mengeluarkan lendir darah dari vagina, ibu ingin
kencing dan BAB.

Ibu memahami tanda-tanda persalinan.


Menjelaskan kepada ibu tentang keluarga
berencana yang akan digunakan pada saat
setelah bersalin dan masa nifas nanti. Ibu sudah
16. 35 WITA
mengerti macam dan jenis keluarga berencana,
dan ibu bersedia menggunakan kb untuk
menjarangkan kehamilan.

Menjelaskan kepada ibu mengenai persiapan


persalinan yang dipersiapkan saat ini, mulai dari
Jaminan Kesehatan calon bayi, perlengkapan ibu
dan calon bayi serta kesiapan finansial, sarana
dan prasarana, dan juga menganjurkan ibu untuk
16.40 WITA
bersalin difasilitas kesehatan yang memadai.
Persiapan kelahiran baik untuk ibu dan bayi
dalam keadaan lengkap dan ibu bersedia untuk
melakukan persalinan difasilitas kesehatan.
16

Menganjurkan untuk kunjungan ulang 1 minggu


kemudian ke tenaga kesehatan terdekat, ibu
16.50 WITA
berencana datang ke Puskesmas Batu Ampar
pada 18 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai