Oleh :
Oleh :
vi
“MOTTO”
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirrahim…
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan ridho-Nya lah sehingga saya bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan tepat waktu. Dengan bangga dan rasa syukur yang sedalam-dalam nya
kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada orang-orang yang istimewa, yaitu:
1. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibunda saya (Faridawati) dan Ayahanda
saya (Suparman) yang sudah membesarkanku sampai sekarang dan juga
terimakasih selalu senantiasa memberi semangat dan selalu mendoakan agar
selalu dipermudahkan dalam segala urusanku, yang selalu memberikan kasih
sayang, dukungan, ridho, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada
mungkin dapat kubalas hanya denga selembar kertas. Semoga ini menjadi
langkah awal untuk membuat ibunda dan ayahanda bahagia karena selama ini
belum bisa berbuat lebih. Terimakasih ibu dan ayah yang selalu memberikanku
motivasi dan semangat yang tiada hentinya, yang selalu mendoakanku, elalu
menasehatiku serta meridhoiku dalam melakukan hal apapun. Terimakasih
banyak untuk segala hal yang baik.
2. Kepada abangku Desky Wahdani, terimakasih telah menjadi bagian dari
kesuksesan ku, dan menjadi salah satu sumber motivasi ku untuk selalu
semangat menjalani pendidikanku hingga detik ini aku hampir selesai. Semoga
kelak kita bisa menjadi sumber kebahagiaan kedua orang tua kita baik di dunia
maupun di akhirat.
3. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Bapak Suherman, M.Kep, dan Bapak Nur
Ekosaputro, S.Kep selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah saya,
terimakasih banyak bapak telah membimbing saya serta menjadi support saya
selama ini, memberikan ilmu, nasehat, dan segala pelajaran yang sebelumnya
belum saya dapati dan mengarahkan saya sampai Karya Tulis Ilmiah ini
selesai.
4. Untuk seluruh dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang,
terimakasih atas semua ilmu yang telah kalian berikan kepada kami. Maaf jika
viii
selama ini kami selalu membuat kesalahan dan selalu menjadi sumber masalah.
Terimakasih karena telah mendidik kami sampai detik ini, semoga kami nanti
menjadi perawat profesional. Aamiin
5. Kepada sahabatku Wela, Suci, Lela, Citra, Adelia, Imin, Mabruri, Vina dan
Inda terimakasih telah menjadi pelangi dihari-hariku yang penuh tanda tanya.
Terimakasih untuk selalu mendengarkan keluh kesahku dan terimakasih telah
membuatku mengerti artinya indah dari sebuah kesabaran. Terimakasih untuk
pelajaran dan penghargaan hidup selama 3 tahun bersama. Jangan lupakan
kenangan baik maupun buruk saat bersama, dengan air mata dan keringat kita
bisa berada di titik saat ini. Semoga kita akan dipertemukan kembali di titik
terbaik menurut takdir. Raihlah cita-citamu, carilah saudara dimanapun kakimu
berpijak, jadilah manusia yang memanusiakan manusia, aamiin.
6. Untuk semua rekan seperjuanganku keperawatan angkatan 9, semoga tali
persaudaraan kita tidak terhenti sampai KTI kita selesai juga. Terimakasih
karena sudah menjadi bagian dari kisah awal kesuksesanku. Semoga kita bisa
mencapai cita-cita yang sudah sudah kita impikan setelah lulus. Tetap menjadi
angkatan yang kompak dan selalu mengingat temanmu ini. Aamiin.
7. Untuk kakak asuh ku Dina Gustiana, Komariah dan adik asuh ku Yuli, Jeki
terimakasih selalu memberi semangat yang tiada hentinya selama ini. Untuk
adik asuh ku selalu semangat, jangan pantang menyerah, hadapi apapun yang
ada di depan mata dengan hati yang lapang, semoga sukses untuk kedepannya.
Aamiin.
ix
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul
“Pengaruh Terapi Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran
Pada Pasien Gangguan Jiwa; Literatur review ”. Karya tulis ilmiah ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan tugas mata kuliah Karya Tulis
Ilmiah Diploma III Keperawatan di Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari pengarahan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk moril maupun materil. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
x
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, baik dari isi maupun cara penulisan. Dengan demikian
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak sebagai perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes
Pangkalpinang.
Penulis
xi
PENGARUH TERAPI MENGHARDIK UNTUK MENGATASI
HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA ;
LITERATUR REVIEW TAHUN 2021
ABSTRAK
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan persepsi sensori yang terjadi pada
respon neurobiologis maladaptive di mana klien mengalami perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan. Strategi pelaksanaan yang dilakukan perawat pada
pasien halusinasi pendengaran adalah dengan terapi menghardik. Terapi
menghardik dapat mengontrol dan mengatasi halusinasi pendengaran pada pasien
gangguan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Pengaruh Terapi
Menghardik untuk mengatasi Halusinasi Pendengaran pada pasien Gangguan
Jiwa. Metode yang digunakan adalah literatur review dengan 2 jurnal. Dari hasil
terdapat pengaruh terapi menghardik gangguan jiwa pada pasien halusinasi
pendengaran. Menghardik adalah sebuah strategi pelaksanaan yang dilakukan oelh
perawat sebagai sebuah terapi yang dapat menurunkan dan mengatasi halusinasi
pendengaran pada pasien gangguan jiwa . Tulisan ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi dalam memberikan intervensi.
Kata kunci : Gangguan jiwa, halusinasi pendengaran, menghardik
xii
THE EFFECT OF HARDIC THERAPY TO OVERCOME HEARING
HALLUCINATION IN MENTAL DISORDERS PATIENTS ; REVIEW
LITERATURE YEAR 2021
ABSTRACT
xiii
DAFTAR ISI
xiv
2. Pohon Masalah ...................................................................... 18
3. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 19
4. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 19
5. Implementasi Keperawatan ................................................... 19
6. Evaluasi ................................................................................. 21
BAB III METODE PENULISAN
A. Kerangka Kerja ........................................................................... 22
B. Pengumpulan Data ...................................................................... 24
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 Tingkat, karakteristik dan perilaku halusinasi................................. 10
Tabel 2 Jenis, data objektif dan subjektif halusinasi .................................... 13
Tabel 3 Data pengkajian, gangguan persepsi sensori halusinasi .................. 17
Tabel 4 Hasil penyaringan penelitian .......................................................... 25
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Rentang sehat jiwa ..................................................................... 5
Gambar 2 Rentang respons halusinasi ......................................................... 10
Gambar 3 Pohon masalah gangguan persepsi sensori halusinasi ................. 18
Gambar 4 Kerangka Kerja .......................................................................... 22
xvii
DAFTAR ISTILAH
Integrated : Teritegrasi
Psike : Jiwa
xviii
Psikologik / psikogenik : Gangguan atau penyakit organik dengan latar
belakang psikis.
Somato : Tubuh
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat izin pengambilan data di rumah sakit jiwa daerah provinsi kepulauan
bangka belitung
2. Surat balasan pengambilan data di rumah sakit jiwa daerah provinsi
kepulauan bangka Belitung
3. Format data dari rumah sakit jiwa daerah provinsi kepulauan bangka belitung
tahun 2018-2020
4. Lembar bimbingan proposal karya tulis ilmiah pembimbing 1
5. Lembar bimbingan proposal karya tulis ilmiah pembimbing 2
6. Lembar bimbingan revisi proposal karya tulis ilmiah ketua penguji
7. Lembar bimbingan revisi proposal karya tulis ilmiah penguji 1
8. Lembar bimbingan karya tulis ilmiah pembimbing 1
9. Lembar bimbingan karya tulis ilmiah pembimbing 2
10. Lembar bimbingan revisi karya tulis ilmiah penguji 2
11. Lembar bimbingan revisi karya tulis ilmiah ketua penguji
12. Lembar bimbingan revisi karya tulis ilmiah penguji 1
13. Jurnal 1
14. Jurnal 2
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
dapat dikenalnya, suara dapat tunggal atau multipel atau bisa juga
mengandung arti. Isi suara dapat memerintahkan tentang perilaku pasien
sendiri, pasien sendiri merasa yakin bahwa suara itu berasal ada (Yosep &
Sutini, 2016).
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau
mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa
adanya rangsang apapun. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara
atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara
mengenai klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Marisca
Agustina,2017).
Menurut (Keliat, 2016) peran perawat jiwa dalam menjalankan
perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan memerlukan suatu perangkat
instruksi atau langkah -langkah kegiatan yang dibakukan. Hal ini bertujuan
agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan memenuhi standar pelayanan.
Salah satu jenis SOP yang di gunakan adalah SOP tentang strategi pelaksaan
(SP) tindakan keperawatan pada pasien. SP tindakan keperawatan merupakan
standar model pendekatan asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan
jiwa yang salah satunya adalah pasien yang mengalami masalah utama
halusinasi.
Strategi pelaksanaan dalam mengontrol halusinasi ada empat yaitu
strategi pelaksanaan satu membantu pasien mengenali halusinasi yang
dialami, menjelaskan cara mengontrol halusinasi dan mengajarkan pasien
cara menghardik halusinasi, strategi pelaksanaan dua yaitu melatih pasien
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain, strategi
pelaksanaan ketiga melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
melaksanakan aktivitas terjadwal, dan strategi pelaksanaan empat yaitu
melatih pasien mengontrol halusinasi dengan minum obat secara teratur.
(Firman,dkk. 2018).
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi selama ini salah
satunya dengan menggunakan menghardik halusinasi (Dermawan, 2013).
Berdasarkan penulisan Ninik Retno (2016) yang dilakukan di RSJD Dr. Arif
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
5
6
b. Gangguan perhatian
Perhatian adalah pemusatan dan konsentrasi energi menilai
dalam suatu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu
rangsangan.
c. Gangguan ingatan
Ingatan (kenangan, memori) adalah kesanggupan untuk
mencatat, menyimpan, memproduksi isi, dan tanda-tanda kesadaran.
d. Gangguan asosiasi
Asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan,
kesan, atau gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan
atau gambaran ingatan respons/konsep lain, yang sebelumnya
berkaitan dengannya.
e. Gangguan pertimbangan
Pertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untuk
membandingkan/menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja
dengan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan
dari suatu aktivitas.
f. Gangguan pikiran
Pikiran umum adalah meletakkan hubungan antara berbagai
bagian dari pengetahuan seseorang.
g. Gangguan kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan
hubungan dengan lingkungan, serta dirinya melalui panca indera dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.
h. Gangguan kemauan
Kemauan adalah suatu proses dimana keinginan-keinginan
dipertimbangkan yang kemudian diputuskan untuk melaksanakan
sampai mencapai tujuan.
i. Gangguan emosi dan afek
Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan
pengaruh pada aktivitas tubuh serta menghasikan sensasi organik dan
9
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi merupakan gejala positif pada seseorang yang
ditemukan pada klien gangguan jiwa. Halusinasi identik dengan
skizofrenia. Seluruh klien dengan skizofrenia diantaranya mengalami
halusinasi. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu sebenarnya tidak terjadi (Muhith, 2015, dalam
Setyowati, 2019). Menurut (Mahmuda, 2018, dalam Setyowati, 2019),
halusinasi adalah persepsi sensori palsu tanpa adanya rangsangan yang
dapat menjadi visual, pendengaran, sentuhan, serta penciuman tergantung
pada organ yang terlibat.
2. Etiologi
Direja (2017) menguraikan etiologi sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi (pendukung)
1) Genetika
2) Neurobiologi
3) Neurotransmitter
4) Abnormal perkembangan syaraf
5) Psikologis
b. Faktor presipitasi (Pencetus)
1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2) Mekanisme penghantar listrik yang berlebihan
3) Adanya gejala pemicu
10
4. Tingkat Halusinasi
Menurut Sutejo (2019) Intensitas halusinasi meliputi empat tingkat,
mulai tingkat I hingga tingkat IV.
7. Mekanisme Koping
Menurut Sutejo (2019) mekanisme koping yang sering digunakan
klien dengan halusinasi meliputi:
a. Regresi
Regresi berhubungan dengan proses informasi dan upaya yang
digunakan untuk menanggulangi ansietas. Energi yang tersisa untuk
aktivitas sehari-hari tinggal sedikit, sehingga klien menjadi malas
beraktivitas sehari-hari.
b. Proteksi
Dalam hal ini, klien mencoba menjelaskan gangguan persepsi
dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau suatu
benda.
c. Menarik diri
Klien sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.
1. Definisi Menghardik
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul (Dalami, 2010).
2. Metode Pelaksanaan Terapi
Menurut (Nafiatun,dkk, 2020) berikut ini cara mengaplikasikan
terapi menghardik halusinasi:
Pada saat meminta subyek A untuk mendemonstrasikan cara
menghardik, subyek A kurang semangat perlu diberikan motivasi, baru
mau melakukan. Menurutnya menghardik adalah salah satu cara
15
3. Penelitian Terkait
Menurut Karina (2013) dari hasil riset yang dilakukannya saat
melakukan terapi menghardik responden menjadi lebih fokus dan
berkonsentrasi pada halusinasinya. Sehingga memungkinkan beberapa
zat kimia di otak seperti dopamine neurotransmitter tidak berlebihan.
Klien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul
atau tidak memperdulikan halusinasinya. Jika bisa dilakukan dengan baik
dan benar, maka klien akan mampu mengendalikan diri dan tidak
mengikuti halusinasi yang muncul. Teknik untuk menghardik halusinasi
itu sendiri adalah fokus pandangan lurus ke depan kemudian konsentrasi,
memilih kata yang akan digunakan untuk menghardik, perawat
mendemonstrasikan kemudian klien diberi kesempatan mendemonstrasi
kembali. Kata yang sudah dipilih diucapkan dengan sungguh-sungguh
dapat dilakukan dalam hati atau diucapkan langsung.
Menurut Anggraini dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Menghardik terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Dengar
pada Pasien Skizofrenia di RSJD DR Amino Gondohutomo Semarang”
bahwa terapi menghardik dengan menutup telinga memberikan pengaruh
lebih besar dalam penurunan tingkat halusinasi pendengaran, sehingga
cara tersebut dianjurkan untuk para perawat di rumah sakit karena dapat
memberikan hasil yang lebih baik.
Adapun menurut Retno (2016) berdasarkan riset terdahulu yang
sudah dilakukannya dengan judul "Upaya menurunkan kekambuhan pada
klien halusinasi menggunakan anti psikotik" di RSUD Dr. Arif Zainudin
Surakarta menggunakan metode deskriptif dengan hasil klien mampu
mengontrol dan menurunkan kekambuhan dengan menghardik,
mengkonsumsi obat teratur dan bercakap-cakap dengan orang lain
ditandai dengan hasil halusinasi sudah tidak muncul dimalam hari dengan
melakukan ketiga SP (Strategi Pelaksanan) yaitu, SP 1 menghardik
halusinasi, SP 2 bercakap-cakap dengan orang lain, SP 3 menggunakan
obat secara teratur.
17
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis
untuk menentukan status kesehatan dan fungsional serta respons kien
pada saat ini dan sebelumnya (Sutejo,2016).
a. Data
Data pengkajian klien dengan halusinasi dapat dilihat pada table di
bawah ini:
Tabel 3 Data Pengkajian Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran
Data Subjektif Data Objektif
Isolasi sosial
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis
mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun potensial
(PPNI, dalam Satrio; dkk, 2018). Diagnosa keperawatan yang dapat
ditegakkan antrara lain:
a. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
d. Risiko perilaku kekerasan
4. Perencanaan Keperawatan
Rencana keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dapat
dilaksankan untuk mencapai tujuan khusus. Rencana keperawatan yang
digunakan di tatanan kesehatan jiwa disesuaikan dengan standar asuhan
keperawatan jiwa Indonesia (Yusuf, dkk, 2015).
Perecanaan keperawatan ada 2 yaitu: rencana tindakan
keperawatan didasari standar operasional prosedur (SOP) dan rencana
keperawatan terdiri Tujuan Umum (TUM)/Tujuan Khusus (TUK)
(Keliat, 2014).
5. Implementasi Keperawatan
Perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan
masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini. Menurut
Keliat (2014), tujuan dan tindakan keperawatan pada klien halusinasi
pendengaran yaitu:
a. Tujuan tindakan keperawatan pada pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan keperawatan
1) Membantu pasien mengenali halusinasi
20
A. Kerangka Kerja
Penentuan Topik
Pencarian Artikel
Menyusun
Argumen
Survei literatur
Mengkritis
Artikel
Membuat Artikel
Keterangan Skema:
Langkah pertama dalam penulisan literatur review adalah menentukan
topik. Topik yang dipilih sesuai dengan stase Keperawatan Jiwa yaitu
Halusinasi pendengaran pada pasien gangguan jiwa dan intervensi yang
diberikan adalah terapi menghardik. Penentuan topik didukung dengan
berbagai referensi serta artikel yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam
penulisan literatur review. Penulis kemudian mendiskusikan dengan pendidik
22
23
B. Pengumpulan Data
1. Kriteria inklusi :
a. Artikel atau jurnal yang di publikasikan pada tahun 2016-2021.
b. Artikel atau jurnal berakreditasi.
c. Artikel atau jurnal yang memiliki abstrak dan fulltext.
d. Halusinasi sebagai tema utama
e. Artikel atau jurnal bahasa indonesia
2. Kriteria Ekslusi :
a. Artikel atau jurnal yang di publikasikan di bawah tahun 2016.
b. Artikel atau jurnal tidak berakreditasi.
c. Artikel atau jurnal yang tidak memilki abstrak atau fulltext.
d. Halusinasi bukan sebagai tema
e. Artikel atau jurnal bukan bahasa inggris
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis akan membahas ringkasan hasil dari penelitian yang berkaitan dengan penerapan Pengaruh Terapi
Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Gangguan Jiwa. Adapun ringkasan tersebut dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
A. Hasil
25
26
gangguan persepsi sensori halusinasi salah satunya muncul pada Tn. E ada 3 hari kedua responden yaitu
halusinasi pendengaran pendengaran yaitu strategi 10 atau 100% yaitu Tn.Y didapatkan hasil dari 10
Karakteristik : pelaksanaan 1 mendengar suara, tanda dan gejala halusinasi
Kedua klien menghardik. ungkapan jenis suara, terjadinya penurunan tanda dan
berjenis Adapun cara ungkapan waktu gejala sebanyak 70% atau
kelamin intervensi yang munculnya halusinasi, sebanyak 7 tanda dan gejala ,
laki-laki dilakukan : ungkapan frekuensi dan 30% atau sebanyak 3 tanda
Klien 1 1. Membina munculnya halusinasi, dan gejala Tn. Y belum teratasi
berumur 34 hubungan bicara sendiri, tertawa sedangkan Tn.E didapatkan
tahun saling percaya sendiri, wajah tegang, hasil dari 9 tanda dan gejala
merupakan 2. Klien dapat afek labil, tidak bisa halusinasi terjadi penurunan
anakke-3 mengenal tidur dan kontak mata tanda dan gejala sebanyak 70%
dari 3 halusinasinya mudah beralih. atau sebanyak 7 tanda dan
bersaudara, 3. Klien dapat Sedangkan pada Tn. Y gejala, dan 30% atau 2 tanda
klien tidak mengontrol tanda dan gejala yang dan gejala yang belum teratasi.
bekerja, halusinasinya muncul ada 9 atau
klien dengan cara 100% yaitu mendengar
beragama menghardik suara, ungkapan jenis
islam dan suara, ungkapan waktu
pendidikan munculnya halusinasi,
terakhir ungkapan frekuensi
SMP munculnya halusinasi,
Klien 2 bicara sendiri, tertawa
berumur 63 sendiri, wajah tegang,
tahun afek labil dan kontak
mempunyai mata mudah
3 orang beralih.Hasil setelah
anak, klien diberikan tindakan
bekerja menghardik pada
sebagai kedua responden yaitu
petani, klien dalam waktu dilakukan
beragama 1 x sehari selama 15
islam dan menit selama 3 hari
pendidikan kedua responden yaitu
28
B. Pembahasan
C. Keterbatasan
Literature review ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai prosedur ilmiah,
namun demikian penulis masih memiliki keterbatasan :
1. Pada proses pencarian penulis mendapat keterbatasan dalam me-
spesifikkan kata kunci karena terlalu umum, mencari portal-portal jurnal,
mencari sumber-sumber yang relevan dengan topik yang penulis bahas.
2. Pada proses penyusunan penulis mendapatkan keterbatasan karena
beberapa sumber literature maupun jurnal tidak memuat beberapa hal
yang diharapkan penulis sehingga kurang memberikan gambaran jelas
tentang pelaksanaan penelitian.
3. Keterbatasan dalam menyusun pembahasan dan mencari referensi yang
sesuai dengan topik yang penulis bahas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil literature review dari kedua jurnal yang saya lakukan
dapat disimpulkan bahwa tindakan menghardik halusinasi pada pasien
gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran menunjukkan terjadinya
penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran. Tindakan menghardik
halusinasi ini merupakan terapi yang dapat digunakan perawat sebagai salah
satu tindakan nonfarmakologi dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan diharapakan dapat
diterima dan dipertimbangkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.
1. Masyarakat
Diharapkan terapi ini bisa diaplikasikan oleh masyarakat sebagai
pengobatan non farmakologi dalam menangani masalah halusinasi
pendengaran dan memanfaatkan fasilitas kesehatan secara optimal.
2. Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
Kedepannya diharapkan hasil ini menjadi referensi untuk mahasiswa
poltekkes khususnya mahasiswa perawat untuk dijadikan penelitian
selanjutnya.
3. Penulis
Diharapakan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan
dalam asuhan keperawatan jiwa untuk mengatasi halusinasi pendengaran
pada pasien gangguan jiwa.
33
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
Depkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia.
Maslim, R. (2013). Diagnosis gangguan jiwa: Rujukan ringkas dari PPDGJ III dan
DSM IV. Jakarta: PT. Nuh Jaya.
Meliana, Sugiyanto (2019). PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN 1
PADA KLIEN SKIZOFRENIA PARANOID DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN.(Online:http://jurnal.akperwhs.ac.id/index.php/mak
/article/view/57 )
Retno, Ninik Widuri. (2016). Upaya Penurunan Intensitas Halusinasi dengan Cara
Mengontrol Halusinasi di RSJD Dr. Arif Zaenudin Surakarta. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sudirman, Jusliani. (2014). Pengaruh Penerapan Stratergi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan Halusinasi Klien Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis. Vol 5 Nomor 2 (Online),
https://ejournal.stikesnh.ac.id/index .php/jikd//article/view753
Abstrak
PENDAHULUAN
Satu dari empat orang dewasa halusinasi. Halusinasi merupakan
akan mengalami masalah kesehatan gangguan penerimaan pancaindra
jiwa pada satu waktu dalam hidupnya. tanpa ada stimulus eksternal
Setiap 40 detik di suatu tempat di dunia (halusinasi pendengaran, penglihatan,
ada seseorang yang meninggal karena pengecapan, penciuman, dan
bunuh diri (WFMH, 2016). Data WHO perasaan) (Keliat, 2011). Skizofrenia
(2016) menunjukkan, terdapat sekitar merupakan gangguan jiwa berat atau
35 juta orang terkena depresi, 60 juta kronik dengan gejala salah satunya
orang terkena bipolar, 21 juta terkena halusinasi.
skizofrenia (Hari Kesehatan Jiwa Menurut Stuart dan Laraia
Indonesia, 2016). Di Indonesia (2005) dalam Muhith (2015) klien
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti yang mengalami halusinasi dapat
skizofrenia adalah 1,7 per 1000 kehilangan kontrol dirinya sehingga
penduduk atau sekitar 400.000 orang bisa membahayakan dirinya, orang
(Riskesdas, 2013). lain maupun lingkungan. Klien benar-
Gangguan jiwa salah satunya benar kehilangan kemampuan
skizofrenia, skizofrenia merupakan penilaian realitas terhadap
suatu gangguan jiwa berat yang lingkungan. Dalam situasi ini, klien
ditandai dengan penurunan atau dapat melakukan bunuh diri (suicide),
ketidakmampuan komunikasi, membunuh orang lain (homicide), dan
gangguan realitas (halusinasi atau bahkan merusak lingkungan. Selain
waham), afek tidak wajar atau masalah yang diakibatkan oleh
tumpul, gangguan kognitif (tidak halusinasi biasanya juga mengalami
mampu berpikir abstrak) serta masalah keperawatan yang menjadi
mengalami kesukaran melakukan penyebab (triger) munculnya
aktivitas sehari-hari. Gejala yang halusinasi. Masalah-masalahnya
timbul pada skizofrenia salah satunya antara lain harga diri rendah dan
ABSTRAK
Skizofrenia adalah gangguan emosi, pikiran dan perilaku. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di
mana klien mengalami perubahan sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara, klien merasakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada. strategi pelaksanaan 1 membantu klien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Metode pengumpulan data
menggunakan metode deskriptif yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan
apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek secara tepat.
Penelitian ini dilakukan di RSJ Prof.Dr Soerojo Magelang di Wisma Antasena, Hasil studi kasus menunjukan
klien 1 ada penurunan tanda dan gejala sebanyak 70% masalah teratasi atau sebanyak 7 tanda dan gejala dan
peningkatan kempuan mengontrol halusinasi sebanyak 7 dari 7 kemampuan atau 100%, pada klien 2 ada
penurunan tanda dan gejala sebanyak 70% masalah teratasi atau sebanyak 7 tanda dan gejala, peningkatan
kemampuan mengontrol halusinasi sebanyak 7 dari 7 kemampuan atau 100%. Disimpulkan bahwa strategi
pelaksanaan 1 halusinasi dapat menurunkan tanda dan gejala halusinasi.
ABSTRACT
Schizophrenia is a disorder of emotions, thoughts and behavior. Hallucinations are a symptom of a mental
disorder where the client experiences a sensory change, feels a false sensation in the form of sound, the client
feels a stimulus that does not actually exist. Implementation strategy 1 helps clients recognize hallucinations,
explain how to control hallucinations, teach clients to control hallucinations by rebuking. The data collection
method uses descriptive methods that attempt to describe the object or subject being studied in accordance with
what it is in order to systematically describe the facts and characteristics of the object appropriately. This
research was conducted at Prof. Dr. Soerojo Magelang Hospital in Wisma Antasena. The results of the case
study showed that client 1 had a decrease in signs and symptoms as much as 70% of the problem was resolved
or as many as 7 signs and symptoms and an increase in women controlling hallucinations by 7 out of 7 abilities
or 100%, in client 2 there is a decrease in signs and symptoms as much as 70% of the problem is resolved or as
many as 7 signs and symptoms, an increase in the ability to control hallucinations by 7 out of 7 abilities or
100%. It was concluded that hallucination 1 implementation strategies can reduce signs and symptoms of
hallucinations.
klien, waktu terjadi halusinasi, frekuensi halusinasi 5389 jiwa, resiko perilaku
terjadinya halusinasi, situasi yang kekerasan 1598 jiwa, perilaku kekerasan
menyebabkan halusinasinya muncul dan 1322 jiwa, defisit perawatan diri 1109
respon klien saat halusinasinya muncul. jiwa, harga diri rendah 435 jiwa dan
Menghardik adalah upaya mengendalikan sisanya isolasi sosial 435 jiwa (Arsip RSJ
diri terhadap halusinasi dengan cara Prof. Dr. Soerojo Magelang,2015). Data
menolak halusinasi yang muncul, klien diatas peneliti ingin mengetahui apakah
dilatih untuk mengatakan tidak terhadap tindakan strategi pelaksanaan 1 halusinasi
halusinasi yang muncul atau tidak pada klien skizofrenia paranoid dengan
memperdulikan halusinasinya, kalau gangguan persepsi sensori halusinasi
dengan cara ini klien dapat melakukan pendengaran dapat bermanfaat bagi klien
klien akan mampu mengendalikan diri dan untuk mengurangi atau mengontrol
tidak mengikuti halusinasi yang muncul, halusinasi yang dialami.
mungkin halusinasi tetap ada namun
dengan kemampuan ini pasien tidak akan METODE
larut untuk menuruti apa yang ada dalam Metode yang digunakan adalah study
halusinasinya. Hasil penelitian yang kasus pada 2 pasien yang dirawat di
dilakukan Sudirman (2014) di RSKD Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukan Magelang.
adanya pengaruh penerapan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan HASIL DAN PEMBAHASAN
halusinasi klien terhadap kemampuan klien Pengkajian pada klien 1 dilakukan pada
dalam mengontrol halusinasi. Hasil tanggal 26 November 2018 di wisma
penelitian yang dilakukan Reliani (2015) antasena RSJ Prof Dr. Soerojo Magelang
menunjukan ada perbedaan kemampuan didapatkan data, observasi langsung,
klien dalam mengontrol halusinai sebelum didapatkan data identitas umum Tn.E
dan sesudah diberi intervensi pelaksanaan adalah seorang anak nomor 3 dari 3
teknik mengontrol halusinasi. Jadi bersaudara, jenis kelamin laki-laki dan
kesimpulan dari penulis adalah tindakan berusia 34 tahun, beragama islam,
strategi pelaksanaan 1 halusinasi pada pendidikan terakhir SMP, klien tidak
klien skizofrenia paranoid dengan berkerja. Pada tanggal 26 November 2018
gangguan persepsi sensori halusinasi klien dibawa ke IGD RSJ Prof Dr. Soerojo
pendengaran sangat bermanfaat bagi klien Magelang karena dirumah bicara dan
untuk mengontrol halusinasi yang muncul. tertawa sendiri, pasif, merasa malu karena
Studi pendahuluan kasus didapatkan data kakinya bengkak, suka marah-marah dan
dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo jarang berkomunikasi dengan orang lain.
Magelang angka kejadian selama bulan Faktor predisposisi yaitu sosoiokultural,
Januari sampai November 2015 dari 6 klien pernah dipasung kurang lebih 1 bulan
diagnosa besar yaitu halusinasi, isolasi sehingga klien merasa diasingkan oleh
sosial, defisit perawatan diri, harga diri keluarga dan para tetangganya. Faktor
rendah, resiko perilaku kekerasan, perilaku presipitasi klien merasa ketakutan, curiga
kekerasan terdapat 9853 klien. Peringkat dan merasa gelisah dengan suara yang
klien dengan diagnosa halusinasi pada muncul.
urutan ke 1 dengan rincian sebagai berikut
39
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 3 No. 1 Januari 2019, Halaman 37 – 45 UP2M AKPER Widya Husada Semarang
Pengkajian pada klien 2 dilakukan pada Tabel 1. Tanda dan Gejala Halusinasi
tanggal 26 November 2019 di wisma Sebelum Diajarkan Strategi Pelaksanaan 1
antasena RSJ Prof Dr. Soerojo Magelang Di RSJ Prof. Dr Soerojo Magelang,
November 2018
didapatkan data dengan teknik wawancara
No Data yang dikaji Tn.E Tn.Y
dengan klien, observasi langsung, (Halusinasi)
didapatkan data identitas umum Tn.Y 1 Mendengar suara √ √
adalah seorang bapak dan mempunyai 3 2 Melihat bayangan
orang anak, klien berusia 63 tahun, klien 3 Mencium bau
4 Merasakan ada sesuatu
berkerja sebagai petani, beragama islam, aneh dikulit
pendidikan terakhir SD, klien berkerja 5 Merasakan aneh dimulut
sebagai petani. Pada tanggal 26 November 6 Merasakan bisikan hati
2018 klien dibawa ke IGD Prof Dr. 7 Ungkapan jenis suara √ √
8 Ungkapan waktu √ √
Soerojo Magelang karena pada saat munculnya halusinasi
dirumah klien tertawa dan berbicara 9 Ungkapan frekuensi √ √
sendiri, tidak bisa tidur, pasif dan malu munculnya halusinasi
10 Ungkapan situasi saat
berkomunikasi dengan orang lain dan
muncul halusinasi
ingin marah kepada keluarganya. Faktor 11 Ungkapan respon yang
predisposisi yaitu sosiokultural, yaitu klien muncul saat halusinasi
merasa selalu dijauhi oleh tetangga dan 12 Ungkapan tindakan yang
dilakukan saat muncul
selalu diejek karena lidahnya celat. Faktor
halusinasi
presipitasi klien merasa ketakutan pada 13 Bicara sendiri √ √
suara palsu yang menyuruh klien untuk 14 Tertawa sendiri √ √
berlari-lari. 15 Wajah tegang √
16 Bicara inkoherensi
Hasil pengkajian pada tanggal 26
17 Bicara sirkumstansial
November 2018 didapatkan data terkait 18 Bicara melompat
dengan tanda dan gejala halusinasi yang 19 Afek labil √ √
muncul pada klien 1 Tn.E dan klien 2 20 Tidak bisa tidur √
21 Mondar-mandir
Tn.Y
22 Kontak mata mudah √ √
beralih
23 Tidak bisa fokus dan
konsentrasi
24 Duduk melamun asyik √
sendiri
25 Malas melakukan
aktivitas harian
Jumlah Tanda dan Gejala 10 9
40
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 3 No. 1 Januari 2019, Halaman 37 – 45 UP2M AKPER Widya Husada Semarang
tertawa sendiri, wajah tegang, afek labil, ke 3 yaitu pada tanggal 28 November 2018
tidak bisa tidur dan kontak mata mudah data subyektif klien mengatakan hari ini
beralih. Klien Tn.Y didapatkan ada 9 tanda belum mendengar suara-suara hanya tadi
dan gejala yang muncul yaitu mendengar malam sebelum tidur klien mengatakan
suara, ungkapan jenis suara, ungkapan akan menghardik jika suara suara palsu
waktu munculnya halusinasi, ungkapan muncul. Data obyektif klien tampak
frekuensi munculnya halusinasi, bicara ekspresi afek labil, kontak mata mudah
sendiri, tertawa sendiri, wajah tegang, afek beralih, assesment masalah keperawatan
labil dan kontak mata mudah beralih. gangguan persepsi sensori: halusinasi
Evaluasi yang dilakukan pada klien 2 Tn.Y pendengaran teratasi sebagian, planning
berdasarkan diagnosa keperawatan utama lanjutkan strategi pelaksanaan 2 halusinasi.
yaitu gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran, evaluasi dilakukan pada hari
Berdasarkan tabel diatas menunjukan dari 10 aktivitas harian. Tabel diatas juga
tanda dan gejala yang terdapat pada klien menunjukan dari 7 kemampuan yang terdapat
terjadi penurunan tanda dan gejala sebanyak pada klien terjadi peningkatan kemampuan
70% masalah teratasi atau sebanyak 7 tanda klien mengontrol halusinasi sebanyak 100%.
dan gejala, dan 30% atau sebanyak 3 dari Hal ini menunjukan bahwa hasil dari evaluasi
tanda dan gejala klien 1 Tn.E belum teratasi, hari ketiga klien 1 Tn.E terjadi penurunan
tanda dan gejala yang belum teratasi tanda dan gejala halusinasi dan terjadi
diantaranya klien masih afek labil, kontak peningkatan kemampuan klien dalam
mata mudah beralih dan malas melakukan mengontrol halusiansi.
Tabel 3. Penurunan Tanda Gejala Halusinasi dan Peningkatan Kemampuan Mengontrol Halusinasi
Klien 2 Tn.Y Di RSJ Prof. Dr Soerojo Magelang, November 2018
No Perbaikan kondisi klien Sebelum Sesudah Presentase
keberhasilan
1 9 Tanda dan gejala 9 atau 2 atau 70%
halusinasi 100% 30%
41
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 3 No. 1 Januari 2019, Halaman 37 – 45 UP2M AKPER Widya Husada Semarang
Berdasarkan tabel diatas menunjukan dari 9 Klien 2 Tn.E berdasarkan evaluasi pada hari
tanda dan gejala yang terdapat pada klien ke 3 menunjukan dari 9 tanda dan gejala yang
terjadi penurunan tanda dan gejala sebanyak terdapat pada klien terjadi penurunan tanda
70% masalah teratasi atau sebanyak 7 tanda dan gejala sebanyak 70% masalah teratasi
dan gejala, dan 30% atau sebanyak 2 dari atau sebanyak 7 tanda dan gejala, dan 30%
tanda dan gejala klien 2 Tn.Y belum teratasi, atau sebanyak 2 dari tanda dan gejala klien 2
tanda dan gejala yang belum teratasi Tn.Y belum teratasi, tanda dan gejala yang
diantaranya klien masih afek labil dan kontak belum teratasi diantaranya klien masih afik
mata mudah beralih. Tabel diatas juga labil dan kontak mata mudah beralih. 7
menunjukan dari 7 kemampuan yang terdapat kemampuan yang terdapat pada klien terjadi
pada klien terjadi peningkatan kemampuan peningkatan kemampuan klien mengontrol
klien mengontrol halusinasi sebanyak 100%. halusinasi sebanyak 100%. Hal ini
Hal ini menunjukan bahwa hasil dari evaluasi menunjukan bahwa hasil dari evaluasi hari
hari ketiga klien 2 Tn.Y terjadi penurunan ketiga klien 2 Tn.Y terjadi penurunan tanda
tanda dan gejala halusinasi dan terjadi dan gejala halusinasi dan terjadi peningkatan
peningkatan kemampuan klien dalam kemampuan klien dalam mengontrol
mengontrol halusiansi. halusiansi.
Bab ini akan membahas masalah keperawatan Faktor penyebab halusinasi menurut Yosep
pada Tn.Y dan Tn.E dengan diagnosa (2014) ada 2 yaitu: faktor predisposisi dan
halusinasi, berdasarkan pengkajian kedua faktor presipitasi, faktor predisposisi meliputi
responden mengalami halusinasi dengan faktor perkembangan, faktor sosiokultural,
menunjukan keluhan yang sama maka peneliti faktor biokimia, faktor genetik dan pola asuh.
menekankan untuk memberikan strategi Sedangkan faktor presipitasi berupa perilaku.
pelaksanaan 1 halusinasi. Hasil penelitian kedua responden mempunyai
Klien 1 Tn.Y berdasarkan evaluasi pada hari faktor predisposisi sosiokultural yang sama
ke 3 menunjukan dari 10 tanda dan gejala yaitu pada Tn.E klien pernah dipasung kurang
yang terdapat pada klien terjadi penurunan lebih 1 bulan sehingga klien merasa
tanda dan gejala sebanyak 70% masalah diasingkan oleh keluarga dan para
teratasi atau sebanyak 7 tanda dan gejala, dan tetangganya. Tn.Y merasa selalu dijauhi oleh
30% atau sebanyak 3 dari tanda dan gejala tetangganya dan selalu diejek karena lidahnya
klien 1 Tn.E belum teratasi, tanda dan gejala celat. Hal ini sesuai pernyataan Yosep (2014)
yang belum teratasi diantaranya klien masih bahwa terdapat faktor predisposisi penyebab
afek labil, kontak mata mudah beralih dan halusinasi yaitu faktor sosiokultural dimana
malas melakukan aktivitas harian. 7 sesorang yang merasa tidak diterima
kemampuan yang terdapat pada klien terjadi lingkungannya sejak bayi akan merasa
peningkatan kemampuan klien mengontrol disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya
halusinasi sebanyak 100%. Hal ini pada lingkungannya.
menunjukan bahwa hasil dari evaluasi hari Berdasarkan hasil penelitian kedua responden
ketiga klien 1 Tn.E terjadi penurunan tanda mempunyai faktor presipitasi yaitu perilaku
dan gejala halusinasi dan terjadi peningkatan berupa ketakutan. Tn.E mempunyai faktor
kemampuan klien dalam mengontrol presipitasi klien merasa ketakutan, curiga dan
halusiansi. merasa gelisah dengan suara palsu yang
muncul. Tn.Y klien merasa ketakutan pada
42
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 3 No. 1 Januari 2019, Halaman 37 – 45 UP2M AKPER Widya Husada Semarang
suara palsu yang menyuruh klien untuk pasien merasakan stimulus yang sebenarnya
berlari-lari. Hal ini sesuai dengan Yosep tidak ada.
(2014) bahwa faktor presipitasi berupa Kedua responden memiliki tanda dan gejala
perilaku respon klien terhadap halusinasi yang berbeda yaitu pada klien 1 ada 10 tanda
dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak dan gejala, pada klien 2 ada 9 tanda dan gejala
aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak dalam evaluasi terjadi penurunan tanda dan
diri, kurang perhatian, tidak mampu gejala yang hampir sama yaitu pada klien 1
mengambil keputusan serta tidak dapat ada tanda dan gejala sebanyak 7 tanda dan
membedakan keadaan nyata. Faktor gejala dan pada klien 2 ada tanda dan gejala
predisposisi dan presipitasi dari halusinasi yang teratasi sebanyak 7 tanda dan gejala.
dapat menimbulkan tanda dan gejala Kedua responden Tn.Y dan Tn.E pada saat
pendengaran berupa klien mendnegar suara dilakukan strategi pelaksanaan 1 halusinasi
palsu, tertawa dan bicara sendiri. Hal tersebut cukup kooperatif namun terkadang saat di
dapat diturunkan tanda dan gejalanya dengan ajarkan strategi pelaksanaan 1 halusinasi
diberikan strategi pelaksanaan 1 halusiansi. responden tidak mampu berkonsentrasi, maka
Strategi pelaksanaan 1 halusinasi meliputi dari itu dalam waktu dilakukan 1 x sehari
membina hubungan saling percaya, klien selama 15 menit selama 3 hari kedua
dapat mengenal halusinasinya, klien dapat responden yaitu Tn.Y dan Tn.E didapatkan
mengontrol halusinasinya dan dengan cara hasil terjadi penurunan tanda dan gejala
menghardik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebanyak 70%.
Sudirman (2014) tentang Pengaruh Penerapan
Stratergi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan KESIMPULAN
Halusinasi Klien Terhadap Kemampuan Kesimpulan dari kedua responden bahwa
Mengontrol Halusinasi di RSKD Provinsi strategi pelaksanaan 1 mampu mengurangi
Sulawesi Selatan yang menunjukan strategi tanda dan gejala halusinasi pendengaran.
pelaksanaan 1 pada klien dengan skizofrenia Tn.Y dari hasil observasi didapatkan ada 10
yaitu ada pengaruh kemampuan klien dalam tanda gejala dan setelah diberikan strategi
mengontrol halusinasi setelah 3 hari di pelaksanaan 1 halusinasi selama 3 hari ada
ajarkan strategi pelaksanaan 1 halusinasi. penurunan tanda gejala sebanyak 70 %. Tn.E
Menurut Afnuhazi (2015) tujuan dari tindakan dari hasil observasi diapatkan ada 9 tanda
strategi pelaksanaan 1 pada halusinasi antara gejala dan setelah diberikan stratei pelasanaan
lain untuk mengenalkan kepada klien tentang 1 halusinasi selama 3 hari ada penurunan
isi, frekuensi, jenis, faktor pencetus dan tanda gejala sebanyak 70%. Klien 1 Tn.Y
respon saat halusinasi muncul. berdasarkan evaluasi pada hari ke 3
Menurut Yusuf (2015) halusinasi adalah menunjukan dari 10 tanda dan gejala yang
gangguan persepsi sensori dari suatu objek terdapat pada klien terjadi penurunan tanda
tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan dan gejala sebanyak 70% masalah teratasi
persepsi sensori ini meliputi seluruh panca atau sebanyak 7 tanda dan gejala, dan 30%
indera, halusinasi merupakan salah satu gejala atau sebanyak 3 dari tanda dan gejala klien 1
gangguan jiwa yang pasien mengalami Tn.E belum teratasi, tanda dan gejala yang
perubahan sensori persepsi, serta merasakan belum teratasi diantaranya klien masih afek
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, labil, kontak mata mudah beralih dan malas
pengecapan, perabaan, atau penciuman, melakukan aktivitas harian. 7 kemampuan
43
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 3 No. 1 Januari 2019, Halaman 37 – 45 UP2M AKPER Widya Husada Semarang
yang terdapat pada klien terjadi peningkatan Davies, Teifion. (2009). ABC Kesehatan
kemampuan klien mengontrol halusinasi Mental. Jakarta: EGC
sebanyak 100%. Hal ini menunjukan bahwa
Direja, A. H. (2011). Buku Ajar Asuhan
hasil dari evaluasi hari ketiga klien 1 Tn.E
Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:
terjadi penurunan tanda dan gejala halusinasi Nuha Medika
dan terjadi peningkatan kemampuan klien
dalam mengontrol halusiansi. Klien 2 Tn.E Keliat, Budi Anna. (2014). Model Praktik
berdasarkan evaluasi pada hari ke 3 Keperawatan Profesional Jiwa.
menunjukan dari 9 tanda dan gejala yang Jakarta : EGC
terdapat pada klien terjadi penurunan tanda
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
dan gejala sebanyak 70% masalah teratasi
(Riskesdas) Nasional. (2013).
atau sebanyak 7 tanda dan gejala, dan 30% Jakarta: Badan Penelitian dan
atau sebanyak 2 dari tanda dan gejala klien 2 Pengembangan Depkes RI
Tn.Y belum teratasi, tanda dan gejala yang
belum teratasi diantaranya klien masih afik Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan
labil dan kontak mata mudah beralih. 7 Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
kemampuan yang terdapat pada klien terjadi CV Andi Offset
peningkatan kemampuan klien mengontrol
Nanda, (2015-2017). Diagnosis Keperawatan
halusinasi sebanyak 100%. Hal ini Definisi & Klasifikasi. Jakarta:
menunjukan bahwa hasil dari evaluasi hari EGC
ketiga klien 2 Tn.Y terjadi penurunan tanda
dan gejala halusinasi dan terjadi peningkatan Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
kemampuan klien dalam mengontrol Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
halusinasi.
Medika
44
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 3 No. 1 Januari 2019, Halaman 37 – 45 UP2M AKPER Widya Husada Semarang
Pelaksanaanteknikmengontrolhalusi
nasi diakses tanggal 7 Oktober Sutejo, (2013). Keperawatan Jiwa.
2018, Jam 17.30 WIB Yogyakarta: PT.Pustaka Baru
Sumantri, Arif. (2011). Metodelogi Penelitian Trimelia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien
Kesehatan. Jakarta: Kencana Halusinasi. Jakarta: CV.Trans Info
Prenanda Media Group
Sudirman, Jusliani. (2014). Pengaruh Yosep, Iyus. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Penerapan Stratergi Pelaksanaan Jiwa Dan Advance Mental Health
Tindakan Keperawatan Halusinasi Nursing. Bandung: PT. Revika
Klien Terhadap Kemampuan Aditama
Mengontrol Halusinasi di RSKD
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Yudhantara, Surya. D. (2018). Sinopsis
Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Vol 5 Skizofrenia Untuk Mahasiswa
Nomor 2 (Online), Kedokteran. Malang: UB Press
https://ejournal.stikesnh.ac.id/index
.php/jikd//article/view753 diakses Yusuf, A. (2015). Buku Ajar Keperawatan
tanggal 7 Oktober 2018, Jam 18.15 Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
WIB Medika
45