Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN FITOFARMASETIKA

“SEDIAAN OBAT KUMUR (MOUTHWASH)”


Pertemuan ke : 8
Dosen Pengampu :
Dra. apt. Suhartinah, M.Sc.

Kelompok 1/Praktikum D
Disusun oleh :
1. Aulia Meyra Tristania Sari (26206113A)
2. Audrey Berlian Wijaya (26206116A)
3. Lulu Amelia Jayanti (26206117A)
4. Wardah Salsabila Rafli (26206118A)
5. Prima Suci Nur Wulandari (26206120A)
6. Putri Suci Maharani (26206141A)

FAKULTAS FARMASI
S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2023/2024
I. JUDUL
Sediaan Obat Kumur (Mouthwash)
II. TUJUAN
Tujuan praktikum :
1. Memahami prinsip dasar formulasi sediaan obat kumur dengan bahan aktif
dari bahan alam.
2. Melakukan pengujian dan mengevaluasi sifat fisik sediaan obat kumur
III. STUDI LITERATUR
1. SEDIAAN
Obat kumur ekstrak daun sirih (S dan Harun, 2022)
2. KOMPONEN PENYUSUN

Bahan F1(%) F2(%) Fungsi

Ekstrak Daun Sirih Hijau 10 20 Zat aktif

Gliserin 5 5 Humektan

Natrium Sakarin 1 1 Pemanis

Peppermint Oil 0,3 0,3 Aroma

Natrium Benzoat 0,1 0,1 Pengawet

Tween 80 3,75 3,75 Emulgator

Aquadest ad 100 100 Pelarut

IV. PRE FORMULASI


1. ZAT AKTIF
1) NAMA : Ekstrak daun sirih
2) KANDUNGAN : Daun sirih memiliki kandungan minyak atsiri sebanyak
4,2% dan sebagian besar komponennya terdiri dari betephenol yang berperan
sebagai agen antibakteri (Dwianggraini dkk., 2013). Daun sirih hijau memiliki
beberapa kandungan lainnya seperti steroid, tannin, flavonoid, saponin, fenol,
alkaloid, coumarin, dan emodins (Patil dkk., 2015)
3) KONSENTRASI EFEKTIF : Ekstrak daun sirih memiliki efek antibakteri
yang paling efektif yaitu pada konsentrasi 25% dengan cara maserasi,
sedangkan cara refluks yaitu pada konsentrasi 20% (Bustanussalam et al.,
2015). Obat kumur ekstrak etanol daun sirih hijau menunjukkan aktivitas
antiseptik terhadap bakteri isolat mulut pada konsentrasi 10% efektivitas
membunuh isolat mulut (Harun dan Febrianti, 2022). Daun sirih dan madu
sebagai plester luka hidrogel alami pada konsentrasi 15wt% efektif
menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli sebesar
(16,8±0,47) mm dan (18,4±0,35) mm dan termasuk antibakteri yang kuat
(Chamidah dan Rohmawati, 2022).
4) AKTIVITAS : Daun sirih (Piper betle) memiliki aktivitas antibakteri,
antioksidan dan anti hemolitik. Daun sirih juga memiliki aktivitas
anti-inflamasi, anti-diabetes dan radioprotective. Aktivitas ini disebabkan
karena kandungan kimia daun sirih terdiri dari saponin, flavonoid, polifenol,
dan minyak atsiri (Putri dan Mades, 2021).
2. EXIPIENT

No Nama Fungsi Rentang Konsentrasi Penggunaan Di Literatur

1. Mentol Pelarut Menurut Handbook of Pharmaceutical Excipients


(HOPE) 0,1% – 2,0%

2. Na benzoat Pengawet 0,01% – 0,5% dengan rata-rata konsentrasi 0,15%


(Storehagen, 2003)

3. Gliserin Humektan Gliserin digunakan sebagai humektan dan pengawet


dengan konsentrasi 10%, dan yang biasa digunakan
untuk pengawet antimikroba <20%; emollient dan
humektan <30% (Rowe et al., 2009:283)

4. Tween 80 Surfaktan -

5. Natrium Flavoring 0,05 - 0,25% (Kiranawati, 2021)


sakarin agent

6. Aquadest Pelarut -

7. Alkohol Pelarut Bervariasi (Rowe et al., 2009 hal 17)

V. FORMULA

Bahan Konsentrasi Kegunaan

Ekstrak 3% Zat aktif

Mentol 0,1% Pelarut

Na benzoat 0,4% Pengawet


Gliserin 2,5% Humektan

Tween 80 2 ml Surfaktan

Natrium sakarin 0,2% Flavoring agent

Aquadest ad 100 ml Pelarut

Alkohol 2 ml Pelarut

VI. PROSEDUR PEMBUATAN


1. Menimbang semua bahan
2. Tween 80 dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:5 (air 12,5 ml) dan
diaduk sampai larut tambahkan Na Sakarin dan gliserin diaduk hingga
homogen.
3. Zat aktif dicampurkan dengan gliserin lalu diaduk
4. Campuran No. 2 dan No. 3 dicampur dan diaduk di dalam mortir ad homogen
5. Mentol ditambahkan alkohol ad larut, dimasukkan dalam mortir
6. Masukkan dalam botol ad 100 ml.
VII. PROSEDUR PENGUJIAN
A. Pengujian dan Nilai Rujukan

No Pengujian Nilai yang Direkomendasi Pustaka

1 Organoleptis - -

2 Homogenitas - -

3 Viskositas 1 mPa.s atau sekitar ± 1 cP Sulistiyono et al., 2022

viskositas standar obat hal. 24


kumur yang beredar di
pasaran ± 7,25

4 pH 5-7 Depkes RI, 1995

5 Bobot jenis 0,99718 gram atau tidak Annisa, 2020


kurang dari 1 gram

6 Sentrifugasi Tidak memisah (tidak ada Pramiastuti dan


endapan)
Agusetianti, 2019 hal.
27 dan 29
VIII. HASIL
A. Penimbangan Bahan

Bahan Perhitungan

Ekstrak 3% = 3 gram

Mentol 0,1% = 0,1 gram

Na benzoat 0,4% = 0,4 gram

Gliserin 2,5% = 2,5 gram

Tween 80 2 ml

Natrium sakarin 0,2% = 0,2 gram

Aquadest ad Ad 100 ml

Alkohol 2 ml

B. Hasil Pengujian

Pengujian Hasil

Organoleptik Bau : khas sirih


Warna : coklat
Kejernihan : jernih

Homogenitas Homogen

pH 5

Viskositas 2 mPas

Bobot Jenis Bobot pikno kosong (a) = 27,2966 g


Bobot pikno+sampel (b) = 78,9999 g
Bobot pikno+aquades (c) = 78,4322 g
𝑐−𝑎 78,4322−27,2966
BJ = 𝑏−𝑎 = 78,9999−27,2966 = 0,9890

Stabilitas (Sentrifugasi) Memisah (terdapat endapan)

IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk membuat sediaan obat kumur
(mouthwash) dari ekstrak daun sirih yang sudah di proses pada praktikum
sebelumnya. Penggunaan daun sirih sebagai bahan obat kumur karena adanya
kandungan minyak atsiri dan terdapat komponen fenol sehingga memiliki fungsi
sebagai antiseptik. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mentol, Na
benzoat, Gliserin, Tween 80, Natrium sakarin, Aquadest ad, Alkohol. Mentol dan
natrium sakarin sebagai flavoring agent yang memiliki fungsi memberi rasa sejuk dan
segar, berguna untuk menutupi rasa tidak enak, mengurangi efek terbakar dari
pemakaian alkohol dalam obat kumur. Na benzoat sebagai pengawet yang memiliki
fungsi mencegah kerusakan produk dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Gliserin sebagai humektan yang berfungsi mencegah kehilangan air, pemberi rasa
manis, dan meningkatkan tekanan osmotik untuk mengurangi risiko pertumbuhan
mikroba. Tween 80 sebagai surfaktan yang memiliki fungsi melarutkan flavoring
agent dan memberikan efek bersih. Semakin tinggi konsentrasi tween, maka akan
semakin larut. Aquadest sebagai pelarut untuk menyesuaikan volume akhir dalam
sediaan.
Pengujian sediaan obat kumur meliputi pengujian organoleptik, pH,
homogenitas, viskositas, bobot jenis dan sentrifugasi. Pengujian organoleptik sediaan
obat kumur ekstrak daun sirih didapatkan hasil bau khas sirih, warna coklat,
kejernihan jernih. Setelah itu dilakukan uji homogenitas dan didapatkan hasil bahwa
sediaan obat kumur homogen. Pengujian selanjutnya adalah uji pH yang dilakukan
dengan menggunakan pH universal untuk mengetahui derajat keasaman sediaan, uji
pH pada sediaan obat kumur yaitu 5-7. Uji pH pada sediaan obat kumur diperoleh
hasil yaitu 5. Pengujian dilakukan agar sediaan obat kumur tidak bersifat asam karena
dapat menyebabkan korosif pada gigi, sedangkan jika bersifat basa dapat mengganggu
pengecapan.
Pengujian selanjutnya adalah uji viskositas. Pengujian viskositas dilakukan
dengan menggunakan alat viskometer, diperoleh hasil 2 mPas. Viskositas suatu
sediaan sangat mempengaruhi tingkat kekentalan sediaan mouthwash saat digunakan
untuk berkumur. Tujuan dilakukannya uji viskositas ini adalah untuk mengetahui
tingkat konsistensi kekentalan sediaan. Setelah itu uji bobot jenis dilakukan untuk
mengetahui bobot jenis sediaan obat kumur yang ideal dan sempurna. Pengujian
bobot jenis dapat mempengaruhi nilai viskositas. Bobot jenis sediaan dengan
pembawa air harus lebih dari 1.00 g/mL karena air memiliki bobot jenis 1.00 g/mL.
Bobot jenis sediaan obat kumur ekstrak daun sirih didapatkan hasil 0,9890. Pengujian
terakhir yaitu uji stabilitas dengan menggunakan metode uji sentrifugasi untuk
mengetahui terjadinya pemisahan fase dan kestabilan sediaan. Uji sentrifugasi
didapatkan hasil bahwa terjadi pemisahan yang disebabkan adanya endapan dari
ekstrak daun sirih selain itu endapan juga dapat terjadi akibat larutan terlalu jenuh
karena jumlah tween 80 sedikit sehingga tidak mampu melarutkan semua ekstrak dan
terjadilah pengendapan dalam penyimpanannya (Pramiastuti dan Agusetianti, 2019)

X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa obat
kumur pada pengujian bobot jenis dan uji stabilitas menggunakan sentrifugasi tidak
memenuhi persyaratan. Sedangkan pada pengujian organoleptis, pH, dan viskositas
memenuhi persyaratan.

DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N. 2020. Formulasi Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Manga Bacang
(Mangifera Foetida L.). Skripsi. Magelang : Universitas Muhammadiyah
Magelang.
Bustanussalam, B., Apriasi, D., Suhardi, E., & Jaenudin, D. 2015. Efektivitas
Antibakteri Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn) Terhadap Staphylococcus
aureus ATCC 25923. Fitofarmaka: Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(2), 58–64.
https://doi.org/10.33751/jf.v5i2.409
Chamidah, N. L. F., & Rohmawati, L. 2022. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun
Sirih Hijau dan Madu Terhadap Sifat Antibakteri Plester Luka Hidrogel
Pva/Kitosan. Inovasi Fisika Indonesia, 11(1), 48–55.
https://doi.org/10.26740/ifi.v11n1.p48-55
Dwianggraini, R., Pujiastuti, P., dan Ermawati, T. (2013). Perbedaan efektifitas
antibakteri antara ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan ekstrak daun
sirih hijau (Piper betle L.) terhadap Porphyromonas gingivalis.
Stomatognatic-Jurnal Kedokteran Gigi. 10(1): 1-5.
Harun, N., & Febrianti S, E. 2022. Uji Efektivitas Antiseptik Obat Kumur Ekstrak
Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Isolat Mulut: Effectiveness
Test of Mouthwash Antiseptic Green Betel Leaf Extract (Piper betle L.)
Against Oral Isolate Bacteria. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 4(3), 268–274.
https://doi.org/10.25026/jsk.v4i3.1036
Kiranawati, S. (2021). Perbandingan Daya Antibakteri Pasta Gigi Dan Mouthwash
Infusa Teh Hijau Terhadap Streptococcus mutans. Repository.Usd.Ac.Id, 1, 85.
Patil, R. S., Harale, P. M., Shivangekar, K. V., Kumbhar, P. P., and Desai, R. R.
(2015). Phytochemical potential and in vitro antimicrobial activity of Piper
betle Linn. leaf extracts. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research.
7(5): 1095- 1101.
Putri, S. A. dan Mades F. 2021. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L.) dengan Penambahan Sari Buah Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill.) untuk Mencegah Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab Jerawat.
Prosiding SEMNAS BIO. Padang : Universitas Negeri Padang.
Pramiastuti, O., & Agusetianti, N. 2019. Formulasi Obat Kumur Ekstrak Daun
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dengan Metode Maserasi. Jurnal
Farmasi & Sains Indonesia, 2(1), 21–31.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th edition. United States of America : Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Association.
Sulistiyono, F. D., Almasyhuri, dan Ridwan F. M. 2022. Formulasi Sediaan Obat
Kumur Kombinasi Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Daun
Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Chimica et Natura Acta,
10(1). https://doi.org/10.24198/cna.v10.n1.36832
S, Febrianti. Evi., Harun, N. 2022. Uji Efektivitas antiseptik Obat Kumur Ekstrak
Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Isolat Mulut. Jurnal Sains
& Kesehatan, 4(3).

LAMPIRAN
1. Hasil Pengujian Mutu Fisik Sediaan Merujuk Jurnal
Viskositas (Sulistiyono et al., 2009)

Bobot jenis (Annisa, 2020)


Uji Sentrifugasi (Pramiastuti dan Agusetianti, 2019 hal. 27 dan 29)

Studi literatur rentang exipien


1. Mentol Handbook of Pharmaceutical Excipients (HOPE)

2. Na benzoat (Storehagen, 2003)


3. Gliserin (Rowe et al., 2009:283)

4. Natrium sakarin (Kiranawati, 2021)

5. Alkohol (Rowe et al., 2009 hal 17)


2. Gambar Sediaan Merujuk dari Produk Herbal atau Jurnal

Obat Kumur Daun Sirih Enkasari


Obat Kumur Daun Sirih Mustika
Herbal
Ratu

Anda mungkin juga menyukai