“SEDIAAN KAPSUL”
Pertemuan ke : 9
Dosen Pengampu :
Dra. apt. Suhartinah, M.Sc.
Kelompok 1/Praktikum D
Disusun oleh :
1. Gaudencia Feby Putri Listyanti (26206076A)
2. Aulia Meyra Tristania Sari (26206113A)
3. Audrey Berlian Wijaya (26206116A)
4. Lulu Amelia Jayanti (26206117A)
5. Wardah Salsabila Rafli (26206118A)
6. Prima Suci Nur Wulandari (26206120A)
7. Putri Suci Maharani (26206141A)
FAKULTAS FARMASI
S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2023/2024
I. JUDUL
Sediaan kapsul ekstrak meniran
II. TUJUAN
Tujuan praktikum :
1. Memahami prinsip dasar formulasi kapsul dengan bahan aktif dari bahan
alam.
2. Melakukan pengujian dan mengevaluasi sifat fisik sediaan kapsul
III. STUDI LITERATUR
Tumbuhan yang terdapat di Indonesia telah dijadikan sebagai obat tradisional
yang digunakan secara turun temurun untuk mengobati dan mencegah berbagai
penyakit (Permenkes RI, 2012). Salah satu jenis tumbuhan yang telah digunakan
secara turun temurun dan dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah meniran
(Phyllanthus niruri L) (Kardinan, 2004). Meniran ini mengandung senyawa
flavonoid, steroid, tanin, alkaloid, fenolik, saponin dan kandungan kimia lainnya
(Rivai et al., 2013). Beberapa penelitian terdahulu sudah membuktikan bahwa
tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L) dapat dimanfaatkan sebagai obat salah
satunya digunakan sebagai imunostimulan yang sangat dibutuhkan di masa pandemi
ini yaitu sebagai obat peningkat daya tahan tubuh (Aldi et al, 2015).
Meniran sebagai obat peningkat daya tahan tubuh ini telah banyak diformulasi
dalam berbagai bentuk sediaan. Salah satunya adalah sediaan kapsul yang telah kita
kenal dengan nama Stimuno®. Menurut Peraturan Kepala BPOM No 12 Tahun 2014
tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional, definisi kapsul :
1. Kapsul adalah sediaan obat tradisional yang terbungkus cangkang keras dan
hanya dapat berisi ekstrak.
2. Kapsul lunak adalah sediaan obat tradisional yang terbungkus cangkang
lunak.
Obat dalam berisi minyak harus menggunakan kapsul lunak; atau kapsul yang
dibuat dengan teknologi khusus. Jika cangkang kapsul tidak dapat melindungi bahan
terhadap pengaruh kelembaban maka granul harus disalut resin atau metil selulosa.
Massa isi kapsul dapat dibuat dengan cara pencampuran langsung atau granulasi
basah. Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan tergantung dari bobot isi kapsul yang
akan dibuat dan selanjutnya ditentukan laju alir dari massa isi kapsul.
1. SEDIAAN
Tablet ekstrak meniran (Phyllanthus niruri L.) (Adriana, 2020).
Bahan F1 F2 F3
2. KOMPONEN PENYUSUN
Avicel Pengisi
PVP Pengikat
Aerosil Adsorben
Talk Glidan
Mg Stearat Lubrikan
IV. PRE FORMULASI
1. ZAT AKTIF
1) NAMA : Ekstrak meniran (Phyllanthus niruri L)
2) KANDUNGAN : Herba meniran mengandung filantin, hipofilantin, damar,
kalium, tanin, saponin, flavonoid dan triterpenoid (Handayani dan Nurfadillah,
2016). komponen yang telah diketahui adalah senyawa flavoniod seperti
kuersetin pada daun niruri, niruritenin, rutin pada seluruh batang lignin seperti
filantin, hipofilantin pada seluruh tanaman, triterpen seperti lupeol asetat dan
betasitosterol (Rivai et al., 2013).
3) KONSENTRASI EFEKTIF :
● Herba meniran pernah diteliti sebagai antidiuretik pada konsentrasi
44,67% (Mustarichie, R & Priambodo, D., 2018).
● Penyembuh luka sayat pada kelinci jantan dengan konsentrasi sebesar
3%, 6%, dan 9% (Wahyuni et al., 2021)
● Antioksidan pada konsentrasi 75% (Taufik dan Andi, 2019).
● Pelarut kalsium pada batu ginjal dengan konsentrasi 10% (Winarti et
al., 2014)
● Antijerawat pada konsentrasi 4,5% (Dimas, 2022)
● Antibakteri Salmonella sp dan Propionibacterium acnes pada
konsentrasi 70% memiliki besar zona hambat yang sama dengan
ampisilin (Fitri, 2017)
● Peningkat imunitas pada konsentrasi 8% (Sugarda et al., 2019)
Penumbuh rambut tikus pada konsentrasi 5% (Luliana, 2019)
● Antibakteri terhadap bakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi
hambat minimal 6,25% dan konsentrasi bunuh minimal yaitu 12,5%
(Tri et al., 2016)
V. FORMULA
VIII. HASIL
A. Penimbangan Bahan
Bahan Perhitungan
Talk 3 mg x 30 kapsul = 90 mg
Mg stearat 3 mg x 30 kapsul = 90 mg
B. Hasil Pengujian
1. Organoleptis
Bentuk granul, rasa pahit, bau khas meniran, warna hijau
2. Kandungan lembab
- Bobot awal = 2 g
- Bobot akhir = 1,45 g
- Waktu = 05.37 menit
- % kandungan lembab = 26,8%
3. Uji pengetapan
- Berat = 2 g
- BJ ruah ⇒ volume 4 ml
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 2𝑔
BJ ruah = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
= 4 𝑚𝑙
= 0, 5
1 6 menit 30 detik
2 6 menit 30 detik
3 10 menit 41 detik
4 4 menit 30 detik
5 4 menit 56 detik
6 6 menit 30 detik
Kesimpulan : hasil waktu hancur kapsul tidak ada yang lebih dari 15
menit maka hasil waktu hancur kapsul ekstrak meniran memenuhi
syarat.
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dibuat kapsul meniran dengan bahan pengisi berupa avicel
dan amilum jagung, mg stearat sebagai pelicin, serta aerosil sebagai adsorben. Metode
yang digunakan untuk pembuatan kapsul berupa granulasi basah dimana ekstrak
meniran yang telah ditimbang kemudian dicampurkan ke bahan pengisi lalu diberi
sedikit alkohol hingga membentuk suatu massa yang bisa dikepal untuk kemudian
diayak menjadi granul. Granul yang sudah jadi kemudian dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan. Pembuatan granul dimaksudkan untuk memperbaiki sifat alir
serbuk. Serbuk yang sudah kering kemudian diayak dan dimasukkan ke dalam kapsul.
Granul yang sudah jadi dilakukan uji mutu fisik meliputi uji organoleptis, uji
kelembaban, dan uji pengetapan. Uji organoleptis dilakukan bertujuan untuk
mengetahui warna, bentuk, bau, dan rasa yang terdapat pada granul. Hasil pengujian
organoleptis didapatkan warna granul hijau, berbentuk granul, bau khas, dan rasa
yang pahit. Uji kelembaban dilakukan dengan alat moisture balance bertujuan untuk
mengetahui kadar air yang terdapat pada ekstrak. Hasil pengujian kelembaban
didapatkan 26,8%. Uji pengetapan dilakukan dengan menggunakan gelas ukur 10 ml.
Tujuan dilakukan uji pengetapan adalah untuk mengetahui kemampatan sediaan
granul agar mengetahui kelayakan granul. Uji pengetapan granul didapatkan hasil bj
ruah 0,5 dan bj mampat 0,52.
Kapsul yang sudah jadi kemudian dilakukan uji waktu hancur dan di dapat
hasil kapsul 1 hancur dalam waktu 6 menit 30 detik, kapsul 2 hancur dalam waktu 6
menit 30 detik, kapsul 3 hancur dalam waktu 10 menit 41 detik, kapsul 4 hancur
dalam waktu 4 menit 30 detik kapsul 5 hancur dalam waktu 4 menit 56 detik, kapsul 6
hancur dalam waktu 6 menit 30 detik dari hasil yang didapat waktu hancur kapsul
memenuhi syarat karena waktu hancur kapsul 1 sampai kapsul 6 tidak lebih dari 15
menit.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
pengujian organoleptis didapatkan warna granul hijau, berbentuk granul, bau khas,
dan rasa yang pahit. Susut pengeringan tidak memenuhi syarat dengan hasil 26,8%.
Bobot kapsul masih belum seragam. Hasil pada uji waktu hancur memenuhi syarat
tidak lebih dari 15 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana Y. 2020. Uji Antioksidan Tablet Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L.),
Ekstrak Rimpang Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), dan Ekstrak Biji
Jinten Hitam (Nigella sativa L.). Jurnal Medika Hutama, 1(3), 139–45.
Retrieved from http://jurnalmedikahutama.com
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : Departemen
Kesehatan Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia: hal. 4–7, 515–6, 771-2.
Farida, S., Mana, T. A., Dewi, T. F. 2019. Karakteristik Mutu Kapsul Ramuan
Kebugaran Untuk Saintifikasi Jamu. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 12(1):
25-32.
Fitri, I. dan Widyawati, D.I. 2017. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Herba Meniran
(Phyllanthus niruri) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella sp. dan
Propionibacterium acnes. Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 6 No. 2 Hal. 300 -
310.
Handayani, V., dan Nurfadillah, N. 2016. Kajian Farmakognostik Herba Meniran
Hijau (Phyllanthus niruri L.) dan Herba Meniran Merah (Phyllanthus urinaria
L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 1(1). https://doi.org/10.33096/jffi.v1i1.196
Mustarichie, R & Priambodo, D., 2018. Tablet Formulation from Meniran
(Phyllanthus niruri L.) Extract with Direct Compression Method. International
Journal of Applied Pharmaceutical Vol. 10, Issue 4, Page 98 - 102
Rivai, H., Septika, R., dan Boestari, A. 2013. Karakterisasi Ekstrak Herba Meniran
(Phyllanthus niruri Linn) dengan Analisa Fluoresensi. Jurnal Farmasi Higea,
5(2).
Rowe, R. C., Shekey, P. J.,& Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipient 6th Edition. Pharmaceutical Press. London.
Sheskey, P., Cook, W., & Cable, C. (2017). Handbook of Pharmaceutical Excipients
Eighth edition. London Washington: Pharmaceutical Press.
Tri, D., Sudirman, A., dan Juniarti, DE. 2016. Daya Antibakteri Ekstrak Meniran
(Phyllanthus niruri) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis.
Wahyuni, W., Aliah AI., dan Semboh, E. 2021. Formulasi Gel Dan Uji Efektivitas
Ekstrak Etanol Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Penyembuhan
Luka Sayat Pada Kelinci Jantan (Oryctolagus cuniculus) Vol 16, No, 1.
Winarti, Nuryanti, S., dan Said, I., 2014. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Tanaman
Meniran (Phyllanthus niruri L.) Dalam Melarutkan Kalsium. J. Akad. Kim. 3
(4) : 214 - 221
LAMPIRAN
Penimbangan Pencampuran
avicel ekstrak dan etanol
BJ ruah BJ mampat