com
ABSTRAK
Daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) mempunyai aktivitas antitirosinase karena kandungan
flavonoidnya. Penetrasi anti-tirosinase sangat dalam karena proses tirosinase terjadi di stratum basale.
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengkarakterisasi ekstrak etanol daun sukun
(Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) yang mengandung transfersomal dengan variasi konsentrasi Tween 80 dan
Phospholipon 90G. Daun sukun diekstraksi menggunakan etanol 96% dan dilakukan pengukuran
kuantitatif kandungan flavonoid. Ekstrak daun sukun kemudian diformulasi menjadi transfersom
menggunakan metode hidrasi lapis tipis dengan perbandingan konsentrasi Tween 80 dan Phospholipon
90G masing-masing sebesar 5:95; 10:90; 15:85; 20:80; dan 25:75. Transfersom yang dihasilkan kemudian
dikarakterisasi dengan nilai efisiensi penjerapan (EE), indeks polidispersitas, ukuran partikel, dan potensial
zeta untuk menentukan formula terbaik. Hasil %EE formula ke 5 sebesar 95,13%; 95,42%; 92,78%; 90,48%;
dan 87,58. Hasil polidispersitas masing-masing sebesar 0,232; 0,427; 0,236; 0,425; dan 0,292. Ukuran
partikel yang digunakan adalah 276,13 nm, 290,70 nm, 222,13 nm, 320,80 nm, dan 280,90 nm. Sedangkan
nilai zeta potensial masing-masing sebesar -15,1; -18,2 mV; -20,5 mV; -
36,9 mV; dan -16,7mV. Konsentrasi 20% Tween 80 dan 80% Phospholipon 90G terpilih
sebagai formula terbaik berdasarkan hasil karakterisasinya. Formula terbaik juga
menunjukkan morfologi sferis dan paling stabil dengan efisiensi penurunan penjerapan
terendah sebesar 1,7416±0,2033%.
Kata kunci:Artocarpus altilis; Ekstrak Etanol; Mentransfer; Dua belas 80; Fosfolipon 90G
112
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi,12(2): 112-121
nilai IC50 sebesar 2,0 ± 0,1 M. Tirosinase Jumlah surfaktan pada transfer pembawa sildenafil
berperan penting dalam proses penuaan karena sitrat akan menyebabkan penurunan efisiensi
kemampuannya dalam memproduksi melanin. penjeratan. Dalam penelitian ini, variasi konsentrasi
Tirosinase dapat mengoksidasi L-tirosin menjadi surfaktan yang digunakan: lipid; yaitu, 5:95; 10:90;
L-dopaquinon (Pillaiyar et al., 2017). Menurut 15:85; 20:80; dan 25:75. Surfaktan yang digunakan
penelitian yang dilakukan oleh Sohretoglu dkk. pada penelitian ini adalah Tween 80. Tween 80 dapat
(2016), cincin A dan C pada struktur flavonoid, meningkatkan deformabilitas transfersome karena
substituen hidroksil pada posisi ketujuh, dan dapat mengganggu kestabilan lapisan ganda lipid.
substituen hidroksil pada posisi para atau para Selain itu Tween 80 dapat meningkatkan penyerapan
dan meta cincin B memainkan peran penting dan memiliki toksisitas yang rendah dengan nilai LD50
dalam penghambatan kompetitif enzim. sebesar 25 g/kgBB (Di Costanzo & Angelico, 2019).
Proses tirosinase terjadi pada Penelitian yang dilakukan Anggraini dkk. (2017) dan El
lapisan basal. Stratum basale merupakan Sayyed dkk. (2017) membuktikan bahwa penggunaan
lapisan terdalam dari epidermis yang Tween 80 menghasilkan %EE yang lebih baik
memisahkan epidermis dari dermis dibandingkan Span 80. Fosfolipon 80G dipilih sebagai
(Moreiras et al., 2021). Zat aktif harus lipid pembentuk vesikel transfersom pada penelitian
menembus lebih dalam untuk mencapai ini karena memiliki sifat kompatibilitas yang baik,
stratum basale meskipun kulit bersifat biodegradable, merupakan bahan pembersih,
mempunyai lapisan terluar berupa dan dapat berpenetrasi dengan baik. (Sachan dkk.,
stratum korneum yang tersusun sangat Berdasarkan uraian di atas, ekstrak
rapat, sehingga tidak mudah zat aktif etanol daun sukun diformulasikan menjadi
menembus stratum korneum. transfersom dengan variasi konsentrasi Tween
Berbagai inovasi teknologi penghantaran 80 dan Phospholipon 90G. Transfersom
obat dilakukan untuk meningkatkan penetrasi zat kemudian dikarakterisasi berdasarkan
aktif melalui kulit, salah satunya adalah pembuatan persentase efisiensi penjerapan (%EE), indeks
transfersom. Transfersom adalah vesikel bilayer polidispersitas, ukuran partikel, dan potensial
lipid yang banyak digunakan untuk penghantaran zeta menggunakan alat penganalisa ukuran
obat melalui kulit. Transfersom merupakan vesikel partikel (PSA). Formula terbaik akan diuji
yang mempunyai deformabilitas tinggi menggunakan mikroskop elektron transmisi
dibandingkan vesikel lipid lainnya sehingga (TEM) untuk melihat morfologinya.
memudahkan zat aktif menembus stratum
korneum kulit (Chaurasiya et al., 2019). BAHAN DAN METODE
Transfersom terdiri dari fosfolipid dan surfaktan. Peralatan
Surfaktan berperan sebagai zat pelembut Peralatan yang digunakan dalam
membran yang meningkatkan deformabilitas penelitian ini antara lain peralatan gelas
vesikel (Opatha et al., 2020). Konsentrasi fosfolipid laboratorium standar (Pyrex® dan Iwaki®),
dan surfaktan yang tepat akan menghasilkan timbangan analitik (ADAM® Nimbus NBL
deformasi sehingga meningkatkan kemampuan 254), spektrofotometer UV-Vis (Biobase®
permeabilitas (Modi & Bharadia, 2012). Jumlah BK-UV1900PC), centrifuge (DLAB©: D2012
edge activator adalah 10-20% (Rai et al., 2017). PLUS), lemari es (SANYO®), pengukur pH
Namun menurut Jangdey dkk. (2017), penggunaan (Lutron® pH Electrode PE-03), sonicator (GT
edge activator lebih dari 15% akan menyebabkan SONIC®), penganalisis ukuran partikel
terbentuknya campuran misel yang lebih signifikan (PSA) (Malvern Zetasizer) dan mikroskop
sehingga kelarutannya semakin tinggi, dan elektron transmisi (TEM) (JEOLJEM 1400).
dampaknya adalah kebocoran vesikel. Penelitian
yang dilakukan oleh El Sayyad dkk. (2017) Bahan
membuktikan dengan menggunakan konsentrasi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
yang tinggi antara lain daun sukun (Artocarpus altilis (Park.)
113
Formulasi dan Karakterisasi Transfersomal….. (Apriani, EF, dkk.)
114
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi,12(2): 112-121
Karakterisasi dari Transferosom Tes dilakukan selama 6 siklus dan diamati pada jam
Mengandung Ekstrak Etanol Daun awal dan akhir siklus. Pada setiap awal
Sukun dan akhir siklus diukur persentase
Efisiensi Jebakan (%EE) efisiensi penjerapan, kemudian
Persentase efisiensi penjebakan dilakukan dihitung persentase penurunannya
dengan metode tidak langsung. Suspensi (Apriani et al., 2018).
transfersome disentrifugasi pada kecepatan 9500
rpm selama 90 menit sehingga diperoleh dua fase Penentuan Formula Terbaik
yaitu supernatan dan endapan (Apriani et al., Berdasarkan karakterisasi transfersome
2019). Supernatan digunakan untuk menentukan yang telah dilakukan, maka akan dipilih
total flavonoid mengikuti prosedur di atas. Setelah formulasi transfersome terbaik. Formulasi yang
diperoleh kandungan total flavonoid pada akan dipilih adalah formula dengan persentase
supernatan, %EE dihitung menggunakan efisiensi penjerapan tinggi lebih dari 50%,
Persamaan 2. ukuran partikel kurang dari 1000 nm, potensial
zeta kurang dari -30 mV atau lebih dari +30mV,
Indeks Polidispersitas, Ukuran Partikel, dan indeks polidispersitas kurang dari 0,5, kisaran
Potensi Zeta pH 4 -7 dan sedikit penurunan %EE (Apriani et
Indeks polidispersitas (PDI), ukuran al., 2019).
partikel, dan potensial zeta diukur
menggunakan alat penganalisa ukuran partikel Penentuan Morfologi Vesikel
(PSA). Pengukuran dilakukan dengan suspensi Penentuan morfologi vesikel
transfersome yang telah dipisahkan dari transfersome dianalisis menggunakan TEM.
flavonoid bebas kemudian disuspensikan Satu tetes sampel dijatuhkan pada jaringan
kembali dalam pelarut transfersome. Suspensi tembaga berlapis karbon, dikeringkan, dan
diencerkan dalam 10 mL akuades, kemudian tegangan TEM disesuaikan menjadi 20-25 kV (El
diambil 1 mL dan dimasukkan ke dalam kuvet. Zaafarani et al., 2010).
115
Formulasi dan Karakterisasi Transfersomal….. (Apriani, EF, dkk.)
Gambar 1.Transfersomal ekstrak etanol daun sukun TF1 (5:95), TF2 (10:90), TF3
(15:85), TF4 (20:80) dan TF5 (25:75)
116
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi,12(2): 112-121
Berdasarkan Tabel 2, nilai EE dari 5 formula menunjukkan hubungan yang 2016). Semakin tinggi konsentrasi Phospholipone
berbanding terbalik dengan konsentrasi Tween 80 yang digunakan. Semakin tinggi 90G akan menyebabkan vesikel transfersome
konsentrasi Tween 80 yang digunakan maka semakin kecil %EE yang diperoleh. menjadi lebih fleksibel dan permeabel sehingga
Berdasarkan analisis statistik terdapat perbedaan yang signifikan pada masing-masing lebih mudah bocor (Hosny, 2016; Ullmann et al.,
formula (p<0,05). Hal ini disebabkan adanya perbedaan konsentrasi Tween 80 yang 2021). Kebocoran vesikel juga dapat dengan cepat
digunakan sehingga terjadi. Campuran misel yang terbentuk dari penggunaan Tween terjadi pada konsentrasi surfaktan yang tinggi
80 akan meningkatkan kelarutan vesikel; akibatnya vesikel yang terbentuk akan lebih akibat kejadian misel yang tercampur (Ahad et al.,
cepat bocor sehingga %EE akan menurun (Seo et al., 2020). Nilai ukuran partikel dan 2017). Ketika vesikel bocor maka flavonoid yang
PDI dari 5 formula memenuhi syarat dimana ukuran partikel harus kurang dari 1000 terperangkap didalamnya akan terlepas dan
nm dan PDI < 0,5. Hasilnya menunjukkan ukuran partikel sekitar 200-350 nm dan PDI selanjutnya menjadi flavonoid bebas dan
0,2-0,5. Ukuran partikel merupakan parameter penting dalam menentukan melepaskan ion H+ yang menyebabkan nilai
kemampuan penetrasi sediaan, keamanan, efektivitas, stabilitas, dan kelarutan potensial zeta menurun secara negatif. Hasil
(Chauhan et al., 2017). Nilai PDI menunjukkan keseragaman partikel. Nilai PDI yang potensi zeta juga sejalan dengan uji stabilitas yang
kurang dari 0,5 menunjukkan bahwa partikel yang diperoleh seragam. Selain itu, dilakukan. TF4 mengalami sedikit penurunan %EE
berdasarkan hasil potensial zeta, suspensi transfersome mempunyai muatan yaitu 1,7416±0,2033 dibandingkan yang lain karena
permukaan negatif karena adanya gugus fosfat dan karboksil fosfolipid (Chuacharoen terjadi kebocoran vesikel pada TF1, TF2, F3, dan F5
et al., 2019). Berdasarkan hasil nilai zeta potensial, F2 memberikan hasil potensial zeta (Tabel 3). Oleh karena itu, formula TF4 dipilih
yang memenuhi syarat yaitu -36,9 mV. Nilai potensial zeta suatu nanopartikel sebagai formula optimum pada penelitian ini.
dikatakan stabil jika berada pada nilai kurang dari -30mV atau lebih dari +30 mV. Nilai
PDI menunjukkan keseragaman partikel. Nilai PDI yang kurang dari 0,5 menunjukkan
bahwa partikel yang diperoleh seragam. Selain itu, berdasarkan hasil potensial zeta, Tabel 3.Penurunan Persentase EE (%)
suspensi transfersome mempunyai muatan permukaan negatif karena adanya gugus Rumus Persentase EE
mengurangi (%)
fosfat dan karboksil fosfolipid (Chuacharoen et al., 2019). Berdasarkan hasil nilai zeta
TF1 5,7063±0,0040
potensial, F2 memberikan hasil potensial zeta yang memenuhi syarat yaitu -36,9 mV.
TF2 4,5568±0,0116
Nilai potensial zeta suatu nanopartikel dikatakan stabil jika berada pada nilai kurang
TF3 3,7734±0,0399
dari -30mV atau lebih dari +30 mV. Nilai PDI menunjukkan keseragaman partikel. Nilai TF4 1,7416±0,2033
PDI yang kurang dari 0,5 menunjukkan bahwa partikel yang diperoleh seragam. Selain TF5 5,4907±0,0178
itu, berdasarkan hasil potensial zeta, suspensi transfersome mempunyai muatan
permukaan negatif karena adanya gugus fosfat dan karboksil fosfolipid (Chuacharoen Formula terbaik diuji morfologinya
et al., 2019). Berdasarkan hasil nilai zeta potensial, F2 memberikan hasil potensial zeta menggunakan mikroskop elektron transmisi
yang memenuhi syarat yaitu -36,9 mV. Nilai potensial zeta suatu nanopartikel (TEM) perbesaran 150.000 kali. Hasil uji
dikatakan stabil jika berada pada nilai kurang dari -30mV atau lebih dari +30 mV. morfologi dapat dilihat pada Gambar 2.
suspensi transfersome memiliki muatan permukaan negatif karena adanya gugus Berdasarkan Gambar 2, morfologi vesikel TF2
fosfat dan karboksil fosfolipid (Chuacharoen et al., 2019). Berdasarkan hasil nilai zeta potensial,yang dihasilkan
F2 memberikan hasil potensialberbentuk bulat.
zeta yang memenuhi Bentuk
syarat yaitu -36,9 mV. Nilai potensial zeta suatu nanopartikel dikataka
Nilai zeta potensial TF3, TF2 dan TF1 partikel yang bulat akan memudahkan vesikel
mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya melakukan penetrasi ke dalam sel sehingga
konsentrasi Phospholipone 90G. Pada nilai ini partikel meningkatkan penetrasi obat (Dasgupta et
berada pada jarak yang jauh sehingga akan saling al., 2014).
tolak menolak dan mencegah flokulasi (Lowry et al.,
117
Formulasi dan Karakterisasi Transfersomal….. (Apriani, EF, dkk.)
118
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi,12(2): 112-121
119
Formulasi dan Karakterisasi Transfersomal….. (Apriani, EF, dkk.)
120
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi,12(2): 112-121
121