Anda di halaman 1dari 9

JMCS (Journal of Marine and Coastal Science) Vol.

11 (3) – September 2022

Pengaruh Waktu dan Suhu Penyeduhan Terhadap Aktivitas Antioksidan


Ekstrak Kulit Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) sebagai Potensi Minuman
Fungsional
Influence of Brewing Time and Temperature on Antioxidant Activity of Pedada
(Sonneratia caseolaris) Fruit Peel Extract as a Potential Functional Drink
Muhammad Fauzan1, Laksmi Sulmartiwi2*, dan Eka Saputra2
1Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya,
Jawa Timur, Indonesia
2*Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia

Article Info Abstrak


Received: 2022-08-14 Pedada (Sonneratia caseolaris) merupakan tumbuhan yang
Revised: 2022-09-20 hidup pada ekosistem mangrove. Buah dari tumbuhan ini
Accepted: 2022-09-23 berbentuk bulat, ujung bertangkai, bagian dasarnya terbungkus
Online: 2022-09-27 kelopak bunga, tidak beracun dan dapat langsung dimakan.
Daging buah pedada dimanfaatkan sebagai sirup, namun
Koresponding: kulitnya dianggap sebagai limbah. Di sisi lain, kulit buah pedada
Laksmi Sulmartiwi, mengandung senyawa aktivitas antioksidan seperti fenol, tanin,
Departemen Kelautan, dan flavonoid. Kulit buah pedada perlu diolah terlebih dahulu
Fakultas Perikanan dan menjadi minuman fungsional agar dapat bernilai
Kelautan Universitas Airlangga, ekonomis.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu
Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia
dan lama waktu penyeduhan berbeda terhadap aktivitas
antioksidan seduhan kulit buah pedada (Sonneratia caseolaris).
E-mail: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan
laksmi-s@fpk.unair.ac.id Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial sebagai rancangan
percobaan. Faktor yang digunakan adalah suhu (70○C, 85○C,
dan 100○C) dan waktu (5, 10, dan 15 menit) dengan 3 ulangan.
Parameter utama yang diamati adalah aktivitas antioksidan
seduhan. Parameter pendukung yang diamati adalah kadar air,
kadar total fenolik, dan aktivitas antioksidan kulit buah pedada.
Analisis data menggunakan Two Way Analysis of Variance
(Anova) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu dan
waktu meningkatkan aktivtias antioksidan seduhan kulit buah
pedada. Perlakuan terbaik dihasilkan oleh perlakuan 100○C
selama 10 menit yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan
100○C selama 5 menit dan 85○C selama 15 menit. Selain itu,
terjadi peningkatan aktivitas antioksidan sebesar 12,10% dari
perlakuan terbaik yang dibandingkan dengan kontrol.

JMCS (Journal of Marine and Coastal Science) p-ISSN: 2301-6159; e-ISSN: 2528-0678
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260
Open access under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International

(CC-BY-NC-SA)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

Kata kunci: pedada, penyeduhan, waktu, suhu, antioksidan

Abstract

Pedada (Sonneratia caseolaris) are plants that live in the mangrove ecosystem. The fruit of the
pedada plant is round, has stemmed tip, base is wrapped by petal, non-toxic and edible. The flesh of
the pedada fruit is used as syrup, but the peel is considered as waste. On the other hand, pedada fruit
peel contains antioxidant activity compound, such as phenol, tannin, and flavonoid. A way to process
the pedada fruit skin into a functional drink is required so that it has economic value. The purpose of
this study was to determine the effect of different brewing temperatures and duration on the
antioxidant activity of pedada (Sonneratia caseolaris) peels extract. The research method used was
experimental with Factorial Completely Randomized Design (CRD) as the experimental design. The
factors used are temperature (70○C, 85○C, and 100○C) and time (5, 10, and 15 minutes) with 3
replications. The main parameter observed was the extract’s antioxidant activity. Supporting
parameters observed were water content, total phenolic content, and antioxidant activity of pedada
fruit peel. Data analysis used was Two Way Analysis of Variance (Anova) and followed by Honest
Significantly Difference (HSD) by 5%.The results showed that the increase in temperature and
duration increased the antioxidant activity of the pedada fruit peel extract. The best treatment was
obtained by 100○C treatment for 10 minutes which was not significantly different from 100 ○C treatment
for 5 minutes and 85○C for 15 minutes. In addition, there was an increase in antioxidant activity of
12,10% from the best treatment compared to the control treatment.

Keywords: pedada, brewing, time, temperature, antioxidant

1. Pendahuluan melindungi dirinya dari radiasi sinar


matahari (UV/Ultra Violet) yang tinggi di
Pedada (Sonneratia caseolaris)
daerah pesisir. Flavonoid dan tanin dapat
merupakan tumbuhan yang hidup pada
melindungi tanaman dari sinar UV dengan
ekosistem mangrove. Tumbuhan ini
sifat fotoprotektornya, yaitu antioksidan
memiliki ciri-ciri batang berkayu dengan
dan penyerapan UV (Saewan and
kulit kayu berwarna putih hingga cokelat
Jimtaisong, 2013). Aktivitas antioksidan
dan akar berbentuk kabel di bawah tanah
dan vitamin C kulit buah pedada berturut-
hingga tumbuh muncul ke permukaan
turut sebesar 56,087 ppm dan 18,85 ppm
(Manalu et al., 2013). Bagian dari
(Mutiara et al., 2016). Putri et al. (2015)
tumbuhan ini yang sering dimanfaatkan
menyatakan bahwa aktivitas antioksidan
adalah buahnya. Buah dari tumbuhan
kulit buah pedada pada ekstrak methanol,
pedada berbentuk bulat, ujung bertangkai,
fraksi n-heksana, etil asetat, dan n-butanol
dan bagian dasarnya terbungkus kelopak
adalah berturut-turut 25,72 ppm; 67,48
bunga. Buah ini berwarna hijau dan
ppm; 109,24 ppm; dan 54,29 ppm. Kulit
mempunyai aroma yang sedap, rasa
buah pedada yang memiliki aktivitas
asam, tidak beracun dan dapat langsung
antioksidan, maka perlu dimanfaatkan
dimakan (Varghese et al., 2010). Buah ini
menjadi sebuah produk yang bermanfaat.
mengandung vitamin A, B1, B2, dan C
Salah satu cara potensial yang dapat
yang sangat berperan dalam metabolisme
dilakukan adalah dengan membuat
tubuh seperti produksi energi dan sintesis
minuman fungsional berbentuk seduhan.
protein (Manalu dkk., 2013). Bagian buah
Penelitian tentang penggunaan
yang dimanfaatkan adalah daging buah
kulit buah pedada menjadi seduhan belum
sebagai bahan baku sirup, dan bagian
pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian
lainnya seperti kulit dianggap sebagai
terkait dengan kulit buah pedada baru
limbah. Padahal kulit buah pedada
sebatas pada penentuan kadar aktivitas
mengandung senyawa metabolit sekunder
antioksidan menggunakan pelarut
seperti tannin dan flavonoid yang dapat
metanol, fraksi n-heksana, etil asetat, dan
berfungsi sebagai antioksidan
n-butanol (Mutiara et al., 2016; Putri et al.,
(Bandarayanake, 2002).
2015), serta belum ada yang
Metabolit sekunder disinyalir
menggunakan pelarut air serta perlakuan
dimiliki oleh tumbuhan pedada untuk
penyeduhan dengan faktor waktu dan
120
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

suhu. Waktu dan suhu penyeduhan sebanyak 100 mL (5% b/v). Campuran
merupakan faktor penting yang tersebut diaduk setiap 60 menit selama 24
mempengaruhi aktivitas antioksidan. Hal jam pada suhu ruang dan terhindar dari
ini disebabkan antioksidan tidak tahan sinar matahari secara langsung.
terhadap suhu pemanasan yang tinggi Selanjutnya, larutan disaring dengan
dalam waktu lama. kertas saring sehingga diperoleh ekstrak.
Pemanasan dapat mempercepat
reaksi oksidasi antioksidan yang Pembuatan Seduhan Kulit Buah Pedada
terkandung pada suatu bahan sehingga Pembuatan seduhan mengacu
mengakibatkan kerusakan komponennya pada metode Samosir et al. (2018)
(Simanjuntak et al., 2016). Penelitian ini dengan modifikasi. Bubuk kulit buah
bertujuan untuk menentukan pengaruh pedada kering sebanyak 5 g diseduh
waktu dan suhu penyeduhan terhadap dengan air bersuhu 70oC, 85oC, dan
aktivitas antioksidan seduhan kulit buah 100oC sebanyak 100 mL (5% b/v).
pedada sebagai minuman fungsional. Selanjutnya diaduk menggunakan
magnetic stirrer masing-masing selama 5,
2. Material dan Metode
10, dan 15 menit. Setelah itu, larutan
Penelitian ini dilaksanakan pada disaring dengan menggunakan kertas
bulan Maret 2021 - April 2021 di saring sehingga diperoleh sampel ekstrak.
Laboratorium Kimia dan Analisis Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Penentuan Total Fenol
Airlangga, Surabaya. Alat yang digunakan Penentuan total fenol mengacu
meliputi: termometer, timbangan analitik, pada metode Samosir et al. (2018)
inkubator, timbangan, magnetic stirrer, dengan modifikasi. Seebanyak 5 g kulit
spektrofotometer UV-Vis, pH meter, dan buah pedada kering dilarutkan dengan
moisture analyzer. Bahan yang digunakan 100 mL aquades (5% b/v) panas (100○C)
yaitu: kulit buah pedada (S. caseolaris), dan diaduk di atas magnetic stirrer selama
air mineral, aquades, gula, alkohol 96%, 30 menit. Kemudian didiamkan selama 24
Folin-Cioalteu, natrium karbonat jam pada suhu ruang. Filtrat sebanyak 200
(Na2CO3), asam galat, DPPH, dan µl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
metanol. kecil dan ditambah dengan 1 mL reagen
Folin-Ciocalteau (diencerkan 10 kali lipat
Preparasi Kulit Buah Pedada
dengan aquades). Setelah 5 menit proses
Buah pedada utuh dibersihkan pencampuran, ditambahkan 2 mL natrium
menggunakan air mengalir, kemudian kulit karbonat (Na2CO3 7,5% w/v). Campuran
dikupas dari buahnya. Kulit buah pedada dihomogenasi dengan vortex dan
kemudian dikumpulkan dan dipotong kecil. diinkubasi selama 120 menit pada suhu
Potongan kulit dikeringanginkan di kamar. Absorbansi filtrat diukur pada
nampan selama 2 x 24 jam menggunakan panjang gelombang 765 nm dengan
kipas sampai kering tanpa terkena sinar spektrofotometer. Nilai total fenol
matahari (Sudaryanto and Satoto, 2019). diekspresikan sebagai ekuivalen mg asam
galat per berat kering sampel ([GAE]/g).
Uji Kadar Air Kulit Buah Pedada Kering Kurva standar asam galat yang digunakan
Uji kadar air mengacu pada adalah y = 0,016x + 0,013 (R² = 0,992).
Lindani (2016) menggunakan moisture
Uji Aktivitas Antioksidan
analyzer.
Penentuan persentase aktivitas
Ekstrak Maserasi Kulit Buah Pedada antioksidan dilakukan dengan uji DPPH
Pembuatan larutan ekstrak yang mengacu pada Mutmainnah (2017).
maserasi berdasarkan metode Samosir et Untuk membuat larutan baku DPPH
al. (2018) dengan modifikasi. Bubuk kulit dilakukan dengan menimbang 0,01 g
buah pedada kering sebanyak 5 g DPPH, kemudian dihomogenkan dengan
dimasukkan ke dalam wadah berisi air pelarut metanol 100 mL. Selanjutnya
121
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

dibuat larutan DPPH konsentrasi 0,004% ekstrak sampel seduhan, kontrol negatif
dengan cara larutan DPPH 100 ppm dan blanko. Sampel ekstrak sebanyak 3
sebanyak 20 mL diencerkan dengan mL ditambah 3 mL larutan DPPH 0,004%,
metanol dan dihomogenkan. Untuk kemudian larutan dihomogenkan dan
membuat larutan blanko dengan diinkubasi selama 25 menit pada suhu
mencampur 3 mL larutan DPPH 0,004% 37○C. Selanjutnya diukur serapan
dengan 3 mL aquades, kemudian absorbansi menggunakan
dihomogenkan dan diinkubasi 25 menit spektrofotometer UV-Vis pada panjang
pada suhu 37○C. gelombang 517 nm.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan Persentase inhibisi dihitung menggunakan
terhadap ekstrak sampel maserasi, rumus

:
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Kadar Air
Hasil pengujian kadar air bubuk didapatkan rata-rata sebesar 8,72%
kulit buah pedada (S. caseolaris) (Tabel 1).

Tabel 1. penetapan kadar air bubuk kulit buah pedada


Ulangan Kadar Air (%) Rata-rata (%) SNI 3753-2014
1 8,84
2 8,97 8,72 ± 0,002 <10%
3 8,36

Kadar Total Fenolik


Kadar total fenolik dihitung dengan y = 0,016x + 0,013 (r² = 0,992). Hasil
memasukkan data nilai absorbansi sampel pengujian total fenolik bubuk kulit buah
ke dalam persamaan garis regresi linier pedada (S. caseolaris) diperoleh rata-rata
y=ax+b yang diperoleh dari kurva kalibrasi sebesar 32,75 mg GAE/g. Nilai ini
asam galat. Kurva kalibrasi asam galat menunjukkan bahwa bubuk kulit buah
yang digunakan pada penelitian ini pedada dikonfirmasi mengandung
mengacu pada Samosir dkk. (2018), yaitu senyawa fenolik (Tabel 2).

Tabel 2. Penetapan total fenolik bubuk kulit buah pedada dan perbandingannya dengan
berbagai ekstrak teh
Rata-rata
No. Sampel Sumber
(mg GAE/g)
1 Bubuk Kulit Buah Pedada Uji 32,75 ± 0,405 -
2 Ekstrak Teh Hitam 25,67 ± 0,008
3 Ekstrak Teh Putih 29,93 ± 0,037 Wungkana dkk.,
4 Ekstrak Teh Hijau 30,89 ± 0,014 2013
5 Ekstrak Teh Oolong 31,93 ± 0,494

122
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

Aktivitas Antioksidan
Kadar antioksidan dalam bubuk berbeda dinyatakan dalam satuan %
kulit buah pedada dan seduhan kulit buah inhibisi (Tabel 3).
pedada pada suhu dan lama waktu yang

Tabel 3. Hasil penetapan nilai % inhibisi kulit buah pedada


No. Suhu (oC) Waktu (menit) Inhibisi (%)
1 5 73,76 ± 0,61e
2 70 10 78,39 ± 0,53d
3 15 82,37 ± 1,22b
4 85 5 76,88 ± 1,79d
5 10 80,03 ± 0,56c
6 15 83,20 ± 0,82a
7 100 5 81,51 ± 0,55b
8 10 84,49 ± 0,26a
9 15 83,98 ± 0,15a
10 Kontrol 75,38 ± 0,40
Keterangan: Notasi yang sama menandakan nilai tidak berbeda signifikan

Nilai % inhibisi aktivitas antioksidan 5 menit dan aktivitas antioksidan tertinggi


seduhan kulit buah pedada menggunakan diperoleh oleh perlakuan 100oC selama 10
suhu dan waktu berbeda bervariasi antara menit. Sementara itu, aktivitas antioksidan
73,76±0,61% hingga 84,49±0,26%. kontrol (maserasi 24 jam) adalah
Aktivitas antioksidan terendah diperoleh 75,38±0,40% (Gambar 1).
oleh perlakuan penyeduhan 70oC selama

Gambar 1. Grafik penetapan %inhibisi seduhan kulit buah pedada menggunakan suhu dan
lama waktu yang berbeda

Berdasarkan tabel sidik ragam uji antioksidan. Oleh karena itu, dilakukan uji
Anova (Analysis of Variance) dapat dilihat BNJ/HSD (Beda Nyata Jujur/Honest
bahwa F-hit A (suhu), B (waktu), dan AB Significantly Difference) terhadap
(interaksi suhu dan waktu) lebih besar perlakuan interaksi suhu dan waktu untuk
daripada F-tab (0,01). Hal ini berarti mencari kombinasi perlakuan yang paling
terdapat pengaruh yang signifikan unggul serta mengetahui signifikansi antar
(p<0,01) antara suhu, waktu, dan interaksi perlakuan.
antara suhu dan waktu terhadap aktivitas
123
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

Pembahasan aromatik. Senyawa fenol dapat ditemukan


pada daun, batang, akar hingga kulit buah.
Uji kadar air bertujuan untuk
Senyawa fenol ini larut dalam air,
mengetahui kuantitas air yang terkandung
umumnya terikat dengan gula sebagai
dalam bubuk kulit buah pedada. Hasil
glikosida, dan terdapat dalam vakuola sel
kadar air bubuk kulit buah pedada yang
(Lestari et al., 2018).
diuji adalah sebesar 8,72%. Hingga saat
Kadar total fenolik suatu sampel
ini, belum ada standardisasi mutu kadar
dipengaruhi oleh senyawa yang termasuk
air produk kulit buah pedada kering untuk
ke dalam kelompok metabolit sekunder
dijadikan minuman teh, sehingga syarat
fenolik, mulai dari senyawa sederhana
mutu mengikuti SNI 3753-2014 tentang
seperti fenol hingga senyawa kompleks
teh hitam celup. Menurut SNI 3753-2014,
seperti tannin dan flavonoid. Senyawa-
kadar air optimal untuk produk teh hitam
senyawa tersebut dilaporkan memiliki
celup adalah <10%. Kadar air yang lebih
kemampuan untuk menangkal radikal
tinggi akan menyebabkan produk mudah
bebas. Senyawa fenolik memiliki gugus
mengalami kerusakan yang diakibatkan
hidroksi pada cincin aromatiknya yang
oleh pertumbuhan bakteri dan jamur.
dapat berperan sebagai donor elektron
Uji total fenolik digunakan untuk
(Dungir et al., 2012).
menentukan total seyawa fenol yang
Kadar total fenolik suatu sampel
dikandung pada bubuk kulit buah pedada.
berbanding lurus dengan aktivitas
Uji ini menggunakan reagen Folin-
antioksidan. Semakin tinggi kadar total
Ciocalteu yaitu pereaksi anorganik
fenolik suatu sampel, maka aktivitas
berwarna kuning dengan kemampuan
antioksidan akan semakin besar pula. Hal
mengikat senyawa fenol dan membentuk
ini sejalan dengan pernyataan Kao et al.
senyawa kompleks molybdenum tungsten
(2007) membuktikan bahwa kandungan
berwarna biru (Lestari et al., 2018).
fenol dan flavonoid dalam buah blackberry
Apabila warna biru yang dihasilkan dari
berbanding lurus dengan akitivitas
hasil reaksi antara sampel dan reagen
antioksidan. Peningkatan tersebut dapat
semakin pekat, maka kadar senyawa fenol
terjadi karena semakin banyak gugus
di dalam suatu bahan juga semakin besar
hidroksi senyawa fenolik yang dapat
(Wungkana et al., 2013).
berperan sebagai donor elektron.
Pengujian kulit buah pedada
Senyawa antioksidan akan berperan
menunjukkan bahwa reagen Folin-
sebagai penstabil radikal bebas dengan
Ciocalteu yang direaksikan dengan
cara melengkapi kekurangan elektronnya,
maserat bubuk kulit buah pedada berubah
sehingga menghambat terjadinya efek
warna dari kuning menjadi biru. Kadar
berantai dari terbentuknya radikal bebas
total fenolik yang terkandung dalam bubuk
(Anwar and Triyasmono, 2016).
kulit buah pedada adalah sebesar 32,75
Pengujian aktivitas antioksidan
mg GAE/g. Hal ini menandakan bahwa
dilakukan secara kuantitatif menggunakan
bubuk kulit buah pedada mengandung
spektrofotometer UV-Vis. Pengujian
senyawa fenol yang dapat berkontribusi
secara kuantitatif ini dilakukan untuk
pada aktivitas antioksidan. Nilai tersebut
mengetahui absorbansi DPPH yang
menunjukkan bahwa kadar total fenolik
tersisa setelah ditambahkan sampel.
bubuk kulit buah pedada lebih tinggi
Penurunan nilai absorbansi DPPH pada
daripada kadar total fenolik teh hitam
panjang gelombang 517 nm menunjukkan
(25,67±0,008), teh putih (29,93±0,037),
bahwa sampel tersebut memiliki aktivitas
teh hijau (30,89±0,014), dan teh oolong
antioksidan. Semakin rendah absorbansi
(31,93±0,494) (Wungkana et al., 2013).
yang dihasilkan maka aktivitas antioksidan
Fenolik merupakan kelompok
akan semakin besar.
metabolit sekunder terbesar yang dapat
Hasil pengujian antioksidan
ditemukan pada tumbuhan. Senyawa
didapatkan nilai % inhibisi tertinggi adalah
dalam kelompok fenolik memiliki ciri
perlakuan suhu 100oC selama 10 menit
khusus yaitu ditandai dengan adanya
(84,49%) yang tidak berbeda nyata
kehadiran senyawa fenol (C6H6O), yaitu
dengan perlakuan 100oC selama 15 menit
gugus hidroksil yang terikat pada cincin
124
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

(83,98%) serta perlakuan 85oC selama 15 suhu penyeduhan rendah sehingga


menit (83,20%). Hasil pengujian senyawa yang berkontribusi pada aktivitas
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan antioksidan tidak terkestrak dengan
seduhan kulit buah pedada cenderung sempurna. Narsih (2018) menyatakan
meningkat seiring dengan bertambahnya bahwa waktu penyeduhan yang terlalu
suhu dan waktu seduhan. Huri (2016) singkat berpengaruh pada kelarutan
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu senyawa pada teh yang belum terekstraksi
dan waktu penyeduhan akan sampai titik optimal.
meningkatkan aktivitas antioksidan teh Selain peningkatan suhu dan
daun sirsak. Hal ini diduga karena waktu, aktivtias antioksidan juga dapat
kandungan senyawa fenolik seperti fenol, dipengaruhi oleh kepolaran pelarut yang
flavonoid dan tanin semakin banyak yang digunakan. Pada uji ini, pelarut yang
terekstrak. Dewata et al. (2017) digunakan adalah air (H2O) yang memiliki
menyatakan bahwa peningkatan aktivitas kepolaran yang sama dengan senyawa
antioksidan dipengaruhi oleh peningkatan tanin dan flavonoid. Kiswandono (2016)
kadar total fenol. Penelitian ini berpendapat bahwa senyawa polar hanya
membuktikan bahwa pada perlakuan akan larut pada pelarut polar seperti
penyeduhan 100oC selama 10 menit, etanol, metanol, butanol dan air. Faktor
100oC selama 15 menit, dan 85oC selama yang memengaruhi kepolaran senyawa
15 menit terdapat kadar total fenol lebih adalah perbedaan keelektronegatifan dan
tinggi yang berpengaruh terhadap kemudahan senyawa tersebut membentuk
peningkatan aktivitas antioksidan. ikatan hidrogen. Perbedaan
Suhu yang semakin meningkat keeloktronegatifan senyawa
dapat meningkatkan proses ekstraksi mengakibatkan perbedaan parsial atom-
senyawa metabolit sekunder pada suatu atom penyusun molekul sehingga
bahan. Hal ini disebabkan suhu panas senyawa tersebut bersifat polar. Selain itu,
dapat merusak jaringan tanaman, semakin kuat ikatan antar molekul
sehingga senyawa yang diekstrak pun senyawa maka senyawa tersebut semakin
akan semakin banyak. Namun, polar. Ikatan hidrogen adalah ikatan yang
peningkatan suhu dapat mengakibatkan terjadi antara atom H dengan atom yang
perubahan maupun kerusakan pada lebih elektronegatif yaitu atom F, O, dan N
struktur senyawa metabolit sekunder. Hal (Kiswandono, 2016). Pada kasus ini,
ini terbukti pada perlakuan suhu 100oC metabolit sekunder pada kelompok fenolik
dan lama waktu 15 menit, dimana aktivitas dalam kulit buah pedada memiliki ikatan
antioksidan mengalami penurunan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH),
(83,98±0,15%) jika dibandingkan dengan oleh karena itu ekstraksi tanin dan
perlakuan sebelumnya pada suhu yang flavonoid dapat dilakukan dengan pelarut
sama. Menurut Narsih (2018), pemanasan air yang bersifat polar.
dengan durasi waktu yang lama dapat Aktivitas antioksidan perlakuan
menurunkan aktivitas antioksidan pada kontrol (maserasi 24 jam pada suhu
tanaman herbal yang disebabkan oleh ruang) menunjukkan nilai % inhibisi
kerusakan komponen bioaktif yang sebesar 75,38%. Nilai ini berbeda nyata
mengakibatkan penurunan kemampuan dengan perlakuan terbaik, yaitu 100oC
terhadap penangkalan radikal bebas. selama 10 menit (84,49%), dengan
Cheng et al. (2006) menambahkan bahwa peningkatan sebesar 12,10%. Penelitian
panas tinggi pada waktu yang lama ini membuktikan bahwa penyeduhan
menyebabkan dekomposisi senyawa dengan suhu 100oC selama 10 menit
antioksidan menjadi bentuk lain sehingga mampu meningkatkan kadar aktivitas
menurunkan kemampuan aktivitas antioksidan seduhan kulit buah pedada.
antioksidannya.
Kadar aktivitas antioksidan 4. Kesimpulan
terendah terdapat pada perlakuan Suhu dan lama waktu penyeduhan
penyeduhan 70oC selama 5 menit berpengaruh terhadap peningkatan
(73,76%). Hal ini diduga karena waktu dan aktivitas antioksidan seduhan kulit buah
125
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

pedada. Aktivtias antioksidan meningkat dan lama waktu penyeduhan


seiring dengan bertambahnya suhu dan terhadap aktivitas antioksidan
lama waktu penyeduhan. Perlakuan suhu dan kandungan senyawa
100oC selama 10 menit terbukti mampu alkaloid pada teh celup daun
meningkatkan kandungan aktivitas sirsak (Annona muricata L.).
antioksidan kulit buah pedada sebesar Skripsi. Semarang: Fakultas
12,10%. Seduhan kulit buah pedada (S. Teknologi Pertanian. Universitas
caseolaris) berpotensi sebagai minuman Katolik Soegiyapranata. Semarang.
fungsional karena memiliki aktivitas
antioksidan, namun masih harus Kao, M. S., Woods, F. M., Dozier, W. A.,
dilakukan pengujian untuk mengetahui Ebel, R. C., Nesbitt, M., Jee, J.,
keamanan pangan serta tingkat kesukaan and Fields, D. (2007). Phenolic
masyarakat. content and antioxidant capacities
of Alabama-Grown Thornless
Daftar Pustaka blackberries. International Journal
Anwar, K., and Triyasmono, L. (2016). of Fruit Science, 7:33-46.
Kandungan total fenolik, total
flavonoid, dan aktivitas antioksidan Kiswandono, A. A. (2016). Metode
ekstrak etanol buah mengkudu membran cair untuk pemisahan
(Morinda citrifolia L.). Jurnal fenol. Analit: Analytical and
Pharmascience, 3(1):83-92. Environmental Chemistry, 1(1):74-
88.
Bandarayanake. (2002). Bioactivities,
bioactive compounds and chemical Lestari, D. M., Mahmudati, N., Sukarsono,
constituents of mangrove plants. S., Nurwidodo, N. and Husamah,
Wetlands Ecology and H. (2018). Aktivitas antioksidan
Management, 10:421-452. ekstrak fenol daun gayam
(Inocarpus fagiferus
Cheng, Z., Su, L., Moore, J., Zhou, K., Fosb). Biosfera, 35(1):37-43.
Luther, M., Yin, J.J., and Yu, L.
(2006). Effects of postharvest Lindani, A. (2016). Perbandingan
treatment and heat stress on pengukuran kadar air metode
availability of wheat moisture analyzer dengan
antioxidants. Journal of Agricultural metode oven pada produk biskuit
and Food Chemistry, 54(15):5623- sandwich cookies di PT. Mondelez
5629. Indonesia Manufacturing. Skripsi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Dewata, I. P., Wipradnyadewi, P. A. S.,
and Widarta, I. W. R. (2017). Manalu, R. D. E., Salamah, E., Retiaty, F.
Pengaruh suhu dan lama and Kurniawati, N. (2013).
penyeduhan terhadap aktivitas Kandungan zat gizi makro dan
antioksidan dan sifat sensoris teh vitamin produk buah pedada
herbal daun alpukat (Persea (Sonneratia caseolaris). Nutrition
americana Mill.). ITEPA: Jurnal and Food Research, 36(2):135-
Ilmu dan Teknologi 140.
Pangan 6(2):30-39.
Mutiara, R., Djangi, M. J. and Herawati, N.
Dungir, S. G., Katja, D.G. and Kamu, V. S. (2016). Isolasi dan uji aktivitas
(2012). Aktivitas antioksidan antioksidan senyawa metabolit
ekstrak fenolik dari kulit buah sekunder ekstrak metanol kulit
manggis (Garcinia mangostana buah mangrove pidada (Sonneratia
L.). Jurnal MIPA, 1(1):11-15. caseolaris). Chemica: Jurnal Ilmiah
Kimia dan Pendidikan
Huri, M. G. (2016). Pengaruh suhu Kimia, 17(2):52-62.

126
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (3) – September 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i3.38260

Pembangunan Pertanian
Mutmainnah, N. (2017). Penentuan suhu Berkelanjutan Berbasis Sumber
dan waktu optimum penyeduhan Daya Lokal. Jambi: Universitas
batang teh hijau (Camelia Sinensis Jambi. pp. 318-342.
L.) terhadap kandungan
antioksidan kafein, tanin dan Simanjuntak, D. H., Herpandi, H. and
katekin. Disertasi. Makassar: Lestari, S. D., (2016). Karakteristik
Universitas Islam Negeri Alauddin kimia dan aktivitas antioksidan
Makassar. kombucha dari tumbuhan apu-apu
(Pistia stratiotes) selama
Narsih, N., and Agato, A. (2018). Efek fermentasi. Jurnal
kombinasi suhu dan waktu Fishtech, 5(2):23-133.
ekstraksi terhadap komponen
senyawa ekstrak kulit lidah Sudaryanto, A., and Satoto, F. H. (20190.
buaya. Jurnal Galung Pengolahan Buah Pedada Menjadi
Tropika, 7(1):75-87. Sirup “Bogem” Di Kawasan Wisata
Hutan Mangrove Surabaya.
Putri, V. S. W., Fitriani, V. Y., and Rijai, L. Penamas Adi Buana, 3(2):1-8.
(2015). Aktivitas antioksidan kulit
buah pidada merah (Sonneratia Varghese, K. J., Belzik, N., Nisha, A. R.,
caseolaris L.). Jurnal Sains dan Resiya, S., Resmi, S., and
Kesehatan, 1(2):69-74. Silvipriya, K. S. (2010).
Pharmacognostical and
Saewan, N., and Jimtaisong, A. (2013). phytochemical studies of a
Photoprotection of natural mangrove (Sonneratia caseolaris)
flavonoids. Journal of Applied from Kochi of Kerala state in India.
Pharmaceutical Science, Journal of Pharmacy Research,
3(09):129-141. 3(11):2625-2627.

Samosir, P. E., Tafzi, F., and Indriyani, I. Wungkana, I., Suryanto, E., and Momuat,
(2019). Pengaruh metode L. (2013). Aktivitas antioksidan dan
pengeringan daun pedada tabir surya fraksi fenolik dari limbah
(Sonneratia caseolaris) untuk tongkol jagung (Zea mays L.).
membuat minuman fungsional Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi
sebagai sumber antioksidan. – UNSRAT, 2(04):149-155.
In Seminar Nasional

127
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Fauzan et al. (2022)

Anda mungkin juga menyukai