TUBERKULOSIS
Septi Muharni
KEJADIAN TUBERCULOSIS
Pendahuluan
1 2
Organ tubuh yang Hasil pemeriksaan
dahak secara
sakit mikroskopis langsung
• Paru • BTA positif
• Ekstra paru • BTA negatif
3 4
Riwayat pengobatan Tingkat keparahan
sebelumnya penyakit
• Baru • Ringan
• Sudah pernah diobati • Berat
TUBERKULOSIS BERDASARKAN
TEMPAT DAN ORGAN YANG DISERANG
TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
parenchym paru, tidak termasuk pleura (selaput paru).
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam:
Tuberkulosis Paru BTA Positif.
o 2 dari 3 spesimen dahak hasilnya BTA positif.
KASUS BARU adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
KAMBUH (RELAPS) adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya
pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
PINDAHAN (TRANSFER IN) adalah penderita yang sedang mendapat
• MENCEGAH KEMATIAN
2
• MENCEGAH KEKAMBUHAN
3
Menghindari penggunaan
• monoterapi. Obat Anti • Untuk menjamin kepatuhan
Tuberkulosis (OAT) diberikan penderita dalam menelan obat,
pengobatan dilakukan dengan
dalam bentuk kombinasi dari
pengawasan langsung (DOT
beberapa jenis obat, dalam = Directly Observed
jumlah cukup dan dosis tepat Treatment) oleh seorang
sesuai dengan kategori Pengawas Menelan Obat
pengobatan. Hal ini untuk (PMO)
mencegah timbulnya
kekebalan terhadap OAT.
TAHAP PENGOBATAN TB
KATEGORI
KATEGORI 2
SISIPAN
• Tahap intensif • Tahap intensif
2HRZE 2 HRZ
• Tahap intensif • HRZE
• Tahap lanjutan 2HRZES/HRZE • Tahap lanjutan
4H3R3 • Tahap lanjutan 4H3R3
5H3R3E3
KATEGORI 1 KATEGORI 3
H = Isoniazid
R = Rifampisin
Z = Pirazinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
KAPAN PENGGUNAANNYA..??
• Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan
• kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
KATEGORI • pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari
4 selama 1 bulan
Obat Anti Tuberkulosis Kombinasi Tetap
1. 30 – 37 kg 2 tablet 4FDC
2. 38 – 54 kg 3 tablet 4FDC
3. 55 – 70 kg 4 tablet 4FDC
4. > 70 kg 5 tablet 4FDC
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Wanita hamil
Ibu menyusui dan bayinya
Wanita penderita TB pengguna kontrasepsi
Penderita TB dengan infeksi HIV/AIDS
Penderita TB dengan hepatitis akut
Penderita TB dengan penyakit hati kronik
Penderita TB dengan gangguan ginjal
Penderita TB dengan Diabetes Melitus
Pengobatan atau Tindak Lanjut Bagi Penderita
Pindah
Penderita yang pindah berobat ke daerah kabupaten/kota lain.
Gagal
Penderita BTA positif yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif
atau kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum akhir
pengobatan atau pada akhir pengobatan. Tindak lanjut : Penderita BTA
positif baru dengan kategori 1 diberikan kategori 2 mulai dari awal.
Penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2 dirujuk ke
UPK spesialistik atau berikan INH seumur hidup.
Penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan dahaknya pada akhir
bulan ke 2 menjadi positif.
Tindak lanjut: berikan pengobatan kategori 2 mulai dari awal.
Meninggal
Penderita yang dalam masa pengobatan diketahui meninggal karena
sebab apapun.
PERAN APOTEKER
Peningkatan
Adherence
Pencatatan Data
Apoteker Sebagai
Penderita dan
Pengawas Minum
Pelayanan
Obat (PMO)
Kefarmasian
Penyuluhan Konseling
KASUS
SELESAIKAN KASUS INI MENGGUNAKAN METODE SOAP
Data Keterangan
Data Pasien Nama : Tn. Ud
Usia : 55 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Berat badan : 52 Kg
Tinggi Badan : 159 cm
Anamnesis dan Batuk sejak ±1 bulan yang lalu, batuk disertai dahak berwarna
Riwayat Penyakit kuning kental yang memberat pada malam hari. Pasien mengatakan
Sekarang pernah dua kali batuk disertai bercak darah berwarna merah
segar. Pasien juga mengeluhkan sesak napas yang dirasakan
terutama ketika batuk, berkeringat banyak pada malam hari,
penurunan nafsu makan yang diikuti dengan penurunan berat
badan sebanyak 10 kg dalam satu bulan terakhir dan lemah badan
Riwayat penyakit Pasien menderita penyakit Diabetes Mellitus
dahulu
Data Keterangan
Pemeriksaan fisik Keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran komposmentis, tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 84 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, suhu
37,0 °C. Mata, telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan dalam batas normal.
Inspeksi, palpasi, dan perkusi thoraks dalam batas normal. Auskultasi kedua
thoraks anterior dan posterior terdapat rhonki. Jantung, abdomen, dan
kelenjar getah bening dalam batas normal. Kedua ekstremitas superior dan
inferior dalam batas normal dimana fungsi motorik dan sensorik masih baik
Pemeriksaan Hasil dari pemeriksaan rontgen didapatkan adanya gambaran TB paru
Laboratorium aktif, sedangkan pada pemeriksaan dahak didapatkan hasil BTA positif
(+1).
Diagnosis Pasien dinyatakan mengalami TB paru
Riwayat Terapi Metformin dan Glimepiride