Anda di halaman 1dari 7

I.

Judul
Penetapan Kadar Amoksisilin Kaplet secara Spektrofotometri UV
II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar
amoksisilin dengan Spektrofotometer UV
III. Dasar teori
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan , direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi
elektromagnetik.
Amoksisilin adalah antibiotik bakterisidal yang memiliki spektrum luas
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Amoksisilin merupakan drug of
choice yang digunakan untuk banyak infeksi terutama infeksi saluran nafas yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Haemophillus influenza , dan S. pneumonia yang

sering dialami oleh anak-anak(1). Amoksisilin umumnya dipilih untuk mengobati


penyakit infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada

laring, bronkhitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit(2).
Amoksisilin tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, antara lain tablet, kapsul, dan
sirup kering atau dry syrup. Bentuk sediaan sirup kering sering digunakan untuk anak–

anak(3). Bentuk sediaan ini dibuat untuk mengatasi sifat amoksisilin yang tidak stabil
dalam media air, sedangkan pada anak–anak pemberian obat yang paling memungkinkan
adalah dalam bentuk sediaan sirup.
Amoksisilin dalam NaOH 0,1N juga menyerap radiasi elektromagnetik pada
panjang gelombang 291 nm tetapi lebih lemah dibandingkan pada panjang

gelombang 247 nm (7). Serapan pada 291 nm kemungkinan karena adanya gugus
karbonil, karboksilat dan amino pada cincin β-laktam dan cincin tiazolidin. Gugus
karbonil pada cincin β-laktam dihidrolisis oleh air menjadi gugus karboksilat se hi
ng ga t e rb e nt u k a sa m p e na m a l da t . Gugus karboksilat menyerap radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang yang lebih panjang daripada gugus karbonil
karena adanya penambahan gugus hidroksil yang juga merupakan auksokrom, sehingga
asam penamaldat tidak menyerap energi pada panjang gelombang 291 nm melainkan
pada panjang gelombang yang lebih panjang.
IV. Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Labu takar 100 mL
3. Pipet volume
4. Gelas kimia
5. Gelas ukur
6. Pipet filler
V. Bahan
1. Amoksisilin Trihidrat tablet
2. NaOH 0,1 N
3. Aquades
4. Kertas saring
VI. Prosedur Kerja
A. Penetapan panjang gelombang maksimal
1. Baku amoksisilin ditimbang sebanyak 10 mg
2. Baku amoksisilin tersebut dimasukkan dalam labu takar 100 mL, ditambahkan
NaOH 0,1 N hingga tanda batas
3. Kemudian larutan diencerkan 25 kali dengan NaOH 0,1 N
4. Diukur serapan pada panjang gelombang 220-320 nm
B. Penentuan persamaan regresi kurva baku amoksisilin
1. Baku amoksisilin ditimbang sebanyak 10 mg
2. Baku amoksisilin dimasukkan dalam labu takar 100 mL, ditambahkan NaOH 0,1
N hingga tanda batas
3. Dibuat larutan baku 10, 15, 20, 25 dan 30 ppm
4. Diukur absorbansi masing-masing konsentrasi pada panjang gelombang maksimal
5. Dibuat persamaan regresi kurva amoksisilin
C. Pengukuran kadar amoksisilin kaplet
1. Kaplet amoksisilin ditimbang 20 kaplet
2. Ditimbang bobot rata-rata, diserbukkan
3. Ditimbang serbuk yang setara dengan 500 mg amoksisilin
4. Dimasukkan dalam labu takar 100 mL,ditambahkan NaOH 0,1 N hingga tanda
batas
5. Dikocok dengan shaker selama 30 menit
6. Disaring dengan kertas saring Whatmann
7. Dimasukkan dalam labu ukur 250 mL, ditambahkan NaOH 0,1 N hingga tanda
batas
8. Diukur pada panjang gelombang maksimal
VII. Hasil Praktikum
A. Pembuatan Larutan baku

Bobot kertas + zat Bobot kerta + sisa zat Bobot zat


0,33 gram 0,32 gram 0,01 gram
1. Pembuatan larutan baku 10 mg dalam 100 mL

10 mg x
=
100 mL 1000 mL

10000 mg
x=
100

= 100 mg/L

x = 100 ppm

2. Pengenceran Larutan Baku Standar Amoksisilin


a. 10 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 10 ppm
V1 = 10 mL
b. 15 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 15 ppm
V1 = 15 mL
c. 20 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 20 ppm
V1 = 20 mL
d. 25 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 25 ppm
V1 = 25 mL
e. 30 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 30 ppm
V1 = 30 mL

B. Penentuan λ maks

λ maks Absorbansi
246,9 nm 0,234

C. Pembuatan kurva baku

Konsentrasi (ppm) Absorbansi


10 0,234
15 0,323
20 0,477
25 0,587
30 0,803
Dari data konsentrasi dan absorbansi diperoleh
y = bx ± a
y = 0,02804x – 0,076
r = 0,989
D. Penentuan kadar Amoksisilin
Dilakukan pengenceran :
1. Pengenceran I = 25 x ( dipipet 10 mL diencerkan dalam 250 mL larutan)
2. Pengenceran II = 8,3 ( dipipet 3 mL diencerkan dalam 25 mL)
Jadi, pengenceran yang dilakukan : 25 x 8,3 = 207,5
Absorbansi sampel = 0,266
y = 0,02804x – 0,076
0,266 = 0,02804x – 0,076
0,266 + 0,076 = 0,02804x
x = 0,342/0,02804
= 12,196
x = kadar amoksisilin = 12,196 ppm
Konsentrasi amoksisilin dalam sampel sebenarnya = faktor pengenceran x konsentrasi
= 207,5 x 12,196
= 2530,67
690 mg 690 mg
Konsentrasi sampel = = = 6900 ppm
100 mL 0,1 L
Konsentrasi amoksisilindalam sampel
Kadar amoksisilin dalam sampel = x 100
Konsentrasi sampel
2530,67
= x 100
6900
= 36,676%

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar amoksisilin secara
Spektrofometri UV. Prinsip dari Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada absorbsi radiasi elektromagnetik. Penentuan kadar suatu sampel
ditentukan pada panjang gelombang tertentu sesuai monografi masing-masing sampel.
Pada praktikum ini digunakan sampel kaplet amoksisilin. Amoksisilin memberikan
serapan maksimum pada panjang gelombang 247 nm.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur kadar tablet amoksisilin, yaitu:
 Penetapan panjang gelombang maksimum
Baku amoksisilin ditimbang sebanyak 10 mg, kemudian dilarutkan dalam labu ukur
100 mL dengan NaOH 0,1 N. setelah itu dibaca absorbansinya menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 220-320 nm. Dari hasil pengukuran
diperoleh panjang gelombang maksimum yaitu 246,9 nm.
 Pembuatan kurva Baku amoksisilin
Larutan amoksisilin dalam NaOH 0,1 N diambil 10 mL di add NaOH 0,1 N sampai
25 mL; 15 mL di add NaOH 0,1 N sampai 25 mL; 20 mL di add NaOH 0,1 N
sampai 25 mL; 25 mL di add NaOH 0,1 N sampai 25 mL; dan 30 mL di add NaOH
0,1 N sampai 25 mL kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang yang
telah didapat. Dari hasil pengukuran didapat absorbansinya berturut-turut adalah
0,234;0,323;0,477;0,587 dan 0,803.
Kemudian ditentukan kurva kalibrasi regresi linier antara absorbansi larutan yang
didapat dengan konsentrasi amoksisilin dalam larutan NaOH 0,1 N, dan didapat
nilai
a = 0,0289
b = -0,0932
r = 1,02
Dari hasil tersebut didapatkan persamaam kurva baku, y = 0,0289x – 0,0932
 Pengukuran kadar amoksisilin

Tablet amoksisilin ditimbang 20 kaplet dan ditimbang rata-rata dan diperoleh, bobot
20 kaplet = 13,93 g dan bobot rata-rata = 0,69 g. Kemudian digerus dan ditimbang
serbuknya setara dengan 500 mg dan diperoleh bobot yang ditimbang adalah 0,69
g.serbuk dilarutkan dalam labu ukur 100 mL kemudian di shaker. Setelah itu,
disaring kemudian dipipet 10 mL dan dilarutkan dalam labu ukur 250 mL ( 25 x
pengenceran ). Setelah itu, dipipet lagi 3 mL untuk membuat konsentrasi 10 ppm
dan dilarutkan dalam labu ukur 25 mL ( 8,3 x pengenceran). Setelah diukur panjang
gelombangnya dan dihitung kadarnya. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar
amoksisilin yaitu 36,676%
Penentuan kadar amoksisilin masuk dalam spektrofotometri UV karena panjang
gelombang maksimum yang digunakan 246,9 nm dan masih dalam rentang panjang
gelombang untuk sinar UV, yaitu 190-350 nm. Amoksisilin memberikan serapan
maksimum pada panjang gelombang 247 nm karena adanya gugus p-hidroksifenil-

asetil-amino yang terikat pada rantai samping amida(5). Rantai samping amida tidak
mengalami perubahan struktur setelah amoksisilin disuspensikan dalam medium berair

karena hidrolisis yang terjadi hanya menyebabkan pembukaan cincin β-laktam(6),


sehingga produk hidrolisis amoksisilin juga menyerap radiasi elektromagnetik pada
panjang gelombang 247 nm.
Penentuan panjang gelombang maksimum pada pengukuran dengan
menggunakan spektrofotometri adalah langkah kerja yang sangat penting. Ada beberapa
alasan mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal yaitu :

a. Panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena panjang


gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar
b. Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada
kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.
c. Jika dilakukan pengukuran ualng, maka kesalahan yang disebabkan oleh
pemasangan ulang panjang gelombang akan kecilsekali, ketika digunakan panjang
gelombang maksimal.

IX. Kesimpulan
Kadar amoksisilin yang diperoleh dari penetapan kadar dengan metode Spektrofotometri
UV adalah 36,676%
DAFTAR PUSTAKA

Setiabudy R. Antiobiotika golongan penisilin. Dalam : Gunawan SG. Farmakologi dan terapi.
Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru; 2007. 585-98.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 824.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 124-126.

Anda mungkin juga menyukai