Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Diketahui panjang gelombang Asam askorbat 250 nm – 280 nm dan
panjang gelombang maksimal asam askorbat dalam larutan stock yang
ditunjukan dalam kurva baku yaitu 265,77 nm.
IV.1.1 Tabel Larutan Standar
Sampel Absorban (nm)
Asam askorbat 0,01 g -

IV.1.2 Tabel Larutan Sampel


No Sampel Absorban (nm)
1. 10 ppm 1,247
2. 20 ppm 2,06
3. 30 ppm 2,677

IV.2 Perhitungan
IV.2.1 Pengenceran Bertingkat
Perhitungan pengenceran Asam askorbat (10 mg = 0,01 g) dalam 10
ml air adalah sebagai berikut:

Ppm = × 1.000.000 ppm

As Askorbat = × 1.000.000 ppm = 1.000 ppm (Pekat)

Sampling 1 = × 1.000 ppm = 100 ppm (Pekat)

Maka dari itu skema pengenceran As Askorbat 0,01 g dalam 10 mL


air adalah sebagai berikut :
As Askorbat 10 mg 10 mL (1000 ppm)
1 mL 10 mL (100 ppm)
IV.2.2 Pengenceran Sampel 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm dalam 100 ppm

1. x 100 ppm = 10 ppm

=x

=x

Jadi, untuk pengenceran 10 ppm di pipet sebanyak 1 ml pada


larutan sampel 100 ppm dan add air sebanyak 10 ml

2. x 100 ppm = 20 ppm

=x

=x
Jadi, untuk pengenceran 20 ppm di pipet sebanyak 2 ml pada
larutan sampel 100 ppm dan add air sebanyak 10 ml

3. x 100 ppm = 30 ppm

=x

=x

Jadi, untuk pengenceran 30 ppm di pipet sebanyak 3 ml pada


larutan sampel 100 ppm dan add air sebanyak 10 ml.
IV.2.2 Perhitungan Regresi Linear
Y = a + bx
Y = Nilai Absorbansi
a = Intersep
b = Sloope
x = Kadar (mg/L)
Didapatkan Nilai kadar senyawa Asam askorbat pada 10 ppm, 20
ppm dan 30 ppm yaitu :
IV.3 Pembahasan
IV.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Vitamin C (Asam Askorbat)
Spektrofotometer (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh
suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet
(UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar
tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan
energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif (Day Underwood, 2012).
Dalam praktikum kali ini akan di tentukan panjang gelombang dan
kadar senyawa dari asam askorbat atau vitamin C dengan menggunakan
metode spektrofotometer UV-Vis dimana sinar/cahaya dilewatkan
melewati sebuah wadah (kuvet) yang berisi larutan, dimana akan
menghasilkan spektrum atau gelombang. Alat ini menggunakan hukum
lambert beer sebagai acuan (Martin, 1993).
Dalam metode ini dibuat 3 larutan yaitu larutan standar, larutan
sampel dan larutan blangko. Selain itu, dalam metode ini juga dilakukan
pengenceran bertingkat, karena jika kita tidak menggunakan pengenceran
bertingkat sampel tidak akan terbaca pada spektofotometri absorban yang
terbaca pada spektrofotometer adalah 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai
70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan
bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan
fotometrik) (Rohman, 2007).
Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan adalah menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, kemudian dibersihkan alat dengan
menggunakan alkohol 70 % agar terhindar dari mikroba (Dirjen POM,
1979).
Dalam pembuatan larutan standar yang akan dijadikan sebagai
pembanding yaitu asam askorbat atau vitamin C, pertama-tama ditimbang
asam askorbat 0,019 g menggunakan neraca analitik, dilarutkan kedalam
gelas kimia berisi air sebanyak 10 mL, kemudian diaduk sampai homogen.
Kemudian dibuat pengenceran bertingkat yaitu dengan perbandingan 10
ppm, 20 ppm dan 30 ppm. Pengenceran bertingkat dilakukan dengan
tujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah zat yang tercampur
dalam cairan sehingga dapat lebih mudah diukur (Watson and Homes,
2009)
Selanjutnya dimasukkan larutan standar pada kuvet dan dimasukkan
pada spektrofotometer UV-Vis. Kemudian dalam menggunakan
spektrofotometer UV-Vis hal yang dilakukan pertama yaitu menekan icon
scan lamda, lalu autozero untuk kalibrasi larutan saat dalam kuvet, setelah
itu processing.
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan hasil absorbansi dari
masing-masing 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm yaitu 1,247, 2,061 dan 2,677.
Panjang gelombang maksimum yang didapatkan dari larutan standar asam
askorbat berdasarkan pembacaan pada kolom yaitu 265,77.

IV.3.2 Penentuan Kadar Vitamin C (Asam Askorbat)


Pada penetapan kadar senyawa sampel yang digunakan yaitu Floridina
350 mL yang diperkirakan memiliki kandungan senyawa antioksidan
vitamin C. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri uv-vis. Prinsip metode spektrofotometer uv-vis ini adalah
pengukuran absorbansi dan panjang gelombang serapan maksimum yang
telah ditentukan sebelumnya (Walker, 2002).
Penentuan kadar vitamin C menggunakan metode spektrofotometri
sangat sensitive dengan deviasi relatif sebesar 0,81%. Asam
askorbat/vitamin C bersifat tidak stabil terhadap suhu, oksigen, pH dan
juga keberadaan ion logam seperti Fe2+, Cu2+ atau Ca2+ sehingga perlakuan
sampel seharusnya sangat memperhatikan stabilitas asam askorbat tersebut
agar tidak terjadi degradasi asam askorbat menjadi senyawa asam
dehidroskorbat (Budiantara, 2011)
Selain itu suhu pengukuran asam askorbat dijaga pada suhu kamar,
seharusnya tempat sampel ditempatkan di atas es (dijaketi es) untuk
mengurangi suhu yang dapat menyebabkan degradasi asam askorbat. Pada
pengukuran sampel floridina ini, tidak diperhatikan faktor stabilitas asam
askorbatnya, sehingga kadar yang terukur menjadi lebih kecil dari kadar
sesungguhnya (Davies, et, al. 1991)
Standar asam askorbat diukur pada panjang gelombang maksimum
yang telah ditentukan sebelumnya, panjang gelombang maksimum asam
askorbat standar pada 265 nm. Pada panjang gelombang tersebut dilakukan
pengukuran absorbansi terhadap larutan sampel floridina.
Kadar asam askorbat dalam floridina ditetapkan berdasarkan regresi
linier dari kurva baku BSA. Nilai absorbansi larutan uji dimasukkan
kedalam persamaan regresi linier kurva baku BSA dengan sumbu x adalah
konsentrasi larutan baku, sedangkan sumbu y adalah absorbansi sehingga
diperoleh konsentrasi asam askorbat dalam floridina yang kemudian
dikonversi menjadi persentase kadar asam askorbat.
Pengukuran seri baku BSA dilakukan dengan tiga kali replikasi. Hasil
pengukuran absorbansi pada pembuatan kurva baku menunjukkan bahwa
dengan adanya kenaikan konsentrasi, nilai absorbansi yang dihasilkanpun
semakin meningkat. Dari hasil replikasi tersebut, dipilih salah satu
persamaan yang memiliki koefisien kolerasi yang paling baik adalah
replikasi pertama. Persamaan yang diperoleh yaitu y = 0,0006833-
0,000533 dengan r = 0,9999.
Kadar asam askorbat dalam floridina dihitung berdasarkan persamaan
regresi linier yang telah diperoleh. Hasil perhtungan dari ketiga replikasi
asam askorbat menunjukkan bahwa kadar asam askorbat dalam floridina
rata-ratanya adalah 8,497%. Hasil penetapan kadar asam askorbat dalam
floridina tersebut menunjukkan bahwa hasil hanya megandung 8,497% b/b
atau 350 mL. Dalam hal ini bisa diartikan bahwa kadar asam askorbat
dalam floridina yang dihasilkan tidak murni dan mengandung berbagai
senyawa lain didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai