Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM MATAKULIAH
MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN

“Sambal Roa”

Oleh
Kelompok 3
Nurfa’iin E 321 19 115
Refli Giovalno Nelloh E 321 19 190
Rafiqa E 321 19 214
Rista Mujizat E 321 19 254
Sari B Bilai E 321 19 262
Wilda E 321 19 263
Fina Nursabila E 321 19 284

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Manajemen Agribisnis Perikanan Mengenai Sambal


Roa

Kelompok : III
Nama dan Stambuk : Nurfa’iin E 321 19 115
Refli Giovalno Nelloh E 321 19 190
Rafiqa E 321 19 214
Rista Mujizat E 321 19 254
Sari B Bilai E 321 19 262
Wilda E 321 19 263
Fina Nursabila E 321 19 284

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan


Mata Kuliah Manajemen Agribisnis Perikanan
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako

Palu, Desember 2021


Menyetujui,

Dosen Pendamping Mata Kuliah Dosen Penaggungjawab Mata Kuliah


Manajemen Agribisnis Perikanan Manajemen Agribisnis Perikanan

Ihdiani Abubakar, SP., M.Si Dr. Sulaeman, SP., MP,


NIDN.0010069006 NIP.19760906 200801 1 007

2
KATA PENGANTAR

Berdasarkan Undang-Undang 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas


Undang-undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang dimaksud dengan
perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan. Dari pengertian tersebut, ternyata ruang lingkup bidang
perikanan sangat luas, yang tidak hanya memanfaatkan sumberdaya ikan dan
lingkungannya, tetapi juga mengelolanya.
Oleh karena itu, kajian yang terkandung dalam kata “perikanan” diperluas
dengan adanya kata “pengelolaan”. Lebih lanjut Undang-Undang 45 Tahun 2009
mendefinisikan pengelolaan sebagai semua upaya, termasuk proses yang
terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi,
pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta
penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan,
yangdilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yangdiarahkan untuk mencapai
kelangsunganproduktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuanyang telah
disepakati. Salah satu kegiatan perikanan adalah peningkatan nilai tambah hasil
perikanan melalui kegiatan industri pengolahan ikan.
Pengolahan perikanan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk
perikanan, baik yang berasal dari perikanan tangkap maupun akuakultur. Usaha
ini juga bertujuan untuk mendekatkan produksi perikanan ke pasar dan diterima
oleh konsumen secara lebih luas. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat
kelompok konsumen yang tidak menyukai produk perikanan tangkap dan/ atau
akuakultur, tetapi menyukai burger, sosis, bakso, nugget, kerupuk, flake, dan
sebagainya. Melalui pengolahan produk perikanan dapat diubah menjadi produk
yang lebih disukai konsumen.
Selain bisa mendekatkan produk perikanan kepada konsumen, pengolahan
perikanan bisa pula berperan dalam menstabilkan (buffer) ketersediaan produk
perikanan di pasar. Melalui pengolahan, permasalahan produk perikanan di pasar.
Melalui pengolahan, permasalahan produk perikanan yang antara lain bersifat
musiman (terutama produk perikanan tangkap), fluktuatif, mudah busuk,
voluminous, dan membutuhkan penyimpanan khusus dapat diatasi sampai batas-
batas tertentu.

3
DAFTAR ISI

Halaman
COVER i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.............................................................................................… 4
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
I.3 Tujuan Praktikum........................................................................................... 6
II. PERMASALAHAN PEMASARAN EKSPOR
II.1 Permasalahan Produk Lada Hitam................................................................. 7
II.2 Hambatan Dalam Ekspor Lada Hitam............................................................ 10
III. LITERATUR
III.1---------------Struktur Dan Integrasi Pasar Ekspor Lada Hitam dan Lada Putih
Di
Daerah Produksi Utama.................................................................................. 15
III.2---------------Posisi Pasar Lada Indonesia di Pasar Global............................ 16
III.3---------------Daya Saing Komoditas Lada Indonesia di Pasar Internasional 17
III.4---------------Kandungan Piperin Dalam Ekstrak Buah Lada Hitam dan Buah
Lada Putih Yang Diekstraksi Dengan Variasi Konsentrasi
Etanol Menggunakan Metode KLT-Densitometri......................................... 18
IV. PEMBAHASAN
IV.1---------------Upaya Penyelesaian Permasalahan Produk Lada Hitam.......... 20
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan- ................................................................................................... 27
V.2 Saran............................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA

4
DAFTAR TABEL

5
DAFTAR GAMBAR

6
DAFTAR LAMPIRAN

7
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Subsektor perikanan sebagai salah satu pendukung sektor pertanian

dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran tersebut memberikan nilai

tambah dan mempunyai nilai strategis, serta memberikan manfaat finansial

maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein,

perolehan devisa, dan penyediaan lapangan pekerjaan. Pembangunan

perikanan yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif

terhadap pembangunan nasional. Terlihat dari sumbangan Domestik Bruto

(PDB) sektor perikanan dan kelautan terhadap PDB nasional mencapai sekitar

12,4%. Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja

secara langsung (Dahuri, 2004).

Provinsi Sulawesi Tengah secara geografis berada dibawah garis

khatulistiwa. Posisi ini memberi suatu keunggulan tersendiri berupa

keanekaragaman kekayaan hasil laut dan perikanan. Keanekaragaman hasil

produksi perikanan dan kelautan tersebut memberi suatu nilai tambah bagi

masyarakat bila dipasarkan dalam bentuk olahan maupun dalam bentuk

setengah jadi atau dalam bentuk jadi.

Ikan Roa merupakan jenis ikan air laut yang telah melalui proses

pematangan dengan cara pengasapan (bukan dijemur ataupun dibakar). Butuh

waktu berhari-hari untuk mengasapi ikan Roa hingga matang. Ikan Terbang

atau ikan Julung-julung yang telah matang diasapi itulah yang kemudian

8
disebut sebagai ikan Roa. Ikan Roa yang dijual di pasaran, pada umumnya

dikemas dengan cara tradisional, yaitu dijepit menggunakan kayu atau

bambu, yang bagi masyarakat Manado dikenal dengan sebutan digepe

(Sambalroakianna, 2013).

Usaha sambal yang terbuat dari ikan Roa dapat juga dikonsumsi

sebagai pelengkap makanan ataupun sebagai lauk pauk, hal ini menjadi salah

satu peluang usaha bagi masyarakat dalam sector industri. Salah satu bagian

dari pembangunan bidang ekonomi yang mendapat perhatian dari pemerintah

saat ini adalah pembangunan sektor industri yang diharapkan memberikan

peran lebih terhadap pertumbuhan ekonomi. Subsektor perikanan berdasarkan

nilai pangsa relatifnya merupakan subsector peringkat tiga setelah subsektor

kehutanan, peternakan dan perkebunan pangan Sulawesi Tengah (Yantu dkk,

2008).

Industri Sri Rejeki Palu merupakan industri yang terletak di

Kabupaten Lolu Selatan, industri Sri Rejeki Palu berdiri pada tahun 2015

sampai sekarang, beberapa produk yang telah dihasilkan antara lain Bawang

Goreng, Sambal ikan roa, dan sambal ikan tuna. Seiring berjalannya waktu,

salah satu olahan terbaru dari industri Sri Rejeki Palu yaitu Sambal Ikan Roa,

olahan berbahan dasar ikan roa ini mulai banyak diminati oleh konsumen dan

menjadi peluang usaha baru bagi industri Sri Rejeki Palu, hal inilah yang

mendasari pemilik industri Sri Rejeki Palu untuk melakukan pengembangan

usaha.

9
Berdasarkan hal tersebut, maka kami tertarik melakukan

wawancara tentang strategi pengolahan usaha sambal ikan roa agar dapat

memberikan gambaran kepada Industri Sri Rejeki Palu mengenai faktor-

faktor internal dan eksternal yang dihadapi dalam mengembangkan usaha

tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah yang

dapat ditarik adalah bagaimana strategi pengolahan usaha Sambal Ikan Roa

pada Industri Sri Rejeki Palu Kelurahan Lolu Selatan Kecamatan Palu Timur

Kabupaten Kota Palu.

1.3 Tujuan Praktikum

Berdasarkan masalah yang dapat dirumuskan, praktikum ini

bertujuan untuk mengetahui strategi pengolahan usaha Sambal Ikan Roa pada

Industri Sri Rejeki Palu Kelurahan Lolu Selatan Kecamatan Palu Timur

Kabupaten Kota Palu.

10
1.4 Manfaat Praktikum

Praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak diantaranya :

1. Bagi kalangan akademis, praktikum ini diharapkan dapat memberi

informasi serta dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk praktikum

selanjutnya.

2. Bagi peneliti, praktikum ini diharapkan dapat menjadikan sebagai

tambahan pengalaman dan pengetahuan.

3. Bagi industri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi dalam menentukan langkah-langkah yang tepat dalam keputusan

strategi pengolahan usaha Sambal Ikan Roa.

11
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu

Haryanto, M, dkk (2017) meneliti tentung Strategi Pengembangan

sali Sambal Ikan Roa Pada Industri "Citarasaku Keluralian Tinggede

Kecanution) Marawola Kabupaten Sigi. Berdasarkan Hasil analinis dingan

menggunakam matriks SWOT IFE dan EFE bahwa posisi strategi industri

"Citarasaku berada pada kuadra I yaitu pada posisi strategi Kekuatan - Puluang

(S0), beberapa strategi pengembangan usaha sambal ikan roa yang tepat untuk

diaplikasikan padh industri "Citarasaku" yaitu (a) Memanfaatkan ketersediaan

bahan baku untuk meningkatkan produksi guna menangkap peluang

permintaan yang tinggi, (b)) Memanfaatkan kemasan produk yang menarik

serta harga produk yang terjangkau guna menangkap peluang melalui

perkembangan media promosi yang cepat, (c) Terus menjaga dan

meningkatkan kualitas produk guna menangkap adanyu peluang dari

pemerintah melalui bantuan-bantuan serta kegiatan-kegiatan yang diadakan

pemerintah seperti pameran.

Junianingsih, I (2014) meneliti tentang Strategi Pengembangan

Usaha pengolahan Tradisional Ikan tongkol Asap Di Desa Jangkar Kabupaten

Situbondo. Berdasarkan hasil analisis menggunakan SWOT mendapatkan 4

strategi pengembangan yangmenjadi prioritasutama karena memiliki peranan

yang penting, yaitu: 1) Ikan tongkol asap sebagaiexotic. indigenous

foodmemerlukan peranan dan dukungan dari Pemerintah Daerah serta Dinas

12
setempat untuk serta permodalan penyediaan sarana dan untuk pengembangan

usaha. prasarana pendukung 2) Pengembangan pengolahan tradisional yang

secara turun-temurundilakukan dapat menjadi kearifan lokal yang menawarkan

produk wisata edukasi bagi pengunjungyang datang ke daerah Situbondo. 3)

Peningkatan dan perbaikan kualitas pengolahan tradisionalikan tongkol asap

akan menciptakan produk yang dapat bersaing dengan hasil olahan lainnya.

pengolahan perlu dijaga dan dilestarikan. 4)Kearifan lokal

Latiro, L K, dkk (2019) meneliti tentang Strategi Pengembangan

Usaha Olahan Ikan Cakalang Asap (Studi Kasus Cv. Ome Trd Coy Di Pps

Kendari Kelurahan Puday Kecamatan Abeli Kota Kendari). Berdasarkan hasil

analisis SWOT diketahui bahwa strategi pengembangan usaha yang dijalankan

oleh CV. OME TRD COY agar dapat mengembangkan ikan cakalang asap

adalah menjaga konsistensi kualitas produk yang tidak menggunakan bahan

pengawet.

Strategi pengembangan produk bukan hanya pada penitipan

diswalayan. meningkatkan promosi produk ikan cakalang asap agar mampu

menjangkau pasar lebih luas, menjaga hubungan yang baik dengan berbagai

restoran Jepang, meningkatkan kerja sama dengan penyedia bahan baku,

meningkatkan strategi bersaing dengan pengembangan variasi jenis ikan asap

kemasan dan ukuran produk ikan cakalang asap yang diproduksi,

13
mengembangkan strategi pengolahan ikan asap untuk mencipatkan variasi, dan

mengembangkan desain produk agar sesuai dengan kecenderungan pasar.

Berdasarkan hasil analisis yang diketahui, perusahaan CV. OME TRD COY

layak untuk terus dikembangkan agar produksi olahan ikan cakalang asap

semakin meningkat dan menembus pasar internasional yang lebih luas.

Alfarisi, M N, dkk (2018) meneliti tentang Strategi Pengembangan

Produk Olahan Ikan Lele (Clarias Sp)(Suatu Kasus Di Ukm Mae Shetie Dan

Ukm Abon Ikan Lele Kota Cilegon). Berdasarkan hasil analisis menggunakan

SWOT mengetahui gambaran karakteristik UKM Mae Shetie dan Abon Ik an

Lele, menganalisis fak tor internal dan ek sternal yang dihadapi dalam

pengembangan produk lele di UKM Mae Shetie dan Abon Ik an Lele,

merumusk an strategi pengembangan alternatif produk olahan ikan lele di

UKM Mae Shetic dan Abon Ikan Lele dan merekomendasikan prioritas

strategis strategi pengembangan produk alternatif yang dapat diterapkan pada

usaha olahan ikan hiu UKM Mae Shetie dan Abon Ikan Lele.

2.2 Konsep Atau Aspek Bisnis

Jika dilihat pengertian usaha ada berbagai aspek baik itu dari segi

mata pelajaran fisika yang berarti usaha adalah besaran skalar, hasil kali gaya

dengan  perpindahan benda. Namun, dari segi pengetahuan fisika itu sendiri

berarti ada usaha akan menghasilkan suatu gaya dengan perpindahan benda. Begitupun

dengan  pegertian menurut pemahaman kita sendiri yang disni berarti usaha itu

14
akan menghasilkan suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai positif. Usaha

dalam berbisnis itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan yang

tentunya akan memperoleh hasil baik itu keuntungan ataupu target yang sudah kita

tentukan dalam usaha kita bahkan hasil dan target itu tidak dapat kita

perkirakan. Ada yang mendapatkan keuntungan, kerugian dari usaha tersebut ataupun

tidak ada keuntungan tapi kerugian tersebut dapat diselesaikan dengan usaha

yang lebih kita  perbaiki untuk mengurangi setiap kesalahan yang telah kita

buat dalam suatu usaha.

15
III METODE PRAKTIKUM KULIAH LAPANG

3.1 Tempat Dan Waktu Praktikum

Praktikum ini telah dilaksanakan di Industri Sri Rejeki Palu

Kelurahan Lolu Selatan Kecamatan Palu Timur Kabupaten Kota Palu, Lokasi

Praktikum dipilih secara sengaja (Purpossive), dengan pertimbangan bahwa

industri Sri Rejeki Palu adalah salah satu industri yang sudah cukup lama

dijalankan dan memiliki nilai yang cukup tinggi terhadap produk yang

dihasilkan berupa Sambal ikan roa. Praktikum ini telah dilaksanakan pada Hari

Selasa Tanggal 14 Desember 2021.

3.2 Penentuan Responden

Penentuan responden dalam praktikum ini dilakukan secara

sengaja (purposive). Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 1 orang

yang merupakan pemilik olahan Industri Sri Rejeki Palu itu sendiri. Dengan

pertimbangan bahwa responden sangat berkompeten untuk memberikan

informasi sehubungan dengan kegiatan praktikum.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam praktikum ini yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara

langsung kepada responden dengan mengguanakan daftar pertanyaan

16
(Quisioner), data sekunder diperoleh dari berbagai literature maupun instansi-

instansi terkait yang berhubungan dengan praktikum ini.

3.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

SWOT. Data dan informasi akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor internal dan eksternal organisasi. Disamping itu, analisis

kuantitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan makro dan mikro yang

diperlukan dalam penentuan posisi bertahan yang terbaik bagi organisasi untuk

merumuskan strategi jangka panjang. Langkah-langkah dalam analisis data

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis situasi usaha secara internal dan

eksternal dengan mengilustrasikan bagaimana peluang dan ancaman yang

merupakan faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh usaha dapat

dipertemukan dengan kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor-

faktor internal usaha. Sehingga dapat diketahui posisi usaha saat ini.

2. Menentukan strategi bagi industry dalam melakukan pengembangan usaha.

Penilaian internal dilakukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki oleh organisasi. Langkah yang ringkas dalam

melakukan penelitian internal organisasi adalah dengan menggunakan

matriks IFE (Internal Factors Evaluation), Kemudian penelitian eksternal

organisasi dengan menggunakan matriks EFE (External Factors Evaluation).

17
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Wilayah Pratikum

Letak, Luas dan Batas Wilayah Kecamatan Palu Timur tepat berada di tengah

kota Palu, terletak pada posisi antara 0°44’50” dan 0°49’50” Lintang Selatan serta

119°50’00” dan 119°56’10” Bujur Timur. Wilayah Kecamatan Palu Timur

sebagian besar diapit oleh batas darat antara dua kecamatan, separuh dibatasi oleh

satu kecamatan yang dipisahkan oleh Sungai Palu, dan sisanya berbatasan

langsung dengan Teluk Palu. Secara administrasi Kecamatan Palu Timur dibagi

menjadi 5 kelurahan dengan luas daratan keseluruhan adalah 601 hektar. Luas

daratan Kecamatan Palu Timur hanya 601 hektar terdiri dari 5 kelurahan yang

memanjang dari utara ke selatan dengan luas masing-masing kelurahan yaitu

Besusu Barat 133 hektar, Besusu Tengah 105 hektar, Besusu Timur 71 hektar,

Lolu Utara 140 hektar, dan Lolu Selatan 152 hektar.

4.2 Aspek Alasan Pemilihan Bisnis Pengolahan Hasil Perikanan

4.3 Aspek Organisasi Dan Sumber Daya Manusia Yang Digunakan

4.4 Aspek Produksi Dan Teknologi Pengolahan Hasil

4.5 Aspek Pemasaran

4.6 Aspek Kelayakan Finansial/Usaha Dan Dampak Lingkungan

18
V PENUTUP

5.1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh

kesimpulan bahwa Rata-rata penerimaan yang di peroleh petani responden

dalam usahatani padi sawah di Desa Pulu Kecamatan Dolo Selatan

Kabupaten Sigi untuk satu kali musim tanam adalah sebesara

Rp.13.336.000,00/0.75 ha atau Rp. 4.445.333,00/ha dengan rata-rata

pendapatan yang diperoleh Rp. 11.420.000,00 /0,75 ha. Sehingga dapat

disimpulkan usahatani padi sawah di Desa Pulu tidak layak untuk

diusahakan.

5.2 Saran

Dalam upaya meningkatkan produksi padi sawah yang lebih

intensif, hendaknya didasarkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Petani diharapkan lebih meningkatkan dan mengoptimalkan factor produksi

seperti luas lahan dan benih, sehingga dapat meningkatkan produksi

usahatani padi sawah

2. Dukungan dari pemerintah berupa modal dan penyediaan sarana produksi

untuk meningkatkan produksi sahataninya masih sangat dibutuhkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

20

Anda mungkin juga menyukai