Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Divestasi.

Istilah divestasi berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu divestment.

Pengertian divestasi ditemukan dalam Pasal 1 Angka 13 Peraturan Pemerintah

Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Investasi Pemerintah dan Pasal 1 Angka 1

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PM.05/2008 Tentang Persyaratan dan

Tata Cara Divestasi terhadap Investasi Pemerintah. Divestasi adalah: “Penjualan

surat berharga dan/atau kepemilikan pemerintah baik sebagian atau keseluruhan

kepada pihak lain.”Namun, dalam istilah lain. Para ahli yang menggunakan istilah

Indonesianisasi. Indonesianisasi adalah tidak saja hanya berarti untuk

mendapatkan keuntungan, tetapi lebih penting lagi adalah pengalihan kontrol

terhadap jalannya perusahaan.

Dalam definisi ini, divestasi dikonstruksikan sebagai jual-beli. Subjeknya

adalah pemerintah dengan pihak lainnya. Pihak lainnya berupa orang atau badan

hukum. Hal yang menjadi objek jual-belinya, yaitu surat berharga dan aset

pemerintah.

Definisi lain tentang divestasi dikemukakan oleh Sally Wehmeir, yaitu:

“The act ot selling the shares you have bought in company or taking money away

from where you have invested.”(Divestasi merupakan ketentuan yang mengatur

tentang penjualan saham yang dimiliki oleh perusahaan atau cara mendapatkan

uang dari investasi yang dimiliki oleh seseorang).

20

Universitas Sumatera Utara


Ada dua (2) hal yang terkandung pada defenisi di atas, yaitu sebagai

berikut :

1. Sebuah teori adalah seperangkat proposisi (pernyataan) yang terdiri atas

konstruk-konstruk yang teridentifikasi dan saling berhubungan.

2. Teori menyusun antarhubungan seperangkat variable (konstruk) yang

menyajikan suatu pandangan sistematis mengenai fenomena-fenomena

yang dideskripsikan oleh variabel-variabel itu.

Dari kedua hal tersebut, Kerlinger menyimpulkan bahwa pada hakikatnya

teori itu menjelaskan suatu fenomena. Penjelasan itu dilakukan dengan cara

menunjuk secara rinci variabel-variabel tertentu yang terkait dengan variabel

tertentu lainnya. Variabel adalah simbol /lambang yang padanya dilekatkan

bilangan atau nilai, seperti kelas sosial, jenis kelamin, aspirasi, dan lainnya.

Secara etimologi divestasi merupakan terminologi ekonomi sebagai lawan

kata dari investasi. Hal itu berarti divestasi hanya ada/terjadi jika telah ada

investasi. Menurut Black Law Dictionary, investment adalah:

“An expenditure to acquire property or other asset in order to produce revenue,

the asset so acquired. The placing of capital or laying out of money in a way to

secure income or profit from its employment. To purchase securites of a more or

less permanent nature or to place money or property in business venture or real

estatem, or otherwise let it out, so it may produce revenue or gain, or both in the

future.”

21

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya, menurut Achmad Antoni K. Muda dalam Kamus Lengkap

Ekonomi menyatakan divestasi adalah: “penyertaan/pelepasan sebuah investasi,

seperti pelepasan saham oleh pemilik saham lama, tindakan penarikan kembali

penyertaan modal perusahaan ventura dari perusahaan pasangan usahanya.

Divestasi model ventura dapat dilaksanakan dengan beberapa cara.”

Sementara itu menurut John Clark dalam Dictionary of Insurance and

Finance, Divestment adalah : “sale or liquidation of parts of company, generally

in an attempt to improve efficiency, by cutting-loss making business and/or

concentrating one or more product or industry. Divestment is therefore the

opposite process to merger. Definisi di atas sejalan dengan pengertian Haro

Johansenn dan G. Terry Page dalam International Dictionary of Management,

yakni Divestasi adalah : Establishing and eliminating of unprofitable activities of

business.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, jelas bahwa pertimbangan

divestasi dilihat dari pertimbangan bisnis semata untuk mempertahankan

profitabilitas perusahaan. Namun dalam konteks penulisan ini, Divestasi adalah

divestasi wajib yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian konsekwensi ekonomis dari

kewajiban hukum yang demikian sudah diperhitungkan sebelumnya dalam

koridor faktor-faktor dan variabel teknis dan ekonomis. Dengan demikian

logikanya kegagalan melaksanakan divestasi akan berpotensi merugikan

pemerintah dan kepentingan Negara secara nasional sedang kontraktor sebaliknya

berpotensi memperoleh keuntungan ekstra. Sehingga patut dan wajar kiranya

22

Universitas Sumatera Utara


diatur ketentuan penalti (liquidated damages). Bagi pihak yang terlambat atau

gagal melaksanakan divestasi. Belum diaturnya ketentuan liquidated damages

tersebut mungkin karena adanya itikad baik, tetapi juga mungkin dikarenakan

keterbatasan modal pengusaha nasional.

2.1.2. Teori-teori yang Menganalisis tentang Divestasi.

2.1.2.1. Teori Utilitas

Teori utilitas digunakan untuk menganalisa manfaat divestasi, baik yang

diakukan pemerintah Indonesia kepada pihak lainnya maupun yang dilakukan

oleh badan hukum asing yang bergerak dalam bidang pertambangan kepada

pemerintah Indonesia, pemerintah daerah, warga Negara Indonesia ataupun badan

hukum yang dikendalikan untuk menganalisis manfaat divestasi, yaitu Utilitas dan

Cita Hukum.

Konsep Negara kesejahteraan juga dikembangkan oleh Sir William

Beveridge (1942) di Inggris. Di dalam laporannya (report), ia mengemukakan

tentang program sosial dengan perincian antara lain, tentang :

a. Meratakan pendapatan masyarakat.

b. Usaha kesejahteraan sosial sejak manusia lahir sampai meninggal.

c. Mengusahakan lapangan kerja seluas-uasnya.

d. Pengawasan atas upah oleh pemerintah.

e. Usaha dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, pendidikan

lanjutan /latihan kerja, dan sebagainya.

23

Universitas Sumatera Utara


Konsep tentang Negara kesejahteraan dijumpai dalam pembukuan UUD

1945 dan pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Dalam pembukuan UUD 1945 ditegaskan

tujuan Negara Republik Indonesia, yaitu :

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia.

b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Sementara itu, dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 ditegaskan bahwa

“bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

2.1.2.2. Teori Kewenangan.

Teori kewenangan digunakan untuk menganalisis kewenangan dari Badan

Investasi Pemerintah dalam mengadakan transaksi dengan pihak lainnya dan

pemerintah daerah dalam mengadakan transaksi divestasi saham dengan badan

hukum asing yang bergerak di bidang pertambangan, baik kewenangan yang ada

pada Badan Investasi Pemerintah maupun Pemerintah Daerah itu karena atribusi,

delegasi atau mandate.

2.1.2.3. Teori Momentum Terjadinya Divestasi.

Di dalam hukum positif Belanda, juga di ikuti yurisprudensi, ataupun

doktrin, teori yang dianut adalah teori pengetahuan (vernemingstheorie) dengan

sedikit koreksi dari ontvangstheorie (teori penerimaan). Maksudnya adalah

penerapan teori pengetahuan tidak dilakukan secara mutlak sebab lalu lintas

24

Universitas Sumatera Utara


hukum menghendaki gerak cepat dan tidak menghendaki formalitas yang kaku

sehingga vernemingstheorie yang dianut karena jika harus menuggu sampai

mengetahui secara langsung adanya jawaban dari pihak lawan (ontvangstheorie).

Jadi dapat disimpulkan bahwa teori momentum terjadinya kontrak

digunakan untuk menganalisis tentang saat terjadinya kontrak antara penjual

saham dengan pembeli saham yang di divestasikan. Momentumnya terjadinya

kontrak, tidak cukup dengan adanya kesepatakan para pihak, tetapi harus

dituangkan dalam sebuah kontrak jual beli saham yang ditandatangani oleh para

pihak.

2.1.2.4. Teori Ketidaksesuaian antara Kehendak dan Pernyataan.

Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, PT Newmont Nusa

Tenggara telah melakukan proses penawaran saham kepada pemerintah Indonesia.

Dari proses penawaran tersebut tidak dicapai kesepakatan tentang harga saham

yang di tawarkan oleh PT Newmont Nusa Tenggara. PT Newmont Nusa Tenggara

menyetujui untuk menjual sahamnya kepada pemerintah Indonesia dengan syarat

bahwa uang yang digunakan untuk membeli saham itu berasal dari dana

pemegang saham asing PT Newmont Nusa Tenggara yang di bayarkan dalam

bentuk dividen.

2.1.2.5. Teori Konflik

Teori yang digunakan untuk menganalisis sengketa divestasi saham antara

PT Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia . teori konflik

merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang konflik atau

pertentangan yang timbul dalam masyarakat.

25

Universitas Sumatera Utara


2.1.3. Metode Divestasi (Divestitur).

2.1.3.1. Likuidasi.

Asset perusahaan mungkin memiliki nilai yang lebih tinggi jika dilakukan

likuidasi (liquidation) dari pada nilai sekarang dari aliran arus kas yang

diharapkan, yang berasal dari asset tersebut. melalui likuidasi, penjual dapat

menjual asset kebanyak pihak, yang dapat menghasilkan nilai yang lebih tinggi

untuk direalisasi dari pada jika harus dijual secara satu kesatuan.

2.1.3.2. Pelepasan sebagian.

Dalam hal pelepasan (self-off) sebagian, hanya sebagian dari perusahaan

yang dijual. Ketika sebuah unit bisnis dijual, pembayaran biasanya diberikan

dalam bentuk tunai atau sekuritas.

2.1.3.3. Pemisahan Perusahaan.

Serupa dengan pelepasan, pemisahan (spin-off) melibatkan keputusan

divestasi atas sebuah unit bisnis, seperti anak perusahaan yang berdiri sendiri atau

sebuah divisi. Dalam pemisahan, unit bisnis tersebut tidak dijual secara tunai atau

melalui sekuritas. Akan tetapi, saham biasa dalam unit tersebut didistribusikan

kepada pemegang saham perusahaan secara prorata.

2.1.3.4. Equity Carve-Out

Equity Care-Out hampir sama dalam beberapa hal dengan kedua bentuk

divestasi yang telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, saham biasa di unit

bisnis terkait di jual ke public. IPO biasanya hanya melibatkan beberapa bagian

saham anak perusahaan tersebut. biasanya, induk perusahaan tetap memiliki

ekuitas di anak perusahaan tersebut dan tidak menyerahkan kendali.

26

Universitas Sumatera Utara


2.1.4. Cara Melakukan Penawaran Dalam Proses Divestasi Saham

ada dua (2) cara penawaran dalam proses divestasi saham, yaitu secara :

2.1.4.1. Secara Langsung.

Penawaran secara langsung merupakan penawaran dimana penanam

modal asing secara langsung menawarkan saham yang didivestasi kepada pihak

lainnya. Berdasarkan penawaran itu, calon pembeli dapat menyetujui atau

menolak tawaran yang dilakukan oleh penanam modal asing. Penawaran secara

langsung dilakukan kepada :

a. Pemerintah

b. Pemerintah Daerah

c. Bada Usaha Milik Negara (BUMN)

d. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

e. Badan Usaha Swasta Nasional.

2.1.4.2 Secara Lelang.

Penawaran secara lelang merupakan penawaran yang dilakukan oleh

penanam modal asing kepada pihak lainnya untuk memperoleh harga tertinggi.

Penawaran secara lelang dilakukan terhadap :

a. Badan Usaha Swasta Nasional.

b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD

c. Bada Usaha Milik Negara (BUMN)

27

Universitas Sumatera Utara


2.1.5. Syarat Melakukan Divestasi.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282);

sebagimana telah diubah dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 tentang Tata Cara dan

Penetapan Harga Divestasi Saham, serta Perubahan Penanaman Modal di Bidang

Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Yang menentukan bahwa Pemegang

IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dalam rangka penanaman

Modal Asing, setelah 5 (lima) tahun sejak berproduksi wajib melakukan Divestasi

Saham secara bertahap, sehingga pada tahun kesepuluh sahamnya paling sedikit

51 % (lima puluh satu persen) dimiliki oleh Peserta Indonesia.

Tujuan peraturan pemerintah diartikan sebagai kebangkitan industri

pertambangan nasional. Penanaman modal asing memberikan investasi besar dan

divestasi diberlakukan secara bertahap, karena selama ini perusahaan tambang

nasional tidak pernah mendapat kesempatan investasi di pertambangan besar.

Dengan demikian perusahaan modal asing wajib mendivestasi sahamnya kepada

Peserta Indonesia paling sedikit 51% (lima puluh satu persen).

28

Universitas Sumatera Utara


2.1.6. Strategi Divestasi.

Menjual sebuah divisi usaha atau bagian dari organisasi perusahaan

disebut sebagai strategi divestasi. Seringkali strategi divestasi dilakukan dalam

rangka memperoleh dana segar bagi kepentingan investasi atau akuisisi strategik

lebih lanjut atau di bidang lain yang lebih prospektif. Divestasi bisa pula

merupakan bagian dari keseluruhan strategi penciutan untukmembersihkan atau

menyingkirkan berbagai bisnis yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan

terlalu banyak modal, atau bagian yang tidak sepenuhnya sesuai dengan aktivitas

perusahaan.Strategi divestasi menjadi populer ketika perusahaan berupaya untuk

kembali dalam core competence-nya serta mengurangi komleksitas

diversifikasinya agar lebih terkelola dengan baik.

2.1.7. Perusahaan Memiliki Motif untuk Divestasi.

Dalam finansial dan ekonomi, divestasi adalah pengurangan beberapa

jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan

dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada

aset yang baru. Jadi perusahaan mempunyai beberapa motif untuk melakukan

divestasi sebagai berikut :

2.1.7.1. Sebuah perusahaan akan melakukan divestasi ( menjual ) bisnis

yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya

sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis

terbaik yang dapat diilakukannya.

29

Universitas Sumatera Utara


2.1.7.2. Untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan

keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi

merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh

uang.

2.1.7.3. Bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai

perusahaan yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis

mereka) lebih tinggi dari pada nilai perusahaan sebelum

melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai asset

likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila

dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan

divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaaan untuk

menjual apa yang seharusnya bernilai berharga dari pada

terlikuidasi pada saat sebelum dilikuidasi.

2.1.7.4. Untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan

lagi, semakin jauhnya unit bisnis yang di jalankan dari core

competen perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam

operasionalnya semakin besar.

2.1.8. Penawaran Umum (IPO)

Dalam pasar finansial, initial public offering ( IPO ) bahasa Indonesia:

penawaran umum perdana adalah penjualan pertama saham umum sebuah

perusahaan kepada investor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran

umum ( emisi / go public / initial public offering ) adalah kegiatan penawaran efek

30

Universitas Sumatera Utara


yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan

tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan

pelaksanaannya.

2.1.9. Manfaat Penawaran Umum.

Dengan menjadi perusahaan publik, banyak sekali manfaat yang dapat

diperoleh perusahaan, diantaranya :

a. Memperoleh Sumber Pendanaan Baru

Dana untuk pengembangan, baik untuk penarnbahan modal kerja rnaupun

untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak

perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik kendala pendanaan tersebut akan

lebih mudah diselesaikan, yaitu: Perolehan dana melalui hasil penjualan saham

kepada publik. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh dana dalam jumlah

yang besar dan diterima sekaligus dengan costoffund yang relatif lebih kecil

dibandingkan perolehan dana melalui perbankan. Selain itu di masa mendatang,

dengan telah menjadi perusahaan publik, perusahaan juga dapat melakukan

secondary offering tanpa batas.

b. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan Usaha.

Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak

competitive advantages untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang,

yaitu antara lain: Melalui penjualan saham kepada publik perusahaan

berkesempatan untuk mengajak para partner kerjanya seperti pemasok (supplier)

31

Universitas Sumatera Utara


dan pernbeli (buyer) untuk turut rnenjadi pemegang saham perusahaan. Dengan

demikian, hubungan yang akan terjadi tidak hanya sebatas hubungan bisnis tetapi

berkembang menjadi hubungan yang lebih tinggi tingkat kualitas dan loyalitasnya.

Hal tersebut disebabkan karena mereka sebagai salah satu pemegang saham akan

memberikan komitmen yang lebih tinggi untuk turut serta membantu

pengembangan perusahaan di masa depan.

c. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.

Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu

cara yang cukup banyak diminati untuk mempercepat pengernbangan skala usaha

perusahaan. Saham perusahaan publik yang diperdagangkan di bursa rnemiliki

nilai pasar tertentu. Dengan demikian, bagi perusahaan publik yang saharnnya

diperdagangkan di bursa, pembiayaan untuk merger atau akuisisi dapat lebih

rnudah dilakukan yaitu melalui penerbitan saham baru sebagai alat pembiayaan

merger atau akuisisi tersbut.

d. Peningkatan Kemarnpuan Going Concern

Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kernampuan untuk

tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun terrnasuk dalam kondisi yang dapat

mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran

hutang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara para pernegang saham pendiri,

atau bahkan karena adanya perubahan dinamika pasar yang dapat rnempengaruhi

kemampwn perusahaan untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya. Dengan

32

Universitas Sumatera Utara


menjadi perusahaan publik, kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan

tertutup.

e. Meningkatkan Citra Perusahaan

Dengan gopublicsuatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media

dan komunitas keuangan. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut mendapat

publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya. Peningkatan

citra tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bagi pengembangan

usaha di masa depan. Hal ini sangat dirasakan oleh banyak perusahaan yang

berskala kecil menengah karena dengan menjadi perusahaan publik yang

sahamnya diperdagangkan di Bursa, citra mereka menjadi setara dengan banyak

perusahaan besar yang telah memiliki skala bisnis yang besar dan pengalaman

historis yang lama.

f. Meningkatkan Nilai Perusahaan

Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di

Bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap

peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai

dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan

nilai perusahaan secara keseluruhan.

33

Universitas Sumatera Utara


2.1.10. Tujuan Penawaran Umum

Tujuan dari Penawaran Umum yang dilakukan oleh perusahaan adalah:

a. Perluasan usaha

b. Memperbaiki atau mengoptimalkan struktur keuangan dan

permodalan.

c. Menimbulkan rasa kepemilikan (sense of belonging) dari stake holder

d. Menjaga kelangsungan usaha dari kemungkinan perpecahan antar

founders.

e. Meningkatkan produktifitas karyawan.

f. Meningkatkan profesionalisme manajemen.

g. Meningkatkan company image dan company value.

2.1.11. Konsekuensi Penawaran Umum

a. Berbagi Kepemilikan

Hal ini dapat diartikan bahwa prosentase kepemilikan akan berkurang.

Banyak perusahaan yang hendak gopub/icmerasa enggan karena khawatir akan

kehilangan kontrol/kendali perusahaan. Sebenarnya ha1 ini tidak perlu

dikhawatirkan karena jumlah minimum saham yang dipersyaratkan untuk dijual

kepada publik rnelalui proses Penawaran Umum (Initia/ PPUbc Offering/IPO)

tidak akan mengurangi kemampuan pemegang saham pendiri untuk tetap dapat

mempertahankan kendali perusahaan.

34

Universitas Sumatera Utara


b. Mematuhi Peraturan Pasar Modal yang Berlaku

Pasar modal memang menerbitkan berbagai peraturan. Namun semua

ketentuan tersebut pada dasarnya justru akan mernbantu perusahaan untuk dapat

berkembang dengan cara yang baik di masa mendatang. Para pemegang saham,

pendiri dan manajemen perusahaan tidak perlu khawatir dengan berbagai

pemenuhan peraturan tersebut karena cukup banyak pihak profesional yang dapat

dimanfaatkan jasanya untuk membantu.

2.1.12.Penetepan Divestasi Saham Pertambangan.

Ada satu peraturan penting yang diperkirakan akan membuat penerimaan

Negara sektor pertambangan akan meningkat tajam yaitu Peraturan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral RI nomor 27 tahun 2013 tentang tata cara dan

penetapan harga divestasi saham serta perubahan penanaman modal di bidang

usaha pertambangan mineral dan batubara.

Poin pentingnya adalah pada pasal 2 ayat (3) yang mengatur tentang

divestasi saham secara bertahap kepada peserta Indonesia sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tidak boleh kurang dari persentase sebagai berikut :

a. Tahun keenam 20% (dua puluh persen).

b. Tahun ketujuh 30% (tiga puluh persen).

c. Tahun kedelapan 37% (tiga puluh tujuh persen).

d. Tahun kesembilan 44% (empat puluh empat persen).

e. Tahun kesepuluh 51% (lima puluh satu persen), dari jumlah

seluruh saham.

35

Universitas Sumatera Utara


Harga Divestasi Saham dari pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan)

Operasi Produksi atau IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) Operasi Produksi

yang ditawarkan kepada Peserta Indonesia ditetapkan berdasarkan biaya

penggantian (replacement cost) atas investasi pemegang IUP Operasi Produksi

atau IUPK Operasi Produksi. Biaya penggantian (replacement cost) atas

investasipemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK OperasiProduksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupabiaya penggantian (replacement cost)

atas jumlahkumulatif biaya investasi yang dikeluarkan sejak tahapeksplorasi

sampai dengan tahun kewajiban DivestasiSaham dikurangi:

a. Akumulasi penyusutan dan amortisasi yangdidasarkan atas umur

ekonomis atau manfaat darigolongan harta yang berbeda-beda yang

disesuaikandengan pengaruh inflasi; dan

b. Kewajiban keuangan hingga akhir tahun saatkewajiban Divestasi Saham

jatuh tempo.

2.1.13. Maksud, Tujuan, dan Alasan Divestasi Pemerintah.

Dalam pengelolaan Investasi Pemerintah, Pusat Investasi Pemerintah

sebagai pelaku investasi mempunyai peran untuk memfasilitasi terciptanya

pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional. Pada prinsipnya,

investasi yang telah dilaksanakan secara baik akan berakhir melalui divestasi yang

juga baik. Proses divestasi yang dilakukan atas investasi surat berharga dapat

memperoleh manfaat ekonomi, sedangkan divestasi atas investasi langsung

dimaksudkan dapat diinvestasikan kembali dalam rangka meningkatkan fasilitas

36

Universitas Sumatera Utara


infrastruktur dan bidang lainnya guna memacu roda perekonomian masyarakat.

Hal ini telah diatur secara tegas dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

183/PMK.05/2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Divestasi terhadap Investasi

Pemerintah.

2.1.14. Perjanjian Kontrak Karya (KK).

Perjanjian Kontrak Karya adalah perjanjian penrusahaan pertambangan

antara Pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan swasta asing, patungan

perusahaan asing dengan Indonesia dan perusahaan swasta nasional untuk

melaksanakan usaha pertambangan di luar minyak gas dan bumi. Di dalam

perjanjian kontrak karya tersebut terdapat klausul mengenai divestasi. Pengertian

divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau

barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.

2.1.15. Kontrak Karya Sebagai Bagian Kerjasama Pertambangan

Kontrak karya adalah salah satu dari jenis-jenis kerjasama dalam usaha

pertambangan selain kontrak karya ada juga Kuasa Pertambangan (KP) dan

Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Objek dari

kontrak karya adalah perjanjian-perjanjian pertambangan di luar minyak bumi dan

gas bumi seperti emas, tembaga, dan batu bara.

37

Universitas Sumatera Utara


2.1.16. Sifat Perjanjian Kontrak Karya

Kontrak karya merupakan perjanjian innomirat yaitu perjanjian yang

pengaturannya tidak diatur dalam KUHPeR. Karena kontrak karya adalah

perjanjian khusus yang ketentuanya merujuk pada pasal 1338 KUHPeR, yang

terkenal dengan asas kebebasan berkontrak. Dimana dalam pasal 1338 para pihak

yang sepakat untuk mengikatkan dirinya dalam perjanjian, maka perjanjian

tersebut menjadi hukum dan mengikat bagi para pihak yang menandatanganiny,

Tetapi dibatasi oleh pasal 1320 KUHPeR. Kontrak karya adalah perjanjian yang

bersifat dinamis dimana terdapat butir-butir yang dapat direnegosiasi antara lain:

luas wilayah, tenaga kerja, royalti, masa kontrak, pajak, pengembangan wilayah

usaha setempat, domestic market obligation, dan kepemilikan saham.

2.1.17. Arbitrase.

Arbitrase merupakan istilah yang dipakai untuk menjabarkan suatu bentuk

tata cara damai yang sesuai atau sebagai penyediaan dengan cara bagaimana

menyelesaikan sengketa yang timbul sehingga mencapai suatu hasil tertentu yang

secara hukum final dan mengikat. Secara harfiah, arbitrase berasal dari kata

arbitrare (Latin) yang berarti kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut

kebijaksanaan. Menurut Subekti Arbitrase adalah penyelesaian atau pemutusan

sengketa oleh seorang hakim atau para hakim berdasarkan persetujuan bahwa para

pihak akan tunduk pada atau menaati keputusan yang diberikan oleh hakim yang

mereka pilih.

38

Universitas Sumatera Utara


Di Indonesia minat untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase mulai

meningkat sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Umum (UU

Arbitrase). Perkembangan ini sejalan dengan arah globalisasi, dimana

penyelesaian sengketa diluar pengadilan telah menjadi pilihan pelaku bisnis untuk

menyelesaikan sengketa bisnis mereka. Selain karakteristik cepat, efisien dan

tuntas, arbitrase menganut prinsip win-win solution, dan tidak bertele-tele karena

tidak ada lembaga banding dan kasasi. Biaya arbitrase juga lebih terukur, karena

prosesnya lebih cepat. Keunggulan lain arbitrase adalah putusannya yang serta

merta (final) dan mengikat (binding), selain sifatnya yang rahasia (confidential)

dimana proses persidangan dan putusan arbitrase tidak dipublikasikan.

Berdasarkan asas timbal balik putusan-putusan arbitrase asing yang melibatkan

perusahaan asing dapat dilaksanakan di Indonesia, demikian pula putusan

arbitrase Indonesia yang melibatkan perusahaan asing akan dapat dilaksanakan di

luar negeri.

2.1.18. Keuntungan Arbitrase.

Penyelesaian sengketa melalui arbitrase dinilai menguntungkan karena

beberapa alasan sebagai berikut:

2.1.18.1 Kecepatan dalam proses

Suatu persetujuan arbitrase harus menetapkan jangka waktu, yaitu berapa

lama perselisihan atau sengketa yang diajukan kepada arbitrase harus diputuskan.

Apabila para pihak tidak menentukan jangka waktu tertentu, lamanya waktu

39

Universitas Sumatera Utara


penyelesaian akan ditentukan oleh majelis arbitrase berdasarkan aturan-aturan

arbitrase yang dipilih. Pasal 31 ayat (3) menyebutkan: “Dalam hal para pihak

telah memilih acara arbitrase harus ada kesepakatan mengenai ketentuan jangka

waktu dan tempat diselenggarakan arbitrase dan apabila jangka waktu dan tempat

bitrase tidak ditentukan, arbiter atau majelis arbitrase yang akan menentukan.”

2.1.18.2. Pemeriksaan ahli di bidangnya

Untuk memeriksa dan memutus perkara melalui arbitrase, para pihak

diberi kesempatan untuk memilih ahli yang memiliki pengetahuan yang

mendalam dan sangat menguasai hal-hal yang disengketakan. Dengan demikian,

pertimbangan-pertimbangan yang diberikan dan putusan yang dijatuhkan dapat

dipertanggungjawabkan kualitasnya. Hal itu dimungkinkan karena selain ahli

hukum, di dalam badan arbitrase juga terdapat ahli-ahli lain dalam berbagai

bidang misalnya ahli perbankan, ahli leasing, ahli pemborongan, ahli

pengangkutan udara, laut, dan lain-lain.

2.1.18.3. Sifat konfidensialitas

Pemeriksaan sengketa oleh majelis arbitrase selalu dilakukan dalam

persidangan tertutup, dalam arti tidak terbuka untuk umum, dan putusan yang

dijatuhkan dalam sidang tertutup tersebut hampir tidak pernah dipublikasikan.

Dengan demikian, penyelesaian melalui arbitrase diharapkan dapat menjaga

kerahasiaan para pihak yang bersengketa. Dalam Pasal 27 UU No. 30/1999

disebutkan bahwa: “Semua pemeriksaan sengketa oleh arbiter atau majelis

arbitrase dilakukan secara tertutup.”

40

Universitas Sumatera Utara


Sebagai perbandingan dapat dilihat Penjelasan UU No. 30/1999, yang

menyebutkan bahwa pada umumnya lembaga arbitrase mempunyai kelebihan

dibandingkan lembaga peradilan. Kelebihan tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

a. kerahasiaan sengketa para pihak dijamin;

b. keterlambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif

dapat dihindari

c. para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya

mempunyai pengetahuan, pengalaman, serta latar belakang yang cukup

mengenai masalah yang disengketakan, jujur, dan adil;

d. para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk menyelesaikan

masalahnya serta proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase; dan

e. putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak dan

dengan melalui tata cara (prosedur) sederhana saja ataupun langsung

dapat dilaksanakan.

Berdasarkan penelitian penulis tentang keefektifan penggunaan arbitrase

dapat disimpulkan bahwa penyelesaian sengketa melalui arbitrase selalu

didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. lebih cepat, karena putusannya bersifat final dan mengikat, sehingga

menghemat waktu, biaya, dan tenaga;

b. dilakukan oleh ahli di bidangnya, karena arbitrase menyediakan para

pakar dalam bidang tertentu yang menguasai persoalan yang

41

Universitas Sumatera Utara


disengketakan, sehingga hasilnya (putusan arbitrase) dapat lebih

dipertanggungjawabkan; dan

c. kerahasiaan terjamin karena proses pemeriksaan dan putusannya tidak

terbuka untuk umum, sehingga kegiatan usaha tidak terpengaruh.

2.1.19. Kelemahan Arbitrase.

Beberapa faktor yang merupakan kelemahan arbitrase adalah sebagai

berikut:

a. Arbitrase hanya bermanfaat untuk para pihak yang bonafide (jujur).

Para pihak yang bonafid adalah mereka yang memiliki kredibilitas dan

integritas, artinya patuh terhadap kesepakatan, pihak yang dikalahkan harus secara

suka rela melaksanakan putusan arbitrase. Sebaliknya, jika ia selalu mencari-cari

peluang untuk menolak melaksanakan putusan arbitrase, perkara melalui arbitrase

justru akan memakan lebih banyak biaya, bahkan lebih lama daripada proses di

pengadilan. Misalnya, pengusaha yang dikalahkan tidak setuju dengan suatu

putusan arbitrase, maka ia dapat melakukan berbagai cara untuk mendapatkan

stay of execution (penundaan pelaksanaan putusan) dengan membawa perkaranya

ke pengadilan.

b. Ketergantungan mutlak pada arbiter

Putusan arbitrase selalu tergantung pada kemampuan teknis arbiter untuk

memberikan putusan yang tepat dan sesuai dengan rasa keadilan para pihak.

Meskipun arbiter memiliki keahlian teknis yang tinggi, bukanlah hal yang mudah

bagi majelis arbitrase untuk memuaskan dan memenuhi kehendak para pihak yang

42

Universitas Sumatera Utara


bersengketa. Pihak yang kalah akan mengatakan bahwa putusan arbitrase tidak

adil, demikian pula sebaliknya (pihak yang menang akan mengatakan putusan

tersebut adil). Ketergantungan secara mutlak terhadap para arbiter dapat

merupakan suatu kelemahan karena substansi perkara dalam arbitrase tidak dapat

diuji kembali (melalui proses banding).

c. Tidak ada preseden putusan terdahulu.

Putusan arbitrase dan seluruh pertimbangan di dalamnya bersifat rahasia

dan tidak dipublikasikan. Akibatnya, putusan tersebut bersifat mandiri dan

terpisah dengan lainnya, sehingga tidak ada legal precedence atau keterikatan

terhadap putusan-putusan arbitrase sebelumnya. Artinya, putusan-putusan

arbitrase atas suatu sengketa terbuang tanpa manfaat, meskipun di dalamnya

mengandung argumentasi-argumentasi berbobot dari para arbiter terkenal di

bidangnya.

d. Masalah putusan arbitrase asing.

Penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional memiliki hambatan

sehubungan dengan pengakuan dan pelaksanaan putusannya. Kesulitan itu

menjadi masalah yang sangat penting karena biasanya di negara pihak yang kalah

terdapat harta yang harus dieksekusi. Oleh karena itu, berhasil tidaknya

penyelesaian sengketa melalui arbitrase berkaitan erat dengan dapat tidaknya

putusan arbitrase tersebut dilaksanakan di negara dari pihak yang dikalahkan.

43

Universitas Sumatera Utara


2.2. Penelitian Terdahulu.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan divestasi di

Indonesia. Antara lain Tulus Cristian Simbolon (2013). yang menyimpulkan

bahwa setelah diverstasi dan spin off menunjukan tidak ada perbedaan yang

signifikan untuk rasio-rasio keuangan yang ada (NPM, ROA, DER, CR, dan EPS).

Penelitian Wahyu Septiningsih(2009) menyimpulkanmenunjukkan bahwa

informasi divestasi tidakmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap abnormal

return. Hal tersebutterjadi karena objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan

besar yang sudahterbiasa mengeluarkan pengumuman, dan kemungkinan ada

kebocoran informasisebelum periode pengamatan

44

Universitas Sumatera Utara


Berikut adalah tabel ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

divestasi.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti & Judul Teknik Hasil


Tahu Analisis
1. Tulus Analisis PairedSam menunjukan bahwa
Cristian Perbandingan ple T Test pengujian secara serentak
Simbolon Kinerja terhadap semua rasio
2013 Keuangan keuangan untuk 1 tahun
Perusahaan sebelum dengan 1 tahun
Sebelum dan setelah divestasi dan spin-off
Sesudah menunjukan tidak ada
Divestasi dan perbedaan yang signifikan
Spin-Off untuk rasio-rasio keuangan
(periode 2007- yang ada (NPM, ROA, DER,
2012) CR, dan EPS).
2 Wahyu Analisis uji t one menunjukkan bahwa
Septiningsih Pengaruh sample t informasi divestasi tidak
2009 Informasi test memberikan pengaruh yang
Divestasi signifikan terhadap abnormal
Terhadap return. Hal tersebut
Return Saham. terjadi karena objek
penelitian adalah
perusahaan-perusahaan besar
yang sudah
terbiasa mengeluarkan
pengumuman, dan
kemungkinan ada kebocoran
informasi
sebelum periode pengamatan
sehingga di sekitar tanggal
pengumuman atau pada
periode pengamatan pasar
sudah terbiasa dan tidak
bereaksi lagi terhadap
pengumuman tersebut. Pada
saat itulah pengumuman
divestasi sudah tidak
mengandung content lagi.

45

Universitas Sumatera Utara


2.3. Kerangka Pemikiran.

Divestasi merupakan penjualan saham perusahaan baik kepada pihak

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun kepada pihak swasta. Dari

penjualan tersebut perusahaan mempunyai alasan untuk melakukan divestasi.

Salah satunya adalah untuk memperoleh laba yang maksimal dan lebih fokus

dalam menjalankan perusahaan induk.

Keberhasilan perusahaan dalam melakukan divestasi dapat diukur dari

tingkat kinerja kuangan perusahaanya dengan melakukan perbandingan laporan

keuangan pada saat sebelum dan sesudah divestasi.

46

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai