Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGARUH BEBERAPA EKSTRAK TANAMAN SUMBER ZPT ALAMI


TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN KELOR

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Nadira Dwi Okviani 1810212041 Angkatan 2018

Nurmiati 1810212014 Angkatan 2018

Wahyu Anggoro 1910211002 Angkatan 2019

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM- PENELITIAN

1. Judul kegiatan : Pengaruh Beberapa Ekstrak


Tanaman Sumber ZPT Alami
Terhadap Pertumbuhan Stek
Tanaman Kelor
2. Bidang kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama lengkap : Nadira Dwi Okviani
b. NIM : 1810212041
c. Jurusan : Agroteknologi
d. Universitas/institut/politeknik : Universitas Andalas
e. Alamat dan NO Telp/HP : Kampung Duri/ 085364631690
f. Email : nadiradwiokviani@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan Gelar : Winda Purnama Sari, SP., MP
b. NIDN : 0026119302
c. Alamat dan NO Telp/HP : Limau Manis / 085272717786
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemrisetdikti : Rp. 11.996.700
b. Sumber lain :-
7. Jangaka waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Padang, 7 November 2019

Menyetujui

Wakil Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan,


Fakultas Pertanian

( Dr. Ir. Adrinal, MS ) ( Nadira Dwi Okviani )


NIP.196212201988101001 NIM.1810212041

Wakil Rektor III Dosen Pendamping,


Universitas Andalas

( Prof. Dr. Ir. Hermansah, MS. Msc ) ( Winda Purnama Sari, SP.,MP )
NIP. 196412251990011001 NIP.199311262019032020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2
1.5 Hipotesis ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelor .............................................................................................. 3
2.2 Zat Pengatur Tumbuh .................................................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................ 5
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 5
3.3 Rancangan Penelitian .................................................................................... 5
3.4 Pelaksanaan ................................................................................................... 5
3.5 Variabel Pengamatan .................................................................................... 6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping ......................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........... 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ...................................................18

iii
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelor (Moringa oleifera) yang di Indonesia dikenal sebagai kelor
adalah spesies asli dari Timur Tengah, termasuk India, Pakistan, Bangladesh dan
Afghanistan (Fahey, 2005). Tanaman kelor merupakan tanaman obat yang sering
digunakan oleh masyarakat. Pada daun tanaman ini terdapat kandungan zat besi
yang tinggi, vitamin A empat kali lebih tinggi dari wortel dan vitamin C tujuh kali
lebih tinggi dari jeruk. Tanaman kelor dapat membantu tubuh menyerap lebih
banyak zat besi, sehingga dapat meningkatkan jumlah sel darah merah yang ada
dalam tubuh.
Tanaman kelor merupakan salah satu tanaman ajaib, tidak hanya sebagai
sumber pangan, pengobatan, dan makanan ternak (Prajapati, et al., 2003), serta
mudah tumbuh di lahan kritis atau lahan kering. Tanaman kelor menjadi pilihan
untuk dikembangkan sebagai sumber pangan dan energi. Budidaya tanaman ini
diharapkan mampu menyediakan sumber bahan bakar alternatif, meningkatkan
taraf hidup masyarakat serta sebagai penyangga sumber pangan sehat dan obat.
Namun keberadaannya sudah sulit ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu,
dibutuhkan berbagai cara dan solusi untuk meningkatkan produktivitas tanaman
kelor.
Agar dapat memanfaatkan tanaman kelor sebagai sumber pangan yang
sehat dan juga sebagai obat, serta alternatif bahan bakar, maka penerapan teknologi
sangat diperlukan dalam budidayanya. Secara umum, teknik budidaya tanaman
kelor belum diketahui karena kurangnya perhatian terhadap tanaman ini, termasuk
karakterisasi tanaman yang telah tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di
Indonesia. Demikian pula halnya dengan aspek perbanyakan maupun
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tergolong tahunan (perennial).
Untuk mendapatkan hasil tanaman kelor yang berkualitas, penyediaan
bibit berkualitas sangat diperlukan. Teknik pembibitan untuk menghasilkan bibit
berkualitas merupakan hal penting bagi pengembangan tanaman kelor.
Pembibitan diartikan sebagai usaha mempersiapkan bahan tanaman berupa bibit
yaitu tanaman muda melalui penanaman biji (generatif) maupun bagian vegetatif
tanaman (Santoso, et al., 2017).
Penanaman bibit tanaman kelor dapat dilakukan dengan cara stek. Untuk
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kelor, maka dapat
diaplikasikan beberapa zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk merangsang
pertumbuhan akar tanaman kelor. Aplikasi pemberian ZPT dalam kultur jaringan
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya biaya produksi. Hal ini
dikarenakan harga ZPT sintetik cukup mahal dan tidak selalu tersedia. Oleh
karenanya diperlukan adanya ZPT alami yang dapat digunakan untuk
menggantikan peran ZPT sintetik.
Berdasarkan uraian diatas, ekstrak tanaman yang dipakai sebagai sumber
ZPT alami untuk pertumbuhan stek tanaman kelor adalah ektrak bawang merah,
rebung, jagung, bonggol pisang, dan air kelapa. Maka penulis akan melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Beberapa Ekstrak Tanaman Sumber ZPT
Alami terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Kelor”.
2

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini didasari oleh adanya permasalahan yaitu ekstrak tanaman
sumber ZPT alami manakah yang memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan stek
tanaman kelor?

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui pengaruh pemberian beberapa ekstrak tanaman sumber ZPT
alami terhadap pertumbuhan stek tanaman kelor.
b. Mengetahui ekstrak tanaman sumber ZPT alami yang memberikan hasil
terbaik untuk pertumbuhan stek tanaman kelor.

1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang
pengaruh beberapa ekstrak tanaman sumber ZPT alami terhadap pertumbuhan
stek tanaman kelor.

1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran pada latar belakang dapat dirumuskan
hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat ekstrak tanaman sebagai sumber ZPT
alami yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan stek tanaman kelor.
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelor


Tanaman kelor dapat tumbuh didataran rendah maupun tinggi sampai
ketinggian ±1000 mdpl dan banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar
dihalaman rumah. Selain itu, tanaman kelor mampu hidup di berbagai jenis tanah,
tidak memerlukan perawatan intensif, tahan terhadap musim kemarau, dan mudah
di kembangbiakan (Simbolan, et al., 2007).
Nasir, et al. (2010) mengemukakan bahwa tanaman kelor dapat tumbuh
pada dataran rendah sampai dataran tinggi, di daerah berpasir atau sepanjang
sungai. Ketinggian tempat tumbuh mempunyai korelasi dengan suhu. Setiap
kenaikan 100 mdpl suhu turun kira-kira 0,60 – 0,65ºC. Oleh karena itu, di daerah
ketinggian mempunyai suhu lebih rendah jika dibandingkan dengan suhu di
dataran rendah. Perbedaan suhu akan memberikan pengaruh terhadap perubahan
faktor iklim lainnya seperti curah hujan, kelembaban, intensitas sinar matahari
dan kecepatan angin. Perubahan komponen iklim tersebut secara langsung akan
berpengaruh terhadap proses pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi
tanaman, termasuk kelor. Respon tanaman sebagai efek perbedaan faktor iklim
tersebut adalah perubahan sistem dan hasil sintesa metabolisme yang dapat
dideteksi melalui pengukuran pertumbuhan dan perkembangan serta
kuantitas/kualitas hasil kandungan fitokimia tanaman (Andrian dan Marpaung,
2014).
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek,. Salah satu
kendala tanaman tidak bisa dibiakkan secara stek adalah kemampuan tanaman
untuk berakar. Beberapa hal yang membuat tanaman tidak dapat berakar setelah
dilakukan penyetekan adalah kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin
sklerenkim yang dapat menghalangi tempat munculnya akar adventif (Hartmann,
et al., 2002).

2.2 Zat Pengatur Tumbuh


Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik bukan hara yang
mempengaruhi proses fisiologi suatu tanaman (Widyastuti dan Tjokrokusumo,
2006). Berdasarkan sumbernya, ZPT dapat diperoleh baik secara alami maupun
sintetik. Beberapa contoh ZPT adalah air kelapa, urin sapi, dan ekstraksi dari
bagian tanaman (Zhao, 2010). Ada berbagai jenis atau bahan tanaman yang
merupakan sumber ZPT, seperti bawang merah sebagai sumber auksin, rebung
bambu sebagai sumber giberelin, dan bonggol pisang serta air kelapa sebagai
sumber sitokinin (Lindung, 2014).
ZPT yang bersumber dari alam memiliki beberapa kelebihan antara lain
lebih ramah lingkungan, mudah didapat, aman digunakan, dan lebih murah.
Seringkali ZPT yang secara alami ada dalam tanaman berada di bawah optimal,
4

sehingga dibutuhkan sumber dari luar untuk menghasilkan respon yang maksimal.
Pada fase pembibitan dengan metode stek, penggunaan ZPT secara langsung
dapat meningkatkan kualitas bibit serta mengurangi jumlah bibit yang tumbuh
abnormal ( Leovici, et al., 2014).
Bawang merah mengandung senyawa yang disebut senyawa allin yang
kemudian akan berubah menjadi senyawa allicin. Penambahan senyawa allicin
terhadap stek akan memperlancar metabolisme pada jaringan tumbuhan dan dapat
memobilisasi bahan makanan yang ada pada tubuh tumbuhan (Susanti, 2011).
Penelitian Susanti (2011) tentang pengaruh pemberian filtrat bawang merah dan
rootone-f terhadap jambu air menunjukkan hasil yang optimum pada konsentrasi
filtrat yang semakin tinggi.
Rebung bambu adalah tunas muda dari pohon bambu yang tumbuh dari
akar pohon bambu. Rebung tumbuh dibagian pangkal rumpun bambu dan
biasanya dipenuhi rambut bambu yang gatal. Morfologi rebung bambu berbentuk
kerucut dan warnanya coklat. Kandungan utama didalam rebung bambu mentah
adalah air, protein, lemak, glukosa, fosfor, kalsium, vitamin A, vitamin B1,
vitamin B2, dan vitamin C (Direktorat Gizi Depkes RI, 2004).
Rebung bambu merupakan tunas muda tanaman bambu yang muncul di
permukaan dasar rumpun. Tunas bambu muda tersebut enak dimakan sebagai
sayuran dan baik untuk kesehatan karena mengandung nilai nutrisi yang tinggi
seperti vitamin, asam, amino, mineral Zn, Mn, Ni, Co, Cu, dan HCN dalam kadar
rendah yang bersifat racun. Rebung bamboo juga diketahui mengandung senyawa
steroid, fitosterol, flavonoid, dan phenol (Sukmaningsih, et al., 2012).
Didalam biji jagung terkandung sitokinin alami atau (Zeatin) 30%.
Sitokinin ditemukan pada tumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel,
pembentukan organ, pencegahan kerusakan klorofil serta perkembangan mata
tunas (Khandharihi, 2015).
Bonggol pisang merupakan sumber giberelin yang dapat mempengaruhi
panjang tunas pada tanaman, dalam kegiatan budidaya tanaman baik itu tanaman
semusim maupun tanaman tahunan (Khandharihi, 2015).
Bonggol pisang juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bioetanol
karena didalamnya mengandung pati yang kadar gula cukup tinggi. Selain pati
ada juga kalori, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B, vitamin C, dan
air (Direktorat Gizi Depkes RI, 2004).
Pada perbanyakan secara vegetatif dengan stek, pemberian ZPT
dimaksudkan untuk merangsang dan memacu terjadinya pembentukan akar stek.
Sehingga perakaran stek akan lebih baik dan lebih banyak. Air kelapa telah lama
dikenal sebagai salah satu sumber ZPT terutama sitokinin, auksin dan giberelin
Fatimah (2008), menyatakan bahwa kelapa selain mengandung mineral juga
mengandung sitokinin, fosfor dan kinetin yang berfungsi mempergiat pembelahan
sel serta pertumbuhan tunas dan akar.
5

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian,
Universitas Andalas, Padang pada bulan Desember 2019 sampai April 2020
(Jadwal Penelitian terinci pada 4.2 Jadwal Kegiatan).

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, jangka sorong,
penggaris, timbangan analitik, saringan, parang, polybag, kertas label, tabung gas,
blender, ember, gunting pangkas, drum besi, kompor gas, masker, sarung tangan,
hand sprayer, sekop, gembor plastik, kamera digital, alat-alat tulis, oven, dan
software pendukung MS. Excel, MS Word.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu stek batang tanaman
kelor sepanjang 15 cm, ekstrak tanaman sumber ZPT alami berupa bawang
merah, air kelapa, jagung, bonggol pisang, rebung bambu, pupuk urea, TSP,
pupuk kandang sapi, fungisida, pestisida, insektisida dan air.

3.3 Rancangan Penelitian


Rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 taraf perlakuan dan 4 ulangan, sehingga seluruh percobaan terdiri atas
20 satuan percobaan, masing-masing satuan percobaan terdiri dari 5 tanaman,
sehingga terdapat 100 tanaman. Kemudian untuk masing-masing satuan
percobaan ditempatkan secara acak menurut RAL (denah satuan percobaan
terdapat pada BAB IV ).
Perlakuan yang digunakan adalah jenis ZPT alami yaitu :
A1 : ekstrak bawang merah
A2 : ekstrak rebung
A3 : ekstrak jagung
A4 : ekstrak bonggol pisang
A5 : air kelapa

3.4 Pelaksanaan

1. Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam diperbanyak secara vegetatif menggunakan stek yang diambil


dari tanaman induk yang sehat, bebas hama dan penyakit, normal serta
produktivitas tinggi. Bahan tanam dikumpulkan pada suatu tempat dan dibuang
sebagian daunnya untuk mengurangi penguapan. Bahan tanam juga dilebihkan
sebagai cadangan tanaman untuk penyulaman jika ada tanaman kelor yang tidak
tumbuh atau mati.

2. Persiapan Media Tanam dan Pelabelan


6

Tanah yang akan digunakan sebagai media tanam diambil dari tanah hasil
pembakaran atau tanah hitam dan dicampurkan dengan pupuk kandang dengan
perbandingannya 1:1. selain itu juga diaplikasikan curater. Setelah media
tercampur rata, dimasukkan kedalam polybag berukuran 20 x 40 cm. Pada
masing-masing polybag, diberikan label yang telah dilaminating dan ditempelkan
pada polybag untuk menandai perlakuan dan memudahkan melakukan
pengamatan.

3. Pemberian Perlakuan dan Penanaman

Penanaman dilakukan pada minggu pertama setelah persiapan media tanam.


Sebelum penanaman, stek tanaman kelor diredam 1/3 bagiannya dalam larutan
ekstrak tanaman sumber ZPT alami yang telah disiapkan didalam ember selama
30 menit. Penanaman dilakukan secara tegak dengan 1/3 cabang terbenam
kedalam tanah. Selain itu juga dilakukan penanaman stekan untuk penyulaman.
Penanaman dilakukan pada sore hari.

Perlakuan selanjutnya diberikan dengan penyemprotan ekstrak tanaman


sumber ZPT alami dengan konsentrasi 50% per liter. 1 liter ekstrak yang sudah
diencerkan disemprotkan untuk 5 tanaman pada satu satuan percobaan.

4. Pemeliharaan
a) Pemupukan
Pemupukanan taman kelor dilakukan dengan cara memberikan pupuk urea
3 gr/polybag, TSP 1 gr/polybag. Pemupukan dilakukan pada 4 MST, 8 MST, 12
MST dan 16 MST.

b) Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman kelor yang tidak


tumbuh atau mati. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang
mati dan digantikan dengan bibit yang telah disiapkan pada saat penanaman.
Penyulaman dilakukan pada sore hari.

c) Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada sore hari menggunakan gembor plastik. Air


dimasukkan kedalam gembor plastik dan disiramkan pada polybag. Penyiraman
tidak dilakukan jika hujan turun. Penyiraman pada tanaman kelor dilakukan 1 hari
sekali.

d) Penyiangan

Penyiangan dilakukan dua kali semingu secara manual dengan mencabuti


gulma yang tumbuh di sekitar bibit tanaman kelor dengan menggunakan tangan.
7

e) Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kelor dilakukan secara


terpadu dengan menggabungkan beberapa pengendalian yaitu digunakan curater
sebanyak 37,5 gram yang pemberiannya dicampur dengan pupuk dasar.
Selanjutnya dilakukan pengendalian secara mekanis dan kimiawi.

3.5 Variabel Pengamatan


Adapun pengamatan yang akan dilakukan selama penelitian yaitu :

1. Tinggi Bibit (cm)

Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur tinggi bibit mulai dari


bagian pangkal dekat akar sampai ujung tanaman sampel menggunakan
penggaris. Pengamatan dilakukan pada 7 MST sampai 19 MST. Pengamatan
dilakukan sekali dua minggu pada masing-masing sampel.

2. Diameter Batang Bibit (cm)

Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur diameter batang tanaman


menggunakan jangka sorong pada bagian 5 cm diatas permukaan tanah.
Pengamatan dilakukan pada 7 MST sampai 19 MST. Pengamatan dilakukan
sekali dua minggu pada masing-masing sampel.

3. Jumlah Daun Bibit (helai)

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang ada


pada setiap tanaman sampel. Daun yang dihitung sebagai 1 helai daun adalah
daun yang sudah membuka sempurna dari tangkai daun. Pengamatan dilakukan
pada 7 MST sampai 19 MST. Pengamatan dilakukan sekali dua minggu pada
masing-masing sampel.

4. Panjang Daun (cm)


Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur panjang daun yang ada pada
setiap tanaman sampel. Daun yang di ukur adalah daun yang paling panjang dari
tanaman sampel. Pengamatan dilakukan pada 7 MST sampai 19 MST.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang daun dengan menggunkan
penggaris.

5. Lebar Daun (cm)


Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur lebar daun yang ada pada
setiap tanaman sampel. Lebar pada daun yang dihitung adalah daun pada tanaman
8

sampel yang paling lebar. Pengamatan dilakukan pada 7 MST sampai 19 MST.
Pengamatan pada lebar daun dilkukan dengan menggunakan penggaris.

6. Jumlah Akar (helai)


Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah akar yang ada
pada setiap tanaman sampel. Tanaman dicabut dan dibersihkan dari tanah yang
ada disekitar perakaran dan dihitung jumlah akarnya secara manual. Pengamatan
dilakukan pada 4 MST, 8 MST, 12 MST dan 16 MST.

7. Panjang Akar (cm)


Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur panjang akar yang ada pada
setiap tanaman. Tanaman dicabut dan dibersihkan dari tanah yang ada disekitar
perakaran dan diukur panjangnya menggunakan penggaris. Pengamatan dilakukan
pada 4 MST, 8 MST, 12 MST dan 16 MST.

8. Bobot Basah Akar (gr)


Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang bobot basah akar yang
telah dibersihkan menggunakan timbangan analitik. Pengamatan dilakukan pada 4
MST, 8 MST, 12 MST dan 16 MST.

9. Bobot Basah Tajuk (gr)


Pengamatan dilakukan dengan menimbang bobot seluruh tanaman selain
akar menggunakan timbangan analitik. Pengamatan dilakukan pada 4 MST, 8
MST, 12 MST dan 16 MST.

10. Bobot Kering Akar (gr)


Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang bobot kering akar
menggunakan timbangan analitik, yang sebelumnya bagian akar tanaman telah di
oven terlebih dahulu pada suhu 70°C selama 48 Jam. Pengamatan dilakukan pada
4 MST, 8 MST, 12 MST dan 16 MST.

11. Bobot Kering Tajuk (gr)


Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang bobot kering tajuk
menggunakan timbangan analitik, yang sebelumnya bagian tajuk tanaman telah di
oven terlebih dahulu pada suhu 70°C selama 48 Jam. Pengamatan dilakukan pada
4 MST, 8 MST, 12 MST dan 16 MST.
97

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Rekapitulasi biaya penelitian dicantumkan pada Tabel 1, sedangkan
rincian penggunaan dana dicantumkan pada Lampiran 2.

Tabel 1. Rekapitulasi Biaya Penelitian

No Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp )


1 Perlengkapan yang diperlukan 4.157.200
2 Bahan habis pakai 7.089.500
3 Perjalanan 660.000
4 Lain – lain 90.000
Jumlah 11.996.700

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal rencana kegiatan penelitian ini dicantumkan pada tabel berikut :
Tabel 2 Jadwal Penelitian

No Bulan
kegiatan Desember Januari februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
bahan tanam ,
media tanam
dan
pemasangan
label
2 Penanaman

3 Pemeliharaan

4 Pengamatan
10

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, S dan P. Marpaung, 2014. Pengaruh Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng
Terhadap Produksi Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) di Kebun Hapesong
PTPN III Tapanuli Selatan. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2 (3) : 981 – 989
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2004. Daftar Komposisi Zat Pangan
Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Fahey, JW. 2005. Moringa oleifera: A Review of the medical evidence for its nutritional,
therapeutic, and prophylactic properties. Part1. Trees for Life J.1(5).
Fatimah, S.N. 2008. Efektivitas Air Kelapa Dan Leri Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Hias Bromelia (Neoregelia carolinae) Pada Media Yang Berbeda.
http://etd.eprints.ums.ac.id/2035/1/A420030153.pdf. Diakses pada tanggal 09
Desember 2010.
Hartmann HT, DE Kester, FT Davies, Jr, RL Geneve. 2002. Plant Propagation: Principles
and Practices. Prentice Hall Inc. Engelwoods Clifs. New Jersey.
Khandirihi, O., Muddarisna, N., Prasetyo, I. K. 2015. Pengaruh Konsentrasi dan Berbagai
Macam Substansi Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Awal Stek Tanaman
Nilam (Pogostemon cablin Benth) Varietas Sidikalang. Primordia vol 10 (2): 18-
29
Leovici H, Kastono D, Putra ETS. 2014 Pengaruh macam dan konsentrasi bahan organik
sumber zat pengatur tumbuh alami terhadap pertumbuhan awal tebu (Saccharum
officinarum L.). Vegetalika 3 (1): 22-34.Pertanian.
Lindung. 2014. Teknologi Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh. Balai Pelatihan Pertanian .
Jambi
Nasir, S., D.F. Soraya dan P. Dewi. 2010. Pemanfaatan Ektrak Biji Kelor (Moringa
oleifera) Untuk Pembuatan Bahan Bakar Nabati. Jurnal Teknik Kimia vol
17(3):29-34.
Prajapati, R.D., Murdia, P.C., Yadav, C.M., Chaudhary, J.L. 2003. Nutritive value of
drumstick (Moringa oleifera) leaves in sheep and goats. Indian J. of Small
Ruminants (2):136-137.
Santoso, B.B., Parwata, IGMA. 2017. Viabilitas Biji dan Pertumbuhan Bibit Kelor
(Moringaoleifera Lam.). J. Sains Teknologi & Lingkungan, 3(2):1-8.
Simbolan, J.M., Shinta, N. Simbolan dan N Katharina. 2007. Cegah malnutrisi dengan
kelor. Yogyakarta: Kanisius
Sukmaningsih, A.A.Sg.A., I Wayan W., Nyoman, S.A., Pande, D.K., dan Ida, B.W.G.
2012. Rebung Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata) Sebagai Bahan
Afrodisiak pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Pusat Studi Ketahanan
Pangan-LPPM. Universitas Udayana. Bali.
Susanti E, 2011. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Filtrat Umbi Bawang Merah
(Allium ascolanicum L.) dan Rootone-F terhadap Pertumbuhan Vegetatif
Tanaman Jambu Air (Syzygium aqueum L.) Dengan Cara Stek Batang. Skripsi.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Widyastuti N, Tjokrokusumo D. 2006. Peranan beberapa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
tanaman pada kultur in vitro. Jurnal Sains dan Teknologi BPPT 3 (5): 55-63.
Zhao Y. 2010. Auxin biosynthesis and its role in plant development. Ann. Rev. Plant Biol
61: 49-64.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Jadwal Kegiatan


No Bulan
kegiatan Desember Januari februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
bahan tanam ,
media tanam
dan
pemasangan
label
2 Penanaman

3 Pemeliharaan

4 Pengamatan
12

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota


2.1. Identitas Diri ketua pelaksana

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nadira Dwi Okviani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIM 1810212041
5 Tempat Tanggal lahir Batusangkar, 25 Oktober 1999
6 Email nadiradwiokviani@gmail.com
7 No. tlp/HP 085364631690

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam kegiatan Waktu dan Tempat
1 Kepanitiaan AGMP Staff KESTARI 2018, Fakultas
Pertanian
2 Kepanitiaan Agrofest Staff HUMAS 2018, Fakultas
Pertanian
3 Organisasi BEM Staff KESTARI 2019/2020, Fakultas
Pertanian
4 Kepanitiaan LKMM Staff konsumsi 2019, Fakultas
Pertanian

C. Penghargaan yang pernah diterima


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-PE,

Padang, 7 November 2019


Pengusul,

( Nadira Dwi Okviani )


13

2.2 Identitas Diri Anggota 1


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nurmiati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIM 1810212014
5 Tempat Tanggal lahir Sungai Gemuruh, 13 Oktober 1999
6 Email mheamaisar13@gmail.com
7 No. tlp/HP 081378410848

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam kegiatan Waktu dan Tempat
1 Kepanitiaan Agrofest Staff konsumsi 2018, Fakultas
Pertanian
2
3

C. Penghargaan yang pernah diterima


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-PE,

Padang, 7 November 2019


Pengusul,

( Nurmiati )
14

2.3 Identitas Diri Anggota 1


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wahyu Anggoro
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIM 1910211002
5 Tempat Tanggal lahir Perawang, 08 Desember 2000
6 Email anggorowahyu471@gmail.com
7 No. tlp/HP 085272575995

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3

C. Penghargaan yang pernah diterima


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Padang, 7 November 2019


Pengusul,

( Wahyu Anggoro )
15

Lampiran 3. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Winda Purnama Sari, SP., MP
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIP/NIDN 199311262019032020 / 0026119302
5 Tempat Tanggal lahir Taluek Nan Tigo/ 26 November 1993
6 Alamat Email windapurnamasari@agr.unand.ac.id
7 No. tlp/HP 085272717786
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/ Magister S3/ Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas -
Andalas Andalas
Jurusan Agroekoteknologi Agronomi -
Tahun Masuk-Lulus 2012-2016 2015-2017 -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM - PE.

Padang, 7 November 2019


Pengusul,

(Winda Purnama Sari, SP., MP )


16

Lampiran 4. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan yang diperlukan Volume Harga satuan (Rp) Jumlah biaya (Rp)

Blender 1 set 339.000 339.000

Tabung gas 1 tabung 147.000 147.000

Ember 6 buah 15.000 90.000


Parang 1 buah 77.000 77.000

Drum besi 20 liter 1 buah 189.000 189.000

Kompor gas 1 set 435.000 435.000

Masker 1 kotak 50.000 50.000

Hands prayer 8 botol 29.000 174.000

Cangkul 3 buah 150.000 450.000

Penggaris 3 buah 5000 15.000

Gembor plastik 3 buah 52.400 157.200

Sekop 3 buah 12.000 36.000


Oven 1 unit 333.000 333.000

Timbangan analitik 1 set 825.000 825.000

Saringan 3 buah 40.000 120.000

Sarung tangan 1 kotak 49.500 49.500

Jangka sorong 1 set 387.500 387.500

Gunting pangkas 3 buah 75.000 225.000

SUB TOTAL (Rp) 4.157.200

2. Bahan Habis Pakai Volume Harga satuan (Rp) Jumlah biaya (Rp)
17

Bibit kelor 100 bibit 15.000 1.500.000

Air kelapa 60 kg 10.000 600.000

Jagung 60 kg 5000 300.000

Bonggol pisang 60 kg 7000 420.000

Rebung bambu 60 kg 15.000 900.000

Bawang merah 60 kg 25.000 1.500.000

100
Polybag 6.250 625.000
polybag
Tanah 375 kg 1.000 375.000
Kertas 2 rim 50.000 100.000

Kertas label 20 helai 3.000 60.000

Pupuk kandang 375 kg 1000 375.000

1
Fungisida 95.000 95.000
bungkus
1
Pestisida 72.000 72.000
bungkus

Insektisida 1 botol 120.000 120.000

Urea 3 kg 12.500 37.500


TSP 1 kg 10.000 10.000

SUB TOTAL (Rp) 7.089.500

3.Perjalanan Volume Harga Satuan(Rp) Keterangan

Batusangkar – Limau manis 3 x PP 120.000 360.000

Pasar Baru – Pasar raya 6 x PP 50.000 300.000


18

SUB TOTAL (Rp) 660.000

4.Lain-lain Kuantitas Harga Satuan(Rp) Jumlah biaya

3
Laporan 30.000 90.000
eksemplar

SUB TOTAL (Rp) 90.000


TOTAL KESELURUHAN 11.996.700
(Terbilang , SEBELAS JUTA SEMBILAN RATUS SEMBILAN PULUH ENAM
RIBU TUJUH RATUS RUPIAH)
19

Lampiran 5. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Bidang Waktu
No. Nama/NIM Program Studi Uraian Tugas
Ilmu (jam/mingg
u)
1 Nadira Dwi Agroteknologi Budidaya 24 jam/ Mengkoordinasi
Okviani/ 2018 Pertanian minggu anggota,
1810212041 persiapan alat
dan bahan,
survei lokasi,
analisis hasil
penelitian dan
penulisan
laporan
2 Nurmiati/ Agroteknologi Budidaya 24 jam/ Persiapan alat
1810212014 2018 Pertanian minggu dan bahan,
survei lokasi,
melakukan
pengamatan,
dan penulisan
laporan
3 Wahyu Agroteknologi Budidaya 24 jam/ Persiapan alat
Anggoro/ 2019 Pertanian minggu dan bahan,
1910211002 melakukan
pengamatan,
dan penulisan
laporan

Anda mungkin juga menyukai