Anda di halaman 1dari 7

 Zat adiktif dan psikotropika dikelompokkan menjadi bebarapa kelompok

uraikan pengelompokan tersebut dan apa sebabnya perlu dikelompokkan?


 Bangsa Indonesia sangat khawatir menyangkut penyalah gunaan zat
adiktif dan psikotropika, sebagai guru IPA uraikan apa upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotorpika?
 Bapak/Ibu tetap semangat dan selamat dirgahayu kemerdekaan Indonesia
ke 74. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penyelesaian

 Zat adiktif dan psikotropika dikelompokkan menjadi bebarapa kelompok


uraikan pengelompokan tersebut dan apa sebabnya perlu dikelompokkan?

Penyelesaian

Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu


pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh Narkotika golongan I terdiri dari
26 macam, antara lain opium mentah, candu, kokain, ganja dan heroin.
1) Candu
Candu dalam bahasa inggris disebut Poppy. Candu adalah getah tanaman
Papaver Somniferum yang didapat dengan menyadap (menggores) buah
yang hendak masak.
Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan
Candu sering dipakai dengan cara dihisap. Dikalangan pengguna, candu sering
disebut dengan Madat. Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Namun
dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan kecanduan yang akhirnya
menyebabkan kematian.
Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering
mengantuk, perasaan gembira berlebihan banyak berbicara sendiri,
kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah,
ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir.
Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap,
kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah,
badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau
overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap,
napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.

2) Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari
hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Daun koka atau
Erythroxylon coca adalah jenis pokok Erythroloxylon yang terdapat di
Peru,Bolivia dan Colombia di Pergunungan Andes,Amerika Serikat. Bahan ini
kebanyakannya digunakan di Amerika Serikat. Zat ini dapat dipakai sebagai
anastetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral.
Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang
meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut
nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain
dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.
Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus
kering. Selain itu kokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan
aritma pada jantung.

3) Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan
kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman
mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering. Tanda-tanda penyalahgunaan
ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara
sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah
tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan kurus
karena susah makan.
Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan
hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya
pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat
gangguan jiwa. Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan
daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit
dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner.

 Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika golongan II terdiri dari 87 macam, contohnya morfin dan Petidin.
1) Morfin
Morfin adalah paling banyak mengandung alkaloid yang ditemukan di opium ,
getah kering (lateks) yang berasal dari hasil getah irisan biji mentah opium, atau
dinamakan, poppy, Papaver somniferum. Morfin adalah pemurnian pertama dari
sumber tanaman dan merupakan salah satu dari sedikitnya mengandung 50
macam alkaloid dari beberapa jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan
turunan opium lainnya.
Morfin umumnya 8 sampai 17 persen dari berat kering opium, walaupun khusus
dibesarkan kultivar mencapai 26 persen atau menghasilkan morfin sedikit
sekali, di bawah 1 persen, mungkin turun menjadi 0,04 persen. Varietas yang
terakhir, termasuk ‘Przemko’ dan Norman ‘kultivar’ dari opium poppy,
digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid lain, tebain dan oripavine , yang
digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semisintetik opioid seperti oxycodone
dan etorphine dan beberapa jenis obat.
Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan,
dari analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan
penderitaan . Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet,
Percodan), hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ),
morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk
meringankan rasa sakit . Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan ,
toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun
Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk
berkembang.

Golongan III

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan /
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.. Narkotika golongan III terdiri dari 14 macam,
contohnya etil morfin dan kodein.
Zat Adiktif lainnya :
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psiko
aktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh


menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
mansuia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan
dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat
itu dalam tubuh manusia. Alkohol dalam minuman keras dapat
menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf, mengganggu metabolisme
tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
o Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
o Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
o Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson
House, Johny Walker ).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan
rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, lem uhu, racun
serangga, Bensin. Inhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita
seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever. Efek lain dari
penggunaan yang salah pada tubuh manusia adalah dapat menimbulkan
infeksi emboli.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat,
pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian
dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu
masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

Psikotropika

Menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa


psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Psikotropika meliputi: Extacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang
tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.
Psikotropika merupakan zat (biasanya dalam bentuk tablet) yang mempengaruhi
kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di dalam
sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikoaktiva adalah
semua zat yang mempunyai komposisi kimiawi dan berpengaruh pada otak
hingga dapat menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi,
kesadaran.
2. Macam-macam Psikotropika
Berdasarkan fungsinya obat psikotropika dibedakan menjadi tiga yaitu obat
stimulan, obat depresan, dan obat halusinogen:

1. Obat stimulan ( obat perangsang ) adalah obat yang merangsang system


saraf sehingga orang yang merasakan lebih pecaya diri dan selalu waspada
contoh obat ini adalah, kafein nikotin.
2. Obat depresan ( obat penenang ) adalah obat yang dapat menekan system
saraf sehingga pemakaiannya merasa ngantuk dan tingkat kesadarannya
turun. Contoh obat jenis ini adalah alcohol dan barbiturate
3. Obat halusinogen adalah obat yang dapat membelokkan pikiran
pemakaiannya Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam
psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan.
Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika yang tidak membuat
kecanduan, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin.
Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.

 LSD (Lysergic Acid Diethylamide)

LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi


semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk
membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau
sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang semula
tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang –
orang yang menderita frustasi dan ktegangan jiwa.

 Amfetamin

Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan


barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah
hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat psikotropika,
seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis.
Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejala-gejala berikut: siaga,
percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan), banyak bicara, tidak
mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan
napas cepat.
Tujuan dikelompokannya zat adiktif dan psikotropika agar kita bisa mengetahui
zat adiktif dan psikotropika yang mana bisa menimbulkan ketergantungan
ringan,berat atau yang dijadikan sebagai terapi dalam dunia kedokteran.

 Bangsa Indonesia sangat khawatir menyangkut penyalah gunaan zat


adiktif dan psikotropika, sebagai guru IPA uraikan apa upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotorpika?

Penyelesaian

Adapun hal –hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mencegah
terjadinya penyalah gunaan zat adiktif dan psikotropika adalah dengan
menggunakan pencegahan primer. Pencegahan primer adalah upaya pencegahan
agar orang sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
Pencegahan ini biasanya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, dan pendekatan melalui keluarga. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional), lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan
dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi yang
ditujukan kepada remaja langsung maupun keluarga.

Selain itu seorang guru juga harus memberikan sosialisasi kepada orang tua
agar mereka juga bisa terlibat dalam hal tersebut.Adapun hal-hal yang
dilakukan adalah sebagai berikut:.

 Menjadikan orang tua (yang baik) sebagai teladan. Orang tua yang baik,
hendaknya tidak atau berhenti merokok, tidak minum minuman beralkohol,
atau memakai zat adiktif dan psikotropika serta membuang semua peralatan
dan persediaan rokok atau minuman beralkohol. Selalu membiasakan hal-
hal yang baik dan memperhatikan kebaikan pada anak-anaknya.
 Senantiasa berprilaku baik, sehingga akan membuat diri kita menjadi contoh
teladan di dalam anggota keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
 Kembangkan kemampuan kamu untuk menolak penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika. Jika ada teman yang memaksa atau membujuk
menggunakan narkoba, maka kamu berhak menolak. Sebaiknya jauhi
teman-teman yang salah (apabila memang sudah dinasehati dan tetap sulit
berubah) dan juga carilah kawan sejati yang tidak menjerumuskan dan
menuntun prilaku kamu ke arah atau jalan yang baik dan benar.
 Ikuti kegiatan yang sehat dan kreatif.
 Patuhi aturan agama.
 Patuhi norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai