Penyelesaian
Penyelesaian
Golongan I
2) Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari
hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Daun koka atau
Erythroxylon coca adalah jenis pokok Erythroloxylon yang terdapat di
Peru,Bolivia dan Colombia di Pergunungan Andes,Amerika Serikat. Bahan ini
kebanyakannya digunakan di Amerika Serikat. Zat ini dapat dipakai sebagai
anastetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral.
Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang
meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut
nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain
dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.
Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus
kering. Selain itu kokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan
aritma pada jantung.
3) Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan
kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman
mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering. Tanda-tanda penyalahgunaan
ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara
sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah
tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan kurus
karena susah makan.
Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan
hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya
pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat
gangguan jiwa. Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan
daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit
dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner.
Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika golongan II terdiri dari 87 macam, contohnya morfin dan Petidin.
1) Morfin
Morfin adalah paling banyak mengandung alkaloid yang ditemukan di opium ,
getah kering (lateks) yang berasal dari hasil getah irisan biji mentah opium, atau
dinamakan, poppy, Papaver somniferum. Morfin adalah pemurnian pertama dari
sumber tanaman dan merupakan salah satu dari sedikitnya mengandung 50
macam alkaloid dari beberapa jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan
turunan opium lainnya.
Morfin umumnya 8 sampai 17 persen dari berat kering opium, walaupun khusus
dibesarkan kultivar mencapai 26 persen atau menghasilkan morfin sedikit
sekali, di bawah 1 persen, mungkin turun menjadi 0,04 persen. Varietas yang
terakhir, termasuk ‘Przemko’ dan Norman ‘kultivar’ dari opium poppy,
digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid lain, tebain dan oripavine , yang
digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semisintetik opioid seperti oxycodone
dan etorphine dan beberapa jenis obat.
Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan,
dari analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan
penderitaan . Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet,
Percodan), hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ),
morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk
meringankan rasa sakit . Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan ,
toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun
Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk
berkembang.
Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan /
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.. Narkotika golongan III terdiri dari 14 macam,
contohnya etil morfin dan kodein.
Zat Adiktif lainnya :
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psiko
aktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
Psikotropika
Amfetamin
Penyelesaian
Adapun hal –hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mencegah
terjadinya penyalah gunaan zat adiktif dan psikotropika adalah dengan
menggunakan pencegahan primer. Pencegahan primer adalah upaya pencegahan
agar orang sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
Pencegahan ini biasanya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, dan pendekatan melalui keluarga. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional), lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan
dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi yang
ditujukan kepada remaja langsung maupun keluarga.
Selain itu seorang guru juga harus memberikan sosialisasi kepada orang tua
agar mereka juga bisa terlibat dalam hal tersebut.Adapun hal-hal yang
dilakukan adalah sebagai berikut:.
Menjadikan orang tua (yang baik) sebagai teladan. Orang tua yang baik,
hendaknya tidak atau berhenti merokok, tidak minum minuman beralkohol,
atau memakai zat adiktif dan psikotropika serta membuang semua peralatan
dan persediaan rokok atau minuman beralkohol. Selalu membiasakan hal-
hal yang baik dan memperhatikan kebaikan pada anak-anaknya.
Senantiasa berprilaku baik, sehingga akan membuat diri kita menjadi contoh
teladan di dalam anggota keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Kembangkan kemampuan kamu untuk menolak penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika. Jika ada teman yang memaksa atau membujuk
menggunakan narkoba, maka kamu berhak menolak. Sebaiknya jauhi
teman-teman yang salah (apabila memang sudah dinasehati dan tetap sulit
berubah) dan juga carilah kawan sejati yang tidak menjerumuskan dan
menuntun prilaku kamu ke arah atau jalan yang baik dan benar.
Ikuti kegiatan yang sehat dan kreatif.
Patuhi aturan agama.
Patuhi norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.