Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Gede Wirawan Adipranata

NIM : 2012011040
Kelas : 4B
Matkul : Pengajaran Mikro

SKENARIO PEMBELAJARAN

 Keterampilan : Keterampilan Menjelaskan


 Sekolah : SMA/SMK dan Sederajat
 Materi : Teks Cerita Sejarah
 Kelas : XII (Dua belas)
 Waktu : 1 x 10 Menit
 Skenario :

Guru : “Selamat pagi, anak-anak.”


Semua Siswa : “Selamat pagi, Bapak.”
Guru : “Bagaimana kabarnya hari ini? Baik?”
Semua Siswa : “Baik, Bapak.”
Guru : “Syukur kalau begitu. Baik, sebelum memulai kegiatan pembelajaran hari
ini, seperti biasa mari kita berdoa bersama terlebih dahulu. Untuk itu, berdoa,
disilakan.”

Semuanya berdoa.

Guru : “Berdoa dapat diakhiri. Oke, sebelum masuk ke materi, kalian tahu apa yang
sedang Bapak pegang ini?” Sambil menunjukkan buku tulis.
Semua Siswa : “Tahu, Bapak. Itu buku tulis.”
Guru : “Benar. Kalau ini?” Sambil menunjukkan pulpen.
Semua Siswa : “Pulpen, Bu.”
Guru : “Yak, tepat. Ketika kalian melihat dua benda ini, apakah kalian pernah
berpikir, bagaimana ya kedua benda itu bisa ditemukan? Atau, mengapa ya
kedua benda itu bisa dibuat sedemikian rupa? Pernah?”
Siswa : “Saya, Bapak. Bukan hanya buku atau pulpen saja, bahkan saya sering
memikirkan benda-benda yang lainnya. Bagaimana asal-usulnya hingga benda
itu bisa ditemukan.”
Guru : “Iya, betul sekali. Begitulah sifat dasar manusia, pasti ingin mengetahui
banyak hal, terutama hal-hal mengenai masa yang sudah lampau. Seperti asal-
usul terciptanya buku dan pulpen ini.”
Guru : “Nah, hari ini kita akan mempelajari satu teks dalam bahasa Indonesia yang
yang di dalamnya memuat hal-hal yang berkaitan dengan asal-usul sesuatu
dan juga kejadian-kejadian di masa lampau. Kira-kira, ada yang bisa menebak
kita akan belajar mengenai teks apa?”
Siswa : “Apakah teks sejarah, Bapak?”
Guru : “Yap, hampir benar. Jadi, pada hari ini kita akan membahas satu teks dalam
bahasa Indonesia yang di dalamnya memuat hal-hal yang berkaitan dengan
asal muasal sesuatu dan juga kejadian-kejadian di masa lampau yang memiliki
nilai sejarah, seperti asal-usul terciptanya buku dan pulpen. Teks semacam ini,
dalam bahasa Indonesia, biasa disebut dengan Teks Cerita Sejarah. Siapa yang
sudah pernah mendengar, atau mungkin sudah sempat belajar sendiri
mengenai teks yang satu ini?”
Siswa : “Saya, Bapak. Saya pernah membaca mengenai jenis teks ini di internet.”
Guru : “Wah, bagus sekali. Bisa jelaskan sedikit apa yang sempat kamu baca
mengenai Teks Cerita Sejarah ini?”
Siswa : “Bisa, Bapak. Seingat saya, teks cerita sejarah ini adalah teks yang
menjelaskan atau menceritakan tentang fakta dan kejadian di masa lalu yang
juga menjadi asal muasal sesuatu yang memiliki sejarah, misalnya seperti
sejarah proklamasi kemerdekaan RI.”
Guru : “Bagus. Ada hal lain yang masih kamu ingat?”
Siswa : “Ada, Bapak. Teks Cerita Sejarah memiliki struktur orientasi, urutan
peristiwa, dan reorientasi.”
Guru : “Selain pengertian dan strukturnya, ada lagi yang sempat kamu baca?”
Siswa : “Itu saja yang masih saya ingat, Bapak.”
Guru : “Baik, Terima kasih. Bagus sekali, ya. kamu sudah memiliki inisiatif untuk
belajar sendiri. Semoga kedepannya dapat dicontoh oleh teman-teman yang
lain, ya.
Guru : “Nah, jadi yang dipaparkan tadi sudah tepat, ya anak-anak. Seperti yang
sudah Bapak sampaikan di awal tadi Teks Cerita Sejarah secara umum
memang memaparkan mengenai fakta-fakta sejarah atau kejadian-kejadian
bersejarah yang benar-benar pernah terjadi di masa lampau, seperti contoh
yang disampaikan barusan ada sejarah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia atau mungkin sejarah masa penjajahan Belanda dan Jepang di
Indonesia. Lalu, Teks Cerita Sejarah juga memiliki struktur pembangun teks
sama seperti jenis teks lainnya dalam bahasa Indonesia, yaitu yang pertama
ada orientasi, yang kedua ada urutan peristiwa, dan yang ketiga ada
reorientasi.”
Guru : “Orientasi, yaitu bagian pengenalan atau pembuka teks, yang biasanya berisi
deskripsi singkat mengenai peristiwa sejarah yang akan dibahas. Lalu, ada
urutan peristiwa, pada bagian ini dipaparkan atau dijelaskan secara rinci dan
kronologis, yaitu berdasarkan urutan waktu yang sebenarnya, peristiwa
sejarah yang sedang dibahas. Yang terakhir ada reorientasi, bagian ini bersifat
opsional atau manasuka ya anak-anak, artinya si penulis teks boleh
menuliskan bagian ini atupun tidak, nah pada bagian reorientasi biasanya
berisikan komentar pribadi penulis terhadap cerita yang ditulisnya dan juga
dampak yang ditimbulkan dari peristiwa yang sedang dibahas tersebut.”
Guru : “Sampai di sini, sudah dapat bayangan mengenai Teks Cerita Sejarah?”
Semua Siswa : “Sudah, Bapak...!”
Guru : “Oke, bagus sekali. Berikutnya kita akan bahas mengenai ciri atau kaidah
kebahasaan dari Teks Cerita Sejarah. Ada yang mau mencoba?”
Siswa : “Saya, Bapak.”
Guru : “Ya, silakan.”
Siswa : “Ada kalimat lampau, konjungsi, verba, dan adjektiva.”
Guru : “Sudah benar tapi kurang tepat. Yang lainnya ada yang mau
menambahkan?”
Siswa : “Izin menambahkan, Bapak?”
Guru : “Silakan.”
Siswa : “Saya menemukan bahwa ciri atau kaidah kebahasaan Teks Cerita Sejarah
yaitu, menggunakan kalimat bermakna lampau, menggunakan konjungsi
kronologis dan temporal, menggunakan kata kerja material, kata kerja mental,
kalimat tak langsung, terdapat dialog, dan juga kata sifat.”
Guru : “Yak, tepat sekali ya. Sudah dipaparkan secara lengkap, ya. Jadi, ciri atau
kaidah kebahasaan Teks Cerita Sejarah memang ada tujuh, di antaranya yaitu:
1) banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, artinya kalimat tersebut
merujuk pada peristiwa di masa lalu; 2) banyak menggunakan kata hubung
yang menyatakan urutan waktu, atau biasa disebut dengan konjungsi
kronologis dan temporal, contohnya seperti sejak saat itu, setelah itu, pada
awalnya, kemudian, lalu, dls; 3) menggunakan banyak kata kerja yang
menggambarkan tindakan atau biasa disebut dengan verba material, misalnya
mengancam, berdiri, bersimpuh, menggenggam, dls; 4) menggunakan banyak
kata kerja yang menggambarkan pemikiran atau perasaan yang biasa disebut
dengan verba mental, seperti merasakan, menginginkan, memikirkan,
menganggap, mendambakan, dls; 5) menggunakan kalimat tak langsung,
artinya kalimat yang digunakan untuk menyampaikan tuturan orang lain,
biasanya berisikan kata mengatakan bahwa, mengungkapkan, menyatakan,
menuturkan, dls; 6) terdapat dialog, dalam teks cerita sejarah biasanya akan
muncul beberapa tokoh sejarah, bukan? Nah, dialog ini berguna untuk
menampilkan percakapan antar tokoh tersebut; dan 7) banyak menggunakan
kata sifat atau adjektiva, biasanya digunakan untuk menggambarkan tokoh,
tempat atau suasana dalam peristiwa yang dibahas., misalnya asri, suram,
kejam, emosional, dls.”
Guru : “Sejauh ini, apa masih bisa dipahami penjelasannya?”
Semua Siswa : “Bisa, Bapak.”
Guru : “Apakah ada yang ingin ditanyakan?”
Semua Siswa : “Tidak.”
Guru : “Baik, kalau tidak ada yang ditanyakan, silakan kalian buka Google
Classroom pertemuan hari ini, Bapak sudah unggah satu contoh teks cerita
sejarah mengenai R A. Kartini, berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang,
silakan kalian identifikasi struktur dan ciri kebahasaan teks tersebut
berdasarkan penjelasan yang sudah Bapak berikan tadi. Kerjakan di word
dengan menuliskan nama, nomor absen dan juga kelas lalu kumpulkan di
tempat yang sudah disediakan. Jangan sampai melewati tenggang waktu yang
sudah tertera. Setelah itu, silakan kalian pelajari, minggu depan kita
diskusikan bersama-sama. Apakah bisa dipahami?”
Semua Siswa : “Bisa, Bapak.”
Guru : “Baik, untuk pembelajaran hari ini, ada yang ingin ditanyakan?”
Semua Siswa : “Tidak ada, Bapak.”
Guru : “Oke, kalau begitu. Sebelum kita tutup pembelajaran hari ini, karena tadi
diawali dengan doa, maka kita akhiri juga dengan doa. Menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, berdoa disilakan.

Semuanya berdoa.

Guru : “Berdoa selesai. Baik, Bapak tutup pembelajaran hari ini, selamat
mengerjakan tugas, dan selamat siang.”

Anda mungkin juga menyukai