Anda di halaman 1dari 13

Kalimat efektif : padat, singkat,

jelas, lengkap, dan dapat


menyampaikan informasi secara
tepat.
Jelas
oleh

: berarti mudah dipahami


pendengar atau

pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian
atau
pemilihan kata-kata.
Tepat
: sesuai dengan kaidah
bahasa
yang berlaku.

1. Kalimat Berstuktur Kompak


Kalimat yang baik adalah kalimat yang
menggunakan subjek dan predikat secara benar dan
kompak. Kekurangkompakan dan ketidakjelasan
subjek dapat terjadi jika digunakan kata depan di
depan subjek. Misalnya penggunaan dalam,
untuk, bagi, di, pada, sebagai, tentang,
dan, karena sebelum subjek kalimat
tersebut.
Bagi semua siswa harus memahami uraian berikut ini.
Dalam pembahasan ini menyajikan contoh nyata.

2. Kalimat Paralel.
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tersusun
secara paralel. Keparalelan itu tampak pada jenis
kata yang digunakan sebagai suatu yang paralel
dengan memiliki unsur atau jenis kata yang sama.
Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun
laporan, kelengkapan materi yang harus dilampirkan,
penggambaran tahap-tahap kegiatan, dan simpulan
hasil pengujian.
Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun
laporan, melampirkan materi secara lengkap,
menggambarkan
tahap-tahap
kegiatan,
dan
menyimpulkan hasil pengujian.

3. Kalimat Hemat.
Kalimat yang efektif harus hemat. Kalimat hemat memiliki ciri
kalimat yang menghindari pengulangan subjek, pleonasme,
hiponimi, dan penjamakan kata yang sudah bermakna jamak.
Para menteri serentak berdiri, setelah mereka mengetahui bahwa
presiden datang ke acara itu.
Waktu tempuh yang digunakan hanya selama 45 menit saja untuk
sampai ke daerah itu.
Air raksa ini harus dicampur dengan kain warna merah.
Banyak orang-orang yang tidak hadir pada pertemuan yang
menghadirkan beberapa tokoh-tokoh terkemuka.

4. Kalimat Berpadu.
Kalimat yang berpadu adalah kalimat yang berisi kepaduan
pernyataan. Kalimat yang tidak berpadu biasanya terjadi karena
salah dalam menggunakan verba (kata kerja) atau preposisi (kata
depan) secara tidak tepat.
contoh :
Segala usulan yang disampaikan itu kami akan pertimbangkan.
.
Uraian pada bagian ini akan menyajikan tentang
perkembangbiakan pohon aren.
Materi yang sudah diungkapkan daripada pembicara awal akan
dibahas kembali pada pertemuan yang akan datang.

5.

Kalimat Logis.

Kalimat yang logis adalah kalimat yang dapat diterima oleh


akal atau pikiran sehat. Biasanya ketidaklogisan kalimat terjadi
karena pemilihan kata atau ejaan yang salah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran acara ini.
Untuk mempersingkat waktu, marilah kita bersama-sama mulai
mengerjakan tugas tersebut.
Mayat wanita yang ditemukan di sungai itu sebelumnya sering
mondar- mandir di daerah tersebut.

6. Pleonasme ==> berlebihan, tumpang tindih


Contoh :
* para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
* para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
* banyak siswa-siswa (banyak siswa)
* saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna saling)
* agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
* disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

7.

Tidak Memiliki Subjek.

Contoh :
* Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
* Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS)
(benar)
* Di dalam buah mangga mengandung vitamin C.
(KPO) (salah)

8. Adanya kata depan tidak perlu.


Contoh :
* Perkembangan daripada teknologi informasi sangat
pesat.
* Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
* Selain daripada bekerja, ia juga kuliah

9. Salah Nalar.
Contoh :
* waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
* Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
* Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
* Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
* Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di
belakang)
* Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya
presensi)
* Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal
lebih untuk subjek bernyawa)

10. Kesalahan Pembentukan kata.


Contoh :
* mengenyampingkan seharusnya
mengesampingkan
* menyetop seharusnya menstop
* mensoal seharusnya menyoal
* ilmiawan seharusnya ilmuwan
* sejarawan seharusnya ahli sejarah

11. Pengaruh bahasa asing.


Contoh :
* Rumah di mana ia tinggal (the house where he
lives ) (seharusnya tempat)
* Sebab-sebab daripada perselisihan (cause of the
quarrel) (kata daripada dihilangkan)
* Saya telah katakan (I have told) (Ingat: pasif
persona) (seharusnya telah saya katakan)

12. Pengaruh bahasa daerah.


Contoh :
* sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka)
(seharusnya sudah hadir)
* Jangan-jangan (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya
mungkin)

Anda mungkin juga menyukai