Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS

STRUKTURA
L DAN
SEMIOTIK
KELOMPOK 12
NAMA ANGGOTA

01 02 03

Fahrunisa Aqidatul
Wandan Setyasih Aulya Sarifatil F
I
200210402023
200210402007 200210402026
01
konsep analisis
struktural dan
semiotik?
I. STRUKTURAL

Teeuw (1984:135) Analisis struktural ialah analisis yang bertujuan


untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti dan semendalam
mungkin keterkaitan semua aspek karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan karya menyeluruh.

Tujuan analisis struktural yaitu membongkar dan memaparkan


secermat, seteliti, dan semendalam mungkin keterkaitan dan
keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh.
II. SEMIOTIK
Semiotika berasal dari kata Yunani Semion yang berarti ‘tanda’ (Sudjiman& Van
Zoest, 1992:5). Semiotika adalah ilmu tentang tanda dan segala yang
berhubungan dengannya. Analisis semiotik adalah membuat secara eksplisit
kata-kata implisit yang terdapat dalam puisi sehingga mempunyai arti atau
makna (Pradopo, 1995: 143).

Barthers menjadi seorang tokoh teori semiotik. Roland Barthers dalam teorinya
mengembangakan semiotika dalam dua tingkatan pertandaan, yakni

1.) Detonasi
merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang tampak dengan
panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar.
2.) Konotosi
merupakan makna-makna kultural yang muncul atau bisa juga disebut makna
yang muncul karena adanya kontruksi budaya sehingga ada pergeseran, tetapi
tetap melekat pada simbol atau tanda tersebut.
02
analisis struktural dan semiotik
puisi “aku ingin” karya sapardi
djoko damono
A. Struktur Fisik
● Diksi
Pada bait pertama Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
yaitu mencintai seseorang dengan tulus dengan cara tidak
berlebihan. Dengan cara mencintai dengan keserhanaan, kesetiaan
bahwa kesederhanaan menciptakan kesetiaan yang begitu berarti.

Dengan kata yang tak sempat diucapkan menjelaskan bahwa


seseorang yang tak sempat untuk mengucapkan, mengungkapkan
perasaan cintanya untuk seseorang yang ia cintai.

Kayu kepada api yang menjadikannya abu artinya seolah tidak


ada kesempatan kedua untuk mengungkapkan perasaan yang
begitu mendalam. Ibarat nasi sudah menjadi bubur.
Pada bait kedua, Aku ingin mencitaimu dengan sederhana yaitu
sama dengan bait pertama pada larik pertama.

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan tentang


keterlambatan untuk menyampaikan rasa cintanya, isi hatinya
kepada seseorang yang ia cintai dengan isyarat yng dilambangkan
dengan tindakan dari “aku-lirik” kepada kepada seseorang yang ia
cintai tetapi tak sempat untuk melakukan apa-apa.

Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada tentang


keterlambatan mengungkapkan perasaannya, menggambarkan
bahwa air hujan telah menghapus segalanya dari muka bumi
sehingga menjadi tidak tersisa dan tiada terhempaskan oleh
hanyutnya air hujan yang mengalir dipermukaan bumi.
● Majas (Bahasa Kiasan
Gaya bahasa yang terdapat pada puisi "Aku Ingin" adalah majas
personifikasi yang ditemukan pada kalimat
"Dengan kata yang tak sempat diucapkan, kayu kepada api yang
menjadikan abu".
"Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan, awan kepada hujan
yang menjadikan tiada".

● Pengimajinasian (Pencitraan)
Citraan mempunyai 6 macam, diantaranya citraan penglihatan,
pendengaran, penciuman,perasaan,perabaan dan pergerakan.
Imaji pendengaran: "Dengan kata yang taksempat diucapkan, kayu
kepada api yang menjadikan abu".
Imaji visual penglihatan: "Dengan isyarat yang tak sempat
dsampaikan, awan kepada hujan yang menjadikan tiada".
B. Struktur Batin
● Tema
Puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko bertemakan pengorbanan cinta, dimana
penyair mengungkapkan bagaimana keinginanya untuk mencintai dengan
sederhana.
● Perasaan
Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi ini adalah perasaan yang serius
dan menginginkan tentang tindakan yang tidak terlalu menggebu-gebu.
● Nada
Nada dalam puisi "Aku Ingin" penyair adalah perasaan isi hatinya dengan nada
memberitahu dengan lembut dan penuh dengan penghayatan.
● Amanat
Penyair ingin mengungkapkan tentang apa yang dirasakan dengan tenang dan
sederhana tanpa dengan perbuatan yang mengada-ada. Serta penyampaian rasa
cinta seseorang yang apa adanya dan tak perlu dibuktikan dengan kata atau
isyarat yang menggebugebu, melainkan dengan pengorbanan besar terhadap
orang yang dicintainya.
03
analisis semiotik dari “aku
ingin” karya sapardi djoko
damono
A. Tingkatan Tanda
1) Tingkatan Tanda Denotasi , terdapat pada kata:

- Mencintaimu berasal dari kata cinta yang berarti menyukai, mengasihi, dan menaruh hati
kepada seseorang.
- Kayu berarti pohon yang batangnya keras atau bagian batang (cabang, dahan).
- Api berarti cahaya dan panas dari segala sesuatu yang terbakar, berkobar segabai rasa
semangat serta menggelora.
- Abu yaitu material padat setelah pembakaran oleh api atau Kristal beku.
- Hujan adalah titik berjatuhan dari udara karena adanya proses pendinginan.
- Tiada yang berarti hilang, mati, lenyap atwu tidak ada.
2) Tingkatan Tanda Konotasi

Puisi ini menggunakan majas personifikasi, yaitu semacam gaya


bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah
meliliki sifat kemanusiaan (perlambangan). Tergambar pada kalimat

Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang
menjadikan abu

yang berarti apabila kayu telah dibakar api maka yang tersisa hanya
sisa-sisa abu atau sia-sia belaka.

Dari pernyataan puisi tersebut, dapat dlihat bahwa pencipta


menggunakan bahasa yang begitu sederhana namun dapat
menorehkan hasil yang dalam dan begitu sangat berkesan.
3) Relasi Antara Dua Tanda Denotasi Dan Konotasi

meliputi metafora (pemakaain kata dengan arti


sebenarnya) dalam puisi "Aku Ingin", yaitu:

Kayu kepada api yang menjadikan abu dan awan kepada


hujan yang menjadikannya tiada

berarti sesuatu yang sia-sia. Keduanya merupakan


metafora yang mengandalkan keterlambatan sehingga
mengakibatkan penyesalan. Keduanya saling berkaitan
dan memiliki kesamaan arti jika dimaknai dengan benar.
B. Komponen Tanda (Lambang atau
Simbol/Makna)
1.) Lambang atau Simbol
Lambang atau symbol dalam puisi “Aku Ingin” adalah mencintaimu, sederhana, kayu, api,
abu, awan, hujan, dan tiada.

2.) Makna
Makna dari kalimat Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Yaitu ingin mencitai seseorang
dengan cara tidak berlebihan, sedang, dan secara tulus, apa adanya dan tulus untuk seseorang
yang ia cintai. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikan abu
artinya tidak sempat mengungkapkan rasa cintanya kepada orang yang ia cintai. Dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikan tiada artinya
tentang keterlambatan seseorang menyampaikan isi hatinya kepada orang yang ia cintai. Saat
ia ingin mencitai seseoarang dengan sederhana namun ia terlambat untuk mengungkapkannya,
mungkin karena berbagai faktor yang menjadi kendala sehingga kesempatan itu hilang begitu
saja.
Kesimpulan

Simpulan dari analisis struktural dan semiontik puisi Aku Ingin karya
Sapardi Djoko Damono terdapat dua analisis, yakni analisis dari
kajian strukturalisme dan semiotik. Pada analisis kajian struktur,
terdapat dua struktur yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur
fisik (diksi atau pilihan kata, majas, pengimajinasian atau pencitraan.
Sedangkan struktur batin (tema, perasaan, nada, dan amanat).
Sedangkan dalam analisis kajian semiotik terdapat tingkatan tanda
(tingkatan tanda denotasi dan konotasi), komponen tanda (lambang
atau simbol, makna), dan relasi kedua tingkatan (denotasi dan
konoasi). dengan mempelajari ini pembaca akan lebih memahami
mengenai analisis structural dan semiontik.
Daftar Pustaka

Pradopo, R. D. (1987). Pengkajian puisi: analisis strata norma dan analisis struktural dan semiotik.
Gadjah Mada University Press. (Diakses 11 November 2021).
Waluyo, Herman, J. 2005. Apresiasi Puisi. Panduan Untuk Pelajar Mahasiswa. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama. (Diakses 11 November 2021).
Sohib, S., Pratiwi, D., & Priyanto, A. (2019). Nilai-Nilai Kesufian Pada puisi “Aku Ingin” Karya
Sapardi Djoko Damono. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 1(5), 829-838.
(Diakses 12 November 2021).
Saptawuryandari, N. (2013). Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar. Jurnal sastra dan Bahasa, 95-104.
Pirmansyah, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. (2018). Analisis Semiotik Dalam Puisi “Hatiku
Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 1(3), 315-320
Pirmansyah, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. (2018). Analisis Semiotik Dalam Puisi “Hatiku
Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 1(3), 315-320.
 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai