id
BAB IV
ANALISIS
Peluru
1. Kemiskinan
antara lain.
adanya kemiskinan adalah pada bait I baris 1-9, bait II baris 10-14, dan
35
dan bait IV baris 28-33, terdapat masalah sosial yang diakibatkan karena
adanya hasrat untuk berhutang kepada lintah darat. Kedua hal tersebut
sehari-hari.
36
masyarakat kecil.
penderitaan yang dialami oleh tukang becak. Dari kebutuhan hidup yang
akan ikut naik, penghasilan tukang becak yang terus menurun, dan
keluarga tukang becak yang tidak lain adalah keluarga penyair sendiri.
37
adanya kemiskinan.
Bait I baris 4-8 dalam puisi Apa yang Berharga dari Puisiku di atas
38
Bait I baris 9-13 dalam puisi Apa yang Berharga dari Puisiku di
kota bus kota yang semakin menggeser peran becak sebagai alat
kota karena selain lebih cepat, tarif bus kota juga relatif lebih murah
keberadaan bus kota dinilai tukang becak akan mengancam hidup mereka
dan keluarganya.
Keadaan miskin tampak pada bait I baris 14-16 dalam puisi Apa
yang Berharga dari Puisiku di atas, yakni ketika ibu dan tetangga penyair
39
Keadaan miskin tampak pada bait I baris 17-22 dalam puisi Apa
yang Berharga dari Puisiku di atas, yakni ketika penyair dan orang-orang
Keadaan miskin tampak pada bait I baris 23-25 dalam puisi Apa
yang Berharga dari Puisiku di atas, yakni ketika orang sakit mati di rumah
karena tak mampu membayar biaya rumah sakit. Adanya biaya berobat ke
mati di rumah.
Bait I baris 28-29 dalam puisi Apa yang Berharga dari Puisiku di
40
Hal itu menunjukkan bahwa di lingkungan sekitar penyair masih jauh dari
kata sejahtera.
c. Kuburan Purwoloyo
di sini terbaring
mbok Cip
yang mati di rumah
karena ke rumah sakit
tak ada biaya
dialami mbok Cip. Mbok Cip meninggal karena sakit dan beliau tidak
mempunyai biaya untuk berobat ke rumah sakit, sehingga dia harus rela
di sini terbaring
pak Pin
yang mati terkejut
karena rumahnya tergusur
dialami Pak Pin. Pak Pin meninggal karena beliau menjadi korban
41
di tanah ini
terkubur orang-orang yang
sepanjang hidupnya memburuh
terhisap dan menanggung hutang
mampu. Jika memiliki uang, mbok Cip akan segera berobat ke rumah
sakit, sehingga dia mungkin bisa tertolong dari kematian. Sedangkan, jika
Pak Pin adalah orang kaya, mungkin dia tidak akan terkena dampak
terbebas dari penggusuran dan kalaupun digusur pun dia akan membeli
42
(http://cscs-indonesia.blogpot.com/2008/09/realisme-sosialis-dalam-
kumpulan puisi.html).
43
(http://nikolaskristiyantosj.wordpress. com/2012/08/09/wiji-thukul-sastra
kami rumput
butuh tanah
dengar !
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden !
44
digusur dari rumahnya sendiri seperti halnya rumput yang dicabut dari
tempat tinggal.
Konteks sosial yang terdapat dalam puisi Bunga Dan Tembok yang
dibuat dalam kisaran tahun 1987 sampai 1988 adalah pada tahun tersebut
penduduk (http://setyo-negoro.blogspot.com/2007/05/jejak-jejak-realisme-
sosialis-di.html).
45
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki tumbuh
engkau lebih suka membangun
rumah dan merampas tanah
mempunyai rumah dan tanah untuk tempat tinggal. Rumah dan tanah
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki adanya
engkau lebih suka membangun
jalan raya dan pagar besi
rumah dan merampas tanah rakyat untuk membangun jalan raya dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
seumpama bunga
kami adalah bunga yang
dirontokkan di bumi kami sendiri
adanya rakyat yang tidak memiliki tempat tinggal akibat penggusuran dan
adanya legitimasi dan pertisipasi. Terasa bahwa ada semacam hubungan yang
dekat antara pemerintah dan rakyat. Hanya saja saying kedekatan itu hanyalah
edekatan pada masa bulan madu. Setelah itu, ketika pemerintah mulai
hubungan bulan madu itu mulai retak. Kebebasan berserikat mulai dibatasi
tidak saja bagi pegawai negeri tetapi justru bagi masyarakat melalu
47
Kedua problem sosial tersebut tampak pada syair-syair puisi berikut ini.
a. Kuburan Purwoloyo
48
di sini terbaring
pak Pin
yang mati terkejut
karena rumahnya tergusur
bersama-sama dengan orang lain dan tidak seorang pun boleh dirampas
pada bait II baris 9. Di situ dijelaskan bahwa Pak Pin mati terkejut karena
serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
tersebut, diketahui bahwasanya tidak ada pemberian ganti rugi yang layak
kepada Pak Pin karena penggusuran rumah tersebut, akibatnya Pak Pin
layak seperti yang dialami Pak Pin. Pak Pin kehilangan rumahnya sebagai
b. Peringatan
penggalan puisi Peringatan pada bait III baris 9-13 berikut ini.
50
51
rakyat karena apapun yang diperintahkan tidak boleh dibantah. Hal ini
Konteks sosial yang terdapat dalam puisi Bunga Dan Tembok yang
dibuat dalam kisaran tahun 1987 sampai 1988, yaitu pada kisaran tahun
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki tumbuh
engkau lebih suka membangun
rumah dan merampas tanah
52
“bunga”, yaitu sesuatu yang bisa tumbuh, berkembang, dan bisa rontok.
bersama-sama dengan orang lain dan tidak seorang pun boleh dirampas
atas, dijelaskan bahwa penguasa lebih suka merampas tanah rakyat untuk
Nomor 5 tahun 1960, mengenai hak milik. yang menyatakan bahwa tidak
pembangunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
berhak untuk bertempat tinggal serta bekehidupan yang layak. Selain itu,
dalam pasal 27 ayar 2 menyatakan bahwa tiap warga negara berhak atas
terhadap tempat tinggal. Maka dari itu, sikap penguasa yang melakukan
rugi yang layak yang dapat menggantikan apa yang telah diambil
pemerintah.
terhadap rakyat kecil dan juga pelanggaran terhadap hak kehidupan yang
layak dipaparkan dalam penggalan puisi Bunga dan Tembok pada bait II
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki adanya
engkau lebih suka membangun
jalan raya dan pagar besi
54
d. Sajak Suara
55
(Bambang Sunggono dan Aries Harianto, 1994: 89). Dalam pasal tersebut
56
pembuatan puisi, yakni pada bulan Juli tahun 1988 adalah masa di mana
dalam- kumpulan- puisi. html). Seperti dalam penggalan puisi berikut ini.
57
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang
jalan raya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
tinggal serta bekehidupan yang layak. Selain itu, dalam pasal 27 ayar 2
menyatakan bahwa tiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak
Soekanto, 1994:413). Dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji
yakni mengenai sikap melawan terhadap pemerintahan pada saat itu, yakni
59
penguasa. Hal tersebut tampak pada bait IV baris terakhir penggalan puisi
60
keyakinan bahwa suatu saat, rakyat yang mereka tindas akan terus tumbuh
dan menghancurkan tirani yang saat itu berjaya. Selain itu, pada bait V
kami rumput
butuh tanah
dengar !
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden !
d. Sajak Suara
61
yang telah dirampas haknya. Hal itu dipaparkan dalam bait IV baris terkhir
berikut ini.
62
kebijaksanaan
maka aku tidak akan lagi memohon pembangunan
nasib
kepadamu duh Pangeran duh Gusti
sebab nasib adalah permainan kekuasaan
kemiskinan adalah bagian dari permainan kekuasaan Orde Baru, dan bukan
tidak berpihak kepada rakyat kecil, seperti pada penggalan puisi Apa yang
63
kinerja becak, merupakan salah satu pemicu keadaan miskin. Tarif bus kota
terdesak, yang berarti keluarga tukang becak akan merasakan dampak dari
dan pelebaran jalan juga dinilai pengarang sebagai program yang tidak
yang sudah miskin menjadi semakin miskin karena mereka tidak mempunyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
miskin juga terdapat pada puisi berikut ini, yakni adanya penggusuran rumah
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki tumbuh
engkau lebih suka membangun
rumah dan merampas tanah
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki adanya
engkau lebih suka membangun
jalan raya dan pagar besi
bahwa mereka telah gagal dalam memperoleh lebih daripada apa yang telah
65
di sini terbaring
mbok Cip
yang mati di rumah
karena ke rumah sakit
tak ada biaya
di sini terbaring
pak Pin
yang mati terkejut
karena rumahnya tergusur
……………………………
dan keadilan masih saja hanya janji
di sini
kubaca kembali
: sejarah kita belum berubah !
menjadi salah satu sebab munculnya masyarakat miskin. Selain itu, adanya
kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM tanpa ada solusi bagi
rakyat miskin juga dinilai salah satu hal yang membebani dan memperkuat
tenaga manusia dengan mesin, seperti keberadaan bis kota yang lebih murah
daripada becak, juga merupakan salah satu sebab rakyat miskin, khususnya
66
mereka harus berhutang kepada lintah darat yang tentunya semakin menambah
di atas adalah pantang menyerah untuk mendapatkan apa yang telah menjadi
hak-hak kita.
paksa
67
tempat tinggal berarti rakyat tidak hidup secara layak. Hak untuk
undang No. 39 tentang Hak Asasi Manusia dan pasal 27 ayat 2 UUD
68
tumbang. Hal tersebut tampak pada bait IV baris terakhir dan bait V baris
terakhir.
kami rumput
butuh tanah
dengar !
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden !
kemanusiaan yang dilakukan penguas Orde Baru pada masa itu. Hal
69
undang-undang.
70
Hal tersebut tampak dalam penggalan puisi Sajak Suara berikut ini.
71
modern
untuk melawan. Sikap melawan tersebut mungkin disertai dengan suatu rasa
a. Peringatan
72
kami rumput
butuh tanah
dengar !
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden !
c. Sajak Suara
73
tidak boleh tinggal diam jika terjadi ketidak adilan. Pengarang sebagai
kota, membuat para tukang becak tergeser keberadaanya, sehingga hal itu
keluarga, mereka harus rela berhutang kepada rentenir. Belum lagi adanya
74
diinginkan rakyat.
commit to user