Anda di halaman 1dari 3

Nama: Johan Setiawan

NIM: 201934021

Prodi: PBSI semester 2

Mata Kuliah: Keterampilan Membaca

Dosen: Muhammad Noor Ahsin, S.Pd., M.pd.

RESNSI BUKU BERTEMA SASTRA, AGAMA, DAN POPULER

A. Tema Sastra

Judul buku: Puitika Seni Puisi


Penulis: Aristoteles
Penerbit: Basabasi, Yogyakarta
Cetakan pertama 2017

Poetics adalah risalah pendek tentang estetika (biasa dianggap sebagai satu paket dengan
Politics dan Rhetoric) dan merupakan satu karya babon dalam kritik sastra. Poetics Aristoteles
menyajikan pikiran-pikirannya dengan bahasa yang sederhana sehingga pembaca dapat dengan
jernih memahami isinya: bentuk plot dan perwatakan yang baik, rumitan dan leraian, dan tentu
perbedaan antara jenis-jenis puisi tragedi, dithyramb, komedi, iambik, drama, ainos, diagramma,
satir, poemata, epik, retorik, amphi geneseos, dan akustik. Dengan bubuhan komentar dari Al-
Farabi, Ibn Sina, dan Ibn Rusyd, buku ini menjadi titik awal dalam memahami seni puisi.

Buku ini membahas tentang pemikiran-pemikiran penerapan seni puisi, yang dikemas
secara singkat oleh Aristoteles. Dengan menjelaskan media representasi puisi, representasi
tersebut dihasilkan dengan menggunakan Irama, bahasa, dan melodi. Ketiganna bisa dugunakan
dengan berdiri sendiri atau dalam bentuk kombinasi. Objek-objek representasi, seniman-seniman
itu mempresentasikan tindakan manusia, dan manusia harus memiliki sifat baik atau buruk yang
membentuk watak-watak tertentu, maka manusia ini harus dipresentasikan (i) lebih baik dari kita,
atau (ii) lebih buruk dari kita, atau (iii) sama dengan kita, bgitulah para penulis mempresentasikan
mereka. Disamping kedua penjelasan diatas Aristoteles juga membahas cara representasi puitis
hingga perbandingan eoik dengan tragedi.

Selain itu terdapat komentar-komentar dari filsuf muslim, yaitu Al-Farabi yang memberi
komentar tentang Asas-asas seni puisi. Ibn Sina, berkomentar mengenai puisi, secara umum,
bentuk-bentuk puitis yang beragam dan bentuk-bentuk puisi Yunani yang berbeda. Ibn Rushd
mengawali dengan Bismillahirrahmanirrahim berkomentar, mengenai penjelasan singkat tentang
puitika Aristoteles tentang kata-kata puitis. Kata-kata ouitis adalah kata-kata yang selaras
iramanya. Dengan kata puitis orang, orang berusaha keras untu menciptakan pemberian contoh
sesuatu hal dalam kata-kata supaya menggerakan jiwa meninggalkan sesuatu itu, atau
mendudukinya, atau hanya untuk mengherankan karena kegembiraan yang keluar daro khayali
representasi itu sendiri.

Klebihan:

Puitika Aristoteles tidak hanya pemikiran dari seorang saja, namun mendapat berbagai komentar
dari filsuf-filsuf muslim lainnya, sehingga membuat buku ini lebih memberi penjelasan. Dengan
bahasa yang mudah dipahami pembaca dapat menerima pemahaman yang lebih mudah. Juga
dilengkapi dengan catatan kaki yang memberi penjelasan kata asing. Buku ini membawa kita
sebagai pembaca kembali kepada sejarah para filsuf kuno untuk mengambil banyak peljaran yang
bermanfaat.

Kekurangan:

Masih terdapat penjelasan yang belum tuntas atau selesai sehingga membuat pembaca penasaran
karena itu pembaca belum menemukan kejelasan atau kurang jelas.

B. Tema Agama

Judul buku: Surat Kepada kanjeng Nabi


Penulis: Emha Ainun Najib
Penerbit: Mizan, Bandung
Edisi kesatu: Cetakan I, November 1996, Cetakan II, Juni 1997, Cetakan III, November 1998.
Edisi kedua: Cetakan I, Juni 2015, Cetakan II, Agustus 2015.

Surat kepada Kanjeng Nabi, salah satru buku yang ditulis seorang penyair, esais, pegiat
teater, pemusik, dan lain-lain. Emha Ainun Najib yang biasa dipanggil Cak Nun kini menuangkan
keresahnnya kedalam buku yang diberi judul “SURAT KEPADA KANJENG NABI” yang
membahas tentang redupnya ajaran-ajaran Nabi dan banyak persoalan umat muslim bangsa
sekarang, yaitu bangsa Indonesia. Sampul buku bagian belakang terdapat kalimat “di negeri kami
ini, umatmu berjumlah terbanyak dari penduduknya. Di negeri ini, kami punya Muhammadiyah,
punya NU, persis, Punya ulama-ulama dan MUI, ICMI, punya bank, punya HMI, Anshor,
Pemuda Muhammadiyah, IPM, PII, Pesantren-pesantren, sekolah-sekolah, kelompok-kelompok
studi Islam intensif, yayasan-yayasan, mubalig-mubalig, budayawan, seniman, cendiakawan, dan
apa saja. Beliau menghubungkan kehidupan pada zaman Nabi dengan kehidupan bangsa ini.
Keresahan Cak Nun memunculkan pikiran-pikiran yang membuatnya menggugat persoalan-
persoalan zaman modern, didalam buku Cak Nun menyampaikan, banyaknya masyarakat muslim
memperingati hari maulid Nabi, dan telah dilakukan setiap tahun. Juga banyak umat muslim yang
mengagung-agungkannya.
Mungkin Sejarah tidak lagi terbawa dizaman sekarang, banyak yang telah terseret oleh
arus zaman modern, lalu melupakan zaman kenabian, Cak Nun menuliskan pada bukunya,
Muhammad yang abadi, yang mengabadi, atau yang menjadi keabadian, dan hari-hari ini
melintasi kehidupan kita terbuat dari segala yang dilakukanny semasa jasmaninya hidup. Wajah
Muhammad kini terdiri atas seluruh nilai perilakunya dulu. Cahaya wajah itu terbuat dari sujud-
sujud sembahyangnya. Harapan ak Nun, Filosofi Islam membimbing kita untuk merancang jenis
kemkhlukan macam apa kita kelak. Dan kosmologi Islam memberi pilihan kepada kita, apakah
kita akan merekayasa diri menjadi benda-benda setingkat debu, atau menjadi api dan kayu bakar
menyiksa diri sendiri, atau Alhamdulillah kita lulus menempuh transformasi daei materi ke
energy cahaya. Jika kita menjadi cahaya karena bersih dari tindak korupsi ekonomi, penindasan
politik, kecurangan sosial, penyelewengan hokum, serta maksiat kebudayaan, maka insyaallah
itulah yang bernama tauhid. Demikian sedikit penjelasan dari Emha Ainun Najib dalam bukunya.
Beliau melihat banyaknya pertikaian masalah duniawi dalam bangsanya, Cak Nun berharap
kebersihan hati dan tulusnya perbuatan membawa kedamaian dan ketenangan bagi masyarakat
berbangsa bernegara.

C. Tema Populer

Judul buku: Belenggu Merah Muda


Terinspirasi dari kisah nyata
Penulis: Tyas Damaria
Penerbit: Gramedia, Jakarta 2016

Pergaulan dengan para sosialita mengantar janda cantik, Haruming Larasati, jauh
kepelukan Arganta Yuda, pejabat dengan karir yang tengah menanjak. Janji-janji manis Arga
untuk segera meminangnya membuat Larasati rela mengorbankan segalanya. Demi melindungi
Arga, Larasati bahkan terlibat masalah hokum yang menjebloskannya ke penjara. Selama
menjalani masa hukuman, Larasati belajar menata kembali hidupnya meski hatinya hancur karena
Arga. Untungnya, uluran tangan malaikat dalam wujud sang pengacara membantu Larasati
bangkit kembali. Dan di sel penjara yang dingin, ia menyadari satu hal: bahwa mencintai tidak
seharusnya membuatmu hancur.
Belenggu merah muda, buku yang terinspirasi dari kisah nyata. Menceritakan seorang
istri pengusaha mebel suskses ibukota yang kaya raya. Keluar yang bahagia ini mempunyai dua
anak bernama Moses dan reno, beberapa tahun kemudian keluarga mereka

Anda mungkin juga menyukai