Tugas Paper ini Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Perpajakan
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
St. Pignatelli Surakarta
NIM : B18.621
Penyebaran virus secara global ini pun berimbas pada dunia ekonomi
dimana ekonomi mengalami pelemahan. China yang merupakan importir terbesar
pada beberapa komoditi Indonesia pun memutuskan untuk menunda berbagai
aktivitas ekonominya. Presiden Joko Widodo dengan tegas mulai memerintahkan
jajaran kabinetnya untuk melakukan mitigasi dimana presiden memerintahkan
jajaran kabinetnya untuk mengurangi dampak bencana. Langkah yang ditempuh
oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama pemerintah untuk mengurangi
dampak bencana pada bidang ekonomi adalah dengan memberi stimulus
kebijakan fiskal jilid 2 yang mana salah satunya memberi relaksasi pajak
penghasilan pasal 21, 22, 25. Selain itu pemerintah juga menghimbau bahwa
restistusi Pajak Pertambahan Nilai dipercepat.
2.2 Observasi
Dikutip dari CNBC Indonesia, pemerintah telah resmi memberikan
stimulus tahap II berupa kelonggaran untuk Pajak Penghasilan Pasal 22.
Hal ini dilakukan pemerintah untuk mitigasi melawan pelemahan ekonomi
karena dampak global dari virus COVID-19.
Pada stimulus tahap II ini, pemerintah memberikan relaksasi pajak
pada Pasal 22 yaitu Pajak Penghasilan Badan atas Kegiatan Impor dan
Barang Konsumsi. Menurut Menteri Keuanga Sri Mulyani Indrawati pada
keterangannya ke media di Jakarta, Jumat Jakarta, Jumat (13/4/2020),
relaksasi PPh 22 impor akan diberikan kepada 19 sektor. Seluruh sektor
yang menerima relaksasi pajak ini nantinya akan diberikan kemudahan
berupa kemudahan pembebasan PPh 22 impor selama 6 bulan bahkan
pajaknya ditanggung pemerintah. Pembebasan ini dimulai dari April 2020
hingga September 2020. Adapun nilai pajak yang tidak dibayarkan
perusahaan yaitu RP 18,5 triliun.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan, saya akan membahas
mengenai kebijakan pemerintah dalam mengurangi efek bencana global yang
dikarenakan oleh COVID-19. Saya akan menguraikan hasil observasi saya
mengenai stimulus II berupa relaksasi PPh 22 atas impor dan saya akan menilai
dari sudut pandang Wajib Pajak Badan.
KESIMPULAN