Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan baru dalam memecahkan
masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih
variasi lain yang sesuai. Bermain peran merupakan salah satu alternative yang
dapat ditempuh. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli
menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model yang dapat
digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, bermain peran
diarahkan pada pemecahan masalah yang menyangkut hubungan antar
manusia, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Tugas ini adalah mata kuliah Norma Agama dan Moral (NAM) Metode
Pengembangan Moral dan Nilai Agama dosen Pengampu Triyaningsih M.Pd
perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki
moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap
berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya),
anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang buruk, yang
boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh
dikerjakan
Semua manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, baik fisik maupun psikis.
Walaupun dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan
bawaan yang bersifat ”laten”. Potensi bawaan ini yang memerlukan
pengembangan dan pemeliharaan yang mantap, lebih-lebih pada usia dini

1
BAB II
PENDAHULUAN

A. Kegiatan Anak Bermain Peran

Bermain peran adalah suatu metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi
yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-
peristiwa aktual atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa
mendatang (Sanjaya 2006:159). Kemudian menurut Sagala (2011:98)
menyatakan bahwa role playing atau sosiodrama berasal dari kata sosio dan
drama, sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat dan
drama berarti mempertunjukkan, memper-tontonkan,atau memperlihatkan.
Pada dasarnya, bermain memiliki dua pengertian yang harus dibedakan.
Bermain menurut pengertian yang pertama dapat bermakna sebagai sebuah
aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari “menang-
kalah” (play).

Sedangkan yang kedua disebut sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam
rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai dengan adanya
pencarian ”menang-kalah” (game). Peran (role) bisa diartikan sebagai cara
seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu.Pengertian peran dapat
didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan, sebagai
suatu pola hubungan unik yang ditunjukkan oleh individuterhadap individu lain
(Nunung, 2005: 78).

2
BERMAIN PERAN

Tema : Lingkunganku
Sub Tema : Keluargaku
Sub-sub tema : Memaafkan
Jumlah Pemain : 4 Anak

Pada suatu hari disebuah keluarga sederhana, dengan dua orang anak yang masih duduk
dibangku sekolah dasar dan ditaman kanak-kanak, pada waktu itu jam pulang sekolah,
pulanglah dua anak tersebut kerumahnya secara bersamaan

Husna sang kaka : “Assalamu’alaikum”


Farah sang adik : tanpa salam “ibu… ibu… aku pulang”… sambil berteriak
Husna : “farah ucapakan salam dulu”… ujar Husna kepada farah dengan lembut

Sang ibu datang membukakan pintu. “wa’alaikum sallam”

Farah : “aku dulu” … sambal menarik tangan sang ibu untuk salim terlebih dahulu
Sambil lari farah masuk dan dengan sengaja menabrak bahu husna.

Husna : “farah hati-hati nanti jatuh” ucap Husna kepada adiknya.


Farah : “biarin” dengan nada sengit.
Ibu : “husna farah ganti baju lalu makan ya”.
Ucap ibu sambil memberi tahu
Setelah husna dan farah selesai mengganti pakaian, mereka pergi kemeja makan.

Farah : “ibu.. akum aku disuapin” ucap farah kepada sang ibu.
Husana : “makan sendiri aja farah kan udah gede”
Farah : “Biarin weeee….” Ucap farah sambil meledek sang kakak.

3
Saat makan pun farah selalu meledek sang kakak husna…
Setelah selesai makan sang ibu pun menanyakan kepada anak-anaknya. : “Bagaimana tadi
disekolah ada PR atau tidak ? …. Tanya sang ibu sambil menyentuh pundak farah dan
pergi kedapur kembali.

Farah : “ada tapi nanti saja ibu aku mau mainan dahulu ucap farah pada ibunya…
Husna : “aku juga ada. Yuk kita kerjain bareng-bareng ucap husna mengajak sang adik
Farah : “ga ah nanti aja” sambil meledek kakaknya

Husnapun mengambil tasnya dan belajar untuk mengerjakan PR, tetapi sang adik selalu
saja mengganggu dan jahil pada husna

Husna : “farah mainannya jangan dilempar kesini nanti kena aku… ucap husna dengan
lembut pada adiknya.

Tetapi sang adik tidak menghiraukan ucapan kakaknya sambil berlalu … dia tetap usil

Sang ibu pun datang menghampiri farah : “farah ayok ambil tasmu dan kerjakan PR mu”

Farah : “nanti saja bu” jawab farah dengan cuek pada ibunya.
Ibu : “nanti kalu sudah selesai kan bisa main lagi” berusaha merayu farah
Farah : “iya deh” jawab farah sambil membawa tas dan duduk dengan husna

Farah : “geser dong kak” sambil menggeser buku sang kakak

Dengan sabar husna menggeser bukunya, saat belajar pun farah berusaha untuk
mengganggu sang kakak dengan mencoret buku khusna dengan pensil
Husna : “Jangan farah nanti kotor” Ucap husana dengan sabar

Farah : “we…..” sambil meledek sang kakak

4
Husna selalu sabar dan membiarkan adiknya

Setelah selesai mengerjakan PR, husnapun merapihkan kembali peralatan belajar dan
memasukan kedalam tas

Husna : “ibu aku sudah selesai, aku mau mainanya..”


Ibu : “ia sayang tasnya simpan kembali”

Dengan sengaja farah menyandung kaki kakaknya, husna pun terjatuh dan mangis

Husna : “ibu….ibu… sakit farah nakal”


Ucap husna sambil terisak-isak pada ibunya
Sang ibu pun datang dan menghampiri husna
“kenapa sayang bisa jatuh…?” tanya sang ibu kepada husna

Husna : “aku disandung farah kakinya ibu” ucap husna menceritakan pada ibunya. Sambil
terisak-isak

Ibu : “farah sini kenapa nakal sama kakak, ayo minta maaf” ucap ibu marah pada farah
Farah : “ga mau”… sambil lari

Ibu : “farah ga mau minta ma’af nanti ibu kasih tahu ayah…. “ucap sang ibu tegas pada
farah sambil memeluk husna
Dengan ngeyel farah pada ibunya : “biarin, ayahkan masih kerja…”
Husna : ga papa bu kalau ga mau minta maaf”
Dengan pelan husna pada ibunya
Ibu : kamu udah ga papa sanyang???. Tanya ibu kepada husna
Husna : “ia ga papa” sudah tidak menangis

Tak lama sang ayah pun pulang


Ayah : “assalamualaikum…!”

5
Ibu : “wa’alaikum salam!” jawab sang ibu sambil membuka pintu
Sang ayah pun menuju kedua putrinya
Ayah : “ada apa ini sepertinya husna habis menangis ?”

Ibu : “ia ayah. dijatohin farah, tapi farah ga mau minta maaf

Ayah : “bener itu farah” tanya ayak kepada farah


Farah : “ga sengaja kok ayah” dengan cuek farah menjawab
Ayah : “farah lupa ya kitakan keluarga harus saling menyayangi dan memaafkan seperti
hadits nabi. Kakak husna masih ingatkan hadisnya?
Husna : “iya ayah” jawab husna sambil membcakan hadis dan artinya
Hadits saling sabardan memaafkan

Husna : “aku ga marah kok ayah sama farah”


Ayah : “tukan farah kakak husna aja sudah memafkan, masak farah ga mau minta maaf,
sayangkan sama kak husna…? Ucap ayah sambil memegang tangan farah.
Farah : “iya deh, aku minta maaf ya kak tadi udah jatuhin kakak” ucap farah dengan nada
bersalah.
Husna : “iya kakak udah ma’afin kok” jawab husna dengan lembut.
Husna dan farahpun salaing memeluk dan memaafkan…

“Jadi…, Teman-Teman Harus Saling Menyayangi Dan Memafkan Bukan Bermusuhan,


Karena Rosul Pun Mengjarkan Kita Untuk Saling Memaafkan Seperti Hadits Nya….”

B. Jumlah Orang Yang Bermain, Tujuan, Alur


Jumlah Orang yang aktif berperan ada 4 orang yaitu
- Ayah
- Ibu

6
- Husna (Kakak) dan
- Farah (Adik)

Tujuan Bermain peran yang diharapkan antara lain adalah :


a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain;
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab;
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan;
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah

Alur Cerita yang digunakan adalah :


Sebuah keluarga sederhana, dengan dua orang anak yang masih duduk
dibangku sekolah dasar dan ditaman kanak-kanak, pada waktu itu jam
pulang sekolah, pulanglah dua anak tersebut kerumahnya secara bersamaan
Husna (Kakak) yang mempunyai sifat lembut dan kasih saying kepada
adiknya, dan Farah (Adik) yang cenderung mempunyai sifat bandel, dan
kurang sabar, sementara ibu dan ayah yang mempunyai sifat dan sikap bijak
sana.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penerapan metode pembelajaran bermain peran dalam meningkatkan
kemampuan apresasi drama dirasakan sudah ada perubahan hal ini terlihat
dari sikap dan antusias siswa terhadap pembelajaran. Pembelajaran
dilaksanakan dengan materi yang bervariasi dan menarik berdasarkan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dengan memaksimalkan
metodebermain peran, maka pembelajaran bermain peran dalam
meningkatkan kemampuan ekspresif drama dikatakan berhasil.

B. Saran
Pada pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran
memerlukan waktu yang cukup lama terutama pada tahap
pelaksanaan bermain peran, oleh sebab itu pengalokasian waktu pada
proses pembelajaran harus lebih diperhatikan dan guru harus lebih
matang dalam persiapan agar pembelajarannya dapat terlaksana dengan
lancar. Dengan demikian hasil yang diharapkan dalam pembelajaran
lebih efisien. Selanjutnya bagi guru kelas harus berani mencoba
melaksanakan pembelajaran yang bersifat konsep dengan menggunakan
metode bermain peran. Selain menambah wawasan tentang bermain peran
juga dapat meningkatkan semangat belajar siswa

Anda mungkin juga menyukai