Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Masa remaja adalah masa dimana seorang anak sedang berada dalam pencarian jati
dirinya, yang mana ingin mengenal siapa dirinya sebenarnya. Seorang anak dikatakan
remaja jika anak tersebut telah mencapai usia 17 tahun. Pada usia ini, seorang anak
mengenal hal-hal yang baru dihidupnya dan biasanya anak ingin mencoba segala hal, hal
ini biasanya disebut masa pubertas.
Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak
sampai masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, emosi, dan sosial. Dengan
perubahan ini maka remaja merupakan salah satu masa yang penting sekaligus rawan dalam
masa perkembangannya, kerawanan masa remaja ini maka tidak boleh lepas pengawasan
dari orang tua, karena dapat mengalami suatu keadaan dimana ia akan melakukan hal-hal
yang negatif di luar batasnya sehingga anak tersebut akan masuk kategori kenakalan remaja.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja yang gagal dalam mengalami
proses perkembagan jiwanya, baik pada saat remaja, maupun pada masa kanak-kanaknya.
Masa kanak-kanak dan masa remaja dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi
mengalami perubahan dengan begitu cepat. Kenakalan remaja merupakan bentuk dari
konflik-konflik yang tidak terselesaikan pada masa anak-anak maupun masa remajanya,
seperti mendapat perlakuan kasar dari lingkungannya maupun kondisi ekonomi yang
menyebabkan merasa rendah diri, konflik tersebut menumpuk dan menyebabkan trauma
yang mendalam.
Maka pada situasi ini peranan orang tua sangat penting untuk mencegah kenakalan
remaja. Orang tua menjadi faktor penting untuk mengarahkan ke arah yang positif bagi anak
tersebut. Maka dari itu peneliti akang meneliti lebih lanjut tentang “ Peran Orang Tua
Dalam Mencegah Kenakalan Remaja”.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang dijelaskan di atas, dapat ditentukan suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Mengapa kenakalan remaja bisa terjadi?
2. Bagaimana peran orang tua dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja ?
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah kenakalan remaja?

1
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1. TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua untuk mencegah kenakalan
remaja.
3. Untuk mengetahui manfaat peranan keluarga dalam mencegah kenakalan remaja.

1.3.2. MANFAAT
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitia ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pendukung untuk
penelitian sejenis.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memperdalam wawasan serta menambah pengalaman
dalam melaksanakan penelitian.
b. Bagi pembaca
Untuk referensi mencegah terjadinya kenakalan remaja dan menambah ilmu
pengetahuan serta wawasan si pembaca.
c. Bagi sekolah
Untuk referensi mencegah kenakalan remaja di lingkungan sekolah dan
menambah referensi perpustakaan.
d. Bagi Orang Tua
Diharapkan mampu memberikan gambaran real terhadap peran orang tua
dalam mengasuh anak dan membentengi putra-putrinya dari kenakalan
remaja.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI


2.1.1. Pengertian Peran
Menurut Soekanto, peran (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status)
apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya untuk menjalankan suatu peran. Peranan mencakup tiga hal, yaitu
Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat, Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, dan Peran juga
dapat dikatakan sebagai pelaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.

2.1.2. Pengertian Orang Tua


Menurut Mardiya, Orang tua adalah Ayah dan Ibu sebagai figur atau contoh
yanga kan selalu ditiru oleh anak-anaknya. Sedangkan menutut Soekanto, orang
tua adalah orang-orang yang melengkapi budaya mempunyai tugas untuk
mendefinisikan apa yang baik dan apa yang dianggap buruk, sehingga anak akan
merasa baik bila tingkah lakunya sesuai dengan norma tingkah laku yang diterima
di masyarakat.

2.1.3. Pengertian Mencegah


Menurut Notosoedirdjo, mencegah atau pencegahan adalah upaya secara
sengaja dilakukan untuk mengatasi terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian
bagi seseorang atau masyarakat. Mencegah itu sendiri merupakan suatu tindakan
tindak lanjut yang berwenang serta sadar dalam usaha menghalangi, mengurangi
segala dampak resiko ancaman yang tidak diinginkan seperti halnya kenakalan
remaja.

2.1.4. Pengertian Kenakalan Remaja


Menurut Harlock dan Willis, kenakalan remaja adalah tingkah laku, perbuatan,
atau tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan antisosial yang melanggar
norma-norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat.
Yang mana bersumber dari moral yang sudah berbahaya atau beresiko. Kerusakan
moral bersumber dari keluarga yang sibuk, keluarga broken home, dan keluarga
single parent dimana anaknya diasuh oleh ibu.

3
2.2. KERANGKA BERPIKIR
2.2.1 Argumen Penulis
Kenakalan remaja dapat terjadi karena disebabkan oleh faktor dari remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Adapun faktor internal adalah sebagai berikut:
1. Krisis identitas, yaitu perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
yang menyebabkan remaja tersebut mencari jati dirinya dengan mencoba
hal-hal baru dalam hidupnya.
2. Kontrol diri yang lemah, yaitu remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dngan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun dengan mereka
yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengertahuannya.
Adapun faktor eksternal adalah sebagai berikut:
1. Keluarga, keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh
seseorang sejak lahir. Keluargalah yang seharusnya membentuk kontrol
diri yang kuat sehingga seseorang remaja tidak terjerumus kedalam
kenakalan.
2. Lingkungan sosial, selain keluarga seseorang juga akan melakukan
proses sosiologi ke lingkungan sekitar. Jika lingkungan tempat ia tinggal
merupakan lingkungan yang rawan kejahatan, maka potensi seseorang
untuk melakukan kejahatan juga semakin besar.
3. Pergaulan, pergaulan dengan teman sebaya juga wajib menjadi tanggung
jawab keluarganya dalam memberikan pengetahuan kepada remaja untuk
memilih teman yang baik. Teman sebaya seringkali menjadi faktor utama
bagi seseorang remaja untuk melakukan tindakan kejahatan.
4. Pendidikan, pendidikan sangat berguna dalam membentuk kepribadian
seseorang agar memiliki pengetahuan akan baik buruknya suatu
perbuatan. Pendidikan baik harus sejak dini diajarkan oleh kedua orang
tua, sebelum melanjutkan ke sekolah.
5. Penggunaan waktu luang, remaja sering kali menggunakan waktu
luangnya yang tidak bermanfaat, seharusnya remaja memanfaatkan
waktu luangnya dengan mengisi kegiatan hal-hal yang positif seperti
membantu sesama, olahraga, menjalani hobi, dan sebagainya. Hal
tersebut akan menjauhkan remaja untuk mengisi waktu luang untuk
perbuatan anti normatif.
6. Masuknya kebudayaan luar, kebudayaan luar yang tidak sesuai dengan
adat dan norma yang berlaku di Indonesia seharusnya dihindari atau
bahkan tidak diikuti. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang pesat
di zaman globalisasi ini.

4
Peranan orang tua dalam mencegah kenakalan remaja yaitu dengan
memberikan pendidikan mulai dari kecil kepada anak-anak dengan diberi
pengetahuan yang baik. Orang tua sebaiknya mendidik anak dengan tanggung
jawab dan kedisiplinan. Tanggung jawab sangat diperlukan dalam
mengembangkan kepribadian anak. Orang tua harus lebih mengajarkan tentang
arti dari suatu tanggung jawab, kedisiplinan juga berperan penting dalam
perkembangan anak agar tidak terbiasa bergantung kepada orang lain karena
kemalasan.
peranan orang tua terhadap anak sangat beragam seperti peranan orang tua
sebagai pendidik, sebagai pelindung, sebagai pengarah, sebagai penasehat,
sebagai penanggung jawab bagi anak tersebut, peran tersebut harus tertanam pada
jiwa seorang orang tua untuk mendidik anaknya agar anak tersebut tetap dalam
kontrol orang tuanya.
Adapun upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi kenakalan
remaja yaitu sebagai berikut:
1. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti
beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman dan
kepercayaan.
2. Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik serta
orang tua memberi arahan-arahan di komunitas mana remaja harus
bergaul.
3. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman-teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai
dengan harapan.
4. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi mereka.
5. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
6. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak terlalu mengekang remaja
tersebut.
Contohnya: kita sebagai orang tua boleh saja membiarkan dia melakukan
apa saja yang masih sewajarnya dan apabila menurut pengawasan kita dia
telah melewati batas sewajarnya, kita sebagai orang tua perlu
memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia
terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.

5
2.2.2 Bagan Penyelesaian Masalah
Berdasarkan argumen penulis di atas maka didapat bagan penyelesaian masalah
sebagai berikut:

Gambar 2.1. Bagan Penyelesaian Masalah

Peran Orang Tua Dalam Mencegah Kenakalan Remaja

Metode Penelitian Populasi Instrumen Penelitian

1. Penelitian Fenomonologi SMA Negeri 3 Cimahi 1. Kuesioner


2. Pengaruh kasus 2. observasi

Sampel

1. 5 sampel Kelas XI MIPA 1


2. 5 sampel Kelas XI MIPA 4
3. 10 sampel Kelas XI IPS 4
4. 5 sampel Kelas X MIPA 1
5. 5 sampel Kelas X MIPA 3
6. 5 sampel Kelas X MIPA 5
7. 5 sampel Kelas X IPS 2

2.2.3 Jadwal Penelitian


Kegiatan penelitian akan dilaksanakan sesuai jadwal penelitian di bawah ini
yang bertempat di SMA Negeri 3 Cimahi.

Tabel 2.1. Jadwal Penelitian


No. Hari, tanggal Jenis Kegiatan Keterangan
1. Senin, 11 Maret 2019 Persiapan
2. Selasa, 12 Maret 2019 Perencanaan
3. Rabu, 13 Maret 2019 Pelaksanaan
4. Sabtu, 16 Maret 2019 Penyelesaian

6
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN


3.1.1. Pengertian Penelitian Kualitatif
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong 2004:5) mengemukakan bahwa
metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu secara holistic (utuh).
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Tujuan dari penelitian kualitatif yaitu pada umumnya mencakup tentang
informasi utama dari fenomena yang akan diambil dalam penelitian.
fenomena yang diambil akan dikaji secara mendalam dengan mengumpulkan
data secara lengkap dan terperinci.

3.1.2. Ciri –ciri Penelitian Kualitatif


Berdasarkan pengertian penelitian kualitatif diatas maka penelitian
tersebut memiliki beberapa ciri atau karakteristik yaitu sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah
2. Peneliti sebagai alat utama dalam proses pengumpulan data
3. Data yang diperoleh yaitu dengan metode observasi atau wawancara
4. Pengumpulan data secara deskriptif
5. Data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka

7
3.2 LOKASI dan WAKTU PENELITIAN
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Cimahi yang berlokasi di Jl. Pasantren
No. 161, Kel. Cibabat, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Prov. Jawa Barat. SMA
Negeri 3 Cimahi menghadap ke arah timur, sebelah barat menghadap ke perumahan
Fadjar Raya, sebelah utara menghadap ke Jl.Blok C, sedangkan sebelah selatan
menghadap ke Jl. Jati.
SMAN 3 Cimahi memiliki visi..... dan Misi .....
.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2019 hingga hari
kamis tanggal 28 Maret 2019 dengan sampel 40 responden, dengan dibagi 20 responden
pada hari Rabu dan 20 responden pada hari Kamis. Responden tersebut berasal dari
kalangan pelajar random dari kelas X MIPA/IPS dan kelas XI MIPA/IPS.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengidentifikasi peran orang tua dalam mencegah
kenakalan remaja dengan melakukan rancangan penelitian sebagai berikut :
1. Persiapan
Tahap persiapan ini penulis melakukan studi pustaka serta memilih dan
menentukan judul karya ilmiah kemudian mengkonsultasikannya.
2. Perencanaan
Tahap perencanaan ini penulis melakukan rancangan penelitian, seperti
menentukan populasi dan sampel, menentukan waktu dan tempat penelitian, dan
menentukan instrumen yang akan disebar kemudian mengkonsultasikannya.
3. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini penulis melakukan pengumpulan data, menganalisis data
yang diperoleh, mengolah data yang telah valid secara sistematis kemudian
mengkonsultasikannya.
4. Penyelesaian
Tahap penyelesaian ini penulis menyusun hasil penelitian, membuat kesimpulan,
merevisi penelitian, kemudian mengkonsultasikannya.

8
3.3 POPULASI dan SAMPEL
3.3.1. Populasi
Menurut Arikunto (2013: 173) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.
Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun
prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan
dijadikan sebagai obyek penelitian. Sedangkan Sugiyono (2013: 117) populasi adalah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya
Populasi penelitian dalam karya ilmiah ini adalah kelas XI MIPA 1, XI MIPA 4,
XI IPS 4, X MIPA 1, X MIPA 3, X MIPA 5, dan X IPS 2 di SMA Negeri 3 Cimahi
baik yang melakukan kenakalan remaja maupun yang tidak melakukan kenakalan
remaja.

Tabel 3.1. Populasi


No. Kelas Siswa
1. XI MIPA 1 36
2. XI MIPA 4 38
3. XI IPS 4 32
4. X MIPA 1 34
5. X MIPA 3 34
6. X MIPA 5 34
7. X IPS 2 34
Jumlah Siswa 242

3.3.2. Sampel
Arikunto (2013: 174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangkan menurut sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Yang dijadikan sampel dalam karya ilmiah ini yaitu 40 responden yang masing-
masing dari setiap populasi 5 responden.

Tabel 3.2. Sampel


No. Kelas Responden
1. XI MIPA 1 5
2. XI MIPA 4 5
3. XI IPS 4 10
4. X MIPA 1 5
5. X MIPA 3 5
6. X MIPA 5 5
7. X IPS 2 5
Jumlah Responden 40

9
3.4 METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2012:2) “Metodologi merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam suatu penelitian,
metode digunakan untuk memecahkan masalah yang akan dan sedang diteliti. Metode
penelitian adalah suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan data
yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Metode penelitian yang penulis ambil yaitu metode fenomenologi dan studi kasus.
Metode fenomenologi yaitu metode dengan melihat secara langsung ke lapangan dan
biasanya menggunakan cara pendekatan wawancara atau observasi. Sedangkan
metode studi kasus yaitu metode dengan meneliti secara mendalam yang terdapat
dalam masyarakat secara terperinci dan biasanya menggunakan pendekatan
wawancara dan observasi.

3.5 INSTRUMEN PENELITIAN


Menurut Sugiyono (2014: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpulan
data yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Intrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner yang
dibuat oleh penulis dan observasi secara langsung berdasarkan peristiwa yang terjadi di
lapangan.
Menurut Suharsimi Arikunto angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Dengan demikian angket adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana
tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian.
Sedangkan observasi menurut Nasution (Sugiyono 2015:226) menyatakan bahwa,
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dengan melakukan observasi, peneliti
akan mendapatkan suatu gambaran yang jelas tentang peranan orang tua dalam
mencegah kenakalan remaja.

10
Gambar 3.1. Intrumen Penelitian
Kuesioner
Peran Orang Tua Dalam Mencegah Kenakalan Remaja

A. Identitas
Nama :
Umur :
Kelas :
Jenis kelamin :  Laki – laki  Perempuan
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cermat sebelum Anda menjawabnya.
2. Berilah tanda () pada pernyataan No. 1-20 yang menurut anda tepat dan isilah No.21 dengan disertai alasan yang
logis..
3. Terimakasih atas jawaban Anda dan kejujuran Anda.
C. Petunjuk Pengisian

Tidak
No. Pernyataan Setuju
Setuju
Krisis identitas dan kontrol diri yang rendah merupakan salah satu faktor
1.
terjadinya kenakalan remaja.
2. Faktor pendidikan yang rendah bukan penyebab kenakalan remaja.
3. Terbiasa berbohong merupakan awal mula akan terjadinya kenakalan remaja.
4. Lingkungan sosial yang baik akan berpotensi rendah terjadinya kenakalan remaja.
5. Menurut saya tidak disiplin bukan faktor sesorang terjerumus kenakalan remaja.
Menurut saya kemajuan teknologi mempengaruhi sesorang terjerumus kenakalan
6.
remaja, seperti mengakses konten negatif.
Memiliki masalah pribadi yang dipendam sejak kecil salah satu faktor penyebab
7.
kenakalan remaja di kemudian hari.
Orang tua yang melindungi anaknya secara berlebihan akan mencegah terjadinya
8.
kenakalan remaja.
Saya setuju apabila orang tua memanjakan anaknya untuk mencegah terjadinya
9.
kenakalan remaja.
Orang tua lebih baik mengasuh anak sendiri dibandingkan adanya pengasuh untuk
10.
anaknya.
11. Orang tua yang baik adalah orang tua yang menanggung kesalahan anaknya.
Menurut saya hanya keluarga tidak harmonis yang membuat sesorang terjerumus
12.
kenakalan remaja.
Keterbukaan anak pada salah satu orang tua merupakan solusi terbaik untuk
13.
mencegah kenakalan remaja.
Saya setuju dengan sikap orang tua yang tidak terlalu menuntut remaja dengan
14.
memberikan kebebasan pada anaknya.
Pilih kasih orang tua terhadap anak-anaknya tidak akan membuat seseorang
15.
terjerumus kenakalan remaja.
Menciptakan lingkungan agamis di keluarga merupakan hal yang dapat dilakukan
16.
orang tua untuk menjauhi kenakalan remaja terhadap anaknya.
Memberikan pengawasan secara wajar kepada anak akan memperkecil kenakalan
17.
remaja yang terjadi.
Menurut saya orang tua perlu memberikan contoh norma-norma yang baik kepada
18.
anak.
19. Motivasi dari orang tua begitu penting dibandingkan dari motivasi teman sebaya.
20. Keterbukaan antara orang tua dan anak sangat penting.
Menurut anda peran orang tua dalam mencegah kenakalan remaja itu penting atau tidak penting?
Alasan :
21.

11
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 HASIL DATA PENELITIAN


Pada penelitian ini setelah menyebar kuesioner kepada responden, peneliti
menggunakan angket atau kuesioner tertutup yang mana responden memberikan tanda
() pada kolom jawaban setuju atau tidak setuju pada pernyataan yang telah tersedia
pada instrumen penelitian yang telah diberikan. Hasil dari penelitian tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Responden
Jumlah
No. Pernyataan Tidak
Setuju
Setuju
Krisis identitas dan kontrol diri yang rendah merupakan salah satu faktor terjadinya
1. 38 1
kenakalan remaja.
2. Faktor pendidikan yang rendah bukan penyebab kenakalan remaja. 15 24
3. Terbiasa berbohong merupakan awal mula akan terjadinya kenakalan remaja. 37 2
4. Lingkungan sosial yang baik akan berpotensi rendah terjadinya kenakalan remaja. 38 1
5. Menurut saya tidak disiplin bukan faktor sesorang terjerumus kenakalan remaja. 20 19
Menurut saya kemajuan teknologi mempengaruhi sesorang terjerumus kenakalan
6. 31 8
remaja, seperti mengakses konten negatif.
Memiliki masalah pribadi yang dipendam sejak kecil salah satu faktor penyebab
7. 31 8
kenakalan remaja di kemudian hari.
Orang tua yang melindungi anaknya secara berlebihan akan mencegah terjadinya
8. 19 20
kenakalan remaja.
Saya setuju apabila orang tua memanjakan anaknya untuk mencegah terjadinya
9. 4 35
kenakalan remaja.
Orang tua lebih baik mengasuh anak sendiri dibandingkan adanya pengasuh untuk
10. 36 3
anaknya.
11. Orang tua yang baik adalah orang tua yang menanggung kesalahan anaknya. 3 36
Menurut saya hanya keluarga tidak harmonis yang membuat sesorang terjerumus
12. 12 27
kenakalan remaja.
Keterbukaan anak pada salah satu orang tua merupakan solusi terbaik untuk
13. 38 1
mencegah kenakalan remaja.
Saya setuju dengan sikap orang tua yang tidak terlalu menuntut remaja dengan
14. 29 10
memberikan kebebasan pada anaknya.
Pilih kasih orang tua terhadap anak-anaknya tidak akan membuat seseorang
15. 8 31
terjerumus kenakalan remaja.
Menciptakan lingkungan agamis di keluarga merupakan hal yang dapat dilakukan
16. 39 -
orang tua untuk menjauhi kenakalan remaja terhadap anaknya.
Memberikan pengawasan secara wajar kepada anak akan memperkecil kenakalan
17. 39 -
remaja yang terjadi.
Menurut saya orang tua perlu memberikan contoh norma-norma yang baik kepada
18. 39 -
anak.
19. Motivasi dari orang tua begitu penting dibandingkan dari motivasi teman sebaya. 33 6
20. Keterbukaan antara orang tua dan anak sangat penting. 39 -
Menurut anda peran orang tua dalam mencegah kenakalan remaja itu penting atau Tidak
Memberi
tidak penting? Memberi
Alasan
21. Alasan : Alasan
34 5
12
4.2 PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini peneliti membuat pengelompokan penyataan pada hasil responden
berdasarkan rumusan masalah sehingga pembahasannya akan lebih terarah.
4.2.1. Pengelompokan Hasil Responden
1. Rumusan Masalah Point 1
Pembahasan hasil responden ini mengacu berdasarkan rumusan masalah point satu
yaitu “ Mengapa kenakalan remaja bisa terjadi ?”. Untuk lebih jelasnya dapat melihat
tabel di bawah ini :

Tabel 4.2. Pengelompokan Hasil Responden Rumusan Masalah Point 1


Nomor Item Pernyataan Pernyataan Tidak
Jumlah
Pernyataan Setuju Setuju
1 38 1 39
2 15 24 39
3 37 2 39
4 38 1 39
5 20 19 39
6 31 8 39
7 31 8 39
Jumlah 210 63 273
Persentase 76.9 % 23,1 % 100 %

Berdasarkan tabel di atas yang merujuk pada rumusan masalah “ mengapa kenakalan
remaja bisa terjadi ?” dari data tersebut sebagian besar setuju yaitu 76,9 % dan sisanya
menjawab tidak setuju yaitu 23,1 % berdasarkan penyataan yang berkaitan dengan
rumusan masalah point pertama, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang
mempengaruhi seseorang dapat terjerumus kenakalan remaja yaitu : krisis identitas dan
kontrol diri yang rendah, terbiasa berbohong, lingkungan sosial yang buruk, tidak
disiplin, kemajuan teknologi yang membawa dampak negatif , dan memiliki masalah
pribadi yang dipendam sejak dini hingga sekarang.

2. Rumusan Masalah Point 2


Pembahasan hasil responden ini mengacu berdasarkan rumusan masalah point dua
yaitu “ Bagaimana peran orang tua dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja ?”.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel di bawah ini :

Tabel 4.3. Pengelompokan Hasil Responden Rumusan Masalah Point 2


Nomor Item Pernyataan Pernyataan Tidak
Jumlah
Pernyataan Setuju Setuju
8 19 20 39
9 4 35 39
10 36 3 39
11 3 36 39
12 12 27 39
13 38 1 39
14 29 10 39
Jumlah 141 132 273
Persentase 51,6 % 48,4 100 %
13
Berdasarkan tabel 4.3 yang merujuk pada rumusan masalah “Bagaimana peran orang
tua dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja ?” dari data tersebut yang
memberikan respon setuju yaitu 51,6 % dan yang memeberikan respon tidak setuju
yaitu 48,4 % berdasarkan penyataan yang berkaitan dengan rumusan masalah point
kedua , sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peran orang tua dalam mencegah
kenakalan remaja yaitu dengan orang tua yang melindungi anaknya secara wajar, orang
tua yang tidak memanjakan anaknya, orang tua yang mengasuh anaknya sendiri, orang
tua yang tidak terlalu menanggung masalah anaknya, keluarga yang harmonis,
keterbukaan anak kepada orang tua, dan orang tua yang memberikan kebeasan kepada
anak secara wajar.

3. Rumusan Masalah Point 3


Pembahasan hasil responden ini mengacu berdasarkan rumusan masalah point tiga
yaitu “ Bagaimana upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah kenakalan
remaja?” . Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel di bawah ini :

Tabel 4.4. Pengelompokan Hasil Responden Rumusan Masalah Point 3


Nomor Item Pernyataan Pernyataan Tidak
Jumlah
Pernyataan Setuju Setuju
15 8 31 39
16 39 - 39
17 39 - 39
18 39 - 39
19 33 6 39
20 39 - 39
21 34 5 39
Jumlah 231 42 273
Persentase 84,6 % 15,4 % 100 %

Berdasarkan tabel di atas yang merujuk pada rumusan masalah “Bagaimana upaya
yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah kenakalan remaja?” dari data tersebut
sebagian besar setuju yaitu 84,6 % dan sisanya menjawab tidak setuju yaitu 15,4 %
berdasarkan penyataan yang berkaitan dengan rumusan masalah point ketiga, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya yang dapat dilakukan orang tua yaitu dengan
tidak pilih kasih terhadap anak-anaknya, menciptakan lingkungan ayang agamis,
memberikan pengawasan secara wajar, memberikan contoh norma-norma yang baik,
dan memotivasi anak.
Dari data tersebut sebagian besar siswa di SMA Negeri 3 Cimahi berpendapat bahwa
peran orang tua dalam mencegah kenakalan remaja itu sangat penting, Sansa Bunga
Agista siswa kelas XI IPS 4 berpendapat bahwa :
“ orang tua merupakan pendidikan pertama bagi anak-anaknya, orang tua harus
berperan sebagai pendidik yang baik, yang memiliki teladan bagi anak-anaknya. Ketika
seorang anak berhasil menjadi bintang maka orang tua adalah nama yang akan disebut
pertama kali sebagai penyebab kesuksesan anaknya itu”

14
4.2.2. Deskripsi Data
Pada penelitian ini data diperoleh dengan mengantarkanlangsung kuesioner kepada
responden yang berada di SMA Negeri 3 Cimahi. Dengan peneliti mengambil beberapa
kelas yang tergabung menjadi populasi yaitu kelas XI MIPA 1, XI MIPA 4, XI IPS 4, X
MIPA 1, X MIPA 3, X MIPA 5, dan X IPS 2.
Dalam penyebaran kuesioner pada populasi ini dilakukan dengan menyebarkan 40
kuesioner, setiap kuesioner diberikan kepada responden dan diharapkan agar responden
dapat mengisi pernyataan-pernyataan yang diajukan pada kuesioner sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Kuesioner yang disebarkan kepada responden, dengan distribusi penyebaran kuesioner
sebagai berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Penyebaran Kuesioner


No. Kelas Kuesioner Disebar Kuesioner Kembali
1. XI MIPA 1 5 5
2. XI MIPA 4 5 5
3. XI IPS 4 10 10
4. X MIPA 1 5 5
5. X MIPA 3 5 5
6. X MIPA 5 5 5
7. X IPS 2 5 4
Total Responden 40 39
Persentase 100 % 97,5 %

Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah ini :

Grafik 4.1. Distribusi Penyebaran Kuesioner


12

10

XI MIPA 1
8
Jumlah Kuesioner

XI MIPA 4
XI IPS 4
6
X MIPA 1
X MIPA 3
4
X MIPA 5
X IPS 2
2

0
Kuesioner desebar Kuesioner kembali

15
4.2.3. Deskripsi Responden
Pada penelitian ini kriteria untuk menjadi responden adalah random yaitu responden
yang melakukan kenakalan remaja ataupun yang tidak melakukan kenakalan remaja.
Adapun rincian deskripsi responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Deskripsi Responden


No. Kriteria Jumlah
Jenis Kelamin
1.  Laki-laki 11
 Perempuan 28
Total Responden 39
Usia
 15 tahun 10
2.
 16 tahun 20
 17 tahun 9
Total Responden 39

Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah ini :

Grafik 4.2. Deskripsi Responden


30 25

25
20

20
15
Jumlah

Jumlah

15 Tahun
15 Laki-laki
16 Tahun
Perempuan 10
17 Tahun
10

5
5

0 0
Jenis Kelamin Usia

16
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN

17

Anda mungkin juga menyukai