BAHASA INDONESIA
POLITIK BAHASA INDONESIA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan Dosen
Asri Soraya Alsari, M.Hum.
Oleh :
Nama / NIM : Rizky Gunardi / 10115104
Kelas / SMT : B.IND-14 / II
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Politik Bahasa
Indonesia.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Politik Bahasa Indonesia ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................5
A. Bahasa Nasional................................................................................................................5
B. Bahasa Negara..................................................................................................................6
D. Fungsi Bahasa Secara Khusus..........................................................................................7
1. Mewujudkan hubungan dalam Interaksi Dalam Kehidupan sehari-hari...................7
2. Mewujudkan Seni (Sastra).........................................................................................7
3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno..............................................................................7
4. Memahami IPTEK.....................................................................................................8
E. Variasi Bahasa Indonesia..................................................................................................8
1. Variasi bahasa idioiek................................................................................................9
2. Variasi bahasa dialek.................................................................................................9
3. Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal...........................................................9
4. Variasi bahasa sosiolek..............................................................................................9
5. Variasi bahasa berdasarkan usia................................................................................9
6. Variasi bahasa berdasarkan pendidikan...................................................................10
7. Variasi bahasa berdasarkan seks..............................................................................10
BAB V......................................................................................................................................19
PENUTUP...............................................................................................................................19
A. Kesimpulan.....................................................................................................................19
B. Saran...............................................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................................20
4
BAB I
Bahasa Indonesia merupakan ilmu pengetahuan umum yang harus dipelajari di Indonesia
dari mulai pendidikan terendah, hingga di perguruan tinggi. Landasan utama diadakannya mata
kuliah bahasa Indonesia sampai di perguruan tinggi, yaitu karena bahasa Indonesia memiliki dua
A. Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional. Fungsi dari kedudukan
sebagai bahasa nasional tersebut adalah: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas
nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya, dan (4) alat yang
memungkinkan penyatuan dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan
bahasanya masing-masing.
Fungsi pertama mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan
kita. Bermula dari kebanggaan itulah, kita akan mencintai bahasa Indonesia dengan cara
memelihara dan mengembangkannya. Selain itu, rasa bangga dalam menggunakan bahasa
Fungsi kedua mengindikasikan bahwa bahasa Indonesia harus diakui menjadi bagian yang
tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. jadi, seandainya ada orang yang tidak menghargai
lambang bangsa Indonesia ini, sedikitnya kita akan tersinggung dan rasa hormat terhadap orang
tersebut akan hilang. Karena itu, bahasa Indonesia dapat menunjukkan identitasnya apabila kita
Indonesia lainnya, dari berbagai daerah, menggunakan bahasa Indonesia. Karena, jika antara
komunikator dan komunikan mengerti dengan bahasa yang digunakan, akan menghindari
Fungsi keempat mengajak kita bersyukur kepada Tuhan karena kita telah memiliki bahasa
nasional yang lahir dari bumi kita sendiri sehingga kita dapat saling mengenal dan bersatu
B. Bahasa Negara
Bahasa Indonesia memiliki empat fungsi dalam kedudukannya sebagai bahasa negara.
Keempat fungsi bahasa negara adalah: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengatur di dunia
pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
Fungsi pertama, bahasa Indonesia wajib digunakan di dalam upacara dan kegiatan
kenegaraan, baik lisan maupun tulisan. Begitu juga dalam penulisan dokumen-dokumen negara.
pengantar bahasa Indonesia dan dari mulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, bahkan sampai perguruan tinggi pun, mau
tak mau pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat 2 mewajibkan perguruan tinggi
menyelenggarakan beberapa mata kuliah pengembangan kepribadian. Dan salah satu dari mata
6
Fungsi ketiga mengajak kita menggunakan bahasa Indonesia untuk membantu kelancaran
pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang. Dalam hal ini kita berusaha menjelaskan
sesuatu, baik secara lisan maupun tulisan, menggunakan bahasa Indonesia, agar dapat dengan
Fungsi keempat mengingatkan kita untuk bergelut dalam dunia ilmu. Ilmu yang kita miliki
akan jauh lebih berguna apabila kita dapat menyebarkannya pada orang lain di sekitar kita. Ilmu
yang disampaikan akan lebih efektif dan efisien dalam penerimaannya jika menggunakan bahasa
Indonesia.
interaksi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang dugunakan dapat menggunakan bahasa
syair, puisi, prosa, Cerpen dll. kadang-kadang bahasa yang dipakai juga memiliki makna
konotasi dan makna denotasi. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman yang yang lebih dalam
agar dapat mengetahui makna yang ingin disampaikan Penulis atau peraga seni.
mengantisipasi dan mencegah kejadian yang lalu untuk tidak terjadi kembali dimasa depan,
atau untuk menambah wawasan tentang asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui
7
4. Memahami IPTEK
Dengan akal dan pikiran yang sudah anugrahkan Tuhan kepada manusia, maka manusia
akan selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dalam berbagai hal dalam bidang IPTEK dan
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan
selalu mengabadikan agar manusia lainnya juga dapat mempergunakan dan lebih
kuliah bahasa Indonesia sampai di perguruan tinggi. Kita dapat mengetahui perbedaan pemakaian
bahasa Indonesia tatkala kita membaca koran nasional dan koran daerah, misalnya. Perbedaan itu
juga dapat dibuktikan ketika kita pergi ke daerah lain, baik pilihan kata maupun intonasi, atau
bahkan kalimatnya. Begitu pula dengan kita pergi ke pasar lalu ke kantor atau ke kampus, kita
akan segera tahu adanya perbedaan pemakaian bahasa Indonesia. Contoh yang paling mudah untuk
melihat perbedaan pemakaian itu adalah bahasa dalam SMS atau chatting dan bahasa dalam
makalah. Bahasa SMS takketat, bahkan bisa menggunakan kata-kata sesuai dengan keinginan kita.
Variasi bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik. Bahasa itu menjadi
beragam dan bervariasi bukan hanya penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan
Berdasarkan penggunanya berarti, bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa
jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya. Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut
8
1. Variasi bahasa idioiek
Variasi bahasa idioiek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep
Variasi bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Umpamanya, bahasa Jawa
Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan oleh
sekelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun
tiga puluhan, variasi bahasa pada tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini.
Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.
Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia,
pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain
scbagainya.
Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat
usia. Misalnya variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi remaja atau orang
dewasa.
9
6. Variasi bahasa berdasarkan pendidikan
Variasi bahasa yang terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya,
orang yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya
dengan orang yang lulus sekolah tingkal atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat sekolah
menengah atas akan berbeda penggunaan variasi bahasanya dengan mahasiswa atau para
sarjana.
Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis kelamin
dalam hal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi bahasa yang digunakan oleh ibu-ibu akan
Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi,
pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang digunakan oleh para
buruh, guru, mubalik, dokter, dan lain sebagninya tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi yang terkait dengan
Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi bahasa yang
mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan hanya saja
tingkat ekonomi bukan mutlak sebagai warisan sebagaimana halnya dengan tingkat
kebangsawanan.
10
BAB II
bahasa asing lainnya, atau juga bahasa daerah lainnya, bahsa Indonesia tergolong bahasa yang
relatif masih muda. Bahasa Indonesia baru lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu melalui
Sumpah Pemuda. Namun, perkembangannya begitu pesat. Hingga tahun 1988berarti enam
puluh tahunbahasa Indonesia sudah memiliki lebih dari 60.000 kata. Tahun 2008 bahasa
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap kosakata dari berbagai bahasa, baik
bahasa daerah maupun bahasa asing. Banyak kosakata daerah, terutama Jawa dan Sunda, masuk ke
dalam bahasa Indonesia. Bahasa asing yang banyak diserap pada awalnya adalah bahasa Arab, lalu
Hingga 1972 bahasa Indonesia dalam hal menyerap lebih berorientasi pada bahasa Belanda.
Karena itu, banyak kosakata yang berasal dari bahasa Belanda, misalnya, tradisionil, formil,
sistim,. Namun, sejak 1972bersamaan dengan lahirnya Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
bahasa Indonesia dalam hal menyerap kosakata asing lebih berorientasi pada bahasa Inggris.
Karena itu, kosakata yang berasal dari bahasa Belanda seperti ketiga contoh taklagi dianggap baku.
Kosakata yang dianggap baku untuk ketiga kata tersebut adalah tradisional, formal, dan sistem.
Pada akhir tahun 1990-anketika yang memimpin Indonesia adalah Abdurrahman Wahid
perkembangan kosakata bahasa Indonesian memperlihatkan gejala lain. Pada waktu itu muincul
lagi kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang sebelumnya hanya digunakan di lingkungan
lain seperti istilah atau ungkapan dan peribahasa. Hal itu dapat kita temukan dengan membaca Sitti
Nurbaya karya Marah Roesli dan Saman karya Ayu Utami, misalnya. Contoh lain dapat kita
temukan dengan membaca koran tahun 1980-an dan koran tahun 2000-an. Tahun 1980-an muncul
ungkapan menurut petunjuk, demi pembangunan, dan sebagainya. Tahun 2000-an lebih sering
Perkembangan bahasa Indonesia tidak hanya terjadi pada ragam resmi. Dalam ragam
takresmi pun terjadi perkembangan. Bahkan, perkembangan dalam ragam takresmi lebih pesat,
namun juga lebih cepat menghilang. Misalnya pada tahun 1980-an muncul kata asoy yang berarti
asyik; tahun 1990-an muncul kata ni ye yang bertugas sebagai penegas kalimat; tahun 2003-an
muncul kata lagi yang bertugas sebagai penegas seperti pada ungkapan PD lagi atau abis lagi.
Padahal arti lagi yang sebenarnya adalah kembali atau sedang. Tahun 2004-an muncul gitu lo
atau getho lho, dan semacamnya, akhir-akhir ini kata galau dan tepar juga semakin popular.
Bidang makna pun mengalami perkembangan. Ada lima penyebab perkembangan makna,
1. Peristiwa Ketatabahasaan
Sebuah kata, misalnya tangan, memiliki makna berbeda karena konteks kalimat
berbeda.
12
2. Perubahan Waktu
Misalnya:
dan bapak yang sama derajatnya, orang yang dianggap lahir dari
seagama, sedaerah
Setiap bahasa baerah memiliki kosakata yang berbeda-beda. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan apabila ada kosakata yang sama, tetapi memiliki makna yang
berbeda. Misanya, kata atos dalam bahasa Sunda berarti sudah, sedangkan dalam
Dalam bidang kedokteran, kata koma berarti sekarat. Sedangkan dalam bidang
bahasa berarti salah satu tanda baca untuk jeda. Kata operasi dalam bidang kedokteran
adalah bedah atau bedel, dalam bidang kemiliteran atau yang lain berarti tindakan,
dan dalam bidang pendidikan berarti pelaksanaan rencana proses belajar mengajar yang
13
5. Perubahan Konotasi
Kata penyesuaian berarti penyamaan, tetapi agar orang lain tidak terkejut atau
marah, kata itu dipakai untuk makna penaikan. Misalnya penaikan harga menjadi
penyesuaian harga.
Perkembangan lain dalam bahasa Indonesia adalah pergantian ejaan. Sejak 1972, bahasa
Indonesia memakai sistem ejaan yang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD), yang dalam
kenyataannya sampai sekarang belum diperhatikan penuh oleh masyarakat pemakainya. Karena
itu, kesalahan pemakaian masih banyak terjadi. Misalnya, banyak orang masih kesulitan
membedakan pemakaian huruf kecil dengan huruf kapital; pemakaian singkatan nama diri, nama
gelar, dan nama lembaga. Padahal, jika diperhatikan, pemakaian ejaan dapat juga membedakan
makna.
Perhatikan contoh kedua kalimat matematis ini! Perbedaan ada pada pemakaian tanda baca
koma.
1) A = B, C, D, dan E
2) A = B, C, D dan E
Kesalahan lain yang sering ditemukan adalah pelafalan yang tidak sesuai dengan kaidah
ejaan, menurut EYD, setiap kata dilafalkan sesuai dengan hurufnya, kecuali untuk nama diri.
Untuk nama diri, penulisan dan pengucapan merupakan hak pribadi. Misalnya, Deassy, Dessy,
Desi. Namun masih banyak di antara kita yang buta huruf sehingga tidak dapat membedakan
huruf c dan huruf k, dan huruf s, atau huruf t dengan huruf c, dalam beberapa kata yang berbeda.
14
Karena kurang perhatian terhadap hal-hal kecil seperti itu, banyak orang yang melafalkan
secara tidak tepat untuk kata-kata panitia, unit, pasca, aksesoris, akhir, bathin, dan sebagainya.
15
BAB IV
Kita memiliki politik bahasa nasional kekuatan politis untuk menggunakan bahasa
Indonesia secara baik dan benar. Pada sisi lain, justru banyak penyimpangan dari kekuatan
pedoman itu sehingga timbul pertanyaan apakah berlaku hukum di situ ada aturan, di situ pula ada
pelanggaran. Penelusuran dua variabel itu memungkinkan kita untuk dapat mengantisipasi sikap
kita terhadap kasus-kasus seperti itu secara proporsional. Lebih-lebih lagi cendekiawan, kita
memiliki peran strategis untuk menegakkan kebenaran politis dalam menjunjung martabat bahasa
Politik bahasa nasional memberikan bobot kekuatan terhadap bahasa Indonesia dibandingkan
dengan bahasa daerah atau bahasa asing. Salah satu fungsi politik bahasa nasional yaitu
memberikan dasar dan pengarahan bagi perencanaan dan pengembangan bahasa nasional sehingga
dapat memberikan jawaban tentang fungsi dan kedudukan bahasa (nasional) dibandingkan dengan
bahasa-bahasa lain. Selain itu, kita tahu bahwa Sumpah Pemuda yang dibentuk tahun 1928 tidak
hanya mengakui, tetapi juga menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Dengan demikian, mendudukkan bahasa Indonesia dalam status yang tinggi tidaklah berlebihan,
Kita ketahui bahwa bahasa Indonesia memiliki posisi penting dalam hubungannya dengan
bahasa lain. Kita dituntut untuk memiliki perencanaan matang dan terarah dalam menghadapi
Pada pihak lain, banyak di antara kita yang kurang atau bahkan tidak memerhatikan posisi
bahasa Indonesia. dengan berbagai alasan, mereka banyak menyelipkan katabahkan kalimat
berbahasa asing, baik secara lisan maupun secara tertulis tanpa memerhatikan sasaran yang dituju.
16
Misalnya, kita lihat orang-orang di sekitar kita, atau saat kita berjalan-jalan ke suatu toko, banyak
di antara mereka menggunakan bahasa asing (baca:Inggris!). padahal kita atau orang-orang yang
Alasan mereka berkisar pada hal-hal yang sebenarnya tidak tepat dijadikan alasan. Misalnya,
bahasa Indonesia kaku, di dalam bahasa Indonesia kata asing itu tidak ada, atau bahasa Indonesia
tidak menarik minat calon pembeli. Singkatnya, bahasa Indonesia tidak bergengsi tinggi.
Jika kita telusuri, yang kaku bukan bahasa Indonesia, melainkan kita sebagai pemakainya.
Bahasa Indonesia memiliki imbuhan untuk pengaya kata. Jadi, jika belum ada kata yang tepat, kita
cari di kamus, kita ikuti prosedur pembentukan kata atau istilah baru. Jika bahasa Indonesia kurang
bergengsi, kitalah yang bertanggung jawab menaikkan gengsinya karena kita pemilik sekaligus
pemakainya.
Sebenarnya, kalau kita sadari, banyak dukungan politis bagi bagi pengindonesiaan kata dan
Disempurnakan;
bangsa;
17
6. Surat Menteri Dalam Negeri Ri kepada Gubernur, Walikota, dan Bupati Nomor
Akan tetapi, keenam butir tersebut hanya dilirik dan ditaati selama empat tahun. Setelah
pergantian menteri, keenam butir itu tidak diperhatikan lagi, baik oleh perseorangan, lembaga
swasta, maupun lembaga pemerintah. Contoh kecil, hampir di berbagai perguruan tinggi di seluruh
Nusantara ada gedung yang dinamakan Student Centre atau Student Center. Mengapa tidak
memakai Gedung Mahasiswa atau Pusat Mahasiswa atau yang lainnya karena penghuninya
merupakan bangsa Indonesia? mengapa juga di jalan yang dilalui oleh angkutan kita terdapat
rambu yang bertuliskan Slow Down? Apakah semua sopir angkutan kota mengerti bahasa Inggris?
Contoh lain di pertokoan sangat marak pemakaian kata-kata asing, padahal pengunjungnya sangat
Pemakaian kata atau istilah asing tampaknya dipandang sebagai peningkat gengsi sosial.
Padahal kalau kita sadari bersama secara kompak, bahasa Indonesia pun bisa dipakai untuk
menaikkan gengsi sosial. Misalnya, ketika kita masuk ke sebuah pusat perbelanjaan yang megah
dan di sana kita lihat label-label barang dan nama-nama sudut toko memakai bahasa Indonesia,
secara psikologis gengsi kita tetap sebagai orang kotaan, orang modern. Yang menurunkan
atau menaikkan gengsi sosial kita dalam hal ini mungkin saja pakaian dan cara kita berpakaian
BAB V
PENUTUP
18
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia masih harus dipelajari di perguruan tinggi disebabkan oleh empat
faktor yang harus kita perhatikan. Keempat faktor tersebut adalah (1) kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, (2) variasi pemakaian bahasa
Indonesia, (3) perkembangan bahasa Indonesia, dan (4) sikap dan kesadaran berbahasa
Indonesia.
B. Saran
Menurut kami, dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar perlu dipelajari dan
dipahami kembali. Karena, di era globalisasi ini, kita sering mengucapkan dan menulis bahasa
Indonesia yang salah. Maka dari itu, mempelajari dan memahami bahasa Indonesia penting bagi
kita selaku bangsa Indonesia. Selain di pusat pendidikan, banyak sumber dan referensi lain yang
dapat kita baca untuk memperoleh ilmu mengenai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
19
Daftar Pustaka
http://www.dosenpendidikan.com/10-pengertian-fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/
http://dewirissa.blogspot.co.id/2014/09/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-negara.html
http://merrysarlita.blogspot.com/2010/10/variasi-atau-ragam-bahasa.html
http://myth90.blogspot.com/2010/10/variasi-dan-ragam-bahasa-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
20
1