Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
POLITIK BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan Dosen
Asri Soraya Alsari, M.Hum.

Oleh :
Nama / NIM : Rizky Gunardi / 10115104
Kelas / SMT : B.IND-14 / II

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Politik Bahasa

Indonesia.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima

segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Politik Bahasa Indonesia ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................5

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA................................................................................5

A. Bahasa Nasional................................................................................................................5
B. Bahasa Negara..................................................................................................................6
D. Fungsi Bahasa Secara Khusus..........................................................................................7
1. Mewujudkan hubungan dalam Interaksi Dalam Kehidupan sehari-hari...................7
2. Mewujudkan Seni (Sastra).........................................................................................7
3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno..............................................................................7
4. Memahami IPTEK.....................................................................................................8
E. Variasi Bahasa Indonesia..................................................................................................8
1. Variasi bahasa idioiek................................................................................................9
2. Variasi bahasa dialek.................................................................................................9
3. Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal...........................................................9
4. Variasi bahasa sosiolek..............................................................................................9
5. Variasi bahasa berdasarkan usia................................................................................9
6. Variasi bahasa berdasarkan pendidikan...................................................................10
7. Variasi bahasa berdasarkan seks..............................................................................10

8. Variasi bahasa berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur.................10


9. Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan................................................10
10.Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur.....................................10
BAB II......................................................................................................................................11

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA......................................................................11

A. Perkembangan Bahasa Indonesia....................................................................................11


1. Peristiwa Ketatabahasaan........................................................................................12
2. Perubahan Waktu.....................................................................................................13
3. Perbedaan Bahasa Daerah.......................................................................................13
3
4. Perbedaan Bidang Khusus.......................................................................................13
5. Perubahan Konotasi.................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................16

SIKAP DAN KESADARAN DALAM BERBAHASA........................................................16

BAB V......................................................................................................................................19

PENUTUP...............................................................................................................................19

A. Kesimpulan.....................................................................................................................19
B. Saran...............................................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................................20

4
BAB I

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia merupakan ilmu pengetahuan umum yang harus dipelajari di Indonesia

dari mulai pendidikan terendah, hingga di perguruan tinggi. Landasan utama diadakannya mata

kuliah bahasa Indonesia sampai di perguruan tinggi, yaitu karena bahasa Indonesia memiliki dua

kedudukan dengan fungsi kedudukan masing-masing yang berbeda-beda.

A. Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional. Fungsi dari kedudukan

sebagai bahasa nasional tersebut adalah: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas

nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya, dan (4) alat yang

memungkinkan penyatuan dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan

bahasanya masing-masing.

Fungsi pertama mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan

kita. Bermula dari kebanggaan itulah, kita akan mencintai bahasa Indonesia dengan cara

memelihara dan mengembangkannya. Selain itu, rasa bangga dalam menggunakan bahasa

Indonesia harus kita tingkatkan.

Fungsi kedua mengindikasikan bahwa bahasa Indonesia harus diakui menjadi bagian yang

tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. jadi, seandainya ada orang yang tidak menghargai

lambang bangsa Indonesia ini, sedikitnya kita akan tersinggung dan rasa hormat terhadap orang

tersebut akan hilang. Karena itu, bahasa Indonesia dapat menunjukkan identitasnya apabila kita

sebagai masyarakat Indonesia membina dan mengembangkan bahasa Indonesia di bidang-bidang

yang sesuai dengan keahlian kita masing-masing.


5
Fungsi ketiga memberikan kewenangan kepada kita untuk berkomunikasi dengan warga

Indonesia lainnya, dari berbagai daerah, menggunakan bahasa Indonesia. Karena, jika antara

komunikator dan komunikan mengerti dengan bahasa yang digunakan, akan menghindari

terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Fungsi keempat mengajak kita bersyukur kepada Tuhan karena kita telah memiliki bahasa

nasional yang lahir dari bumi kita sendiri sehingga kita dapat saling mengenal dan bersatu

antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.

B. Bahasa Negara
Bahasa Indonesia memiliki empat fungsi dalam kedudukannya sebagai bahasa negara.

Keempat fungsi bahasa negara adalah: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengatur di dunia

pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan

teknologi.

Fungsi pertama, bahasa Indonesia wajib digunakan di dalam upacara dan kegiatan

kenegaraan, baik lisan maupun tulisan. Begitu juga dalam penulisan dokumen-dokumen negara.

Hal itu juga berlaku pada pidato kenegaraan.

Fungsi kedua mengharuskan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia menggunakan

pengantar bahasa Indonesia dan dari mulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, bahkan sampai perguruan tinggi pun, mau

tak mau pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20

Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat 2 mewajibkan perguruan tinggi

menyelenggarakan beberapa mata kuliah pengembangan kepribadian. Dan salah satu dari mata

kuliah tersebut adalah Bahasa Indonesia.

6
Fungsi ketiga mengajak kita menggunakan bahasa Indonesia untuk membantu kelancaran

pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang. Dalam hal ini kita berusaha menjelaskan

sesuatu, baik secara lisan maupun tulisan, menggunakan bahasa Indonesia, agar dapat dengan

mudah memahami dan melaksanakan kegiatan pembangunan.

Fungsi keempat mengingatkan kita untuk bergelut dalam dunia ilmu. Ilmu yang kita miliki

akan jauh lebih berguna apabila kita dapat menyebarkannya pada orang lain di sekitar kita. Ilmu

yang disampaikan akan lebih efektif dan efisien dalam penerimaannya jika menggunakan bahasa

Indonesia.

D. Fungsi Bahasa Secara Khusus


1. Mewujudkan hubungan dalam Interaksi Dalam Kehidupan sehari-hari
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari hubungan komunikasi dan

interaksi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang dugunakan dapat menggunakan bahasa

formal atau non formal.

2. Mewujudkan Seni (Sastra)


Bahasa juga dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti

syair, puisi, prosa, Cerpen dll. kadang-kadang bahasa yang dipakai juga memiliki makna

konotasi dan makna denotasi. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman yang yang lebih dalam

agar dapat mengetahui makna yang ingin disampaikan Penulis atau peraga seni.

3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno


Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa dimasa lalu. Untuk

mengantisipasi dan mencegah kejadian yang lalu untuk tidak terjadi kembali dimasa depan,

atau untuk menambah wawasan tentang asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui

naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.

7
4. Memahami IPTEK
Dengan akal dan pikiran yang sudah anugrahkan Tuhan kepada manusia, maka manusia

akan selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dalam berbagai hal dalam bidang IPTEK dan

untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan

selalu mengabadikan agar manusia lainnya juga dapat mempergunakan dan lebih

mgembangkanya lagi demi masadepan manusia itu.

E. Variasi Bahasa Indonesia


Variasi pemakaian bahasa Indonesia pun merupakan landasan pemikiran diadakannya mata

kuliah bahasa Indonesia sampai di perguruan tinggi. Kita dapat mengetahui perbedaan pemakaian

bahasa Indonesia tatkala kita membaca koran nasional dan koran daerah, misalnya. Perbedaan itu

juga dapat dibuktikan ketika kita pergi ke daerah lain, baik pilihan kata maupun intonasi, atau

bahkan kalimatnya. Begitu pula dengan kita pergi ke pasar lalu ke kantor atau ke kampus, kita

akan segera tahu adanya perbedaan pemakaian bahasa Indonesia. Contoh yang paling mudah untuk

melihat perbedaan pemakaian itu adalah bahasa dalam SMS atau chatting dan bahasa dalam

makalah. Bahasa SMS takketat, bahkan bisa menggunakan kata-kata sesuai dengan keinginan kita.

Sedangkan, makalah penuh dengan aturan yang harus kita taati.

Variasi bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik. Bahasa itu menjadi

beragam dan bervariasi bukan hanya penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan

interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam.

Berdasarkan penggunanya berarti, bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa

jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya. Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut

adalah sebagai berikut:

8
1. Variasi bahasa idioiek

Variasi bahasa idioiek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep

idioiek. setiap orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing.

2. Variasi bahasa dialek

Variasi bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya

relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Umpamanya, bahasa Jawa

dialek Bayumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya.

3. Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal

Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan oleh

sekelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun

tiga puluhan, variasi bahasa pada tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini.

4. Variasi bahasa sosiolek

Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.

Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia,

pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain

scbagainya.

5. Variasi bahasa berdasarkan usia

Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat

usia. Misalnya variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi remaja atau orang

dewasa.

9
6. Variasi bahasa berdasarkan pendidikan

Variasi bahasa yang terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya,

orang yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya

dengan orang yang lulus sekolah tingkal atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat sekolah

menengah atas akan berbeda penggunaan variasi bahasanya dengan mahasiswa atau para

sarjana.

7. Variasi bahasa berdasarkan seks

Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis kelamin

dalam hal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi bahasa yang digunakan oleh ibu-ibu akan

berbeda dengan varisi bahasa yang digunakan oleh bapak-bapak.

8. Variasi bahasa berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur

Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi,

pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang digunakan oleh para

buruh, guru, mubalik, dokter, dan lain sebagninya tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.

9. Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan

Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi yang terkait dengan

tingkat dan kedudukan penuliir (kebangsawanan atau raja-raja) dalam masyarakatnya.

10. Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur

Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi bahasa yang

mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan hanya saja

tingkat ekonomi bukan mutlak sebagai warisan sebagaimana halnya dengan tingkat

kebangsawanan.

10
BAB II

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

A. Perkembangan Bahasa Indonesia


Bila dibandingkan dengan bahasa Inggris, Perancis, Arab, Belanda, Mandarin, Jepang, atau

bahasa asing lainnya, atau juga bahasa daerah lainnya, bahsa Indonesia tergolong bahasa yang

relatif masih muda. Bahasa Indonesia baru lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu melalui

Sumpah Pemuda. Namun, perkembangannya begitu pesat. Hingga tahun 1988berarti enam

puluh tahunbahasa Indonesia sudah memiliki lebih dari 60.000 kata. Tahun 2008 bahasa

Indonesia sudah memiliki 100 ribu lebih kosakata.

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap kosakata dari berbagai bahasa, baik

bahasa daerah maupun bahasa asing. Banyak kosakata daerah, terutama Jawa dan Sunda, masuk ke

dalam bahasa Indonesia. Bahasa asing yang banyak diserap pada awalnya adalah bahasa Arab, lalu

bahasa Belanda, dan kini bahasa Inggris.

Hingga 1972 bahasa Indonesia dalam hal menyerap lebih berorientasi pada bahasa Belanda.

Karena itu, banyak kosakata yang berasal dari bahasa Belanda, misalnya, tradisionil, formil,

sistim,. Namun, sejak 1972bersamaan dengan lahirnya Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

bahasa Indonesia dalam hal menyerap kosakata asing lebih berorientasi pada bahasa Inggris.

Karena itu, kosakata yang berasal dari bahasa Belanda seperti ketiga contoh taklagi dianggap baku.

Kosakata yang dianggap baku untuk ketiga kata tersebut adalah tradisional, formal, dan sistem.

Pada akhir tahun 1990-anketika yang memimpin Indonesia adalah Abdurrahman Wahid

perkembangan kosakata bahasa Indonesian memperlihatkan gejala lain. Pada waktu itu muincul

lagi kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang sebelumnya hanya digunakan di lingkungan

pesantren. Contohnya adalah kata-kata istigosah, akhwat, dan ikhwan.


11
Perkembangan bahasa Indonesia tidak hanya terjadi pada kosakata, tetapi juga pada bidang

lain seperti istilah atau ungkapan dan peribahasa. Hal itu dapat kita temukan dengan membaca Sitti

Nurbaya karya Marah Roesli dan Saman karya Ayu Utami, misalnya. Contoh lain dapat kita

temukan dengan membaca koran tahun 1980-an dan koran tahun 2000-an. Tahun 1980-an muncul

ungkapan menurut petunjuk, demi pembangunan, dan sebagainya. Tahun 2000-an lebih sering

muncul kata-kata reformasi, keos (chaos), dan sebagainya.

Perkembangan bahasa Indonesia tidak hanya terjadi pada ragam resmi. Dalam ragam

takresmi pun terjadi perkembangan. Bahkan, perkembangan dalam ragam takresmi lebih pesat,

namun juga lebih cepat menghilang. Misalnya pada tahun 1980-an muncul kata asoy yang berarti

asyik; tahun 1990-an muncul kata ni ye yang bertugas sebagai penegas kalimat; tahun 2003-an

muncul kata lagi yang bertugas sebagai penegas seperti pada ungkapan PD lagi atau abis lagi.

Padahal arti lagi yang sebenarnya adalah kembali atau sedang. Tahun 2004-an muncul gitu lo

atau getho lho, dan semacamnya, akhir-akhir ini kata galau dan tepar juga semakin popular.

Bidang makna pun mengalami perkembangan. Ada lima penyebab perkembangan makna,

yaitu sebagai berikut.

1. Peristiwa Ketatabahasaan

Sebuah kata, misalnya tangan, memiliki makna berbeda karena konteks kalimat

berbeda.

Agus pulang dengan tangan hampa.

Dia sudah lama dikenal sebagai anak yang panjang tangan.

Tangan Hani sakit karena jatuh.

12
2. Perubahan Waktu

Ternyata perubahan waktu mempengaruhi makna pada beberapa kosakata.

Misalnya:

Makna dahulu Makna sekarang


Bapak: orang tua laki-laki, ayah Sebutan terhadap semua orang laki-

laki yang umurnya lebih tua atau

kedudukannya lebih tinggi


Canggih: cerewet, bawel Pintar dan rumit, modern
Saudara: orang yang lahir dari ibu Sapaan bagi orang yang sama

dan bapak yang sama derajatnya, orang yang dianggap lahir dari

lingkungan yang sama seperti sebangsa,

seagama, sedaerah

3. Perbedaan Bahasa Daerah

Setiap bahasa baerah memiliki kosakata yang berbeda-beda. Akan tetapi, tidak

menutup kemungkinan apabila ada kosakata yang sama, tetapi memiliki makna yang

berbeda. Misanya, kata atos dalam bahasa Sunda berarti sudah, sedangkan dalam

bahasa jawa berarti keras.

4. Perbedaan Bidang Khusus

Dalam bidang kedokteran, kata koma berarti sekarat. Sedangkan dalam bidang

bahasa berarti salah satu tanda baca untuk jeda. Kata operasi dalam bidang kedokteran

adalah bedah atau bedel, dalam bidang kemiliteran atau yang lain berarti tindakan,

dan dalam bidang pendidikan berarti pelaksanaan rencana proses belajar mengajar yang

telah dikembangkan secara rinci.

13
5. Perubahan Konotasi

Kata penyesuaian berarti penyamaan, tetapi agar orang lain tidak terkejut atau

marah, kata itu dipakai untuk makna penaikan. Misalnya penaikan harga menjadi

penyesuaian harga.

Perkembangan lain dalam bahasa Indonesia adalah pergantian ejaan. Sejak 1972, bahasa

Indonesia memakai sistem ejaan yang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD), yang dalam

kenyataannya sampai sekarang belum diperhatikan penuh oleh masyarakat pemakainya. Karena

itu, kesalahan pemakaian masih banyak terjadi. Misalnya, banyak orang masih kesulitan

membedakan pemakaian huruf kecil dengan huruf kapital; pemakaian singkatan nama diri, nama

gelar, dan nama lembaga. Padahal, jika diperhatikan, pemakaian ejaan dapat juga membedakan

makna.

Perhatikan contoh kedua kalimat matematis ini! Perbedaan ada pada pemakaian tanda baca

koma.

Diketahui A = 4, berapa nilai B, C, D, dan E pada pernyataan berikut?

1) A = B, C, D, dan E

2) A = B, C, D dan E

Contoh lain tentang pemakaian huruf kapital dan huruf kecil.

Kemarin ibu pergi dengan Ibu Neneng.

Orang Sumedang makan tahu sumedang.

Kesalahan lain yang sering ditemukan adalah pelafalan yang tidak sesuai dengan kaidah

ejaan, menurut EYD, setiap kata dilafalkan sesuai dengan hurufnya, kecuali untuk nama diri.

Untuk nama diri, penulisan dan pengucapan merupakan hak pribadi. Misalnya, Deassy, Dessy,

Desi. Namun masih banyak di antara kita yang buta huruf sehingga tidak dapat membedakan

huruf c dan huruf k, dan huruf s, atau huruf t dengan huruf c, dalam beberapa kata yang berbeda.
14
Karena kurang perhatian terhadap hal-hal kecil seperti itu, banyak orang yang melafalkan

secara tidak tepat untuk kata-kata panitia, unit, pasca, aksesoris, akhir, bathin, dan sebagainya.

15
BAB IV

SIKAP DAN KESADARAN DALAM BERBAHASA

Kita memiliki politik bahasa nasional kekuatan politis untuk menggunakan bahasa

Indonesia secara baik dan benar. Pada sisi lain, justru banyak penyimpangan dari kekuatan

pedoman itu sehingga timbul pertanyaan apakah berlaku hukum di situ ada aturan, di situ pula ada

pelanggaran. Penelusuran dua variabel itu memungkinkan kita untuk dapat mengantisipasi sikap

kita terhadap kasus-kasus seperti itu secara proporsional. Lebih-lebih lagi cendekiawan, kita

memiliki peran strategis untuk menegakkan kebenaran politis dalam menjunjung martabat bahasa

Indonesia, sekaligus mengangkat jatidiri bangsa.

Politik bahasa nasional memberikan bobot kekuatan terhadap bahasa Indonesia dibandingkan

dengan bahasa daerah atau bahasa asing. Salah satu fungsi politik bahasa nasional yaitu

memberikan dasar dan pengarahan bagi perencanaan dan pengembangan bahasa nasional sehingga

dapat memberikan jawaban tentang fungsi dan kedudukan bahasa (nasional) dibandingkan dengan

bahasa-bahasa lain. Selain itu, kita tahu bahwa Sumpah Pemuda yang dibentuk tahun 1928 tidak

hanya mengakui, tetapi juga menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Dengan demikian, mendudukkan bahasa Indonesia dalam status yang tinggi tidaklah berlebihan,

bahkan sudah sepantasnya.

Kita ketahui bahwa bahasa Indonesia memiliki posisi penting dalam hubungannya dengan

bahasa lain. Kita dituntut untuk memiliki perencanaan matang dan terarah dalam menghadapi

perubahan dan perkembangan kebudayaan. Itulah yang dinamakan kemantapan dinamis.

Pada pihak lain, banyak di antara kita yang kurang atau bahkan tidak memerhatikan posisi

bahasa Indonesia. dengan berbagai alasan, mereka banyak menyelipkan katabahkan kalimat

berbahasa asing, baik secara lisan maupun secara tertulis tanpa memerhatikan sasaran yang dituju.
16
Misalnya, kita lihat orang-orang di sekitar kita, atau saat kita berjalan-jalan ke suatu toko, banyak

di antara mereka menggunakan bahasa asing (baca:Inggris!). padahal kita atau orang-orang yang

berkunjung ke toko tersebut tidak mengerti bahasa Inggris.

Alasan mereka berkisar pada hal-hal yang sebenarnya tidak tepat dijadikan alasan. Misalnya,

bahasa Indonesia kaku, di dalam bahasa Indonesia kata asing itu tidak ada, atau bahasa Indonesia

tidak menarik minat calon pembeli. Singkatnya, bahasa Indonesia tidak bergengsi tinggi.

Jika kita telusuri, yang kaku bukan bahasa Indonesia, melainkan kita sebagai pemakainya.

Bahasa Indonesia memiliki imbuhan untuk pengaya kata. Jadi, jika belum ada kata yang tepat, kita

cari di kamus, kita ikuti prosedur pembentukan kata atau istilah baru. Jika bahasa Indonesia kurang

bergengsi, kitalah yang bertanggung jawab menaikkan gengsinya karena kita pemilik sekaligus

pemakainya.

Sebenarnya, kalau kita sadari, banyak dukungan politis bagi bagi pengindonesiaan kata dan

istilah asing, antara lain, sebagai berikut:

1. Sumpah Pemuda 1928;

2. UUD 1945, Bab XV Pasal 36 tentang bahasa negara;

3. Keputusan Presiden RI Nomor 57 tahun 1972 tentang penggunaan Ejaan yang

Disempurnakan;

4. Instruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor 20 tanggal 28 Oktober 1991 tentang

pemasyarakatan bahasa Indonesia dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan

bangsa;

5. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ri Nomor 1/U/1992 tanggal 10 April

1992 tentang peningkatan usaha pemasyarakatan bahasa Indonesia dalam

memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa; dan

17
6. Surat Menteri Dalam Negeri Ri kepada Gubernur, Walikota, dan Bupati Nomor

434/1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang penertiban pengguanaan istilah asing.

Akan tetapi, keenam butir tersebut hanya dilirik dan ditaati selama empat tahun. Setelah

pergantian menteri, keenam butir itu tidak diperhatikan lagi, baik oleh perseorangan, lembaga

swasta, maupun lembaga pemerintah. Contoh kecil, hampir di berbagai perguruan tinggi di seluruh

Nusantara ada gedung yang dinamakan Student Centre atau Student Center. Mengapa tidak

memakai Gedung Mahasiswa atau Pusat Mahasiswa atau yang lainnya karena penghuninya

merupakan bangsa Indonesia? mengapa juga di jalan yang dilalui oleh angkutan kita terdapat

rambu yang bertuliskan Slow Down? Apakah semua sopir angkutan kota mengerti bahasa Inggris?

Contoh lain di pertokoan sangat marak pemakaian kata-kata asing, padahal pengunjungnya sangat

sedikit yang mengerti abhasa asing secara baik.

Pemakaian kata atau istilah asing tampaknya dipandang sebagai peningkat gengsi sosial.

Padahal kalau kita sadari bersama secara kompak, bahasa Indonesia pun bisa dipakai untuk

menaikkan gengsi sosial. Misalnya, ketika kita masuk ke sebuah pusat perbelanjaan yang megah

dan di sana kita lihat label-label barang dan nama-nama sudut toko memakai bahasa Indonesia,

secara psikologis gengsi kita tetap sebagai orang kotaan, orang modern. Yang menurunkan

atau menaikkan gengsi sosial kita dalam hal ini mungkin saja pakaian dan cara kita berpakaian

atau juga perilaku kita secara menyeluruh.

BAB V
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia masih harus dipelajari di perguruan tinggi disebabkan oleh empat

faktor yang harus kita perhatikan. Keempat faktor tersebut adalah (1) kedudukan dan fungsi

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, (2) variasi pemakaian bahasa

Indonesia, (3) perkembangan bahasa Indonesia, dan (4) sikap dan kesadaran berbahasa

Indonesia.

B. Saran
Menurut kami, dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar perlu dipelajari dan

dipahami kembali. Karena, di era globalisasi ini, kita sering mengucapkan dan menulis bahasa

Indonesia yang salah. Maka dari itu, mempelajari dan memahami bahasa Indonesia penting bagi

kita selaku bangsa Indonesia. Selain di pusat pendidikan, banyak sumber dan referensi lain yang

dapat kita baca untuk memperoleh ilmu mengenai bahasa Indonesia yang baik dan benar.

19
Daftar Pustaka

http://www.dosenpendidikan.com/10-pengertian-fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/

http://dewirissa.blogspot.co.id/2014/09/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-negara.html

http://merrysarlita.blogspot.com/2010/10/variasi-atau-ragam-bahasa.html

http://myth90.blogspot.com/2010/10/variasi-dan-ragam-bahasa-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

20
1

Anda mungkin juga menyukai