Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN SUPERVISI GUNA MENGEMBANGKAN KINERJA

PENDIDIK DALAM PROSES PENGAJARAN


Oleh: Novilia Dwi Hermanda
Universitas Negeri Surabaya
Email: noviliad18@gmail.com

Abstrak

Tak hanya mengawasi dan memantau, Supervisi Pendidikan


merupakan suatu usaha memberi layanan kepada para pendidik baik
secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
proses pengajaran. Fungsi utama supervisi pendidikan berpusat pada
perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran, bagaimana merubah
pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi konstruktif dan
kreatif. Perlunya peningkatan supervisi pendidikan guna
mengembangkan kinerja pendidik agar dapat lebih terarah dan
bertangung jawab akan tugas dan kewajibannya. Tidak semua guru
yang di didik di lembaga pendidikan dapat terlatih dengan baik dan
profesionalal. Pada faktanya, masih sering terjadi proses
pembelajaran yang monoton dan kurang adanya rasa nyaman dalam
belajar-mengajar sehingga menciptakan situasi belajar yang jenuh dan
pendidik kurang kreatif yang menyebabkan peserta didik cenderung
pasif. Dengan adanya berbagai upaya, baik model, pendekatan serta
teknik-teknik supervisi pendidikan diharapkan dapat membantu
supervisor menangani permasalahan yang terjadi pada para pendidik
dalam mengatasi permasalahan proses belajar-mengajar. Peningkatan
supervisi pendidikan akan berdampak positif pada pengembangan
kinerja pendidik yang berpengaruh pada kualitas peserta didik dan
berdampak pada mutu pendidikan.

Kata kunci : Supervisi pendidikan, Kinerja Pendidik, Profesional, Mutu


Pendidikan.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja direncanakan untuk


mencapai tujuan yang sebagaimana telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang berhasil adalah bangsa yang bisa memberikan
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, salah satu upayanya dengan cara memajukan
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia sehingga berperan penting terhadap kehidupan manusia. Siapa pun tidak akan
membantah bahwa keunggulan sumber daya manusia hanya mungkin diperoleh melalui
pendidikan yang diprogramkan secara sistematis dan terencana. Pendidikan yang dimaksud
yaitu “suatu usaha sadar dalam mengembangkan keprobadian peserta didik bagi peranannya
di masa yang akan datang,” (UU No. 2 Tahun 1989).
Pendidikan yang bermutu akan melahirkan sumber daya yang berkualitas yang
mampu mengatasi segala persoalan dalam kehidupan, maka dari itu perlu adanya upaya-
upaya dari berbagai pihak terutama dari pihak pemerintah yang berwenang mengatur dan
menyelenggarakan sistem pendidikan bermutu. Mutu pendidikan sangat tergantung pada
komponen-komponen yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya pendidikan salah satunya
adalah kualitas para pendidik.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan. Menurut Undang-
Undang No.14 pasal 1 tahun 2005 tentang guru dan dosen, bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah (Hendyat
Soetopo,1988:3). Oleh karenanya, perbaikan kinerja guru berupa upaya yang sangat strategis,
mengingat guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan dalam keberhasilan mutu pendidikan.
Tidak semua guru yang di didik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan
kualified (Jacobson,1954). Guru yang profesional tidak hanya cukup memenuhi persyaratan
administratif, melainkan bagaimana guru dapat memberikan pengertian, pemahaman, dan
dapat mendorong peserta didik ke arah aktivitas secara individual terhadap ilmu yang
diberikan (Fathurrohman P,2015). Potensi sumber daya guru perlu terus-menerus bertumbuh
dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional.
Berdasarkan fakta dilapangan, ada sebagian para guru yang kurang konsisten dan
kurang memenuhi pra syarat dalam pekerjaannya, rendahnya kemampuan menyesuaikan diri
dengan perkembangan dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan, serta kurang
terampilnya guru dalam proses pengajaran. Salah satu usaha untuk meningkatkan
profesionalisme guru, diperlukan adanya pengawasan dan pembinaan yang baik melalui
supervisi pendidikan. Keberadaan supervisor dapat membantu guru dalam melaksanakan
tugasnya dan dapat memperbaiki situasi proses belajar-mengajar yang berdampak positif
terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Situasi belajar-mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung kepada keterampilan
supervisor sebagai pemimpin. Seorang supervisor yang baik memiliki lima keterampilan
dasar, yaitu (1) ketermpilan dalam hubungan kemanusiaan, (2) keterampilan dalam proses
kelompok, (3) keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, (4) mengatur personalia
sekolah, (5) evaluasi (Kimball Wiles,1955).

PEMBAHASAN

Supervisi Pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata supervisi yang sudah tidak
asing lagi dalam dunia pendidikan. Supervisi sering dikenal sebagai pengawas atau
mengawasi perkembangan sekolah terutama bagi para pendidik. Adanya penemuan-
penemuan menyebabkan munculnya berbagai pendapat para ahli yang mendefinisikan arti
supervisi itu. Dalam buku Basic Principle of Supervision, Adams dan Dickey (1959:2)
mendefinisikan supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
Program tersebut pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar dan mengajar.
Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi, dan membimbing secara
kontinu pertumbuhan dan perkembangan guru-guru disekolah baik secara individual maupun
secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran. Dengan demikian mereka dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan
tiap murid secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat
demokrasi modern (Boardman et al,1953:5).
Pendapat lain Mc Nerney (951:1) yang mengartikan supervisi sebagai suatu prosedur
memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. Kimball
Wiles juga menjelaskan bahwa supervisi adalah bantuan untuk memperbaiki situasi belajar-
mengajar yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan para ahli, semakin meluasnya pengertian supervisi pendidikan
dan ada yang melihat dalam lingkup yang lebih spesifik yaitu pengajaran. Menurut Harris
(1959), supervisi pengajaran ialah segala sesuatu yang dilakukan personalia sekolah untuk
memelihara atau mengubah apa yang dilakukan sekolah dengan cara yang langsung
mempengaruhi proses belajar-mengajar dalam usaha meningkatkan proses belajar siswa.
Dalam buku Kimball Wiles yang direvisi oleh John T. Lovel, dijelaskan supervisi
pengajaran dianggap sebagai sistem tingkah laku formal, yang dipersiapkan oleh lembaga
untuk mencapai interaksi dengan sistem perilaku mengajar dengan cara memelihara,
mengubah, dan memperbaiki rencana serta aktualisasi kesempatan belajar siswa. Jadi
supervisi pendidikan pada umumnya mengacu pada usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Dari pemaparan para ahli dan penjelasan di atas, dapat saya simpulkan bahwasanya
supervisi pendidikan tidak hanya mengawasi atau memata-matai melainkan sebagai suatu
usaha atau layanan untuk membantu segala permasalahan yang dihadapi pendidik dan
memperbaiki situasi proses belajar-mengajar yang menyangkut pada kualitas pendidikan.

Perlunya Peningkatan Supervisi Pendidikan


Seperti yang telah dijelaskan mengenai supervisi pendidikan, bahwa adanya supervisi
memberikan layanan atau bantuan untuk memperbaiki situasi proses belajar-mengajar. Situasi
pengajaran di suatu lembaga akan lebih baik tergantung kepada keterampilan supervisor
sebagai pemimpin. Seorang supervisor yang baik adalah yang memiliki keterampilan dasar
sebagai berikut, (1) Keterampilan dalam hubungan kemanusiaan, (2) Keterampilan dalam
proses kelompok, (3) Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, (4) Keterampilan
dalam mengatur personalia sekolah, (5) Keterampilan dalam evaluasi (Kimball Wiles,1955).
Supervisor yang profesional adalah supervisor yang memiliki keterampilan dan
mampu berperan sebagai koordinator, konsultan, pemimpin dan evaluator (Peter F.
Olivia,1976 : 19-20). Adanya peran tersebut dimaksudkan untuk dapat menjalankan fungsi
supervisi sebagaimana untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki proses pengajaran.
Analisis yang dibahas oleh Swearingen (1961), mengemukakan 8 fungsi supervisi:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota.
8. Memeberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru.
Dengan adanya fungsi, tujuan dan peran tersebut, diharapkan supervisor dapat secara
profesional menjalankan tugasnya sebagaimana yang telah dijelaskan. Karena supervisi
pendidikan yang berperan adalah supervisor yang profesional demi dapat membantu para
pendidik baik secara individual agar dapat merubah pola pikir yang bersifat otokrat dan
korektif menjadi konstruktif dan kreatif.
Pada kenyataannya, sering terjadi proses pembelajaran yang monoton, kurang adanya
rasa nyaman dalam belajar-mengajar sehingga menciptakan suasana belajar yang jenuh dan
pendidik kurang kreatif yang menyebabkan peserta didik menjadi lebih pasif. Oleh sebab itu,
perlunya peningkatan supervisi pendidikan guna mengembangkan kinerja pendidik agar
dapat lebih terarah dan bertangung jawab akan tugas dan kewajibannya.
Supervisi dalam Pengembangan Pendidik
Supervisi bertujuan memperbaiki situasi proses belajar-mengajar. Dengan tujuan
seperti itu supervisor mengimplementasi- kan berbagai usaha untuk dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi para pendidik. Usaha tersebut berupa model, pendekatan, dan
teknik supervisi.
Pengembangan model supervisi di bedakan menjadi, (1) Model Konvensional (2)
Model Ilmiah (3) Model Klinis (4) Model Artistik. Model yang dimaksud yaitu suatu pola
atau acuan supervisi yang diterapkan. Dari model supervisi yang ada, model klinis adalah
bentuk supervisi yang lebih memfokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus
yang sistematil, dalam perencanaan, pengamatan serta analisi yang intensif dan cermat
tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan
cara yang rasional (R. Willem,1980).
Dalam model klinis ini dilakukan tiga tahapan, yaitu pertemuan awal, observasi dan
pertemuan akhir (Sahertian, Piet A, 2010)
Pertama, Pertemuan awal supervisor disini berperan sebagai konsultan, yang menyangkut apa
permasalahan yang sedang dihadapi pendidik, apa yang mereka keluhkan dalam proses
pengajaran. Kedua, supervisor melakukan observasi terkait permasalahan pendidik. Melalui
data atau angket yang dapat membantu dalam mendapatkan informasi. Ketiga, pertemuan
akhir disini supervisor berperan sebagai evaluasi dan memberi solusi terkait permaslaahan
yang sedang dihadapi para pendidik agar dapat memperbaiki situasi proses pengajaran.
Selain model, pendekatan supervisi juga perlu dilakukan bagi guru yang memerlukan
pelayanan supervisi. Pendekatan itu sendiri dibedakan berdasarkan sifat permasalahan yang
sedang dihadapi. macam-macam pendekatan itu adalah pendekatan langsung, pendekatan
tidak langsung, dan pendekatan kolaboratif.
Pendekatan langsung merupakan pendekatan yang dilakukan untuk permasalahan
yang bersifat langsung. Seperti halnya supervisor langsung memberi masukan kepada
pendidik mengenai kinerja nya dalam mengajar. Dalam permasalahan tersebut, supervisor
lebih dominan dalam membantu mengatasi masalah.
Pendekatan tidak langsung merupakan pendekatan yang sifat permasalahannya tidak
dapat langsung diselesaikan. Dalam artian harus memerlukan data pendukung atau
dilakukannya observasi dalam penyelesaian maslahnya. Dan dalam pendekatan ini,
supervisor lebih banyak mendengarkan terlebih dahulu keluhan pendidik daripada berbicara
dan memutuskan suatu tindakan.
Pendekatan terakhir yaitu pendekatan kolaboratif. Pendekatan ini adalah gabungan
antara pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Baik supervisor maupun
pendidik saling adanya kerja sama dalam menetapkan keputusan. Namun bukan berarti
pendekatan yang lain tidak ada kerja sama, melainkan dalam pendekatan kolaboratif antara
supervisor dan pendidik sama sama dominan dalam memperbaiki permasalahan yang
dihadapi guru atau pendidik.
Teknik supervisi dapat dibedakan menjadi dua macam (John Minor G,1963 : 326-
327). Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru
secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk
melayani lebih dari satu orang.
Dengan cara tersebut, supervisi pendidikan dapat membantu permasalahan guru yang
bersifat umum mencakup proses pembelajaran, pembentukan sikap serta pribadai untuk
tingkatan profesional. Dan permaslaahan yang bersifat khusus yaitu bantuan untuk
memperbaiki cara mengajar tiap bidang studi (Sahertian,2010).
Dampak Peningkatan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah memperbaiki situasi proses belajar-mengajar. Dengan tujuan
seperti itu, apabila benar-benar dilaksanakan dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip
dan fungsi supervisi serta paham akan peran supervisor dalam supervisi, maka akan
menimbulkan dampak yang positif bagi perkembangan kinerja pendidik dalam proses
pengajaran.
Supervisi juga bertugas untuk mengawasi proses pengajaran yang dapat
meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan ini berkaitan mengenai kurangnya kesalahan yang
dilakukan oleh pendidik sehingga meningkatkan kinerja pendidik baik dalam pengetahuan
maupun keterampilan pendidik sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih efektif.
Kualitas supervisi meningkat akan menciptakan para pendidik yang profesional dan
kreatif sehingga menyebabkan peserta didik menjadi lebih aktif dan cakap serta dapat
memperbaiki situasi proses belajar-mengajar yang berdampak pula pada mutu pendidik
dalam dunia pendidikan.

KESIMPULAN

Supervisi pendidikan merupakan bantuan tidak hanya mengawasi atau memata-matai


melainkan sebagai suatu usaha atau layanan untuk membantu segala permasalahan yang
dihadapi pendidik dan memperbaiki situasi proses belajar-mengajar yang menyangkut pada
kualitas pendidikan. Dengan adanya fungsi, tujuan dan peran tersebut, diharapkan supervisor
dapat secara profesional menjalankan tugasnya sebagaimana yang telah dijelaskan. Karena
supervisi pendidikan yang berperan adalah supervisor yang profesional demi dapat membantu
para pendidik baik secara individual agar dapat merubah pola pikir yang bersifat otokrat dan
korektif menjadi konstruktif dan kreatif.
Perlu adanya supervisi pendidikan disebabkan perubahan yang terus menerus
bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. dan dengan
adanya model, pendekatan, dan teknik serta usaha-usaha untuk meningkatkan supervisi
pendidikan guna mengembangkan kinerja guru dalam proses mengajar diharapkan dapat
membantu permasalahan yang sering terjadi di sekolah-sekolah.
Peningkatan supervisi pendidikan sangat berpengaruh dalam kinerja pendidik. Karena
guru yang profesional memerlukan bantuan supervisi pendidikan. Kualitas supervisi
meningkat akan berdampak positif bagi proses pengajaran dalam pendidikan. Dan
memperbaiki mutu pendidik dalam pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN

Sahertian, PA.2010.Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Fathurrohman, pupuh. Suryana,AA.2015.Supervisi Pendidikan dalam pengembangan Proses


Pengajaran.Bandung:PT Refika Aditama.

Suhardan, dadang.2014.Supervisi Profesional.Bandung:Alfabeta

Purwanto, ngalim.2009.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung:PT Remaja


Rosdakarya.

Sagala, syaiful.2012.Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.Bandung:Alfabeta

Tim dosen.2010.Pengelolaan Pendidikan.Bandung:Jurusan Administrasi Pendidikan.

Mulyana, yana.April 2009.Peran Kepala Sekolah Dasar dalam Pengembangan Profesional


Guru.Universitas Bengkulu.Volume 12,No. 1.

Hamdaini,H.Desember 2008.Pentingnya Peningkatan Kualitas Pengawas Sekolah


Dasar.Jurnal Darussalam,Volume 7,No.2.

Andari,Sri.September 2015.Kontribusi Manajemen Supervisi Kepala Sekolah.Jurnal


Penelitian Ilmu Pendidikan,Volume 8,No.2.

Nur,Isna Rohmah.2016.Pelaksanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan


Profesionalisme Guru.Skripsi IAIN Purwokerto.

Lazimatun,Siti Nasifah.2015.Peranan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan


Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam.Skripsi IAIN Salatiga.

Setiyono,Imam.2005.Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar.Jurnal pendidikan


Dasar,Volume 6,No.1:1-60.

Waluya,Jaka.Februari 2013.Supervisi pendidikan pada Sekolah Dasar.Pedagogik Volume


1,No.1.

Krowin M, martinus.Supervisi Akademik sebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan Mutu


Pendidikan.Jurnal Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Unima.

Anda mungkin juga menyukai