Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH DAN ADMINISTRASI TES WESCHLER


Makalah Ini Dibuat Dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Asesmen, Minat, Bakat, dan
Intelegensi

Di Susun Oleh :
Kelompok III

Maria Ulfah (12060120602)


Annisa Fadilla (
5 E Psikologi

Dosen Pengampu : Salmiyati, M.Psi.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah ini berjudul “ Sejarah Dan Administarsi Tes Weschler ” Adapun
penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen,Minat,Bakat, dan
Intelegensi. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Reni, M.Psi., Psikolog selaku dosen
mata kuliah Asesmen,Minat,Bakat, dan Intelegensi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis
agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Pekanbaru, 17 September 2022

Kelompok III

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1. ...............................................................................................................................................3
2.2. ...............................................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................10
3.2. Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir secara abstrak, memecahkan masalah
dengan menggunakan simbol-simbol verbal dan kemampuan untuk belajar dari dan
menyesuaikan diri dengan pengalaman hidup sehari-hari. Inteligensi adalah kemampuan yang
dibawa sejak lahir dan dianggap sebagai kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang
hanya dimiliki oleh manusia, yang dengan kemampuan iteligensi ini memungkinkan seseorang
berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir
secara abstrak, memecahkan masalah dengan menggunakan simbol-simbol verbal dan
kemampuan untuk belajar dari dan menyesuaikan diri dengan pengalaman hidup sehari-hari.

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
secara rasional.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa inteligensi
adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir untuk bertimdak secara terarah, berpikir secara
rasional dan mampu menyesuaikan diri dengan cara yang tepat. Sedangkan IQ adalah skor yang
diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah munculnya Tes Weschler ?
2. Bagaimana administrassi dalam Tes Weschler ?
1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Sejarah munculnya Tes Weschler


2. Untuk mengetahui administrasi Tes Weschler

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Sejarah Tes Weschler


Sejak lama para ahli psikologi mengadakan berbagai upaya pengukuran kecerdasan atau
pengetesan inteligensi. Tes inteligensi tertua disusun oleh Alfred Binet, seorang ahli psikologi
Perancis. Tes pertama Binet disusun pada tahun 1905 atas permintaan Menteri Pendidikan
Perancis, yang ingin mengetahui sebab-sebab mengapa pada saat itu murid-murid banyak
mengalami kegagalan dalam belajarnya. Pada tahun 1916 direvisi oleh Terman dari Universitas
Stanford yang hasilnya dikenal dengan sebutan Tes Binet revisi Stanford, kemudian direvisi lagi
oleh Terman dan Merril tahun 1937 dan terakhir tahun 1960.
Tes inteligensi yang disusun oleh Wechsler adalah tes pertama yang disusun tahun 1939
dan diberi nama Wechsler Bellevue Intelligence Scale disingkat WBIS, dan direvisi pada tahun
1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Tes ini diperuntukkan bagi orang
dewasa. Untuk anak-anak Wechsler juga mengembangkan tes sejenis yang diberi nama Wechsler
Intelligence Scale for Childern atau WISC, diterbitkan tahun 1949. Tes Wechsler terdiri atas dua
bentuk, yaitu berbentuk verbal dijawab dengan menggunakan bahasa, tulis, lisan dan tes
perbuatan berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan, seperti menyusun balok, menyusun guntingan
gambar dan lain-lain.
Pada tahun 1949 Wechsler menerbitkan pula skala inteligensi untuk digunakan pada
anak-anak yang dikembangkan berdasar isi skala W-B. Skala ini diberi nama Wechsler
Intelligence Scale for Children (WISC). Isinya terdiri dari dua sub bagian Verbal (V) dan sub
bagian Performance (P).
Pada tahun 1974 suatu revisi terhadap tes WISC dilakukan kembali dengan nama WISC-
R (R adalah revised). Di tahun 1955, Wechsler menyusun sakala lain untuk orang dewasa dengan
memperluas isi tes WISC. Skala ini bernama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Revisi
terhadap WAIS telah dilakukan dan diterbitkan pada tahun 1981 dengan nama WAIS-R.
Skala Wechsler pertama terbit tahun 1939. Ada tiga macam skala Wechsler:
1. WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) di tahun 1949. Banyak soal diambil
langsung dari tes orang dewasa. WISC third edition untuk usia 6-16 tahun 11 bulan.

3
2. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) di tahun 1955. Untuk usia 16-74 tahun.
3. WPPSI (“Wechsler Prerschool and Primary Scale” of Intelligence-Revised) tahun 1989.
Tes ini untuk rentang usia 3-7 tahun 3 bulan. Masing-masing skala terdiri dari minimum
lima subtes dan maksimum tujuh subtes.

Revisi skala WISC yang dinamai WISC-R diterbitkan tahun 1974 dan dimaksudkan
untuk mengukur inteligensi anak-anak usia 6 sampai dengan 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12
subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila diperlukan penggantian
subtes.
A. Tes WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)
Tes intelegensi Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) adalah salah satu tes
yang sering dan umum digunakan di dunia psikologi. Tes WISC adalah tes intelegensi yang
paling sering digunakan oleh Para Psikolog. Tes inteligensi WISC digunakan untuk tes inteligensi
pada anak usia 8- 15 tahun. Tes WISC terdiri atas 2 kelompok tes, yaitu tes verbal dan tes
performance. Tes verbal terdiri atas materi perbendaharaan kata, pengertian, informasi, hitungan,
persamaan, dan rentangan angka. Sedangkan tes performance terdiri atas mengatur gambar,
melengkapi gambar, rancangan balok, merakit objek, mazes dan simbol. (Mudhar & Rafikayati,
2017). Dalam penskoran, dari ke 12 tes tersebut hanya digunakan 10 tes untuk menyingkat waktu
pelaksanaan tes. Kesemua tes dapat diberikan khususnya dalam situasi klinis yang memerlukan
data kualitatif dari kedua tes tersebut. Bila ke 12 tes tersebut dilaksanakan maka perlu
penyesuaian capaian skor sehingga dapat menggunkan standar skor yang sebenarnya
diperuntukkan untuk 10 tes. Penyetaraan ini disebut sebagai Prorasi.
Melalui Tes WISC dapat mendeskripsikan berbagai aspek kecerdasan anak dan dapat
mengukur kemampuan kognitif seseorang dengan melihat pola-pola respon pada tiap-tiap subtes.
Andayani (2001) mengungkapkan bahwa kemampuan yang diukur oleh masing-masing subtes
antara lain:
 Operasi ingatan jangka-panjang, kemampuan untuk memahami, kapasitas berpikir
asosiatif dan juga minat dan bacaan anak.
 Kemampuan anak untuk menggunakan pemikiran praktis didalam kegiatan sosial sehari-
hari, seberapa jauh akulturasi sosial terjadi, dan perkembangan conscience atau
moralitasnya.

4
 Kemampuan anak untuk menggunakan konsep abstrak dari angka dan operasi angka, yang
merupakan pengukuran perkembangan kognitif, fungsi non-kognitif yaitu konsentrasi dan
perhatian, kemampuan menghubungkan faktor kognitif dan nonkognitif dalam bentuk
berpikir dan bertindak.
 Kemampuan untuk menerjemahkan masalah dalam bentuk kata-kata ke dalam operasi
aritmatika.
 Penyerapan fakta dan gagasan dari lingkungan dan kemampuan melihat hubungan penting
yang mendasar dari hal-hal tersebut.
 Kemampuan belajar anak, banyaknya informasi, kekayaan ide, jenis dan kualitas bahasa,
tingkat berpikir abstrak, dan ciri proses berpikirnya.
 Identifikasi visual dari objek-objek yang dikenal, bentuk-bentuk, dan makhluk hidup, dan
lebih jauh lagi kemampuan untuk menemukan dan memisahkan ciri-ciri yang esensial dari
yang tidak esensial.
Setelah itu, akan dibuat profil berdasarkan skala Bannatyne dari skor masing-masing
subtes. Profil ini menunjuk pada empat kelompok kemampuan, yaitu (1) Kemampuan spatial
yang mencakup skor pada subtes-subtes yaitu melengkapi gambar, rancangan balok, dan merakit.
objek. (2) Kemampuan konsep yang meliputi skor pada subtes-subtes pengertian, persamaan, dan
perbendaharaan kata. (3) Pengetahuan serapan yang meliputi skor pada subtes subtes informasi,
hitungan, dan perbendaharaan kata. (4) Kemampuan mengurutkan yang mencakup skor pada
subtes-subtes rentang angka, mengatur gambar, dan coding (Andayani, 2001). Melalui profil
tersebut dapat memberikan gambaran secara umum bagaimana kemampuan seorang anak serta
dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar anak (Andayani, 2001). Beberapa penelitian
juga telah menggunakan WISC untuk mengungkap gejala-gejala gangguan klinis pada anak,
diantaranya seperti main brain disfunction/brain damage, emotional disturbance, learning
disabilities, anxiety, delinquency, dan sebagainya.
Beberapa hal yang patut menjadi catatan dari Tes WISC antara lain:
 Pada skala WISC, penentuan skor tidak menggunakan perhitungan usia mental (seperti di
tes BINET). Namun skor merupakan hasil dari perhitungan norma yang telah standarisasi
sehingga kita dapat langsung mengkonfersi raw score menjadi standart score yang
tercantum dalam buku pedoman WISC.

5
 Skala WISC terbagi dalam tes verbal dan tes performance, untuk menjaga motivasi klien
anak-anak yang mungkin mudah bosan maka asesor dapat memberikan tes secara fleksibel
misalnya membuat tes verbal dan tes performance berselang-seling sehingga klien tidak
bosan dengan penugasan yang sedang dijalaninya.
 Skala WISC mendapatkan 3 skor utama yaitu Skor Verbal, Skor Performance dan Skor
Skala lengkap. Masing masing skor tersebut memiliki nilai interpretatif sehingga sebagai
seorang psikolog (administrator) harus memahami nilai iterpretatif dari kombinasi skor
yang diperoleh oleh klien.
 Hal yang tidak kalah penting dan patut mendapatkan perhatian adalah catatan kualitatif
selama tes berlangsung misalnya sikap selama pelaksanaan tes, komunikasi, kepercayaan
diri klien yang dapat menjadi pelengkap untuk lebih memahami dinamika psikologis dri
klien yang sedang kita uji.

B. Tes WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence)


WPPSI dikembangkan oleh Wechsler. Sesuai dengan namanya, alat tes ini dirancang dan
ditujukan untuk anak-anak pada usia sebelum masuk sekolah atau anak-anak yang ada pada
tingkat taman kanak-kanak, perkiraan usia dimulai dari 2 tahun atau saat anak mulai masuk ke
taman kanak-kanak hingga umur 6 tahun saat anak mulai masuk ke sekolah dasar. Sejak
publikasi pertamanya, WPPSI telah direvisi dua kali, pada tahun 1989 dan 2002 diikuti oleh
versi United Kingdom tahun 2003. WPPSI dipublikasikan oleh Harcourt Assessment, sebuah
revisi dari WPPSI-R.
WPPSI adalah salah satu jenis tes intelegensi yang dikembangkan oleh Wechsler. WPPSI
adalah alat pengukuran dan metode yang digunakan oleh Psikolog Klinis dan ditemukan oleh
Wechsler untuk mengukur kemampuan intelektual anak-anak di domain yang spesifik.
Tes WPPSI digunakan untuk mengukur kapasitas berpikir anak pada rentang usia 2,5
tahun sampai 7 tahun 3 bulan. Alat tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
anak secara keseluruhan serta dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik
keterlambatan atau kesulitan anak tersebut. Alat tes WPPSI juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan anak-anak dengan keterlambatan kemampuan
kognitif, dilaksanakan maka perlu penyesuaian capaian skor sehingga dapat menggunkan
standar skor yang sebenarnya diperuntukkan untuk 10 tes. mengevaluasi keterlambatan

6
kemampuan kognitif, gangguan intelektual dan autisme. WPPSI juga dapat digunakan untuk
menentukan jenis sekolah yang tepat bagi anak hingga melihat apakah anak mengalami
kerusakan pada otak. Domain ini mencakup pemahaman verbal, pengetahuan faktual,
penalaran abstrak, kemampuan visual-spasial dan memori jangka pendek. Penilaian
Intelektual merupakan indikasi yang baik potensi akademik anak. potensi ini digunakan pada
setting Pendidikan dan intervensi pendidikan. Hasil tes IQ anak peringkat terhadap sampel
yang sangat besar anak-anak usia yang sama. Jika skor anak di atas 5% untuk kelompok usia
mereka adalah beralasan untuk mengharapkan mereka akan melakukan dalam 5% atas
akademis.
WPPSI terdiri dari 14 subtes. 14 subtes ini dirancang oleh menjadi tiga kelompok, yaitu
kelompok core, supplemental, dan optional. Kelompok Core (Inti), yaitu subtes ini diperlukan
untuk komputasi area verbal, performance dan keseluruhan inteligensi (IQ). Kelompok
Supplemental, yaitu subtes yang menyediakan informasi tambahan mengenai kognitif atau
dapat juga digunakan sebagai pengganti untuk subtest yang tidak tepat. Kelompok Optional,
yaitu subtes ini dapat digunakan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai fungsi
kognitif namun, tidak dapat dipakai sebagai pengganti untuk subtest ini. WPPSI III terbagi
menjadi dua rentang usia, yaitu usia 2 tahun 6 bulan sampai 3 tahun 11 bulan dan 4 tahun 0
bulan sampai 7 tahun 3 bulan.
Atribut psikologis dan kemampuan-kemampuan yang diukur oleh tes ini terdiri dari 2
penilaian besar, yaitu tes verbal yang mencakup atas tes kemampuan menerima informasi,
keampuan pemahaman, kemampuan berhitung, kemampuan melihat persamaan dan
pengertian, serta tes prestasi yang terdiri dari rumah binatang dengan mencocokkan nama
binatang dan tempat tinggalnya, penyelesaian gambar dengan melengkapi gambar yang
kosong, mencari jejak, bentuk geometris, labirin dan puzzle balok.
Tes Wechsler untuk anak-anak adalah individu yang paling umum diberikan tes IQ.
Mereka saat ini termasuk WISC-IV (usia 6-16 tahun), dan WPPSI-III (umur 3 - 7 tahun).
Selama sesi pengujian seorang anak diminta untuk memecahkan masalah dan teka-teki dan
menjawab pertanyaanpertanyaan tentang dunia. Mayoritas anak-anak menikmati sesi uji
karena merupakan proses yang melibatkan yang melibatkan tugas baru dan menyenangkan.

7
Struktur WPPSI III (Usia 4 tahun – 7 tahun)

AREA DESIGNATION SUBTEST


Verbal Core 1. Information
2. Vocabulary

3. Word Reasoning
Supplemental 4. Comprehension
5. Similarities
Performance Core 6. Block Design
7. Matrix Reasoning

8. Picture Concept
Supplemental 9. Picture Completion
10. Object Assembly
Processing Speed Core 11. Coding
Supplemental 12. Symbol Search
General Language Optional 13. ReceptiveVocabulary
Receptive Vocabulary 14. Picture Naming

WPPSI dikembangkan oleh Wechsler. Sesuai dengan namanya, alat tes ini dirancang dan
ditujukan untuk anak-anak pada usia sebelum masuk sekolah atau anak-anak yang ada pada
tingkat taman kanak-kanak, perkiraan usia dimulai dari 2 tahun atau saat anak mulai masuk ke
taman kanak-kanak hingga umur 6 tahun saat anak mulai masuk ke sekolah dasar.
Tujuan dari dikembangkan nya alat tes ini adalah :
 Alat tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan anak secara keseluruhan serta
dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik keterlambatan atau kesulitan
anak tersebut. Alat tes WPPSI juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan dan
mengklasifikasikan anak-anak dengan keterlambatan kemampuan kognitif, mengevaluasi
keterlambatan kemampuan kognitif, gangguan intelektual dan autisme. WPPSI juga
dapat digunakan untuk menentukan jenis sekolah yang tepat bagi anak hingga melihat
apakah anak mengalami kerusakan pada otak. Tes WPPSI juga menyediakan subtesdan

8
gabungan skor dalam mewakili fungsi kecerdasan dalam Bahasa dan daerah asal kognitif
yang ditunjukkan. Sebaik penyediaan sebuah gabungan skor dan mewakili kemampuan
umum kecerdasan seorang anak.
 Atribut psikologis dan kemampuan-kemampuan yang diukur oleh tes ini terdiri dari 2
penilaian besar, yaitu tes verbal yang mencakup atas tes kemampuan menerima
informasi, keampuan pemahaman, kemampuan berhitung, kemampuan melihat
persamaan dan pengertian, serta tes prestasi yang terdiri dari rumah binatang dengan
mencocokkan nama binatang dan tempat tinggalnya, penyelesaian gambar dengan
melengkapi gambar yang kosong, mencari jejak, bentuk geometris, labirin dan puzzle
balok.

C. Tes WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale)


Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler
yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 tahun sampai 75
tahun atau lebih, yang penyajiannya secara individual. Untuk bisa menyajikan tes WAIS ini
dengan baik, tester harus memahami dan melakukan petunjuk-petunjuk dalam masalah ini
dengan seksama dan teliti. Pada tahun 1930, David wechsler, yang bekerja di rumah sakit
Belleveu New York, melakukan penelitian sejumlah tes-tes intelegensi yang terstandarisasi
dan menetapkan 11 sub tes yang berbeda sebagai battery-nya. Konsepsinya tentang
intelegensi adalah bersifat global yang mencerminkan suatu bagian dari kepribadian
sebagai keseluruhan (Marnat, 1985). Beberapa sub tesnya adalah adaptasi dari revisi
Standford Binet (1937) misalnya, Pengertian, Hitungan, Rentangan Angka, Persamaan,
Perbendaharaan Kata. Sub tes sisanya di adaptasi dari Army Group Eksemination
(Mengatur gambar). Koh’s Block Design( rancangan balok), Army Alpha (Informasi,
Pengertian), Army Beta (Symbol angka), Healy Picture Completion (Melengkapi gambar)
dan Pinther/Patheerson Test (Meraki obyek). Sub tes-sub tes tersebut dikombinasikan dan
dipublikasikan tahun 1929 sebagai Weshsler Belleveu Intelegence Scale (WBIS) yang
dapat dipergunakan untuk anak-anak 10 tahun dan orang dewasa.
Skala WB dikembangkan dalam 2 bentuk yang relatif sama, bentuk I dan bentuk
II. Masing-masing terdiri dari 2 kelompok yaitu Verbal, terdiri dari 5 sub tes dan
Nonverbal atau Performance, juga terdiri dari 5 sub tes. Dalam setiap sub tes item-item

9
mempunyai kesulitan yang progressif. WB mempunyai sejumlah kelemahan teknis
terutama pada segi reliabilitas dari sub tes dan krepresentatifan sampel normatif.
Pada tahun 1955 Scale Weshler Belleveu direvisi sebagai Weshler Adult
Intelegence Scale (WAIS) dan WAIS-R tahun 1981, terdiri dari 11sub, yang 6 adalah
kelompok verbal, mengukur kecerdasan dan faktor ingatan (diskor sebagai IQ Verbal) dan
5 adalah kelompok nonverbal, atau performance, mengukur kemampuan visualspatial
(diskor sebagai IQ Performance). IQ skala lengkap diperoleh komposit dari 11 sub tes.
Skor-skor tersebut dikonversikan ke dalam distribusi skor IQ dari kelompok yang seusia.
Jadi, meskipun nilai skor menurun pada orang yang usianya memang tua, IQ relatif konstan
sepanjang rentang kehidupan orang dewasa, (Korchin, 1976). WAIS dapat dipergunakan
untuk orang dewasa yang berusia 16 sampai di atas 64 tahun.
Alat tes WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) dirancang untuk mengukur
kecerdasan dan kemampuan kognitif pada orang dewasa dan remaja yang lebih tua.
Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) dikembangkan oleh David Wechsler. Akibat
rasa ketidakpuasan dengan batasan dari teori Stanford-Binet dalam penggunaannya,
khususnya dalam pengukuran kecerdasan untuk orang dewasa sehingga dikembangkanlah
tes ini. David Wechsler kemudian meluncurkan tes kecerdasan baru yang dikenal sebagai
Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) pada 1955. Tes ini digunakan oleh orang
dewasa usia 16-75 tahun atau lebih. Pelaksanaan tes ini dilakukan secara individu (Maarif
et al., 2017). WAIS menjadi alat tes yang paling populer karena paling banyak digunakan
di dunia saat ini. Tes ini semula bernama Wechsler Bellevue Intellegence Scale (WBIS).
Tes intellegensi ini memiliki enam subtes yang terkombinasikan dalam bentuk
skala pengukuran ketrampilan verbal dan lima subtes membentuk suatu skala pengukuran
keterampilan tindakan. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) sebagai skala
kecerdasan sejak kemunculannya telah banyak menarik perhatian para ahli psikologi.
Kemampuannya dalam mengestimasi kemampuan kognitif individu belum ada
bandingannya. Apalagi dalam pengembangan yang lebih luas, ternyata kemampuannya
tidak terbatas pada individu yang normal semata, tetapi juga menyangkut individu yang
mengalami gangguan psikiatrik. Bahkan kemampuannya tidak hanya mengukur tingkat
kecerdasan, tetapi juga mampu menjadi alat diagnosis bagi asesmen klinis. Tes WAIS juga
memiliki kemampuan dalam mengukur kecerdasan atau tingkat IQ individu yang tergolong

10
dalam gangguan psikiatrik serta mampu mendiagnosis gangguan yang diderita oleh klien
psikiatrik.
Seperti dalam segala tes psikologis, penyajian WAIS secara layak meminta tester
mampu menyelenggarakan dengan baik, bahan-bahan yang teratur, ruangan testing yang
sesuai, dan waktu yang cukup. Tester harus seorang yang terlatih secara khusus dalam
testing perseorangan pada umumnya maupun dalam menyajikan WAIS pada khususnya.
Bahan-bahan tes harus diatur secara baik, sehingga tester dapat menyajikannya
setiap waktu yang dibutuhkan tanpa kebingungan dan penundaan. Materi tes harus dijaga
dari pandangan subyek sampai sub-tes itu disajikan dalam testing. Ruangan tempat testing
harus bebas dari suara dan gangguan yang mengacaukan. Ruangan itu harus diberikan
penerangan dan ventilasi udara yang secukupnya. Meja kursi harus diatur sedemikian rupa
sehingga subyek dan tester merasa senang, subyek dapat mengerjakan bahan-bahan dengan
bebas, tester dapat menyajikan bahan-bahan, mengamati pekerjaan subyek, dan mencatat
jawaban subyek dengan seenak-enaknya. Hubungan baik (good rapport) antara tester
dengan subyek harus selalu terjaga dan terpelihara sedemikian rupa sehingga situasi testing
betul-betul sangat kondusif.
Contoh Hasil Tes WAIS :
Tes Informasi, angka kasar = 21, angka skala = 13
Tes Pengertian, angka kasar = 22, angka skala = 14
Tes Berhitung, angka kasar = 14, angka skala = 13
Tes Persamaan, angka kasar = 24, angka skala = 17
Tes Rentang Angka, angka kasar = 11, angka skala = 10
Tes Perbendaharaan kata, angka kasar = 71, angka skala = 16
Tes Simbol Angka, angka verbal = 67, angka skala = 13
Tes Melengkapi Gambar, angka verbal = 16, angka skala = 11
Tes Rancangan Balok, angka verbal = 45, angka skala = 14
Tes Mengatur Gambar, angka verbal = 24, angka skala = 10
Tes Merakit Obyek, angka verbal = 29, angka skala = 9
Angka Verbal = 83, IQ = 125
Angka Performance = 57, IQ = 110
Total Score = 140, IQ = 120

11
Pemberian skor pada subtes WISC-R didasarkan atas kebenaran jawaban dan
waktu yang diperlukan oleh subjek dalam memberikan jawaban yang benar tersebut. Skor
tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui table norma
sehingga akhirnya diperoleh satu angka IQ-deviasi untuk skala verbal, satu angka IQ-
deviasi untuk keseluruhan skala.
Kekurangan skala Wechsler : kurangnya pendasaran teoritis yang menyulitkan
penemuan basis interpretasi yang koheren. Selain itu juga komposisi skala-skala ini tampak
menganggap bahwa domain kemampuan yang dipilih oleh subtesnya dalam semua tingkat
umur sama.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Skala Wechsler pertama terbit tahun 1939. Ada tiga macam skala Wechsler:

1. WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) di tahun 1949. Banyak soal diambil
langsung dari tes orang dewasa. WISC third edition untuk usia 6-16 tahun 11 bulan.
2. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) di tahun 1955. Untuk usia 16-74 tahun.
3. WPPSI (“Wechsler Prerschool and Primary Scale” of Intelligence-Revised) tahun 1989.
Tes ini untuk rentang usia 3-7 tahun 3 bulan. Masing-masing skala terdiri dari minimum
lima subtes dan maksimum tujuh subtes.

WISC: Alat tes intelegensi WISC dikhususkan untuk anak berusia 5-15 tahun. Alat tes
WISC membantu anak untuk belajar berpikir asosiatif dan praktis dalam kehidupan sosial sehari-
hari, membantu kemampuan kognitif pada anak, melatih anak dalam berpikir dan bertindak, serta
mengenali objek-objek di lingkungan sekitarnya. WISC juga dapat mengungkap gejalagejala
gangguan klinis pada anak, diantaranya seperti main brain disfunction/brain damage, emotional
disturbance, learning disabilities, anxiety, delinquency. Wechsler Intelligence Scale for Children
(WISC) dikembangkan oleh David Wechsler yang mempublikasikannya pada tahun 1939.

WPPSI : Alat tes ini dirancang dan ditujukan untuk anak-anak pada usia sebelum masuk
sekolah atau anak-anak yang ada pada tingkat taman kanak-kanak, perkiraan usia dimulai dari 2
tahun atau saat anak mulai masuk ke taman kanak-kanak hingga umur 6 tahun saat anak mulai
masuk ke sekolah dasar dan juga dapat digunakan untuk mengukur kapasitas berpikir anak pada
rentang usia 2,5 tahun sampai 7 tahun 3 bulan. Alat tes WPPSI juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan anak-anak dengan keterlambatan kemampuan
kognitif, mengevaluasi keterlambatan kemampuan kognitif, gangguan intelektual dan autisme.
Penilaian Intelektual merupakan indikasi yang baik potensi akademik anak. potensi ini
digunakan pada setting Pendidikan dan intervensi pendidikan. WPPSI juga dapat digunakan
untuk menentukan jenis sekolah yang tepat bagi anak hingga melihat apakah anak mengalami

13
kerusakan pada otak. Domain ini mencakup pemahaman verbal, pengetahuan faktual, penalaran
abstrak, kemampuan visual-spasial dan memori jangka pendek.

WAIS : Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler
yang standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 tahun sampai 75 tahun
atau lebih. Alat tes WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) dirancang untuk mengukur
kecerdasan dan kemampuan kognitif pada orang dewasa dan remaja yang lebih tua. Wechsler
Adult Intelligence Scale (WAIS) dikembangkan oleh David Wechsler. WAIS menjadi alat tes
yang paling populer karena paling banyak digunakan di dunia saat ini. WAIS juga digunakan
sebagai skala kecerdasan. Pada tahun 1930, David wechsler, yang bekerja di rumah sakit
Belleveu New York, melakukan penelitian sejumlah tes-tes intelegensi yang terstandarisasi dan
menetapkan 11 sub tes yang berbeda sebagai battery-nya.

3.2. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu
yang penulis miliki dan penulis sanagat mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Dengan demikian penulis ucapkan terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Andik.2015. Pengembangan Tes Minat Dan Bakat Dengan Metode Jaringan Syaraf
Tiruan (Jst) Untuk Memprediksi Potensi Siswa Bidang Robotika. Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol 5, Nomor 3. Universitas Negeri Yogyakarta.

Dwi Sunar Prasetyono, Super Lengkap Tes IQ – CQ, (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hal. 6

15

Anda mungkin juga menyukai