1. Nama alat tes WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) 2. Sejarah singkat Tes inteligensi Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) adalah salah satu tes yang sering dan umum digunakan di dunia psikologi serta sering digunakan oleh para psikolog. Wechsler Intelligence Scale for Children dikembangkan oleh David Wechsler yang mempublikasikannya pada tahun 1939, dimana tes ini mengukur fungsi intelektual yang lebih global. Tes inteligensi WISC digunakan untuk tes inteligensi pada anak usia 8-15 tahun. Tes WISC terdiri atas tes verbal dan tes performance. Tes verbal terdiri atas materi perbendaharaan kata, pengertian, informasi, hitungan, persamaan, rentangan angka. Sedangkan tes performance terdiri atas mengatur gambar, melengkapi gambar, rancangan balok, merakit objek, mazes dan simbol. (Mudhar & Rafikayati, 2017). Melalui Tes WISC dapat mendeskripsikan berbagai aspek kecerdasan anak dan dapat mengukur kemampuan kognitif seseorang dengan melihat pola-pola respon pada tiap-tiap subtes. Andayani (2001) mengungkapkan bahwa kemampuan yang diukur oleh masing- masing subtes antara lain: - Operasi ingatan jangka-panjang, kemampuan untuk memahami, kapasitas berpikir asosiatif dan juga minat dan bacaan anak. - Kemampuan anak untuk menggunakan pemikiran praktis didalam kegiatan sosial sehari- hari, seberapa jauh akulturasi sosial terjadi, dan perkembangan conscience atau moralitasnya. - Kemampuan anak untuk menggunakan konsep abstrak dari angka dan operasi angka, yang merupakan pengukuran perkembangan kognitif, fungsi non-kognitif yaitu konsentrasi dan perhatian, kemampuan menghubungkan faktor kognitif dan nonkognitif dalam bentuk berpikir dan bertindak. - Kemampuan untuk menerjemahkan masalah dalam bentuk kata-kata ke dalam operasi aritmatika. - Penyerapan fakta dan gagasan dari lingkungan dan kemampuan melihat hubungan penting yang mendasar dari hal-hal tersebut. - Kemampuan belajar anak, banyaknya informasi, kekayaan ide, jenis dan kualitas bahasa, tingkat berpikir abstrak, dan ciri proses berpikirnya. - Identifikasi visual dari objek-objek yang dikenal, bentuk-bentuk, dan makhluk hidup, dan lebih jauh lagi kemampuan untuk menemukan dan memisahkan ciri-ciri yang esensial dari yang tidak esensial. Setelah itu, akan dibuat profil berdasarkan skala Bannatyne dari skor masing-masing subtes. Profil ini menunjuk pada empat kelompok kemampuan yaitu; (1) Kemampuan spatial yang mencakup skor pada subtes-subtes yaitu melengkapi gambar, rancangan balok, dan merakit objek; (2) Kemampuan konsep yang meliputi skor pada subtes-subtes pengertian, persamaan, dan perbendaharaan kata; (3) Pengetahuan serapan yang meliputi skor pada subtes subtes informasi, hitungan, dan perbendaharaan kata; dan (4) Kemampuan mengurutkan yang mencakup skor pada subtes-subtes rentang angka, mengatur gambar, dan coding (Andayani, 2001). Melalui profil tersebut dapat memberikan gambaran secara umum bagaimana kemampuan seorang anak serta dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar anak (Andayani, 2001). Beberapa penelitian juga telah menggunakan WISC untuk mengungkap gejala-gejala gangguan klinis pada anak, di antaranya seperti main brain disfunction/brain damage, emotional disturbance, learning disabilities, anxiety, delinquency, dan lain-lain (Mudhar & Rafikayati, 2017). 3. Tujuan pengetesan Tes WISC merupakan tes inteligensi yang biasa digunakan untuk mengukur taraf kecerdasan anak usia 8 tahun hingga 15 tahun. 4. Administrasi Petunjuk Umum Pelaksanaan Tes Dalam pelaksanaan tes, perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan tes, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah: - WISC box - Lembar jawaban - Stopwatch - Alat tulis Dalam tes WISC juga tester perlu melakukan rapport secara intens sebelum melakukan pengetesan karena bagaimanapun menjaga mood dan motivasi anak lebih sulit dibandingkan dengan remaja atau dewasa. Pelaksanaan tes juga tidak dibatasi oleh waktu, hanya ada beberapa persoalan saja yang menggunakan batasan waktu. Tahapan yang harus dilakukan Menghitung Usia Norma WISC adalah berdasarkan usia testee sehingga tester harus mengetahui usia testee saat di tes. Melakukan pengetesan. Dalam buku manual WISC terdapat panduan secara detail apa yang perlu diucapkan oleh tester ketika melaksanakan tes. Tester harus mengikuti prosedur tersebut dengan baik. Selain itu di dalam manual tersebut juga terdapat petunjuk terkait soal nomor berapa yang harus diberikan kepada testee, soal mana yang tidak perlu diberikan serta kapan tester harus berhenti memberikan pertanyaan dalam setiap sub test, karena memang dalam WISC, tidak semua soal perlu diberikan kepada testee. 1. 2Melakukan scoring Buku manual WISC juga memberikan informasi kepada tester nilai yang bisa diberikan dalam setiap jawaban testee (terdapat kunci jawaban). Setelah semua jawaban diskoring dan ditotal persub tes maka nilai masing-masing sub test ini menjadi nilai di raw score. Raw score ini perlu dijadikan Scale Score berdasarkan norma sesuai dengan usia testee. 2. Menghitung IQ, IQ yang diperoleh di tes WISC ini ada tiga yaitu IQ Verbal, IQ Performance dan IQ Lengkap. IQ Verbal didapatkan dari penyesuaian antara jumlah angka skala verbal dengan norma verbal sesuai dengan usia testee. IQ Performance di dapatkan dari penyeusian antara jumlah angka skala performance dengan norma performance sesuai usia testee. Sedangkan IQ Lengkap didapatkan dari penyesuaian antara jumlah angka skala verbal dan angka skala performance dengan norma skal lengkap. Membuat Catatan Pelaksanaan Tes Beberapa Hal yang patut menjadi catatan dari Tes WISC adalah sebagai berikut: Pada skala WISC, penentuan skor tidak menggunakan perhitungan usia mental. Namun skor merupakan hasil dari perhitungan norma yang telah standarisasi sehingga kita bisa langsung mengkonfersi raw score menjadi standart score yang tercantum dalam buku pedoman WISC. Skala WISC terbagi dalam tes verbal dan tes performance, untuk menjaga motivasi klien anak-anak yang mungkin mudah bosan maka asesor dapat memberikan tes secara fleksibel misalnya membuat tes verbal dan tes performance berselang seling sehingga klien tidak bosan dengan penugasan yang sedang dijalaninya. Skala WISC mendapatkan 3 skor utama yaitu Skor Verbal, Skor Performance dan Skor Skala lengkap. Masing masing skor tersebut memiliki nilai interpretatif sehingga sebagai seorang psikolog (administrator) harus memahami nilai iterpretatif dari kombinasi skor yang diperoleh oleh klien. Hal yang tidak kalah penting dan patut mendapatkan perhatian adalah catatan kualitatif selama tes berlangsung misalnya sikap selama pelaksanaan tes, komunikasi, kepercayaan diri klien yang dapat menjadi pelengkap untuk lebih memahami dinamika psikologis dri klien yang sedang kita uji.
1. Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan Dapat mendiskripsikan berbagai aspek kecerdasan anak dan dapat mengukur kemampuan kognitif seseorang dengan melihat pola-pola respon pada tiap-tiap subtes Kelemahan Membutuhkan waktu cukup lama yaitu 1,5-2jam