Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR SEMESTER Mata Kuliah

Psikologi Psikodiagnostik III


(Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas final mata kuliah Psikologi Psikodiagnostik 3)

Dosen Pembimbing:

Aulia Saudi, S. Psi., M.Si.

RAHMAYANA AUDITA SUHERMAN


4519091023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2021
Wawancara Kesehatan
(Kesehatan mental remaja)
Nama : Rahmayana Audita Suherman
Nim : 4519091023
Jurusan : Psikologi
Topik Wawancara : Kesehatan mental remaja (Kematangan Emosi Remaja)
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui kematangan emosi remaja dalam
mengekspresikan emosi secara tepat dan wajar.
Bentuk Wawancara : Semi Terstruktur
1. Teori Kematangan Emosi (Albin, 1996)
Chaplin dalam bukunya menjelaskan kematangan emosi (emotional maturity)
adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkemangan
emosional, karena itu pribadi yang yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola
emosional yang pantas bagi anak-anak (dalam Kartini Kartono : 2011). Morgan
mengatakan dalam introduction to psycology Kematangan emosi merupakan keadaan
emosi yang dimiliki seseorang dimana apabila mendapat stimulus emosi tidak
menunjukkan gangguan emosi. Gangguan kondisi emosi yang terjadi tersebut dapat
berupa keadaan kebingungan, berkurangnya rasa percaya diri dan terganggunya
kesadaran sehingga orang tersebut tidak dapat menggunakan pemikirannya secara
efektif dan rasional. Kematangan emosi dimana juga memiliki pengertian sebagai
kemampuan untuk memikirkan emosi yang membantu meningkatkan kemampuan
untuk menguasai atau mengendalikannya (Kafabi ; 2012).
Menurut Hurlock kematangan emosi dapat dikatakan sebagai suatu kondisi
perasaan atau reaksi perasaan yang stabil terhadap suatu obyek permasalahan
sehingga untuk mengambil suatu keputusan atau bertingkah laku didasari dengan
suatu pertimbangan dan tidak mudah berubah – ubah dari satu suasana hati ke dalam
suasana hati yang lain (Hurlock ; 2000). Menurut Sudarsono (1993) Emotional
Maturity adalah kedewasaan secara emosi, tidak terpengaruh kondisi kekanak-
kanakan, atau sudah dewasa secara sosial (dalam Fitria : 2009). Kartono (1988:46)
mengatakan kematangan emosi sebagai kedewasaan dari segi emosional dalam arti
individu tidak lagi terombang-ambing oleh motif kekanak-kanakan (dalam Sumitro :
2012).
Menurut Cole (1983) dalam Nyul (2008) emosi yang matang memiliki
sejumlah kemampuan utama yang harus dipenuhi yaitu : kemampuan untuk
mengungkapkan dan menerima emosi, menunjukkan kesetiaan, menghargai orang
lain secara realitas, menilai harapan dan inspirasi, menunjukkan rasa empati terhadap
orang lain, mengurangi pertimbangan – pertimbangan yang bersifat emosional, serta
toleransi dan menghormati orang lain (Sumitro : 2012). Dari penjelasan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa kematangan emosi itu adalah suatu kondisi emosional
dimana tingkat kedewasaan individu yang terkendali, tidak kekanak-kanakan,
amarah yang meluap-luap, dan mampu mengungkapkan emosi sesuai kondisi yang
ada yang mana individu dapat menilai situasi secara kritis sebelum bereaksi secara
emosional dan peduli terhadap perasaan orang lain. Dr. Fadil ( Wardani, 2011)
mengatakan aspek-aspek kematangan emosi antara lain :
a. Realitas, berbuat sesuai dengan kondisi, mengetahui dan menafsirkan
permasalahan tidak hanya satu sisi.
b. Mengetahui mana yang harus di dahulukan, mampu menimbang dengan baik
diantara beberapa hal dalam kehidupan. Mengetahui mana yang terpenting
diantara yang penting. Tidak mendahulukan permasalahan yang kecil dan
mengakhiri masalah yang besar.

c. Mengetahui tujuan jangka panjang, diwujudkan dengan kemampuan


mengendalikan keinginan atau kebutuhan demi kepentingan yang lebih penting
ada masa yang akan datang.
d. Menerima tanggung jawab dan menunaikan kewajiban dengan teratur, optimis
dalam melakukan tugas, dan mampu hidup di bawah aturan tertentu.
e. Menerima kegagalan, bisa menyikapi kegagalan dan dewasa dalam menghadapi
segala kemungkinan yang tidak menentu guna mencapai sebuah kemakmuran,
serta mencurahkan segala potensi guna mencapai tujuan.
f. Hubungan emosional. Seseorang tidak hanya mempertimbangkan diri sendiri tapi
mulai membiarkan perhatiannya pada orang lain. Pencarian yang serius tentang
jati diri serta komunitas sosial.
g. Bertahap dalam memberikan reaksi. Mampu mengendalikan saat kondisi kejiwaan
memuncak.
Bagian I : Guide Interview

Aspek Indikator

Penerimaan diri sendiri Menerima kelebihan daripada


dengan orang lain. Individu mampu menerima kekurangan
keadaan atau kenyataan yang objektif bagi diri
sendiri dan orang lain.
Tidak impulsive - Merespon stimulus
Individu akan merespon stimulus dengan cara - Mengatur pikirannya
mengatur pikirannya secara baik untuk - Sebelum bertindak tidak berpikir
memberikan tanggapan terhadap stimulus yang terlebih dahulu
didapat. Orang yang bersifat impulsive ketika
bertindak cenderung memikirkan terlebih
dahulu. Yang artinya bahwa memiliki emosi
yang matang.

Kontrol emosi - Mengontrol emosi


Individu akan mengontrol emosinya dengan - Mengatur kemarahan
baik walaupun dalam keadaan marah, tetapi
kemarahan itu tidak ditampakan keluar melalui
ekspresi. Karena dapat mengatur kemarahan
dengan memanifestasikan kemarahan.

Berpikir objektif - Sabar


Lebih bersifat sabar, pengertian dan berpikir - Pengertian
secara realistis - Berpikir secara realistis
Tanggung jawab dan - Tanggung jawab
ketahanan menghadapi frustasi - Mandiri
Individu akan mempunyai tanggung jawab yang - Tidak mudah frustasi
baik, dapat mandiri, tidak mudah mengalami
frustasi bila menghadapi masalah dapat
dilakukan dengan penuh

pertimbangan
Bagian II (Data Narasumber)
Nama : FA
Umur : 20 tahun
Status : Mahasiswa

Bagian III (Wawancara) :


1. Apakah sekarang anda sudah mengetahui dan mengenali kekurangan dan kelebihan
yang ada pada diri anda ?
“Mungkin secara garis besar saya sudah mengetahui, tapi kalau sedemikian mungkin
mengenai diri saya, saya belum tau karena saya masih ingin mencari jati diri”
2. Bisakah anda menyebutkan salah satu kekurangan dan kelebihan anda?
“Mungkin di bagian olahraga seperti basket, tenis meja, bulu tangkis dan juga akustik.
Dan dari keempat itu saya sudah mengikuti turnamen. Dan kekurangan saya, yang
saya tau sekarang lebih dari susah bangun tidur Adapun dalam lingkungan sosialku,
saya orangnya sok akrab atau sok kenal dan saya lebih mudah bersosialisasi. Kalau
kekurangan dilingkungan sosial untuk sampai saat ini belum dapat deh”
3. Apakah di usia anda searang ini sudah dapat menerima kelebihan dan kekurangan
pada diri anda?
“Kalau dari kelebihan dan kekurangan, saya lebih menerima kelebihan saya tetapi
saya tidak akan menerima kekurangan saya karena kenapa dari kekurangan itu
banyak kegiatan-kegiatan ku yang terkendala contoh kuliah, latihan, dan
sebagainya”
4. Bagaimana usaha anda memotivasi kekurangan yang ada pada diri anda agar
menjadi lebih baik ?
“Contoh seperti mencari pasangan, karena kalau ada pasangan ada yeng
membangunkan jadi ada semangat untuk pergi kuliah dan terutama ada semangat
bangun untuk pergi kuliah”
5. Bagaiamana cara anda mengaplikasikan kelebihan yang ada pada diri anda dalam
kehidupan sehari- hari ?
“Kalau dari kelebihanku berdasarkan bakat olahraga ya seperti yang sekarang terjadi
bisa ka aplikasikan itu kelebihan ku dengan membawa nama baik angkatan. Dan
untuk kelebihan ku di lingkungan sosial ku seperti sok akrab ya mungkin saya
sangat senang karena kenapa karena saya bisa lebih mengenal lebih banyak dan
lebih bisa menambah relasi”
6. Apabila anda dihadapkan terhadap suatu masalah mengenai orang-orang terdekat
anda bagaimana respon anda terhadap masalah tersebut ?
“Kalau saya hal itu hal lumrah lah karena dalam hubungan apalagi orang terdekat
karena kalau tidak ada bumbu-bumbunya atau perselihan itulah yang membangun
persahabatan ta lebih erat. Kalau saya lebih mencari solusi bagaimana untuk kembali
ke hubungan yang sebelumnya. Dan sikap marah pasti pernah tapi kalau soal
tunggu-menunggu dalam hal mita maaf saya tidak begitu orangnya tidak bisa
melihat kalau ada yang sedang tidak baik. Siapa lagi kalau bukan kita.
7. Apabila anda ingin melakukan suatu hal apakah anda langsung menindak lanjutinya
tanpa berpikir terlebih dahulu ?
“Kalau saya pribadi orangnya itu saya tidak melakukan apaun kalau saya tidak
merencanakan dulu. Karena kalau kita lakukan tanpa rencana atau gegabah mungkin
jadinya tidak terstruktur ujung-ujungnya ditau ceritaya jadi sudah pasti jelek atau
tidak sesuai ekpektsi”
8. Apakah anda mampu mengontrol emosi anda apabila anda dihadapkan masalah yang
serius ?
“Tergantung masalahnya sih, kalau masalahnya tentang diri saya sendiri saya masih
bisa mengontrolnya tapi kalau ke orang tua atau ke keluarga saya sudah tidak bisa
mengontrolnya. Kalau emosi untuk teman dekat keknya sudah pasti deh karena saya
tidak mungkin emosi misal kalau temanku lagi ada masalah otomatis saya lebih
emosi dari temanku karena saya memikirkan bahwasannya kalau ada masalahnya
temanku saya juga turun tangan karena dia yang mmbantu saya jadi itu arti balas
budi”
9. Bagaimana cara anda mengontrol emosi anda ?
“Saya kalau mengontrol emosi saya kebih memikirkan bahwasannya kalau saya
emosi dan menindak langsung yang berpikir selanjutnya karena setiap apa yang mau
dilakukan kita harus memikirkan hal terburukya bukan hal baiknya. Saya kalau
marah diam tapi ada kalanya saya langsung bicara karena saya tidak suka dendam”
10. Bagaimana cara anda mengatur kemarahan anda terhadap masalah tersebut ?
“Saya kalau emosi atau lagi banyak beban mungkin saya lagsung merokok dan
memperbanyak rokok dan saya langsung mengaplikasikan hobiku seperti olahraga
atau nanjak gunung”
11. Apakah anda bisa bersikap lebih sabar terhadap masalah tersebut ?
“Saya bisa lebih sabar kalau masalahnya itu untuk saya anggaplah begini ada yang
mencaci maki saya tapi kalau ranah orangtua atau teman dekatku saya tidak bisa
diam. Saya begitu lebih memikirkan orang lain daripada diri sendiri”
12. Siapa yang biasa memotivasi anda agar lebih sabar menghadapi masalah tersebut ?
“Yang memotivasi saya itu adalah nenek saya dan yang lainnya seperti menonton
film atau video dari rocky gerung”
DAFTAR PUSTAKA
Naimah, Difa Masrulfatun. 2015. Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Kepuasan
Pernikahan Pada Pasangan Dewasa Tengah Di Dusun Sumbersuko Kesilir
Siliragung Banyuwangi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Anda mungkin juga menyukai