Anda di halaman 1dari 7

A.

Biografi Donald Olding Hebb


Teori Belajar Donald Olding Hebb – Donal olding Hebb lahir pada tanggal 22 juli 1904
di Chester, Nova scotia. Kedua orang tuanya adalah dokter. Ibunya meraih gelar medis dari
Dalhousie university di Halifax, nova scotia pada tahun 1896 menjadi satu-satunya perempuan
ketiga yang menjadi dokter di provinsi tersebut pada saat itu.
Pada sekitar 1925 Hebb meraih gelar B.A. dari Dalhousie university dengan nilai minimal karena
Hebb adalah salah satu periset dan teoritisi paling kreatif dalam dunia sikologi maka, nilai
sarjananya dengan dalam kasus ini tidak mempresentasikan kecerdasannya setelah lulus Hebb
mengajar disekolah dimana ia dibesarkan.
Pada usia 23 tahun dia membaca karya Freud di McGill Unversity disamping itu, dia
terus mengajar disekolah dasar dan ingin mereformasi praktik pendidikan, selain ingin menjadi
pembaharu pendidikan dan juga Hebb ingin menulis novel untuk mendapatkan naskah akan
tetapi seperti temannya yang lain dia usahanya selalu gagal. Hebb mendapatkan gelar M.A pada
tahun 1932 di McGill University yang kemudian pendidikannya dilanjutkan ke university of
cikagu.

B. Konsep teoritis utama pada Teori Belajar Donald Olding Hebb


1. Lingkungan terbatas
Teori Belajar Donald Olding Hebb – Beberapa hasil dari penelitian efek lingkungan terbatas
menunjukkan bahwa bisa melemahkan perkembangan belajar awal dan perkembangan system
syaraf. Von senden[8] (1932), ia meneliti seorang dewasa ya g dilahirkan dengan menderita
katarak bawaan kemudian tiba-tiba si pasien mampu melihat setelah katarak itu dioprasi dan
ditemukan bahwa si pasien ini dapat segera mendeteksi kehadiran suatu objek akan tetapi tidak
bisa mengidentifikasinya dengan menggunakan petunjuk visual[9].
Temuan ini menunjukkan bahwa beberapa persepsi tentang bentuk adalah sifat bawaan (innate),
akan tetapi pengalaman dengan visual berbagai macam objek adalah perlu sebelum objek itu
dapat dibedakan satu sama lain.

Austin Riesen (1947) membesarkan bayi-bayi simpanse disuatu situasi yang gelap pekat hingga
usianya mencapai dua tahun, saat mereka akhirnya dikeluarkan dari kegelapan dan simpanse itu
bertingkah seperti buta tetapi selama beberapa minggu kemudian simpanse mulai melihat dan
pada akhirnya berprilaku sebagai simpanse yang yang dibesarkan secara normal.

Sehingga Hebb menyimpulkan bahwa orang dewasa yang dipelajari Von senden dan simpanse
yang diteliti Riesen telah belajar untuk melihat karena banyak studi lain yang juga mendukung
kesimpulan bahwa dengan membatasi pengalaman sebelumnya seseorang bisa mencampuri
perkembangan intelektual dan perceptual bahkan persesi tentang rasa sakit, sebuah fenomena
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kita mungkin membutuhkan sesuatu yang harus
dipelajari. Didalam studi laboratorium Hebb (Melzack dan Thompson, 1956) menunjukkan
bahwa anjing yang dibesarkan dalam isolasi parsial tampak kurang mengenal rasa sakit dan
kurang agresif dibandingkan anjing yang dibesarkan secara normal.

2. Lingkungan yang kaya


Teori Belajar Donald Olding Hebb – Berbagai macam pengalaman motorik dan sensorik akan
memperkaya perkembangan yang akan membangun banyak-banyak sirkuit atau jaringan neural
(saraf) yang lebih kompleks, Hebb melakukan sebuah eksperimen untuk meneliti efek jenis
kondisi pengasuhan yang berbeda terhadap perkembangan intelektual yang dilakukan pada dua
buah kelompok tikus, kelompok pertama dibesarkan didalam sangkar laboraturium sedangkan
kelompok kedua dibesarkan di rumah Hebb oleh dua putrinya dan tikus-tikus ini dibiarkan
berkeliaran dirumah bermain dengan kedua putri Hebb.

Setelah beberapa waktu kemudian tikus-tikus itu dikembalikan lagi ke laboratorium dan
dibandingkan dengan kelompok yang pertama maka ditemukan bahwa kinerja tikus piaraan yang
dibesarkan dalam lingkungan yang kaya lebih baik dalam memecahkan jalur teka-teki ketimbang
tikus yang dibesarkan disangkar laboratorium.

3. Kumpulan sel
Kumpulan sel adalah paket neurologis yang saling terkait yang dapat diaktifkan oleh stimulasi
eksternal atau internal atau kombinasi keduanya. Ketika suatu kumpulan sel aktif kita
mengaktifkan pemikiran tentang kejadian yang dipresentasikan oleh kumpulan tersebut yang
menurut Hebb kumpulan sel adalah basis neurologis dari ide atau pemikiran.

4. Sekuensi Fase
Teori Belajar Donald Olding Hebb – Phase sequence (sekuensi fase) adalah serangkaian
aktifitas kumpulan yang terintegrasi secara temporal, ia sama dengan arus pemikiran. Menurut
Hebb ada dua jenis belajar yang diantaranya adalah pertama melibatkan pembentukan kumpulan
sel secara perlahan dimasa awal kehidupan dan mungkin dapat dijelaskan dengan salah satu teori
belajar S-R, jenis belajar ini adalah asosiasionisme langsung demikian juga perkembangan
sekuensi fase dapat dijelaskan dengan terminology asoiasionisme yaitu objek atau kejadian yang
saling berkaitan dalam lingkungan menjadi terkait dilevel neorologis setelah kumpulan sel dan
urutan fase berkembang, proses belajar selanjutnya lebih kognitif dan dapat terjadi lebih
cepat[10].
Jadi, Hebb berpendapat bahwa variable yang mempengaruhi belajar anak-anak yang
mempengaruhi orang dewasa adalah variable yang berbeda-beda, proses belajarnya anak akan
menjadi kerangkan asal untuk proses belajar selanjutnya seperti belajar bahasa bisa terjadi
dengan lambat yang memungkinkan membutuhkan pembentukan jutaan kumpulan sel dan urutan
fase akan tetapi setelah bahasa dikuasai maka individu dapat menatanya dengan secara kreatif
sehingga Hebb berkata bahwa pertama-tama terbentuknya sebuah blok banguan pengetahuan dan
kemudian datanglah wawasan dan kreatifitas yang menjadi salah satu cirri proses belajar orang
dewasa.

C. Teori kewaspadaan atau kesiapan


Kita pernah berada dalam situasi yang terlalu berisik atau ramai hingga kita tidak bisa berfikir
dengan jernih dan disisi yang lain terkadang kita juga harus berusaha memaksakan diri untuk
tetap terjaga dan waspada untuk mempertahankan suatu tindakan. Reaksi ini menunjukkan
bahwa ketika suatu level stimulasi sudah terlalu tinggi atau terlalu rendah, ia tidak akan kondusif
untuk pelaksanaan fungsi kognitif secara optimal menurut Hebb hubungan antara level stimulasi
dengan pelaksanaan fungsi kognitif ini dalam konteks arosal teori (teori kewaspadaan) disebut
juga dengan reticular activating system atau system pengaktifan reticular.

Hebb percaya bahwa fungsi petunjuk dari suatu stimulus memberikan efek secara penuh yang
disediakan oleh system penaktifan reticular. Ketika level kewasapadaan ini terlalu rendah
informasi sensoris yang ditransmisikan keotak tidak dapat digunakan demikian pula jika level
kewaspadaan terlalu tinggi maka akan terlalu banyak informasi yang dikirim kekorteks dan
akibatnya adalah kebingungan, respon yang berkonflik dan prilaku yang tidak relevan.

Jadi diperlukan level kewaspadaan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah agar
pelaksanaan fungsi dari kortikal itu menjadi optimal dan menghasilkan kinerja yang maksimal.

Teori kewaspadaan dan penguatan dalam Teori Belajar Donald Olding Hebb
Menurut Hebb jika level kewaspadaan ini terlalu tinggi akan menurunkannya dan juga
menguatkannya dan ketika level kewaspadaan terlalu rendah akan menaikkannya dan
menguatkannya[11].
1. Deprivasi Sensoris
Pengalaman sensoris bukan hanya perlu perkembangan neurofisiologis yang tepat, tetapi juga
perlu untuk menjaga fungsi normal. Dengan kata lain setelah kejadian yang konsisten dalam
kehidupan seseorang direpresentasikan secara neurofisiologis dalam bentuk kumpulan sel urutan
fase, mereka mendapat dukungan dari kejadian dilingkungan.

Jika kejadian indrawi yang biasanya terjadi dalam kehidupan seseorang mendadak tidak terjadi
lagi, maka akibatnya adalah munculnya kewaspadaan ekstrem dan menggelisahkan yang
dirasakan sebagai stress, takut atau perasaan disorientasi. Jadi kejadian lingkungan yang
konsisten bukan hanya menimbulkan sirkuit neurologis tertentu akan tetapi kejadian yang sama
juga pasti mengkonfirmasi sirkuit itu.
2. Sifat rasa takut
Hebb menjelaskan mengenai rasa takut ini sebagai banuan terhadap sifat traumatis dari deprifasi
sensoris. Orang dewasa akan memiliki kumpulan-kumpulan sel dan urutan fase yang mungkin
akan diaktifkan oleh stimulasi eksternal, stimulasi internal atau kombinasi keduanya selama
deprifasi sensoris, tidak ada dukungan sensoris bagi aktifitas neurol yang ada sehingga berbagai
macam sirkuit neurol diaktifkan namun tidak diikuti oleh kejadian sensoris yang biasanya
mengiringinya. Dalam keadaan ini tidak mengejutkan jika subjek mengalami disorientasi dan
ketakutan.

3. Memori jangka panjang dan jangka pendek


Secara umum dapat diasumsikan bahwa pengalaman indrawi akan membangkitkan aktifitas
neural yang bertahan lebih lama ketimbang stimulasi yang menyebabkannya, Hebb menyebutnya
dengan istilah reverberating neural activity (aktifitas neural yang bergema) aktifitas neural yang
bergema ini sebagai basis untuk memri jangka pendek dan sebagai proses yang menyebabkan
struktur yang mendasari memori jangka pendek[12].
Memori jangka panjag dianggap bergatung pada konsolidasi memori jangka pendek maka segala
sesuatu yang mengganggu memori jangka panjang juga akan menganggu memori jangka pendek.

4. Konsolidasi dan otak


Teori Belajar Donald Olding Hebb – Seperangkat struktur neural yang dinamakan basal ganglia
dahulu pernah dianggap sebagai bagian yang hanya mengontrol bagian otot saja, perannya dalam
mengontrol otot tampak jelas dalam diri pasien dengan penyakit Huntington atau Parkinson yang
keduanya sebagian disebabkan adanya kerusakan didalam basal ganglia.

Mishkin dan rekannya melakukan bahwa pasien dengan gangguan ini menunjukkan memori
deklaratif yang utuh tetapi terganggu dalam konsolidasi memori procedural yaitu memori untuk
tugas-tugas motor yang komplek seperti meyusun balok teka-teki, atau membolak balik gambar.

D. Pengaruh hebb terhadap riset Neurosaintifik


1. Pusat penguatan di otak
Olds dan Milner dipuji karena menemukan kesenangan diotak. Penggunaan istilah pusat
penguatan karena riset substansial menunjukkan bahwa fenomena yang ditemukan ini tidak
begitu banyak hubungannya dengan kesenangan dan lebih benyak berhubngan dengan stimulasi
otak langsung yang memiliki karakteristik yang tidak biasa dan beroprasi secara berbeda dengan
penguat primer seperti makanan ataupun air.

2. Riset terhadap belahan otak


Corpus callosum adalah sekumpulan serat yang menghubungkan dua bagian otak selama
bertahun-tahun fungsi korpus callosum tidak diketahui namun pada skitar tahun 1960an
ditemukan bahwa ia berperan penting dalam mentrasfer informasi dari satu belahan otak
kebelahan lainnya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Roger Sperry mencatat bahwa
ada dua rute transfer corpus callusom dan optic chiasm[13].
3. Proses belajar dan pemprosesan informasi otak kiri dan otak kanan
Meskipun ada sedikit perbedaan anatomi antara belahan otak kiri dan otak kanan, perbedaan fisik
ini tidak sebesar perbedaan keduanya control atas gerakan dan sensasi tubuh terbagi rata antara
dua buah belahan otak akan tetapi dengan cara yang bersilangan[14] mungkin orang akan
cenderung menyimpulkan bahwa karena kedua belahan itu secara global sama maka keduanya
juga mempersepsikan belajar dan memproses informasi dengan cara yang sama pula.
Rasa ingin tahu tentang bagaimana dua belahan otak itu berfungsi juga dipicu oleh ditemukannya
pasien yang mengalami gangguan parah pada jalur-jalur kortikal yang menghubungkan dua
belahan otak. Memutus corpus callusom dari pasien yang mengalami epilepsy menyebabkan
terhambatnya aliran hanya kesalah satu otak dan karenanya mereduksi frekuensi kejang-kejang.

4. Fungsi pemprosesan belahan otak diotak normal


Otak kiri dan otak kanan berfungsi untuk mengolah data yang masuk melalui telinga kanan dan
telinga kiri, dalam beajar fungsi kedua belahan otak tersebut memprose dan mengolah data atau
informasi secara independen, penlitian ini dibuktikan dengan penggunaan metode dicotic
listening[15]. Dalam teori dan hasil riseart ini menunjukkan bahwa otak kiri bertanggung jawab
atas pengolahan informasi verbal.
5. Sel riil dan kumpulan sel riil
Sel otak berhubungan dengan ratusan atau mungkin ribuan sel lainnya. Aktifitasnya adalah hasil
dari penyajian terus menerus informasi dari sel-sel sekitarnya. Kita bisa bayangkan bahwa pada
level yang paling mendasar belajar membutuhhkan perubahan dalam hubungan antar dua sel dan
ini adalah level dimana Hebb memfokuskan diri untuk pertama kalinya.

Secara spesifik belajar terdiri dari perubahan dalam respon sel menerima terhadap
neorotransmiter yang dilepaskan oleh sel pengirim. Contoh sederhananya adalah kita bisa
membayangkan sebuah sel penerima yang belum belajar yang tidak menghasilkan sendiri potensi
aksinya dalam merespon neorotrasmiter dari sel pengirim. Kita belajar ketika sel penerima mulai
menghasilkan potensi aksi yang reliable dalam merespon aktifitas sel pengirim.

Hebb menunjukkan bahwa aktifitas dari suatu sel dalam kontinuitas dengan sel lainnya mungkin
mengubah hubungan antar mereka namun dia hanya bisa memperkirakan tentang proses yang
terlibat didalamnya.

6. Belajar dalam aplysia


Hambatan utama untuk memahami mekanisme belajar adalah bayaknya jumlah neuron yang
terlibat didalam prilaku mamalia, namun problem ini dapat dipecahkan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Kupferman yang meneliti moluskan dilautan yang tidak punya cangkang yang
disebut dengan aplysia, yang mempunyai system syaraf yang sederhana namun menunjukkan
prilaku yang sama dengan fenomena kumpulan sel lainnya.

7. Potensiasi jangka panjang


Teori Belajar Donald Olding Hebb – Potensi jangka panjang terjadi dibeberapa area
hippocampus, hippocampus tidak akan terjadi kecuali stimulasi yang lemah dan stimulasi yang
kuat berprekuensi tinggi terjadi secara bersamaan hal ini menunjukkan bahwa dua fenomena
yang berbeda tersebut mencerminkan basis neural untuk belajar non asosiatif yang mana dalam
kasus pertama dan belajar asosiatif untuk kasus kedua[16].
8. Depresi jangka panjang
Belajar membutuhkan rekuitmen sel dan skuensi fase yang diperlukan untuk memunculkan
prilaku motor atau Kognitif akan tetapi ia juga melibatkan eliminasi sekuensi fase yang tidak
membutuhkan atau yang mengganggu kinerja. Fenomena yang dinamakan defresi jangka
panjang menyediakan mekanisme yang dengannya neuron yang pada mulanya merupakan bagian
dari kumpulan sel yang dapat dihilangkan.
9. Neuroplastisitas
Berikut ini kita akan membahas jenis plastisitas yang diamati dalam otak mamalia dengan
perhatian khusus pada aspek belajarnya:

1) Pengalaman dan perkembangan dentrites


Sebelumnya kita melihat bahwa lingkungan yang kaya akan memfasilitasi belajar. Beberapa
study menunjukkan bagaimana belajar dilingkungan yang kaya ini juga diasosiasikan dengan
bertambahnya berat otak, bertambahnya level neurottrasmiter dan perubahan fisik lain didalam
otak.

2) Belajar kembali setelah cedera otak


Cedera otak seperti yang disebabkan oleh stroke akan menyebabkan matinya neuron dan sel-sel
ini tidak diregenerasi hilangnya control atas tangan atau terganggunya kemampuan bicara sering
disebaban oleh matinya sel-sel yang berkaitan dengan pengontrolan gerak tangan atau bahasa.
Pemulihan pasca stroke adalah disebabkan oleh pola synaptic baru yang biasanya tidak ada
dalam otak yang sehat.

10. Koneksionisme baru


Pendekatan yang baru cara memahami system neural menjalani proses belajar adalah dengan
tidak melibatkan neural actual sama sekali, model ini di pakai untuk proses belajar, memory lupa
dan aktifitas lainnya. Dengan mengacu pada asumsi bahwa otak melakukan aktifitas penprosesan
informasi secara paralel atau simultan

E. Pandangan Hebb terhadap pendidikan


Menurut Hebb ada dua jenis belajar yang pertama berkaitan dengan pembentukan sel dan
sekuensi fase secara gradual selama masih bayi dan anak-anak proses belajar awal ini
representase neorologis atas objek dan lingkungan. Dalam artian bahwa salinan dari objek
lingkungan ini ada dalam system saraf anak. Selama proses belajar awal ini anak harus berada
dalam lingkungan yang kaya yang berisikan berbagai macam pemandangan, suara, tekstur,
bentuk, objek dan sebagainya. Semakin komplek suatu lingkungan akan semakin banyak yang
akan direpresentasikan dalam level neorologis dan semakin banyak yang dipresentasikan dilevel
neuron maka akan semakin besar pula kemampua anak dalam berfikir.
Jadi, guru Hebbian akan menciptakan lingkungan yang berpariasi yang mana menurut Hebb
selama proses belajar awal mungkin terdapat proses asosiasi tertentu. Hal-hal yang tanpaknya
penting untuk perkembangan kumpulan sel dan sekuensi fase adalah prinsip kontinoitas dan
frekuensi misalnya jika sederetan kejadian lingkungan sering terjadi ia akan dipresentasikan
secara neorologis sebagai sekuensi fase.

Teori Belajar Donald Olding Hebb – Jenis belajar kedua menurut Hebb lebih dapat dijelaskan
dengan prinsip Gestalt ketimbang jenis prinsip asosiasionistik. Setelah kumpulan sel dan
sekuensi fase berkembang pada masa kecil maka proses belajar selanjutnya biasanya berupa
penataan ulang yang dengan kata lain setelah blok banguan terbentuk blok itu dapat diatur
kembali menjadi berbagai macam bentuk sehingga tugas guru hanyalah membantu mereka untuk
memahami apa yang sudah mereka pelajari dengan cara yang kreatif. Disamping itu karakteristik
fisik lingkungan belajar juga sangat pentig menurut Hebb.

DAFTAR PUSTAKA
BR. Hergenhahn & Matthew H. Olson, Theories Of Learnning edisi ke tujuh, Jakarta: Kencana,
2010.
Mohammad asrori, Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2018.

Waini Rasydin, Pedagogig- ilmu dan aplikasi pendidikan, ilmu pendidikan teoritis: Bagian I


Jakarta: Imtima,2017.

Wina sanjaya, Pedagogig- ilmu dan aplikasi pendidikan, ilmu pendidikan teoritis: Bagian II,
Jakarta: Imtima,2017.

Anda mungkin juga menyukai