Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hoarding disorder (HD) yang apabila diterjemahkan memiliki arti
gangguan penimbunan, dikenal sebagai gangguan perilaku menyimpan barang
yang kurang atau bahkan tidak bernilai secara berlebihan (Parekh, 2017).
Mereka yang menderita HD dapat dimasukan dalam definisi kecacatan karena
telah tercantum pada Konvensi Hak Penyandang Cacat dan harus diberikan
bantuan yang layak (Cramer dan Vols, 2016). Parahnya, gangguan ini sering
dibarengi dengan kondisi psikiatrik lain seperti OCD, MDD, GAD,
schizophrenia, dan demensia (Choo dkk., 2015).
Orang dengan HD mengalami kesulitan untuk menyingkirkan barang-
barangnya sehingga menimbulkan kekacauan dan dapat mengganggu
lingkungan sekitar. Gangguan ini rentan menimbulkan permasalahan pada
hubungan sosial khususnya dengan orang yang tinggal serumah dengan
penderita. Sehingga berpotensi menyebabkan ketegangan dan konflik
keluarga, pengurungan diri, rasa kesepian, keengganan untuk menerima orang
lain di rumahnya, dan ketidak mampuan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari seperti memasak dan mandi. Perilaku ini juga dapat mengakibatkan
masalah kesehatan dan keamanan serius, seperti risiko kebakaran, tersandung,
berkembangnya hama tikus, bahkan risiko kematian (Parekh, 2017; Darke dan
Dufluo, 2017; Cramer dan Vols, 2016). Selain itu dari segi ekonomi juga akan
memberatkan orang dengan HD, karena harus membayar sewa penimbunan
dan pembasmian hama yang dapat menurunkan nilau jual rumah tinggal serta
mengganggu kenyamanan lingkungan sekitarnya (Cramer dan Vols, 2016).
Kasus HD masih banyak dipelajari khususnya dalam hal epidemiologinya.
Sebuah studi oleh Cath dkk. (2017) di Belanda memperoleh hasil linier antara
prevalensi HD dengan usia yang dimulai dari 30 tahun. Pada usia 30 tahun ke
atas, peningkatan prevalensi HD sejalan dengan bertambahnya usia dan hasil
ini tidak jauh berbeda pada laki-laki maupun perempuan. Di Belanda
diperoleh persentase prevalensi HD pada laki-laki sebesar 2,34% dan
perempuan sebesar 2%. Persentase ini meningkat tiap pertambahan umur
sebesar masing-masing 3,4% dan 3,9% pada laki-laki dan perempuan. Di
negara Singapura, prevalensi HD di komunitas sebesar 2% dan sebanyak
22,6%nya disertai dengan OCD. Singapura bahkan telah menerbitkan panduan
mengenai apa yang harus dilakukan masyarakatnya ketika menemukan orang
dengan HD (Choo dkk., 2015). Data HD di Indonesia sendiri masih belum
tersedia dan belum banyak diberitakan kasusnya. Penanganan HD juga
tergolong sulit dilakukan, karena belum ada evidence-based yang mendasari
terapi dari HD, dan terkadang pasien sendiri yang menolak terapi dengan
menyangkal bahwa mereka merasa sehat atau tidak perlu diobati.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis melakukan studi pustaka dan
membahas HD lebih lanjut dalam bentuk student project ini dengan tujuan
menambah pengetahuan penulis dan memenuhi kewajiban mahasiswa dalam
blok psikiatri yang sedang berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu hoarding disorder dan bagaimana perkembangannya hingga saat
ini?
2. Bagaimana gambaran klinis dan langkah-langkah mendiagnosa seseorang
dengan hoarding disorder?
3. Apa saja upaya terapi yang tersedia untuk menangani hoarding disorder?
1.3 Tujuan
1. Mengenal apa itu hoarding disorder dan memahami perkembangannya
hingga saat ini.
2. Mengetahui gambaran klinis dan langkah-langkah mendiagnosa sesorang
dengan hoarding disorder.
3. Mengetahui upaya terapi yang tersedia untuk menangani hoarding
disorder.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Student project mengenai hoarding disorder ini diharapkan menjadi suatu
sumber ilmu baru sehingga menambah wawasan mahasiswa mengenai
macam-macam tipe gangguan kepribadian.
2. Manfaat Praktis
Student project ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
mahasiswa akan lingkungan sekitar, sehingga dari apa yang telah diperoleh
dari tulisan ini nantinya dapat berguna bagi kesehatan dan keselamatan
orang lain.
Daftar Pustaka
Cath, D. C., Nizar, K., Boomsma, D., & Mathews, C. A. (2017). Age-Specific
Prevalence of Hoarding and Obsessive Compulsive Disorder: A
Population-Based Study. American Journal of Geriatric Psychiatry, 25(3),
245255.

Choo, K. W. Q., Lee, W. L., How, C. H., & Ng, B. Y. (2015). Hoarding in
singapore. Singapore Medical Journal, 56(9), 484487.

Cramer and Vols. (2016). Hoarding Disorder and The Legal System: A
Comparative Analysis of South African and Dutch Law. International
Journal of Law and Psychiatry, 49:114-123.

Darke, S., & Duflou, J. (2017). Characteristics, circumstances and pathology of


sudden or unnatural deaths of cases with evidence of pathological
hoarding. Journal of Forensic and Legal Medicine, 45, 3640.

Parekh, R. (2017). What Is Hoarding Disorder?. [online] Psychiatry.org. Available


at: https://www.psychiatry.org/patients-families/hoarding-disorder/what-is-
hoarding-disorder [Diakses pada tanggal 17 September 2017].

Anda mungkin juga menyukai