Pada intermittent exotropia terjadi mata yang bergulir atau berdeviasi ke arah
luar pada waktu-waktu tertentu. Dalam keadaan normal, mata dapat mempertahankan
posisi nya karena adanya fusi yang adekuat. Namun, jika mata tersebut terganggu
fusinya, atau atensi untuk mempertahankan fusi tersebut berkurang, maka mata
cenderung akan bergulir ke arah luar. Hal inilah yang menyebabkan mata intermittent
exotropia cenderung berdeviasi di saat mengalami kelelahan, sakit, stres psikis, atau
kurang berkonsentrasi.1
pertama, terdapat deviasi spontan dari mata ke arah luar di saat mata diganggu
fusinya (ditutup), kelelahan, tidak berkonsentrasi, atau sedang sakit. Mata kembali
baik setelah satu atau dua kedipan yang akan mengembalikan fusi. Pada fase ini
penglihatan jarak dekat masih baik, pasien akan tampak sering mengernyitkan dahi
atau menutup satu mata saat terpapar cahaya terang, akibat terganggunya penglihatan
binokular. Pada fase 2, derajat deviasi semakin meningkat pada jarak jauh, disertai
dengan eksotropia pada jarak dekat. Dan pada fase 3, terdapat eksotropia konstan
1. Maconachie GD, Gottlob I, McLean RJ. Risk factors and genetics in common