Anda di halaman 1dari 23

Strabismus

Ariza Zakia Imani


I11110009

Dalam kondisi penglihatan binokular normal, bayangan

suatu benda jatuh secara bersamaan pada fovea


masing-masing mata (fiksasi bifoveal), dan posisi
kedua meridian vertikal retina tegak lurus.
Salah satu mata, bisa tak sejajar dengan mata yang
lain, sehingga pada satu waktu hanya satu mata yang
melihat objek yang dipandang.
Setiap penyimpangan dari penjajajran okular tersebut
dinamakan "strabismus."
Ketidaksejajaran tersebut dapat ke segala arah ke
dalam, keluar, atas, bawah, atau torsional.
Strabismus pada kondisi penglihatan binokular adalah
strabismus manifes, heterotropia, atau Tropia.
Deviasi yang muncul setelah penglihatan binokular
terganggu (misalnya, dengan oklusi satu mata) disebut
strabismus laten, heterophoria, atau phoria.

FUSI :

Proses penggabungan secara mental


berdasarkan
kemampuan
otak
untuk
mendapatkan satu penglihatan tunggal
yang berasal dari dua sensasi masingmasing mata.
Pada orang normal: penglihatan binokular
sensasi penglihatan tunggal

Mata akan melakukan gerakan konvergensi


dan divergensi untuk dapat melihat
bersama serentak pada kedua mata.
Konvergensi Mengarahkan sumbu

penglihatan kedua mata pada satu titik


dekat, mengakibatkan pupil kedua mata
mendekat. AC/A untuk mengukur
hubungan antara konvergensi dengan
akomodasi.
Divergensi Kedua mata berputar ke
luar untuk melihat benda jauh.

BEBERAPA ISTILAH

HETEROTROPIA
Penyimpangan sumbu
bola mata yang nyata
di mana kedua sumbu
penglihatan tidak
berpotongan pada
titik fiksasi.
Kedudukan mata tidak
normal dan tetap.

ESOTROPIA
Non akomodatif :
1.Esotropia Infantilis
Gangguan kontrol persarafan, melibatkan jalur supranuklus
untuk konvergensi dan divergensi
Gambaran klinik
- usia timbulnya deviasi : 6 bulan
- besarnya sudut deviasi : 40 PD
- ambliopia: jarang ( cross fixation)
- kelainan refraksi : kecil / (-)
- deviasi jauh dan dekat : sama
- pola fiksasi : bergantian
TERAPI: Operasi resesi m.rektus medialis dan reseksi
m.rektus lateral
- resesi bilateral m. rektus medialis

2.Esotropia didapat:
akibat adanya kel. sensoris spt: katarak, ptosis kongenital
Gambaran klinik
- usia timbul deviasi: biasanya setelah usia 2 tahun
- besarnya sudut deviasi: < esotropia kongenital
- temuan klinis biasanya mirip dengan esotropia kongenital
TERAPI: Operasi (resesi m.rektus medialis dan reseksi
m.rektus lateral)

Esotropia infantil sebelum dan sesudah operasi

Akomodatif

1. Hiperopia
2. High AC/A ratio

Gambaran klinis

Usia timbulnya deviasi : 2,5 th ( 2-7 th)

Besarnya sudut deviasi : kecil (15-20 prisma dioptri)


Amblyopia: sering
Faktor heriditer: (+)

pola fiksasi : satu mata (yg sehat)

deviasi jauh dan dekat - Hiperopia: dev jauh = dekat


- High Ac/A ratio: dev dekat > dev jauh

TERAPI :
- Hyperopia: Kacamata dengan refraksi siklopegik
penuh
- High AC/A ratio: Kacamata dengan refraksi siklopegik penuh +
bifokal

EKSOTROPIA
1. Eksotropia intermitten
Onset deviasi bisa pada tahun pertama, dan
muncul semua pada usia 5 tahun. Kondisi
memburuk secara progresif. Tanda khas,
menutup satu mata pada cahaya terang.

2. Eksotropia konstan
- Timbul sejak lahir
- Dapat muncul karena eksotropia intermitten
yang berkembang jadi konstan.

Gambaran klinik
- sudut deviasi: besar ( > 50 PD )
- ambliopia : konstans(jarang); intermitten
(-/jarang)
- kelainan refraksi : kecil / (-)
- deviasi jauh dan dekat : - konstans : sama
-intermitten jauh>dekat
- pola fiksasi: konstans : satu mata
intermitten: bergantian

TERAPI
Operasi: Resesi m.rektus lateral
Reseksi m.rektus medialis
Penyuntikan Toksin Botulinum Tipe
A

PEMERIKSAAN STRABISMUS
Hirschberg Test (corneal light
reflex)
Pergeseran
letak refleks
sinar 1 mm
dari sentral
kornea =
deviasi bola
mata 7o

300

Prisma Krimsky Test

Kedua mata disinari dari


jarak 33cm
Prisma diletakkan pada
mata yg juling
Kekuatan prisma ditambah
perlahan sampai refleks
sinar jatuh di tengah pupil
Kekuatan prisma =
beratnya deviasi bola mata

COVER - Uncover Test

UNCover Test
TEST

COVER

Penatalaksanaan
Non surgical treatment
SECTOR OCCLUSION
Sektor adalah selembar kertas tembus pandang yang
direkatkan pada permukaan posterior lensa untuk
menghalangi penglihatan mata ke arah tertentu
Dirancang untuk menghalangi daerah yang bertanggung
jawab untuk diplopia dan visual confusion.
Sebuah bingkai besar digunakan untuk memungkinkan
penempatan yang tepat dari sector occluders.

ORTOPTIK
Prinsip dasarnya adalah ekspansi secara bertahap
amplitudo vergensi fusi dengan latihan, baik di ruang
terbuka atau menggunakan target dilihat melalui
perangkat yang dimaksudkan untuk mengisolasi mata
- perangkat haploskopik, seperti amblioskop. Amplitudo
fusi vergensi diperluas melalui penggunaan prisma
yang lebih kuat secara bertahap, diletakkan pada arah
yang sesuai pada satu atau kedua mata atau melalui
penggunaan lensa sferis untuk memanfaatkan
hubungan konvergens dan akomodasi untuk mengubah
keselarasan mata.

BOTULINUM TOXIN
Injeksi toksin botulinum tipe A (Botox) ke

dalam suatu otot intraokular menimbulkan


paralisis otot tersebut yang lamanya
tergantung dosis.
Dalam waktu 3 hari, otot yang disuntik menjadi
lumpuh.
Setiap botol mengandung kurang dari 1/40 dari
dosis lethal untuk 50% manusia; dosis
nanogram yang disuntikkan terlalu kecil
sehingga tidak menyebabkan toksisitas
sistemik.

Prisma
Berguna dalam pengobatan pasien tertentu

yang memiliki strabismus horisontal dan


vertikal tingkat kecil
Jumlah prisma untuk membuat penglihatan
binokular tunggal pasien nyaman
sepertiga sampai setengah dari phoria
maksimal yang diperoleh pada uji tutup, atau
mungkin dititrasi dengan respon subjektif
pasien. Fresnel prisma membran dapat
diperoleh dengan mudah, relatif murah, dan
mudah untuk disesuaikan kekuatannya.

Surgical Treatment
Secara konseptual, prosedur sederhana adalah

memperkuat dan melemahkan. Otot diperkuat


dengan prosedur yang disebut reseksi. Otot
dilepas dari mata, ditarik lebih panjang dengan
jumlah yang telah diukur, dan kemudian dijahit
kembali ke mata, biasanya ke lokasi penyisipan
sebelumnya. Apabila ada sisa dari otot yang
dipanjangkan, dipotong.
Resesi adalah prosedur standar melemahkan
otot. Otot dilepas dari mata. Otot lalu dijahit
kembali ke mata dan diberi jarak dari tempat
penyisipan aslinya, biasanya di belakangnya.
Resesi dan reseksi adalah operasi yang biasa
dilakukan pada otot rektus.

Anda mungkin juga menyukai