Anda di halaman 1dari 68

PENYELENGGARAAN

DEKONSENTRASI
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
TA 2015

ACARA RAKORBANGPUS
© SEKRETARIAT NASIONAL DEKONSENTRASI BAPPENAS
2015
A. Hasil Penyelenggaraan
Dekonsentrasi Tahun 2014
B. Agenda Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2015
C. Perjanjian Kinerja
PENYELENGGARAAN
DEKONSENTRASI
TA 2014

Laporan Hasil Pelaksanaan


Dekonsentrasi
TA 2014

© SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015


Dasar Hukum Penyelenggaraan
Dekonsentrasi Tahun 2014
No. Kegiatan Tanggal Efektif Keterangan
I. DASAR HUKUM :
1. Permen PPN Nomor 3 Tahun 2014 29 Nov 2013 Pelimpahan Urusan Pemerintahan
Tanggal 6 Nov 2013 KemenPPN/Bappenas kepada Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah dalam rangka
Penyelenggaraan Dekonsentrasi TA 2014
2. Kepsesmen PPN/Sestama Bappenas 12 Mar 2014 Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi
No. 28/SES/HK/03/2014 Tanggal KemenPPN/Bappenas Tahun 2014
12 Mar 2014
3. KepmenPPN/Kepala Bappenas No. 2 Jan 2014 Pembentukan Tim Pengelola Kegiatan
KEP.64/M.PPN/HK/06/2014 Dekonsentrasi KemenPPN/Bappenas Tahun
Tanggal 24 Juni 2014 2014
4. Surat Kanwil Ditjen Perbendaharaan 2 Jan 2014 Penetapan DIPA Kementerian PPN/Bappenas
Negara dan Rincian Kertas Kerja Satker Dekonsentrasi
T.A. 2014 pada :
• Program Perencanaan Pembangunan Nasional :
• Kegiatan Perencanaan Pembangunan Nasional
Lintas Bidang, dengan ruang lingkup kegiatan sbb :
1. Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Sasaran Prioritas
Pembangunan Nasional
2. Koordinasi Peningkatan Kualitas Musrenbangnas
3. Fasilitasi Kesekretariatan Dekonsentrasi di Provinsi
FOKUS TA 2014
A Fasilitasi Perkuatan Koordinasi
1. Pelaksanaan MP3EI
2. Percepatan pencapaian MDG di Indonesia
3. Sosialisasi, Pemantauan, dan Evaluasi pelaksanaan RAD Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca
4. Sosialisasi, Pemantauan, & Evaluasi pelaksanaan RAD Pangan dan Gizi
5. Percepatan & Perluasan pengurangan kemiskinan dengan fokus pada
MP3KI dan Pro-poor planning & budgeting monitoring (P3BM)
6. Koordinasi & pelaporan pemantauan Dana Dekonsentrasi, TP & Urusan
Bersama
B Fasilitasi Perkuatan Koordinasi Peningkatan Kualitas Musrenbangnas
1. Koordinasi isu, program dan kegiatan strategis dalam rangka
penyusunan RKP
2. Koordinasi penilaian & penghargaan terhadap dokumen perencanaan
daerah
Realisasi Belanja Kementerian
PPN/Bappenas Tahun 2014
Persentase Realisasi Belanja Dekonsentrasi TA 2014
Realisasi Belanja Kementerian PPN/Bappenas TA 2014

90,49%

89,74%

98,66%

78,85%

*Data per 16 Januari 2015


TARGET PENYERAPAN

 Rata-rata Penyerapan (berdasarkan data


24 laporan manajerial): 85,98%
 Penyerapan Tertinggi: 98,91%
 Penyerapan Terendah: 40,42%
 Sebab umum adanya gap penyerapan:
- Kendala pelaksanaan meeting luar kantor
- Efisiensi
- Penghentian Program/kegiatan
- Keterbatasan SDM/Pergantian SDM
PELAPORAN KINERJA

 Kondisi Laporan Manajerial:


 > 83% Laporan telah mengikuti format dan sistematika
sesuai Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi.
(lebih baik dari monitoring semester 1: 75%)

 Rincian kondisi per kategori


Penjelasan Penjelasan Penjelasan Penjelasan
Perkembangan Pencapaian Kendala yang rencana tindak
realisasi target keluaran dihadapi lanjut
penyerapan
anggaran
54% Sangat Baik 29% Sangat Baik 71% Sangat Baik 71% Sangat Baik
42% Cukup Baik 58% Cukup Baik 13% Cukup Baik 13% Cukup Baik
4% Kurang 13% Kurang 17% Kurang 17% Kurang

 Laporan Manajerial yang Sangat Baik: DIY, Aceh,


Kalteng.
 Laporan Manajerial yang masih perlu perbaikan
signifikan: Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan.
PENYELENGGARAAN
DEKONSENTRASI
TA 2015

Kebijakan Pelaksanaan
Dekonsentrasi
TA 2015

© SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015


Ruang Lingkup/Fokus Kegiatan
Dekonsentrasi Tahun 2015
1. FASILITASI PERKUATAN KOORDINASI PELAKSANAAN SASARAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL
Melaksanakan Peningkatan Kualitas Koordinasi Perencanaan Pusat dan Daerah
dalam rangka Pencapaian Prioritgas Pembangunan Nasional :
• Melestarikan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, terdiri dari :
– Koordinasi Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah (RAD) Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca
– Pengembangan Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional (RAN) Adaptasi
Perubahan Iklim (API)
• Peningkatan Kualitas Pendidikan, Status Kesehatan dan Kedaulatan Pangan terdiri dari :
– Koordinasi Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan dalam rangka Pencapaian RAD Millenium
Development Goals (MDGs) dan RAD Pangan dan Gizi (PG)
• Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
- Koordinasi perbaikan kualitas data dan dokumen perencanaan penganggaran serta monitoring dan evaluasi
program penanggulangan kemiskinan menggunakan alat P3BM dan SIMPADU.
- Koordinasi pada wilayah kantong-kantong kemiskinan dalam lingkup Pengembangan Penghidupan
Berkelanjutan (P2B) dan Peningkatan akses dan kualitas pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan.
• Percepatan pembangunan infrastruktur untuk mencapai keseimbangan pembangunan dalam
rangka mengurangi kesenjangan dan meningkatkan daya saing :
- Koordinasi dan sinkronisasi rencana program investasi infrastruktur prioritas melalui integrasi kebijakan
nasional dan daerah termasuk pembiayaannya.
Ruang Lingkup/Fokus Kegiatan
Dekonsentrasi Tahun 2015
2. FASILITASI PERKUATAN KOORDINASI PENINGKATAN KUALITAS
MUSRENBANGNAS

• Koordinasi Perencanaan Pusat dan Daerah dalam rangka Peletakan Dasar-Dasar


Desentralisasi Asimetris, yang terdiri dari :
– Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis masing-masing provinsi yang akan dibahas pada forum
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional
– Koordinasi Persiapan Pemberian Anugerah Pangripta Nusantara atas Perencanan Pembangunan
Daerah
– Koordinasi dan Pelaporan Pemantauan Dana Dekonsentrasi, Tugas Perbantuan dan Urusan Bersama.
CAKUPAN AKTIVITAS KEGIATAN
DEKONSENTRASI TA 2015
Ruang Lingkup Kegiatan Cakupan Aktivitas Kegiatan Keterangan
• FASILITASI PERKUATAN • Honorarium Kepanitiaan dan
KOORDINASI PELAKSANAAN Narasumber
SASARAN PRIORITAS • Rapat Koordinasi/Rapat Sesuai PMK …/2014
PEMBANGUNAN NASIONAL Teknis/Focus Group tentang Pedoman
Discussion (FGD) Penyusunan dan
• FASILITASI PERKUATAN Penelaahan RKA K/L
KOORDINASI PENINGKATAN • Sosialisasi/Workshop dan 2015
KUALITAS MUSRENBANGNAS Seminar
• Perjalanan Dinas
• Honorarium Pejabat Sesuai PMK …/2014
Pengelola Keuangan tentang Pedoman
Penyusunan dan
• Rapat Teknis Penelaahan RKA K/L
2015
• Perjalanan Dinas yang
dibutuhkan terkait
pengelolaan administratif
• Jasa Tenaga Administrasi
(Usulan Baru)
AKTIVITAS, TUJUAN
DAN INDIKATOR
DIMASING-MASING
FOKUS KEGIATAN
DEKONSENTRASI
TA 2015

© SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015


Koordinasi Pelaksanaan,
Tim Kerja
Dekonsentrasi
Bappenas
1A Pemantauan, Evaluasi dan
Pelaporan RAD GRK
1A
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Pelaksanaan, Monev dan Pelaporan RAD GRK


Tujuan Indikator Aktivitas
Sebagai Kontribusi Daerah dalam Jumlah Anggota Pokja yang Konsultasi Pemerintah Daerah ke
mendukung Komitmen Pemerintah terlatih Pusat termasuk Capacity Building
Indonesia dalam upaya
menurunkan Emisi Gas Rumah Revisi Dokumen RAD-GRK yang Revisi Dokumen RAD-GRK sesuai
Kaca sebesar 17,3% Tahun 2015 disampaikan kepada Bappenas dengan kebutuhan daerah,
dan mendekati 26% Tahun 2019 termasuk biaya narasumber

Jumlah FGD/Workshop dan Hasil Penyelenggaraan FGD/


FGD/Workshop tersebut Workshop/Sosialiasi

Laporan Antara dan Laporan Akhir Penyusunan Pelaporan


PEP RAD-GRK disampaikan sesuai Pemantauan, Evaluasi, dan
jadwal Pelaporan (PEP) Pelaksanaan RAD-
GRK

Jumlah Dokumen RAD-GRK Pencetakan dan distribusi


tercetak dan terdistribusi dokumen RAD-GRK

Data Terakhir yang sudah divalidasi Update data-data pelaksanaan


tersedia di SKPD RAD-GRK

15
1A
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koordinasi Pelaksanaan, Monev dan Pelaporan RAD GRK


Indikator Target Kriteria Penilaian
Jumlah Anggota Pokja yang 5 (lima) orang/ provinsi pengampu • 100% terlatih
terlatih tiap bidang di RAN-GRK • Sertifikat hasil pelatihan
• Pelaksanaan RAD-GRK dan
dokumen PEP sesuai juknis
Revisi Dokumen RAD-GRK yang 34 Dokumen • Pelaksanaan konsultasi dengan
disampaikan kepada Bappenas pusat
• Kandungan materi revisi sesuai
dengan karakteristik daerah
Jumlah FGD/Workshop dan Hasil 3 (tiga) kali FGD/Workshop • Tema FGD/Workshop sesuai
FGD/Workshop tersebut dengan kebutuhan
• Sesuai dengan Standar Biaya
Masukan 2015
Laporan Antara dan Laporan Akhir 2 laporan • Laporan PEP RAD-GRK
PEP RAD-GRK disampaikan sesuai diterima pusat (baik soft copy
jadwal maupun hard copy)
Jumlah Dokumen RAD-GRK 34 Dokumen • Bukti penerimaan dokumen
tercetak dan terdistribusi RAD-GRK di Kab/Kota
Data Terakhir yang sudah divalidasi 5 (lima) jenis data sesuai dengan • Ketersediaan data untuk 5
tersedia di SKPD bidang RAD-GRK (lima) bidang
• Keabsahan dan kevalidan data
– dicek oleh Sekretariat Pusat
16
1A
RUANG LINGKUP

| Koordinasi Pelaksanaan, Monev dan Pelaporan RAD GRK


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANGLINGKUP KEGIATAN OUTPUT PESERTA NARASUMBER

1 Konsultasi Pemerintah 1 Jumlah anggota Pokja yang 1 170 orang dari daerah 1 Sekretariat RAN-GRK
Daerah ke Pusat termasuk terlatih (masing-masing provinsi 5 Pusat, Narasumber dari
Capacity Building orang) K/L –Bappenas,
Kemen.ESDM, Kemenhub,
KLHK, Kementan,
Kemen.PU
2 Revisi Dokumen RAD-GRK 2 Dokumen RAD-GRK Revisi 2 34 Provinsi 2 Bappenas/Sekretariat
sesuai dengan kebutuhan RAN-GRK Pusat
daerah, termasuk biaya
narasumber
3 Penyelenggaraan FGD/ 3 Laporan hasil 3 170 orang dari daerah 3 Sekretariat RAN-GRK
Workshop/Sosialiasi penyelenggaraan (masing-masing provinsi 5 Pusat, Narasumber dari
FGD/Workshop orang) K/L –Bappenas,
Kemen.ESDM, Kemenhub,
KLHK, Kementan,
Kemen.PU
4 Penyusunan Pelaporan 4 Laporan Antara dan 4 34 Provinsi 4 Bappenas/Sekretariat
Pemantauan, Evaluasi, Laporan Akhir PEP RAD- RAN-GRK Pusat
dan Pelaporan (PEP) GRK
Pelaksanaan RAD-GRK
5 Pencetakan dan distribusi 5 Jumlah Dokumen RAD- 5 34 Provinsi 5 Bappenas/Sekretariat
dokumen RAD-GRK GRK tercetak dan RAN-GRK Pusat
terdistribusi
6 Update data-data 6 Data Terakhir di SKPD 6 34 Provinsi 6 Bappenas/Sekretariat
pelaksanaan RAD-GRK RAN-GRK Pusat
17
Pengembangan Strategi
Tim Kerja
Dekonsentrasi
Bappenas
1B Adaptasi Daerah terkait
RAN API
1D
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan RAN API


Tujuan Indikator Aktivitas
Memperkuat kebijakan perubahan iklim Jumlah pemerintah daerah Konsultasi pemerintah daerah ke
baik mitigasi dan adaptasi; yang terlatih pusat termasuk capacity building

Memberikan arahan untuk Jumlah FGD/Workshop dan Penyelenggaraan FGD/


pengarusutamaan isu adaptasi perubahan Hasil FGD/Workshop tersebut Workshop/Sosialiasi (termasuk
iklim dalam proses perencanaan biaya narasumber)
pembangunan nasional;

Menyediakan arahan aksi adaptasi Data Daerah terkait Pengumpulan data-data


perubahan iklim sektor serta aksi adaptasi penyusunan strategi adaptasi kerentanan daerah
perubahan iklim yang terintegrasi (lintas daerah
sektor) di dalam dokumen perencanaan;

Menyediakan arahan bagi langkah aksi Dokumen strategi adaptasi Penyusunan strategi adaptasi
adaptasi prioritas jangka pendek untuk daerah daerah (termasuk biaya tenaga
diusulkan, agar mendapatkan perhatian ahli/narasumber)
khusus dan dukungan pendanaan
internasional;

Sebagai arahan bagi sektor dan daerah Jumlah dokumen trategi Pencetakan dan distribusi
dalam mengembangkan langkah aksi adaptasi daerah tercetak dan dokumen strategi adaptasi daerah
adaptasi yang sinergis dan upaya terdistribusi
membangun sistem komunikasi dan
koordinasi yang lebih efektif
19
1D
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan RAN API


Indikator Target Kriteria Penilaian
Jumlah pemerintah daerah yang terlatih 2 orang/provinsi pengampu • 100% terlatih
tiap bidang di dalam RAN-API • Sertifikat pelatihan
• Pelaksanaan RAN-API sesuai
dengan Juknis
Jumlah FGD/Workshop dan Hasil 3 (tiga) kali FGD/Workshop dan • Tema FGD /workshop yang
FGD/Workshop RAN-API Hasil FGD/Workshop RAN-API sesuai dengan kebutuhan
di 15 daerah percontohan • Sesuai dengan standar biaya
masukan 2015
Data Daerah terkait penyusunan strategi Sejumlah Data Daerah terkait • Ketersediaan data untuk 5 (lima)
adaptasi daerah penyusunan strategi adaptasi bidang RAN-API
daerah, sesuai dengan 5 (lima) • Validasi dan keabsahan data
bidang RAN-API yang dilakukan oleh Sekretariat
RAN-API
Dokumen strategi adaptasi daerah Tersusunnya 15 (lima belas) • Kajian kerentanan yang telah
dokumen strategi adaptasi dilakukan dalam menyusun
daerah pada daerah dokumen strategi adaptasi
percontohan daerah
• Penyusunan oleh SKPD daerah
yang dilakukan dengan supervisi
dan arahan dari sekretariat
RAN-API
Jumlah dokumen trategi adaptasi daerah Sejumlah dokumen trategi • Bukti penerimaan dokumen
tercetak dan terdistribusi adaptasi daerah tercetak dan RAN-API di daerah
terdistribusi sesuai dengan 5 20
1D
RUANG LINGKUP

| Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan RAN API


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER
KEGIATAN
Konsultasi pemerintah Tercapainya jumlah Minimal 2 orang Sekretariat RAN-API
daerah ke pusat pemerintah daerah yang anggota SKPD tiap
termasuk capacity terlatih di 15 daerah provinsi
building percontohan
Penyelenggaraan FGD/ Terlaksananya Minimal 3 orang K/L terkait dengan
Workshop/Sosialiasi FGD/Workshop/Sosialisasi anggota SKPD tiap bidang RAN-API
(termasuk biaya RAN-API daerah percontohan
narasumber)
Pengumpulan data-data Tersedianya data Minimal 3 orang Sekretariat RAN-API
kerentanan daerah kerentanan daerah anggota SKPD tiap
daerah percontohan
Penyusunan strategi Tersusunnya strategi Minimal 3 orang K/L terkait dengan
adaptasi daerah adaptasi daerah di daerah anggota SKPD tiap bidang RAN-API
(termasuk biaya tenaga percontohan daerah percontohan
ahli/narasumber)
Pencetakan dan Terlaksananya penyusunan Sekretariat RAN-API Sekretariat RAN-API
distribusi dokumen dan pendistribusian
strategi adaptasi daerah dokumen adaptasi daerah
di daerah percontohan
21
Koordinasi Pelaksanaan
Tim Kerja
1C dan Pelaporan RAD MDGs
Dekonsentrasi
Bappenas
dan RAD PG
1B
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


Tujuan Indikator Aktivitas
Memperkuat koordinasi perencanaan daerah dalam Tersusunnya dokumen perencanaan dan Rapat koordinasi penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penganggaran kegiatan dalam rangka rencana kegiatan terkait
pencapaian sasaran/target RAD MDGs dan RAD PG pencapaian target MDGs dan program pelaksanaan RAD MDGs dan RAD PG
untuk mendukung pencapaian target MDGs nasional pangan dan gizi (RAD MDGs dan RAD PG) di provinsi tahun selanjutnya
dan target program pangan dan gizi nasional; di tingkat provinsi dengan target 100 %

Mendukung upaya koordinasi Bappeda Provinsi dalam Tersusunnya laporan semesteran Konsultasi provinsi ke pusat dalam
rangka pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pencapaian target MDGs dan program rangka perencanaan (perjadin)
percepatan pencapaian target MDGs dan target pangan dan gizi (RAD MDGs dan Rad PG)
program pangan dan gizi; di tingkat provinsi yang tepat waktu
dengan target 100 %

Mendukung upaya koordinasi Bappeda provinsi dalam Tersusunnya laporan tahunan pencapaian Pembinaan teknis/ fasilitas provinsi
rangka penyusunan rencana kegiatan pada RAN MDGs target MDGs dan program pangan dan gizi ke Kab/Kota untuk perencanaan
dan RAD PG tahun selanjutnya; (RAD MDGs dan RAD PG) di tingkat tahun berikutnya (perjadin)
provinsi yang tepat waktu dengan target
Mendukung upaya koordinasi Bappeda provinsi dalam 100 % Rapat koordinasi pemantauan
rangka pelaporan pelaksanaan RAD MDGs dan RAD PG; semesteran dan tahunan

Mendukung upaya koordinasi Bappeda Provinsi Kunjungan lapangan dalam rangka


dengan Bappeda Kabupaten/Kota dalam rangka monev (kab/kota terpilih) (perjadin)
penyusunan dan pelaporan RAD MDGs.
Konsultasi Provinsi ke pusat dalam
rangka monev (perjadin)

Rapat Koordinasi analisis hasil


monev pencapaian MDGs dan
program pengan dan gizi (RAD
MDGs dan RAD PG)

Konsinyasi Penyusunan Laporan: 1.


Monev Semesteran; 2. Laporan
Akhir Tahun 23
1B
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


INDIKATOR TARGET

Tersusunnya dokumen perencanaan dan penganggaran 100 %


kegiatan dalam rangka pencapaian target MDGs dan
program pangan dan gizi (RAD MDGs dan RAD PG) di
tingkat provinsi

Tersusunnya laporan semesteran pencapaian target 100 %


MDGs dan program pangan dan gizi (RAD MDGs dan
RAD PG) di tingkat provinsi yang tepat waktu

Tersusunnya laporan tahunan pencapaian target MDGs 100 %


dan program pangan dan gizi (RAD MDGs dan RAD PG)
di tingkat provinsi yang tepat waktu

24
1B
RUANG LINGKUP

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
No Lingkup kegiatan Output Peserta
1 Rapat koordinasi Penyusunan Dokumen rencana kegiatan 1. Bappeda Provinsi
Rencana Kegiatan Terkait terkait pelaksanaan RAD 2. SKPD terkait
Pelaksanaan RAD MDGs dan RAD MDGs dan RAD PG tahun 3. Lintas sektor (BPS,
PG di Provinsi tahun selanjutnya selanjutnya dll)
4. Sekretariat MDGs

2 Konsultasi Provinsi ke Pusat Laporan diskusi hasil 1. Bappeda Provinsi


dalam rangka perencanaan konsultasi dan rencana tindak
(perjadin) lanjut

3 Pembinaan teknis / Fasilitasi Laporan kegiatan pembinaan 1. Bappeda Provinsi


provinsi ke Kab/kota untuk teknis/fasilitasi provinsi ke 2. Bappeda Kab./Kota
perencanaan tahun berikutnya Kab/kota 3. Sekretariat MDGs
(perjadin)
4 Rapat koordinasi pemantauan Laporan hasil pemantauan 1. Bappeda Provinsi
semesteran dan tahunan semesteran dan tahunan 2. Bappeda Kab./Kota
serta rencana tindak lanjut 3. SKPD terkait
4. Sekretariat MDGs

25
1B
RUANG LINGKUP

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
No Lingkup kegiatan Output Peserta
5 Kunjungan lapangan dalam Laporan hasil kunjungan 1. Bappeda Provinsi
rangka monev (kab/kota lapangan dan rencana tindak 2. SKPD terkait
terpilih) (perjadin) lanjut 3. Lintas sektor
(BPS, dll)
4. Sekretariat MDGs
6 Konsultasi Provinsi ke Pusat Laporan diskusi hasil 1. Bappeda Provinsi
dalam rangka monev konsultasi dan rencana tindak
(perjadin) lanjut

7 Rapat koordinasi analisis Laporan analisis hasil Monev 1. Bappeda Provinsi


hasil monev pencapaian pencapaian MDGs dan 2. SKPD terkait
MDGs dan program pangan program pangan dan gizi (RAD 3. Lintas sektor
dan gizi (RAD MDGs dan MDGs dan RAD PG) 4. Para
RAD PG) Pakar/akademisi
5. Sekretariat MDGs
8 Konsinyasi penyusunan Laporan monev semesteran 1. Bappeda Provinsi
laporan : Laporan akhir tahun 2. SKPD terkait
1. Monev semesteran 3. Sekretariat MDGs
2. Laporan akhir tahun
26
Koordinasi Perencanaan
Tim Kerja
1D Pusat dan Daerah Dalam
Dekonsentrasi
Bappenas
Rangka Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan di Indonesia
1C
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan dan peningkatan Terlaksananya rapat koordinasi Rapat Koordinasi Percepatan
kualitas perencanaan, koordinasi dan program/ kegiatan antara pemerintah Penanggulangan Kemiskinan Daerah
monitoring-evaluasi pelaksanaan pusat dan daerah dalam rangka dalam lingkup Pengembangan
program dan kegiatan percepatan penanggulangan Penghidupan Berkelanjutan,
penanggulangan kemiskinan kemiskinan Pelayanan Dasar, P3BM dan Simpadu

Meningkatkan kapasitas pemerintah Terlaksananya pelatihan P3BM dan Training Pro-poor Planning,
daerah dalam perencanaan dan Peluncuran Sistem Database MDGs Budgeting & Monitoring (P3BM) dan
penganggaran yang berpihak kepada dan Program Pembangunan Daerah Pelucuran Sistem Database dan
masyarakat miskin sinkronisasi dengan SIMPADU

Menghindari tumpang tindih Terselenggaranya lokakarya dan Lokakarya & Diseminasi Data dengan
program dan mendorong efektivitas perbaikan ketersediaan data alat Pro-poor Planning Budgeting dan
program dan kegiatan serta pembangunan di daerah terutama Monitoring (P3BM) dan diunggah di
optimalisasi kelembagaan koordinasi data kemiskinan melalui pendekatan SIMPADU
penanggulangan kemiskinan daerah P3BM dan dikelola di SIMPADU

Memantau kinerja pelaksanaan Terkumpulnya laporan pemantauan Rapat Koordinasi pusat dan daerah
kegiatan Pengembangan pelaksanaan P2B TA 2015 dalam rangka pemantauan kemajuan
Penghidupan untuk masyarakat pelaksanaan kegiatan Pengembangan
kurang mampu secara berkelanjutan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
28
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA 1C
I. Koordinasi Perencanaan Pusat dan Daerah dalam Rangka

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
1. Kegiatan koordinasi yang dimaksud berupa rapat koordinasi program/kegiatan
penanggulangan kemiskinan antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka
meningkatkan harmonisasi dan efektivitas upaya pemerataan dan penanggulangan
kemiskinan
2. Rapat koordinasi setidaknya mecakup pembahasan mengenai:
• Akses penduduk terhadap sumber penghidupan yang produktif dan berkelanjutan, menggali
identifikasi potensi daerah dan infrastruktur pendukung ekonomi (P2B)
• Peningkatan pelayanan dasar dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat
kurang mampu
• Perencanaan, penganggaran dan monitoring kegiatan pembangunan daerah termasuk peningkatan
kualitas musrenbang daerah dengan alat P3BM
• Pembaharuan dan pengelolaan data daerah menggunakan SIMPADU
3. Hasil kegiatan diantaranya berupa:
• Analisa permasalahan kemiskinan daerah (akses sumber penghidupan, identifikasi potensi lokal,
infrastruktur pendukung ekonomi, Pelayanan Dasar, MDGs, dll),
• Laporan singkat evaluasi kinerja pemerintah daerah dalam perencanaan, penganggaran dan
monitoring program/kegiatan pembangunan daerah dalam lingkup P2B, Pelayanan Dasar dan
P3BM,
• Langkah-langkah memperkuat kelembagaan TKPKD dan mendorong terjadinya sinergi pelaku
pembangunan
4. Rapat koordinasi dilakukan setidaknya dua (2) kali dengan melibatkan pemerintah
pusat, pemerintah daerah (Bappeda, TKPKD, SKPD, BPMPD, dll), perguruan tinggi dan
LSM
29
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA 1C
II. Training Pro-poor Planning, Budgeting & Monitoring dan

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


Peluncuran Sistem Database MDGs dan Program Pembangunan
Daerah dan sinkronisasi dengan SIMPADU
1. Training dilaksanakan di tingkat provinsi dengan mengundang peserta
dari provinsi dan perwakilan seluruh kab/kota pada provinsi tersebut
2. Training diprioritaskan untuk provinsi yang belum pernah menerima
training P3BM sebelumnya atau sesuai kebutuhan daerah
3. Peserta training setidaknya terdiri dari Bappeda, SKPD kunci, BPS,
perguruan tinggi dan LSM
4. Pelaksanaan training harus mengacu kepada kurikulum dan syarat
pelaksanaan pelatihan P3BM yang dikeluarkan Direktorat
Penanggulangan Kemiskinan Bappenas
5. Hasil pelatihan dan analisa akan dipaparkan pada Peluncuran Sistem
Database MDGs dan Pembangunan Daerah dan ditampilkan secara on-
line di SIMPADU Kemiskinan untuk dimanfaatkan dalam
penyelenggaraan musrenbang daerah

30
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA 1C
III. Lokakarya & Diseminasi Data dengan alat Pro-poor Planning

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


Budgeting dan Monitoring (P3BM) dan SIMPADU
1. Lokakarya dilaksanakan untuk memperbaiki ketersediaan data MDGs,
data pembangunan daerah dan data kemiskinan untuk kebutuhan
perencanaan dan penganggaran di daerah
2. Salah satu tujuan kegiatan ini untuk mengetahui kondisi penyediaan,
pengelolaan, penggunaan dan permasalahan data di daerah serta
menyetujui langkah-langkah perbaikan
3. Pokok-pokok diskusi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
- Sumberdaya manusia (kuantitas, kualitas dan kapasitas operator data
termasuk TKPKD)
- Mekanisme (koordinasi dan tim khusus data di SKPD)
- Mekanisme transfer data
- Kontrol kualitas data
- Dukungan anggaran dan regulasi
- Fasilitas (komputer, jaringan, system, tempat, tim khusus)
4. Hasil dari lokakarya data adalah adanya kesepakatan peserta selaku
penyedia dan koordinator ketersediaan data sektor di daerah
5. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah dibentuknya Forum Data dengan
keanggotaan yang didukung peraturan pemerintah daerah
6. Untuk TA 2015 kegiatan dilakukan setidaknya satu (1) kali 31
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA 1C
IV. Rapat Koordinasi Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


Kegiatan Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
1. Rapat koodinasi ini dilaksanakan dalam rangka memantau pelaksanaan
kegiatan-kegiatan P2B di masing-masing provinsi dengan mengundang TKPK
Provinsi dan Kabupaten.
2. Kegiatan yang dipantau meliputi PKKPM di 5 provinsi dan PIE di 33 provinsi,
serta kegiatan-kegiatan P2B yang dikelola oleh Kemenaker, Kemenkop UKM,
KKP, dan Kemensos.
3. Pemantauan dengan meggunakan mekanisme ini sebagai bagian dari
pemantauan internal pelaksana program. Pemantauan akan dilengkapi dengan
pemantauan independen dan partisipatif.
4. Hal-hal yang ingin dipantau dalam rakor tersebut adalah:
- Kinerja penyerapan dana dan kemajuan kegiatan
- Review daftar kegiatan dari pemanfaatan dana program
- Masalah di lapangan dan penyelesaian
- Rencana tindak lanjut
5. Diharapkan setelah penyelenggaraan rapat tersebut dihasilkan rencana tindak
yang kongkrit dalam mempercepat penyelesaian kegiatan.
6. Untuk TA 2015 kegiatan dilakukan setidaknya satu (1) kali.

32
1C
RUANG LINGKUP

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP KONSULTASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH DALAM
RANGKA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER


KEGIATAN
1 Rapat Koordinasi 1 Laporan singkat evaluasi kinerja 1 Bappeda Provinsi 1 Direktorat
Percepatan pemerintah daerah dalam 2 TKPKD Provinsi Penanggulangan
Penanggulangan perencanaan, penganggaran dan 3 SKPD Provinsi Kemiskinan, Bappenas
Kemiskinan Daerah dalam monitoring program/kegiatan 4 (kunci) 2 Pakar/ Akademisi
lingkup P3BM, Simpadu, daerah 5 Akademisi 3 Bappeda Provinsi
P2B dan Pelayanan Dasar 2 Analisa permasalahan daerah 6 Koordinator
dalam lingkup MDGs, Pelayanan Provinsi P3BM
Dasar, akses sumber 7 LSM
penghidupan, dll
3 Identifikasi langkah-langkah
memperkuat kelembagaan dan
fungsi TKPKD
2 Training P3BM dan 1 Hasil analisa capaian MDGs 1 Bappeda Provinsi A Training:
Peluncuran Sistem daerah 2 TKPKD Provinsi 1 Direktorat
Database MDGs dan 2 Peluncuran Database MDGs dan 3 SKPD Provinsi Penanggulangan
Program Pembangunan Pembangunan Daerah (kunci) Kemiskinan, Bappenas
Daerah dan sinkronisasi 4 Bappeda Kab/Kota 2 Bappeda Provinsi
dengan SIMPADU di provinsi terkait 3 Master Trainer P3BM
5 Akademisi Pusat dan provinsi
6 LSM B Peluncuran Database:
1 Gubernur
2 Liaison Officer Bapepnas 33
3 Bappeda Provinsi
1C
RUANG LINGKUP

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP KONSULTASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH DALAM
RANGKA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER


KEGIATAN
3 Lokakarya & Diseminasi 1 Pembaharuan pada sistem 1 Bappeda Provinsi 1 Gubernur
Data dengan alat P3BM database MDGs dan program 2 TKPKD Pokja Data 2 Direktorat
dan SIMPADU pembangunan 3 SKPD Provinsi Penanggulangan
2 Database terunggah pada (pengelola data) Kemiskinan, Bappenas
SIMPADU Kemiskinan 4 BPS Provinsi 3 Bappeda Provinsi
5 Akademisi 4 SKPD Provinsi
6 LSM 5 BPS Provinsi
6 Sekretariat Nasional
P3BM
4 Rapat koordinasi pusat 1 Laporan pemantauan 1 TKPKD Provinsi 1 Direktorat
dan daerah dalam rangka pelaksanaan P2B TA 2015 2 TKPKD Kabupaten Penanggulangan
pemantauan kemajuan 2 Komitmen rencana tindak terdiri dari unsur: Kemiskinan, Bappenas
pelaksanaan kegiatan percepatan pelaksanaan kegiatan - Bappeda 2 Sekretariat P2B, Bappenas
Pengembangan - Bapermas 3 Bappeda/ Bapermas
Penghidupan - Dinasnaker Provinsi
Berkelanjutan (P2B) - Dinsos 4 K/L Terkair
- Dinas Kelautan
- Perikanan
- Dinas Koperasi
- UKM
- Dinas Peridustrian
- Dinas Pertanian 34
Tim Kerja
Dekonsentrasi
Bappenas
2A Koordinasi Isu, Program,
dan Kegiatan Strategis
2A
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan Pembangunan Jumlah Anggota Pokja yang Konsultasi Pemerintah Daerah ke
Nasional dan Daerah melalui terlatih pusat termasuk Capacity Building
perkuatan koordinasi dan sinergi dan Bimbingan Teknis
penyerasian Isu, Program dan
Kegiatan Strategis secara terpadu
antara Kementerian PPN/ Dokumen Isu, Program dan Penyusunan dan Penetapan Isu,
Bappenas, Kementerian/Lembaga Kegiatan Strategis Pemerintah Program dan Kegiatan Strategis
(K/L) dan Pemerintah Daerah Daerah yang disampaikan kepada sesuai dengan kebutuhan daerah
(Pemda). Bappenas dan serasi (terkait, konsisten,
lengkap dan terukur) dengan
prioritas nasional

36
2A
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS
1. Penilaian Terhadap Muatan Isu Strategis
1. keterkaitan
2. konsistensi
3. kelengkapan dan kedalaman
4. keterukuran

2. Penilaian Terhadap Proses Penetapan dan Penyepakatan Isu


Strategis
1. Proses Perencanaan Dari Bawah (bottom-up)
2. Proses Perencanaan Dari Atas (top-down)
3. Proses Perencanaan Teknokratik
4. Proses Perencanaan Politik

3. Penilaian Hasil Kesepakatan Pendanaan Isu Strategis dalam


RKP atau Renja K/L
37
2A
KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS
I. BOBOT PENILAIAN TERHADAP ISU STRATEGIS
NILAI DAN LEVEL PENILAIAN *) KRITERIA PENINGKATAN
KRITERIA INDIKATOR
TA 2012 TA 2013 TA 2014 INDIKATOR **)
Tersedianya Isu Strategis berupa Program, Kegiatan dan Indikatornya yang LOW/MID LOW/MID LOW/MID
1. Peningkatan Level
mengacu pada sasaran Prioritas Pembangunan Nasional /HIGH /HIGH /HIGH
KETERKAITAN
Tersedianya Isu Strategis berupa Program, Kegiatan dan Indikatornya yang LOW/MID LOW/MID LOW/MID
2. Peningkatan Level
mengacu pada sasaran Prioritas Pembangunan Provinsi /HIGH /HIGH /HIGH

Tersedianya Isu Strategis berupa Program, Kegiatan dan Indikatornya yang LOW/MID LOW/MID LOW/MID
3. Peningkatan Level
pelaksanaannya bersifat jangka menengah /HIGH /HIGH /HIGH
KONSISTENSI Tersedianya Isu Strategis berupa Program, Kegiatan dan Indikatornya yang
LOW/MID LOW/MID LOW/MID
4. menggambarkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Peningkatan Level
/HIGH /HIGH /HIGH
Daerah dan Swasta/BUMN/BUMD secara jelas

Tersedianya Isu Strategis berupa Program, Kegiatan dan Indikatornya yang LOW/MID LOW/MID LOW/MID
5. Peningkatan Level
KEDALAMAN DAN bersifat Capital Spending dan/atau Social Spending /HIGH /HIGH /HIGH
KELENGKAPAN Tersedianya Isu Strategis berupa Program, Kegiatan dan Indikatornya yang LOW/MID LOW/MID LOW/MID
6. Peningkatan Level
memiliki Kejelasan Lokasi, Durasi Waktu, dan Kebutuhan Pendanaannya /HIGH /HIGH /HIGH

Tersedianya Isu Strategis berupa Program, Kegiatan dan Indikatornya yang LOW/MID LOW/MID LOW/MID
7. Peningkatan Level
memiliki Rencana Pemenuhan Sharing Pendanaannya /HIGH /HIGH /HIGH
KETERUKURAN
LOW/MID LOW/MID LOW/MID
8. Tersedianya prakiraan maju anggaran tahun berikutnya Peningkatan Level
/HIGH /HIGH /HIGH

Keterangan : *) Penilaian Indikator diambil dari Hasil Tim Penilai Pangripta (Tim Penilai Utama, Tim Penilai Teknis dan
Tim Penilai Independen) dan dihitung dengan angka nilai : 0 - 100 point
Level Penilaian dikategorikan dalam 3 kelompok :
- Low : angka nilai yang diberikan < 40 point
- Mid : angka nilai yang diberikan 40 - 80 point
- High : angka nilai yang diberikan > 80 point
**) Peningkatan Kinerja pencapaian target Indikator dinilai berdasarkan :
- Peningkatan Level (misalnya : dr Low ke Mid/High; dr Mid ke High)
38
2A
KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS
II. BOBOT PENILAIAN TERHADAP PROSES PENETAPAN DAN PENYEPAKATAN ISU STRATEGIS
NILAI DAN LEVEL PENILAIAN *) KRITERIA PENINGKATAN
KRITERIA PARAMETER INDIKATOR
TA 2012 TA 2013 TA 2014 INDIKATOR **)
Usulan dari Pemerintah Kab/Kota dalam Persentase usulan Pemerintah Kab/Kota yang
DARI BAWAH (BOTTOM-UP) 1. Angka Angka Angka Peningkatan Nilai
penyusunan Isu Strategis menjadi bagian kegiatan dalam Isu Strategis

Sinkronisasi Isu Strategis dengan Tingkat kesesuaian tujuan dan sasaran isu
LOW/MID LOW/MID LOW/MID
DARI ATAS (TOP-DOWN) 2. Prioritas Daerah pada RKPD dan Prioritas strategis dengan prioritas pembangunan dalam Peningkatan Level
/HIGH /HIGH /HIGH
Nasional dalam RKP RKPD dan RKP

Ketersediaan dan kelengkapan sumber


Persentase program dan kegiatan Isu Strategis LOW/MID LOW/MID LOW/MID
TEKNOKRATIK 3. data dan informasi dalam penyusunan Peningkatan Level
yang dilengkapi dengan indikator kinerja /HIGH /HIGH /HIGH
Isu Strategis

Pertimbangan dan Pendapat Liaison Persentase kesesuaian prioritas program dan


LOW/MID LOW/MID LOW/MID
POLITIK 4. Officer (LO) dalam penyusunan Isu kegiatan dalam Isu Strategis dengan masukan Peningkatan Level
/HIGH /HIGH /HIGH
Strategis dari Liaison Officer (LO)

Keterangan : *) Penilaian Indikator diambil dari Hasil Tim Penilai Pangripta (Tim Penilai Utama, Tim Penilai Teknis dan Tim
Penilai Independen) dan dihitung dengan angka nilai : 0 - 100 point
Level Penilaian dikategorikan dalam 3 kelompok :
- Low : angka nilai yang diberikan < 40 point
- Mid : angka nilai yang diberikan 40 - 80 point
- High : angka nilai yang diberikan > 80 point

**) Peningkatan Kinerja pencapaian target Indikator dinilai berdasarkan :


- Peningkatan Level (misalnya : dr Low ke Mid/High; dr Mid ke High)
- Peningkatan Nilai (misalnya : dr nilai 25 ke 55; dr nilai 60 ke 90; dst)

39
2A
KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS
III. BOBOT PENILAIAN HASIL KESEPAKATAN PENDANAAN ISU STRATEGIS
NILAI DAN LEVEL PENILAIAN *) KRITERIA PENINGKATAN
KRITERIA
TA 2012 TA 2013 TA 2014 INDIKATOR **)

Persentase jumlah Kegiatan Strategis yang


1. dapat diakomodasi dalam pembahasan Angka Angka Angka Peningkatan Nilai
Musrenbang

Persentase jumlah anggaran Kegiatan


2. Strategis yang dapat diakomodasi dibanding Angka Angka Angka Peningkatan Nilai
pagu usulan anggaran yang diajukan

Keterangan :
*) Penilaian Indikator diambil dari Hasil Tim Penilai Pangripta (Tim Penilai Utama, Tim Penilai Teknis dan Tim Penilai
Independen) dan dihitung dengan angka nilai : 0 - 100 point
**) Peningkatan Kinerja pencapaian target Indikator dinilai berdasarkan :
- Peningkatan Nilai (misalnya : dr nilai 55 ke 65; dr nilai 60 ke 80; dst)

40
2A
RUANG LINGKUP

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS

RUANG LINGKUP KEGIATAN DUKUNGAN PENGUATAN ISU STRATEGIS

RUANG LINGKUP KEGIATAN OUTPUT PESERTA NARASUMBER

1. Rapat Teknis Penyusunan Mekanisme 1. Mekanisme Penetapan Isu Strategis 1. Bappeda Provinsi 1. Liaison Officer Bappenas
Penetapan Isu Strategis Provinsi 2. Laporan Prosiding Rapat Teknis 2. Para Pakar/Akademisi 2. Pakar/Akademisi
2. Rapat Koordinasi Penyusunan dan Penetapan 1. Dok. Kesepakatan Isu Strategis Provinsi 1. Bappeda Provinsi 1. Bappeda Provinsi
Isu Strategis Provinsi 2. Laporan Prosiding Rapat Koordinasi 2. Bappeda Kabupaten/Kota 2. Liaison Officer Bappenas
3. SKPD Provinsi 3. Pakar/Akademisi
4. Para Pakar/Akademisi
3. Sosialisasi dan Pelatihan Penyampaian Isu 1. Laporan Hasil Sosialisasi dan Pelatihan 1. Bappeda Provinsi 1. Liaison Officer Bappenas
dan Kegiatan Strategis Provinsi melalui e- 2. Bappeda Kabupaten/Kota 2. Tim Pelaksana Musrenbang
Musrenbang
3. SKPD Provinsi
4. Konsultasi Provinsi ke Pusat dalam rangka 1. Laporan Perjadin yang dilengkapi : 1. Bappeda Provinsi 1. Liaison Officer Bappenas
Temu Konsultasi/Penetapan Isu Strategis - Laporan diskusi hasil konsultasi 2. K/L terkait lainnya
Provinsi
- Laporan rencana tindak lanjut

41
Tim Kerja
Dekonsentrasi
Bappenas
2B Koordinasi Penghargaan
Pangripta Nusantara
2B
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Penghargaan Pangripta Nusantara


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan Pembangunan Nasional Terselenggaranya Dukungan Provinsi Penyelenggaraan FGD Penilaian Verifikasi
dan Daerah melalui Penilaian, Evaluasi dalam Penilaian Verifikasi Proses Proses Perencanaan lingkup Provinsi
dan Pemberian Penghargaan Pangripta Perencanaan dan Presentasi/Wawancara oleh Tim Penilai Pusat
Nusantara atas upaya Pemerintah di Pusat
Daerah menyelaraskan proses Dukungan Perjalanan Dinas dalam
perencanaan dan dokumen hasil rangka Presentasi/Wawancara Tim
perencanaan daerah (RPJMD dan RKPD). Provinsi ke Pusat

Terselenggaranya Rangkaian Penilaian Pembentukan Tim Penilai Provinsi untuk


Dokumen Perencanaan Kab/Kota oleh Menilai Dokumen Perencanaan Kab/Kota
Tim Penilai Provinsi

Penyelenggaraan FGD Penilaian Verifikasi


Proses Perencanaan lingkup Kab/Kota
oleh Tim Penilai Provinsi

Dukungan Perjalanan Dinas dalam


rangka Penilaian Verifikasi Proses
Perencanaan Tim Penilai Provinsi ke
Kab/Kota terpilih

Dukungan Perjalanan Dinas dalam


rangka Presentasi/Wawancara Tim
Kab/Kota Pemenang ke Pusat

43
2B
KRITERIA

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


PENILAIAN RKPD PROVINSI

Penilaian Tahap I terhadap 33 dokumen Penilaian Tahap III melalui presentasi dan
RKPD Provinsi yang menghasilkan 12 wawancara terhadap 12 provinsi nominasi
provinsi nominasi keterkaitan
1. keterkaitan 1. konsistensi
2. konsistensi 2. kelengkapan dan kedalaman
3. kelengkapan dan kedalaman 3. keterukuran
4. keterukuran 4. Proses Perencanaan Dari Bawah
(bottom-up)
Penilaian Tahap II terhadap proses 5. Proses Perencanaan Dari Atas (top-
perencanaan di 12 provinsi nominasi Proses down)
Perencanaan Dari Bawah (bottom-up) 6. Proses Perencanaan Teknokratik
1. Proses Perencanaan Dari Atas 7. Proses Perencanaan Politik
(top-down) 8. Inovasi
2. Proses Perencanaan Teknokratik 9. Tampilan dan Materi Presentasi
3. Proses Perencanaan Politik 10. Kemampuan Presentasi dan
4. Inovasi Penguasaan Materi
44
2B
KRITERIA

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


PENILAIAN RKPD KAB/KOTA

Penilaian Tahap I terhadap RKPD seluruh Kab/Kota di lingkup


Provinsi  menghasilkan 3 Kab/Kota terbaik per Provinsi
1. keterkaitan
2. konsistensi
3. kelengkapan dan kedalaman
4. keterukuran Penilaian
oleh
Penilaian Tahap II terhadap 3 Kab/Kota terbaik di Provinsi Tim Penilai
Menghasilkan 1 Kab/Kota Nominasi per Provinsi  Dikirim Provinsi
ke Pusat
1. Proses Perencanaan Dari Bawah (bottom-up)
2. Proses Perencanaan Dari Atas (top-down)
3. Proses Perencanaan Teknokratik
4. Proses Perencanaan Politik
5. Inovasi Penilaian
oleh
Penilaian Tahap III melalui persentasi dan wawancara Tim Penilai
terhadap Kab/Kota terbaik dari tiap provinsi Pusat

45
2B
KRITERIA PENILAIAN DOKUMEN RKPD

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


NILAI DAN LEVEL PENILAIAN *) KRITERIA PENINGKATAN
KRITERIA INDIKATOR
LOW MID HIGH VERY HIGH INDIKATOR **)

Tersedianya penjelasan strategi dan arah kebijakan RKPD yang terkait dengan:
1. Peningkatan Level
visi dan misi, strategi dan arah kebijakan RPJMD
KETERKAITAN
Tersedianya penjelasan strategi dan arah kebijakan RKPD yang terkait dengan
2. Peningkatan Level
tujuan, sasaran, dan prioritas RKP

Terwujudnya konsistensi antara hasil evaluasi pelaksanaan RKPD dengan isu


3. Peningkatan Level
strategis

4. Terwujudnya konsistensi antara isu strategis dengan prioritas pembangunan Peningkatan Level
KONSISTENSI
Terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dengan pagu anggaran
5. Peningkatan Level
SKPD
Terwujudnya konsistensi antara prioritas pembangunan dalam RKPD dengan
6. Peningkatan Level
program/kegiatan SKPD

7. Tersedianya kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan Peningkatan Level

8. Tersedianya kerangka kebijakan keuangan daerah Peningkatan Level

Tersedianya analisa, arah kebijakan pembangunan wilayah, dan prioritas


9. Peningkatan Level
pembangunan wilayah kabupaten/kota
Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan pertumbuhan ekonomi (Pro
10. Peningkatan Level
KEDALAMAN DAN Growth)
KELENGKAPAN Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan (Pro
11. Peningkatan Level
Poor)
Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan pengurangan pengangguran
12. Peningkatan Level
(Pro Job)
Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan berwawasan lingkungan (Pro
13. Peningkatan Level
Environment)

14. Tersedianya uraian strategi dan arah kebijakan MDG’s Peningkatan Level

Tersedianya rumusan sasaran pembangunan daerah, hasil program, dan


15. output kegiatan dengan indikator kinerja yang terukur (berbasis kinerja) – Peningkatan Level
KETERUKURAN berdasarkan matrik

16 Tersedianya prakiraan maju anggaran tahun berikutnya Peningkatan Level

Keterangan : *) Penilaian Indikator diambil dari Hasil Tim Penilai Pangripta (Tim Penilai Utama, Tim Penilai Teknis dan Tim
Penilai Independen)
Level Penilaian dikategorikan dalam 4 kategori :
- Low : hasil penilaian dengan kategori rendah
- Mid : hasil penilaian dengan kategori sedang
- High : hasil penilaian dengan kategori tinggi
- Very High : hasil penilaian dengan kategori sangat tinggi
**) Peningkatan Kinerja pencapaian target Indikator dinilai berdasarkan :
- Peningkatan Level (misalnya : dr rendah ke sedang/tinggi; dr sedang ke tinggi/sangat tinggi) 46
2B
KRITERIA PENILAIAN PROSES PENYUSUNAN RKPD

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


NILAI DAN LEVEL PENILAIAN *) KRITERIA PENINGKATAN
KRITERIA PARAMETER INDIKATOR
LOW MID HIGH VERY HIGH INDIKATOR **)
Usulan dari Musrenbang Level Persentase usulan dalam Musrenbang Level
1. Peningkatan Level
dibawahnya dalam penyusunan RKPD dibawahnya yang menjadi kegiatan RKPD
DARI BAWAH (BOTTOM-UP)
Partisipasi masyarakat dalam Persentase keterlibatan masyarakat dalam
2. Peningkatan Level
penyusunan RKPD Musrenbang RKPD

Tingkat kesesuaian tujuan dan sasaran, isu


Sinkronisasi Prioritas Daerah dalam
3. strategis dan prioritas pembangunan dalam Peningkatan Level
RKPD dan Prioritas Nasional dalam RKP
DARI ATAS (TOP-DOWN) RKPD

Sinergitas program dan kegiatan dalam Persentase program dan kegiatan RKPD yang
4. Peningkatan Level
RKPD dan RKP mendukung RKP

Ketersediaan dan kelengkapan sumber


Persentase program dan kegiatan RKPD yang
5. data dan informasi dalam penyusunan Peningkatan Level
dilengkapi dengan indikator kinerja
TEKNOKRATIK RKPD

Kapasitas Perencana Daerah dalam Tingkat kapasitas perencana Bappeda dalam


6. Peningkatan Level
Penyiapan RKPD penyusunan RKPD
Pertimbangan dan Pendapat DPRD Persentase kesesuaian prioritas program dan
7. Peningkatan Level
dalam penyusunan RKPD kegiatan RKPD dengan usulan DPRD
POLITIK Persentase kesesuaian prioritas program dan
Konsultasi Publik dalam penyusunan
8. kegiatan RKPD dengan usulan masyarakat sipil Peningkatan Level
RKPD
(LSM, PT, dan pelaku usaha)

Inovasi pada proses perencanaan melalui


9 Inovasi pada proses perencanaan Peningkatan Level
pendekatan non-konventional
INOVASI Inovasi pada kebijakan dan program,
Inovasi pada kebijakan dan program
10 pembangunan, contoh terkait dengan regulasi, Peningkatan Level
pembangunan
efisiensi pembiayaan

Keterangan : *) Penilaian Indikator diambil dari Hasil Tim Penilai Pangripta (Tim Penilai Utama, Tim Penilai Teknis dan Tim
Penilai Independen)
Level Penilaian dikategorikan dalam 4 kategori :
- Low : hasil penilaian dengan kategori rendah
- Mid : hasil penilaian dengan kategori sedang
- High : hasil penilaian dengan kategori tinggi
- Very High : hasil penilaian dengan kategori sangat tinggi
**) Peningkatan Kinerja pencapaian target Indikator dinilai berdasarkan :
- Peningkatan Level (misalnya : dr rendah ke sedang/tinggi; dr sedang ke tinggi/sangat tinggi) 47
2B
RUANG LINGKUP

| Koordinasi Penghargaan Pangripta Nusantara


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER
KEGIATAN
1 Tim Penilai Provinsi untuk 1 SK KPA tentang Tim Penilai 1 Bappeda Provinsi
Menilai Dokumen Dokumen Perencanaan 2 SKPD Provinsi
Perencanaan Kab/Kota Kab/Kota dalam rangka 3 Pakar/Akademisi
Pangripta Nusantara
2 FGD Penilaian Verifikasi 1 Dok. Hasil Penilaian 1 Tim Penilai Pusat 1 Pakar/Akademisi
Proses Perencanaan Pangripta Nusantara 2 Bappeda Provinsi
lingkup Provinsi oleh Tim 2 Laporan Prosiding FGD 3 Pakar/Akademisi
Penilai Pusat
3 FGD Penilaian Verifikasi 1 Dok. Hasil Penilaian 1 Tim Penilai Provinsi 1 Pakar/Akademisi
Proses Perencanaan Pangripta Nusantara 2 Bappeda Kab/Kota
lingkup Kab/Kota oleh Tim 2 Laporan Prosiding FGD 3 Pakar/Akademisi
Penilai Provinsi
4 Perjalanan Dinas ke Pusat 1 Laporan Perjadin yang 1 Bappeda Provinsi 1 Tim Penilai Pusat
dilengkapi : 2 Sekretariat Pangripta
- Laporan hasil diskusi Nusantara Bappenas
- Laporan rencana tindak
lanjut
5 Perjalanan Dinas ke 1 Laporan Perjadin yang 1 Bappeda Provinsi 1 Bappeda Kab/Kota
Kab/Kota dilengkapi : 2 Tim Penilai Provinsi 2 SKPD Kab/Kota
- Laporan hasil diskusi
- Laporan rencana tindak
lanjut

48
Tim Kerja
Dekonsentrasi
Bappenas
2C Koordinasi dan Pelaporan
Dana Dekon/TP/UB
2C
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi dan Pelaporan Dana Dekon/TP/UB


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan Pembangunan Jumlah Anggota Pokja yang Konsultasi Pemerintah Daerah ke
Nasional dan Daerah melalui terlatih pusat termasuk Capacity Building
perkuatan koordinasi dan dan Bimbingan Teknis
pelaporan Dana Dekonsentrasi,
Tugas Perbantuan dan Urusan
Laporan Dana Dekonsentrasi, Koordinasi Pengumpulan data dan
Bersama secara terpadu antara
Tugas Perbantuan dan Urusan Informasi, Penyusunan dan
Kementerian PPN/ Bappenas,
Bersama yang disampaikan kepada Penyampaian Laporan
Kementerian/Lembaga (K/L) dan
Bappenas melalui e-Monev sesuai Dekonsentrasi, Tugas Perbantuan
Pemerintah Daerah (Pemda).
PP No. 39/2006 tentang Tata Cara dan Urusan Bersama setiap
Pengendalian dan Evaluasi Triwulanan melalui e-Monev
Pelaksanaan Rencana
Pembangunan secara tepat waktu

50
2C
RUANG LINGKUP

| Koordinasi dan Pelaporan Dana Dekon/TP/UB


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS

RUANG LINGKUP KEGIATAN DUKUNGAN PENGUATAN KOORDINASI DAN PELAPORAN DEKON/TP/UB

RUANG LINGKUP KEGIATAN OUTPUT PESERTA NARASUMBER

1. Rapat Teknis Penyusunan Laporan 1. Mekanisme Pengumpulan Data & Info 1. Bappeda Prov/Kab/Kota 1. Deputi Evaluasi Bappenas
Dekonsentrasi, Tugas Perbantuan dan Urusan 2. Daftar Penanggungjawab Kegiatan 2. SKPD Provinsi/Kab/Kota 2. K/L terkait lainnya
Bersama
3. Laporan Prosiding Rapat Teknis
2. Rapat Koordinasi Penyusunan dan Evaluasi 1. Laporan Triwulanan e-Monev 1. Bappeda Prov/Kab/Kota 1. Bappeda Provinsi
Kinerja Laporan Dekonsentrasi, Tugas 2. Laporan Evaluasi Kinerja Dekon/TP/UB 2. SKPD Provinsi/Kab/Kota 2. Deputi Evaluasi Bappenas
Perbantuan dan Urusan Bersama
3. Laporan Prosiding Rapat Koordinasi 3. Pakar/Akademisi

3. Sosialisasi dan Pelatihan Penyusunan Laporan 1. Laporan Hasil Sosialisasi dan Pelatihan 1. Bappeda Prov/Kab/Kota 1. Deputi Evaluasi Bappenas
Dekon/TP/UB melalui e-Monev 2. SKPD Provinsi/Kab/Kota

4. Konsultasi Provinsi ke Pusat dalam rangka 1. Laporan Perjadin yang dilengkapi : 1. Bappeda Provinsi 1. Deputi Evaluasi Bappenas
Pelaporan Dekon/TP/UB - Laporan diskusi hasil konsultasi 2. K/L terkait lainnya
- Laporan rencana tindak lanjut

51
PERJANJIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN
DEKONSENTRASI
TA 2015

Kebijakan Pelaksanaan
Dekonsentrasi
TA 2015

© SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015


DASAR HUKUM

• Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014


tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah

• Peraturan Menteri PAN dan RB No 53 Tahun 2014


tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Pengertian
• Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
• Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima
amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas,
fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
• Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang
dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi
termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
Tujuan

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan


pemberi amanahuntuk meningkatkan integritas,
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi
kinerja aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai
dasarpemberian penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan
monitoring, evaluasi dan supervisi atas
perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Pihak yang Menyusun

1. Kementerian/Lembaga
a. Menteri PPN/Kepala Bappenas
b. Unit kerja (eselon I)
c. Pimpinan satker/eselon II
2. Pemerintah daerah
a. Pimpinan Tertinggi
b. Pimpinan SKPD

Bagi kementerian/lembaga yang berkewajiban menyalurkan dana


dekonsentrasi dan dana dalam rangka tugas pembantuan, maka
disusun secara tersendiri perjanjian kinerja antara pimpinan unit
organisasi yang bertanggungjawab atas pencapaian kinerjanya
dan pimpinan satuan kerja pemerintah daerah yang
melaksanakan tugas tersebut.
Waktu Penyusunan

• Perjanjian kinerja harus disusun setelah


suatu instansi pemerintah telah menerima
dokumen pelaksanaan anggaran, paling
lambat satu bulan setelah dokumen
anggaran disahkan.
Revisi
Perjanjian kinerja dapat direvisi dalam kondisi:
1. Terjadi pergantian/mutasi pejabat;
2. Perubahan dalam strategi yang
mempengaruhi pencapaian tujuan dan
sasaran (perubahan program, kegiatan dan
alokasi anggaran) ;
3. Perubahan prioritas/asumsi yang berakibat
secara signifikan dalam proses pencapaian
tujuan dan sasaran
Perjanjian Kinerja

Secara umum format Perjanjian Kinerja (PK) terdiri atas 2 (dua) bagian,
yaitu :
1. Pernyataan Perjanjian Kinerja
Pernyataan Perjanjian Kinerja ini paling tidak terdiri atas:
a. Pernyataan untuk mewujudkan suatu kinerja pada suatu tahun
tertentu;
b. Tanda tangan pihak yang berjanji/para bersepakat.Tanda tangan
pihak yang berjanji/para bersepakat.
2. Lampiran Perjanjian Kinerja
Lampiran Perjanjian Kinerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam dokumen perjanjian kinerja. Informasi yang disajikan dalam
lampiran perjanjian kinerja disesuaikan dengan tingkatnya.
Format Perjanjian Kinerja (1)
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan


akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Dr. Slamet Seno Adji, MA


Jabatan : Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

selaku Penanggung Jawab Program Perencanaan Pembangunan Nasional, selanjutnya


disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai dengan
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja tahun 2015 seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta melakukan evaluasi terhadap
capaian kinerja dari perjanjian ini.

Jakarta, Maret 2015


Pihak Kedua Pihak Pertama

Dr. Slamet Seno Adji, MA …………………………………


Format Perjanjian Kinerja (2)
Keterangan Penetapan Target

• > 75 : sangat baik


• > 65 – 75 : baik
• > 50 – 65 : cukup baik
• > 30 – 50 : agak kurang
• 0 – 30 : kurang
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014

Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs


Secara umum hasil Pemantauan Pelaksanaan RAD Percepatan
Pencapaian MDGs Provinsi tahun 2014, sebagai berikut:
1. Pedoman teknis pemantauan pelaksanaan RAD MDGs
secara umum telah dapat dilaksanakan oleh provinsi;
2. Informasi yang diperoleh dari pemantauan dapat
memberikan gambaran yang utuh tentang implementasi
RAD MDGs, dukungan anggaran, permasalahan yang
dihadapi, kinerja pencapaian sasaran MDGs; dan
3. Arah kebijakan di dalam dokumen RAD MDGs masing-
masing provinsi sudah memiliki keterkaitan dengan arah
kebijakan dengan Peta Jalan (roadmap) MDGs;
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014

Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs


4. Masih ditemukan perbedaan pada beberapa program dan
kegiatan yang tercantum pada dokumen Rencana Kerja
SKPD Provinsi dengan program dan kegiatan yang
tercantum pada RAD MDGs;
5. Masih ditemukan perbedaan pada jumlah alokasi
anggaran yang tercantum pada Rencana Kerja SKPD
dengan alokasi anggaran yang tercantum pada RAD MDGs;
dan
6. Alokasi anggaran yang dicantumkan sebagian besar
bersumber dari APBD, sementara itu hanya sebagian kecil
SKPD yang mencantumkan sumber dana dari pihak
swasta.
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014
Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD Pangan dan Gizi
Tingkat Nasional :
1. RAN-PG yang multi K/L berhasil disusun;
2. Meningkatnya integrasi kegiatan pangan dan gizi antara Kemkes
dengan Kementan yang ditunjukkan oleh keberadaan kegiatan
pangan dan gizi yang saling mendukung dalam RAN-PG;
3. Meningkatnya dukungan Badan POM terhadap perbaikan gizi,
khususnya mengenai pangan jajanan anak sekolah;
4. Meningkatnya dukungan Promosi Kesehatan terhadap upaya
pemenuhan pangan dan gizi masyarakat;
5. Meningkatnya kontribusi K/L di pusat dalam perbaikan gizi
6. Dilakukannya evaluasi pangan dan gizi secara bersama-sama oleh K/L
terkait; dan
7. Berjalannya mekanisme koordinasi melalui rapat dan pertemuan
teknis.
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014
Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD Pangan dan Gizi
Tingkat Daerah :
1. RAD-PG yang multi SKPD berhasil disusun yang ditetapkan dengan
peraturan Gubernur;
2. Meningkatnya integrasi kegiatan pangan dan gizi antara SKPD Kesehatan
dengan SKPD urusan Pangan;
3. Meningkatnya dukungan Balai POM terhadap perbaikan gizi, khususnya
mengenai pangan jajanan anak sekolah;
4. Meningkatnya dukungan Promosi Kesehatan terhadap upaya pemenuhan
pangan dan gizi masyarakat;
5. Meningkatnya kontribusi SKPD di daerah dalam perbaikan gizi;
6. Dilakukannya evaluasi pangan dan gizi bersama-sama oleh SKPD terkait;
7. Berjalannya mekanisme koordinasi melalui rapat dan pertemuan teknis;
8. Meningkatnya Kabupaten/Kota yang memiliki RAD-PG yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.

Anda mungkin juga menyukai