Anda di halaman 1dari 16

RELATIONSHIP

MANAJEMEN USAHA PERTANIAN


2016
RELATIONSHIP DALAM USAHATANI
 Usahatani :
 Mosher (1968)
 Hubungan (relation) dari sumber-sumber alam yang ada di
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti
tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah
itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas
tanah itu dan sebagainya.

 Tokhir (1982)
 Ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
 Usahatani
 Input/faktor produksi : semua yang diperlukan untuk
keberlangsungan kegiatan usahatani
 Output/produk : hasil dari kegiatan usahatani

 Relatioship dalam usahatani


 Hubungan antara input (faktor) dan output (produk) untuk
memudahkan dan mengefisienkan proses produksi sehingga
hasilnya lebih baik
MACAM-MACAM RELATIONSHIP
1. Factor-Product Relationship
2. Factor-Factor Relationship
3. Product-Product Relationship
4. Time Relationship
A. Factor-Product Relationship
 Factor-product Relationship merupakan hubungan antara
produksi dengan satu faktor fariabel yang disebut sebagai
fungsi produksi.

 Hubungan yang dihasilkan :


 Kenaikan hasil tetap (Constant return)
 Kenaikan hasil bertambah (Increasing return)
 Kenaikan hasil berkurang (Decreasing return)
 Kombinasi
1. Kenaikan Hasil Tetap
(Constan Return)
 Saat tiap kenaikan satu input menyebabkan kenaikan hasil
secara tetap
Output

Input
2. Kenaikan Hasil Bertambah
(Increasing Return)
 Apabila penambahan satu input menyebabkan hasil yang
meningkat Output

Input
3. Kenaikan Hasil Berkurang
(Decreasing Return)
 Apabila penambahan satu input menyebabkan kenaikan
hasil yang menurun
Output

Input
4. Kombinasi
 Kenaikan output bertambah dan kenaikan input berkurang

Output

Input
B. Product-Product Relationship
 Product-Product Relationship adalah hubungan antara
produk-produk yang dihasilkan
 Dalam proses usahatani tentunya akan menghasilkan produk
lebih dari dua
 Apabila satu faktor produksi digunakan untuk lebih dari satu
produk maka fungsi dapat ditulis
Y1=f(X1/X2,X3,...,Xn)
Y2=f(X1/X2,X3,...,Xn)
.
.
.
Yn=f(X1/X2,X3,...,Xn)
 Kemungkinan hubungan antar produk
 Joint Product
Hubungan antar produk yang selalu dihasilkan bersama-sama,
contoh : kapas dengan bijinya
 Complementary Product
Hubungan antar produk yang mana apabila produk satu
meningkat akan meningkatkan produksi produk lain
 Supplementary Product
Hubungan antar produk yang tidak terdapat pengaruh satu
sama lain
 Competitive Product
Hubungan antar produk yang mana produk satu akan menekan
hasil dari produklainnya
C. Factor-factor Relationship
 Contoh kasus:
 Untuk memperoleh produksi y sebesar 20 unit digunakan
faktor produksi dalam berbagai kombinasi.
 Bila diketahui harga x1 = Px1 = Rp 100/unit dan harga x2=
Px2 = Rp 400/unit, pada saat pemakaian berapa input
dicapai kombinasi optimum?
 Kombinasi optimum = Px2/Px1 = Rp 100/ Rp 400 = 0,25
 Yaitu pada pemakaian:
 antara 75-100 unit dan antara 67-62 unit
x1 (unit) ∆x1 x2 (unit) ∆x2 ∆x2/∆x1 y (unit)
(unit) (unit)
0   100     20

25 25 85 15 0.6 20

50 25 75 10 0.4 20

75 25 67 8 0.32 20

100 25 62 5 0.2 20

125 25 59 3 0.12 20

150 25 58 1 0.04 20
D. TIME RELATIONSHIP
 Time relationship adalah hubungan antara waktu
dengan faktor produksi maupun dengan produksinya.
 Contoh hubungan waktu dan produksi adalah
pengaturan dan teknologi maka sudah dapat
direncanakan waktu panen agar petani memperoleh
keuntungan yang tinggi.
 Di samping pengaturan waktu tanam, panen, dan
sebagainya, yang tidak kalah penting adalah waktu
hasil dijual, di mana, kepada siapa, berapa bagian,
juga akan menetukan pendapatan petani.
No Uraian Tanpa Pupuk Dengan Pupuk
Selisih
Organik Organik
1. a. Produksi (kg) 400,55 613,57 213,02
  b. Harga (Rp/kg) 1.533,33 1.533,33 -
  c. Nilai Produksi (Rp) 614.175,33 940.809,09 249.967,26
2 Biaya:      
  a. Benih (Rp) 53.333,64 53.333,64  
  b. Pupuk kimiawi (Rp) 250.650 150.641,36  
  c. Pupuk organik (Rp) - 255.486,82  
  d. Pestisida 7.742,73 7.742,73  
  e. Tenaga kerja luar 94.645,45 94.645,45  
(Rp)
  f. Lain-lain (Rp) 17.531,82 17.531,82  
  Total biaya (Rp) 423.903,64 579.381,27 155.478,18
3. Pendapatan (Rp) 190.271,69 361.427,27 171.155,58
4. Output input ratio 1,448 1,623  
5. Incremental B/C ratio 0,45 0,62 1,1
(IBC)
Contoh tersebut menunjukkan penambahan faktor produksi (x)
sebesar Rp 155.478 lebih kecil dari tambahan produksi (y)
sebesar Rp 249.967 nilai incremental B/C adalah 1,1
Nilai tersebut lebih besar dari satu. Dengan kata lain,
penggunaan pupuk organik pada pertanaman tembakau lebih
menguntungkan daripada tidak menggunakan pupuk organik.

Anda mungkin juga menyukai