Tokhir (1982)
Ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Usahatani
Input/faktor produksi : semua yang diperlukan untuk
keberlangsungan kegiatan usahatani
Output/produk : hasil dari kegiatan usahatani
Input
2. Kenaikan Hasil Bertambah
(Increasing Return)
Apabila penambahan satu input menyebabkan hasil yang
meningkat Output
Input
3. Kenaikan Hasil Berkurang
(Decreasing Return)
Apabila penambahan satu input menyebabkan kenaikan
hasil yang menurun
Output
Input
4. Kombinasi
Kenaikan output bertambah dan kenaikan input berkurang
Output
Input
B. Product-Product Relationship
Product-Product Relationship adalah hubungan antara
produk-produk yang dihasilkan
Dalam proses usahatani tentunya akan menghasilkan produk
lebih dari dua
Apabila satu faktor produksi digunakan untuk lebih dari satu
produk maka fungsi dapat ditulis
Y1=f(X1/X2,X3,...,Xn)
Y2=f(X1/X2,X3,...,Xn)
.
.
.
Yn=f(X1/X2,X3,...,Xn)
Kemungkinan hubungan antar produk
Joint Product
Hubungan antar produk yang selalu dihasilkan bersama-sama,
contoh : kapas dengan bijinya
Complementary Product
Hubungan antar produk yang mana apabila produk satu
meningkat akan meningkatkan produksi produk lain
Supplementary Product
Hubungan antar produk yang tidak terdapat pengaruh satu
sama lain
Competitive Product
Hubungan antar produk yang mana produk satu akan menekan
hasil dari produklainnya
C. Factor-factor Relationship
Contoh kasus:
Untuk memperoleh produksi y sebesar 20 unit digunakan
faktor produksi dalam berbagai kombinasi.
Bila diketahui harga x1 = Px1 = Rp 100/unit dan harga x2=
Px2 = Rp 400/unit, pada saat pemakaian berapa input
dicapai kombinasi optimum?
Kombinasi optimum = Px2/Px1 = Rp 100/ Rp 400 = 0,25
Yaitu pada pemakaian:
antara 75-100 unit dan antara 67-62 unit
x1 (unit) ∆x1 x2 (unit) ∆x2 ∆x2/∆x1 y (unit)
(unit) (unit)
0 100 20
25 25 85 15 0.6 20
50 25 75 10 0.4 20
75 25 67 8 0.32 20
100 25 62 5 0.2 20
125 25 59 3 0.12 20
150 25 58 1 0.04 20
D. TIME RELATIONSHIP
Time relationship adalah hubungan antara waktu
dengan faktor produksi maupun dengan produksinya.
Contoh hubungan waktu dan produksi adalah
pengaturan dan teknologi maka sudah dapat
direncanakan waktu panen agar petani memperoleh
keuntungan yang tinggi.
Di samping pengaturan waktu tanam, panen, dan
sebagainya, yang tidak kalah penting adalah waktu
hasil dijual, di mana, kepada siapa, berapa bagian,
juga akan menetukan pendapatan petani.
No Uraian Tanpa Pupuk Dengan Pupuk
Selisih
Organik Organik
1. a. Produksi (kg) 400,55 613,57 213,02
b. Harga (Rp/kg) 1.533,33 1.533,33 -
c. Nilai Produksi (Rp) 614.175,33 940.809,09 249.967,26
2 Biaya:
a. Benih (Rp) 53.333,64 53.333,64
b. Pupuk kimiawi (Rp) 250.650 150.641,36
c. Pupuk organik (Rp) - 255.486,82
d. Pestisida 7.742,73 7.742,73
e. Tenaga kerja luar 94.645,45 94.645,45
(Rp)
f. Lain-lain (Rp) 17.531,82 17.531,82
Total biaya (Rp) 423.903,64 579.381,27 155.478,18
3. Pendapatan (Rp) 190.271,69 361.427,27 171.155,58
4. Output input ratio 1,448 1,623
5. Incremental B/C ratio 0,45 0,62 1,1
(IBC)
Contoh tersebut menunjukkan penambahan faktor produksi (x)
sebesar Rp 155.478 lebih kecil dari tambahan produksi (y)
sebesar Rp 249.967 nilai incremental B/C adalah 1,1
Nilai tersebut lebih besar dari satu. Dengan kata lain,
penggunaan pupuk organik pada pertanaman tembakau lebih
menguntungkan daripada tidak menggunakan pupuk organik.