Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

WIRAUSAHA UNGGAS PETELUR

Diajukan untuk memenuhi

Tugas Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Disusun oleh : XII IPS 3

HETI SITI SALBIYAH (1819100267)

SMA NEGERI 2 KUNINGAN


TAHUN AJARAN 2020/2021

Jl.Arujikartawinata No.16 Telp : 0232 871063. Kuningan, Kode Pos 45511


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa Pangan merupakan kebutuhan
dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam Kewirausahaan Dari Dalam Budidaya Ternak Unggas Petelur. Sebagai
negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam serta sumber
pangan yang beragam, Indonesia seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pangannya
secara berdaulat dan mandiri.
Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan cara memproduksi pangan
sendiri melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya di bidang peternakan telah
membuka peluang berwirausaha. Peluang wirausaha di bidang budidaya unggas petelur
sangat besar karena telur adalah pangan pokok sebagai sumber utama protein dan lemak
hewani bagi masyarakat. Saat ini tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan semakin
besar. Jumlah penduduk yang terus bertambah perlu diiringi dengan usaha meningkatkan
produksi pangan. Budidaya ternak unggas menjadi salah satu usaha untuk memproduksi
pangan, khususnya telur.
Peluang Kewirausahaan Dari Dalam Budidaya Ternak Unggas Petelur sangat
besar karena kebutuhan telur untuk memenuhi nutrisi masyarakat sangat tinggi. Hal ini
menjadikan wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat menarik. Agar
seseorang dapat melakukan wirausaha di bidang usaha ternak ayam petelur, maka terlebih
dahulu harus mengenal teknik budidaya unggas petelur.
Dalam berwirausaha, hal penting yang harus diperhatikan adalah pemasaran
produk yang dihasilkan. Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh peluang pasar
dari produk yang hasilkan. Sebelum memulai wirausaha terlebih dahulu pelajarilah
produk sejenis yang sudah ada di pasar. Supaya produk yang kamu hasilkan dapat
diterima oleh pasar, buat produk budidaya yang dihasilkan lebih baik dari sudah.
Perlu diperhatikan bahwa produk budidaya unggas petelur berfungsi sebagai
pangan. Dalam proses yang dilakukan harus mengacu pada cara budidaya ternak yang
baik sehingga dapat menghasilkan pangan yang sehat dan higienis.

1.2 TUJUAN

o Dapat melakukan usaha pemeliharaan ayam petelur dengan baik dan memberikan
manfaat yang besar.
o Dapat memasarkan telur ayam dengan baik.
o Dapat mengetahui cara pemilihan jenis unggas yang baik.
o Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.
o Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain.
o Dengan usaha ini pengalaman dan penghasilan penulis dapat bertambah

1.3 PELUANG PASAR

Produksi unggas petelur salah satunya ayam petelur yang dapat menghasilakan
telur di Kota Kuningan telah memiliki pasar yang jelas. Kota Kuningan merupakan salah
satu wilayah yang memliki masyarakat yang cukup banyak. Selain itu banyak tempat-
tempat di daerah ini yang pasti membutuhkan telur ayam. Hampir semua peternak telur
ayam memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi telur
ayam seperti rumah makan, restaurant, café, toko bahan pangan, pedagang kaki lima dan
lain-lain serta hubungan itu tak akan pernah putus selagi manusia berkeinginan hidup
sehat.
BAB II

ANALISIS BIAYA

2.1 Analisis Biaya


Diasumsikan dalam 1 kali proses produksi akan diproduksi 150 ekor per tahun dan
menghasilkan sekitar 1.500 butir telur.
a. Investasi Alat dan Mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi
yang dibutuhkan untuk proses produksi ayam petelur. Alat dan mesin produksi
yang dibeli harus sesuai kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya.
Tabel 4. Investasi alat dan mesin ayam petelur

@
∑ ❑
No Jenis Alat Jumlah (Unit) (dalam Rp) ❑

(dalam Rp)

1 Kandang 150 15.000 2.250.000

2 Tempat makan 150 5.000 750.000

3 Tempat minum 150 3.000 450.000

Jumlah (Rp) 3.450.000

Biaya Penyusutan/bulan = total investasi/umur alat = 287.500


(3.450.000/12bulan)

b. Biaya Tidak Tetap (Variabel), yaitu biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah
produksi, jadi sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya
ini biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan.
Tabel 5. Biaya Tidak Tetap ayam petelur
@ Harga
No Bahan Baku Jumlah (dalam ribu Rp) (dalam ribu
Rp)

1 Bibit/induk 150 17.000 2.550.000

2 Pakan 20 kg 12.000 240.000

3 Obat-obatan 12 pcs 3.000 36.000


Jumlah per 1 tahun produksi (Rp) 2.826.000

c. Biaya Tetap, yaitu biaya yang dikeluarkan dan jumlahnya tetap setiap bulannya,
berapa pun jumlah produksinya. Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air,
gas, penyusutan alat, dan lainnya.
Tabel 6. Biaya Tetap ayam peterlur
Items Jumlah (dalam Rp)
Listrik/air 100.000
Penyusutan alat 50.000
Biaya lainnya 10.000
Total biaya per tahun 160.000

d. Total Biaya, yaitu jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada
proses produksi ayam petelur total biaya yang dibutuhkan adalah:
Total Biaya = Biaya Variabel + Biaya Tetap
= Rp2.826.000 + Rp160.000
= Rp2.986.000
e. Harga Pokok Produksi (HPP), yaitu harga pokok dari suatu produk, dimana jika
dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP
ditentukan untuk bisa menentukan harga jual, dimana harga jual adalah HPP
ditambah margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk ayam petelur ini
HPP nya adalah:
Total Biaya : Jumlah Produksi = Rp2.986.000 : 1.500 = Rp. 1.990.
f. Harga Jual, yaitu harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan
produk tersebut. Melihat HPP pada produk ayam petelur ini yaitu, Rp.1.990, maka
ditetapkan harga jual adalah Rp.3.000 per telur.
g. Penerimaan Kotor, yaitu jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, sebelum dipotong total biaya.
Tabel 8. Penerimaan kotor ayam petelur
Jenis Barang Jumlah Satuan (Rp) Total (Rp)
(telur)
1 1500 3000

Total (Rp) 4.500.000

h. Pendapatan Bersih (Laba), yaitu jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi ayam petelur, jumlah
penerimaan bersih adalah:
Pendapatan Bersih = Penerimaan Kotor - Total Biaya
= Rp.4.500.000 – Rp.2.986.000
= Rp.1.514.000
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi ayam petelur dalam satu tahun,
yaitu sebanyak 1500 telur ayam petelur, akan mendapatkan laba sebesar
Rp.1.514.000.
BAB III

PELAKSANAAN WIRAUSAHA

3.1 Penentuan Lokasi Kandang

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan
dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar
mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi
udara yang baik, tidak membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena
dapat menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun
hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup
memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan
bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

3.2 Pemilihan Jenis Unggas

Unggas petelur yang akan dipilih dalm proposal ini adalah unngas ayam petelur.
Unggas ayam yang dipilih untuk wirausaha haruslah ayam betina yang baik dan sehat,
agar dapat menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum
yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini
merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil
maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai
bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit
kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.

3.3 Pelaksanaan Budidaya

A.    Penyiapan Sarana

Kandang harus disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum,
tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan. Bentuk
kandang yang akan digunakan disini, menggunakan sistem kandang individual,
kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh
individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang
untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam
petelur komersial.

B. Peralatan

o Alas lantai/litter yang akan digunakan dalam keadaan kering, maka dari itu tidak
ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.
Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam
dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasil serutan kayu dengan
panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

o Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak
kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor
ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat
bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur
tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring
dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah
yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

o Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan


diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat
tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

o Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu atau apa
saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan
kotak khusus

C. Persiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara akan dipilih dalam keadaan yang :
1)    Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
2)    Pertumbuhan dan perkembangan normal.
 3)    Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam
umur sehari:
  1)    Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
2)    Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  3)    Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
  4)    Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  5)    Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  6)    Tidak ada letakan tinja diduburnya.

D. Pemeliharaan

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha


pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil
saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan
dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Untuk pemberian pakan ayam
petelur dilakukan secra rutin dan sesuai takaran umur ayam petelur.

E. Pemberian Vaksinasi dan Obat

Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menular
dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting
untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
- Vaksin aktif  adalah  vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang
ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
- Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu
membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya
disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:


o Ayam yang divaksinasi harus sehat
o Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
o Sterilisasi alat-alat.

F. Pemeliharaan Kandang
  
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu
dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada
bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya
guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang
dipelihara. Minimal tiga kali dalam seminggu untuk melakukan kegiatan
membersihkan kandang.
G. Panen
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang dihasilkan oleh
ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan
isi telur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama
pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00;
pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada
pukul 15.00-16.00. Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam
petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual
untuk dijadikan pupuk kandang. Pengumpulan Telur yang telah dihasilkan diambil
dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan
telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal
dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya
mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal
misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya
lonjong. Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter
atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas
besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya
pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
BAB IV

RENCANA PEMASARAN PRODUK HASIL BUDIDAYA

4.1 Pemasaran Hasil Budidaya Ayam Petelur

Pada awal pengembangan usaha ini, pemasaran produk difokuskan pada rumah makan-
makan, lestouran, dan pasar tradisional seperti pasar baru, pasar ancaran dan lain lain.
Produk telur ayam yang dihasilkan akan dipasarkan melalui :

1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai
wilayah Kota Kuningan dan sekitarnya seperti Darma, Ancaran, Ciawi, dan lain-lain.

2. Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti pasar baru, pasar ancaran, pasar
ciawi, atas produk telur ayam ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang
direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.

3. Hotel, restoran dan rumah makan. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui
sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.
BAB V

PENUTUP

Pada saat ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat sejalan dengan peningkatan pola
hidup manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari telur.
Selain itu juga adanya program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-
anak. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang
besar sehingga terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal.
Dengan melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang
menjanjikan bila di kelola secara intensif dan terpadu.

Anda mungkin juga menyukai